Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

Metabolit Sekunder pada Tumbuhan


Ahli kimia memberikan arti yang lebih sempit tentang istilah bahan alam, yakni
senyawa kimia yang berkaitan dengan metabolit sekunder saja, seperti alkaloid, flavonoid,
steroid, terpenoid, golongan fenol, feromon, saponin, tanin, kuinon, dan sebagainya. Senyawa
metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan
bioaktivitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan hama penyakit untuk
tumbuhan tersebut atau lingkungan. Senyawa metabolit sekunder digunakan sebagai zat
warna, racun, aroma makanan, dan obat tradisional pada kehidupan sehari-hari (Meta,
2016).
Metabolit sekunder merupakan senyawa metabolit yang tidak esensial bagi
pertumbuhan organisme dan disintesis dalam jumlah sedikit. Namun, peranannya sangat vital.
Metabolit sekunder banyak ditemukan dalam bentuk yang berbeda-beda jenis antara spesies
yang satu dan lainnya. Sedangkan senyawa metabolit primer adalah senyawa yang dihasilkan
oleh makhluk hidup, bersifat esensial bagi proses metabolisme selnya dan disintesis secara
terus-menerus. Senyawa metabolit sekunder dikelompokkan menjadi 4 kelompok
makromolekul, yaitu karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat.
Perbedaan senyawa metabolit sekunder dan metabolit primer terletak pada waktu
sintesisnya. Senyawa metabolit sekunder tidak selalu dihasilkan, akan tetapi hanya disintesis
pada saat-saat tertentu saja. Sedangkan senyawa metabolit primer disintesis setiap saat untuk
kelangsungan

hidup tumbuhan.

Fungsi

dari

metabolit

sekunder

adalah

untuk

mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Sebagai


contohnya, untuk mengatasi hama dan penyakit, maupun untuk menarik polinator saat
penyerbukan bunga. Sedangkan fungsi metabolit sekunder bagi manusia umumnya digunakan
sebagai obat bahan kimia campuran untuk membuat produk bernilai jual (Rizal, 2016).
Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu:
1. Terpenoid, mengandung karbon dan hidrogen serta disintesis melalui jalur metabolisme
asam mevalonat. Contoh dari terpenoid, yaitu monoterpena, seskuiterepena, diterpena,
triterpena, dan polimer terpena.
2. Fenolik, senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin benzena, hidrogen,
dan oksigen dalam struktur kimianya. Contohnya, asam fenolat, kumarin, lignin,
flavonoid, dan tanin.

3. Kelompok metabolit sekunder yang lain, yaitu senyawa yang mengandung nitrogen.
Contoh dari kelompok yang mengandung nitrogen adalah alkaloid dan glukosinolat.
Sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder memanfaatkan
senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain di
sekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder (seperti quinon, flavonoid,
tanin, dll.) yang membuat tanaman lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Hal ini disebut
sebagai alelopati. Berbagai senyawa metabolit sekunder telah digunakan sebagai obat atau
model untuk membuat obat baru, contohnya adalah aspirin yang dibuat berdasarkan asam
salisilat yang secara alami terdapat pada tumbuhan tertentu. Manfaat lain dari metabolit
sekunder adalah sebagai pestisida dan insektisida, contohnya adalah rotenon dan rotenoid.
Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah digunakan dalam memproduksi sabun,
parfum, minyak herbal, pewarna, permen karet, dan plastik alami adalah resin, antosianin,
tanin, saponin, dan minyak volatil (Novizan, 2002).
Kelas

Contoh Senyawa

Contoh Sumber

Efek dan
Kegunaan

SENYAWA MENGANDUNG NITROGEN


Alkaloid

Nikotin, kokain,

Tembakau, coklat

teobromin

Mempengaruhi
neurotransmisi dan
menghambat kerja
enzim

Monoterpena

TERPENOID
Mentol, linalool
Tumbuhan mint dan

Mempengaruhi

banyak tumbuhan

neurotransmisi,

lainnya

menghambat
transpor ion,

Diterpena

Gossypol

Kapas

anestetik
Menghambat

Triterpena,

Digitogenin

Digitalis (Foxglove

fosforilasi, toksik
Stimulasi otot

digitalis sp.)

