Anda di halaman 1dari 37

12.

Cacat Coran
Seperti produk-produk metalurgis lainnya, hasil pengecoran memiliki
voids, inklusi dan ketidaksempurnaan lainnya yang berkontribusi pada
variasi kualitas coran.
Ketidaksempurnaan tersebut dapat dinilai sebagai cacat sebenarnya atau
cacat kecil yang mana bila secara umum produk masih memenuhi
kualitas mekanis dan fungsionalnya maka dapat digunakan sebagai
komponen atau dibuang atau direject atau didaur ulang bila
memungkinkan.
Secara umum, asal dari cacat berasal dari tiga sektor yaitu:
1. Desain pengecoran.
2. Teknik manufaktur
3. Teknik aplikasi
Sebuah cacat dapat muncul dari satu penyebab yang jelas, atau dari
kombinasi beberapa penyebab, sehingga perlu adanya pengukuranpengukuran untuk mencegahnya.
Perlu diketahui dengan jelas bahwa usaha apapun untuk mengurangi
cacat pengecoran harus berdasarkan pertimbangan ekonomis
ekonomis..
Cacat dapat diminimalisasi dengan sebuah pemahaman jelas tentang
penyebabnya..
penyebabnya
YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Beberapa Contoh Cacat Coran


a. Cold laps and shut
Saat logam cair memasuki cetakan, persyaratan pertama logam
memasuki cavity dan menghasilkan permukaan yang halus di
sepanjang kontak dengan permukaan cetakan. Namun akibat
kesalahan umum, berupa misrun atau short run casting, logam
membeku secara prematur dan logam gagal mengalir dengan bebas
sehingga membentuk seperti adanya lipatan berupa Cold laps.
Masalah yang lebih serius adanya cold shuts yang menunjukkan
diskontinyuitas pada coran.
Penyebab lain bisa berupa pendinginan chill berlebih pada permukaan
cetakan yang mungkin karena pendinginan cepat atau terlalu tingginya
kandungan air dalam pasir cetak.
Pemecahannya dapat berupa penambahan saluran cetak yang
meningkatkan kemampuan alir logam cair dan mengurangi adanya
kadar air dalam cetakan
cetakan// membuat cetakan kering
kering.

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Beberapa Contoh Cacat


a. Cold laps and shut

Cold shut
Cold laps

Cold laps and shut pada coran baja (Institute of British Foundrymen)
YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

a. Inklusi
Inklusi disebabkan adanya unsur non-metallic yang ikut dalam logam
cair memasuki cetakan.
Terdapat dua jenis inklusi:
1. Inklusi indigenous atau endogenous yang mana non metallic
bereaksi dengan logam cair
cair.. Biasanya berupa partikel kecil yang
mengendap saat proses pembekuan. Inklusi ini terdeteksi sebagai
inklusi makro dan tersebar di seluruh coran.
2. Inklusi exogenous, yang merupakan hasil masuknya non
non--metallic
selama penuangan
penuangan.. Ukurannya bervariasi dan termasuk terak, slug
dan sisa-sida residu yang mana terbentuk dan terpisah dalam dapur
lebur. Inklusi ini termasuk cacat spesifik dan cenderung
terkonsentasi pada daerah-daerah tertentu seperti pada permukaan
atas atau di tikungan dalam ingates.
Usaha untuk mengatasi inklusi adalah dengan menggunakan teknik
filtrasi..
filtrasi
Diagram berikut menunjukkan salah satu sistem filtrasi untuk
meminimalisasi inklusi.
YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Sistem Penyaringan untuk mengurangi inklusi pada coran

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Cacat expansion scap

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Cacat rat tail

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Salah satu penyebab adanya cacat scab adalah peningkatan


volume dari pasir cetak akibat suhu

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Mekanisme pembentukan scab dan rat tail

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Pandangan langsung dan profil adanya penetrasi logam cair lokal


pada cetakan pasir

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Penetrasi logam cair yang dalam di belakang permukaan cetakan.

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

CACAT GAS (GAS DEFECTS)

Gas-gas dapat berada dalam dalam coran sebagai senyawa


kimia atau sebagai cavities (cacat gas sebenarnya).
Gas dapat dihasilkan dari udara yang terjebak selama
penuangan atau evolusi pada kontak antara logam cair dan
material cetakan atau sisipan selama pembekuan sebagai hasil
reaksi kimia atau perubahan temperatur dalam logam cair
cair..
Cacat gas dapat berupa blowholes, surface blows, airlocks,
pinhole, intergranular cavities.
Bukti adanya cacat gas terlihat adanya kontur lingkaran yang
umumnya membentuk cavity dan pada kasus tertentu akan
membuat intergranular porosity
porosity.
Efek negatif lainnya, cacat gas memicu
embrittlement//penggetasan dan retak sehingga menurunkan
embrittlement
kekuatan tariknya.
YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Cacat terjebak

Udara dapat terjebak dalam sebuah coran saat turbulensi


berlebihan atau hirupan dalam penuangan terkombinasi dengan
logam dan superheat yang kecil
kecil. Sehingga, bubbles tidak dapat
keluar sebelum pembekuan coran.
Selain itu dapat juga karena saat penuangan aliran logam yang
memasuki cavity lebih cepat daripada aliran udara keluar
cetakan melalui saluran atau permabilitas pasir cetak.
Sehingga timbul efek udara terjebak seperti efek bantal dan
menunda aliran udara keluar. Efek ini menimbulkan cacat airlock
di permukaan atas logam cair kontak dengan cetakan.
Pencegahannya tergantung pada ventilasi kekosongan cetakan.
Ventilasi lebih baik berjenis peluit yang berhubungan langsung
dengan atmosfir luar dengan ukuran cukup besar untuk
menunjang aliran gas yang tinggi
tinggi..

