Anda di halaman 1dari 6

MENJAGA KEBERSIHAN MULUT

PADA ANAK AUTIS

Dosen Pembimbing :
Dra. Maria L. A. S., M.Pd.

Disusun oleh :
Dwiki Azhar
NIM. I1D114230

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
PENDAHULUAN

Jenis anak berkebutuhan khusus bermacam-macam, salah satunya adalah


autis. Autis merupakan gangguan perkembangan yang memengaruhi beberapa
aspek bagaimana anak melihat dunia dan belajar dari pengalamannya. Anak-anak
dengan gangguan autis biasanya kurang dapat merasakan kontak sosial. Mereka
cenderung menyendiri dan menghindari kontak dengan orang lain. Autis
merupakan salah satu bentuk gejala akibat adanya kelainan syaraf tertentu yang
menyebabkan fungsi otak tidak bekerja secara normal sehingga memengaruhi
tumbuh kembang, kemampuan komunikasi, dan kemampuan interaksi sosial
seseorang.
Masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering dijumpai
pada anak autis, yaitu karies gigi, penyakit periodontal, kerusakan lingkungan
rongga mulut, kelainan erupsi gigi, dan trauma. Kesehatan gigi dan mulut anak
autis sangat bergantung pada perilaku orang tua di mana orang tua berperan
sebagai orang terdekat dari anak yang senantiasa mendidik, melatih dan
memberikan kasih sayang kepada anak. Selain itu, orang tua dan guru di sekolah
juga memegang peranan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan seorang guru
merupakan model bagi subjek didiknya. Orang tua dan guru harus memiliki bekal
pelatihan dalam mendidik dan mengajarkan anak untuk bersikap peduli pada
kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan tubuh secara umumnya.

ISI

Jenis anak berkebutuhan khusus bermacam-macam, salah satunya adalah


autis. Autis merupakan gangguan perkembangan yang memengaruhi beberapa
aspek bagaimana anak melihat dunia dan belajar dari pengalamannya. Anak-anak
dengan gangguan autis biasanya kurang dapat merasakan kontak sosial. Mereka
cenderung menyendiri dan menghindari kontak dengan orang lain. Autis
merupakan salah satu bentuk gejala akibat adanya kelainan syaraf tertentu yang
menyebabkan fungsi otak tidak bekerja secara normal sehingga memengaruhi
tumbuh kembang, kemampuan komunikasi dan kemampuan interaksi sosial
seseorang.
Anak autis tidak memiliki masalah kesehatan gigi yang spesifik, tetapi
cenderung memiliki index karies dan penyakit periodontal (penyakit pada
penyangga gigi) yang tinggi. Pencegahan penyakit gigi dan mulut merupakan hal
utama yang harus diterapkan dalam menangani kasus autis. Dianjurkan kepada
orang tua agar melakukan pemeliharaan kesehatan gigi anak secara teratur di
rumah. Sejak bayi, anak perlu dilakukan pencegahan transmisi kuman
streptococcus mutans (bakteri penyebab karies) dari orang tua atau pengasuh
kepada bayi, seperti menghindari kontak mouth to mouth pada bayi secara
langsung maupun tidak langsung. Hal yang sering dilakukan tanpa disadari adalah
mencium bayi mengenai mulut dan memberikan makanan/susu dengan
mencicipi/meniup terlebih dahulu makanan/susu tersebut sehingga secara tidak
langsung sudah terjadi perpindahan kuman dari orang tua atau pengasuh kepada
anak.

Pembersihan gusi, gigi, dan lidah pada bayi juga penting untuk dilakukan
secara teratur setiap selesai minum susu dan makan dengan cara yang benar
sehingga tidak terjadi penumpukan plak yang akan berakibat terjadinya karies
maupun penyakit periodontal di kemudian hari. Cara yang paling mudah
dilakukan adalah dengan menggunakan kain kasa yang dibalutkan ke jari orang
tua atau pengasuh, kemudian digosokkan secara perlahan dengan gerakan
memutar mengenai gusi dan gigi. Bila anak sudah bisa menggunakan sikat gigi, a
gunakanlah pasta gigi untuk membersihkan gigi. Namun, jika si anak belum bisa
meludah,

jangan gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride karena bila

tertimbun akan mengganggu pencernaan anak, seperti mual, muntah, dan diare.
Penanganan yang dilakukan oleh dokter gigi anak tergantung dari berat
ringannya autis. Pada kasus yang ringan bisa dilakukan dengan pendekatan
nonfarmakologis, tetapi untuk kasus berat

harus dengan pendekatan

farmakologis. Dokter gigi akan melakukan pendekatan psikologis terhadap anak,


seperti

menerangkan

terlebih

dulu

perawatan

yang

akan

diberikan,

mendemonstrasikan alat yang dipakai, kemudian dilanjutkan dengan prosedur


perawatan
Perawatan gigi yang dilakukan dapat dilakukan dengan berbagai tahapan.
Kegiatan

awal

dapat

dilakukan

dengan

mengontrol

plak.

Selanjutnya,

pembersihan gigi oleh dokter gigi dan pemberian informasi kepada orang tua
tentang bagaimana merawat gigi yang baik yang bisa dilakukan di rumah, cara
mendeteksi karies secara dini, dan pentingnya pemberikan asupan makanan yang
bergizi untuk pertumbuhan dan perkembangan gigi dan mulut. Kegiatan

selanjutnya adalah memberikan topikal aplikasi fluor, yaitu pemberian fluor pada
anak secara topikal dalam bentuk gel,
Pembersihan plak dan karang gigi, serta Fissure Sealant berfungsi sebagai
penutup celah/alur pada permukaan gigi geraham permanen anak untuk mencegah
makanan menempel pada daerah tersebut.
Selain beberapa hal di atas, kontrol rutin paling tidak 4-6 bulan sekali
perlu dilakukan pada anak sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih lanjut.
Kerjasama dengan orang tua maupun pengasuh untuk keberhasilan perawatan gigi
anak autis sangat penting sehingga anak autis mendapatkan perawatan gigi yang
baik dan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Titien I. Peran dokter gigi dalam tumbuh kembang anak berkebutuhan


khusus. Majalah Kedokteran Gigi. 2012;XIX (2):176-80
2. Widuri RW, Joeda AS Penanganan kemampuan interaksi sosial anak autis.
Jurnal Pendidikan Khusus. 2013;3(3):12
3. Aritonang E, Pardede A, Eka E. Pengetahuan, sikap dan tindakan ibu
dalam pola makan anak penderita autis di Yayasan Tali Kasih. Jurnal
Kedokteran Indonesia. 2009;1(1):1027.

Anda mungkin juga menyukai