No 1
No 1
Cara Sakti
Membuat Tulisan Bergizi
Daftar Isi
A. Pendahuluan .......................................................................................................
1. Penjelasan .................................................................................................. 7
2. Pengulangan .............................................................................................. 9
3. Kutipan.......................................................................................................
11
4. Positif-Negatif ........................................................................................... 13
5. Pertanyaan Retoris ...................................................................................
15
17
7. Statistik.......................................................................................................
19
8. Deskripsi..................................................................................................... 20
9. Buat Contoh ............................................................................................. 23
10. Analogi........................................................................................................ 24
C. Penerapan Senjata Ke Dalam Tulisan.............................................................
26
27
33
E. Bedah Cerpen......................................................................................................... 35
F. Penutup................................................................................................................
42
A. Pendahuluan
Dulu saya pernah merasakan betapa sulitnya menulis sebuah gagasan dan
membuatnya menarik untuk dibaca.
Saya juga pernah mengalami betapa sulitnya merangkai kata untuk membuat tulisan
yang padat isi, bergizi, dan mudah dipahami.
Saya belajar dari banyak guru. Namun cara tersebut belum juga membuka pikiran
saya menemukan teknik ampuh dalam menulis.
Mungkin Anda pernah merasakan hal yang sama dengan saya.
Dan...
Kemudian sesuatu terjadi. Sang inspirasi menyambangi saya ketika mendengar
sebuah percakapan sehari-hari yang menarik perhatian.
Saya tertarik mendengarkan pembiacaraan sehari-hari beberapa orang teman saya.
Pembicaraan mereka mampu membuat orang tergugah, tercerah, tertawa, dan
bahkan tersinggung, tersindir, tersipu, dan lain-lain. Saya tertarik dengan cara
mereka penyampaian pesan-pesan dalam pembicaraan. Hal-hal yang membuat saya
tertarik itu saya catat diatas kertas.
Lalu saya teringat sebuah buku yang telah menggugah saya. Saya meneliti struktur
bahasa buku tersebut. Bagaimana cara penyampaian pesan-pesan dalam buku itu.
Lalu saya catat diatas kertas, sesuatu yang membuat saya mengerti, paham,
termotivasi dan tergugah dari buku itu...
Saya menemukan kesamaan dalam cara orang berbicara dan menulis. Keduanya
mampu menggugah pendengar dan pembaca bila di dalamnya terkandung Senjata.
Lalu saya memperhatikan kesamaan tersebut. Dan kesimpulan awal saya jatuh pada
beberapa cikal bakal Senjata yang akan saya terangkan dibawah ini.
Kemudian saya praktekkan dalam tulisan saya dan ternyata beberapa Senjata itu
mampu menggugah pembaca.
Kemudian saya meneliti banyak buku yang ada di perpustakaan pribadi dan
perpustakaan umum. Saya terus bergelut dengan kegiatan ini: Sebuah proses
mencari Senjata Pamungkas Dalam Menulis.
Dan...
Pencarian saya tidak berhenti pada buku. Saya juga tertarik dengan pembicaraan
dan pidato di televisi dan video ceramah. Saya tongkrongi siaran TV tersebut. Saya
download banyak video ceramah di internet. Lalu saya catat dalam benak, sesuatu
2
yang membuat saya mengerti, paham, termotivasi dan tergugah dari siaran dan
video tersebut...
Pembicaraan di TV dan video ceramah itu saya bandingkan dengan tulisan buku dan
pembicaraan sehari-hari. Dan lagi saya menemukan kesamaan bahwa pembicaraan
dan tulisan yang menarik perhatian, selalu mengandung Senjata pendukung.
Saya mengumpulkan Senjata-Senjata itu. Saya praktekkan dalam tulisan dan juga
pembicaraan. Saya minta respon ulang. Ternyata sangat sangat baik. Pendengar dan
pembaca merasakan kepuasan.
Kemudian saya sempurnakan Senjata-Senjata itu. Saya masukkan yang tidak
terdapat dalam Senjata. Saya keluarkan yang kurang perlu. Lalu saya menyimpulka
catatan-catatan saya itu. Saya uji lagi. Dan saya simpul ulang. Begitulah seterusnya
dan seterusnya...
Pada suatu waktu...
Sampailah saya pada sebuah kesimpulan akhir...
Saya menemukan, Sepuluh Senjata Pamungkas Dalam Menulis.
Dan kemudian saya sempurnakan judulnya menjadi, Sepuluh Senjata Pamungkas
Dalam Menulis Buku.
Setelah menemukan Senjata ini, dunia penulisan saya berubah drastis. Bila dulu saya
kesulitan menulis gagasan saya, sekarang terasa mudah. Bila sulu saya sangat
kesulitan merangkai kata, membuat paragraf, mengembangkan gagasan. Namun
sekarang berbeda, saya bisa dengan mudah melakukan semua itu. Bila dulu saya
sangat sulit mencari inspirasi menulis. Sekarang justru inspirasi yang mencari saya.
Bila dulu saya menunggu mood dulu baru menulis. Sekarang sayalah yang
menciptakan mood itu.