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Cacat mengendap: gas yang masuk dalam logam

Kelompok cacat kedua adalah endapan gas dari logam saat


pendinginan. Gas dapat larut selama pencairan atau sebagai
interaksi antara logam cair dan permukaan cetakan atau mungkin
hasil dari reaksi yang melibatkan unsur
unsur--unsur kimia dalam larutan
logam cair.
cair.
Gas sering mengendap sebagai unsur tunggal yaitu Hidrogen yang
menunjukkan kelarutan dalam banyak logam paduan cor. Nitrogen
juga dapat berperilaku sama dalam baja dan besi tetapi tidak larut
dalam paduan non ferous
ferous.. Oksigen tidak selalu mengendap
langsung tetapi cenderung membentuk oksida stabil dengan banyak
logam.
Asal dari larutan gas (gas solution)
Kelarutan gas dalam logam cair adalah fungsi dari tekanan luar yang
mana untuk gas H2 dan N2 dapat dihitung dengan Sieverts Law
yang menyatakan kelarutan gas dalam sebuah logam pada suhu
konstan adalah sebanding dengan akar tekanan parsial eksternalnya.
YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Cacat mengendap: gas yang masuk dalam logam

Sieverts Law

Logam cair akan menyerap unsur gas dari atmosfir dimana


kontak terjadi. Tingkat penyerapkan ini didefinisikan sebagai
konstanta K dalam sistem tertentu gas-logam cair.
Faktor lain yang mempengaruhi kelarutan gas adalah temperatur
temperatur..
Semakin tinggi temperatur maka tingkat kelarutan gas dalam logam
cair semakin tinggi
tinggi..
Gambar berikut menunjukkan pengaruh temperatur terhadap
kelarutan hidrogen dalam aluminium.

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Pengaruh suhu terhadap kelarutan hidrogen dalam Aluminium

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Cacat mengendap: gas yang masuk dalam logam

Oleh karena itu, nilai konstanta K tergantung pada temperatur


seperti ditunjukkan oleh persamaan Vant Hoff:

Dengan H: panas larutan dan R serta c adalah konstanta. Ini


menghasilkan garis lurus antara ln K vs 1/T.

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Presipitasi/pengendapan gas oksigen dalam logam cair

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Contoh coran Al-Mg dengan cacat hasil reaksi berat antara logam
cair dan cetakan pasir yang mengandung air

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Cacat porosity berupa pinhole

Pin hole dalam coran baja dapat


disebabkan oleh beberapa faktor,
yang menjadi faktor besar
penyebab adalah adanya reaksi
antara logam cair dan cetakan.
Besi beraksi dengan kelembaban
bebas dalam pasir cetak dan
menghasilkan hidrogen yang
berdifusi ke dalam logam cair.
Pinholes dapat dihasilkan oleh
uap air sesuai dengan persamaan
reaksi berikut:

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Degassing molten metal


by vacuum degassing
Metode penghilangan
gas dalam logam cair
dengan metode
penghilangan gas
secara vakum

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Pengaruh tekanan saat pembekuan terhadap densitas hasil coran

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Shrinkage defects (Cacat penyusutan)


Cacat ini terjadi saat pembekuan karena penyusutan yang tidak
seragam

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Contoh Shrinkage defects (Cacat penyusutan)

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Contoh cacat microporosity

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Contoh cacat Surface Sink

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Contoh Cacat Shrinkage

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Contraction defect
Beberapa jenis desain yang menimbulkan tegangan kontraksi.

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Contraction defect
Tabel kontraksi untuk beberapa logam

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Terjadinya tegangan akibat kontraksi yang berbeda

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Contoh cacat hot tear


Coran retak/tersobek akibat pendinginan di daerah yang terdapat
perubahan penampang dan pendinginan yang tidak merata

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Pengaruh unsur paduan terhadap kontraksi logam

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Pengaruh unsur paduan terhadap kekuatan coran

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Pengaruh adanya cacat/diskontinyuitas yang menyebabkan


adanya konsentrasi tegangan sehingga dapat mendorong
timbulnya retak dan menurunkan kekuatan tarik coran

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Pengaruh
microporosity
pada kekuatan
tarik coran

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Terima kasih kepada Penulis Buku yang


menjadi acuan mata kuliah ini:
Peter Beeley, Foundry Technology 2nd
Edition, Butterworth Heinemann

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Terima kasih atas perhatian Anda


dan
Selamat Mencatat dan Belajar dengan Baik

YudySuryaIrawan

Proses Manufaktur II

Anda mungkin juga menyukai