Classification
Type I
Type II
Type III
Type IV
Gestational
Pada orang dewasa normal, produksi insulin sekitar 50 unit per hari dari
sel beta lengerhans pancreas. Jumlah sekresi insulin terutama tergantung kadar
glukosa didalam plasma. Insulin, merupakan hormon anabolik paling penting
yang mempunyai efek metabolik yang banyak, meliputi peningkatan glukosa dan
potassium memasuki adiposa dan sel otot; meningkatan glikogen, protein, dan
sintesis asam lemak dan penurunan glikogenolisis, glukoneogenesis, ketogenesis,
lipolisis dan katabolisme protein (McAnulty, 2000).
Dalam proses operasi, kondisi hiperglikemi merupakan faktor risiko
penyebab terjadinya sepsis pasca-operatif, disfungsi endotel, iskemik cerebral, dan
penyembuhan luka yang lama. Selain itu, respon stres juga dapat mengakibatkan
ketosidosis diabetik atau sindrom hiperglikemik hiperosmolar selama operasi
berlangsung maupun setelah operasi. Monitoring kadar gula sebelum operasi
merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya potensi neuroglikemik. Kadar
gula darah yang tidak terkontrol banyak menyebabkan komplikasi dalam sistem
syaraf termasuk somnolen, tidak sadar, kejang, dan kematian. Beberapa studi
menyebutkan bahwa terjadinya hipoglikemi meningkatkan morbiditas dan
motalitas serta perawatan post-operatif yang lama di ICU (Sudhakaran, 2015).
Penelitian menunjukkan bahwa pembedahan pada pasien diabetes dapat
meningkatkan mortalitas sampai 10 kali, yang disebabkan oleh (McAnulty, 2000):
1. Sepsis
2. Neuropati autonomik
3. Komplikasi aterosklerosis (penyakit arteri koroner, stroke, penyakit
pembuluh darah perifer
4. Ketoasidosis dan koma hiperglikemik hiperosmolar
Trauma yang berkaitan dengan proses operasi meningkatkan produksi
hormon stres. Secara spesifik, peningkatan kadar kortisol dan katekolamin
mengurangi sensitifitas insulin, sementara itu, semakin tingginya aktifitas simpatis
semakin mengurangi sekresi insulin yang secara simultan meningkatkan growth
hormone dan sekresi glukagon. Perubahan dalam pola metabolik normal selama
proses operatif mendorong terjadinya glukoneogenesis, glikogenolisis, proteolisis,
lipoolisis, dan ketogenesisyang semakin membuat kondisi hiperglikemi dan
ketosis (Sudhakaran, 2015).
Terdapat sejumlah obat anastesi, yang memiliki efek pada kontrol kadar
glukosa. Kebanyakan agen induksi intravena ( IV ) memiliki efek yang relatif
aman pada kadar glukosa darah, kecuali etomidate. Etomidate diketahui dapat
sedikit
menyebabkan
hipotensi
selama
induksi
dan
umumnya
sedikit
menyebutkan
mekanisme
etomidate
menunjukkan
penekanan
fungsi
dan
pasien
secara
keseluruhan
sebelum
pembedahan.
mengevaluasi
fisiologis
harus
dilakukan
untuk
dengan
pertambahan
usia.
Bersihan
kreatinin
c. Manajemen cairan
Mengelola volume intravaskular yang tepat sangat penting dengan
menghindari kelebihan dan kekurangan pemberian cairan. Pasien usia
lanjut juga rentan terhadap dehidrasi karena penyakit, penggunaan
diuretik, puasa pra operasi dan penurunan respon haus. Asupan cairan oral
hingga 2 - 3 jam sebelum operasi, dan terapi pemeliharaan cairan yang
cukup serta menghindari terapi diuretik sebelum operasi dapat
menghindarkan kejadian hipotensi mendadak segera setelah induksi
anestesia. Hidrasi yang berlebihan juga harus dihindari pada usia lanjut
dengan ganggaun jantung karena mereka lebih rentan untuk terjadinya
kegagalan sistolik, perfusi organ yang jelek dan penurunan GFR (Kumra,
2008).