Saya ingin mengatakan kepada Anda, dengan Sepuluh Senjata Pamungkas Dalam
Menulis Buku ini, siapapun bisa menulis dengan lancar dan mengalir, termasuk
Anda. Dengan satu syarat: Anda harus meyakininya dan berlatih keras.
Intinya adalah resiko. Manusia tidak suka dibenci tapi suka disayang. Manusia tidak
suka kesusahan tapi suka kemudahan. Manusia tidak suka kehinaan tapi suka
kemuliaan.
Penulis yang baik adalah penulis yang mampu membebaskan manusia dari resiko.
Tapi karena tidak ada seorangpun manusia yang dapat terlepas dari resiko, penulis
yang baik adalah penulis yang mampu menentramkan, menyejukkan, dan
memotivasi manusia ketika mereka sedang berada dalam kesulitan dan
kebingungan.
Penulis yang cerdas adalah yang selalu mampu menyajikan keuntungan,
ketenangan, garansi dan bonus kebaikan dalam tulisannya. Kebaikan dan
kebenaran adalah daya tarik yang kuat bagi pembaca untuk betah membaca
bukunya. Bantulah pembaca menghilangkan perasaan, pemikiran dan kondisi
negatif, maka buku Anda akan laris keras. Karena disitulah letak gizi buku Anda.
Disinilah letak kunci utama tujuan Anda menulis buku. Anda harus bermanfaat bagi
orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi
orang di sekitarnya.
Tentu Anda setuju dengan pernyataan tersebut, bukan?
Setelah Anda camkan tujuan menulis Anda ...
Pertanyaan berikutnya adalah...
Bagaimana cara menggiring pembaca agar mau dan sudi mengikuti, atau minimal
membenarkan ajakan dan pernyataan kita dalam tulisan kita?
Disinilah inti e-book ini. Dan itu menarik bagi Anda, bukan?
meter jaraknya. Kalau berpidatao atau berbicara kita menggunakan mulut dan,
terkadang, langsung berhadapan dengan audiens.
Ketika mendengar orang berbicara menggunakan Senjata-Senjata ini, maka kita akan
mudah paham atau bahkan kita akan tergugah dibuatnya. Demikian juga, bila kita
membaca tulisan yang menerapkan Senjata Pamungkas ini, kita akan lebih jelas akan
maksud dan tujuan sebuah tulisan dan tentu saja bisa tergugah oleh tulisan tersebut.
Berikut ini adalah 10 Senjata pamungkas yang dapat membuat tulisan Anda
bergizi dan sulit ditolak. Juga saya akan menjelaskan cara penggunaannya dengan
memaparkan beberapa contoh.
2. Gunakan Pengulangan
Bila kata-kata dilontarkan sekali saja, ia tak akan menggugah. Bila berkali-kali, ia
akan membentuk arus menjadi gelombang sehingga membentur akal yang jumud
lalu mencerahkannya serta menggugah jiwa yang layu lalu menggerakkannya. Bila
hanya riakan saja, air tak akan menghanyutkan. Bila hanya ombak kecil, air tak akan
menggerakkan banyak hal. Karena hanya gelombang besar yang bisa menggerakkan
kapal. Gugahlah akal dan jiwa manusia berkali-kali, terus-menerus bak gelombang
di lautan, agar terwujud perubahan.
Ya, keampuhan pengulangan itu seperti iklan produk yang sering diulang-ulang di
TV. Semakin sering diulang semakin nancap image produk tersebut dibenak
konsumen dan semakin tinggi pula keinginan untuk membeli produk.
Anda ingin melihat contoh penulisan Senjata Pengulangan ini?
Sebenarnya saya telah memasukkan Senjata Pengulangan pada paragraf pertama
diatas, yaitu, Bila hanya riakan saja, air tak akan menghanyutkan. Bila hanya ombak
kecil, air tak akan menggerakkan banyak hal. Karena hanya gelombang besar yang
bisa menggerakkan kapal.
Kalimat itu menarik perhatian Anda, bukan?
Ya, begitulah kesaktian Senjata Pengulangan ini, ia selalu menggugah.
Contoh lain Senjata Pengulangan dalam menguatkan pengertian iman.
Iman artinya percaya, seratus persen bukan sembilan puluh sembilan persen, bukan
enam puluh tujuh persen apalagi empat puluh satu persen.
Kata persen diatas menyedot pikiran Anda untuk terus membaca sampai selesai,
tanpa mau beranjak....
Dahsyat!
Bagaimana dengan tulisan Andrea Hirata? Yuks kita simak tulisannya yang
mengandung Senjata Pengulangan dalam puisinya yang berjudul Seperti dalam
Novel Maryamah Karpov, Halaman 500:
Seperti
Seperti puisi yang kau tuliskan.
Seperti nyanyi yang kau lantunkan.
Seperti senyum yang kau sunggingkan.
Seperti cinta yang kau berikan.
Aku tak pernah, tak pernah merasa cukup
Yups, puisi yang sangat indah, bukan?
