PENDEKATAN
ARSITEKTUR METAFORA
ACUAN PERANCANGAN
Tugas Akhir 477D5106
Periode IV
Tahun 2013 2014
Sebagai Persyaratan Untuk Ujian
Sarjana Arsitektur
Oleh :
SYAMSU ALAM
D511 07 043
PENGESAHAN
ACUAN PERANCANGAN
PROYEK
JUDUL
PENYUSUN
Syamsu Alam
NO. STB
D511 07 043
PERIODE
IV Tahun 2013-2014
Menyetujui
DosenPembimbing
Mengetahui,
KetuaJurusanArsitektur
FakultasTeknik
UniversitasHasanuddin
NIP. 196903081995121001
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam kepada
Nabiullah Muhammad SAW atas Quran, Hadits, rahmat, karunia, serta
segenap ilmu yang tersebar di muka bumi, sehingga penyusunan Acuan
Perancangan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa Acuan Perancangan ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Pada
akhirnya,
dengan
segala
kekurangan
dan
dan Bapak
dan
arahan,
serta
segala
kearifan
dan
kebijaksanaannya.
5. Seluruh Dosen dan Staf/Karyawan Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Unversitas Hasanuddin, atas semua ilmu dan pengetahuan
yang diberikan, serta yang telah membantu segala prosedur yang
disyaratkan.
6. Ayahanda H. Muh. Dahlan dan Hj.Siti Aminah, terima kasih atas
curahan kasih sayang, perhatian, dan segenap doanya yang
senantiasa menjadi sumber kekuatan dalam perjuangan penulis.
iii
7. Warga Jati No.7 terima kasih atas segala kasih sayang, doa, serta
semua bantuan yang tidak terhingga selama ini.
8. Teman-teman Arsitektur Unhas 07, Hamzah Samuda ST, Jazmine
Zulkarnain ST, Reza Nur Sjadzali, Andi Rahim Gaffar, Ikrom,
Anti,
Ikram,
Bams,
Sambo
dan
semua
angkatan
2007
Agustus 2014
SYAMSU ALAM
D511 07 043
iv
ABSTRAKSI
Dalam perkembangan zaman, pola pemikiran setiap individu akan
semakin berkembang sejalan dengan arus globalisasi yang semakin
pesat. Pola pemikiran yang menuntut akan kebebasan semakin menguat,
setiap orang berharap dapat bebas mengekspresikan pendapat dan
bakatnya. Dimana salah satu bentuk perwujudan ekspresi yang paling
dinamis dan fleksibel adalah melalui media 2 dimensi. Melalui media inilah
setiap orang dapat menuangkan segala ide, gagasan, dan karyanya
dengan sebebas-bebasnya dan seluas-luasnya.
Setiap
manusia
telah
mengalami
berbagai
peristiwa
dalam
kehidupannya, baik itu peristiwa yang sifatnya penting ataupun biasabiasa saja. Namun dibalik penting atau tidaknya peristiwa yang dialami,
keinginan untuk merekam atau mengabadikannya pasti selalu ada. Esensi
fotografi sebagai media perekam sangat berperan aktif. Fotografi salah
satu media komunikasi yang mampu memberikan suatu potret gambaran
nyata yang mudah dipahami orang lain.
Fotografi diberbagai penjuru dunia dan juga diindonesia menunjukkan
pertumbuhan
yang signifikan.
Dengan perkembangan
yang terus
atau
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Halaman Pengesahan ..
ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
xiii
Daftar Skema ..
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...
2. Arsitektural .
2. Sasaran pembahasan .
1. Lingkup pembahasan ..
2. Batasan pembahasan ..
1. Metode pembahasan ..
2. Sistematika pembahasan
10
3. Tipe-tipe fotografi ..
14
4. Kategori fotografi .
15
21
25
27
30
E. Studi Banding .
33
33
39
49
49
50
52
1. Hakekat
52
2. Karakter dasar
52
52
52
55
62
66
1. Peranan
66
66
vi
67
67
67
68
1. Struktur organisasi .
68
2. Sistem kelembagaan
68
68
68
69
69
H. Spesifikasi Kegiatan .
71
1. Program kegiatan
71
76
I. Pelaku kegiatan
77
77
78
82
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan Umum .......
83
B. Kesimpulan Khusus
84
87
87
90
98
vii
98
103
113
117
120
120
121
1. Struktur .
121
2. Modul
125
125
125
2. Tata peragaan/pajangan ..
126
127
128
130
1. Penghawaan .
130
2. Pencahayaan
132
3. Akustik ....
133
135
136
137
7. Sistem komunikasi ..
138
138
140
142
144
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Fotografi alam ..................................................................
17
17
18
18
19
20
20
21
21
27
34
34
35
36
37
38
39
42
44
45
46
48
62
89
90
91
92
93
93
94
94
95
Gambar 33 Penzoningan
96
97
127
134
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Resume studi banding dengan gaya bangunan sejenis .
49
50
56
59
63
65
75
88
89
92
103
104
104
105
106
107
109
111
112
xiii
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 1 Cabang-cabang ilmu seni ...................................................
68
114
114
115
115
116
116
117
117
117
118
118
118
119
119
119
121
138
142
143
144
146
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman, pola pemikiran setiap individu akan
semakin berkembang sejalan dengan arus globalisasi yang semakin
pesat. Pola pemikiran yang menuntut akan kebebasan semakin
menguat, setiap orang berharap dapat bebas mengekspresikan
pendapat dan bakatnya. Dimana salah satu bentuk perwujudan
ekspresi yang paling dinamis dan fleksibel adalah melalui media 2
dimensi. Melalui media inilah setiap orang dapat menuangkan segala
ide, gagasan, dan karyanya dengan sebebas-bebasnya dan seluasluasnya.
Setiap manusia telah mengalami berbagai peristiwa dalam
kehidupannya, baik itu peristiwa yang sifatnya penting ataupun biasabiasa saja. Namun dibalik penting atau tidaknya peristiwa yang dialami,
keinginan untuk merekam atau mengabadikannya pasti selalu ada.
Esensi fotografi sebagai media perekam sangat berperan aktif. Banyak
orang berteman karena fotografi, kelompok-kelompok komunitas yang
terbentuk dalam lingkungan kecil hingga lingkungan besar dan hamper
eksis disetiap kampus, sekolah, dan bahkan diperkantoran.
Fotografi merupakan salah satu media untuk menuangkan inspirasi
dan pemikiran serta memberikan keleluasan bagi siapapun untuk
menvisualisasikan apapaun yang diinginkan. Fotografi salah satu
media komunikasi yang mampu memberikan suatu potret gambaran
nyata yang mudah dipahami orang lain. Melalui foto kita mampu
menggugah, membuka, menjelaskan peristiwa yang telah berlalu baik
yang sifatnya penting ataupun sifatnya yang biasa-biasa saja.
Kemampuan inilah yang biasa digunakan dalam berbagai bentuk
kegiatan seperti dalam media massa, perdagangan, pendidikan, ilmu
1
diberbagai
penjuru
dunia
dan
juga
diindonesia
dalam
berbagai
kegiatan
seperti
media
massa,
diperlukan
suatu
wadah
untuk
menambah
ilmu
3
sekolah,
kampus,
bahkan
perkantoran
sehingga
rancangan
fisik,
serta
mendapatkan
informasi
Kemudian
dianalisa
dengan
pertimbangan-
lingkup
pembahasan,
metode
pembahasan,
serta
sistematika pembahasan.
b. Tahap kedua
Merupakan tinjauan umum mengenai fotografi dan studi banding
dari berbagai bangunan yang memiliki gaya dan fungsi
bangunan sejenis.
c. Tahap ketiga
sebelumnya
yang
akan
menjadi
bahan
untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PUSAT KEGIATAN FOTOGRAFI DI MAKASSAR
A. Pengertian Judul
Adapun pengertian judul dari Pusat Kegiatan Fotografi di Makassar
adalah :
Pusat (centre) :
-
aktivitas atau
tujuan
berpusat
-
Kegiatan
proses
atau
metode
untuk
menghasilkan
gambar
atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang
mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.
Makassar
tidak
ada
foto
yang
bisa
dibuat.
(sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi )
Seni Sastra
Seni Musik
Seni Rupa
Seni Grafis
Seni Teater
Rupa Tri-Matra
Rupa Dwi-Matra
Seni Lukis
Seni Tari
Seni
Fotografi
Seni Patung
Seni Kerajinan
Seni Bangunan
Nicephore
ilmuwan
kemudian
dipatenkan
dan
diberi
nama
pada
bulan
desember
1975
seorang
teknisi
dari
ini
telah
menjadi
awal
muladari
kemudahan
dan
3. Tipe-tipe Fotografi
a. Fotografi dengan teknik analog
1) Fotografi hitam putih
Dalam sejarah Fotografi modern banyak foto yang dicetak
pada monokromatik, yang pada dasarnya adalah gambar hitam
dan putih. Kemudian kembali foto tersebut dituliskan kembali
dalam
patch
gelap
dan
terang
yang
digunakan
untuk
menciptakan efek hitam dan putih. Bagian yang gelap kadangkadang dapat diartikan sebagai abu-abu atau kecoklatan.
2) Fotografi slide (transparansi)
Kemunculan fotografi digital tidak mendorong transparansi
film langsung keluar sekalipun. Bahkan, dengan bantuan
teknologi baru, film transparansi masih menemukan tempatnya
dalam
proses.
Sebuah
contoh
yang
baik
adalah
film
menggunakan
media
perekaman digital.
informasi
sesuai
dengan
yang
digambarkan
dan
interpretative dan evaluasi. Contoh : foto ID, Foto Medis X-ray, Foto
Survey, Foto Luar Angkasa dan sebagainya.
b. Fotografi yang menjelaskan, kategori ini mempunyai sedikit
perbedaan dengan fotografi deskriptif, kategori ini secara umum
lebih menceritakan subjek dengan parameter waktu dan tempat
sehingga dapat dijadikan bukti visual untuk beberapa kasus.
Contoh : foto-foto jurnalistik, foto yang dipakai dalam buku,
majalah, dan Koran.
c. Fotografi Interpretative, foto interpretative menjelaskan subjek
tetapi tidak seakurat dari foto yang menjelaskan. Foto-foto ini lebih
personal dan subjektif dalam interpretative. Foto-foto ini pada
umumnya
ekspresif
fotografernya.
dan
Foto-foto
mencerminkan
ini
dapat
pandangan
dijelaskan
tetapi
dari
ada
18
19
20
i.
Fotografi Fashion
perancang,
21
Pada dasarnya kamera adalah sebuah kotak yang rapat dan yang
pada bagian belakangnya terdapat body untuk menempatkan film dan
bagian depannya terdapat sebuah lubang yang tertutup rapat dengan
sebuah lensa, dengan demikian sebuah lensa kamera pada prinsipnya
terdiri dari dua bagian utama yaitu body kamera dan lensa.
a. Kamera
Kamera adalah sebuah alat yang mengarahkan bayangan yang
difokuskan oleh lensa/sistem optik lain keatas permukaan foto
sensitif yang berada dalam tempat tetutup/film. Dilihat dari jenisnya,
kamera ada 2 macam yaitu :
1) Compact camera, yaitu kamera yang pemakaiannya langsung
melihat obyek yang akan difoto tanpa memalui lensa pengatur.
