Anda di halaman 1dari 5

BRAINADE

take it or explode it
Home

Wednesday, January 11, 2012

Filosofi Yunani mengenai definisi estetika


Readers, I am not out of my track, I am sure. But here I have an article which is neither
about gender nor media. FYI, I am a student majoring in Media studies and Gender
Studies, so what I write is usually about those two subjects. This article, also I found it
from my laptop an again I could not remember when I ever wrote it. I am 100% sure, I
used to write it. Never mind, just be happy having it, readers. One more thing, it is in
Bahasa Indonesia, not in Malay language like some previous articles.
Definisi Keindahan
Estetika merupakan filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang
dianggap sebagai penalaran terhadap sentimen dan rasa. Estetika berasal dari
bahasa yunani austhetike yang pertama kali dikenalkan oleh seorang filsuf bernama
Alexander Gottlieb Baumgarten (1735) untuk mendefinisikan ilmu tentang segala hal
yang bisa dirasakan melalui perasaan manusia. Kata lainnya yaitu aesthetikos yang
memiliki makna sesuatu yang berkaitan dengan indera atau berkaitan dengan
persepsi peninderaan, pemahaman, dan perasaan. Kemudian pada tahun 1830, T.J.
Diffey memperkenalkan aesthetics sebagai adaptasi istilah estetika dalam bahasa
inggris. Estetika secara sederhana merupakan ilmu yang mempelajari tentang
keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya. Keindahan itu sendiri bisa bermakna sifat dari sesuatu yang
memberi kita rasa senang bila melihatnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan adalah keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Dalam konteks sehari-hari, kata estetik jarang dipakai dan diwakili oleh kata
indah. Kata estetik pada umumnya dikaitkan dengan citra rasa yang baik,
keindahan dan artistik. Dengan kata lain, estetik menjadi objek dalam kajian disiplin
estetika. Estetika merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas filosofi seni
dan estetik objek lainnya. Itulah sebabnya ada istilah estetika filosofis. Louis Arnaud
Reid memberi batasan estetika filosofis sebagai disiplin yang mengkaji makna istilahistilah dan konsep-konsep yang berkenaan dengan seni.

Estetika filsafat yang dekat dengan filosofi seni bermula sejak lahirnya filsafat dalam
sejarah kemanusiaan. Estetika filosofis secara mendasar mencoba berusaha mencari
jawaban tentang hakekat dan asas dari keindahan dan fenomena estetik. Karena
estetika dekat hubungannya dengan filsafat seni, estetika berfungsi sebagai penafsir
dan penjelas fenomena kehidupan seni rupa. Estetika atau keindahan memberi nilai
lebih pada suatu karya seni. Tidak hanya karya seni saja yang mengandung unsur
indah, suatu produk desain juga bisa dikatakan indah apabila masuk dalam dimensi
keindahan itu sendiri. Estetika modern mengantarkan pada konsep desain yang
inovatif dan menarik. Estetika modern memberi arti untuk tiga hal yaitu, studi
mengenai fenomena estetis, studi mengenai fenomena persepsi dan studi mengenai
seni sebagai hasil pengalaman estetis.
Keindahan mempunyai penilaian berbeda untuk tiap masa. pada masa romantisme,
keindahan dianggap sebagai kemampuan dalam menyajikan sebuah keagungan.
Pada masa itu indah dan agung seakan memiliki makna yang dekat untuk
mengungkapkan suatu romanisme. Namun tidak pada masa realisme yang menilai
keindahan sebagai suatu kemapuan untuk menyajikan sesuatu dalam keadaan yang
sebenarnya. Kenyataan lebih penting dari pada sesuatu yang disebut agung. Lain
lagi pada masa de Stijl di Belanda. Keindahan pada masa ini memiliki nilai sebagai
kemampuan untuk mengkomposisiskan warna dan ruang serta berarti pula sebagai
kemampuan mengabstraksi benda.
Keindahan menurut Plato
Plato (427-347 SM) merupakan filsuf Yunani yang mempunyai konsep tinggi
terhadap suatu ide. Pemikirannya diakui dan digunakan oleh banyak kalangan di
dunia. Plato merupakan salah satu tokoh filosof yang termasuk dalam golongan
filosof idealisme. Pendapatnya yang terkenal yaitu bahwa kenyataan itu adalah idea
(bentuk). Dalam pemahamannya, alam dunia ini merupakan kenyataan yang tidak
sempurna dan hanya merupakan refleksi dari idea. Seni temasuk dalam unsur di
dunia. Menurut Plato, seni adalah imitasi dari kenyataan idea. Seni tidak lebih tinggi
jika dipandang dari hubungannya dengan realitas. Seni tidak dapat diandalkan
sebagai sumber pengetahuan realitas.
Di sisi lain, Plato turut serta menyumbangkan pemikirannya dalam mempengaruhi
konsep desain modern. Metode dialektika Plato yang merupakan simplifikasi
persoalan melalui klasifikasi sistematis, menjadi dasar pendidikan desain modern.
Metode tersebut berguna dalam persoalan desain yang kompleks dan banyak
melibatkan banyak bidang seperti pada desain-desain rekayasa. Desain-desain itu