Pengulangan memang mampu menarik perhatian. Pengulangan sangat jitu
menggugah pikiran. Pengulangan adalah Senjata Pamungkas yang efektif untuk
membuat pembaca kagum. Karena itu, gunakan ia dengan baik. (Hmm... paragraf ini
juga mengandung Senjata pengulangan)
10
3. Sisipkan Kutipan
Ini adalah cara paling ampuh menghadapi pembaca yang susah percaya pada
penulis. Sudah sewajarnya bila mereka bersikap hati-hati dalam menerima informasi
karena mereka ingin menjadikan informasi itu sebagai pegangan hidup. Dan tentu
juga karena mereka belum kenal siapa Anda.
Dengan mengutip pendapat orang lain, pembaca akan percaya pada Anda karena
bukan Anda yang berpendapat melainkan orang penting. Bila seorang anak SD
mengatakan, BBM akan naik pada bulan depan. Orang tidak akan percaya karena
yang ngomong seorang anak kecil. Namun bila anak SD itu mengutip dari sebuah
berita TV, dan melanjutkan perkataannya Tadi, saya dengar Pak Menteri Bilang di
TV, loh!
Maka, orang akan percaya perkataannya karena bukan dia yang bicara tapi orang
penting di TV.
Ingat! Serendah apapun status sosial Anda, bila Anda menulis dengan mengutip
pendapat orang penting, maka tulisan Anda akan menjadi penting dan orang akan
percaya tulisan Anda. Yakinlah!
Berikut ini, saya akan mengutip pesan kehidupan yang disampaikan Andrea
Hirata dalam novel Cinta di Dalam Gelas:
Berikan aku sesuatu yang paling sulit, aku akan belajar Kata perempuan yang baru
tamat SD itu.
Perhatikan! Apakah Anda menangkap pesan yang kuat pada kutipan diatas?
Ya, melalui perkataan perempuan itu, Andrea ingin menyampaikan pesan kepada
pembaca bahwa mereka harus memiliki kegigihan dan kerakusan dalam menuntut
ilmu.
Contoh lain dalam tulisan ilmiah:
"Riset ini menunjukkan bahwa jaring sutra itu berfungsi sebagai sinyal bagi para
kumbang bahwa bahaya ada di dekatnya," ungkap Rypstra seperti
dikutip Livescience.
11
Bila Anda menulis karya ilmiah dan Anda menyisipkan kutipan pendapat seorang
Ahli, maka tulisan Anda akan menjadi penting dan pembaca akan percaya pada
Anda.
Kutipan KATA BIJAK atau HIKMAH atau AYAT SUCI juga termasuk dalam
Senjata Kutipan ini. Ketiganya memiliki kekuatan yang menggugah akal dan jiwa.
Ketiganya mampu merobohkan tembok kezoliman, bahkan mampu meluluhkan hati
yang membatu dan merasukinya tetes demi tetes seperti air embun menetes dan
melubangi batu di dalam gua.
Contoh kata bijak atau hikmah dari seorang imam yang bernama Asy Syafii, ia
berkata, Ilmu itu seperti binatang buruan, ikatlah ia dengan pena.
Mmm.... dahsyat sekali petuah sang Iman. Anda akan merasakan getaran yang hebat
setelah membacanya...
Keren...
12
13
Oya, dengan Senjata Positif-negatif ini, Anda juga bisa membuat cerita lucu, loh!
Perhatikan contoh berikut:
Gadis cantik itu melirik saya. Lantas sayapun memberanikan diri melihat ke
arahanya. Ternyata dia anak baru. Langsung saja kudekati.
Boleh saya bantu? Tanyaku.
Boleh. Eh, nama kamu siapa sih? Dia menanyai namaku agak malu. Tampak
sekali sorotan matanya menaruh simpati padaku.
Saya? Saya Iwan. Saya juga anak baru disini. Jawabku singkat.
Ooo, kamu anak baru juga? Aku juga. Katanya.
Tadi kamu melirik saya, kenapa, ya?
Nggak. Saya kira kamu tukang pel sekolahan...
Ya, ampun. Jadi tadi itu dia ngeliatin saya bukan karena tertarik. Tapi karena dikirain tukang
pel.
Ya, dengan menggunakan Senjata positif-negatif, Anda akan membawa emosi dan
pikiran pembaca meliak-liuk, ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah, naik dan
turun. Dan hal itu membuat orang senang, tertantang, gembira, tertawa bahkan
kecele.
Mengapa mendaki gunung itu mengasyikkan?
Karena selalu ada pemandangan baru, antara lereng dan puncak. Sudut pandang
akan selalu berubah, antara atas dan bawah. Kondisi selau bertukar antar naik dan
turun. Asyik sekali. Pernahkan Anda merasakan sensasinya?
Begitu juga dengan menggunakan Senjata positif-negatif, Anda akan selalu
menyegarkan perasaan dan pikiran pembaca. Namun bila tulisan Anda datar,
apalagi dalam menuliskan cerita, dapat dipastikan pembaca akan segera lari terbiritbirit menginggalkan buku Anda karena tidak ada tantangan, hambar.
14
16
17
18
19
20
4. Gunakan sinonim yang lebih hidup. Sinonim adalah dua kata atau lebih yang
memiliki arti yang sama. Misalnya "bau" adalah sinonim dari semerbak. Atau,
Besar sinonimnya "raya", "agung", dll.
