by Ardiansyah, Sandy
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
(Koordinator Wilayah Pulau Jawa APMPI 2010-2011)
Setibanya di Wisma Garnisun kami diberi kalungan bunga, bak seorang duta
yang telah mengharumkan nama negaranya. Kami merasa bangga dan tersanjung
dengan sikap dari panitia tersebut. Dilanjutkan dengan pembagian kamar, untuk
saya (Sandy Ardiansyah) ditempatkan dalam satu kamar yang besar yang bisa
menampung 50 orang (laki-laki). Kenapa diberikan seperti ini ?? Alasan dari Fasya
Fuad (Pimpinan Umum APMPI 2009-2010) adalah supaya kita bisa saling berbaur
dengan delegasi dari masing-masing Politeknik satu sama lain, begitupun dengan
kamar perempuannya.
Acara pertama yang kami jalani di sini adalah ramah tamah dan perkenalan
dari masing-masing delegasi yang terdiri dari 22 Politeknik se-Indonesia ikut dalam
acara tersebut.
Pembukaan diawali dengan tarian dan aksi teatrikal dari salah satu
mahasiswa Piksi Ganesha Bandung. Dilanjutkan dengan keluarnya 2 penari dengan
drescode berwarna hijau menyala makin menambah meriah suasana pembukaan.
Drs.K.Prihartono A.H., S.Sos., MM selaku Direktur Piksi Ganesha Bandung
didampingi oleh Ketua Badan Koordinator Mahasiswa (BAKORMA) Drs. Agus
Setiawan membuka acara MUNAS IV dan PELATNAS I APMPI dengan memotong pita
dan memukul gong. Tepukkan tangan seraya serentak membahana di Aula Wisma
Garnisun.
Setelah dibuka dan diikuti dengan berbagai macam kata sambutan dari
masing-masing pihak yang berwenang, acara dilanjutkan dengan pencerahan
tentang kemahasiswaan oleh Drs. Agus Setiawan. Dalam acara sharing tersebut
banyak hal dijelaskan mengenai FKMPI, Kedudukan dan fungsi dari organisasi
tersebut. Hal yang dipertanyakan bagi mahasiswa Poltekkes adalah bagaimana
kedudukan Kami selaku Poltekkes dalam Organisasi FKMPI maupun APMPI tersebut
karena notabene BAKORMA berada di bawah Dikti sedangkan untuk Poltekkes
sendiri berada di bawah naungan Badan PPSDM Kes Kementerian Kesehatan RI.
Apakah tidak ada dualisme kepemimpinan ?. Tak sempat menjawab pertanyaan,
Ketua BAKORMA harus meninggalkan tempat karena jadwal beliau yang begitu
padat sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan satu persatu dengan detail. Namun
akan dibahas pula lebih lanjut pada Sarasehan FKMPI di Politeknik Negeri
Lhoksumawe, NAD sekitar bulan November.
Dalam pidatonya Neng Siti akan berusaha mengemban amanah yang telah diberikan
oleh delegasi dari masing-masing Politeknik se-Indonesia dan mengupayakan untuk
pembentukan UKM Pers, LPM, atau Jurnalistik pada Politeknik yang belum
mempunyai UKM tersebut sehingga akan menjembatani aspirasi dari mahasiswa
secara tidak langsung.
Acara VI : PELATNAS I
Beliau memaparkan banyak hal, misalnya: cara mengambil foto yang benar,
membuat berita hasil dari reportase, dan memaparkan tentang pembuatan desain
layout pada sebuah artikel atau tabloid.
Kemudian dilanjutkan dengan praktik mencari objek berita yang dikemas dengan
gambar dan desain layoutnya di sekitar Jalan Merdeka, sekitar BIP, dan Pemkot
Bandung dan diberikan waktu 2 jam untuk menyelesaikannya yang selanjutnya akan
dipresentasikan dihadapan pemberi materi dan delegasi lain.
Dalam presentasi dipaparkan secara rinci bagaimana solusi yang bisa diambil dalam
menulis sebuah berita, ditinjau dari aspek berita reportase, objek gambar serta
penyokongnya adalah desain layout.
ACARA VII : STUDY WISATA
Setelah 2 hari menjalani rutinitas Sidang Pleno dan Pelatnas, maka di hari
terakhir ini diadakan study wisata ke objek wisata yang berada di kawasan
Bandung, Jawa Barat.
Pertama yang kami kunjungi adalah Gedung Sate, disini kami hanya diperbolehkan
untuk berfoto karena mengingat kesibukan aktivitas pemerintahan yang ada di
dalam sehingga tidak diperbolehkan masuk ke dalam. Bangunan yang eksotis ini
menyimpan sejarah yang panjang, Kenapa disebut Gedung Sate ?? Karena di atas
gedung tersebut terdapat tusukan yang terdapat bulatan yang menyerupai sate
pada umumnya.
Setelah puas berkunjung dan tanya jawab mengenai Kampus Politeknik Piksi
Ganesha Bandung, selanjutnya kunjungan dilanjutkan ke objek wisata Tangkuban
Perahu, seharusnya waktu yang ditempuh memakan 2 jam tetapi karena berada
dalam kawalan Polisi Lalu Lintas maka perjalanan hanya memakan 1.5 jam saja
selayaknya pejabat Negara yang terhormat setiap kunjungan ke suatu daerah pasti
dikawal polisi yang tidak akan terkena macet. Itulah apa yang kami rasakan di sini.
Perasaan bangga menyelinap di hati para delagasi yang berada di atas Bis.
Gambar 10. Keakraban di Gunung Tangkuban Perahu,
Setelah selesai menikmati wisata alam Tangkuban Perahu, maka acara yang
selanjutnya adalah belanja di Cihampelas. Disini kami berpencar mencari barang-
barang / kebutuhan yang dinginkan dan dapat dijadikan oleh-oleh.
Dimana ada awal pasti akan ada akhir, ini pula yang kami rasakan di malam
itu (26/05/2010) di Aula Wisma Garnisun, Bandung. Setelah 3 hari bersama, sidang
sampai malam, praktik jurnalistik, serta study wisata maka inilah akhir dari kegiatan
APMPI Munas IV dan Pelatnas I ini.
Sambutan panitia yang hangat sangatlah membuat kami rindu jika kelak
sudah barada di kota masing-masing. Rasa kekeluargaan dari masing-masing
delegasi dari Lhoksumawe hingga Kupang pun terasa indah untuk dikenang.
Keluarga Baru bagi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta – Keluarga APMPI …