Anda di halaman 1dari 44

KEMENTERIAN PERTANIAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

PEDOMAN PELAKSANAAN

SARJANA MEMBANGUN DESA


(SMD) TAHUN 2010

JAKARTA, 2010

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 1


KATA PENGANTAR

Kegiatan Sarjana Membangun Desa (SMD) merupakan salah satu kegiatan Direktorat
Jenderal Peternakan Departemen Pertanian dalam upaya pemberdayaan kelompok tani ternak
yang dilakukan dengan menempatkan tenaga Sarjana Peternakan dan Kedokteran Hewan
maupun D-3 Ilmu-ilmu Peternakan dan Kedokteran Hewan di kelompok tani. Dengan
penempatan SMD di pedesaan diharapkan dapat melakukan transfer teknologi dari Perguruan
Tinggi ke masyarakat dan meningkatkan jiwa kewirausahaan.
Kegiatan Sarjana Membangun Desa (SMD) telah dilaksanakan sejak tahun 2007 dengan
fokus pada pengembangan usaha sapi potong untuk mendukung program swasembada daging
sapi 2014 (PSDS). Tahun 2009 kegiatan SMD diperluas pada komoditi ternak unggas lokal, sapi
perah, kambing/domba dan kelinci, dimana keempat komoditi ini tidak hanya dapat
meningkatkan usaha ekonomi di pedesaan, tetapi juga berperan mendukung program
restrukturisasi perunggasan dan memperkuat program diversifikasi pangan.
Berdasarkan pemantauan di lapangan, pelaksanaan kegiatan SMD tahun 2007 hingga
tahun 2009 ditinjau dari aspek teknis, kelembagaan dan pengembangan usaha cukup signifikan
pengaruhnya terhadap kemajuan dan perkembangan kelompok, sehingga pada tahun 2010
kegiatan ini lebih diperluas dan dikembangkan baik komoditi maupun pelaksanaannya
Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan Sarjana Membangun Desa (SMD),
disusun Pedoman Pelaksanaan yang digunakan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait
dalam pelaksanaannya, terutama dalam hal koordinasi mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan kegiatan.

Jakarta, Februari 2010


DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN

Dr. Ir. TJEPPY D. SOEDJANA, MSc


NIP. 19510312 197603 1 002

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 2


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ... ii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………......................................... iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... ... 1
B. Maksud dan Tujuan…………………………………………..…............................... 1
C. Sasaran……………………………………………………………………………………………… 2
D Ruang lingkup ................................................................................... ... 2
E. Jadwal Pelaksanaan……………………………………………………………………………. 3
E. Pengertian …………………………………………………..…..……………………………… 3

II. KRITERIA DAN SELEKSI


A. Kriteria SMD ..................................................................................... .... 5
1. Kriteria Umum……………………………………………………………………………. 5
2. Kriteria Teknis…………………………………………………............................. 5
3. Kriteria Kompetensi……………………………………………………………………. 5
4. Kriteria Kelompok……………………………………………………………………….. 6
B. Seleksi……………………………………………………………………………………………… 6
1. Pendaftaran Calon SMD…………………………………..………………………….. 6
2. Pelaksanaan Seleksi ………………………………………..………………………….. 7
3. Magang………………………………………………………………………………………… 8
C. Penetapan SMD Terpilih………………………………………………………………….. 9

III. PENGELOLAAN DANA


A. Dana Operasional…………………………………………………………………………….. 10
B. Dana Bantuan Sosial………………………………………………………………………… 10
C. Pengajuan dan Transfer Dana Bantuan Sosial……………........................ 11
D. Penggunaan Dana Bantuan Sosial………………………..………………………….. 12

IV. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA


A. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)………………………………….. 15
B. Pengembangan Kelembagaan dan Usaha ……………………………………….. 15
C. Indikator Keberhasilan ……………………………………………………………………. 15

V. PELAKSANAAN
A. Tim SMD Direktorat Jenderal Peternakan……………………...................... 17
B. Tim SMD Perguruan Tinggi………………………………………………………………. 17

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 3


C. Tim Pembina SMD Propinsi……………………………………………………………… 18
D. Tim Teknis Kabupaten/Kota………………………………….…………………………. 18
E. Asosiasi Sarjana Membangun Desa………….......................................... 18
F. Sarjana Membangun Desa (SMD)......……………………...…….................... 19
G. Kelompok SMD.................................................................................... 20

VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN


A. Monitoring dan Evaluasi…………………………………..……………………………… 21
B. Pelaporan ...................................................................................... .…… 21

VII PENUTUP .................................................................................................. ..…. 23

LAMPIRAN

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 4


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran – 1. Rencana Tempat Seleksi Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun
2010.................................................................................................. 24
Lampiran – 2. Form Rencana Usaha Kelompok …………………………………………..…….. 26

Lampiran – 3. Form Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok ….…………………….……. 27

Lampiran – 4. Format Kwitansi …………….…..……..…………......................................... 28

Lampiran – 5. Form Berita Acara Pembayaran ………………...................................... 29

Lampiran – 6. Form Surat Perjanjian Kerjasama Antara Pejabat Pembuat


Komitmen Direktorat Jenderal Peternakan dengan Kelompok …... 30

Lampiran – 7. Form Surat Perjanjian Kerjasama antara Sarjana Membangun


Desa (SMD) Dengan Kelompok ……………………………………….…......... 34

Lampiran – 8.a. Form Laporan Perkembangan Usaha SMD


(Komoditi Ternak Sapi Potong, Kambing/Domba dan Kerbau)….... 35

Lampiran – 8.b. Form Laporan Perkembangan Usaha SMD


(Komoditi Ternak Sapi Perah dan Kambing Perah)…………..……...... 36

Lampiran – 8.c. Form Laporan Perkembangan Usaha SMD


(Komoditi Ternak Unggas Lokal)…………….…. 37

Lampiran – 8.d Form Laporan Perkembangan Usaha SMD


(Komoditi Ternak Kelinci)…………………….….. 38

Lampiran – 9 Format Laporan Kemajuan Kegiatan ………... 39

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 5


I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Permintaan konsumsi daging dan produk-produk peternakan dalam negeri


semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk,
peningkatan pendapatan dan daya beli serta meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap pemenuhan gizi. Dengan meningkatnya permintaan tersebut,
memberikan peluang untuk berkembangnya usaha agribisnis peternakan.
Usaha agribisnis peternakan berbasis sumberdaya lokal mempunyai potensi yang
cukup besar untuk dikembangkan karena berbagai sarana pendukung seperti
agroinput, teknologi, kelembagaan dan tenaga kerja tersedia di seluruh wilayah
propinsi.
Berdasarkan masukan dan pertimbangan dari berbagai kalangan, baik internal
maupun ekternal Direktorat Jenderal Peternakan, dengan memperhatikan aspek
potensi pengembangan pada masing-masing wilayah/propinsi, prospek pasar
pada masing-masing komoditi ternak dan sebaran Fakultas Ilmu-ilmu Peternakan
dan Kedokteran Hewan/Fakultas yang membidangi Jurusan Peternakan pada
Perguruan Tinggi, pelaksanaan kegiatan SMD terdiri dari beragam komoditi yang
meliputi sapi potong, kerbau, sapi perah, kambing, domba, unggas lokal (ayam
buras, itik dan puyuh) serta kelinci.
Untuk terselenggaranya kegiatan SMD tahun 2010 secara tertib dan terarah, maka
Direktorat Jenderal Peternakan menyusun Pedoman Pelaksanaan Sarjana
Membangun Desa tahun 2010 untuk dijadikan acuan bagi pelaksana baik di
tingkat Pusat, Perguruan Tinggi, Dinas yang membidangi fungsi Peternakan
Provinsi dan Kabupaten/Kota serta berbagai pihak terkait lainnya.

