Anda di halaman 1dari 38

Persalinan Fisiologis

FRENGKY IMANUEL HERMANUS (FIH)


Pengertian
 Persalinan/partus
◦ Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina atau
abdomen kedunia luar.
◦ Inpartu: sedang mengalami proses persalinan.

 Persalinan normal
◦ Bayi lahir presentasi belakang kepala, tanpa
memakai alat atau pendorong istimewa, tidak
melukai ibu dan bayi, berlangsung dalam waktu
<24 jam.
Mekanisme Cardinal
Presentasi Oksiput Anterior
Pendahuluan
 Sebagian besar, verteks memasuki pelvis dengan sutura
sagitalis terletak di diameter transversal pelvis.
 Pada posisi oksiput anterior- LOA atau ROA- kepala
memasuki pelvis baik melalui rotasi oksiput sebanyak 45
derajat anterior dari posisi transversal, atau baru
melakukan rotasi sesudahnya.
 Gerakan utama persalinan (cardinal movements) adalah :
1. Engagement
2. Desensus
3. Fleksi
4. Rotasi internal
5. Ekstensi
6. Rotasi eksternal
7. Ekspulsi
Engagement
 Mekanisme ketika diameter biparietal-
diameter transversal terbesar pada presentasi
oksiput- melewati apertura pelvis superior
disebut engagement.
 Kepala berukuran normal biasanya tidak
mengalami engage dengan sutura sagitalis
yang mengarah ke anteroposterior. Namun
kepala janin biasanya memasuki apertura
pelvis superior baik secara transversal atau
oblik.
Desensus
 Pada nulipara, engagement dapat berlangsung
sebelum awitan persalinan, dan proses
desensus selanjutnya dapat tidak terjadi
hingga awitan kala dua.
 Pada perempuan multipara, desensus biasanya
dimulai dengan proses engagement.
 Desensus ditimbulkan oleh satu atau beberapa
dari empat kekuatan:
1. Tekanan cairan amnion
2. Tekanan langsung fundus pada bokong saat kontraksi
3. Tekanan ke bawah otot-otot abdomen maternal
4. Ekstensi dan pelurusan tubuh janin
Fleksi
 Pada gerakan fleksi kepala, dagu mengalami
kontak lebih dekat dengan dada janin, dan
diameter suboksipitobregmatikum yang lebih
pendek menggantikan diameter
oksipitofrontalis yang lebih panjang.
Rotasi Internal
 Gerakan ini terdiri dari perputaran kepala
sedemikian rupa sehingga oksiput secara
bertahap bergerak ke arah simfisis pubis di
bagian anterior dari posisi awal atau yang
lebih jarang, ke arah posterior menuju
lengkung sakrum.
Ekstensi
 Setelah rotasi internal, kepala yang berada
pada posisi fleksi maksimal mencapai vulva
dan mengalami ekstensi.
 Ketika kepala menekan dasar pelvis, terdapat

dua kekuatan.
◦ Kekuatan pertama : ditimbulkan oleh uterus (posterior)
◦ Kekuatan kedua : ditimbulkan oleh daya resistensi dasar pelvis dan
simfisis (anterior)
 Vektor resultan terarah pada pembukaan vulva, sehingga
menimbulkan ekstensi kepala.
 Kepala lahir dengan urutan oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut
dan dagu melewati tepi anterior perineum.
Rotasi Eksternal
 Setelah kepala lahir, dilakukan restitusi.
 Restitusi kepala ke posisi oblik diikuti dengan

penyelesaian rotasi eksternal ke posisi


transversal.
 Gerakan ini sesuai dengan rotasi tubuh janin,

sehingga salah satu bahu terletak anterior


(belakang simfisis pubis) dan bahu lainnya
terletak di posterior.
Ekspulsi
 Hampir segera setelah rotasi eksternal, bahu
anterior terlihat di bawah simfisis pubis, dan
perineum segera terdistensi oleh bahu
posterior.
 Setelah pelahiran bahu, bagian tubuh lainnya

lahir dengan cepat.