2) Single Lens Reflex (SLR), yaitu kamera yang cara kerjanya
dengan bayangan benda yang dilihat lalu dipantulkan oleh
cermin yang terdapat didalam kamera, sehingga dengan jenis
ini obyek tidak dapat dilihat jika lenda dalam keadaan tertutup.
b. Lensa
Kamera yang dipakai untuk keperluan lebih serius akan lebih baik
menggunakan jenis kamera SLR. Dengan sistem ini akan lebih
mudah untuk dapat mengganti lensa sesuai dengan yang
diinginkan.
dan
muncullah
berbagai
jenis
lensa
yang
belakang
yang
digunakan
dalam
pengambilan
gambar/obyek.
5) Slave Unit
Sensor pemicu lampu-lampu kilat yang pulsa-pulsanya bekerja
atas rangsangan cahaya lampu kilat lain.
6) Light Meter
24
27
inilah
yang
menjelaskan,
mengapa
selama
100
tahun
terlihat
dengan
banyaknya
sekolah-sekolah
fotografi
yang
29
mengidentifikasikan
tersebut
lebih
hubungan
bersifat
abstrak
antara
benda
daripada
nyata
dimana
serta
30
metafora
dalam
arsitektur
dilakukan
dengan
cara
31
Kategorisasi
desain
dair
Broadbent
tentang
anlogic
design
mengindikasikan pembagian
Metaphor dalam 3 kategori yaitu:
1) Visual, metafora secara visual
2) Struktural, metafora dalam aspek struktur, fungsi dan sistem
3) Filosofikal, metafora dalam aspek ide, konsep dan nilai
c. Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam
Introduction of Architecture
Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari
hubunganhubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda
dengan analogi yang melihat secara literal.
d. Menurut Charles Jenks, dalam The Language of Post Modern
Architecture
Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh
pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan
bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena
adanya kemiripan.
Jika dilihat dari sudut Arsitektur sebagai proses, terdapat beberapa
strategi desain yang menunjukkan penggunaan metafora di dalamnya
yaitu:
a. Antoniades yang mengkategorikan desain berdasarkan prosesnya
menunjukkan bahwa ketegori strategi adopsi merupakan strategi
desain yang menggunakan metafora dalam prosesnya.
b. Broadbent yang mengkategorikan desain berdasar aktivitas atau cara,
menunjukkan bahwa kategori Analogic design menggunakan metafora
dalam cara mendesainnya.
32
yang
mengkategorikan
menunjukkan
bahwa
penggunaan
metafora
kategori
dalam
desain
sebagai
simbol
karya
lebih
fisiknya.
sistem
tanda,
memperlihatkan
Kategori
simbol
33
Sebagian dari dome ini dilapisi kca dan terbentuk dari baja yang
berbentuk pipa. Dimensi typical adalah 40 meter dengan bentang
34
tema
metafora
dan
bukannya
analogi
atau
35
manusia
dan
buah
bisa
disimbolkan
dengan
cara
berada
benar-benar
didasar
laut.
Dengan
perjalanan
terakhir
dihadapkan
pada
ruangan
yang
37
arsitektur
yang
menggunakan
metafora
ini
Antara bertempat di
kantor
Indonesia.
redaksi
ANTARA,
Kantor
Berita
Nasional
1) Pelatihan
GFJA telah menyelenggarakan lebih dari 200 program
pendidikan dalam kurun waktu 10 tahun. Sejak tahun 1994,
kelahiran mitra fotografer muda dari GFJA lewat workshop foto
jurnalistik telah menjadi suatu tradisi; sebagian besar alumni
bekerja secara professional pada surat kabar dan majalah
39
besar di Indonesia termasuk agen internasional dimana fotofoto mereka dipasarkan untuk TIME, Newsweek, dan media
bergengsi lainnya.
Workshop Reguler
a) Fotografi Dasar
b) Fotografi Jurnalistik
Workshop Non-Reguler
a) Studio Lighting Dasar
b) Darkroom Processing Lanjutan
c) Travelling Photography
Sebagai pusat rujukan fotografi, GFJA memberikan
prioritas teratas untuk pengembangan perpustakaan fotografi.
GFJA
yakin
pengetahuan
bahwa
bagi
perpustakaan
mereka
yang
bisa
mencari
menjadi
referensi
oasis
foto
jurnalistik.
2) Museum
Museum Antara diresmikan dalam rangka peringatan
HUT ke 55 ANTARA, 13 Desember, 1992. Museum yg di
depannya mengalir Kali Ciliwung, berada di lingkungan Passer
Baroe yang diresmikan tahun 1820. Lingkungan ini telah
dinyatakan sebagai cagar budaya dimana juga ada bangunanbangunan arsitektur eropa lainnya seperti Katedral, Gedung
40
Sejak
berdirinya,
GFJA
terus
berusaha
lingkupnya
hanya
pada
gaya
ataupun
alasan
41
42
Eastman
mewariskan
kekayaannya
ke
Universitas
43
bangunan
seluas
73.000
meter
persegi,
arsip,
Untuk pertama
kalinya
dalam
sejarah,
Museum
telah
dikhususkan
untuk
restorasi
rumah
Mr
Eastman.
44
45
pameran
lebih
dari
500
pameran,
dengan
46
galeri
yang
sama
seperti
dua
situs
sebelumnya
47
symposium,
lokakarya
diselenggerakan
oleh
fotografer
pilihan
sepanjang
tahun
kelas
Pendidikan
Berkelanjutan
b) Dua Program Sertifikat Satu-Tahun :
c) Studi Umum
d) Dokumenter Fotografi dan Jurnalisme Foto
e) Program ICP-Bard distudi Lanjutan Fotografi, Program sarjana
dua tahun yang mengarah ke master seni rupa.
3) Perpustakaan ICP
48
Nama
Bangunan
Museum of
Fruit
Museum
Tsunami Aceh
Arsitek
Penerapan
Itsuko
Hazegawa
M. Ridwan
Kamil
Jenis Metafora
Combined
metaphora
Combined
metaphora
49
Nama
Bangunan
Arsitek
EX Plaza
Indonesia
Penerapan
Budiman
Hendropur
nomo
Jenis Metafora
Nama
Bangunan
Fasilitas
Kekurangan
Gaya
Banguna
n
Memiliki
fasilitas
meseum
mengenai
perkembanga
n jurnalitik di
indonesia
Sistem
penghawaan dan
pencahyaan
bangunan terlalu
mengandalkan
pencahyaan dan
penghawaan
buatan dan
kurangnya fasilitasfasilitas yang
diwadahi.
Arsitektur
Kolonial
Belanda
Bangunan tidak
terlalu menonjol
karena desain
Arsitektur
Klasik
Galeri
Fotografi
Jurnalistik
Antara,
Jakarta,
Indonesia
George
Eastman
House,
Memiliki
- Museum Fotografi
Fasilitas yang
dan film
memadai
- Fasilitas Pendidikan
Workshop
/pelatihan
Museum
Pameran
Kelebihan
50
Nama
Bangunan
Fasilitas
Kelebihan
Kekurangan
Internation
untuk
kegiatankegiatan yang
berkaitan
dengan
fotografi, serta
disediakannya
fasilitas
wedding yang
disewakan
bangunan
tidak terlalu
Site karena
tertutupi
vegetasi
disekitasrnya
sehingga tidak
begitu keliatan
dari luar
Memiliki ruang
digital
laboratorium
dengan
sumber daya
untuk
multimedia,
fotografi digital
Desain
bangunan
yang monoton
dan kurang
ekspresif
sehingga
tampak
terkesan
sangat sangat
sederhana
tanpa
permainan
detail
dan ornamen.
al Museum
of
Photograph
y and Film,
Rochester,
NY
Internation
al Centre of
Photograph
y, New
York
Gaya
Bangunan
Arsitektur
Modern
51
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
PUSAT KEGIATAN FOTOGRAFI DI MAKASSAR
didirikan
oleh
dua
kerajaan
maritim
Gowa-Tallo
52
mempunyai
prospek
dan
potensi
yang
cukup
besar
untuk
a. Keadaan geografis
Kota Makassar merupakan ibukota provinsi Sulawesi Selatan
yang secara geografis terletak antara 119o241738 BT dan
5o8619 LS. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar
dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke arah barat, diapit dua muara
sungai yakni sungai.Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan
sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas kota
Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km daratan
yang meliputi 14 Kecamatan dan memiliki 143 Kelurahan, termasuk
11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang
lebih 100 Km. Adapun batas-batas administrasi kota Makassar :
Sebelah Utara
: Kabupaten Pangkep
53
Sebelah Timur
: Kabupaten Maros
Sebelah Selatan
: Kabupaten Gowa
Sebelah Barat
: Selat Makassar
mulanya,
Kota
Makassar
terdiri
dari
buah
54
dengan luas
17.577 Ha.
Perkembangan Kota Makassar terjadi kemudian pada tahun
1997, dengan penambahan 3 kecamatan, sehingga menjadi 14
wilayah kecamatan dan terdiri dari 142 kelurahan, termasuk 3
kelurahan
diantaranya
terdapat
di
pulau-pulau.
Kemudian
55
wanita terdapat 98 penduduk laki-laki. Pertumbuhan penduduk lakilaki mencapai angka 8,37 persen, dan pertumbuhan penduduk
wanita sekitar 2,41 persen.
Penyebaran
penduduk
kota
Makassar
dirinci
menurut
Pertumbuhan
Penduduk
2010
2011
2001-2011
Mariso
55.875
56.408
0,5
Mamajang
58.998
59.560
-0,39
Tamalate
170.878
172.506
2,48
Rappocini
151.091
152.531
1,45
Makassar
81.700
82.478
-0,22
U. Pandang
26.904
27.160
-0,73
Wajo
29.359
29.639
-1,90
Bontoala
54.197
54.714
-0,90
Ujung Tanah
46.688
47.133
-0,16
Tallo
134.294
135.574
1,09
Panakkukang
141.382
142.729
0,91
56
Laju
Penduduk
Kecamatan
Pertumbuhan
Penduduk
2010
2011
2001-2011
Manggala
117.075
118.191
3,83
Biringkanaya
167.741
169.340
5,37
Tamalanrea
103.192
104.175
1,95
1.339.374
1.352.136
1,56
Makassar
dapat
mendukung
peningkatan
kualitas
dan
57
Makassar
selama
sepuluh
tahun
terakhir
ini.
Untuk
58
n = Tahun proyeksi
b. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Makassar
Di dalam Rencana Induk Kota (RIK), telah disusun
pelaksanaan konsep pembangunan kota Makassar yang diarahkan
guna terciptanya kawasan terpadu hingga tahun 2016. Rencana
Induk Kota (RIK) memuat pokok-pokok rencana fisik yang meliputi :
1) Konsep kota masa depan yang datang dengan komponen
utama kota, seperti pusat kota, pusat pelayanan, perumahan,
dan lainnya.