B. Maksud dan Tujuan

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa tahun 2010 ini disusun dengan
maksud sebagai acuan bagi Tim Pelaksana SMD Direktorat Jenderal Peternakan,
Perguruan Tinggi, Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi Peternakan
Propinsi dan Kabupaten/Kota, SMD/Kelompok terpilih, serta Institusi/pihak terkait
lainnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing meliputi aspek
seleksi, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pelaporan serta
kegiatan terkait lainnya dalam pelaksanaan kegiatan Sarjana Membangun Desa.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 6


Program Sarjana Membangun Desa merupakan pemberdayaan kelompok peternak
yang akan melalui pendampingan kelompok sekaligus penyaluran dana penguatan
modal usaha, bertujuan :

1. memperkuat modal usaha, sarana dan prasarana dalam mengembangkan usaha


peternakan;
2. meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan peternak;
3. meningkatkan kemadirian dan kerjasama kelompok;
4. mendorong tumbuh dan berkembangnya pelaku agribisnis muda dan terdidik
pada usaha peternakan;
5. mengembangkan sentra-sentra kawasan usaha peternakan.

C. Sasaran

Sasaran pelaksanaan kegiatan Sarjana Membangun Desa Tahun 2010 ditargetkan


700 Sarjana dan 700 Kelompok. Sarjana calon pelaksana kegiatan SMD dapat
berasal dari SMD Cadangan Tahun 2009 (Lampiran-10) dan peserta baru, kriteria
SMD dan Kelompok diatur pada bab tersendiri.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan ini meliputi :


1. Maksud dan tujuan
2. Sasaran
3. Kriteria dan seleksi SMD
4. Pengelolaan dana
5. Pemberdayaan dan Pengembangan usaha
6. Organisasi Pelaksana
7. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 7


E. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan kegiatan penguatan kelembagaan ekonomi petani pada SMD


Tahun 2010, sebagai berikut:

NO KEGIATAN TAHUN 2010


J F M A M J J A S O N D
1 Persiapan
2 Penerimaan Pendaftaran SMD
3 Seleksi SMD/Kelompok
4 Penetapan SMD terpilih
5 Workshop
6 Penyaluran Dana Bansos SMD
7 Monitoring dan Pembinaan
8 Penyusunan Profil
9 Laporan Akhir

F. Pengertian

Dalam Petunjuk Pelaksanaan ini, yang dimaksud dengan :


1. Sarjana Membangun Desa (SMD) adalah Sarjana lulusan Perguruan/Sekolah
Tinggi bidang ilmu–ilmu peternakan dan kedokteran hewan dengan kualifikasi
S-2, S-1, D-4 dan D-3, belum memiliki pekerjaan tetap dan mempunyai minat
yang tinggi untuk mengembangkan usaha agribisnis peternakan di pedesaan
bersama kelompok .
2. Kelompok adalah kelompok tani ternak yang bergerak dalam usaha budidaya
ternak yang memerlukan penguatan modal dan bimbingan untuk
pengembangan usahanya.
3. Perguruan Tinggi adalah Universitas Negeri atau swasta dan Sekolah Tinggi
yang memiliki Fakultas atau Jurusan Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan
ataupun Fakultas yang membidangi Jurusan Ilmu-ilmu Peternakan dan
Kedokteran Hewan di setiap Provinsi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal
Peternakan.
4. Usaha budidaya ternak adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk
menghasilkan ternak, yang dipelihara sesuai dengan perlakuan teknis yang
telah ditetapkan, guna menghasilkan ternak dan produk ternak yang
berkualitas.
5. SMD terpilih adalah SMD yang sudah lulus dari proses seleksi dan ditetapkan
melalui Keputusan Direktur Jenderal Peternakan.
6. Pemberdayaan kelompok peternak adalah upaya yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan kemampuan peternak sehingga secara mandiri mampu
mengembangkan usaha budidaya ternak secara berkelanjutan.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 8


7. Penguatan Kelembagaan ekonomi peternak melalui SMD adalah upaya
pemanfaatan potensi sumber daya lokal yang dilakukan untuk meningkatkan
nilai tambah melalui kegiatan budidaya atau perbibitan ternak, sehingga
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan SMD, Kelompok peternak dan
masyarakat sekitarnya.
8. Pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan kemampuan peserta latihan dalam aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
9. Magang adalah salah satu metoda pembelajaran yang diterapkan di unit
usaha dengan praktek langsung di lapangan menjadi ciri utamanya.
10. Dana bantuan sosial penguatan ekonomi petani melalui SMD adalah stimulasi
dana untuk mengatasi kendala modal dan kemampuan dalam usaha budidaya
ternak agar selanjutnya mampu mengakses modal dari lembaga permodalan
secara mandiri. Dana tersebut merupakan dana yang bersifat abadi pada
kelompok yang dikelola secara terorganisir dengan mekanisme, cara dan
bentuk ikatan tertentu yang telah disepakati untuk usaha peternakan.
11. Tim Teknis adalah petugas teknis dari Dinas Peternakan atau Dinas yang
membidangi fungsi Peternakan Kabupaten/Kota yang mendampingi dan
membina pelaksanaan SMD.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 9


II. KRITERIA DAN SELEKSI

A. Kriteria SMD

Calon SMD yang dapat diproses untuk ditetapkan dalam pemberdayaan kelompok
melalui pendampingan dan penguatan modal usaha diharuskan memenuhi
kriteria umum, teknis dan kompetensi sbb:
1. Kriteria Umum :
a. Lulusan Perguruan/Sekolah Tinggi dari disiplin Ilmu-ilmu Peternakan atau
Kedokteran Hewan
b. SMD Cadangan tahun 2009.
c. Kualifikasi S-2, S-1, D-4 atau D3
d. Memiliki jiwa kewirausahaan (enterpreneurship) dan kepemimpinan
(leadership) yang kuat,
e. Diutamakan berasal dari tempat kelompok berdomisili.
f. Memiliki kelompok binaan.
g. Bersedia menjalankan program yang telah ditetapkan minimal 3 tahun
dengan pernyataan diatas segel/materai .
h. Membuat proposal usaha sesuai dengan komoditi yang ingin dikembangkan
(sapi potong/kerbau/sapi perah/ kambing/ domba/unggas lokal/kelinci) dan
diketahui oleh Kepala Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi
Peternakan Kabupaten/Kota.
i. Bersedia mengikuti magang di kelompok SMD (2007 – 2009) yang telah
maju.
2. Kriteria teknis:
a. Calon SMD dengan kelompok binaannya mempunyai usaha atau pernah
berusaha dan mempunyai rencana usaha budidaya ternak (sapi
potong/kerbau/sapi perah/kambing/ domba/unggas lokal/ kelinci).
b. Mempunyai lahan yang layak untuk pengembangan usaha budidaya ternak.
c. Memiliki sarana dan prasarana serta jejaring kerjasama dengan masyarakat
sekitarnya.
d. Kondisi agroekosistem, sesuai untuk pengembangan usaha budidaya
ternak yang akan dikembangkan, seperti ketersediaan sumber pakan,
sumber air, bukan merupakan daerah endemis penyakit hewan menular
dan lain-lain.
e. Mudah dijangkau dalam pembinaan dan pemasaran hasil.
3. Kriteria kompetensi :
a. Mempunyai minat untuk mengembangkan usaha budidaya ternak.
b. Mempunyai kompetensi untuk menerima dan mengembangkan inovasi
dan IPTEK.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 10


c. Memiliki wawasan dan pengetahuan tentang budidaya ternak (sapi
potong/kerbau/sapi perah/kambing/domba/ unggas lokal/kelinci)
d. Memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan program.
e. Memiliki kemampuan berbisnis/berusaha.
4. Kriteria Kelompok
Kriteria kelompok binaan sarjana membangun desa (SMD) sasaran adalah:
a. Kelompok sudah ada dan aktif, dapat dipercaya serta mampu
mengembangkan usaha melalui kerjasama kelompok,
b. Anggota kelompok mempunyai usaha atau pernah berusaha ternak
c. Kelompok yang bersangkutan tidak mendapat penguatan modal untuk
kegiatan yang sejenis pada saat yang bersamaan,
d. Kelompok melakukan pemeliharaan ternak secara bersama (kandang
koloni),
e. Jumlah anggota kelompok minimal 10 orang petani ternak
f. Tidak terdapat hubungan keluarga antara Ketua Kelompok dengan SMD,
g. Mempunyai Struktur Organisasi yang Jelas (Identitas Kelompok, Pengurus
& Anggota) dan kelengkapan Administrasi Kelompok
h. Mempunyai Rencana Usaha Kelompok
i. Mempunyai lahan untuk kandang dan Kebun HMT (milik Kelompok,
anggota, atau sewa) bagi Usaha Ternak Ruminansia

B. Seleksi
1. Pendaftaran Calon SMD
a. Waktu dan Tempat Pendaftaran
1. Pengumuman penerimaan SMD dilakukan di Perguruan Tinggi di
lokasi Propinsi Kegiatan SMD dan di www.deptan.go.id atau
www.ditjennak.go.id (Lampiran-1).
2. Waktu pembukaan pendaftaran kurang lebih 2 (dua) minggu.
3. Pendaftaran, penyerahan berkas administrasi dan seleksi berkas yang
sesuai dengan kriteria dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi dan atau
Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian
4. khusus untuk SMD Cadangan Tahun 2009, diharuskan mendaftar
kembali pada Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian
atau Perguruan tinggi yang ditetapkan, dengan melampirkan Proposal
usaha dan data kelompok binaan.
b. Tata Cara Pendaftaran
Para lulusan Perguruan Tinggi Ilmu-ilmu Peternakan atau Kedokteran
Hewan dan SMD Cadangan tahun 2009 yang memenuhi kriteria,
mengajukan permohonan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Permohonan diajukan ke:
(1) Dekan Fakultas Peternakan atau Kedokteran Hewan/Fakultas

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 11


yang membidangi Jurusan Peternakan/Kedokteran Hewan yang
ada di wilayah Kabupaten/Provinsi domisili calon SMD dan
kelompok binaannya,
(2) Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian
(3) Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi Peternakan
Provinsi.
2. Permohonan diajukan dengan melampirkan:
a. Proposal Pengembangan Usaha Agribisnis Peternakan dengan
memilih 1 (satu) atau 2 (dua) dari 5 (lima) komoditi yang akan
dikembangkan (Ternak sapi potong, Sapi perah,
Kambing/Domba, Unggas lokal (ayam buras/itik/puyuh) dan
Ternak Kelinci), dengan rekomendasi dari Kepala Dinas
Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi Peternakan
Kabupaten/Kota dimana calon SMD dan Kelompok binaannya
berdomisili.
b. Ruang-lingkup proposal meliputi: Profil calon SMD dan Kelompok
binaannya, Potensi Sumberdaya yang dimiliki/pendukung dalam
mencapai keberhasilan usaha, Program kerja yang meliputi Visi
dan Misi, rencana kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan,
analisa kelayakan usaha serta data dan informasi pendukung
lainnya
c. Copy Ijazah terakhir dan daftar riwayat hidup termasuk jejak
rekam pekerjaan dan aktivitas organisasi yang pernah digeluti
d. Kartu identitas (KTP/Kartu Keluarga)
e. Surat pernyataan kesanggupan untuk melaksanakan kegiatan
minimal 3 (tiga) tahun
3. Perguruan Tinggi dan Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian
Pertanian melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap dokumen
permohonan yang diajukan oleh calon SMD dan merekapitulasi
semua dokumen dimaksud.
4. Tim Pelaksana SMD Direktorat Jenderal Peternakan melakukan
rekapitulasi secara nasional, dan mengkomunikasikan kembali ke
masing-masing Perguruan Tinggi dan Dinas Peternakan/Dinas yang
membidangi fungsi Peternakan Provinsi, termasuk UPT Direktorat
Jenderal Peternakan yang ada di daerah perihal waktu pelaksanaan
seleksi.

2. Pelaksanaan Seleksi
Seleksi calon SMD tahun 2010 akan dilaksanakan di 30 (tigapuluh) Perguruan
Tinggi yang mempunyai Fakultas peternakan atau Kedokteran Hewan serta
Fakultas yang membidangi Jurusan Ilmu-ilmu Peternakan atau Kedokteran

