Anda di halaman 1dari 14

Tugas Manajemen Resiko

Faktor-faktor ketidakpastian proyek konstruksi


dan Manajemen Resiko Proyek

Disusun Oleh:
RAHMI LIMANA DARWIN
NIM. 1304101010072

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2015

KATA PENGANTAR
1

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan

rahmat,

taufiq

dan

hidayah-Nya,

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan tugas mata kuliah manajemen resiko ini dalam waktu yang telah
ditetapkan. Salawat dan salam penulis sanjungkan kepada nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahiliyah kepada alam yang penuh
ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kebaikan di masa akan datang.
Banda Aceh, 30 mei 2015
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar..................................................................................................
ii
Daftar Isi...........................................................................................................
iii
BAB I

: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1
1.2 Data Proyek...............................................................................
2
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................
2
1.4 Tujuan.......................................................................................2
1.5 Manfaat.....................................................................................2

BAB II

: PEMBAHASAN
2.1 Pengorganisasian........................................................................
3
2.2 Sistem Manajemen Proyek.........................................................
3
2.3 Rencana Kerja............................................................................
4
2.4 Rencana Lapangan.....................................................................
5
2.5 Scheduling..................................................................................
7
2.6 Tahapan Pekerjaan.....................................................................
8
2.7 Pemeliharaan & persiapan penggunaan.....................................
9

BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan................................................................................
10
3.2 Saran..........................................................................................
10
Daftar Pustaka...................................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proyek sering mengalami keterlambatan. Bahkan bisa dikatakan hampir
80% proyek mengalami keterlambatan. Jeleknya, keterlambatan proyek sering
berulang pada aspek yang dipengaruhi maupun faktor yang mempengaruhi.
Seringnya terjadi keterlambatan proyek dan berulangnya kejadian ini, menarik
perhatian untuk ditulis. Tulisan ini adalah bagian pertama dari beberapa tulisan
yang akan mengulas mengenai keterlambatan proyek
Ketidakpastian proyek mengacu pada kemungkinan risiko-risiko yang
timbul dalam pelaksanaan proyek. Risiko-risiko tersebut yang apabila terjadi yang
apabila terjadi akan meningkatkan kemungkinan tidak tercapainya tujuan proyek
yang berupa waktu, biaya, dan mutu. Mengetahui secara mendetail mengenai
penyebab ketidakpastian proyek sangat penting untuk melakukan manajemen
risiko.
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman yang dapat berupa
suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian risiko, pengembangan
strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko

tertentu. Menurut Smith, Manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari
manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Keterlambatan proyek akan menyebabkan kerugian bagi pihak Pemilik
Proyek yang tidak sedikit. Kehilangan opportunity karena proyek belum bisa
menghasilkan profit sudah sering terjadi. Kejadian ini umunya menjadi sumber
konflik baru bagi Penyedia Jasa dan Pemilik Proyek.
Berbagai permasalahan yang timbul akibat ketidakpastian/ keterlambatan
proyek menjadi latar belakang penulis menulis makalah ini. Selanjutnya lebih
mendetail akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan berpedoman pada latar belakang diatas, maka pada penyusunan
makalah dengan judul Faktor-faktor ketidakpastian proyek konstruksi
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimana faktor-faktor
2.

risiko

yang

menghambat

proyek

konstruksi
Bagaimana manajemen risiko untuk mencegah ketidakpastian
proyek

1.3 Tujuan
Tujuan untuk :
1. Mengetahui faktor-faktor risiko yang menghambat proyek konstruksi
2. Mengantisipasi faktor-faktor risiko tersebut dengan manajemen risiko
1.4

Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dengan Manajemen Risiko

diharapkan dapat menjaga agar proyek dapat berjalan dengan semestinya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Faktor-Faktor Ketidakpastian Proyek Konstruksi