jantung,

glikosida kardiak
(jantung)
Sterol

memengaruhi
Spinasterol

Bayam

transpor ion
Mempengaruhi
2

kerja hormon hewan


Asam fenolat

FENOLIK
Kafeat, klorogenat
Semua tanaman

Menyebabkan
kerusakan oksidatif,
timbulnya warna
coklat pada buah

Tanin

Lignin

Gallotanin, tanin

Oak, kacang-

dan wine.
Mengikat protein,

terkondensasi

kacangan

enzim, menghambat

Semua tanaman

digesti, antioksidan.
Struktur, serat

Lignin

darat
Struktur penghasil metabolit sekunder terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Jaringan rekresi, yaitu jaringan yang mengeluarkan senyawa yang belum melewati proses
metabolisme. Jaringan ini terdiri dari hidatoda dan kelenjar garam. Hidatoda merupakan
struktur yang mengeluarkan air dari mesofil ke permukaan daun. Sedangkan kelenjar
garam berfungsi untuk mengeluarkan garam yang terserap.
2. Jaringan ekskresi, yaitu jaringan yang terdapat di permukaan tubuh. Jaringan ini terdiri
dari:
Rambut kelenjar dan kelenjar. Terdapat pada bagian trikoma. Fungsi rambut kelenjar
adalah menyaring zat-zat ekskresi, misalnya minyak atsiri dan mengatur pengeluaran

ekskresi lewat plasma, sedangkan kelenjar berfungsi untuk penghasil lendir.


Kelenjar madu. Umunya terdapat pada bagian bunga, merupakan kelenjar di bagian
pangkal. Bentuknya berupa tonjolan yang terdiri dari banyak sel diatasnya memiliki

plasma yang kental.


Osmofora, yaitu kelenjar yang menghasilkan minyak volatil (menguap) pada bagian-

bagian bunga.
3. Jaringan sekresi (kelenjar internal). Pada tumbuhan terdapat struktur sekresi khusus yang
berupa sel atau sekelompok sel menyekresikan senyawa-senyawa tertentu yang tidak
dikeluarkan dari tubuh. Berdasarkan tempat penyimpanan materi yang akan disekresikan,
sel penghasil metabolit sekunder terdiri dari 2 macam, yaitu:
Sekresi intraseluler. Sekresi yang menyekresikan materinya di dalam sel. Salah satu
contohnya, yaitu idioblas sel. Idioblas sel merupakan sel yang terspesialisasi untuk
menyimpan senyawa metabolit. Sel idioblas sedikit berbeda dibandingkan dengan selsel di sekitarnya, tersusun tunggal atau dalam barisan yang panjang, misalnya latisifer,
litosis pada ficus. Idioblas dapat mengandung resin, tanin, lendir, kristal, minyak, dll.
3

Sekresi ekstraseluler. Sekresi ekstraseluler adalah materi disekresikan ke luar sel.


Struktur sekresi ekstraseluler dapat terbentuk secara schizogenous atau lysigenous.
Kehadiran sel epitel dapat digunakan sebagai penanda asal mula pembentukan
struktur sekresi secara skizogen. Kantung sekresi yang terbentuk secara lisigen tidak
akan memiliki sel epitel sebagai pembatasnya, karena kantung/saluran terbentuk
secara lisis. Sekresi ektraseluler dibagi menjadi 2, yaitu:
o Sekresi endogen. Akumulasi materi untuk sekresi terjadi di ruang antar sel.
o Sekresi eksogen. Materi disekresikan keluar dari tumbuhan dan terjadi dalam
berbagai struktur sekretori epidermal (Indrayanto, 2006).

Contoh Metabolit Sekunder


1. Alkaloid

Kafein, suatu alkaloid


Alkaloid merupakan senyawa-senyawa cenderung basa yang mengandung atom nitrogen,
kebanyakan berbentuk heterosiklik, dan umumnya bersifat racun. Alkaloid merupakan
senyawa organik yang paling melimpah di alam, dengan lebih dari 3000 jenis. Beberapa jenis
alkaloid yang umum di dengar dalam kehidupan sehari-hari antara lain kafein, nikotin, dan
morfin. Alkaloid dapat ditemukan dalam jaringan daun, batang, biji, buah, dan akar
tumbuhan. Alkaloid sebagian besar dihasilkan oleh tumbuhan, namun beberapa jamur dan
hewan juga menghasilkan jenis-jenis alkaloid tertentu. Fungsi alkaloid bagi tumbuhan begitu
jelas diketahui. Namun, beberapa jenis alkaloid memberikan perlindungan terhadap
beberapa jenis serangga predator. Dalam jaringan tumbuhan, alkaloid memberikan rasa
pahit pada jaringan tersebut. Beberapa alkaloid juga dapat menghambat pertumbuhan
jamur pada tumbuhan.
Alkaloid telah sejak lama dikenal manfaatnya dalam dunia kesehatan. Salah satu yang
terkenal adalah morfin yang digunakan untuk menahan rasa sakit. Morfin dalam jumlah
sedikit dapat bermanfaat bagi kesehatan terutama untuk menghilangkan rasa sakit dalam

operasi. Namun, morfin banyak disalahgunakan menjadi obat-obatan terlarang yang


diperjualbelikan secara ilegal. Beberapa alkaloid beserta fungsinya adalah sebagai berikut.
Nama Alkaloid
Kafein
Nikotin
Morfin
Kodein
Atropin
Kokain
Piperin
Quinin
Saponin
Vinblastin
Vinkristin
Ergotamin
Mitraginin
Reserpin
Epedrin
Nikotin
Meskalin
Psilosibin
Strikhnin