Contoh:
Kuncupnya terjuntai elok melambai menari-nari menyapa mata. Semerbak
mewangi membelai selaput penciuman. Aku tergoda...
Asyiiik...!
5. Gunakan majas Hiperbola dan majas Simile. Apakah Anda masih ingat majas?
Hiperbola (si Lebai) yaitu majas yang melebih-lebihkan gambaran fakta dari
yang sebenarnya.
Contoh:
Sampah menumpuk setinggi gunung.
Tendangan Mautnya telah membobol gawang lawan.
Bila demo terus, takutnya kekuasan presiden bisa ambruk.
Simile (si Peniru), yaitu menyamakan dua hal berbeda yang memiliki
kemiripan salah satu bagian atau sifatnya.
Contoh:
Kau bagaikan Rahwana menculik Dewi Shinta dari tangan Sri Rama.
Wajahmu laksana bulan.
Hubungan kita berdua bagaikan bumi dan langit.
Mau liat contoh penerapan dua majas itu pada karya sastra?
Oke, deh.... ini contohnya:
Anjing gila itu mengayunkan empat kakinya dengan kecepatan tinggi.
Pupilnya mengecil memokus menatap tajam. Taringnya menyeruak bak
pisau belati. (majas simile) Lidahnya menjulur menggelayut bercucur liur
haus darah. Hanya beberapa meter saja di belakang Heru.
Grrrr....grrrrr...grrrrr... Suara gemuruh dari rongga dada binatang bengis
itu terdengar keras menggentarkan naluri. Heru terus berlari dengan
21
22
9. Buat Contoh
Membuat contoh hukumnya wajib bagi penulis yang ingin membuat tulisannya
bergizi. Saya rasa hal ini sudah Anda temukan banyak dalam tulisan ini. Tanpa
contoh pembaca tidak menemukan sesuatu yang berhak untuk diteladani dan atau
untuk ditinggalkan.
Apakah Anda sepakat?
23
Analogi adalah cara nalar yang membandingkan dua hal yang mengandung banyak
persamaan sehingga dapat ditarik kesimpulan yang sama.
Dengan analogi, persoalan yang sulit dapat kita nalarkan dengan sesuatu yang
mudah dan dekat dengan kehidupan kita. Analogi membantu mempercepat
pemahaman pembaca akan ide utama Anda.
Contoh menganalogikan jiwa seorang bayi yang suci dengan kertas putih.
Seorang anak yang baru lahir masih suci. Baik buruknya anak tersebut kelak
bergantung pada perlakuan orang tua dan lingkungan dalam mendidik dan
mempengaruhinya. Demikian pula kertas putih yang belum bernoda. Apa jadinya
kertas tersebut tergantung pada apa yang akan digoreskan diatasnya.
Kata yang bergaris bawah pada contoh mengandung persamaan nalar. Kata suci
adalah hasil nalar dari dua kata kertas putih. Kumpulan kata perlakuan orang
tua dan lingkungan adalah hasil nalar dari kumpulan kata apa yang akan
digoreskan. Dengan menganalogikan bayi yang suci dengan kertas putih,
diharapkan pembaca bisa membayangkan bersihnya jiwa sang bayi seperti kertas
putih tanpa noda. Orang tua dan lingkungannyalah yang akan memberikan warna
dalam hidupnya, apakah warna itu kebaikan atau keburukan.
Dengan menggunakan analogi, Anda akan merasakan sambaran pemahaman yang
cepat, seketika!
Masih mau contoh?
Berikut ini adalah contoh Senjata Analogi dalam Cerita Lucu Nasrudin Hoja. Selamat
menyimak.
24
25
26
Contoh:
Ide Anda: Kasurnya empuk sekali.
Senjata 1, Penjelasan: Tidak pantas aku tidur di atas kasur empuk ini. Aku takut lupa
daratan. Lupa sama emak yang sedang menungguku pulang (Penjelasan) di gubuk reot.
Nuraniku berbisik.
Hasilnya menjadi seperti ini:
Tidak pantas aku tidur di atas kasur empuk ini. Aku takut lupa daratan. Lupa sama emak
yang sedang menungguku pulang di gubuk reot. Nuraniku berbisik.
Apakah Anda menangkap pesan yang terkandung dalam tulisan diatas?
Ya, Anda dapat membayangkan seorang yang enggan tidur di kasur empuk karena
takut keenakan dan lupa daratan. Bagaimana Anda bisa membayangkan seperti
itu? Ya, karena Anda sedang membaca Senjata penjelasan. Dengan menggunakan
Senjata penjelasan Anda menggiring orang untuk tahu.
Atau, Anda juga bisa menggabungkan DUA ATAU TIGA Senjata itu untuk
mendukung gagasan Anda. Setelah menyatakan gagasan, BARISKAN Senjata
untuk mendukungnya sehingga tulisan Anda lebih Dahsyat. Rumusnya menjadi
seperti dibawah ini:
27
Rumus
Gagasan + SP. 1 + SP. 2
Keterangan:
SP = Senjata Pamungkas
Contoh:
Ide Anda: Seharusnya dia banyak berbuat dan beraktivitas.
Senjata 1, Penjelasan: bekerja, mencari rizki, membaca, menulis, mengunjungi
sahabat atau rekreasi. Gunakan waktu sebaik-baiknya dan jangan biarkan
semenitpun terbuang sia-sia. Karena bila kita diam, maka disibukkan dengan
kegundahan dan kecemasan.
Senjata 2, Kutipan: Aidh Al Qarni berkata, Kebanyakan orang yang selalu gundah
dan hidup dalam kecemasan adalah mereka yang terlalu banyak waktu
senggangnya dan sedikit aktivitasnya.
Hasilnya akan menjadi paragraf seperti di bawah ini:
Hendaknya kita banyak berbuat dan beraktivitas: bekerja, mencari rizki, membaca,
menulis, mengunjungi sahabat atau rekreasi. Gunakan waktu sebaik-baiknya dan
jangan biarkan semenitpun terbuang sia-sia. Karena bila kita diam, maka
disibukkan dengan kegundahan dan kecemasan. Aidh Al Qarni berkata,
Kebanyakan orang yang selalu gundah dan hidup dalam kecemasan adalah
mereka yang terlalu banyak waktu senggangnya dan sedikit aktivitasnya.
Hmm.... dahsyat, kan, argumen Anda?
Ya, pendapat Anda akan terlihat dahsyat ketika menggunakan Senjata, dalam hal
ini adalah Senjata kutipan pendapat orang penting. Bila pendapat Anda
digabung pendapat orang penting maka hasilnya........ Pendapat Anda Menjadi
Pendapat yang Lebih Penting dan pasti di-IYA-kan oleh siapa saja yang
membacanya.
Apakah Anda sepakat?
28
Atau, Gunakan Senjata Pendukung Lebih Banyak Dari Dua. Rumusnya dibawah ini
Rumus
Gagasan + SP. 1 + S. 2 + SP. 3
Keterangan:
SP = Senjata Pamungkas
Contoh:
Gagasan: Aku MARAH sama Badu.
Senjata 1, Penjelasan: Karena ia tidak menepati waktu mengembalikan uang yang
ia pinjamkan lima bulan yang lalu.
Senjata 2, positif-negatif: Katanya ia ingin mengembalikannya minggu ini namun
karena istrinya sakit, terpaksa uangnya digunakan untuk biaya berobat.
Senjata 3, kutipan: Maaf Din, uangnya terpaksa aku gunakan untuk biaya
berobat. Begitu ia memelas kepadaku kemaren.
Senjata 4 dan 5, Deskripsi dan Kutipan: Kemaren aku tanya tetangga istrimu
tidak sakit. Malah sering terlihat arisan dan ngerumpi sama tetangga, dasar
pembohong!. Bentakku dengan Suara meninggi (Deskripsi)
Hasilnya seperti di bawah ini:
Badu molor mengembalikan uang yang ia pinjamkan lima bulan yang lalu. Katanya
ia ingin mengembalikannya minggu ini namun karena istrinya sakit, terpaksa
uangnya digunakan untuk biaya berobat.
Maaf Din, uangnya terpaksa aku gunakan untuk biaya berobat. Begitu ia
memelas kepadaku kemaren.
Kemaren aku tanya tetangga istrimu tidak sakit. Malah sering terlihat arisan dan
ngerumpi sama tetangga, dasar pembohong!. Bentakku dengan Suara meninggi.
Bagaimana hasilnya, tidak mengecewakan, bukan?
29
Catatan Penting:
Pada tahapan kedua ini, ada kalanya Anda membutuhkan OTAK ENJOY dan ada
kalanya juga Anda membutuhkan OTAK EDITOR.
OTAK ENJYOY Anda butuhkan ketika sedang menulis mengalir dengan METODE
2JT. Ketika proses menulis itu berlangsung dan Anda ingin menguatkan gagasan
Anda dengan Senjata Pamungkas, misalanya Anda menulis tentang perilaku seks
bebas di kalangan remaja Indonesia. Anda ingat angka statistik jumlah remaja yang
telah melakukan seks bebas diluar nikah, namun hanya setengah ingatan. Anda
hanya ingat 64,...%. Sedangkan koma sekian persennya Anda lupa. Maka Anda
tulis apa yang Anda ingat saja dan mengabaikan yang Anda lupa. Namun Anda
berjanji akan mencari tahu detailnya dilain waktu.
Artinya, OTAK ENJOY dibutuhkan ketika Anda sedang menulis mengalir, ketika
Anda menulis apa yang Anda ingat saja.
Sedangkan OTAK EDITOR Anda butuhkan setelah selesai menulis cepat dan
mengalir. Dimana kondisi Anda sedang masuk pada tahapan mengedit dan
menyempurnakan tulisan.
Senjata Pamungkas yang belum sempurna itu Anda sempurnakan. Anda cari
literaturnya. Anda lacak Sumbernya. Misalnya tentang angka statistik yang Anda
lupa tadi. Anda cari di internet. Lalu Anda tulis ulang dengan lengkap
persentasenya beserta sumber atau lembaga yang melakukan penelitian tersebut.
Pada satu tahapan berikut ini...
Saya ingin mengajak Anda mengaktifkan OTAK EDITOR Anda secara total....
Saya ingin mengajak Anda mengistirahatkan OTAK ENJOY Anda dulu....
Saya ingin mengajak Anda naik ke tahapan menulis CERDAS dan KRITIS....
Memang benar, OTAK ENJOY dan OTAK EDITOR sama-sama dibutuhkan dalam
menulis, tapi tidak pada saat bersamaan. Ketika sedang membuat draft awal, maka
pakailah OTAK ENJOY. Namun ketika sedang mengedit dan menyempurnakan
tulisan, pakailah OTAK EDITOR. Dari itu, poin ketiga Memanfaatkan Pertanyaan
Ajaib ini biasa saya gunakan ketika mengedit tulisan saya.
Yuks, kita singkap lembaran berikutnya. Anda Siap?
30
Begini...
Dalam membaca, orang sering mengkritisi apa yang mereka baca. Meraka sering
menanyakan hal-hal kritis di dalam benak mereka. Saya yakin, Anda juga
melakukannya ketika membaca. Perhatikan Pertanyaan Ajaib yang dilontarkan
pembaca dibawah ini:
TIGA PERTANYAAN AJAIB di atas juga dapat membantu Anda mengedit buku,
mengkritisi dan menulis ulang tulisan Anda.
32
Menggunakan tiga pertanyaan ajaib di atas. Baca ulang tulisan Anda. Edit bila
Ada tulisan dan logika yang salah atau kurang tepat.
2.
Endapkan satu atau dua jam, satu atau dua hari. Jagalah jarak dengan tulisan
anda. Ketika anda mengambil jarak dengan sesuatu anda akan menjadi lebih
kritis. Menjaga jarak dengan tulisan anda dapat diibaratkan seperti melihat
pakaian anda yang terkena kotoran. Anda tidak dapat mengindera dengan
jelas kotoran tersebut bila terlalu dekat dengan anda. Karena itu, anda harus
membuka pakaian anda, maka anda akan melihat jelas kotoran tersebut.
Seperti Saya pernah beberapa kali menulis dan berhenti. Berminggu atau
berbulan kemudian, saya tidak sengaja menemukan tulisan itu dan
membacanya. Idenya sangat bagus namun saya dengan mudah menemukan
kelemahan didalamnya. Mengapa demikian? Karena saya telah menganggap
seolah tulisan itu bukan milik saya karena sudah sekian lama berpisah.
dengan demikian, saya menjadi lebih kritis. Apakah Anda pernah mengalami
hal yang sama?
3.
Writing Joe Vitale berkata, Tidak ada tulisan awal yang bagus. Yang ada
adalah tulisan ulang yang bagus.
Hmm.... dapat ilmu baru...
34
Gambaran kejadian, dialog dan penjelasan di atas memiliki satu fungsi, yaitu untuk
menguatkan ide utama: Kata ayahnya, dia harus hati-hati jika berhadapan dengan
orang yang tidak dikenal.
Catatan: Mendukung satu ide dengan menyisipkan beberapa Senjata Pamungkas,
kita dapat menyulap ide itu menjadi lebih menonjol dan kuat.
Sesekali dia menoleh. Mobil sedan itu mengikutinya. Dia bingung, harus meminta
tolong pada siapa. Dadanya turun-naik. Napasnya tersengal-sengal. Dia menoleh
lagi. Mobil sedan itu hanya beberapa meter saja di belakangnya. Dia
mengumpulkan tenaga lagi. Napasnya sudah berada di ujung tenggorokan;
tersengal-sengal. Dia membelok ke jalan tanah, yang hanya bisa dilewati becak.
Terus membelok ke arah persawahan. Dia yakin, mobil itu tidak akan mengejarnya
lagi. Dia berhenti. Menarik napas. Betul, mobil sedan itu tidak mengikutinya
lagi. Aini bernapas lega. Dia melompati selokan dan meniti pematang sawah.
Rumahnya di perkampungan di seberang sungai irigasi. (deskripsi)
***
Aini baru saja membongkar isi karungnya di halaman belakang rumah, ketika
terdengar Latifah berteriak memanggil namanya, Kak Aiiin!(Penjelasan)
Aini bergegas menumpuk botol-botol plastik di antara tumpukan rongsokan lain,
yang digundukkan di bawah pohon pisang. Maafkan Kakak, Ipah. Kakak belum
sempak menjual botol-botol plastik ini ke Pak Kasman. Menu buka puasa dengan
telor dadar hanya ada di dalam khayalan. Aini sendiri menelan air liurnya,
membayangkan lezatnya berbuka puasa dengan lauk telor dadar. (Positif-negatif)
Plastik biru ditariknya, menutupi rongsokan. Ada apa, Pah? kedua alis Aini
terangkat, ketika Latifah muncul dengan wajah gembira. (deskripsi)
Ada tamu nyari Kakak!
Siapa?
Nggak tau! Latifah membalik dan berlari ke dalam rumah. Orangnya baik.
Cantik-cantik lagi! Bawa oleh-oleh banyak buat kita! teriaknya gembira.
(Penjelasan)
Aini mencuci kedua tangannya di ember. Ada tamu membawa oleh-oleh? Siapa
mereka? Apa nggak salah alamat? Lalu air di ember itu disiramkan ke kedua
kakinya. Bergegas dia masuk ke dalam rumah. SAndal jepitnya tidak dilepas,
karena rumahnya yang berdinding anyaman bambu masih beralaskan tanah.