Menurut Alifen et al. (2000), keterlambatan proyek sering kali menjadi

sumber perselisihan dan tuntutan antara pemilik dan kontraktor,sehingga akan


menjadi sangat mahal nilainya baik di tinjau dari sisi kontraktor maupun pemilik.
Kontraktor akan terkena denda penalti sesuai dengan kontrak, di samping itu
kontraktor juga akan mengalami tambahan biaya overhead selama proyek masih
berlangsung.Dari sisi pemilik, keterlambatan proyek akan membawa dampak
pengurangan pemasukan karena penundaan pengoperasian fasilitasnya.
Faktor

keterlambatan

yang

diteliti

dalam

penelitian

ini

adalah

pengelompokan dari faktor faktor keterlambatan yang telah diuraikan oleh


Proboyo (1999), Andi et al. (2003) dan Assaf, A, (1995) dan dikelompokkan
menjadi sebelas (11) faktor, yaitu :
1. Faktor Tenaga Kerja (labors), terdiri dari 7 subfaktor :
- Keahlian tenaga kerja
- Kedisiplinan tenaga kerja
- Motivasi kerja tenaga kerja
- Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktifitas pekerjaan yang
ada
- Nasionalisme tenaga kerja
- Penggantian tenaga kerja baru
- Komunikasi antara tenaga kerja dan kepala tukang/mandor
2. Faktor Bahan (material), terdiri dari 7 subfaktor :

- Keterlambatan pengiriman barang


- Kekurangan bahan konstruksi
- Kualitas bahan yang kurang baik
- Kerusakan bahan di tempat penyimpanan
- Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi
- Kelangkaan karena kekhususan
- Ketidaktepatan waktu pemesanan
3. Faktor Peralatan (equipment), terdiri dari 5 subfaktor :
- Keterlambatan pengiriman/ penyediaan peralatan
- Kerusakan peralatan
- Ketersediaan peralatan yang memadai/sesuai kebutuhan
- Produktifitas peralatan
- Kemampuan mandor atau operator yang kurang dalam mengoperasikan
peralatan
4. Faktor Karakteristik Tempat (site characteristic), terdiri dari 7 subfaktor:
- Keadaan permukaan dan dibawah permukaan tanah
- Penglihatan atau tanggapan lingkungan sekitar
- Karakteristik fisik bangunan sekitar lokasi proyek
- Tempat penyimpanan bahan/material
- Akses ke lokasi proyek
- Kebutuhan ruang kerja
- Lokasi proyek
5. Faktor Keuangan (financing), terdiri dari 4 subfaktor :
- Tidak adanya uang intensif untuk

kontraktor, apabila waktu penyelesaian

lebihcepat dari jadwal


- Harga material
- Kesulitan pendanaan di kontraktor
- Kesulitan pembayaran oleh pemilik
6. Faktor Situasi (environment), terdiri dari 3 subfaktor :
- Intensitas curah hujan
- Faktor sosial dan budaya

-Terjadinya

hal-hal

tak

teduga

seperti

kebakaran,

banjir, cuaca

amat

buruk,badai/angin rebut, gempa bumi dan tanah


longsor.
7. Faktor Perubahan (change), terdiri dari 3 subfaktor:
- Terjadi perubahan desain oleh owner
- Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana
- Kesalahan dalam penyelidikan tanah
8. Faktor Lingkup dan Kontrak/ Dokumen Pekerjaan (contract document), terdiri
dari 6 subfaktor :
- Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah/tidak lengkap
- Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan
- Keterlambatan pemilik dalam membuat keputusan
- Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah
- Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai
- Ketidaksepahaman antara pembuatan gambar kerja antara perencana dan
kontraktor
9. Faktor Perencanaan dan Penjadwalan (planning and scheduling), terdiri dari 5
subfaktor :
- Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan
- Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu
- Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama
- Rencana kerja pemilik yang sering berubahubah
- Metode konstruksi/pelaksanaan kerja yang salah atau tidak tepat
10.

Faktor Sistem Inspeksi, Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan, terdiri dari 7

subfaktor :
- Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek
- Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal
- Proses persetujuan contoh bahan dengan waktu yang lama oleh pemilik
- Ketelambatan proses pemeriksaan dan uji bahan
- Kegagalan kontraktor melaksanakan pekerjaan
- Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/diulang karena cacat/tidak benar

- Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal
yang disepakati
11. Faktor Manajerial (managerial), terdiri dari 3 subfaktor :
- Pengalaman manajer lapangan
- Komunikasi antara wakil owner dan kontraktor
- Komunikasi antara perencana dan kontraktor
2.2 Manajemen Risiko Proyek Konstruksi
Tindakan manajemen resiko diambil oleh para praktisi untuk merespon
bermacam-macam resiko. Responden melakukan dua macam tindakan manajemen
resiko yaitu mencegah dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk
mengurangi, menghindari, atau mentransfer resiko pada tahap awal proyek
konstruksi. Sedangkan tindakan memperbaiki adalah untuk mengurangi efek-efek
ketika resiko terjadi atau ketika resiko harus diambil (Shen, 1997).
Pendekatan sistematis mengenai manajemen risiko dibagi menjadi 3 stage
utama, yaitu (Soeharto, 1999):
1. Identifikasi resiko
2. Analisa dan evaluasi resiko
3. Respon atau reaksi untuk menanggulangi resiko tersebut
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain
(Mok et al., 1996) Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani
masalah-masalah yang rumit, yaitu :

Memudahkan estimasi biaya.


Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang

dihasilkan dalam cara yang benar.


Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan

ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.


Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa

banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.


Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.

Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.


Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan
terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :
a. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
b. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
c. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya
perlindungan terhadap risiko murni , merupakan harta non material bagi
perusahaan itu.
e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena
kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang
dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public
image.

Tahap- tahap manajemen resiko menurut williams dan heins (1985) yaitu :
Tahapan Manajemen Risiko
a. Identifikasi risikob. Menafsir kerugian yang dapat
terjadi (menentukan probabilitas dan dampaknya)

Sumber Referensi
Williams dan Heins,
1985

c. Menangani risiko
d. Pengimplementasian
e. Memonitor dan mengevaluasi
pengimplementasiannya

a. Identifikasi misib. Menafsir risiko dan ketidakpastian Williams, Smith, Young,


1995
c. Mengontrol risiko
d. Membiayai risiko
e. Pengadministrasian program

a. Identifikasi risikob. Evaluasi risiko

Trieschmann, Gustavon,

Hoyt, 1995
c. Memilih teknik manajemen risiko
d. Mengimplementasikan dan meninjau kembali
keputusan yang dibuat

a. Menafsir risikob. Menganalisa risiko (menentukan


probabilitas dan konsekuensinya)

Kerzner, 1995

c. Menangani risiko
d. Mendokumentasikan proses manajemen risiko

a. Mengidentifikasi kerugianb. Menganalisa kerugian

Redja, 2008

c. Memilih teknik pengangan yang tepat (mengontrol


risiko dan membiayai risiko)
d. Mengimplementasikan dan memonitor program
manajemen risiko

a. Mengidentifikasi risikob. Menafsir dan menganalisa Loosemore, Raftery,


risiko
Reilly, Higgon, 2006
c. Mengontrol risiko

a. Identifikasi risikob. Analisa risiko dan proses


evaluasi
c. Respon manajemen
d. Administrasi sistem

Al Bahar dan Crandall,


1990

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Agar proyek berjalan dengan semestinya, bedasarkan pemaparan pada
pembahasan diatas maka yang dilakukan oleh manajer proyek adalah :
1. Penyusunan organisasi, rencana kerja, rencana lapangan, dan
scheduling dengan matang.
2. Dengan adanya kesulitan akses jalan menuju lokasi proyek. Mobilisasi
proyek diutamakan sebagai langkah awal agar proyek dapat
dilaksanakan.
3. Penggunaan metode crashing sebagai alternatif untuk mempercepat
waktu penyelesaian proyek.
4. Memanajemen material dan alat konstruksi dengan baik.
1.2 Saran
Pihak yang terkait dengan proyek konstruksi diharapkan lebih teliti dalam
persiapan pelaksanaan proyek. Dengan adanya risiko ketidakpastian proyek
diharapkan pemikiran solusi dengan lebih matang dan

bertanggung jawab

terhadap proyek konstruksi yang sedang dijalaninya. Tidak hanya demi


keuntungan perusahaan tetapi juga kepuasan pemilik proyek.

10

DAFTAR PUSTAKA

Arianto, Arif. 2010. Eksplorasi Metode Bar Chart, CPM, PDM, PERT, Line Of
Balance And Time Chainage Diagram Dalam Penjadwalan Proyek
Konstruksi. Universitas Diponegoro Semarang : semarang.
Asiyanto. 2008. Manajemen Alat Berat Untuk Konstruksi. PT Pradnya Paramita :
Jakarta.
Dimas d, & Reni w.2009.Perencanaan Teknis Dan Kajian Sistem Pengendalian
Proyek Dengan Sistem Earned Value Pada Bendung Susukan Kabupaten
Magelang.Universitas Diponegoro Semarang : Semarang.
Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi Yokyakarta :
Yokyakarta.
Ervianto, Wulfram I. 2004. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Andi
Yokyakarta : Yogyakarta.
Reinaldi, Benedictus. 2010. Studi Pelaksanaan Kegiatan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pada Pabrik Beton Ready Mix. Universitas Atma Jaya
Yogyakarta: Yokyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai