Anda di halaman 1dari 13

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan seharihari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di
atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang
diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat
meskipun sering tidak disadari. Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida
diam) dan fluida dinamis (fluida bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang
diam atau berada dalam keadaan setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida ketika
sedang dalam keadaan bergerak).
Suatu benda yang berada didalam zat cair akan mengalami gaya gaya yang
ditimbulkan oleh tekanan zat cair. Benda yang terendam didalam zat cair mengalami tekanan
pada permukaannya. Komponen gaya horizontal tekanan yang bekerja pada benda adalah
sama, tetapi berlawanan arah sehingga saling menghilangkan. Gaya tekanan vertical yang
bekerja pada benda yang terendam tidak saling meniadakan. Komponen gaya vertical ke
bawah yang ditimbulkan oleh zat cair zat cair bekerja pada permukaan atas benda,
sedangkan komponen ke atas bekerja pada permukaan bawah benda. Karena tekanan tiap
satuan luas bertambah dengan kedalaman, maka komponen arah ke atas adalah lebih besar
dari komponen arah ke bawah, dan resultannya adalah gaya ke atas yang bekerja pada benda.
Gaya ke atas ini disebut dengan gaya apung. Benda terapung seperti kapal, pelampung, dan
sebagainya menggunakan prinsip benda terapung. Dimana dalam pembahasannya dengan
benda yang dicelupkan kedalam zat cair dengan menggunakan hukum Archimedes.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini ialah sebagai berikut :
1.

Apakah yang dimaksud dengan pengertian Kesetimbangan Benda Terapung?

2.

Bagaimana cara menghitung Kesetimbangan Benda Terapung?

3. Tujuan
Archimedes

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
Maksud dan tujuan yang ingin di capai dalam penulisan ini adalah :
1. Mengetahui konsep dari Kesetimbangan Benda Terapung
2. Dapat menghitung Kesetimbangan Benda Terapung pada suatu benda

PEMBAHASAN
Archimedes

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
1. Hukum Archimedes
Dalam kamus besar Wikipedia, Hukum Archimedes (+250 sebelum Masehi)
berbunyi "Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan
mendapat tekanan ke atas yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak
oleh benda tersebut".
Hukum Archimedes menyatakan bahwa benda yang terapung atau terendam
dalam zat cair akan mengalami gaya apung yang besarnya sama dengan berat zat cair
yang dipindahkan benda tersebut. Dengan kata lain apabila benda terendam atau
terapung didalam zat cair, resultan gaya yang bekerja padanya adalah sama dengan
perbedaan antara tekanan ke atas oleh zat cair pada benda dan gaya ke bawah karena
berat benda.
Dipandang suatu benda sembarang terendam di dalam zat cair diam sebagai
berikut :

Gambar 1. Gaya gaya pada benda terapung


Gaya gaya yang bekerja adalah tekanan hidrostatis pada seluruh
permukaan benda dan berat sendiri benda. Komponen gaya horizontal yang bekerja pada
proyeksi vertical dari bidang adalah sama dan berlawaan arah, sehingga benda tidak
bergerak dalam arah horizontal.
Dalam gambar 1 dijelaskan bahwa :
Fd merupakan gaya tekanan ke bawah pada permukaan atas benda.
Fu merupakan gaya tekanan ke atas yang bekerja pada permukaan bawah
benda
FB merupakan gaya apung pada benda, yakni perbedaan antara gaya tekanan
ke atas dan ke bawah
Archimedes

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
FG merupakan gaya berat, yang mempunyai titik tangkap pada pusat berat
benda, dimana pusat berat benda tidak harus berimpit dengan pusat apung.
Dengan catatan yakni :
Fd (gaya tekanan ke bawah pada permukaan atas benda) tidak sama dengan
Fu (gaya tekanan ke atas yang bekerja pada permukaan bawah benda). Hal ini
disebabkan karena kedalaman merata pemukaan bawah benda. Dengan demikian gaya
yang bekerja ke bawah pada permukaan atas adalah lebih kecil dari gaya ke atas pada
permukaan bawah. Gaya tekanan ke bawah (Fd) sama dengan berat zat cair di atas
permukaan atas benda, yaitu berat dari volume zat cair ABCDEA. Gaya apung (FB),
yang merupakan perbedaan antara Fu dan Fd, adalah sama dengan perbedaan antara
berat zat cair dengan volume ABCDGA dan ABCDEA. Perbedaan tersebut adalah
volume AGDE, yang merupakan volume benda. Jadi, seperti yang dinyatakan oleh
Archimedes, benda yang mengapung atau terendam di dalam zat cair mengalamai gaya
apung yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan benda.
Bila gaya apung FB lebih besar dari gaya berat FG, maka benda akan naik ke
atas permukaan zat cair sampai nilai FB sama dengan FG, dan benda akan terapung. Bila
gaya berat FG sama dengan gaya apung FB maka benda akan terendam (melayang).
Benda akan tenggelam apabila gaya berat lebih besar dari gaya apung, dan benda akan
turun ke bawah sampai dasar.

Gambar 2. Benda terapung


Dalam gambar tersebut, benda dalam kondisi terapung, karena gaya apung
FB lebih besar dari gaya berat FG, maka benda naik ke atas pemukaan zat cair sampai
nilai FB sama dengan FG. Bila benda terapung di dalam zat cair, maka gaya apung
adalah sama dengan berat volume zat cair yang dipindahkan oleh sebagian benda yang
Archimedes

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
berada di bawah permukaan zat cair. Kedalaman benda yang terendam di sebut dengan
sarat (draft, d). Pusat apung (B) yang tertera dalam gambar 2 adalah titik dimana gaya
apung bekerja. Pusat apung ini merupakan pusat berat dari volume zat cair yang
dipindahkan.
2. Benda Terendam

Gambar 3. Stabilitas benda terendam


Dimana :
Gambar (a) menunjukan benda dalam keseimbangan stabil.
Gambar (b) menunjukan benda dalam keadaan tidak stabil.
Gambar (c) menunjukan benda dalam keseimbangan netral.
Suatu benda terendam (berada di bawah permukaan zat cair) disebut dalam
keseimbangan stabil apabila benda tersebut tidak terpengaruh oleh gangguan kecil yang
mencoba untuk membuatnya tidak seimbang. Apabila keadaan adalah sebaliknya, maka
benda disebut dalam keseimbangan tidak stabil. Apabila suatu benda terendam
(melayang) didalam zat cair, keseimbangan akan terjadi apabila berat benda yang bekerja
pada pusat berat G adalah sama akan terjadi apabila berat benda yang bekerja pada pusat
apung B. Jika benda homogen, pusat apung akan berimpit dengan pusat berat.
Sebaliknya apabila benda tidak homogen, maka pusat apung tidak berimpit dengan pusat
berat.
Suatu benda terendam akan stabil apabila pusat berat G berada di bawah
pusat apung. Misalnya gabungan kayu dan besi, yang terendam dalam zat cair. Gambar 3
(a) pusat berat G berada di bawah pusat apung B. Bila benda dimiringkan sedikit maka
5
Archimedes

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
gaya apung dan gaya berat akan membentuk momen kopel yang berusaha untuk
mengembalikan benda pada kedudukan semula. Maka benda disebut dalam
keseimbangan stabil. Gambar 3 (b) menunjukan benda dalam keadaan tidak stabil,
dimana suatu gangguan kecil pada benda yang semula stabil akan menyebabkan benda
berotasi sedemikian rupa sehingga benda pada kedudukan baru.
Seperti tampak pada gambar 3 (b), gaya apung dan gaya berat akan
membentuk momen kopel yang berusaha memutar benda sehingga pusat berat G berada
dibawah pusat apung. Sedang pada gambar 3 (c) dijelaskan benda dalam keseimbangan
netral, yakni apabila pusat berat berimpit dengan pusat apung. Keadaan ini terjadi pada
benda berbentuk bundar atau silinder dengan sumbu horizontal.
3. Benda Terapung

Gambar 4. Stabilitas benda terapung


Suatu benda terapung dalam keseimbangan stabil apabila pusat beratnya
berada di bawah pusat apung. Benda terapung dengan kondisi tertentu dapat pula dalam
keseimbangan stabil, meskipun pusat beratnya berada di atas pusat apung.
Dalam gambar 4 ditunjukan tampang lintang suatu benda berbentuk kotak
yang terapung di atas permukaan air. Pusat apung B adalah sama dengan pusat berat dari
bagian benda yang berada di bawah permukaan air. Pusat apung tersebut berada vertical
di bawah pusat berat G. Bidang AE adalah perpotongan permukaan zat cair dengan

Archimedes

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
benda. Perpotongan antara sumbu yang melalui titik B dan G dengan permukaan zat cair
dan dasar benda adalah titik P dan O.
Bila benda dalam posisi miring terhadap sumbu melalui P dari kedudukan
seimbang, titik B akan berpindah pada posisi baru B. Sudut kemiringan benda terhadap
bidang permukaan zat cair adalah . Perpindahan pusat apung ke titik B terjadi kerena
volume zat cair yang dipindahkan mempunyai bentuk yang berbeda pada waktu posisi
benda miring.
Dalam gambar 4, titik metasentrum M adalah titik potong antara garis
vertical melalui B dan perpanjangan garis BG. Titik ini digunakan sebagai dasar di
dalam menentukan stabilitas benda terapung. Bila titik M berada di atas titik G, gaya FB
dan FG akan menimbulkan momen yang berusaha untuk mengembalikan benda pada
posisi semula, dan benda disebut dalam kondisi stabil.
Jika M berada di bawah G, momen yang ditimbulkan oleh FB dan Fg akan
menggulingkan benda dalam sehingga benda tidak stabil. Sedang jika M berimpit dengan
G maka benda dalam keseimbangan netral. Jarak MG dapat digunakan untuk mengetahui
stabilitas. Bila MG positif (M diatas G) maka benda akan stabil. Semakin besar nilai
MG, semakin besar pula stabilitas benda terapung. Jika MG negative (M di bawah G)
maka benda adalah tidak stabil. Jarak MG disebut dengan tinggi metasentrum.
Pada gambar 4 (b) setelah benda digoyang, disebelah kanan sumbu simetris
terjadi tambahan gaya apung sebesar dFB dan disebelah kiri terjadi pengurangan sebesar
dFB. Bila ditinjau suatu elemen dengan luas tampag dA dan terletak pada jarak x dari
sumbu simetris, maka penambahan gaya apung adalah :
dFB = x tg dA
Dengan x tg adalah tinggi elemen.
Momen kopel yang teerjadi :
dM = x tg dA x = tg x dA
Persamaan di atas diintegralkan sehingga menjadi :
M = tg x dA
Dengan x dA adalah momen inersia tampang lintang benda terapung yag
terpotong muka air terhadap sumbu rotasi Io, sehingga bentuk di atas menjadi :
M = tg Io

Archimedes

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
Selain itu momen yang ditimbulkan oleh gaya apung terhadap sumbu
simetris adalah :
M = FB x BM sin
M = V x BM sin
Dengan V adalah volume air yang dipindahkan.
Substitusi nilai M dalam M = tg Io dalam persamaan
M = V x BM sin sehingga menjadi:
tg Io = V (BM sin )
Untuk nilai sangat kecil, sin = tg , sehingga :
Io = V BM

atau

BM =

Tinggi metrasentrum adalah :


GM = BM BG
GM =

BG

Bila G di bawah B, maka BG ditambahkan. Dalam keadaan ini, tinggi


metasentrum selalu positif dan keseimbangan adalah stabil. Tinggi metasentrum ini
sangat penting didalam perencanaan kapal, pontoon, pelampung penambat kapal, dan
sebagainya.
4. Soal dan Penyelesaiannya
1. Balok kayu dengan panjang 1 m, lebar 0,4 m, dan tingginya 0,3 m,
mengapung di air dengan sisi tingginya vertical. Rapat relative kayu S =
0,7. Hitung volume air yang dipindahkan dan letak pusat apung.
Penyelesaian :
Diketahui :
Balok :

P=1m
L = 0,4 m
T = 0,3 m
S = 0,7

Ditanya :
Archimedes

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
Volume air yang dipindahkan
Letak pusat apung
Jawab :
Diselesaikan dengan satuan SI
Volume balok V = 1 x 0,4 x 0,3 = 0,12 m
Berat balok W

= balok g V = S air g V

= 0,7 x 1000 x 9,81 x 0,12 = 824,04 N


Volume air yang dipindahkan benda
V=
V=

= 0,084 m

Kedalaman bagian balok yang terendam air


d=

= =

= 0,21 m

Letak pusat apung


OB = =

= 0,105 m

Jadi Letak pusat apung adalah 0,105 m dari dasar balok.


2. Balok terbuat dari bahan dengan rapat relative 0,8 mempunyai panjang L
= 1 m dan tampang lintang bujur sangkar dengan sisi 0,8 m diapungkan
di dalam air dengan sumbu panjangnya vertical. Hitung tinggi
metasentrum dan selidiki stabilitas benda.
Penyelesaian :
Diketahui :
Balok dengan :

S = 0,8
L = 1m
Sisi = 0,8 m, jadi B = 0,8 m dan H = 0,8 m

Archimedes

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA

Ditanya :
Tinggi metasentrum (GM)
Jawab :
Soal diselesaikan dengan system satuan MKS, dimana :
S=

= 0,8

benda = 0,8 x 1000 = 800 kgf/m


Luas Tampang lintang balok
A = B H = 0,8 x 0,8 = 0,64 m
Berat Benda
FG = air L A = 800 x 1 x 0,64 = 512 kgf
Berat air yang dipindahkan
FB = air A d = 1000 x 0,64 x d = 640 d kgf
Dalam keadaan mengapung, FG = FB
512 = 640 d d = 0,8 m
Jarak pusat apung terhadap dasar balok
OB = d/2 = 0,8 / 2 = 0,4 m
Jarak pusat berat terhadap dasar balok
OG = L/2 = = 0,5 m
Jadi : BG = OG OB = 0,5 0,4 = 0,1 m
Momen inersia tampang bujur sangkar
Io =
Archimedes

BH =

x 0,8 x 0,8 = 0,03413 m4


10

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
Volume air yang dipindahkan
V = A d = 0,64 x 0,8 = 0,512 m
BM =

= 0,06667 m

Tinggi metasentrum
GM = BM BG = 0,06667 0,1 = 0,03333 m
Karena tinggi metasentrum GM bertanda negative, maka benda dalam
kondisi tidak stabil.

PENUTUP
1. Kesimpulan :
Archimedes

11

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
1.

Suatu benda diletakkan dalam zat cair, maka benda tersebut akan tenggelam,
melayang, atau mengapung, tergantung dari gaya berat dan gaya apung

2.

Benda dapat terapung bila massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis zat
cair

3.

Benda dapat melayang bila massa jenis benda sama dengan massa jenis zat
cair

4.

Benda dapat tenggelam bila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis
zat cair

5.

Terapung, melayang, dan tenggelam di pengaruhi oleh volume benda

6.

Terapung, melayang, dan tenggelam di pengaruhi oleh berat dan massa jenis
benda

DAFTAR PUSTAKA
Triatmodjo, Bambang, (1993), Hidraulika I. Beta Offset, Yogyakarta
http://qbaca.wordpress.com/2013/01/14/hukum-archime
http://www.scribd.com/kesetimbangan_benda terapung
Archimedes

12

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA

Archimedes

13

Anda mungkin juga menyukai