(Deskripsi)
37
Yups, saya telah memberikan contoh penerapan Senjata untuk menguatkan ide
utama paragraf. Senjata yang paling banyak digunakan adalah: Penjelasan,
deskripsi, kutipan, positif-negatif...
Pada bagian selanjutnya giliran Anda untuk mengisikan kekosongan pada
paragraf-paragraf dibawah ini, oke! Saya hanya akan memandu menandai Senjata
yang belum terdapat pada paragraf di atas.
Asalamualaikum
Aini kaget. Dia berdiri mematung.
Kamu masih puasa, Ain?
Aini mengangguk.
Pasti tadi capek lari kan?
Aini mengangguk malu.
Dia melihat Latifa asyik membongkar oleh-oleh dengan perempuan yang tadi
menyetir mobil. Dia melihat ada baju baru, sepatu baru, kueh kaleng, dan beberapa
susu kaleng.
Kok, Kakak tahu rumah Ain di sini?
Ternyata kamu top banget di kampung ini. Nanya di ujung kampung aja, semua
udah pada tau.
Iya, kamu top abis!
Kakak ini, siapa?
Oh, iya. Kakak belum ngenalin, ya! perempuan cantik itu tertawa.
Kakak Rosa!
Saya Susi!
Kami dari rumah produksi
Ngg.., apa itu?
Kami yang bikin acara televisi reality show
Kami nggak punya televisi, Kak
Rosa bingung, melirik kepada temannya.
Nggak apa-apa, Susi mengambil alih pembicaraan, ketika melihat Rosa sudah
kehabisan cara. Gini, Ain. Kamu, adikmu, dan ayahmu, mau kami masukkan ke
televisi. Nanti kalian tidur di hotel, rumahmu kami bangun lagi biar bagus. Nanti
kalian terkenal, karena masuk televisi. Gimana?
Aini merasa kepalanya membesar, diisi oleh segala macam hal. Dia tidak pernah
menonton acara itu. Tapi, di sekolah sering mendengar cerita teman-temannya,
bahwa banyak orang miskin yang kayak mendadak setelah masuk televisi. Di
dalam hatinya, dia ingin sekali jadi orang kaya. Dia ingin keluar dari kemiskinan.
Apakah Allah mengabulkan doa-doanya selama ini? Bukankah puasa adalah bula
38
tempat dimana kita meminta? Bulan dimana doa-doa kita akan didengar
Allah?(Pertanyaan retoris) Mau, mau! Ipah mau masuk televisi, Kak!
***
Ain menangis tiada henti, ketika melihat dirinya, ayahnya, dan Ipah ada di
televisi.Setiap gerak-gerik mereka direkam oleh televisi. Kehidupan mereka sebagai
oran miskin yang berubah jadi orang kaya mendadak ditampilkan di televisi.
Ayahnya yang penyapu jalanan, dirinya yang menjadi pemulung sepulang sekolah,
dan adiknya yang tidak sekolah, tidur di hotel brebintang, makan di restoran
mewah, dan belanja pakaian di mal. Uang jutaan rupiah di tangan mereka. Rumah
mereka yang jelek tiba-tiba jadi warna-warni. Perabotan mahal dan modern
mengisi rumah mereka. Televisi, kulkas, kipas angin, vcd player, dispencer, kipas
angin, dan magic jar!
Malam ini Aini sedang duduk di ruang tengah rumanya. Kini ada sofa menghiasi
ruang tengah rumahnya. Ipah dipangku ayahnya. Adiknya kini bisa masuk sekolah
di kelas satu. Puluhan orang memenuhi ruang tengah rumahnya. Ada yang duduk
di sofa, tapi ada juga yang tidur-tiduran di karpet. Beberapa belas orang berdiri di
jendela. Supaya tidak gerah, kipas angin terus dijalankan. Mereka semua sedang
menonton televisi, dimana Aini, Ipah, dan ayah mereka menjadi pemeran utama.
Semua orang berdecak kagum. Semua orang dengan rakus menikmati makanan
dan minuman. Semakin malam, tamu-tamu tidak berkurang, tapi terus bertambah.
Bahkan ketika tayangan televisi sudah usai, orang-orang belum mau beranjak dari
rumah Aini. Sampai Aini tertidur di kursi an Ipah tertidur di pangkuan ayahnya,
semua orang belum mau beranjak.
Kami biar tidur di sini saja. Sambil ngejaga rumah Pak komar. Siapa tahu ada
pencuri. Bahaya kan! kata para tetangna.
Ayo, Pak Komar tidur di kamar saja. Jangan kuatir.
Pak Komar akhirnya memangku Aini dan Latifh ke dalam kamar. Dia tidak merasa
khawatir, karena tetangga-tetangganya menjagai rumahnya. Pak Komar yakin,
tetangga-tetanggnya menolong tanpa pamrih.
