Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SKILL LAB

SGD 7 BLOK 9 LBM 5


PEMERIKSAAN FISIK TMJ

Anggota Kelompok :
1. Rizka Amalia S
2. Henantika Rizki Pravitasari
3. Oviria Julia
4. Adiana Vikasanti
5. Agung Ikaputri Mulatpeni N
6. Anisa Insyafiana
7. Atiya Zulfa
8. Dhita Putri
9. Jamilatul Mila
10. Kabut Murlita
11. Santy Febryaningsih

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)
SEMARANG
2014

A.

Tujuan Skill Lab.:


1. Mahasiswa mengetahui kelainan pada TMJ
2. Mahasiswa mengetahui cara pemeriksaan fisik pada TMJ
3. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan pemeriksaan fisik pada TMJ
B.
Landasan Teori

Temporomandibular Joint atau TMJ adalah persendian yang menghubungkan condylus dari
mandibula dengan bagian - bagian squamous dari tulang temporal.
Condylus berbentuk elips dengan sumbu memanjang dalam arah mesiolateral.

Sementara permukaan sendi pada tulang temporal tersusun dari articular fossa yang
berbentuk konkaf dan articular eminence yang berbentuk konveks.

Bagian dari TMJ yang lain adalah :

a. Artikulasi tulang
Sendi temporo mandibula terdiri dari persendian yang dibentuk oleh tulang, yang
terdiri dari persendian yang dibentuk oleh tulang, yang terdiri dari fosa glenoidalis
dan prosesus kondilaris mandibula. Prosesus kondilaris ini berbrntuk elips yang tidak
rata apabila dilihat dari potongan melintang. Sedangkan permukaan artikular dari
persendian dilapisi oleh jaringan fibrokrtilago yang lebih banyak disbanding kartilago
hialin.
b. Diskus Artikularis
Diskus tersusun dari 3 bagian, yaitu pita posterior dengan ketebalan 3 mm, zona
intermediet yang tipis, dan pita anterior dengan ketebalan 2 mm.
c. Kapsula
Kapsula merupakan ligament tipis yang memanjang dari bagian temporal fosa
glenoidalis di bagian atas, bergabung dengan tepi meniscus, dan mencapai bawah
leher prosesus konilaris untuk mengelilingi seluruh sendi.
d. Ligamen
Ligament ligament yang terdapat pada sendi temporo mandibula yaitu ligamen
temporomandibula, ligament sphenomandibula, ligament stylomandibula, dan
ligament malleolar mandibula. Ligament tersebut berfungsi sebagai pelekat tulang
dengan otot dan dengan tulang yang lain.
e. Suplai pembuluh darah dan saraf

Suplai saraf sensoris ke sendi temporomandibula didapat dari nervus


aurikulotemporalis dan nervus masseter cabang dari nervus mandibularis. Jaringan
pembuluh darah untuk sendi berasal dari arteri temporalis superfisialis yang
merupakan cabang dari arteri carotis eksterna.
Sendi temporomandibula tidak luput dari kelainan seperti yangterjadi pada sendi sinovial
lain. The National Institute of Dental Research mengklasifikasikan kalainan sendi
temporomandibula dalam 3 kategori, yaitu kelainan otot pengunyahan, kelainan pada
kompleks kondilus diskus, dan penyakit degeneratif sendi. Kelainan sendi
temporomandibula yang paling sering terjadi adalah disebabkan oleh kelainan otot, yang
disebut sebagai nyeri miofasial dan disfungsi sendi temporomandibula.
Disfungsi sendi temporomandibular disebabkan oleh banyak factor, antara lain disebabkan
oleh beban pengunyahan pada gigi yang terlalu besar, pengecilan otot rahang, dan
ketegangan dari otot otot pendukung sendi temporomandibula. Juga disebabkan oleh,
sikap tubuh yang salah, kebiasaan oral yang buruk, kerusakan fascia yang disebabkan oleh
trauma atau penyakit. Fascia adalah jaringan fibrosa yang membentuk pembungkus otot
dan berbagai organ tubuh. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa rasa sakit, bunyi kliking
saat membuka mulut, dan kesulitan akan membuka mulut dengan lebar.
Otot otot yang berpengaruh :
MEMBUKA MULUT
1. M. Pterigoideus lateralis
- Caput Superior
Origo : Facies infratemporalis dan Crista infratemporalis ala magna ossis
sphenoidalis
- Caput Inferior
Origo : Facies lateral lamina lateralis proc pterigoideus
Insersio : Sebagian capsula dan discus articularis proc articularis mandibula,dan
sebagian fovea pterygoideus dari colum mandibula
2. M. Suprahyoid
- Geniohyoid
Origo : Spina mentalis mandibularis
Insersio : Corpus os hyoid
- Mylohyoid
Origo : Linea mylohyoidea
Insersio : Raphe mediana dan os hyoid
- Stylohyoid
Origo : Proc styloideus
Insersio : Os hyoid antara corpus dan cornu majus
- Digastricus
Venter posterior : dari fossa digastrica ke os hyoid
Venter anterior : dari os hyoid ke incisura mastoidea
Intermediate tendon : terikat pada cornu majus os hyoid oleh jaringan
apeneurotica

MENUTUP MULUT
1.

M. Maseter
Lapisan Superficial [lebih besar]
Origo : Processus zygomaticus ossis maxillae,2/3 ventral dari tepi caudal arcus
zygomaticus
Insersio :Tuberositas maseterica
Lapisan Profundus
Origo : 1/3 dorsal dari tepi caudal arcus zygomaticus,permukaan dalam arcus
zygomaticus
Insersio :1/2 cranial ramus mandibula dan processus muskularis

2. M. Temporalis
Origo : Fossa temporalis, caudal dari linea temporalis inferior dan fascia
temporalis lapisan yang profundus
Insersio : Processus coronoideus dan tepi ventral ramus mandibula
3. M. Pterigoideus medialis
Caput Superficial
origo : Lamina lateralis proc pterigoideus facies medialis dan proc pyramidalis
ossis palatini
Caput Profundus [lebih besar]
Origo : Proc pyramidalis ossis palatini dan tuber maxilla
Insersio : Tuberositas pterygoidea pada bagian dalam angulus mandibula
Mekanisme membuka dan menutup mulut :
Membuka mulut
[Penggerak utamanya adalah : M. Pterygoideus lateralis]
M. Pterigoideus lateralis menarik processus condilaris ke depan menuju eminentia
articularis.Pada saat bersamaan,serabut posterior M. Temporalis harus relaks dan
keadaan ini diikuti dengan relaksasi M. Maseter,serabut anterior M. Temporalis, dan
M. Pterigoideus medialis yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan
memungkinkan mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal sehingga processus
condilaris akan bergerak ke depan sedang angulus mandibula begerak ke belakang.
Dagu akan terdepresi , keadaan ini dibantu dengan gerak membuka yang kuat oleh
M. Digastricus,M. Geniohyoideus , dan M. Mylohyoideus yang berkontraksi terhadap
os hyoid .
Menutup mulut
[Penggerak utamanya adalah : M. Maseter , M. Temporalis, M. Pterigoideus Medialis]
Rahang dapat menutup pada berbagai posisi.Mulai dari menutp pada posisi protusi
penuh sampai menutup pada keadaan processus condilaris berada pada posisi
paling posterior dalam fossa mandibula . Pada posisi protusi memerlukan kontraksi
M. Pterigoideus Lateralis\yang dibantu M. Pterigoideus Medialis. Caput mandibula
akan tetap pada posisi ke depan eminentia articularis . Pada gerak menutup retrusi,

serabut posterior M. Temporalis akan bekerjasama dengan M.Maseter untuk


mengembalikan processus condilaris ke dalam fossa mandibula. Sehingga gigi geligi
dapat saling kontak pada oklusi normal.
Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot pengunyahan akan
diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas. M. Pterigoideus
Lateralis dan serabut posterior M. Temporalis cenderung menghilangkan tekanan
dari caput mandibula pada saat otot-otot ini berkontraksi. Keadaan ini berhubungan
dengan fakta bahwa sumbu rotasi mandibula akan melintas di sekitar ramus.
Pergerakan Mandibula
1. Protrusi mandibula

Kedua kondilus bergerak ke depan mengikuti lereng eminentia artikularis

Sliding contact gigi-gigi

Kontraksi m. pterygoideus lateralis & medialis

Kontraksi m. masseter & serabut anterior m. temporalis

Relaksasi serabut posterior m. temporalis


2. Retrusi mandibula

Kedua kondilus bergerak ke belakang ke bagian posterior fossa glenoid

Sliding contact gigi-gigi

Kontraksi serabut posterior m. temporalis

Relaksasi m. pterygoideus
3. Pergerakan lateral

Kondilus pada sisi arah pergerakan tetap terletak pada fossa glenoid oleh
karena kontraksi
otot-otot pada sisi tersebut
-

Kondilus berotasi pada sumbu vertikal

Berotasi dan sliding kecil ke arah lateral, depan dan bawah


menyusuri eminenti artikularis (movement of Bennett)

Pada sisi lain, kondilus tertarik ke depan oleh kontraksi m. ptrygoideus


lateralis, sedangkan serabut posterior m. temporalis relax

PEMERIKSAAN TMJ
a. Auskultasi
Dengan menggunakan stetoskop mendengar adanya krepitasi atau kliking pada area
depan telinga yang akan diperiksa. Selanjutnya di instruksikan pasien untuk
membuka dan menutup mulut.
b. Palpasi
o

Cara 1 : dengan palpasi bimanual pada area depan telinga kanan dan kiri
selanjutnya instruksikan pasien untuk membuka dan menutup mulut. Periksa
kelancran pergerakan TMJ.

C.

Cara 2 : masukkan jari keliking pada Meatus Akustikus (telinga) pada kanan
dan kiri, selanjutnya instruksikan untuk membuka dan menutup mulut.

Metode Pelaksanaan

Mahasiswa mendengarkan penjelan mengenai matei skill kemudian mendiskusikan


dan Tanya jawab materi dengan tutor. Mahasiswa secara berpasangan mendemostrasikan
tahapan anamnesis yang sebelumnya telah dibahas bersama. Setiap pasangan
mendemostrasikan secara bergantian dan tutor menilai hasil anamnesis dari setiap
pasangan
D.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


-

E.

12.30-15.50 di ruang skill lab. Fakultas kedokteran gigi Unissula

Hasil Kegiatan

Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik temporo mandibular joint sesuai


dengan prosedur dan petunjuk buku skill lab, walaupun masih ada kesalahan dalam
melakukan pemeriksaan seperti posisi ergonomi operator yang belum sesuai dan
pemeriksaan pada saat palpasi dengan cara yang ke dua posisi tangan ketika jari masuk ke
lubang telinga pasien. Meskipun demikian tetapi secara keseluruhan sudah bagus dan
benar.
F.
1.
2.
3.
4.

Daftar pustaka
Buku petunjuk Skill Lab. FKG Unissula
Helmut Ferner dan Jodhen Staubesand, Alih bahasa Adji Darma, Cavitas Oris, gigi,
system pengunyah, Bagian I, Kepala, leher, Extremitas Atad, Edisi 10, 154-165
Diagnostic Radiology Anatomy Modules, 1994,University of Washington.
Makalah Temporomandibular Disorder, USU
Mengetahui, 13 Oktober 2014
Tutor SGD 7

drg. Sandy Christiono, Sp.KGA

Anda mungkin juga menyukai