Anda di halaman 1dari 3

Spesifikasi Teknis Jalan Konstruksi Lapisan Penetrasi

B.

SYARAT TEKNIS KHUSUS

Pekerjaan Jalan Lingkungan (Konstruksi Lapen)


1.1 Umum
2.1.1

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :


Pembangunan Jalan Lingkungan (Lapen).
Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :
a.
Pekerjaan persiapan, antara lain

Pembuatan papan nama proyek

Pembuatan bedeng kerja dan Gudang bahan / alat

Photo/Dokumentasi proyek

Pengukuran/pematokan pada lokasi proyek


a.
Pekerjaan Konstruksi Jalan Lingkungan

Penyiapan Badan Jalan

Hamparan batu 5/7 + 3/5 dengan pemadatan

Lapisan aspal [prime coat]

Hamparan batu 2/3 dengan pemadatan

Lapisan aspal

Hamparan abu batu


c.
Pekerjaan penyelesaian, antara lain :

Pembersihan Sisa Pekerjaan

Angkutan sisa pekerjaan

1.2

Uraian Pekerjaan
1.2.1.

Pekerjaan Persiapan
a.

Pembuatan Papan Nama Proyek

Bentuk ukuran, isi dan warna papan nama proyek harus dibuat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Pemda Banten dan penempatannya
harus mendapatkan persetujuan Direksi. Papan nama proyek tersebut
harus sudah di cabut setelah Serah Terima Pekerjaan ke II,

b.

c.

d.

Jenis dan mutu bahan yang dipakai yakni papan, kaso yang bermutu
baik dan permukaan licin (diserut) serta dicat.

Bedeng Kerja dan Gudang Bahan/Alat


Segera setelah lokasi kerja diserahkan pada Kontraktor, kontraktor diwajibkan
menyediakan Bedeng Kerja dan Gudang Bahan/Alat. Penempatan Bedeng Kerja
dan Gudang Bahan/Alat dilokasi harus mendapat persetujuan Direksi.
Dokumentasi Proyek (Photo awal, pelaksanaan dan finishing)

Pemborong diwajibkan membuat photo proyek sesuai dengan kemajuan


pekerjaan (pada saat 0 %, 50 % dan 100 %) pada titik dan arah yang
sama, disusun di dalam album serta dibuat 3 (tiga) rangkap dan
diserahkan kepada Direksi.

Photo proyek berwarna, di cetak yang jelas dan bersih ukuran postcard.

Photo proyek dibuat rangkap 3 (tiga) dan di masukan ke dalam album


serta diserahkan pada Direksi.
Penentuan Titik nol, Ukuran ukuran dan Bouwplank

Sebelum pekerjaan di mulai, terlebih dahulu Direksi menentukan titik nol


atau Peil bangunan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan,

Titik tetap harus ditempatkan pada suatu tempat yang tidak akan
terganggu selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung,
1

Spesifikasi Teknis Jalan Konstruksi Lapisan Penetrasi

1.2.3

Ukuran patok dapat dilihat pada gambar Konstruksi, sedangkan ukuran


lain yang tidak tercantum dalam gambar atau kurang jelas, akan
ditentukan oleh Direksi,
Apabila terdapat perbedaan antara gambar dan persyaratan teknis ini,
maka yang lebih mengikat adalah gambar,
Ukuran dalam gambar detail lebih mengikat dari pada gambar lainnya,
Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat gambar
kerja yang dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi,
Tiang profil kayu kasau 5/7 cm dan reng kayu 3/5 cm dari kayu kelas II,
dipasang sesuai dengan kebutuhan dan harus mendapat persetujuan
Direksi.

Uraian Pekerjaan Konstruksi Jalan Lingkungan


a.

Penyiapan Badan Jalan


Segala jenis benda yang menghalangi kelancaran pelaksanaan pekerjaan
dibongkar / dibersihkan terlebih dahulu, seperti :

Pasangan batu bata yang tersisa,

Plat beton inrit,

Pagar halaman,

Sampah sampah yang ada di badan jalan,

Bangunan yang berada di badan jalan,

Dan lain lain.