Tiori Terjadinya Persalinan
 Rangsangan oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, timbul kontraksi otot
Rahim.
 Cortisol fetus
Hipofisis dan kelenjar suprarenal janin juga memegang peranan. Pada janin
anensefalus proses persalinan lebih lama.
 Pengeluaran prostaglandin
Penelitian menunjukkan Prostaglandin menimbulkan kontraksi myometrium
pada setiap umur kehamilan.
 Peregangan otot-otot dinding uterus
 Penurunan kadar progesteron : Teori See-saw
Progesteron menimbulkan relaksasi otot uterus, sebaliknya estrogen
meninggikan kerenggangan otot Rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan 2 hormon tersebut, tetepi saat
akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his.
Efek Kontraksi Otot Polos Uterus
 Terjadi tekanan yang merata, makin lama makin kuat,
dominasi di daerah fundus.
 Terjadi penipisan dan pembukaan serviks.
 Mendorong janin ke arah vagina.
Tanda –Tanda Persalinan/ Inpartu :

1. Lendir darah
( Bloody show)

2. Dilatasi dan
penipisan
serviks

3. His yang
teratur
Faktor 3P

Gejala Persalinan Tanda Persalinan


Persalinan dibagi dalam 4 kala:
• Kala I: Kala Pembukaan
- Dimulai dari saat awal pembukaan sampai
pembukaan lengkap.

- Berlangsung antara 18 – 24 jam

- Terbagi dalam 2 fase:


* fase laten (8 jam) : Pembukaan 1 s/d 3 cm
* Fase aktif (7 jam) : Pembukaan 4 s/d
lengkap
Kurva Friedman
Fase laten : 1-3 cm : + 8 jam
Fase aktif : pembukaan lebih
cepat :

*Fase akselerasi/ Fase


presipitasi :
3-4 cm dalam 2 jam)

*Fase dilatasi Maksimal:


4-9 cm dalam 2 jam

*Fase deselerasi:
9-10 cm dalam waktu 2 jam
Observasi kala I:

1. Pengamatan/Penilaian kemajuan
persalinan:
- Pembukaan serviks
- Turunnya kepala :
Perlimaan, Hodge/ Station
- His : frekuensi/10 mnt, durasi, tonus
Observasi kala I:

2. Keadaan janin:
- Frekuensi DJJ
- Ketuban utuh/pecah: warna, kapan
pecah
- Mulase kepala janin: M0, M+, M++
- Kaput: +/ -
_ Denominator.
Observasi kala I:

3. Keadaan ibu:

- Nadi, tensi, suhu

- Urin: Volume, protein, aseton

- Obat - obatan dan cairan intravena

- Pemberian oksitosin
30
Persalinan Kala II: Kala Pengeluaran
 Dimulai dari pembukaan lengkap S/d bayi lahir
 Td : Kala II Awal dan Kala II akhir

 Primi : 1-2 jam, dan Multi : ½ - 1 jam

 Tindakan:
- Observasi tanda vital
- Monitoring detak jantung janin, dan His
- Amniotomi (jika belum pecah)
- Pimpin meneran pada saat his ( Persalinan
sayang ibu)
- Episiotomi ( Jika perlu)
Episiotomi:
 Tujuan :
 Mengurangi tekanan pada kepala anak
 Mempersingkat kala II
 Mencegah ruptura perineum
 Membuat luka lurus : penyembuhan
lebih baik

 Saat Episiotomi
 Waktu kepala tampak dengan
pembukaan 2-3 cm
Jenis Episiotomi:
Persalinan Kala III: Kala Uri
 Dimulai dari segera bayi lahir s/d
lahirnya placenta

 Lamanya < 30 menit

 Tindakan:
1. Observasi tanda vital
2. Penyuntikan oksitosin 10 IU (IM)
3. Peregangan tali pusat terkendali
4. Masase uterus
Persalinan Kala III: Kala Uri

- Total Perdarahan < 500 CC, Jika


lebih : Patologis
 Plasenta lepas 6-15 menit setelah
bayi lahir disertai dengan
pengeluaran darah.
 Batas waktu pengeluaran plasenta
2x15 menit.
Persalinan Kala IV:
 Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2
jam post partum.

 Tindakan :
1. Observasi Tanda vital, kontraksi uterus,
dan observasi perdarahan pasca salin/
perdarahan post partum dini.

2. Repair robekan jalan lahir

 Penyebab perdarahan post partum dini (early


hemorhage post partum):
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai