Anda di halaman 1dari 5

Kesunyian Jatuh

kesunyian jatuh
perlahan-lahan mulai menghilang
menelan kesadaran

membingkai bayang-bayang
pada gelas kaca yang retak, kusam
lalu begitu saja meninggalkan noda jelaga pada taplak meja

dan tibatiba aku diseret kembali ke masa lalu


melalui sebuah terowongan
terowongan yang tak asing
(terowongan kering yang dulu pernah kuceritakan padamu)
membawaku kembali pada masa ketika keheningan
masih lekat melindungi manusia-manusia dusun
dari dosa
dari hiruk pikuk. transaksi
:jual beli, harga - diri
Kenangan Musim Penghujan

setelah kita selesai menyemai benih


kulihat lukisan wajahmu pada tiap gugur daun
tersenyum,
entah berarti apa?
mungkin kau bangga melihat aku yang tertunduk lesu
meratapi kesalahan
meratapi dosa

kulihat wajahmu pada ranting-ranting yang meranggas


melepas tiap helai daun kering
menutupi tanah merekah
menutupi setengah tonggak yang menyisakan basah embun

dan kulihat wajahmu di ujung gerimis


bersinar,
memancar pada cahaya bulan
memantul pada genang comberan

kenangan indah musim penghujan telah pergi


raib bersama bayangmu yang memudar
berganti warna dengan debu
namun tawamu masih terus menyiksaku
Rebah

kita rebah di atas lantai dingin


yang tertutup rumput dan batubatu kerikil
di samping serak daun kering
saling berkeluh gelisah menatap resah dengan mata merah
mengembun basah
mengembun genang darah

dan kita tetap enggan menyerah


enggan mengatakan bahwa kaki dan hati kita telah lemah
melunglai bagai sulur daun kangkung di tepi sungai bergelinang limbah

dan sekali lagi tubuh kita rebah


tumbang dengan luka mengembang kering tanpa darah

 
Catatan-Catatan

ada yang tertinggal


catatan-catatan di atas selimut
di atas ranjang

bukan kata-kata
catatan-catatan tertera
bukan suara desah terekam
bantal berwarna kusam

ada yang tertinggal


ada yang terlupa
catatan-catatan

 
Ujung Luka

sepi lalu menghilang,


di balik senyummu, rona merah pada semburat biru -
menyembur darah
menghiasi putih kelopak merekah

"adakah ketulusan?"
tanyamu padaku
pada ujung-ujung luka yang menggurat rahimmu.

lalu sepotong tangan melambai'


mengajakku untuk mengarungi putih di pelupuk matamu

Anda mungkin juga menyukai