Bangunan yang dibongkar, diganti atau dibangun kembali oleh Kontraktor
dalam keadaan semula ke daerah yang disepakati oleh kedua belah pihak.
(antara Masyarakat dengan Kontraktor).

b.

Hamparan Batu Pecah 3/5 dan 5/7, tebal 5 cm dengan pemadatan

Untuk pekerjaan Penghamparan batu pecah 3/5 dan 5/7, batu pecah yang
dipakai harus yang bersih dari segala kotoran,

Untuk daerah yang ada hubungannya dengan pekerjaan selanjutnya,


penimbunan tersebut harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak
mengganggu jalannya pekerjaan,

Pemadatan hamparan batu pecah tersebut pada badan jalan dilaksanakan


pada keadaan dimana tanah dasar mempunyai kadar air yang minimum,
dan dipadatkan dengan mesin gilas dengan kapasitas kemampuan
pemadatan minimal 3 ton. Hasil kepadatan yang dicapai harus mencapai
kepadatan di lapangan 90 % AASHTO (Standar).

c.

Pekerjaan Penyiraman aspal curah Manual (1 Kg/M2)


Setelah didapatkan lapisan batu pecah 3/5 dan 5/7, di siram dengan aspal dengan
kapasitas 1 kg/m2.

d.

Penetrasi, tebal 3 cm :

Setelah Prime Coat dilakukan dengan menggunakan aspal panas sebanyak


2,5 kg/m2 untuk penetrasi tebal 3 cm padat.

Aspal harus cukup cair (160 C) supaya dapat masuk ke lubang lubang
di antara batu batu. Tempat pemasakan aspal jaraknya tidak boleh lebih
dari 20 meter dari tempat gelaran.

Dalam penetrasi padat digelar batu pecah diameter 2 3 cm, harus rata
dan tidak boleh ada bagian bagian yang lebih berisi dari bagian bagian
yang lain. Hamparan Batu Pecah 2/3 tebal 3 cm , Lapisan ini adalah
2

Spesifikasi Teknis Jalan Konstruksi Lapisan Penetrasi

e.

dengan menghamparan Batu Pecah berukuran 2/3 untuk menutup Lapisan


Penutup dibawahnya agar rata dan semakin padat. Lapisan ini mempunyai
ketebalan 3 cm. Lalu dipadatkan kembali dengan mesin gilas dengan
kapasitas kemampuan pemadatan minimal 3 ton.
Setelah sosotan rata, lapisan tersebut ditutup / ditaburi dengan abu batu
sebanyak 0,015 m3/m2, kemudian dipadatkan hingga rata betul dengan
mesin gilas seberat 3 5 ton.

Pekerjaan penyelesaian
Pemborong bertanggung jawab untuk perbaikan kembali untuk bangunan yang
dibongkar seperti keadaan konstruksi semula dengan kualitas minimal sama,
yaitu untuk konstruksi atau bangunan lainnya yang rusak oleh Pemborong
akibat pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :

Pagar halaman,

Inrit untuk fasilitas umum,

Dan lain-lain.
Pembersihan sisa pekerjaan dan Angkutan sisa pekerjaan :
Tanah bekas galian dan bekas bongkaran yang sudah tidak terpakai lagi
dibersihkan dan diangkut ke luar Proyek, sehingga pada waktu serah terima
pekerjaan tampak bersih dan rapih.

1.1.4

Pembuatan As Built Drawing :


Apabila pekerjaan telah diselesaikan seluruhnya (100 %) dan diterima baik oleh
Direksi, Pemborong mempunyal kewajiban membuat as built drawing (gambar yang
sesuai dengan pelaksanaan di lapangan) dan disahkan oleh Kepala Satker
SNVT/Pejabat Pembuat Komitmen di Wilayahnya.

C. HAL - HAL KHUSUS


Untuk hal hal yang belum diatur dalam RKS ini, sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan
proyek ini digunakan :
15.1 Undang undang yang terkait dengan sub bidang pekerjaan ini.
15.2 Ketentuan ketentuan peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen / Instansi yang
bersangkutan.
15.3 Peraturan Daerah.
15.4 Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga No. 01 /ST/BM/1972.
15.6 Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jembatan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga.

Anda mungkin juga menyukai