Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................. i
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................... 3
2.1 Permasalahan .............................................................................. 3
BAB 4 PENUTUP.................................................................................... 7
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam instalasi eksplorasi minyak, peralatan yang digunakan untuk menyalurkan
minyak mentah dari sumur minyak ke tangki-tangki penampungan melalui pipa
distribusi. Pipa distribusi yang umum digunakan adalah pipa jenis logam sebagai
penunjang proses operasionalnya. Ketika beroperasi, pipa berkontak langsung dengan
lingkungan luar maupun lingkungan dalam pipa. Permasalahan yang sering dihadapi
oleh pipa adalah korosi. Penyaluran minyak ke masing-masing tangki penampungan
pada pipa distribusi unit yang dibuat dapat berputar, umumnya digunakan roll bearing
(Gambar 1).
Gambar 1. Roll bearing yang akan diperiksa (Sunandrio dan Sari 2011)
1
berasal dari berbagai konstruksi yang dapat mencemarkan lingkungan. Oleh sebab itu,
perlu adanya perhatian khusus untuk meminimalkan terjadinya korosi (Bahri 2007).
Menurut Rusianto (2009), korosi dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu : korosi
merata (uniform attack). korosi logam tak sejenis (galvanic corrosion), korosi erosi
(erosion corrosion), korosi sumuran (pitting corrosion), korosi batas butir
(intergranular corrosion), korosi selektif (selective leaching), korosi celah (crevice
corrosion), dan peretakan korosi tegangan (stress corrosion cracking). Hal ini
digunakan sebagai dasar untuk membedakan jenis-jenis korosi sehingga dapat
mengurangi atau memperlambat laju reaksi (proses) korosi. Korosi yang terjadi pada
roll bearing pipa distribusi ini merupakan jenis korosi sumuran (pitting corrosion).
Penelitian ini akan diamati dan diambil tindakan untuk mencari penyebab kerusakan
yang mengakibatkan kebocoran pada roll bearing.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Permasalahan
Berdasarkan pemeriksaan secara makro fraktografi pada permukaan potongan roll
bearing dapat dilihat permukaan luar roll bearing yang besar maupun kecil mengalami
korosi hingga membentuk sumuran-sumuran (Gambar 2).
3
Hidrolisis produk :
Fe(OH)2 + H2O Fe(OH) + H+
Fe3+ + H2O Fe(OH)2 + H+
Presipitasi magnetit (Fe3O4) dan karat Fe(OOH) :
2Fe(OH)2 + Fe2+ + 2H2O Fe3O4 + 6H+
Fe(OH)2 + OH- Fe(OOH) + H2O
Diluar pit
Reduksi dari oksigen :
O2 + 2H2O + 4e- 4OH-
Reduksi karat menjadi magnetit :
3Fe(OOH) + e- Fe3O4 + H2O + OH-
Adanya reaksi seperti di atas pada daerah sekitar sumuran cenderung untuk
menekan laju korosi karena daerah tersebut tidak berpengaruh dengan naiknya pH
akibat timbulnya ion OH-. Dengan kata lain sumuran secara katodik melindungi bagian
lain dari permukaan material. Terkadang pada dasar sumuran, terdapat larutan terlarut
dari garamnya seperti kristal FeCl2.4H2O yang mengakibatkan korosi dapat terjadi
dibawah permukaan sehingga mengakibatkan kerusakan yang lebih hebat dibandingkan
dengan di permukaan. Dapat dikatakan bahwa korosi sumuran sebagai perantara
terjadinya korosi merata.
Komponen minyak bumi terdiri dari karbon (83-87%), hidrogen (11-14%),
nitrogen (0.2-0.5%), sulfur (0-6%), dan oksigen (0-3.5%). Proses produksi minyak dari
komposisi tersebut mempunyai kandungan air yang sangat besar ( 90%). Selain air,
terdapat komponen-komponen lain berupa pasir, garam mineral, aspal, gas CO2 dan
H2S. Komponen yang terbawa bersama minyak ini dapat menimbulkan permasalahan
pada proses produksi minyak bumi. Air yang terdapat dalam jumlah besar sebagian
dapat menimbulkan emulsi dengan minyak akibat adanya emulsifying agent dan
pengadukan. Selain itu, adanya gas CO 2 dan H2S dapat menyebabkan korosi dan
mengakibatkan kerusakan pada sistem pipa putar, sedangkan ion-ion yang larut dalam
air seperti kalsium, karbonat, dan sulfat akan menimbulkan kerak.
4
Kandungan oksigen yang terdapat pada permukaan roll bearing dapat disebabkan
karena adanya kandungan air yang masuk ke celah-celah roll bearing sehingga
membentuk gelembung-gelembung udara yang menempel pada permukaan roll bearing
dan menciptakan perbedaan konsentrasi oksigen. Bagian yang terdapat gelembung
udara sebagai katoda, sedangkan bagian yang tidak terdapat gelembung sebagai anoda.
Korosi terjadi pada daerah perbatasan katoda yang terdapat air dan gelembung udara.
Ketika gelembung udara pecah, maka akan tersisa produk korosi di sekitar katoda dan
pecahnya gelembung udara menyebabkan daerah katoda berubah menjadi anoda
sehingga membentuk sumuran atau lubang.
Kerak yang terbentuk pada permukaan luar roll bearing adalah berupa kerak
oksida besi. Selain itu, lapisan kerak juga terbentuk karena kualitas air pada kondisi
dibawah standar seperti pH, konduktivitas dan alkali. Salah satu parameter kualitas air
yang kurang baik yaitu mengandung unsur Klor (Cl) dan Sulfur (S) dengan kecepatan
aliran fluida yang lambat sehingga memudahkan terbentuknya lapisan kerak yang cukup
tebal dan merusak lapisan film pada permukaan roll bearing yang berfungsi sebagai
pelindung dari korosi. Rusaknya lapisan film tersebut akan menyebabkan permukaan
roll bearing mudah terserang korosi. Dengan kata lain, korosi sumuran terjadi di daerah
anoda pada logam, dimana daerah tersebut memiliki kandungan ion Cl- yang tinggi.
Permukaan luar roll bearing yang terkorosi menyebabkan gemuk (grease) yang
berfungsi sebagai pelumas dan menutupi celah-celah roll bearing akan keluar sehingga
celah diantara roll bearing akan semakin terbukadan fluida yang berada dalam pipa
akan menyembur keluar (bocor).
5
BAB 3
PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN KOROSI
6
PENUTUP
Berdasarkan hasil pemeriksaan roll bearing yang mengalami korosi sumuran
disebabkan adanya kandungan air yang masuk ke dalam celah-celah roll bearing dan
kualitas air yang dibawah standar (pH, konduktivitas, dan alkali). Langkah pencegahan
yang dapat diambil adalah dengan dilakukannya kontrol pH, konsentrasi klorida dan
suhu.
7
DAFTAR PUSTAKA
Bahri S. 2007. Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam
dengan menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina. Jurnal
Gradien. 3(1): 231-236.
Rusianto T. 2009. Perubahan Laju Korosi Akibat Tegangan Dalam dengan Metode C-
Ring. Jurnal Teknologi Technoscientia. 2 (1) : 134-142.
Sunandrio H, Sari LN. 2011. Serangan Korosi Sumuran (pitting corrosion) pada Roll
Bearing pipa distribusi. 11(2) : 123-130.