Anda di halaman 1dari 10

SERANGAN KOROSI SUMURAN (PITTING

CORROSION) PADA ROLL BEARING PIPA DISTRIBUSI


MINYAK

Mata Kuliah : Bahan Konstruksi Teknik Kimia & Korosi

Nama Kelompok : Adam Khalid A (201571045E047)


Nurhanah (201571045E069)
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI............................................................................................. i
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................... 3
2.1 Permasalahan .............................................................................. 3

BAB 3 PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN KOROSI....... 6


3.1 Penanggulangan dan Pencegahan Korosi................................... 6

BAB 4 PENUTUP.................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 8

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam instalasi eksplorasi minyak, peralatan yang digunakan untuk menyalurkan
minyak mentah dari sumur minyak ke tangki-tangki penampungan melalui pipa
distribusi. Pipa distribusi yang umum digunakan adalah pipa jenis logam sebagai
penunjang proses operasionalnya. Ketika beroperasi, pipa berkontak langsung dengan
lingkungan luar maupun lingkungan dalam pipa. Permasalahan yang sering dihadapi
oleh pipa adalah korosi. Penyaluran minyak ke masing-masing tangki penampungan
pada pipa distribusi unit yang dibuat dapat berputar, umumnya digunakan roll bearing
(Gambar 1).

Gambar 1. Roll bearing yang akan diperiksa (Sunandrio dan Sari 2011)

Salah satu pipa distribusi instalasi eksplorasi minyak ditemukan adanya


kebocoran yang diduga penyebabnya berada di daerah roll bearing. Setelah dilakukan
pembongkaran ternyata roll bearing tersebut tersebut mengalami korosi. Korosi
merupakan masalah besar bagi bangunan dan peralatan yang menggunakan material
dasar logam seperti gedung, jembatan, mesin, pipa, mobil, kapal dan lain sebagainya.
Korosi adalah degradasi atau penurunan mutu logam akibat reaksi kimia suatu logam
dengan lingkungannya. Dampak yang dapat ditimbulkan akibat kerusakan oleh korosi
akan sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Dari segi ekonomi
misalnya tingginya biaya perawatan, dari segi keamanan misalnya robohnya bangunan
atau jembatan, dan dari segi lingkungan misalnya adanya proses pengkaratan besi yang

1
berasal dari berbagai konstruksi yang dapat mencemarkan lingkungan. Oleh sebab itu,
perlu adanya perhatian khusus untuk meminimalkan terjadinya korosi (Bahri 2007).
Menurut Rusianto (2009), korosi dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu : korosi
merata (uniform attack). korosi logam tak sejenis (galvanic corrosion), korosi erosi
(erosion corrosion), korosi sumuran (pitting corrosion), korosi batas butir
(intergranular corrosion), korosi selektif (selective leaching), korosi celah (crevice
corrosion), dan peretakan korosi tegangan (stress corrosion cracking). Hal ini
digunakan sebagai dasar untuk membedakan jenis-jenis korosi sehingga dapat
mengurangi atau memperlambat laju reaksi (proses) korosi. Korosi yang terjadi pada
roll bearing pipa distribusi ini merupakan jenis korosi sumuran (pitting corrosion).
Penelitian ini akan diamati dan diambil tindakan untuk mencari penyebab kerusakan
yang mengakibatkan kebocoran pada roll bearing.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan korosi pada roll bearing pipa distribusi, maka ada
beberapa hal yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa penyebab dari korosi sumuran (pitting corrosion) pada roll bearing pipa
distribusi?
2. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan yang tepat untuk jenis korosi
sumuran (pitting corrosion)?

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Permasalahan
Berdasarkan pemeriksaan secara makro fraktografi pada permukaan potongan roll
bearing dapat dilihat permukaan luar roll bearing yang besar maupun kecil mengalami
korosi hingga membentuk sumuran-sumuran (Gambar 2).