Fungsi
Menenangkan saraf, menghambat rasa kantuk
Menstimulasi kerja saraf otonom
Penahan rasa sakit (analgesik)
Penahan rasa sakit, obat batuk
Obat tetes mata
Penahan rasa sakit
Bioinsektisida
Obat penyakit malaria
Antibakteri
Obat kanker
Obat kanker
Analgesik pada migrain
Analgesik dan antitusif
Obat disfungsi ereksi
Mempengaruhi konstriksi pembuluh darah
Bahan aktif dalam rokok
Berefek halusinogen
Berefek halusinogen
Racun yang sangat kuat

Beberapa tumbuhan penghasil alkaloid banyak dikembangbiakkan baik secara resmi


untuk tujuan medis atau secara ilegal untuk mencari keutungan. Tumbuhan opium sebagai
sumber dari morfin banyak ditanam di negara-negara Amerika latin dan negara konflik
seperti Afganistan. Opium ditanam secara ilegal untuk dipanen getah buahnya untuk diproses
menjadi morfin dan beberapa jenis bahan aktif turunannya. Tembakau merupakan sumber
untuk nikotin yang banyak dikembangkan dalam industri rokok, nikotin merupakan bahan
aktif dalam rokok, namun menimbulkan dampak negatif bagi tubuh. Kafein adalah alkaloid
yang ditemukan dalam biji kopi, kafein memberikan rasa tenang pada saraf dan menghambat
rasa kantuk. Kopi merupakan penghasil alkaloid yang paling banyak dikembangkan dalam
pertanian secara legal di seluruh dunia.
2. Flavonoid

A dan B cincin fenil, C cincin heterosiklik


Flavonoid adalah metabolit sekunder tumbuhan yang pada keadaan alaminya
berwarna kuning. Flavonoid merupakan kelompok molekul yang beranggotakan lebih dari
5000 jenis dengan struktur umum tersusun atas 15 atom C yang terdiri atas 2 cincin fenil dan
cincin heterosiklik. Flavonoid merupakan pigmen penting bunga yang menjadikan bunga
berwarna kuning. Pigmen ini penting dalam menarik perhatian hewan polinator agar
datang dan membantu penyerbukan tumbuhan. Flavonoid juga berperan dalam mekanisme
pembentukan bintil akar antara rhizobium dengan akar tumbuhan kacang-kacangan.
Flavonoid dulu dikenal dengan nama vitamin P karena memiliki manfaat bagi kesehatan
manusia. Beberapa manfaat flavonoid bagi tubuh manusia adalah sebagai antioksidan, antiradang, anti-kanker, antibakteri, dan membantu menyembuhkan penyakit kardiovaskuler.
Flavonoid dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan struktur molekulnya.
Kelompok-kelompok tersebut antara lain antoxantin, flavanon, flavanonol, flavan, dan
antosianidin. Flavonoid dapat diperoleh dari berbagai jenis sayur dan buah yang sering
dikonsumsi. Makanan-makanan yang terkenal akan kandungan flavonoid di dalamnya adalah
seledri, blueberi, teh hitam, jeruk, dan coklat murni (dark chocolate). Flavonoid dalam
dark chocolate merupakan salah satu penyebab munculnya rasa pahit pada coklat tersebut.
3. Terpenoid
Golongan senyawa ini dapat dipisahkan dari tumbuhan sumbernya melalui destilasi uap
atau secara ekstraksi dan dikenal dengan nama minyak atsiri. Beberapa contoh minyak atsiri,
misalnya minyak yang diperoleh dari cengkeh, bunga mawar, serai (sitronela), cukaliptus,
pepermint, kamfe, sedar (tumbuhan cedrus), dan terpentin. Senyawa organik bahan alam
golongan minyak atsiri sangat banyak digunakan dalam industri wangi-wangian (perfumery),
makanan, dan obat-obatan. Banyak tumbuhan (bunga, daun, buah, biji atau akar) yang berbau
harum. Bau harum itu berasal dari senyawa yang terdiri dari 10 dan 15 karbon yang disebut
terpenoid (Putri, 2016). Berdasarkan jumlah atom karbonnya, terpenoid bisa digolongkan ke
dalam kelompok:
6

Monoterpenoid (C10) berperan aktif dalam mekanisme pertahanan tumbuhan, contohnya


pada keluarga Coniferae. Monoterpenoid juga berfungsi sebagai penarik serangga
(repellent). Contoh senyawa golongan monoterpenoid yang terkenal di dunia pengobatan

adalah menthol, limonene, dan geraniol.


Sesquiterpenoid (C15) bertekstur rasa pahit, berperan besar dalam mekanisme
pertahanan tumbuhan, dan merupakan kelompok dengan keragaman senyawa terbesar,
mencapai 200 jenis. Contoh sesquiterpen adalah artemisin, senyawa aktif dari tanaman

Artemisia annua.
Diterpenoid (C20) bersifat racun dan sanggup mengiritasi. Taxol adalah satu senyawa
diterpenoid yang berhasil diisolasi dari tanaman yang di barat dikenal sebagai passific

yew dan digunakan sebagai obat kanker.


Triterpenoid (C30) memiliki aktivitas fisiologi yang sangat berarti dalam dunia
pengobatan tradisional. Komponen aktifnya bekerja untuk mengobati penyakit diabetes,
berefek sitotoksik sehingga dipakai sebagai antitumor, mengatasi malaria, dan gangguan
menstruasi. Contohnya azadirachtin dari tanaman mimba Azadirachta indica,
andrographolide dari sambiloto (Andrographis paniculata), dan digitoxin dari tanaman
Digitalis purpurea (Rizal, 2016).

Kandungan Metabolit Sekunder Daun Surian


Indonesia adalah negara dengan hutan tropis paling besar ketiga di dunia (setelah
Brazil dan Zaire). Keanekaragaman hayati merupakan basis berbagai pengobatan dan
penemuan industri farmasi di masa mendatang. Jumlah tumbuhan berkhasiat obat di
Indonesia diperkirakan sekitar 1.260 jenis tumbuhan. Tumbuhan menghasilkan metabolit
sekunder yang berpotensi sebagai antioksidan, zat perwarna, penambah aroma makanan,
parfum, insektisida, dan obat. Ada 150.000 metabolit sekunder yang sudah diidentifikasi dan
ada 4000 metabolit sekunder baru/tahun (Indrayanto, 2006).
Baru-baru ini, antioksidan menjadi topik menarik. Ini merupakan minat yang besar
bagi khalayak ramai, ahli obat, nutrisi, penelitian ilmu kesehatan dan makanan untuk
mengetahui kapasitas dan unsur antioksidan pada makanan yang kita konsumsi, begitu pula
pada tumbuhan. Antioksidan dapat membantu melindungi tubuh manusia melawan kerusakan
yang disebabkan oleh senyawa oksigen reaktif (ROS; reactive oxygen species) dan radikal
bebas lainnya. Akibat reaktivititas yang tinggi, radikal bebas dapat merusak berbagai sel
makromolekul, termasuk protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat. Radikal bebas
mampu merusak molekul dan menjadi penyebab dari beberapa penyakit degeneratif dan
7