2) Rencana struktur tata ruang kota yang mengatur/mengarahkan
penempatan dan intensitas tiap jenis penggunaan lahan.
3) Rencana pengembangan objek khusus yang merupakan
rencana pengaturan yang lebih dalam.
4) Rencana distribusi utilitas umum.
5) Rencana pengembangan sarana dan prasarana sosial.
Rencana Induk Kota (RIK) juga telah membagi 14
kecamatan di kota Makassar menjadi 9 BWK.
Tabel 4.
Rencana Detail Tata Ruang Kota (DTRK) kota Makassar
No
DT
Kecamatan
RK
1
Ujung Tanah
Luas
Fungsi
(Ha)
Utama
593,8
Transportasi
laut
(pelabuhan)
Fungsi Penunjang
Pariwisata
Militer
Permukiman
59
No
DT
Kecamatan
RK
2.
Ujung Pandang
Luas
Fungsi
(Ha)
Utama
1.331
Pusat
Fungsi Penunjang
Rekreasi
Bontoala
perdagangan
Pemerintahan Kota
Mamajang
Permukiman
Rekreasi
Perdagangan
pantai dan
Permukiman
Mariso
Wajo
3.
Tamalate
2.021
jasa pariwisata
Transportasi darat
Pendidikan Tinggi
4.
Rappocini
923
Jasa
Permukiman
pelayanan
Perdagangan
sosial/umum
5.
Panakkukang
1.715
Pusat
perdagangan
dan jasa sosial
Pemerintahan/perkantoran
Permukiman
Pendidikan tinggi
Ruang
terbuka
hijau
6.
Manggala
2.404
Permukiman
Jasa pelayanan
sosial/umum
Pendidikan tinggi
Pariwisata
Ruang terbuka hijau
60
No
DT
Kecamatan
RK
7.
Tallo
Luas
Fungsi
Fungsi Penunjang
(Ha)
Utama
583
Pariwisata dan
Jasa pelayanan
ruang terbuka
sosial/umum
hijau
Permukiman
Jasa pelayanan kesehatan
8.
Tamalanrea
3.184
Pendidikan
tinggi dan
permukiman
Industri
Perdagangan
Jasa pelayanan
sosial/umum
Transportasi darat (AKAP)
9.
Biringkanaya
4.822
Industri dan
Militer
permukiman
Ruang terbuka
hijau/perkebunan
17.576,8 Ha
Jumlah
Pariwisata terpadu
M. Kawasan bisnis & global
61
terpadu
kemajuan
kota
Makassar
baik
dari
segi
lanjutan.
Kegiatan-Kegiatan
tersebut
dilaksanakan
oleh
Tabel 5.
Beberapa Kegiatan Fotografi yang diadakan di Makassar
No
Nama Kegiatan
Tempat
Resto Kampoeng
Popsa Anniversary
Popsa
Hotel Horison
Makassar
mall mari)
pomanto
5
Hotel La Macca
Agustian
7
Talk Makassar
9
10
Pulau Samalona
63
No
11
Nama Kegiatan
Tempat
Photography Contest
PPLH Puntondo
13
Lt. DasarPerpustakaan
Unhas
UNHAS
14
Gedung XL Pettarani
15
Trans Mall
16
Clarion Hotel
seperti
KIFO
UNHAS,
FOTODIPA
STIMIK,
UKM
64
3. Klub foto berbasis bisnis, merupakan klub foto yang bersifat assosiasi
yang biasa meng-order acara dan kegiatan seminar atau seremonial
laiinya, seperti perkumpulan para fotografer dalam acara tertentu
seperti wisuda.
Tabel 6.
Klub Fotografi Makassar
No
Nama Klub/Komunitas
Makassar Foto
UKMF Unhas
Perspektif
10
Fotodipa STIMIK
11
12
13
KIFO Unhas
14
15
65
masyarakat awam
2. Motivasi pengadaan
a. Bagi fotografer
Pengadaan Pusat Kegiatan Fotografi di Makassar diharapkan
dapat menggali dan memacu kreativitas para fotografer maupun
66
apresiasi
masyarakat
terhadap
fotografi
semakin
meningkat.
2. Faktor penghambat pengadaan
a. Faktor dana
67
struktur
organisasi
Pusat
Kegiatan
Fotografi
di
2. Sistem kelembagaan
Sistem kelembagaan sepenuhnya dikelola oleh pihak swasta
baik dari segi investasi maupun operasionalnya, investasi dapat
berupa modal atau pinjaman dari pihak investor.
68
Makassar
b. Menunjang kelancaran penyebaran informasi mengenai fotografi
serta mengembangkan gagasan dan wawasan tentang fotografi.
c. Menunjang teknologi yang berkaitan dengan fotografi serta
mengembangkan mutu pengolahan foto.
d. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap fotografi di Makassar
yang
Pada
tingkatan
ini
materi
di
sajikan
lebih
70
ini
meliputi
kegiatan
studi
pustaka
seperti
bangunan
dan
pengoperasian
bangunan
serta
H. Spesifikasi kegiatan
1. Program kegiatan
a. Program pameran
1) Pameran permanen
Pameran permanen adalah kegiatan yang menyajikan
karya-karya seni secara periodik dan ditata berdasarkan konsep
kurator, waktu pelaksanaan pameran minimal sekali dalam
setahun yang pelaksanaannya mencapai 3 bulan, dengan
menyajikan karya fotografi menurut objeknya, seperti bentang
71
karya-karya
satu
atau
lebih
dari
satu
dan
pusat-pusat
kebudayaan
lainnya,
dengan
waktu
pelaksanaan
pameran
yang
ditentukan
bersama.
c) Pameran khusus
Pameran
yang
secara
keseluruhan
pelaksanaanya
72
Kelas
Materi
Peserta
Waktu Pelatihan
Basic
- Dasar-dasar Fotografi
- Pencahayaan I
- Praktek
- Teknik Komposisi
- Praktek
- Pencahayaan II
- Outdoor close-up
- Buru-foto / Hunting
- Final Project
- Review Akhir
30
Peserta/Kelas
- Pengenalan Studio
Lighting
- Praktek Studio
Lighting
- Fotografi
Model/Orang (Low Key)
- Praktek foto model
- Fotografi
Model/Orang (High
Key)
- Praktek foto model
- Fotografi Arsitektur +
Interior
- Praktek Foto
Arsitektur + Interior
- Fotografi Produk +
Still life
- Praktek foto produk
- Fotografi
30
Peserta/Kelas
Intermediate
73
Kelas
Materi
Peserta
Waktu Pelatihan
30
Peserta/Kelas
Dokumentasi /
Jurnalistik
- Fotografi PreWedding
- Praktek foto PreWedding
- Final Project
- Review Akhir
Advanced
- Commercial Studio
Lighting
- Praktek Studio
Liighting
- Fashion Photography
- Praktek Fashion
Photography
- Product Photography
- Praktek Product
Photography
- Wedding
Photography
- Praktek Wedding
Photography
- Photography
Jurnalistik
- Model Art
- Praktek Model Art
- Lighting Character
- Praktek Lighting
Character
- Coorporate
Photography
- Art Still Life
- Manajement
Photography
- Lighting With
Improvisation
- Final Project
- Review akhir
74
Kelas
Privat
Materi
Materi yang diberikan
sesuai dengan
permintaan peserta
Digital
Imaging
a. Digital Imaging I,
dengan materi:
- Pengenalan Digital
Imaging
- Teknik Seleksi
- Teknik Retouching
- Black & White I
- Black & White II
- Pengenalan
Masking &
Channel
- Review Akhir
b. Digital Imaging II,
dengan materi:
- Masking &
Channel
- Action &
Automation
- Portrait Retouch
Peserta
Waktu Pelatihan
1-5
Peserta/kelas
Jadwal di sesuaikan
dengan keinginan
peserta
30
Peserta/Kelas
75
76
5) Kegiatan
pelatihan
berlangsung
dari
pukul
13.00-21.00
perpustakaan,
museum,
komersial
dan
pelatihan.
2) Pelaksanaan kegiatan secara periodik; yaitu penjadwalan
sesuai kebutuhan.
3) Pelaksanaan kegiatan yang tidak terjadwal secara tetap dan
berlangsung menurut kebutuhan, meliputi sayembara, workshop
dan lomba foto, promosi dan launching produk fotografi
(peralatan dan bahan) oleh merek tertentu.
I. Pelaku kegiatan
1. Unsur-unsur pelaku kegiatan
a. Fotografer
Fotografer merupakan orang yang memiliki bakat dan keahlian
khusus dalam bidang fotgrafi, dapat dikelompokkan menjadi 3
bagian, yaitu :
1) Fotografer yang ikut serta dalam pengelolaan sebagai staf
pengelola.
2) Fotografer diluar dari unsur pengelola.
3) Peserta pelatihan
b. Pengunjung
3) Pengunjung umum, yaitu masyarakat luas atau umum.
4) Pengunjung khusus, yaitu masyarakat seniman/pemerhati seni,
para kolektor, pengusa dan wisatawan.
77
c. Pengelola
1) Ketua/pimpinan
2) Wakil ketua
3) Sekretaris
4) Divisi Administrasi
5) Divisi Teknis
6) Divisi Operasional Bangunan
7) Divisi Pameran
8) Divisi pelatihan
9) Divisi penjualan dan pelayanan jasa
10) Divisi informasi dan pegembangan
11) Divisi humas
12) Relawan
kreativitas
dalam
berkarya
dan
bereksperimen.
b) Mengisi kegiatan pameran
c) Konsultasi teknis materi pameran
d) Konsultasi masalah pengelolaan
e) Mengikuti diskui, seminar, dan pertemua fotografi.
f) Konsultasi penawaran harga untuk materi pameran.
2) Fotografer di luar dari unsur pengelola
a) Memamerkan karya fotografi
b) Konsultasi teknis dan harga dari materi pameran
c) Studi pustaka dan penelitian fotografi
78
2) Wakil ketua
a) Membantu tugas ketua
b) Menggantikan posisi ketua jika berhalangan
3) Sekretaris
a) Membantu penyusunan program kegiatan umum
b) Membuat laporan dan sebagainya
4) Divisi administrasi
a) Pelaksana harian
b) Mengelola administrasi bagunan
c) Mengurus arsip dan korespondensi
d) Mengurus keorganisasian dan pembinaan
e) Mengurus keuangan dan keperluan prasarana
5) Divisi teknis
Mengawasi semua divisi-divisi yang berkaitan dengan
kegiatan fotografi seperti divisi pameran, informasi, penjualan,
pelatihan, humas serta relawan.
6) Divisi operasional bangunan
a) Mengurus pengelolaan bangunan
b) Mengurus keamanan bangunan
c) Mengurus kegiatan parkir, dll.
7) Divisi Pameran
a) Mengumpulkan materi pameran setelah diseleksi dan
diregistrasi
b) Menentukan dan menata peragaan materi pameran
c) Mencari informasi mengenai karya fotografi yang layak
pamer
d) Menyeleksi karya yang masuk agar sesuai dengan standar
mutu/kualitas, tema, dan syarat/ketentuan lain.
80
pengunjung
yang
ingin
berkunjung
ke
81
fotografer
untuk
mengikuti
seminar,
diskusi,
dan
pengoperasian
bangunan
serta
kegiatan
penunjang lainnya.
82
83
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan Umum
Perlunya di adakan wadah berupa Pusat Kegiatan Fotografi di
Makassar, karena yaitu:
1. Semakin banyak dan beragamnya karya-karya fotografer sehingga
diperlukan
wadah
atau
sarana
untuk
mempublikasikan
dan
83
B. Kesimpulan Khusus
1. Pengertian Pusat Kegiatan Fotografi di Makassar
Pusat Kegiatan Fotografi di Makassar adalah suatu tempat atau
wadah yang dapat menampung seluruh atau segala macam aktivitas
yang berhubungan dengan dunia fotografi, serta faktor-faktor lain yang
mendukung hal-hal tersebut dengan lingkup pelayanan kota Makassar.
2. Lingkup pewadahan
Bangunan ini akan mewadahi segala macam kegiatan yang
berhubungan dengan kegiatan fotografi, dan akan mewadahi 5 (lima)
fungsi, yaitu :
a) Pameran fotografi
Pameran ini merupakan sarana publikasi dan promosi hasil
karya para fotografer dan
yang
fotografi,
berhubungan
pertemuan,
dengan
fotografi.
seminar,
Fungsi
dan
ini
diskusi
yang
bertujuan
untuk
85
bangunan
dan
pengoperasian
bangunan
serta
86
BAB V
KONSEP DASAR PERENCANAAN
PUSAT KEGIATAN FOTOGRAFI DI MAKASSAR
jaringan
utilitas-utilitas
perkotaan
sebagai
87
Tabel 8.
Kriteria Untuk Menentukan Lokasi
No
1
Kriteria
Lokasi
Tinjauan terhadap
RUTRK
Potensi penunjang
Pencapaian dan
aksebilitas
Utilitas
kota
lingkungan
Nilai Bobot
13
13
13
12
Berdasarkan
kriteria-kriteria
diatas
maka
diperoleh
88
Berdasarkan
skala
prioritas
dan
pembobotan
kriteria
Alternatif 2
Bobot (B)
Nilai (N)
BxN
Nilai(N)
BxN
Total Nilai
27
30
89
Keterangan :
Bobot
Nilai
1 = Kurang Penting
1 = Tidak mendukung
2 = Penting
2 = Mendukung
3 = Sangat Penting
3 = Sangat Mendukung
sebelah
selatan
berbatasan
dengan
Kota
Sungguminasa.
Funsgi dominan tata ruang sebagai daerah pengembangan
pariwisata dan juga merupakan kawasan ekonomi prospektif,
mengingat fungsi dominan bangunan merupakan industry kreatif
yang membantu sektor pariwisata kota Makssar, sehingga dipilih
lokasi yang cocok untuk peruntukan bangunan.
2. Analisa Pemilihan tapak
90
dasar
pertimbangan-pertimbangan
diatas,
91
Tabel 10.
Analisa Penentuan Tapak Berdasarkan Sistem Pembobotan
Alternatif 1
Kriteria
Alternatif 2
Bobot (B)
Nilai (N)
BxN
Nilai (N)
BxN
Total Nilai
33
30
Nilai
1 = Kurang Penting
1 = Tidak mendukung
2 = Penting
2 = Mendukung
3 = Sangat Penting
3 = Sangat Mendukung
92
2) Luasan tapak
: 41.000m2 / 4,1 Ha
3) GSB
: 10-20 m
4) Kondisi tapak
2) Sebelah timur
3) Sebelah selatan
4) Sebelah barat
93
menghadap
arah
utara-selatan,
karena
arah
94
e. Noise/Kebisingan
Penanaman vegetasi atau penggunaan nosie barrier di
bagian yang kena bising disekitar bangunan dapat berfungsi
sebagai penyaring / filter dari suara bising yang datang dari luar
bangunan, sehingga suara bising dapat dikurangi. Suara dari
kendaraan bermotor merupakan sumber utama kebisingan yang
dapat menganggu jalannya aktivitas yang berlangsung di dalam
bangunan.
f. Penzoningan
Perencanaan zoning dalam tapak didasarkan pada :
a. Hubungan antara kegiatan di dalam tapak dengan sekitarnya
b. Hubungan antar kegiatan di dalam tapak
c. Sirkulasi antar kegiatan yang terjadi di dalam tapak
d. Perletakan pintu masuk
Analisis :
1). Untuk area bebas bangunan diperuntukkan bagi penataan
lansekap dan area parkir.
2). Untuk
area
privat
yang
membutuhkan
ketenangan
dalam
zona
ini
antara
lain
Auditorium,
Keterangan
1. Zona Publik
2. Zona Semipublik
3. Zona Privat
4. Zona Service
g. Pencapaian dan sirkulasi
Pintu masuk utama (main entrance) ditempatkan pada
bagian utara tapak pada jalan utama Metro Tanjung Bunga.
Sementara itu outrance atau pintu keluar diletakkan pada sisi
selatan tapak di jalan utama Metro Tanjung Bunga untuk
memudahkan sirkulasi kendaraan yang keluar masuk tapak.
Penanaman vegetasi dapat juga menjadi pengarah sirkulasi.
Aksesibilitas ke bangunan dapat dijangkau dengan mudah, baik
dari arah kota Makassar maupun dari arah ke kota Makassar,
baik menggunakan kendaraan umum maupun pribadi. Jalan
Metro Tanjung Bunga memiliki sirkulasi dua arah.
97
b) Kendaraan pengunjung
c) Kendaraan Barang
Keempat jalur sirkulasi diatas diberikan masing-masing
kejelasan agar sirkulasi pada tapak dapat lancer dan
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pemakai.
2) Sirkulasi Pedestrian
Sirkulasi pedestrian diusahakan terarah dan jelas, sedapat
mungkin tidak terjadi crossing over dengan memberikan
batas dengan sirkulasi kendaraan.
1 ruang
2) R. Informasi
1 ruang
3) Sitting Lobby
1 ruang
b. Kegiatan pameran
1) Ruang informasi
1 ruang
2 ruang
2 ruang
1 ruang
5) Ruang kuratorial
1 ruang
1 ruang
98
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
c. Kegiatan pelatihan
1) Ruang kelas
2 ruang
2) Ruang pengajar
1 ruang
6 ruang
4) Ruang Rias
3 ruang
5) Ruang Ganti
3 ruang
6) Ruang Komputer
1 ruang
1 ruang
1 ruang
9) Ruang Tunggu
1 ruang
1 ruang
1 ruang
c) Ruang Staff
1 ruang
d) Ruang koleksi
1 ruang
1 ruang
f) Ruang baca
1 ruang
g) Ruang konservasi
1 ruang
h) Ruang fotokopi
1 ruang
i) Gudang
1 ruang
2) Museum fotografi
a) Lobby
1 ruang
b) Ruang Konservasi
1 ruang
c) Ruang Koleksi
1 ruang
d) Ruang Registrasi
1 ruang
99
e) Ruang Preservasi
1 ruang
f) Gudang
1 ruang
3) Ruang Seminar/Auditorium
a) Lobby
1 ruang
b) Ruang seminar
1 ruang
c) Pantry
1 ruang
d) Ruang persiapan
1 ruang
e) Gudang
4) Ruang Komputer
1 ruang
1 ruang
5 ruang
b) Ruang rapat
1 ruang
10 unit
2) Gudang retail
8 ruang
3) Studio foto
a) Resepsionis
1 ruang
b) Ruang tunggu
1 ruang
c) Studio foto
3 ruang
d) Ruang Ganti
3 ruang
e) Ruang Rias
3 ruang
1 ruang
g) Ruang aksesoris
1 ruang
1 ruang
4) Ruang Staff
1 ruang
1 ruang
b) Kamar Gelap
1 ruang
1 ruang
100
a) Customer service
1 ruang
b) Repairing service
1 ruang
c) Finishing service
1 ruang
1 ruang
b) Ruang konsultasi
1 ruang
c) Ruang fotografer
1 ruang
d) Ruang peralatan
1 ruang
1 ruang
b) Ruang display
1 ruang
1 ruang
4 unit
1 ruang
12) Gudang
1 ruang
f. Kegiatan pengelolaan
1) Pengelolaan
a) Ruang ketua
1 ruang
1 ruang
c) Ruang sekretaris
1 ruang
d) Ruang rapat
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
101
m)
1 ruang
n) Ruang relawan/volunter
1 ruang
o) Gudang
1 ruang
2) Service
a) Ruang loker
1 ruang
b) Ruang keamanan
2 ruang
c) Pantry
1 ruang
d) Mushollah
(1) Ruang Shalat
1 ruang
1 ruang
e) ATM Center
6 Unit
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
g) Loading Dock
1 ruang
h) Gudang
1 ruang
i) WC/Kamar Mandi
6 ruang
3) Penunjang
a) Coffeshop
(1) Ruang minum
1 ruang
1 ruang
1 ruang
b) Restoran
(1) Ruang makan
1 ruang
1 ruang
1 ruang
c) WC/Kamar Mandi
2 ruang
d) Gudang
1 ruang
102
prediksi
jumlah
pengunjung
Pusat
Kegiatan
Laju Presentase
12,24 %
16,58 %
21,79 %
43,31 %
93,92 %/ 5 = 18,8 %
103
Pt = Po(1+r)n
= 36.619 (1+0,18)10
= 36.619 (1,18)10
= 36.619 (5,23)
= 191.658 jiwa/tahun
= 15.972/ bulan
Jadi, prediksi jumlah kunjungan ke Pusat Kegiatan Fotografi
di Makassar ialah 15.972/30 = 533 Orang/hari
Dasar pertimbangan :
a.
b.
c.
d.
RUANG
Lobby/Hall
R.Informasi
Sitting Lobby
Jumlah
Sirkulasi
STANDAR
KAPASITAS
1,2-1,5 m2/org
300 Orang
BESARAN RUANG
SUMBER
A
E
A
b. Kegiatan Pameran
Tabel 13.
Besaran Ruang Kegiatan Pameran
104
RUANG
STANDAR
KAPASITAS
BESARAN RUANG
SUMBER
R. Informasi
R.Pameran
Temporer
Asumsi
3-17 m2/unit
25 m2
3 x 50 = 150 m2
150 x 2 Unit = 300
m2
3 x 75 = 225 m2
225 x 2 Unit = 500
m2
3 x 30 = 90 m2
50 Karya
E
A
R. Pameran
Permanen
3-17 m2/unit
75 Karya
R. Student
Gallery
R. kuratorial
R.
Penyimpanan
Koleksi
R.Penyimpanan
Koleksi Khusus
R. Pelayanan
Arsi Foto
R. Souvenir
R. Konservasi
R.
Penyimpanan
Material
Jumlah
Sirkulasi
3-17 m2/unit
30 Karya
Asumsi
Asumsi
60 m2
100 m2
E
E
Asumsi
100 m2
Asumsi
36 m2
Asumsi
Asumsi
Asumsi
80 m2
20 m2
40 m2
E
E
E
1351 m2
1351 x 20%
270.2 m2
Total Jumlah
1621.2 m2
(Sumber : Analisis Penulis)
c. Kegiatan Pelatihan
Tabel 14.