Oh, Andai saja istrinya masih hidup. Pasti kebahagiaan ini terasa komplet. Hanya
saja Pak Komar harus tahu diri. Tidak ada yang gratis di dunia ini. Maka keesokan
paginya, Pak Komar membeli sarapan yang banyak, rokok berbungkus-bungkus,
kopi bergelas-gelas,(Pengulangan) dan tentu amplop dengan isi uang alakadarnya
untuk transportasi mereka pulang. Bukankah rezeki it harus dibagi-bagi, agr semua
orang ikut merasakannya kebahagian yang sedang dirasakan? Begitu suara hati Pak
Komar.
***
39
Kini Aini berangkat ke sekolah dengan perasan lain. Dia tidak lagi berjalan kaki.
Tapi bersepeda. Di sepanjang perjalanan ke sekolah, berkali-kali dia dicegat orangorang. Gadis pemulung itu tiba-tiba merasa aneh. Kenapa kini semua orang
mengenalnya? Bahkan Pak Camat, yang tidak pernah dikenalnya, berhenti di
tengah jalan hanya untuk bercakap-cakap dengannya. Kemudian Pak Bupati di
kotanya. Akibatnya, dia terlambat di sekolah. Tapi, semua orang di sekolahnya
mneyambutnya bak pahlawan. Hari itu tidak ada kegiatan belajar. Semua orang
bekumpul di lapangan basket, mengadakan upacra kehormatan bagi Aini. Kepala
sekolah dan guru-guru merasa bangga, karena Aini sudah masuk televisi. Sekolah
mereka jadi terkenal ke seluruh penjuru Indonesia berkat Aini.
Aini dipanggil maju ke depan. Teman-temannya menyaksikan, bagaimana kepala
sekolah menyematkan tAnda jasa di dadanya. Semua orang harus mencontoh
Aini. Walaupun miskin, dia tetap bersabar. Inilah berkah bulan puasa. Akhirnya,
Allah mengabulkan doa-doanya. Kini Aini jadi orang kaya seperti kita. Berkat
televisi, hidupnya berubah 360 derajat! Pak Kepala Sekolah berpidato. Setelah
usai, dia berbisik di telinga Aini, Setelah upacara, kamu harus datang ke ruangan
Bapak, ya!
Aini mengikuti perintah Pak Kepsek. Di ruangan Pak Kepsek berkumpul juga
bendahara sekolah. Aini duduk menunduk.
Aini. Ini ada surat dari sekolah. Berikan pada ayahmu, ya, kata bendahara
sekolah.
Di rumah, Aini memberikan surat itu pada ayahnya. Tiba-tiba saja ayahnya
berteriak kaget, Dari mana kita harus membayar ini? Aini mengambil surat itu.
ternyata isinya, Aini harus membayar tunggakan iuran sekolah selama ini. Juga
Aini diharuskan mebayar segala macam pungutan sekolah. Yang paling parah, Aini
harus membayar uang bangunan sekolah, yang akan ditingkatkan kualitas pisiknya
menjadi dua lantai. (Penjelasan Bertingkat) Masing-masing murid kena beban 3
juta rupiah. Sedangkan Aini mendapat uang dari televisi sebesar 3 juta rupiah.
.
Uangnya sudah habis untuk orang-orang kampung. Mereka setiap hari datang ke
sini. Meminta makan, rokok, dan sebagainya. Bapak jadi pusing!
Kita jual lagi aja barang-barangnya, Pak, usul Aini. Aini pingin sekolah. Aini
pingin jadi dokter
Ayahnya mengangguk pasrah.
Tapi, boneka Barbie Ipah nggak dijual kan?
Aini menggeleng dan memeluk adiknya. Dia berencana, setelah sahur, akan
keliling komplek mecari barang rongsokan lagi.
***
Rumah dunia, Kampung Ciloang, awal Oktober 2005
40
Catatan Penting:
1. Untuk mendukung ide utama paragraf, gunakan Senjata secukupnya, jangan
terlalu banyak. Intinya adalah: Orang paham dengan maksud pesan paragraf itu.
2. Untuk menguasai Senjata pamungkas, Anda harus rajin membaca dan mengkaji
sampai Anda berada pada taraf keyakinan yang tinggi tentang kebenaran fakta
Senjata Pamungkas diatas. Sebagian besar Senjata diatas menuntut Anda untuk
terjun lapangan mengamati fakta dan membaca buku, koran, hasil penelitian yan
berkaitan dengan tulisan Anda. Jangan coba-coba menulis apapun jika Anda tidak
secara jujur meyakini apa yang Anda tulis.
Bila tulisan Anda non fiksi, kumpulkan fakta lewat riset. Fakta adalah daging,
tulang penyangga tulisan Anda. Tanpanya, tulisan Anda hanyalah cerita hayalan,
tidak ada pada kenyataan.
3. Banyak-banyaklah membaca dan mengamati buku, koran, majalah, atau artikel di
internet. Pelajari bagaimana si penulis menuangkan gagasan dan menempatkan
Senjata untuk mendukung gagasan itu.
4. Silakan print ebook ini agar Anda mudah membacanya.
41
D. Penutup
Demikian 10 Senjata pamungkas dalam menulis buku. Gunakanlah ia dengan bijak
dan logis sehingga tulisan Anda terasa padat gizi dan sulit ditolak.
42