penyakit kronis. Banyak penelitian telah membuktikan manfaat mengkonsumi tanaman yang
berkhasiat antioksidan, seperti dapat menurunkan resiko penyakit jantung, kanker, katarak
dan penyakit degeneratif lain karena proses. Hal ini menjadikan antioksidan, terutama dari
alam, banyak diminati di dunia saat ini.
Surian (Toona sureni (Bl.) Merr.) merupakan salah satu tumbuhan tingkat tinggi yang
terdapat di Indonesia. Tumbuhan ini telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
berbagai keperluan. Kayu surian berkualitas tinggi karena sangat kuat dan tahan terhadap
serangga sehingga sering digunakan untuk bahan bangunan dan pembuatan meubel. Seiring
dengan pemanfaatan batangnya, bagian-bagian lain dari tumbuhan ini pun dapat digunakan
secara tradisional karena mempunyai keistimewaan tersendiri. Dalam bidang kesehatan, daun
surian yang berwarna merah digunakan sebagai astringen, tonikum, obat diare kronis,
disentri, dan penyakit usus lainnya. Ekstrak daun surian ini diketahui mempunyai efek
antibiotik serta mempunyai bioaktivitas sebagai antimikroba terhadap Staphylococcus. Pucuk
daun surian juga dapat digunakan untuk mengatasi pembengkakan ginjal. Kulit kayu, daun
dan, buahnya kaya akan kandungan minyak atsiri.
Dari penelusuran literatur, sedikit sekali diperoleh informasi ilmiah tentang
bioaktivitas daun surian, padahal secara tradisional daun surian telah dimanfaatkan sebagai
bahan obat. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penapisan pada berbagai ekstraksi
dengan menggunakan metode brine shrimp lethality test (BSLT) dan dengan peredaman
radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Pada uji awal reaksi peredaman DPPH,
diketahui bahwa ekstrak nheksan, etil asetat dan metanol dari daun surian punya aktivitas
antioksidatif yang cukup baik bila dibandingkan asam askorbat (vitamin C). Metabolit
sekunder yang bersifat antioksidatif di antaranya adalah alkaloid, flavonoid, senyawa fenol,
steroid, dan terpenoid.
Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak daun surian (T. sureni, Bl. (Merr)) dilakukan
melalui reaksi peredaman radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Radikal bebas
dikenal sebagai faktor utama dalam kerusakan biologi, dan DPPH digunakan untuk
mengevaluasi aktivitas peredaman radikal bebas dari suatu antioksidan alami. DPPH yang
merupakan suatu molekul radikal bebas dengan warna ungu dapat berubah menjadi senyawa
yang stabil dengan warna kuning oleh reaksi dengan antioksidan, di mana antioksidan
memberikan satu elektronnya pada DPPH sehingga terjadi peredaman pada radikal bebas
DPPH. Uji DPPH merupakan metode yang mudah untuk menapis sejumlah kecil molekul
antioksidan karena reaksi dapat diamati secara visual menggunakan KLT (Kromatografi
Lapisan Tipis), atau juga intensitasnya dapat dianalisis melalui spektrofotometri sederhana.
8

Mekanisme DPPH Akseptor


Elektron tak berpasangan pada DPPH memberikan suatu absorbsi yang kuat, maksimum pada
= 517 nm dan berwarna ungu. Peredaman radikal bebas oleh antioksidan terjadi ketika
elektron tak berpasangan menjadi berpasangan dengan adanya sebuah donor hidrogen,
sehingga membentuk DPPH yang lebih stabil.

Pada senyawa polifenol, aktivitas antioksidan berkaitan erat dengan struktur rantai
samping dan juga substitusi pada cincin aromatiknya. Kemampuannya untuk bereaksi dengan
radikal bebas DPPH dapat mempengaruhi urutan kekuatan antioksidannya. Aktivitas
peredaman radikal bebas senyawa polifenol diyakini dipengaruhi oleh jumlah dan posisi
hidrogen fenolik dalam molekulnya. Dengan demikian, aktivitas antioksidan yang lebih
tinggi akan dihasilkan pada senyawa fenolik yang mempunyai jumlah gugus hidroksil yang
lebih banyak pada inti flavonoidnya. Senyawa fenolik ini mempunyai kemampuan untuk
menyumbangkan hidrogen, maka aktivitas antioksidan senyawa fenolik dapat dihasilkan pada
reaksi netralisasi radikal bebas yang mengawali proses oksidasi atau pada penghentian reaksi
radikal berantai yang terjadi. Sifat antioksidan dari flavonoid berasal dari kemampuan untuk
mentransfer sebuah elektron ke senyawa radikal bebas dan juga membentuk kompleks
dengan logam. Kedua mekanisme itu membuat flavonoid memiliki beberapa efek, di
antaranya menghambat peroksidasi lipid, menekan kerusakan jaringan oleh radikal bebas,
dan menghambat aktivitas beberapa enzim. Senyawa alkaloid, terutama indol, memiliki
kemampuan untuk menghentikan reaksi rantai radikal bebas secara efisien. Senyawa
radikal turunan dari senyawa amina ini memiliki tahap terminasi yang sangat lama. Beberapa
senyawa alkaloid lain yang bersifat antioksidan adalah quinolon, kafein yang dapat
bertindak sebagai peredam radikal hidroksil, dan melatonin yang berperan penting
menjaga sel dari pengaruh radiasi dan toksisitas obat-obatan. Namun, dalam penelitian ini
belum dapat diketahui jenis alkaloid apa yang berperan dalam bioaktivitas antioksidan
(Yuhernita dkk, 2009).

Takson

Nama Ilmiah

Kingdom

Plantae

Subkingdom

Tracheobionta

Superdivisi

Spermatophyta

Divisi

Magnoliophyta

Kelas

Magnoliopsida

Subkelas

Rosidae

Ordo

Sapindales

Famili

Meliaceae

Spesies

Toona sureni (Bl.) Merr

Anda mungkin juga menyukai