hidup tumbuhan.
Fungsi
dari
metabolit
sekunder
adalah
untuk
3. Kelompok metabolit sekunder yang lain, yaitu senyawa yang mengandung nitrogen.
Contoh dari kelompok yang mengandung nitrogen adalah alkaloid dan glukosinolat.
Sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder memanfaatkan
senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan makhluk hidup lain di
sekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder (seperti quinon, flavonoid,
tanin, dll.) yang membuat tanaman lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Hal ini disebut
sebagai alelopati. Berbagai senyawa metabolit sekunder telah digunakan sebagai obat atau
model untuk membuat obat baru, contohnya adalah aspirin yang dibuat berdasarkan asam
salisilat yang secara alami terdapat pada tumbuhan tertentu. Manfaat lain dari metabolit
sekunder adalah sebagai pestisida dan insektisida, contohnya adalah rotenon dan rotenoid.
Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah digunakan dalam memproduksi sabun,
parfum, minyak herbal, pewarna, permen karet, dan plastik alami adalah resin, antosianin,
tanin, saponin, dan minyak volatil (Novizan, 2002).
Kelas
Contoh Senyawa
Contoh Sumber
Efek dan
Kegunaan
Nikotin, kokain,
Tembakau, coklat
teobromin
Mempengaruhi
neurotransmisi dan
menghambat kerja
enzim
Monoterpena
TERPENOID
Mentol, linalool
Tumbuhan mint dan
Mempengaruhi
banyak tumbuhan
neurotransmisi,
lainnya
menghambat
transpor ion,
Diterpena
Gossypol
Kapas
anestetik
Menghambat
Triterpena,
Digitogenin
Digitalis (Foxglove
fosforilasi, toksik
Stimulasi otot
digitalis sp.)
jantung,
glikosida kardiak
(jantung)
Sterol
memengaruhi
Spinasterol
Bayam
transpor ion
Mempengaruhi
2
FENOLIK
Kafeat, klorogenat
Semua tanaman
Menyebabkan
kerusakan oksidatif,
timbulnya warna
coklat pada buah
Tanin
Lignin
Gallotanin, tanin
Oak, kacang-
dan wine.
Mengikat protein,
terkondensasi
kacangan
enzim, menghambat
Semua tanaman
digesti, antioksidan.
Struktur, serat
Lignin
darat
Struktur penghasil metabolit sekunder terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Jaringan rekresi, yaitu jaringan yang mengeluarkan senyawa yang belum melewati proses
metabolisme. Jaringan ini terdiri dari hidatoda dan kelenjar garam. Hidatoda merupakan
struktur yang mengeluarkan air dari mesofil ke permukaan daun. Sedangkan kelenjar
garam berfungsi untuk mengeluarkan garam yang terserap.
2. Jaringan ekskresi, yaitu jaringan yang terdapat di permukaan tubuh. Jaringan ini terdiri
dari:
Rambut kelenjar dan kelenjar. Terdapat pada bagian trikoma. Fungsi rambut kelenjar
adalah menyaring zat-zat ekskresi, misalnya minyak atsiri dan mengatur pengeluaran
bagian bunga.
3. Jaringan sekresi (kelenjar internal). Pada tumbuhan terdapat struktur sekresi khusus yang
berupa sel atau sekelompok sel menyekresikan senyawa-senyawa tertentu yang tidak
dikeluarkan dari tubuh. Berdasarkan tempat penyimpanan materi yang akan disekresikan,
sel penghasil metabolit sekunder terdiri dari 2 macam, yaitu:
Sekresi intraseluler. Sekresi yang menyekresikan materinya di dalam sel. Salah satu
contohnya, yaitu idioblas sel. Idioblas sel merupakan sel yang terspesialisasi untuk
menyimpan senyawa metabolit. Sel idioblas sedikit berbeda dibandingkan dengan selsel di sekitarnya, tersusun tunggal atau dalam barisan yang panjang, misalnya latisifer,
litosis pada ficus. Idioblas dapat mengandung resin, tanin, lendir, kristal, minyak, dll.
3
Fungsi
Menenangkan saraf, menghambat rasa kantuk
Menstimulasi kerja saraf otonom
Penahan rasa sakit (analgesik)
Penahan rasa sakit, obat batuk
Obat tetes mata
Penahan rasa sakit
Bioinsektisida
Obat penyakit malaria
Antibakteri
Obat kanker
Obat kanker
Analgesik pada migrain
Analgesik dan antitusif
Obat disfungsi ereksi
Mempengaruhi konstriksi pembuluh darah
Bahan aktif dalam rokok
Berefek halusinogen
Berefek halusinogen
Racun yang sangat kuat
Artemisia annua.
Diterpenoid (C20) bersifat racun dan sanggup mengiritasi. Taxol adalah satu senyawa
diterpenoid yang berhasil diisolasi dari tanaman yang di barat dikenal sebagai passific
penyakit kronis. Banyak penelitian telah membuktikan manfaat mengkonsumi tanaman yang
berkhasiat antioksidan, seperti dapat menurunkan resiko penyakit jantung, kanker, katarak
dan penyakit degeneratif lain karena proses. Hal ini menjadikan antioksidan, terutama dari
alam, banyak diminati di dunia saat ini.
Surian (Toona sureni (Bl.) Merr.) merupakan salah satu tumbuhan tingkat tinggi yang
terdapat di Indonesia. Tumbuhan ini telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
berbagai keperluan. Kayu surian berkualitas tinggi karena sangat kuat dan tahan terhadap
serangga sehingga sering digunakan untuk bahan bangunan dan pembuatan meubel. Seiring
dengan pemanfaatan batangnya, bagian-bagian lain dari tumbuhan ini pun dapat digunakan
secara tradisional karena mempunyai keistimewaan tersendiri. Dalam bidang kesehatan, daun
surian yang berwarna merah digunakan sebagai astringen, tonikum, obat diare kronis,
disentri, dan penyakit usus lainnya. Ekstrak daun surian ini diketahui mempunyai efek
antibiotik serta mempunyai bioaktivitas sebagai antimikroba terhadap Staphylococcus. Pucuk
daun surian juga dapat digunakan untuk mengatasi pembengkakan ginjal. Kulit kayu, daun
dan, buahnya kaya akan kandungan minyak atsiri.
Dari penelusuran literatur, sedikit sekali diperoleh informasi ilmiah tentang
bioaktivitas daun surian, padahal secara tradisional daun surian telah dimanfaatkan sebagai
bahan obat. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penapisan pada berbagai ekstraksi
dengan menggunakan metode brine shrimp lethality test (BSLT) dan dengan peredaman
radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Pada uji awal reaksi peredaman DPPH,
diketahui bahwa ekstrak nheksan, etil asetat dan metanol dari daun surian punya aktivitas
antioksidatif yang cukup baik bila dibandingkan asam askorbat (vitamin C). Metabolit
sekunder yang bersifat antioksidatif di antaranya adalah alkaloid, flavonoid, senyawa fenol,
steroid, dan terpenoid.
Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak daun surian (T. sureni, Bl. (Merr)) dilakukan
melalui reaksi peredaman radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Radikal bebas
dikenal sebagai faktor utama dalam kerusakan biologi, dan DPPH digunakan untuk
mengevaluasi aktivitas peredaman radikal bebas dari suatu antioksidan alami. DPPH yang
merupakan suatu molekul radikal bebas dengan warna ungu dapat berubah menjadi senyawa
yang stabil dengan warna kuning oleh reaksi dengan antioksidan, di mana antioksidan
memberikan satu elektronnya pada DPPH sehingga terjadi peredaman pada radikal bebas
DPPH. Uji DPPH merupakan metode yang mudah untuk menapis sejumlah kecil molekul
antioksidan karena reaksi dapat diamati secara visual menggunakan KLT (Kromatografi
Lapisan Tipis), atau juga intensitasnya dapat dianalisis melalui spektrofotometri sederhana.
8
Pada senyawa polifenol, aktivitas antioksidan berkaitan erat dengan struktur rantai
samping dan juga substitusi pada cincin aromatiknya. Kemampuannya untuk bereaksi dengan
radikal bebas DPPH dapat mempengaruhi urutan kekuatan antioksidannya. Aktivitas
peredaman radikal bebas senyawa polifenol diyakini dipengaruhi oleh jumlah dan posisi
hidrogen fenolik dalam molekulnya. Dengan demikian, aktivitas antioksidan yang lebih
tinggi akan dihasilkan pada senyawa fenolik yang mempunyai jumlah gugus hidroksil yang
lebih banyak pada inti flavonoidnya. Senyawa fenolik ini mempunyai kemampuan untuk
menyumbangkan hidrogen, maka aktivitas antioksidan senyawa fenolik dapat dihasilkan pada
reaksi netralisasi radikal bebas yang mengawali proses oksidasi atau pada penghentian reaksi
radikal berantai yang terjadi. Sifat antioksidan dari flavonoid berasal dari kemampuan untuk
mentransfer sebuah elektron ke senyawa radikal bebas dan juga membentuk kompleks
dengan logam. Kedua mekanisme itu membuat flavonoid memiliki beberapa efek, di
antaranya menghambat peroksidasi lipid, menekan kerusakan jaringan oleh radikal bebas,
dan menghambat aktivitas beberapa enzim. Senyawa alkaloid, terutama indol, memiliki
kemampuan untuk menghentikan reaksi rantai radikal bebas secara efisien. Senyawa
radikal turunan dari senyawa amina ini memiliki tahap terminasi yang sangat lama. Beberapa
senyawa alkaloid lain yang bersifat antioksidan adalah quinolon, kafein yang dapat
bertindak sebagai peredam radikal hidroksil, dan melatonin yang berperan penting
menjaga sel dari pengaruh radiasi dan toksisitas obat-obatan. Namun, dalam penelitian ini
belum dapat diketahui jenis alkaloid apa yang berperan dalam bioaktivitas antioksidan
(Yuhernita dkk, 2009).
Takson
Nama Ilmiah
Kingdom
Plantae
Subkingdom
Tracheobionta
Superdivisi
Spermatophyta
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Subkelas
Rosidae
Ordo
Sapindales
Famili
Meliaceae
Spesies