Gambar 2 Roll bearing yang mengalami korosi dengan pembesaran 25 kali

Berdasarkan pengamatan menggunakan fraktografi secara makro dapat diketahui


bahwa roll bearing telah mengalami korosi. Korosi yang terjadi pada permukaan roll
bearing merupakan jenis korosi sumuran (pitting corrosion) dengan ciri-ciri pada
permukaan membentuk sumuran-sumuran atau lubang kecil. Korosi jenis ini sangat
berbahaya karena pada bagian permukaan hanya nampak lubang kecil, sedangkan pada
bagian dalam terjadi proses korosi membentuk lubang yang tidak tampak. Kondisi ini
dapat menimbulkan lubang (pit) yang kecil dan pelarutan logam dalam pit menjadi
lebih cepat sehingga mengakibatkan pindahnya ion Cl -, kemudian di dalam pit terjadi
proses hidrolisis yang menghasilkan ion H+ dan Cl-. Kedua jenis ion ini secara
bersamaan akan mempercepat terjadinya pelarutan logam sehingga mempercepat
terjadinya korosi.
Mekanisme reaksi yang terjadi yaitu :
Pada sekitar (mulut) pit
Oksidasi FeOH+ dan Fe2+ oleh oksigen :
2Fe(OH)+ + O2 + 2H+ 2Fe(OH)2 + H2O
2Fe2+ + O2 + 2H+ 2Fe3+ + H2O

3
Hidrolisis produk :
Fe(OH)2 + H2O Fe(OH) + H+
Fe3+ + H2O Fe(OH)2 + H+
Presipitasi magnetit (Fe3O4) dan karat Fe(OOH) :
2Fe(OH)2 + Fe2+ + 2H2O Fe3O4 + 6H+
Fe(OH)2 + OH- Fe(OOH) + H2O
Diluar pit
Reduksi dari oksigen :
O2 + 2H2O + 4e- 4OH-
Reduksi karat menjadi magnetit :
3Fe(OOH) + e- Fe3O4 + H2O + OH-

Adanya reaksi seperti di atas pada daerah sekitar sumuran cenderung untuk
menekan laju korosi karena daerah tersebut tidak berpengaruh dengan naiknya pH
akibat timbulnya ion OH-. Dengan kata lain sumuran secara katodik melindungi bagian
lain dari permukaan material. Terkadang pada dasar sumuran, terdapat larutan terlarut
dari garamnya seperti kristal FeCl2.4H2O yang mengakibatkan korosi dapat terjadi
dibawah permukaan sehingga mengakibatkan kerusakan yang lebih hebat dibandingkan
dengan di permukaan. Dapat dikatakan bahwa korosi sumuran sebagai perantara
terjadinya korosi merata.
Komponen minyak bumi terdiri dari karbon (83-87%), hidrogen (11-14%),
nitrogen (0.2-0.5%), sulfur (0-6%), dan oksigen (0-3.5%). Proses produksi minyak dari
komposisi tersebut mempunyai kandungan air yang sangat besar ( 90%). Selain air,
terdapat komponen-komponen lain berupa pasir, garam mineral, aspal, gas CO2 dan
H2S. Komponen yang terbawa bersama minyak ini dapat menimbulkan permasalahan
pada proses produksi minyak bumi. Air yang terdapat dalam jumlah besar sebagian
dapat menimbulkan emulsi dengan minyak akibat adanya emulsifying agent dan
pengadukan. Selain itu, adanya gas CO 2 dan H2S dapat menyebabkan korosi dan
mengakibatkan kerusakan pada sistem pipa putar, sedangkan ion-ion yang larut dalam
air seperti kalsium, karbonat, dan sulfat akan menimbulkan kerak.

4
Kandungan oksigen yang terdapat pada permukaan roll bearing dapat disebabkan
karena adanya kandungan air yang masuk ke celah-celah roll bearing sehingga
membentuk gelembung-gelembung udara yang menempel pada permukaan roll bearing
dan menciptakan perbedaan konsentrasi oksigen. Bagian yang terdapat gelembung
udara sebagai katoda, sedangkan bagian yang tidak terdapat gelembung sebagai anoda.
Korosi terjadi pada daerah perbatasan katoda yang terdapat air dan gelembung udara.
Ketika gelembung udara pecah, maka akan tersisa produk korosi di sekitar katoda dan
pecahnya gelembung udara menyebabkan daerah katoda berubah menjadi anoda
sehingga membentuk sumuran atau lubang.
Kerak yang terbentuk pada permukaan luar roll bearing adalah berupa kerak
oksida besi. Selain itu, lapisan kerak juga terbentuk karena kualitas air pada kondisi
dibawah standar seperti pH, konduktivitas dan alkali. Salah satu parameter kualitas air
yang kurang baik yaitu mengandung unsur Klor (Cl) dan Sulfur (S) dengan kecepatan
aliran fluida yang lambat sehingga memudahkan terbentuknya lapisan kerak yang cukup
tebal dan merusak lapisan film pada permukaan roll bearing yang berfungsi sebagai
pelindung dari korosi. Rusaknya lapisan film tersebut akan menyebabkan permukaan
roll bearing mudah terserang korosi. Dengan kata lain, korosi sumuran terjadi di daerah
anoda pada logam, dimana daerah tersebut memiliki kandungan ion Cl- yang tinggi.
Permukaan luar roll bearing yang terkorosi menyebabkan gemuk (grease) yang
berfungsi sebagai pelumas dan menutupi celah-celah roll bearing akan keluar sehingga
celah diantara roll bearing akan semakin terbukadan fluida yang berada dalam pipa
akan menyembur keluar (bocor).

5
BAB 3
PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN KOROSI

3.1 Korosi sumuran dapat dicegah melalui:


1. Pemilihan bahan yang tepat dengan resistensi diketahui oleh lingkungan layanan
2. Kontrol pH, konsentrasi klorida dan suhu
3. perlindungan Katodik dan Perlindungan anodik
4. Gunakan paduan tinggi (ASTM G48) untuk peningkatan resistensi terhadap
korosi pitting
5. Menghindari zona stagnan dan deposito, serta mengurangi agresivitas medium
6. Pengendalian komposisi elektrolit (ID ion klorida)
7. Inhibitor korosi yaitu suatu senyawa yang berperan melindungi logam dari
korosi dengan melalui berbagai cara. Untuk itu diperlukan analisis dan
perhitungan yang matang pada praktek penggunaannya agar didapat hasil yang
efektif.
Menurut kami pencegahan yang paling cocok untuk kasus korosi dalam makalah ini
yaitu dengan cara kontrol pH, konsentrasi klor, dan suhu karena kondisi lingkungan
(air) yang kurang baik dengan ditandai adanya kandungan unsur klor dan sulfur
yang ,menyebabkan kerak pada permukaan sehingga bisa menghasilkan produk yang
maksimal baik segi kualitas atau kuantitas.

6
PENUTUP
Berdasarkan hasil pemeriksaan roll bearing yang mengalami korosi sumuran
disebabkan adanya kandungan air yang masuk ke dalam celah-celah roll bearing dan
kualitas air yang dibawah standar (pH, konduktivitas, dan alkali). Langkah pencegahan
yang dapat diambil adalah dengan dilakukannya kontrol pH, konsentrasi klorida dan
suhu.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bahri S. 2007. Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam
dengan menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina. Jurnal
Gradien. 3(1): 231-236.
Rusianto T. 2009. Perubahan Laju Korosi Akibat Tegangan Dalam dengan Metode C-
Ring. Jurnal Teknologi Technoscientia. 2 (1) : 134-142.
Sunandrio H, Sari LN. 2011. Serangan Korosi Sumuran (pitting corrosion) pada Roll
Bearing pipa distribusi. 11(2) : 123-130.

Anda mungkin juga menyukai