Pada pasien dengan diabetes, tujuan utama dari manajemen kadar gula
darah
intraoperatif
adalah
menghindari
terjadinya
hipoglikemi.
Dua teknik yang paling sering pada perioperatif managemen insulin pada
penderita DM
Bolus Administration
Continuous Infusion
D5W (1 mL/kg/h)
Regular
insulin
dose)
Intraoperative
Regular
insulin
(as
sliding scale)
per
Same as preoperative
Same as preoperative
3. Post-operative
Pengawasan pasca operasi pada geriatri sangat penting, terutama pada
operasi besar.
obat yang diminum secara rutin oleh penderita. Luka operasi pada geriatri
sulit sembuh. Karena komplikasi yang serius pasca operasi, beberapa senter
menganjurkan pasca operasi penderita geriatri dirawat di ICU (Kumra, 2008)
Pengobatan penderita penyakit kronik yang disertai dengan rasa nyeri
atau depresi akan lebih sulit. Jika pasien ini telah minum obat-obat tertentu
maka
pengelolaan nyeri pada pasien ini kita kadang harus konsultasi dengan
psikiater atau ahli spesialisasi nyeri kronik yang sebelumnya pernah merawat
penderita. Fisioterapi dini dan kontinyu serta mobilisasi dapat membantu
pemulihan pasca-operasi dan dapat mengurangi lama perawatan di rumah
sakit secara signifikan.
Pemantauan kadar gula darah postoperatif yang ketat pada pasien
diabetes melitus harus tetap dilakukan secara terus-menerus. Pentingnya
pemantauan ini berkaitan dengan variasi individu pada onset dan lama nya
kerja dari preparat insulin. Alasan lain pemantauan yang ketat adalah
progresivitas dari stress hiperglikemi dalam masa pemulihan. Jika kadar
glukosa darah tetap rendah setelah operasi, pemberian infus dextrose 5-10 g
glukosa per jam harus dilakukan untuk mencegah hipoglikemia dan ketosis.
Selain itu, jika pasien tidak dapat mentoleransi makanan oral dalam periode
waktu yang lama, maka total nutrisi parenteral (TPN) harus dipertimbangkan
(Sudhakaran, 2015).
Penggantian insulin fisiologis insulin dapat dilakukan dengan pemberian
insulin basal long-acting, insulin short-acting diikuti dengan pemberian
makanan, serta tambahan insulin rapid-acting untuk mengatasi hiperglikemia
jika diperlukan. Sangat penting untuk memastikan kadar insulin basal stabil
setelah pemberian insulin IV intraoperatif dihentikan terutama pada pasien
diabetes melitus tipe 1 guna mencegah terjadinnya diabetik ketoasidosis.
Setelah pasien dipastikan mampu mengkonsumsi makanan,maka insulin
intravena dapat dihentikan dan kontrol glikemik kembali pada prosedur
seperti sebelum dilakukannya operasi (Sudhakaran, 2015).
Perlu
diwaspadai
kemungkinan
terjadinya
hipoglikemia
atau
Onset
Lispro
1020 min
Peak
Action
3090
min
Duration
46 h
1530 min 13 h
57 h
Semilente, Semitard
3060 min 46 h
1216 h
24 h
810 h
1824 h
45 h
814 h
2536 h
Intermediate-
Lente,
Lentard,
Monotard,
acting
NPH, Insulatard
Long-acting
DAPUS
Kanonidou. Z., Karystiano, G. Anasthesia for The Eldery. 2007.
HIPPOKRATIA, 11, 4: 175-177.
Kumra VP. Issues in geriatric anaesthesia. SAARC J. Anesthesia. New Delhi,
2008. Hal:39 49.
Mathes DD. Management of Common Endocrine Disorder in Stone DJ ed.
Perioperative Care, 1sted, Mosby Year Book Inc, 1998: 235-265.