Besaran Ruang Kegiatan Pelatihan
RUANG
Ruang Kelas
R.Pengajar
R.Studio Praktek
R. Rias
R. Ganti
STANDAR
1,82,00
m2
8 m2
70 m2
KAPASITA
S
30 Orang
9 Orang
BESARAN
RUANG
2 x 30 = 60 m2
60 m2 x 2 unit
= 120 m2
8 x 9 = 72 m2
70 m2 x 6 =
420 m2
60 m2
SUMBER
24 m2
12 x 9 =
6 Orang
2
3,66 m x
2,74 m2
4 m2/Orang
1 Orang
(Sumber : Analisis Penulis)
A
D
C
105
RUANG
R. Komputer
R.Penyimpanan
peralatan fotografi
R. produksi foto
Gudang
Jumlah
Sirkulasi
STANDAR
KAPASITAS
2,4 m2/unit
30 Unit
Asumsi
Asumsi
Asumsi
2 Unit
915 x 20%
Total Jumlah
(Sumber : Analisis Penulis)
BESARAN
RUANG
2,4 m2 x 30 =
72 m2
72 m2 x 2 =
144 m2
25 m2
SUMBER
30 m2
20 m2
915 m2
183 m2
1098 m2
E
E
R.Penitipan
barang
Ruang Staff
Ruang koleksi
R. Informasi dan
Pelayanan
Umum
Ruang baca
R. Konservasi
R. Fotokopi
Gudang
Jumlah
Sirkulasi
Museum
Lobby
R. Koleksi
R. Konservasi
R. Registrasi
STANDAR
KAPASITAS
BESARAN
RUANG
SUMBER
1,2-1,5
m2/org
Asumsi
75 Orang
1,5 x 75
m2=112.5
15 m2
Asumsi
15
buku/sqft =
162
volume m2
3.5
m2/Orang
6 Orang
30 m2
20.000
Volume
20.000/162
= 124 m2
4 orang
14 m2
2,1
m2/orang
Asumsi
Asumsi
Asumsi
150 Orang
150 x 2,1 =
315 m2
40 m2
6 m2
8 m2
67.5 m2
200 m2
60 m2
20 m2
C
E
E
E
728 x 20%
0,9 m2/org
Asumsi
Asumsi
Asumsi
2 Unit
E
E
E
728 m2
145.6 m2
75 Orang
106
RUANG
R. Preservasi
Gudang
Jumlah
Sirkulasi
Museum
Lobby
R. Koleksi
R. Konservasi
R. Registrasi
R. Preservasi
Gudang
Jumlah
Sirkulasi
R.
Seminar/Auditorium
R. Seminar
Pantry
R.Persiapan
Gudang
Jumlah
Sirkulasi
Sekretariat Klub
Ruang anggota
Ruang rapat
R. Komputer
R. Audio Visual
Jumlah
Sirkulasi
Jumlah Total
STANDAR KAPASITAS
BESARAN
RUANG
60 m2
20 m2
SUMBE
R
E
E
67.5 m2
200 m2
60 m2
20 m2
60 m2
20 m2
C
E
E
E
E
E
225 m2
20 m2
60 m2
16 m2
E
E
E
60x5 = 300m2
20x2 = 40m2
50x2,4=120m2
A
A
A
120 m2
Asumsi
Asumsi
728 x 20%
0,9 m2/org
Asumsi
Asumsi
Asumsi
Asumsi
Asumsi
365 x 20%
1-1,5
m2/org
Asumsi
Asumsi
Asumsi
321 x 20%
2 m2
2 m2
2,4
m2/Unit
Asumsi
728 m2
145.6 m2
75 Orang
405 m2
81 m2
150 orang
321 m2
64.2 m2
30 orang
20 orang
50 Unit
580 m2
580x 20%
116 m2
2292 m2
(Sumber : Analisis Penulis)
STANDAR
Retail
Asumsi
Asumsi
Gudang retail
KAPASITA
S
BESARAN
RUANG
60x8=480m
SUMBE
R
E
15x8=120m
E
107
Studio Foto
Resepsionis
R. Tunggu
Studio Foto
Ruang Ganti
R. Rias
R. Display pakaian
R. Aksesoris
R. Editing foto
Ruang Staff
Ruang Produksi foto
Cetak digital
Kamar Gelap
Ruang Display Bingkai
R. Servis Kamera
Customer Service
Repairing Service
Finishing Service
R. Pelayanan Jasa
Fotografer
R. Tunggu
R. Konsultasi
R. Fotografer
R. Peralatan
Penyewaan alat
fotografi
Penitipan barang
R.display
R.Pengembalian
dan peminjaman
barang
Photo Box
Toko Buku
Gudang
Jumlah
Sirkulasi
Total Jumlah
15 m2
120 m2
70x3=210
m2
12 m2
30 m2
E
E
D
50 m2
30 m2
15 m2
20 m2
E
E
A
E
24 m2
20 m2
30 m2
A
E
Asumsi
Asumsi
Asumsi
30 m2
40 m2
20 m2
E
E
E
Asusmi
Asumsi
Asumsi
15 m2
30 m2
20 m2
20 m2
E
E
E
E
Asumsi
Asumsi
3,5
2
m /Orang
3 Orang
10 m2
50 m2
10,5 m2
E
E
C
2 Orang
4 Unit
15 m2
30.000
Volume
30.000/162
= 188 m2
20 m2
Asumsi
Asumsi
70 m2
4m2/Orang
12 x 9 =
3,66 m2 x
2,74 m2
Asumsi
Asumsi
2,4 m2/unit
Asumsi
1 orang
2 Orang
8.13m2/uni
t
20-30m2
Asumsi
3 Unit
3.75 m2
15
buku/sqft
= 162
volume m2
Asumsi
6 unit
C
C
1624.5 x
20%
1624.5 m
324.9 m2
1949.4 m2
(Sumber: Analisis Penulis)
108
STANDAR
KAPASITAS
BESARAN
RUANG
SUMBER
16 m2/rg
16 m2/rg
16 m2/rg
12 m2/rg
1 orang
1 orang
1 orang
1 set
16 m2
16 m2
16 m2
12 x 2 = 24m2
B
B
B
A
12 m2/rg
4 m2/org
1 orang
6 orang
12 m2
24 m2
B
B
4 m2/org
3 orang
12 m2
12 m2/rg
4 m2/org
1 orang
6 orang
12 m2
24 m2
B
B
12 m2/rg
4 m2/org
1 orang
6 orang
12 m2
24 m2
B
B
12 m2/rg
4 m2/org
1 orang
6 orang
12 m2
24 m2
B
B
12 m2/rg
4 m2/org
1 orang
6 orang
12 m2
24 m2
B
B
12 m2/rg
4 m2/org
1 orang
6 orang
12 m2
24 m2
B
B
12 m2/rg
4m2/Org
1 orang
3 Orang
12 m2
24 m2
B
B
109
R. Divisi humas
R.Kepala
R.Staff
R. Volunter
R. Rapat
Gudang
Jumlah
Sirkulasi
2. Service
R.Loker
R.Keamanan
Pantry
Mushollah
R. Shalat
R. Wudhu
ATM Centre
R. ME
R. Genset
R. AHU
R. Pompa
R. Panel
utama
R. Kontrol
Loading Dock
Gudang
WC/KM
WC/KM Pria
Urinoir
Westafel
WC
WC/KM wanita
Westafel
WC
Jumlah
Sirkulasi
3. Penunjang
Coffeshop
R.Minum
R.
Administrasi
dan Kasir
Dapur dan
gudang
Foodcourt
R.Makan
12 m2/rg
4 m2/org
Asumsi
2 m2/orang
Asumsi
12 m2
12 m2
60 m2
2 x 30 = 60 m2
20 m2
B
B
E
15 m2
2.16 x 4 = 8.64 m2
20 m2
E
A
E
43,2 m2
21.6 m2
2,5x6 =15 m2
A
A
E
Asumsi
Asums
Asumsi
Asumsi
40 m2
80 m2
40 m2
25 m2
E
E
E
E
Asumsi
25m2/Mobil
Asumsi
12 m2
50 m2
20 m2
E
A
E
0, 54
1,1
1,2 x 1,5
40x0,54=21,6m2
5x1,1 = 5,5m2
15x1,8 = 27m2
B
B
B
1,1
1,2 x 1,5
5x1,1 = 5.5m2
15x1,8 = 27 m2
B
B
255 m2
51 m2
A
E
63.75 m2
340 m2
420 x 20%
Asumsi
2,16 m2
Asumsi
0,72 m2/org
50%xR.S
2,5 m2/Unit
476.6 x 20%
1,4-1,7m2
Asumsi 20%
R.Minum
1 orang
3 orang
30
4 Orang
60 Orang
2 Mobil
476.6 m2
95.32 m2
150 Orang
15-25%
R.Minum
1,4-1,7m2
420 m2
84
200 Orang
110
RUANG
STANDAR
KAPASITAS
Asumsi 20%
R.
R.Makan
Administrasi
dan kasir
15-25%
Dapur dan
R.Makan
gudang
Jumlah
Sirkulasi
BESARAN
RUANG
68 m2
SUMBER
85 m2
862.75 m2
172.55 m2
616.25 x
20%
2111.22 m2
Total Jumlah
(Sumber: Analisis Penulis)
Keterangan:
A = Data Arsitek
B = Dimensi Manusia dan Ruang Interior
C = Time Saver Standar
D = Studio Manual by Michael Freeman
E = Asumsi
Tabel 18.
Rekapitulasi Besaram Ruang
Entrance
703.2 m2
Kegiatan Pameran
1621.2 m2
Kegiatan Pelatihan
1098 m2
Kegiatan Informasi dan Pengembangan
2292 m2
Kegiatan Komersial dan Pelayanan Jasa
1949.4 m2
Kegiatan Pengelolaan
2111.22 m2
Luas Total Bangunan
9774.62 m2
(Sumber: Analisis Penulis)
= 20 m2
= 2 m2
111
Jenis
Kelompok
Kegiatan
Entrance
Kapasitas
Pelayanan
(m2)
Standar
m2/mobil
Kebutuhan
Parkir
Total Luas
(m2)
703.2 m2
100
7 Mobil
14 Motor
16 mobil
32 motor
11 mobil
22 motor
23 mobil
46 motor
7x20 =140
14x2 = 28
16x20=320
32x2=64
11x20=110
22x2=44
23x20=460
64x2=92
Kegiatan
1621.2 m2
100
Pameran
Kegiatan
1098 m2
100
Pelatihan
Kegiatan
2292 m2
100
Informasi dan
Pengembangan
Kegiatan
1949.4 m2
100
20 mobil
Komersial dan
40 motor
pelayanan jasa
Kegiatan
2111.22 m2
100
22 mobil
Pengelolaan
44 motor
Mobil + Sirkulasi 30%
1870+561 =2413
Motor + Sirkulasi 30%
332+99.6=431.2
Total Luas Ruang Parkir
(Sumber : Analisis Penulis)
28x20=400
40x2=80
22x20=440
44x2=88
2845 m2
Building Coverage yang diambil ialah 70%:30%, dimana jumlah luas area
terbangun 30% dan jumlah luas area yang tidak terbangun 70%.
Luas site
= 30% x LS = BC
70% x LS = OS
BC
= 30%.LS
12619.62 = 30%.LS
LS = 12619.62/30%
= 42065
112
= 4.2 Ha
OS
= 70% x LS
= 0.7 x 4.2
= 29445
= 2,9 Ha
113
116
4. Pola sirkulasi
a. Pola Sirkulasi Pengunjung, Karyawan, Tenaga Service dan
Pengelola
1) Pola Sirkulasi Pengunjung
117
118
119
120
memiliki penilian yang berbeda mengenai hasil foto yang di foto. Dalam
hal ini mempunyai persepsi sendiri ini dikaitkan dengan defenisi
arsitektur metafora.
Konsep membekukan cahaya tersebut dituangkan dalam pola
dasar bangunan dimana cahaya masuk ke kemera melalui media lensa
yang kemudian dibekukan menjadi sebuah foto.
cukup
kuat
dan
ekonomis
mampu
mendukung
4) Pondasi rakit
a) Daya dukung tanah yang rata.
b) Kekakuan dan stabilitas cukup besar dalam menghadapi
gempa, terutama penurunan.
c) Penggunaan
bahan
konstruksi
cukup
boros
dan
123
b) Pemakaian
bahan
konstruksi
banyak,
dan
waktu
efisisen
karena
dinding
pemikul
biasanya
2. Modul
Beberapa pertimbangan dalam menentukan modul struktur
antara lain:
a. Dimensi gerak pemakai
b. Dimensi perabot
c. Material dan perabot
d. Layout ruang
System modul yang digunakan :
a. Modul dasar ialah modul yang didasarkan pada ukuran tubuh
dan area gerak tubuh.
b. Modul fungsi, merupakan modul ruang yag didasarkan pada
fungsi ruang yang direncanakan. Dari luas unit terkecil, angka
30 cm merupakan kelipatan terkecil yang dapat menjadi interval
dari besaran 60, 90, 120, 150, 180, dan seterusnya, sehingga
modul dasar yang dapat diwakili ialah ukuran 30 cm atau 0,3 m.
c. Modul perancangan, merupakan modul fungsi, dimana harga
dasarnya
ditetapkan
dengan
satuan
(meter).
Bentuk
125
ada
126
127
sebagai
tempat
parkir
dengan
penataan
taman
dan
128
129
dalam
ruang
bertumpu
sepenuhnya
pada
system
penghawaan buatan.
Melalui pendekatan-pendekatan tersebut, maka ditentukan
pengahawaan dalam bangunan ini sebagai berikut :
a. Penghawaan Alami
Seluruh ruang nonpameran dan nonstudio dikondisikan
untuk
mengoptimalkan
penghawaan
alami,
dengan
memperhatikan :
1) Sinkronisasi dengan totalitas system yang dianut bangunan
seperti konsep bentuk, system pencahayaan dan lain-lain
2) Dampak bagi struktur bangunan, interior, dan kesehatan
manusia.
3) Prinsip-prinsisp dasar penghawaan, seperti :
130
131
2. Pencahayaan
Sumber cahaya itu sendiri terbagi atas :
a. Pencahayaan alami
1) Didasari pada pancaran sinar matahari
2) Untuk cahaya langsung sebaiknya cuma pada pukul 06.30 10.00 pagi dan sore setelah pukul 17.00
3) Menghindari cahaya langsung dari sudut 450 pada matahari
Untuk
mengendalikan
pencahayaan
alami
ini
maka
1) House
light,
digunakan
untuk
memenuhi
kekuatan
akustik
yang
diaplikasikan
pada
auditorium
diantaranya adalah :
1) Material untuk mengolah suara dalam ruangan (acoustic
control) Panel diffuser, panel ini berfungsi untuk menyebar
suara dan mengurangi energi suara ketika suara menabrak
133
yang
sangat
baik.
Selain
itu
juga
dapat
kepadatan
massa
jenis
mencapai
80kg/m3
134
biasanya
menrunkan
benda
digunakan
yang
untuk
beroda
menaikkan
digunakan
dan
untuk
136
terdapat
dalam
bangunan.
Dipersiapkan
generator
mekanikal
diterapkan
dalam
menunjang
kegiatan
137
7. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi yang dapat digunakan pada bangunan
terdiri dari :
a. Untuk hubungan eksternal
1) Telepon, sebagai komunikasi dua arah baik keluar maupun
kedalam bangunan yang menggunakan jasa Perumtel.
2) Faksimile,
yaitu
saran
komunikasi
yang
menggunakan
untuk
kepentingan
pengelola.
Sehingga
139
satunya
adalah
mendesain
ventilasi
atap,
untuk
asap
dan
udara
panas
dapat
keluar
sehingga
140
Smoke detector
pemadam
kebakaran
berbentuk
kran-kran
yang
141
karbondioksida,
hanya
saja
sistem
ini
akan
142
143
Pengolahan
Air
Limbah
dengan
memanfaatkan
tempat
berkembang
biaknya
mikroorganisma
dan
144
145
146
DAFTAR PUSTAKA
BPS, Propinsi Sulawesi Selatan, Makassar dalam Angka 2012, Kantor
Wilayah Statistik Propinsi Sulawesi Selatan.
Chip Foto-Video Digital Spesial. Ritual Fotografi. 2008
De Chiara dan Callender. Time Saver Standard for Building Types. McGraw
Hill Book Company.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
1999. Balai Pustaka
Exposure Magazine, Edisi 34. 2011.
Manurung, Parmonangan. Pencahayaan Alami Dalam Arsitektur. 2012. Andi
Yogyakarta
Neufert, Ernst. Data Arsitek. Edisi Kedua Jilid 1 dan 2 (Terjemahan : Syamsul
Arifin). 1992. PT. Erlangga. Jakarta
Panero Julius, AIA, ASID; Martin Zelnik, AIA, ASID. Dimensi Manusia dan
Ruang Interior (terjemahan: Djoeliana Kurniawan). 2003. PT.Erlangga.
Jakarta
Peter Trebilcock and Mark Lawson. Architectural Design in Steel. 2004. Spon
Press
Puspitasara, Fitria. Galeri Fotografi di Makassar Pendekatan Hitech dan
Green Architecture (Acuan Perancangan). 2008. Universitas Hasanuddin.
Rosenblatt, Arthur. Building Type Basic For Museums, 2001
Sabaruddin, Arief. A-Z Persyaratan Teknis Bangunan. 2013. Griya Kreasi.
Jakarta.
Tangoro, Dwi. 2010. Utilitas Bangunan. Jakarta : Universitas Indonesia Press
The Light Magazine, Edisi 36. 2011.
http://isjustyogaa.blogspot.com/2012/08/mengenal-peralatan-danperlengkapan.html (9 May 2013)
DAFTAR LAMPIRAN
KONSEP
SPESIFIKASI JUDUL
WHAT?
PUSAT KEGIATAN FOTOGRAFI DI MAKASSAR ADALAH SUATU TEMPAT
ATAU WADAH YANG DAPAT MENAMPUNG SELURUH ATAU SEGALA MACAM
AKTIVITAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN DUNIA FOTOGRAFI, SERTA FAKTOR-FAKTOR
LAIN YANG MENDUKUNG HAL-HAL TERSEBUT DENGAN LINGKUP PELAYANAN KOTA
MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA.
WHERE?
1. BERADA DI KAWASAN STRATEGIS
2. DAPAT DIAKSES BAIK ANGKUTAN UMUM MAUPUN PRIBADI.
3. TERLETAK PADA KAWASAN PARIWISATA ATAU KAWASAN BISNIS
SESUAI DENGAN FUNGSI BANGUNAN.
WHO?
1. FOTOGRAFER
- FOTOGRAFER (STAFF)
- FOTOGRAFER
- PESERTA PELATIHAN
2. PENGUNJUNG
- PENGUNJUNG UMUM
- PENGUNJUNG KHUSUS
3. PENGELOLA
HOW?
WHY?
1.SEMAKIN BANYAK DAN BERAGAMNYA KARYA-KARYA FOTOGRAFER.
2.SEMAKIN BANYAKNYA PENGGUNAAN MEDIA FOTOGRAFI.
3.SEMAKIN BANYAKNYA KLUB FOTOGRAFI YANG BERMUNCULAN.
4.SEMAKIN SERINGNYA DI ADAKAN KEGIATAN-KEGIATAN YANG BERKAITAN
DENGAN FOTOGRAFI.
5.MASIH KURANGNYA PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP BIDANG FOTOGRAFI.
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
WHEN?
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
PEMILIHAN LOKASI
INPUT
ANALISA
Tujuan
Dasar Pertimbangan
SESUAI DENGAN FUNGSI RUTRK
POTENSI PENUNJANG
PENCAPAIAN DAN AKSEBILITAS
UTILITAS KOTA
Kec. Panakkukang
Kec. Panakkukang
ALT. 1
PERKANTORAN
PERDAGANGAN
PERMUKIMAN
PENDIDIKAN TINGGI
TERMINAL
HUTAN/TAMAN KOTA
Busway
Kec.Tamalate
ALT. 1
Kec. Tamalate
-
ALT. 2
REKREASI
PERDAGANGAN
PERMUKIMAN
PENDIDIKAN TINGGI
TRANSPORTASI DARAT
HUTAN/TAMAN KOTA
Lokasi
Terpilih
Angkutan Kota
ALT. 2
Kendaraan Pribadi
Kec. Tamalate
Fasilitas Penunjang
Tabel Pembobotan
Busway
Kec. Panakkukang
Kriteria
St. Moritz,
Lippo Mall
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
Akses
1.
2.
3.
4.
OUTPUT
ALT. 1
Mall Panakkukang
Utilitas Kota
ALT. 2
Kec. Tamalate
Pantai Akkarena
KRITERIA
BOBOT
A
B
C
D
3
3
3
2
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
NILAI
2
2
3
3
Total Nilai
Center Point Of
Indonesia (CPI)
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
Kendaraan Pribadi
Trans Mall
Makassar
Mall GTC
Makassar
B X N NILAI B X N
6
3
9
6
3
9
9
2
6
6
3
6
27
30
Lokasi
Terpilih
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
PEMILIHAN TAPAK
INPUT
ANALISA
OUTPUT
Tujuan
Tapak
Kondisi Tapak
ALT. 1
VIEW DARI JL.
TANGGUL PATOMPO
Kriteria
Danau
Tanjung Bunga
Utilitas Tapak
UTILITAS KOTA DISEKITAR TAPAK
LENGKAP DAN MENDUKUNG
PENGADAAN BANGUNAN.
Danau
Danau
ALT.
ALT.11
ALT.
ALT.11
ALT.
ALT.11
4,1
4,1Ha
Ha
4,1
4,1Ha
Ha
4,1
4,1Ha
Ha
PENCAPAIN DARI
JL. TANGGUL PATOMPO
12
VIEW KE ARAH
DANAU TANJUNG BUNGA
VIEW KE PANTAI
AKKARENA
17
82 m
Alt.1
Danau
Danau
LUASAN :+
- 4,1 Ha
GSB
: 20 METER
KONDISI : BERKONTUR
SEDANG
KONDISI TAPAK
LUASAN LAHAN
AKSEBILITAS
UTILITAS KOTA
Danau
PENCAPAIN DARI
ARAH PANTAI AKKARENA DAN MALL GTC
Danau
Danau
JARINGAN LISTRIK
JARINGAN PDAM
JARINGAN TELPON
Data Tapak
VIEW KE ARAH
PERUMAHAN DOUBLE
DECKER
ALT. 2
Trans
Mall
ALT. 2
VIEW KE ARAH
LAHAN KOSONG
VIEW KE ARAH
JLN.METRO TANJUNG BUNGA
DAN LAHAN KOSONG
ALT. 2
4,3 Ha
92
2
13
Trans
Mall
4,3 Ha
Trans
Mall
4,3 Ha
Tabel Pembobotan
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
KRITERIA BOBOT
Minus (-)
1. KONDISI KAWASAN MASIH
DALAM PROSES PENGEMBANGAN.
2. AKSES TRANSPORTASI DARAT
YANG CUKUP JAUH.
A
B
C
D
ALT. 2
10
Plus (+)
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
0m
123 m
Alt.2
Trans
Mall
17
LUASAN :+
- 4,3 Ha
GSB
: 20 METER
KONDISI : BERKONTUR
SEDANG
235
VIEW KE ARAH
TRANS STUDIO MALL
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
VIEW KE ARAH
LAHAN KOSONG
VIEW DARI JL.
METRO TANJUNG
BUNGA
LAUT
Data Tapak
Danau
Danau
1.
2.
3.
4.
Danau
VIEW KE ARAH
Aksebilitas Tapak
19
Dasar Pertimbangan
Luasan Tapak
23
3
3
3
2
TOTAL NILAI
Danau
Laut
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
NILAI
3
3
3
3
BXN
9
9
9
6
NILAI B X N
2
6
3
9
3
9
3
6
33
30
KETERANGAN
BOBOT
1 KURANG PENTING
2 PENTING
3 SANGAT PENTING
NILAI
1 TIDAK
MENDUKUNG
2 MENDUKUNG
3 SANGAT
MENDUKUNG
ALT.
ALT.11
4,1
4,1Ha
Ha
Danau
Tapak Terpilih
GAMBAR
JARINGAN LISTRIK
JARINGAN PDAM
JARINGAN TELPON
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
ANALISIS TAPAK
ANALISIS TAPAK
Tujuan
UNTUK MENDAPATKAN DESAIN TAPAK YANG IDEAL DENGAN
MENGOLAHNYA SECARA OPTIMAL UNTUK MENDUKUNG
FUNGSI BANGUNAN DARI PUSAT KEGIATAN FOTOGRAFI DI
MAKASSAR DENGAN MEMPERHATIKAN KONDISI TAPAK YANG
ADA.
Orientasi Matahari
MEMANFAATAN VEGETASI
UNTUK MEREDUKSI PANAS
PAGI MATAHARI DAN PENGGUNAAN
SHADING PADA BANGUNAN
YANG TERKENA CAHAYA
MATAHARI LANGSUNG.
U
SORE
Dasar Pertimbangan
1.
2.
3.
4.
5.
ORIENTASI MATAHARI
VIEW
NOISE
PENCAPAIAN DAN SIRKULASI
ZONING
ORIENTASI BANGUNAN
ARAH UTARA-SELATAN GUNA UNTUK MENDAPATKAN
PENCAHAYAAN YANG BAIK TERHADAP BANGUNAN
SERTA PERTIMBANGAN TERHADAP VIEW
DAN ARAH SIRKULASI.
Potensi
1
TAPAK
2
4
View
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
KEBISINGAN RENDAH
DARI ARAH LAHAN KOSONG
KEBISINGAN RENDAH
DARI ARAH LAUT
INTESITAS KEBISINGAN
YANG TINGGI TERJADI
DI PERTIGAAN JALAN
METRO TANJUNG
BUNGA DAN JALAN
TANGGUL PATOMPO.
ALT. 1
4,1 Ha
KEBISINGAN RENDAH
DARI ARAH LAHAN KOSONG
ARAH VIEW
MASUK
MEMBUKA ARAH PANDANGAN VIEW YANG TERBAIK
(KE ARAH LAUT DAN DANAU) SERTA MENUTUP ARAH
PANDANGAN PADA VIEW YANG KURANG BAIK (KE ARAH
LAHAN KOSOSNG).
ZONING VERTIKAL
SIRKULASI PENGELOLA
SIRKULASI PENGUNJUNG
SIRKULASI BARANG/
KARYAWAN
Danau
Danau
Danau
OUTPUT
Zoning
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
MEMAKSIMALKAN
VIEW KE ARAH LAUT
DAN DANAU
ARAH VIEW
KELUAR
Noise
P A R K I R
PENGELOLA
ZONING HORISONTAL
PLAZA
LT.3
PENANAMAN VEGETASI
DISEKELILING TAPAK
A R E A
PA R K I R
SERVICE
LT.2
LT.1
ZONA PUBLIK
ZONA SEMI PUBLIK
ZONA PRIVAT
AKSES KE
LUAR TAPAK
ZONA PUBLIK
ZONA SEMI PUBLIK
ZONA PRIVAT
ZONA SERVICE
GAMBAR
AKSES KE
DALAM TAPAK
P A R K I R
PENGUNJUNG
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
BENTUK DAN PENAMPILAN
INPUT
ANALISA
Tujuan
OUTPUT
PUSAT LINGKARAN SEBAGAI VOKAL POINT
TEMPAT PERTEMUAN FASILITAS-FASILITAS YANG ADA
DAN MERUPAKAN TRANSFORMASI DARI BENTUK LENSA.
Combined
Metafora
Fasad Bangunan
INTANGIBLE
Layout Bangunan
Dasar Pertimbangan
1. FUNGSI BANGUNAN
2. KONDISI TAPAK
3. PENDEKATAN DESAIN
TANGIBLE
Combined
Metafora
PENGGUNAAN ELEMEN MIRING MERUPAKAN
TRANSFORMASI DARI SIFAT CAHAYA YANG DINAMIS
DENGAN MELAKUKAN PENGOLAHAN
ELEMEN-ELEMEN FOTOGRAFI AKAN SANGAT
MEMBANTU DALAM MENCARI IDE BENTUK
ATAU FASAD BANGUNAN
(TRANSFORMASI BENTUK)
FREEZING LIGHT
Cahaya
Ide Bentuk
Kamera
Foto
Lensa
JOINING
(CAHAYA=TERARAH (FOKUS)) (LENSA=LINGKARAN) (FOTO=PERSEGI)
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
ROTATION
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
BENTUK
PENANAMAN VEGETASI
DISEKELILING TAPAK
P A R K I R
PENGELOLA
A R E A
PA R K I R
SERVICE
PENCAPAIAN DARI
ARAH PANTAI LOSARI
AKSES KE
LUAR TAPAK
PENCAPAIAN DARI
ARAH JL. TANGGUL
PATOMPO
AKSES KE
DALAM TAPAK
PENCAPAIAN DARI
ARAH AKKARENA
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE IV
2013/2014
P A R K I R
PENGUNJUNG
PUSAT KEGIATAN FOTOGRAFI
DI MAKASSAR
DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR METAFORA
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
ANALISIS FUNGSI
ANALISIS MAKRO
FUNGSI BANGUNAN
PAMERAN FOTOGRAFI
PELATIHAN FOTOGRAFI
INFORMASI DAN
PENGEMBANGAN
KOMERSIAL DAN
PELAYANAN JASA
PELAKU KEGIATAN
1. FOTOGRAFER
- FOTOGRAFER
- FOTOGRAFER (STAFF)
- PESERTA PELATIHAN
2. PENGUNJUNG
- PENGUNJUNG UMUM
- PENGUNJUNG KHUSUS
3. PENGELOLA
JENIS KEGIATAN
KEGIATAN PAMERAN
KEGIATAN PELATIHAN
KEGIATAN INFORMASI DAN
PENGEMBANGAN
KEGIATAN KOMERSIAL DAN
PELAYANAN JASA
KEGIATAN PENGELOLA
PENGELOLAAN
PROGRAM RUANG
OUTPUT
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
PROGRAM RUANG
INPUT
POLA HUBUNGAN
RUANG MAKRO
ANALISA
KEGIATAN
PAMERAN
RUANG
KURATORIAL
RUANG RIAS
KEGIATAN INFORMASI
DAN PENGEMBANGAN
KEGIATAN
PELATIHAN
RUANG
KOMPUTER
RUANG
KONSERVASI
FOTO
RUANG GANTI
RUANG STUDIO
PRAKTEK
RUANG
PENYIMPANAN
KOLEKSI
RUANG
PRODUKSI
FOTO
RUANG PELAYANAN
ARSIP FOTO
RUANG KELAS
KEGIATAN
PENGELOLAAN
KEGIATAN KOMERSIAL
DAN PELAYANAN JASA
OUTPUT
COUNTER
RUANG
PENYIMPANAN
PENDUKUNG
OPERASIONAL
STUDENT
GALLERY
LOKER
RUANG ME
RUANG PAMERAN
PERMANEN
ATM CENTRE
RUANG
SOUVENIR
RUANG
INFORMASI
RUANG
WAKIL KETUA
RUANG
KETUA
WC/KM
GUDANG
RUANG
KEAMANAN
LOADING DOCK
RUANG
PENYIMPANAN
ALAT FOTOGRAFI
POLA HUBUNGAN
RUANG MIKRO
PANTRY
RUANG PAMERAN
TEMPORER
RUANG
PENYIMPANAN
MATERIAL
RUANG
TUNGGU
RUANG
PENGAJAR
RUANG
PENYIMPANAN
KOLEKSI
KHUSUS
HUBUNGAN RUANG
KEGIATAN PAMERAN
MUSHOLLAH
SEKRETARIS
HUBUNGAN RUANG
KEGIATAN PELATIHAN
COFFEESHOP
WC/KM
RUANG
KOMPUTER
RUANG PRODUKSI
FOTO
RUANG DISPLAY
BINGKAI
PERPUSTAKAAN
STUDIO FOTO
MUSEUM
FOTOGRAFI
RUANG PELAYANAN
JASA FOTOGRAFI
RUANG DIVISI
PAMERAN
RUANG SERVIS
KAMERA
RETAIL
WC/KM
RUANG DIVISI
HUMAS
RUANG PENYEWAAN
ALAT FOTOGRAFI
RUANG AUDIO
SEMINAR
SEKRETARIAT
KLUB
TOKO BUKU
WC/KM
HUBUNGAN RUANG
KEGIATAN KOMERSIAL
DAN PELAYANAN JASA
RUANG DIVISI
OPERASIANAL
BANGUNAN
GUDANG
GUDANG
KETERANGAN
HUB. LANGSUNG
FOODCOURT
RUANG
VOLUNTER
RUANG
RAPAT
RUANG AUDIO
VISUAL
HUBUNGAN RUANG
INFORMASI DAN
PENGEMBANGAN
RUANG DIVISI
INFORMASI
DAN
PENGEMBANGAN
RUANG DIVISI
RUANG DIVISI
PENJUALAN
ADMINISTRASI
DAN PELAYANAN
JASA
RUANG DIVISI
TEKNIS
RUANG DIVISI
PELATIHAN
HUBUNGAN RUANG
PENGELOLAAN
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
PROGRAM RUANG
INPUT
ANALISA
PANTRY
RUANG PENJUALAN
DAN PEMAKETAN
BARANG
RUANG
PENYIMPANAN
KOLEKSI
LOADING DOCK
ATM CENTRE
RUANG
WAKIL KETUA
RUANG
KETUA
RUANG PELAYANAN
ARSIP FOTO
ANALISIS SIRKULASI
RUANG
KONSERVASI
FOTO
RUANG
KEAMANAN
LOKER
RUANG ME
RUANG
KURATORIAL
RUANG
PENYIMPANAN
KOLEKSI
KHUSUS
SIRKULASI PENGUNJUNG
RUANG PAMERAN
TEMPORER
RUANG
PENYIMPANAN
PENDUKUNG
OPERASIONAL
STUDENT
GALLERY
FAS. PAMERAN
FAS. PELATIHAN
DATANG
RUANG PAMERAN
PERMANEN
PARKIR
RUANG
PENYIMPANAN
MATERIAL
MUSHOLLAH
MENCARI KEBUTUHAN
RUANG
SOUVENIR
RUANG
INFORMASI
PULANG
MAIN ENTRANCE
SEKRETARIS
FAS. PENUNJANG
COFFEESHOP
WC/KM
OUTPUT
RUANG RIAS
RUANG GANTI
SIRKULASI KARYAWAN
RUANG
KOMPUTER
FOODCOURT
RUANG
VOLUNTER
RUANG
RAPAT
RUANG STUDIO
PRAKTEK
RUANG
PRODUKSI
FOTO
FAS. PAMERAN
DATANG
FAS. PELATIHAN
SIDE ENTRANCE
RUANG KELAS
RUANG DIVISI
PAMERAN
RUANG DIVISI
HUMAS
RUANG DIVISI
OPERASIANAL
BANGUNAN
PARKIR
RUANG DIVISI
INFORMASI
DAN
PENGEMBANGAN
RUANG DIVISI
RUANG DIVISI
PENJUALAN
ADMINISTRASI
DAN PELAYANAN
JASA
RUANG DIVISI
TEKNIS
COUNTER
RUANG
PENGAJAR
RUANG DIVISI
PELATIHAN
BERAKTIVITAS
MAIN ENTRANCE
RUANG
TUNGGU
ISOMA
PULANG
FAS. PENUNJANG
RUANG
PENYIMPANAN
ALAT FOTOGRAFI
WC/KM
GUDANG
SIRKULASI PENGELOLA
RUANG
KOMPUTER
RUANG PRODUKSI
FOTO
RUANG AUDIO
VISUAL
RUANG DISPLAY
BINGKAI
PARKIR
DATANG
SIDE ENTRANCE
MAIN ENTRANCE
PENGELOLAAN
PULANG
PERPUSTAKAAN
MUSEUM
FOTOGRAFI
ISOMA
STUDIO FOTO
RUANG PELAYANAN
JASA FOTOGRAFI
RUANG SERVIS
KAMERA
RETAIL
WC/KM
RUANG PENYEWAAN
ALAT FOTOGRAFI
RUANG AUDIO
SEMINAR
SEKRETARIAT
KLUB
GUDANG
DATANG
WC/KM
PARKIR
GUDANG
SIDE ENTRANCE
KETERANGAN
HUB. LANGSUNG
RUANG SERVICE
PULANG
ISOMA
TOKO BUKU
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
TATA RUANG
ANALISIS MAKRO
RETAIL
TOKO BUKU
STUDIO FOTO
MUSEUM
RUANG SEMINAR
KLUB
FOTOGRAFI
PENGELOLA
LANTAI 2
LOADING DOCK
AKSES KE PLAZA
SIDE ENTRANCE
MAIN HALL
PERPUSTAKAAN
RUANG PAMERAN
LANTAI 3
SIDE ENTRANCE
DOSEN PEMBIMBING
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
GAMBAR
NAMA/STAMBUK
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
MAIN ENTRANCE
SYAMSU ALAM
D511 07 043
LANTAI 1
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
PERLENGKAPAN BANGUNAN
INPUT
ANALISA ANALISA
Tujuan
UNTUK MENDAPATKAN SISTEM PERLENGKAPAN BANGUNAN
YANG DAPAT MEMBANTU KELANCARAN AKTIFITAS
ATAU KEGIATAN DALAM BANGUNAN SERTA MENDUKUNG
FUNGSI BANGUNAN.
Dasar Pertimbangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
SISTEM PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
JARINGAN LISTRIK
SISTEM PEMBUANGAN
SAMPAH
TRAVO
PLN
ATS
PANEL CABANG
PANEL UTAMA
TANGGA
DARURAT
ALAT PEMADAM
PORTABLE
ASAP
API
PANAS
DISTRIBUSI
GENSET
JARINGAN LISTRIK
JARINGAN AIR BERSIH
JARINGAN AIR KOTOR
SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH
SISTEM PENANGGULANGAN KEBAKARAN
SISTEM KEAMANAN BANGUNAN
SISTEM PENANGKAL PETIR
SISTEM KOMUNIKASI
OUTPUT
ALARM
MOBIL PEMADAM
KEBAKARAN
DETEKTOR
SISTEM PEMADAMAN
SERBUK KERING
CONTROL PANEL
SAMPAH TIAP
LANTAI
SPRINKLER
(AUTOMATIC SYSTEM)
FIRE
HYDRANT
ORGANIK
ANORGANIK
BAK
PENAMPUNGAN
BAK
PENAMPUNGAN
DAPAT DI DAUR
ULANG
BIOPORI
PILAR HYDRANT
RESERVOIR
BAWAH
DEEP WELL
KOMPOS
DIDISTRIBUSIKAN
KE PENGGUNAAN
AIR BERSIH PADA
BANGUNAN
RESERVOIR
ATAS
METERAN
POMPA
RESERVOIR ATAS
POMPA
PDAM
RESERVOIR BAWAH
DEEP WELL
TANAMAN
SISTEM KEAMANAN
BANGUNAN
INTERNAL
SISTEM PENANGKAL
PETIR
RESAPAN BIOPORI
AIR KOTOR CUCIAN/BERLEMAK
FILTER
EKSTERNAL
STORAGE TANK
GREASE TRAP
PEMBUANGAN
AKHIR
SISTEM KOMUNIKASI
TRUK SAMPAH
RIOL KOTA
TELEPON
FAKSMILE
INTERNET
TANGKI BIORITY
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
STRUKTUR DAN MATERIAL BANGUNAN
INPUT
ANALISA
Tujuan
Struktur
Material
SUB STRUKTUR
Dasar Pertimbangan
1.
2.
3.
4.
5.
DINDING KACA
BAIK UNTUK VISUAL DAN
PENCAHAYAAN ALAMI SERTA
MEMBUAT RUANG TERASA
LEBIH LUAS.
ALUMINIUM KOMPOSIT
SUPER STRUKTUR
SISTEM STRUKTUR YANG DIGUNAKAN
ADALAH STRUKTUR RANGKA BALOK
DAN KOLOM.
UPPER STRUKTUR
MUDAH DALAM MEMODIFIKASI
BENTUK DAN WARNA LEBIH
BERVARIATIF.
SISTEM STRUKTUR ATAP YANG DIGUNAKAN
A D A L A H
S T R U K T U R
R A N G K A
BAJA LAPIS ZINC ALUMINIUM DAN RANGKA PIPA BAJA,
SERTA PLAT BETON DENGAN LAPISAN WATER PROOFING
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
KONSEP
RUANG DALAM DAN RUANG LUAR
RUANG DALAM
UNTUK MENDAPATKAN PENATAAN RUANG DALAM YANG
MAMPU MENCIPTAKAN SUASANA YANG BAIK DAN
MENDUKUNG KEGIATAN YANG ADA DALAMNYA.
LANTAI
KERAMIK
MARMER
DIGUNAKAN PADA
HAMPIR SELURUH RUANGAN
DAN RUANG SERVIS.
DIGUNAKAN PADA
RUANG PUBLIK.
Dasar Pertimbangan
FUNGSI DAN KARAKTERISTIK RUANG
ELEMEN PENUNJANG RUANG
MATERIAL YANG DIGUNAKAN
PENATAAN DISPLAY
1. SOFT MATERIAL
2. HARD HARD MATERIAL
3. DECORATIVE MATERIAL
DINDING
PARTISI
KACA
IN SHOW
BENDA PAMERAN TERMASUK
BENDA BESAR
Sebagai penutup
untuk menahan
erosi.
LIDAH MERTUA
DIGUNAKAN SEBAGAI PENYERAP
POLUSI UDARA DAN DIGUNAKAN
SEBAGAI PEMBATAS FISIK SERTA
UNSUR ESTETIKA PADA LANSEKAP.
PLAFOND
PALEM RAJA
DIGUNAKAN SEBAGAI PEMBATAS,
DAN PENGARAH SIRKULASI
DILETAKKAN PADA JALUR SIRKULASI
BATU BATA
GIYPSUM
MULTIPLEKS
GLODOKAN TIANG
DIGUNAKAN SEBAGAI PEMBATAS
PANDANGAN UNTUK MENYIASATI
VIEW.
Jalan
Sebagai Pembatas
ruang privasi
IN SHOWCASE
Sebagai Pembatas
lahan/tapak
Output
Tanaman memberi
pengarah sirkulasi
Jalan
Pedestrian
Parkir
Plaza
Sebagai tempat untuk
kegiatan outdoor dalam
tapak.
Lampu Taman
ON WALLS
Perkerasan dengan
Paving Blok
Perkerasan dengan
rabat beton
SCULPTURE
Perkerasan dengan
Aspal
Diterapkan
di site plan
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE I
2014/2015
t
u
p
t
u
o
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
RUMPUT GAJAH
DIGUNAKAN SEBAGAI PENUTUP
TANAH DAN DILETAKKAN PADA
DAERAH YANG SERING DI LALUI.
KIARA PAYUNG
DIGUNAKAN SEBAGAI PENEDUH,
PEREDAM, PENYERAP POLUSI DAN
DILETAKKAN PADA AREA PARKIR.
Dasar Pertimbangan
PARKET
Penataan Display
Soft Material
Tujuan
Material
Tujuan
1.
2.
3.
4.
RUANG LUAR
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
PERSPEKTIF INTERIOR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE IV
2013/2014
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE IV
2013/2014
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE IV
2013/2014
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
DOSEN PEMBIMBING
NAMA/STAMBUK
Ir.MUH.TAUFIK ISHAK, MT
MOH.MOCHSEN SIR, ST.,MT
SYAMSU ALAM
D511 07 043
STUDIO AKHIR
PERIODE IV
2013/2014
GAMBAR
SKALA
NO. LEMBAR
JML. LEMBAR
KETERANGAN