sendiri memerlukan konsep keindahan. Dan menurut Plato, keindahan adalah hal
yang terkait dengan proporsi, keharmonisan dan kesatuan. Suatu benda maupun
materi di dunia ini tidak ideal dan akan berkesan ideal apabila ada unsur-unsur
yang baik dalam proporsi bentuk, keharmonisan serta kesatuan yang tercipta di
dalamnya.
Keindahan dilihat dari sudut pandang Aristoteles
Aristoteles termasuk salah satu ahli filsafat besar Yunani selain Socrates dan Plato.
Aristoteles merupakan murid dari Plato. Jika Plato dikenal dengan teorinya bahwa
kenyataan materi ada pada bentuk yang ideal, Aristoteles menjelaskan bahwa materi
tidak akan eksis tanpa bentuk. Aristoteles menyumbangkan pemikirannya tentang
logika berpikir secara deduktif. Hal inilah yang dipakai sampai sekarang sebagai
dasar dari setiap pembelajaran formal. Selain metode berpikir secara deduktif,
Aristoteles juga menyadari pentingnya berpikir secara induktif sebagai dasar dalam
penelitian ilmiah.
Desain diciptakan melalui pemikiran deduktif dan induktif oleh penciptanya.
Pemikiran secara deduktif dan induktif berdampak pada hasil yang baik, seimbang
dan menimbulkan kesan estetik. Secara tidak langsung pemikiran Aristoteles telah
mempengaruhi konsep desain. Nilai estetik dari suatu desain dapat dihasilkan dari
analisa otak mengenai teori-teorinya. Bahkan menurut Aristoteles, keindahan dari
suatu bentuk, secara logika datang dari aturan-aturan, kesimetrisan dan keberadaan.
Aristoteles dikenal dengan teori-teorinya yang masuk akal dan mewakili pemikiran
masyarakat pada umumnya. Aristoteles senantiasa melakukan pendekatan rasional
dalam setiap karyanya. Menurutnya, setiap segi kehidupan manusia atau
masyarakat selalu terbuka untuk obyek pemikiran dan analisa.
Definisi Keindahan oleh Socrates
Socrates (470-399 SM) merupakan sosok yang mewakili tradisi filosofi Yunani. Ia
adalah guru dari Filsuf besar Plato. Sebagai guru besar bagi Aristokrat muda Athena,
Socrates menerapkan metode ajaran quisioner di mana ia tidak menjelaskan pokok
bahasannya secara langsung pada murid-muridnya melainkan dengan mengajukan
pertanyaan. Kesalahan jawaban muridnya kemudian dianalisa secara logika dan
diajukan pertanyaan lebih jauh lagi. Dari metode ini dapat melatih murid-muridnya
untuk lebih memperluas dan memperjelas ide-ide yang ada pada pikiran mereka
serta mampu mengembangkan konsep-konsep yang mereka maksud secara
mendetail.
Socrates percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah ataupun

benar memainkan peranan penting mendefinisikan hubungan seseorang dengan


lingkungan dan sesamanya. Ia percaya bahwamanusia pada dasarnya adalah jujur,
sedangkan kejahatan yang meliputinya merupakan suatu dampak dari salah
pengarahan yang membebani kondisi seseorang. Gagasan sistematisnya mengenai
keseimbangan alami lingkungan memberi pengaruh pada metode pengembangan
ilmu pengetahuan.
Sumbangsih Socrates terbesar bagi pemikiran barat adalah metode penelitiannya
yang dikenal elenchus. Elenchus banyak diterapkan untuk menguji konsep moral
yang pokok. Konsep moral pokok ini dapat diterapkan dalam pendesainan suatu
objek bahwa suatu desain harus jujur. Kejujuran desain dapat terlihat dari tidak
berubahnya fungsi-fungsi unsur alami dari suatu komponen desain sehingga tidak
mengurangi nilai keindahan dari desain itu sendiri. Menurutnya, keindahan objek
akan muncul pada kesan kejujuran, keseimbangan dan tujuan dari keindahan itu
sendiri.
Pendapat Epicurus mengenai makna keindahan
Epicurus (341-270 SM) merupakan salah satu ahli filsafat Yunani yang termasuk
dalam golongan filsafat materialisme. Menurutnya, kesenangan dan kesedihan
merupakan ukuran apa yang disebut baik dan apa yang disebut buruk. Semua
peristiwa di dunia ini didasari oleh pergerakan atom dalam ruang hampa. Teori
materialisme Epicurus menjelaskan bahwa sifat ketuhanan tersusun atas atom-atom
yang tidak dikaitkan dengan urusan manusia dan tidak dicptakan secara umum
serta umumnya mempelajari kesenangan individu itu sendiri.
Filosofi Epicurean yang masih digunakan saat ini yaitu, di zaman yang modern ini,
ilmuan mengadaptasi teori atom di mana para filsuf materialisme bersatu dalam
etika hedonis Epicurus dan mengemukakan kembali keberatannya terhadap
teleology alam. Epicurus bermain dalam masa penting yang dikenal sebagai
keajaiban Yunani. Ia merupakan orang yang pertama kali mencoba untuk
menjelaskan sifat alamiah dari dunia tidak dengan bantuan magis ataupun religi
tetapi dengan prinsip materi. Dia merupakan figure yang membuka pengembangan
ilmiah dan metode ilmiah karena pendapatnya bahwa tak satupun dapat dipercaya
kecuali apa yang dicoba melalui observasi dan pengambilan kesimpulan secara
logika.
Keindahan diciptakan dari interaksi materi-materi penting di dalamnya dan bukan
karena magis. Sesuatu yang indah dekat dengan sifat ketuhanan. Epicorus sendiri
mengkaitkan dua hal penting yaitu materi dan kenyataan logis sebagai komponen
keindahan.

Lily Rofil at 10:59 PM


Share

No comments:
Post a Comment

Home

View web version


Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai