dan nutrisi,perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron
PENYEBAB MULAINYA PERSALINAN
1. Perubahan Kadar Hormon
-
3. Tekanan Janin
-
TANDA-TANDA PERSALINAN
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum dapat dikategorikan inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan atau pembukaan serviks.
Tanda dan gejala inpartu termasuk:
-
TAHAP-TAHAP PERSALINAN
1. Kala I
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap
(10cm). Kala satu persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase
aktif.
Fase laten pada kala satu persalinan:
-
2. Kala II
Dimulai darti pembukaan lengkap (10 cm), sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung selama 1,5-2 jam pada primi dan 0,5-1 jam pada multi.
Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi.
3. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.
keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang
berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma
pelvis dan tekanan intrauterine disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala
mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam. Di dalam hal mengadakan
rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggulubunubun kecil berada dibawah simfisis. Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul
dan ubun-ubun kecil di bawah simfisis, maka dengan suboksiput sebagai
hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap
his vulva membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar
dan tipis, anus membuka dinding rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan
kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu.
Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi
luar. Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam
terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul
bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di
dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan
belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudian bahu
belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru kemudian
trokanter belakang. Kemudian, bayi lahir seluruhnya.
LANGKAH- LANGKAH PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6
cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat
dilakukan episiotomi median,mediolateral atau lateral
Episotomi dilakukan pada saat his dan ,mengejan untuk mengurangi sakit,tujuan
episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan
melakukan adaptasi
Persiapan kelahiran kepala,tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi
robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung
dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna
menyesuaikan os oksiput kearah punggung
Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah
untuk melahirkan bahu depan,ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah
kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi
Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lender
sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas
bebas dari hambatan
Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah
berkembang dengan sempurna
Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang
aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga
darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk
mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus
Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
KOMPLIKASI DALAM PERSALINAN
-
Persalinan lama
Distosia bahu
Distensi uterus
Gawat janin
PENATALAKSANAAN
1. Kala I
Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4
cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40
detik yang disebut dengan Kala I fase laten. Sedangkan jika pembukaan
serviks lebih dari atau sama 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 4
kali dalam 10 menit selama 40-45 detik disebut kala I fase aktif.
Penanganan
o Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan
kesakitan
o Jika ibu tersebut
Keadaan perineum
Pada primipara perineum utuh dan elastis, sedang pada multipara tidak
utuh, longgar dan lembek
Sistokel dan rektokel
Benjolan pada dinding depan dan belakang vagina yang disebabkan
kelemahan dinding kandung kemih dan rektum
Pengeluaran pervaginam
Perhatikan cairan yang keluar dari vagina, terutama lendir campur darah
dan cairan ketuban
Serviks
Perhatikan pembukaan, penipisan, robekan serviks, dan kekakuan serviks
Ketuban
Tentukan ketuban utuh atau tidak, keadaan ketuban, dan menentukan
cairan yang keluar betul-betul air ketuban
Presentasi, titik penunjuk, dan posisi
Presentasi bagian tervawah janin, titik penunjuk untuk menentukan posisi
kepala
Turunnya kepala
Penurunan kepala ditentukan dengan bidang hodge
Pemeriksaan panggul
Perhatikan bentuk dan ukuran panggul
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin
diagnosis inpartu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang
menetap periksa ulang wanita tersebut
perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka
maka wanita tersebut dalam keadaan
inpartu
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau
lebih dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama
tangani penyebab tersebut.
Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang
kurang segera berikan dektrose I.V.
2. Kala II
Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5 6 cm.
Penanganan
o Memberikan
mendampingi
dukungan
ibu
terus-menerus
agar
merasa
kepada
ibu
dengan
nyaman,menawarkan
minum,
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap
kedua
Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi
sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke
punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling
sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan
segera mulai resusitasi bayi
Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan
kulit dada siibu.
Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan
pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari
hilangnya panas tubuh.
3. Kala III
Manajemen Aktif Kala III
Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis.
Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan
dorso kranial kearah belakang dan kearah kepala ibu.
Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan
vulva.
Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (
2-3 menit )
Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terusmenerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan
dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum
jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam
waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak
waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks
atau vagina atau perbaiki episotomi.
4. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang
kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan
fisik yang luar biasa sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi
sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
Penanganan
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30
menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan
menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayi
PARTOGRAF
DEFENISI
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari penggunaan
partograf adalah untuk:
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong
persalinan untuk:
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu:
denyut jantung janin: setiap jam
Kondisi ibu:
1 nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh;
2 urin (volume, aseton atau protein).
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang
tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan).
Mencatat Temuan pada Partograf
A. Informasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: jam atau pukul pada partograf) dan
perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten. Catat waktu pecahnya selaput
ketuban.
B. Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ),
air ketuban dan penyusupan (kepala janin)
1. Denyut jantung janin
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada
tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu
30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ
dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan
DJJ. Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas dan
bersambung (Gambar ).
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada angka 180 dan
100. Sebaiknya, penolong harus waspada bila DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau
diatas 160.
2. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di
bawah lajur DJJ (Gambar 2-6). Gunakan lambang-lambang berikut ini:
U
J
M
D
K
17.00
Contoh: catatan penurunan kepala pada partograf untuk Ibu Rohati (Gambar 2-6):
Pada pukul 17.00 penurunan kepala 3/5
Pada pukul 21.00 penurunan kepala 1/5
paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di bawah lajur
pembukaan (kotak ke tiga dari kiri).
Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan kontraksi per 10
menit di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi.
Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya
kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10
menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan
angka yang mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi (Gambar 2-4).
Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka
lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi
4
3
2
1
Gambar 2-3
Catat frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 30 menit dalam persalinan aktif.
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering
jika diduga adanya penyulit). Beri tanda titik () pada kolom waktu yang sesuai.
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan
(lebih sering jika diduga adanya penyulit. Beri tanda panah pada partograf pada
kolom waktu yang sesuai:
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika terjadi peningkatan
mendadak atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh
pada kotak yang sesuai.
Volume urin, protein dan aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
berkemih). Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan
aseton dan protein dalam urin.
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom
partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga
tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.
Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinis mencakup:
INGAT:
1. Fase laten persalinan didefinisikan sebagai pembukaan serviks kurang dari 4
cm. Biasanya fase laten berlangsung tidak lebih dari 8 jam.
2. Dokumentasikan asuhan, pengamatan dan pemeriksaan selama fase laten
persalinan pada catatan kemajuan persalinan yang dibuat secara terpisah atau
pada kartu KMS.
3 Fase aktif persalinan didefinisikan sebagai pembukaan serviks dari 4 sampai 10
cm. Biasanya pembukaan serviks selama fase aktif sedikitnya 1 cm/jam.
4. Saat persalinan maju dari fase laten ke fase aktif, catatkan hasil periksa dalam
(pembukaan serviks) pada garis waspada di partograf.
5. Jika ibu datang pada saat fase aktif persalinan, langsung catatkan pembukaan
serviks pada garis waspada.
6. Pada persalinan tanpa penyulit, catatan pembukaan serviks umumnya tidak
akan melewati garis waspada.
bagian ini disebut sebagai Catatan Persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang
diberikan kepada ibu selama masa nifas (terutama pada kala empat pesalinan) untuk
memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat
keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini sangat penting, terutama untuk
membuat keputusan klinik (misalnya, pencegahan perdarahan pada kala IV
persalinan). Selain itu catatan persalinan (lengkap dan benar) dapat digunakan untuk
menilai/memantau sejauh mana pelaksanaan asuhan persalinan yang aman dan bersih
telah dilakukan
Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut:
Kala I
CATATAN PERSALINAN
1. 1. Tanggal: ...
2. Nama bidan:
3. Tempat persalinan:
Rumah Ibu
Puskesmas
Polindes
Rumah Sakit
Klinik Swasta
Lainnya:
4. Alamat tempat persalinan: ..
5. Catatan: rujuk, kala: I / II / III / IV
6. Alasan merujuk: ....
Tempat rujukan: .....
8. Pendamping pada saat merujuk:
bidan
teman
suami
dukun
keluarga
tidak ada
KALA I
9. Partogram melewati garis waspada: Y / T
10. Masalah lain, sebutkan:
...
11. 11. Penatalaksanaan masalah tsb: ..
.
Tidak
Pemantauan DJJ setiap 5-10 menit selama kala II, hasil: ..................
16. Distosia bahu
Ya, tindakan yang dilakukan:
a
c
..
Tidak
17. Masalah lain, sebutkan: ..
18. Penatalaksanaan masalah tersebut: ..
....
19. Hasilnya: .
KALA III
20. Lama kala III: .... menit
21. Pemberian Oksitosin 10 U im?
Ya, waktu: menit sesudah persalinan
Tidak, alasan....
22. Pemberian ulang Oksitosin (2x)?
Ya, alasan.......
Tidak
23. Penegangan tali pusat terkendali?
Ya
Tidak, alasan...
PEMANTAUAN PERSALINAN KALA IV
Jam Ke
Waktu
Tekanan darah
Nadi
27.Laserasi:
Ya, dimana ...
Tidak
28. Jika laserasi perinium, derajat: 1 / 2 / 3 / 4
Tindakan:
Penjahitan, dengan / tanpa anestesi
Tidak dijahit, alasan..
29. Atoni uteri:
Ya, tindakan:
a
b
..
c
Tidak
30. Jumlah perdarahan: ml
31. Masalah lain, sebutkan ....
32. Penatalaksanaan masalah tersebut: ..
..
33. Hasilnya: ....
BAYI BARU LAHIR:
34. Berat badan . gram
35. Panjang . cm
36. Jenis kelamin: L / P
37. Penilaian bayi baru lahir : baik / ada penyulit
38. Bayi lahir:
Normal, tindakan:
mengeringkan
menghangatkan
rangsang taktil
bungkus bayi dan tempatkan di sisi ibu
Aspiksia ringan/pucat/biru/lemas, tindakan:
mengeringkan
bebaskan jalan napas
rangsang taktil
menghangatkan
bebaskan jalan napas lain-lain, sebutkan:
bungkus bayi dan
..
tempatkan di sisi ibu
Cacat bawaan, sebutkan:..
Hipotermi, tindakan:
a
.
b
.
c
.
39. Pemberian ASI
Ya, waktu: jam setelah bayi lahir
Tidak, alasan......
40. Masalah lain, sebutkan:.....
Hasilnya:
Tinggi Fundus
Uteri
Kontraksi
Uterus
Kandung Kemih
2
Masalah kala IV:.......
Penatalaksanaan masalah tersebut: .....
Hasilnya: ...
.Gambar 2-5: Halaman Belakang Partograf
Perdarahan
Cara pengisian:
Berbeda dengan pengisian halaman depan (harus segera diisi di setiap akhir
pemeriksaan), pengisian data di lembar belakang partograf baru dilengkapi setelah
seluruh proses persalinan selesai. Informasi yang dicatatkan di halaman belakang
partograf akan meliputi unsur-unsur berikut ini :
Data dasar
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan dan alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk. Isikan data pada masing-masing tempat yang telah disediakan, atau
dengan cara memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk
pertanyaan nomor 5, lingkari jawaban yang sesuai dan untuk pertanyaaan nomor 8
jawaban bisa lebih dari satu.
Data dasar yang perlu dipenuhi adalah sebagai berikut:
1
2
3
4
5
6
7
8
Tanggal: ..
..
Nama bidan: ...
.
Tempat persalinan:
Rumah Ibu
Puskesmas
Polindes
Rumah Sakit
Klinik Swasta Lainnya: ..
Alamat tempat persalinan: ..
Catatan: rujuk, kala: I / II / III / IV
Alasan merujuk: .....
Tempat rujukan: .....
Pendamping pada saat merujuk:
bidan
teman
suami
dukun
keluarga
tidak ada
Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang Partograf saat melewati garis
waspada, masalah-masalah lain yang timbul, penatalaksanaannya, dan hasil
penatalaksanaan tersebut. Untuk pertanyaan nomor 9, lingkari jawaban yang
sesuai. Pertanyaan lainnya hanya diisi jika terdapat masalah lainnya dalam
persalinan.
..
Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu,
masalah lain, penatalaksanaan masalah dan hasilnya. Beri tanda pada kotak di
samping jawaban yang sesuai. Bila pertanyaan nomor 13, jawabannya Ya, tulis
indikasinya. Untuk nomor 15 dan 16 jika jawabannya Ya, isi tindakan yang
dilakukan. Khusus pada nomor 15, ditambahkan ruang baru untuk menekankan
upaya deteksi dini terhadap gangguan kondisi kesehatan janin selama kala II dan
harus dicatatkan apa hasil pemantauan tersebut (normal, gawat janin, atau tidak
dapat dievaluasi). Bagian ini dapat menjadi pelengkap bagi informasi pada kotak
Ya maupun Tidak untuk pertanyaan nomor 15. Jawaban untuk pertanyaan
nomor 14, mungkin lebih dari 1. Untuk masalah lain pada nomor 17 harus
dijelaskan jenis masalah yang terjadi
Pertanyaan-pertanyaan pada Kala II adalah sebagai berikut:
13. Episiotomi:
Ya, indikasi
Tidak
14. Pendamping pada saat persalinan:
suami
dukun
keluarga
tidak ada
teman
15 Gawat janin:
Ya, tindakan yang dilakukan:
a
b
Tidak
Pemantauan DJJ setiap 5-10 menit selama kala II, hasilnya:
16 Distosia bahu
Ya, tindakan yang dilakukan:
a
b
c
Tidak
17 Masalah lain, sebutkan: .
Kala III
Data untuk kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin, penegangan
tali pusat terkendali, rangsangan pada fundus, kelengkapan plasenta saat
dilahirkan, retensio plasenta yang > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah
perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat
yang di sediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
Untuk nomor 25, 26 dan 28, lingkari jawaban yang benar.
Informasi untuk kala III adalah sebagai berikut:
20 Lama kala III: .... menit
21 Pemberian Oksitosin 10 U IM?
Ya, waktu: menit sesudah persalinan
Tidak, alasan....
22 Pemberian ulang Oksitosin (2x)?
Ya, alasan:.......
Tidak
23 Penegangan tali pusat terkendali?
Ya
Tidak, alasan:....
24 Masase fundus uteri?
Ya
Tidak, alasan: .
25
26
Plasenta tidak lahir >30 menit : Ya / Tidak
Ya, tindakan:
a .
b ....
c
27 Laserasi:
Ya, dimana ...
Tidak
28
Jika laserasi perineum, derajat: 1 / 2 / 3 / 4
Tindakan:
Penjahitan, dengan / tanpa anestesi
Tidak dijahit, alasan:..
29
Atonia uteri:
Ya, tindakan:
a
b
c
Tidak
30 Jumlah perdarahan: ml
31 Masalah lain, sebutkan ....
32 Penatalaksanaan masalah tersebut: ..
..
33
Hasilnya: .....
35. Panjang cm
36. Jenis kelamin: L / P
37. Penilaian bayi baru lahir: baik / ada penyulit
38 Bayi lahir:
Normal, tindakan:
menghangatkan
isap lendir
mengeringkan
selimuti bayi dan tempatkan di sisi ibu
tindakan pencegahan infeksi mata (salep mata Tetrasiklin), pemberian Vit. K,
dan
Imunisasi Hepatitis
Asfiksia ringan/pucat/biru/lemas, tindakan:
menghangatkan
bebaskan jalan napas
mengeringkan
rangsangan taktil
bungkus bayi dan tempatkan di sisi ibu
lain-lain, sebutkan: ...............................................
Cacat bawaan, sebutkan: ..
39. Pemberian ASI
Ya, waktu: jam setelah bayi lahir
Tidak, alasan:...
40. Masalah lain, sebutkan: .....
Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperatur, tinggi fundus,
kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada Kala IV
ini sangat penting, terutama untuk menilai deteksi dini risiko atau kesiapan
penolong mengantisipasi komplikasi perdarahan pascapersalinan. Pemantauan
kala IV dilakukan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama setelah melahirkan,
dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isikan hasil pemeriksaan pada
kolom atau ruang yang sesuai. Bila timbul masalah selama kala IV, tuliskan
jenis dan cara menangani masalah tersebut pada bagian masalah kala IV dan
bagian berikutnya. Bagian yang digelapkan tidak usah diisi.
Jam
Ke
1
Wakt Tekanan
u
darah
Nadi
Tinggi
Fundus
Uteri
Kontrak Kandung
si Uterus Kemih
Perdaraha
n
2
Masalah kala IV:
...
...
Penatalaksanaan masalah tersebut: .....
.
Hasilnya: .
..
DAFTAR PUSTAKA
Hanifa W, 2001 , Buku ilmu kebidanan, penerbit yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo, Jakarta
Hanifa W, 2010 , Buku ilmu bedah kebidanan, penerbit yayasan bina pustaka
sarwono prawirohardjo, Jakarta
Cuninngham,dkk, 2009, obstetri williams, EGC , Jakarta
Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan
keluarga berencana, EGC, Jakarta
TIM JNPK-KR, 2012 , Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi, Jakarta