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 12


Hewan di 29 Propinsi Nama Perguruan Tinggi dan cakupan wilayahnya
tercantum dalam lampiran-1
Seleksi calon SMD dilakukan oleh Tim yang terdiri dari unsur Direktorat Jenderal
Peternakan, Perguruan Tinggi dan Dinas Peternakan atau yang menangani
fungsi Peternakan di Propinsi dengan tahapan sbb:
a. Tahap Pertama (Seleksi berkas administrasi)
1. Perguruan Tinggi dan Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian
Pertanian melakukan seleksi administrasi melalui keabsahan dan
kelengkapan dokumen permohonan yang disampaikan oleh calon
SMD.
2. Pemanggilan peserta untuk mengikuti seleksi tahap berikutnya
dilakukan oleh Perguruan Tinggi.
b. Tahap Kedua (Seleksi tertulis)
Seleksi tertulis dilakukan dengan menjawab soal pertanyaan tertulis yang
dibuat oleh Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian. Bagi
calon SMD yang lulus tahap ini berhak untuk mengikuti seleksi tahap
berikutnya.
c. Tahap Ketiga (Seleksi Presentasi dan Tanya Jawab SMD)
Calon SMD mempresentasikan program kerjanya dan menjawab
pertanyaan dihadapan Tim Penilai yang terdiri dari unsur Direktorat Jenderal
Peternakan (2 orang), Perguruan Tinggi (1 orang) dan Dinas Peternakan
Propinsi (1 Orang). Penilaian dilakukan terhadap Program Kerja yang akan
dilaksanakan meliputi:
1. Aspek Usaha mencakup rencana Pengembangan Usaha,
Pengembangan Kelompok, Pemupukan modal usaha, Kemitraan usaha,
Pemasaran Hasil Usaha;
2. Aspek Teknis/Penerapan Teknologi mencakup Program budidaya
ternak, rencana pengembangan pakan, rencana penerapan teknologi
reproduksi, rencana tatalaksana (kandang dan peralatan), dan
managemen kesehatan hewan.
3. Kelembagaan mencakup administrasi, dinamika kelompok dan
pengembangan usaha. Calon SMD yang lulus dalam tahap ini, berhak
untuk mengikuti seleksi tahap berikutnya, yaitu validasi kelompok.
d. Tahap Keempat (Seleksi Kelompok di lapangan)
Seleksi kelompok dilakukan terhadap kelompok binaan calon SMD yang
telah lulus pada seleksi tahap ke tiga dengan tinjauan/validasi lapangan
oleh Tim Seleksi dengan menggunakan instrumen/kuisioner.

3. Magang SMD
SMD yang telah diverifikasi lapangan (tahap keempat), wajib mengikuti
Magang pada Kelompok SMD yang ditetapkan selama 5 - 7 hari. Penetapan

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 13


lokasi dan pelaksanaan magang akan diatur oleh Asosiasi SMD Nasional
berkoordinasi dengan Dinas Peternakanan atau Dinas yang menangani fungsi
peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota. Biaya magang (transpor SMD PP dan
akomodasi) ditanggung oleh masing-masing calon SMD.
Tanda selesai mengikuti magang (Surat Keterangan Mengikuti Magang)
dikeluarkan oleh Asosiasi SMD dengan diketahui oleh Dinas Peternakan atau
Dinas yang menangani fungsi peternakan Provinsi. Hasil pelaksanaan magang
dikirimkan ke Direktorat Jenderal Peternakan c.q. Direktur Budidaya Ternak
Ruminansia.

C. Penetapan SMD Terpilih

Hasil seleksi Tahap ketiga dan keempat diolah dan direkapitulasi sesuai dengan
bobot nilai yang telah disusun Tim Penilai dan dirangking dari total nilai tertinggi
sampai dengan terendah. Nilai terbaik/rangking 1 sampai rangking 700 yang
terdiri dari komoditi : ternak sapi potong 360 orang; sapi perah 30 orang; kerbau
10 orang; ternak kambing-domba 200 orang; ternak unggas lokal 80 orang; ternak
kelinci 20 orang akan dipilih untuk diusulkan sebagai calon SMD terpilih tahun
2010 oleh Direktur Budidaya Ternak Ruminansia ke Direktur Jenderal Peternakan.
SMD yang terpilih bersama dengan kelompok binaannya tersebut, ditetapkan
dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan sebagai penerima dana
Bantuan Sosial untuk dijadikan sebagai dana stimulasi pengembangan usaha
agribisnis peternakan.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 14


III. PENGELOLAAN DANA

Dana Penguatan Kelembagaan ekonomi pedesaan melalui Sarjana Membangun Desa


(SMD) tahun 2010, terdiri dari dana operasional pelaksanaan kegiatan dan dana
bantuan sosial agroinput bagi SMD dan kelompok binaannya.

A. Dana Operasional

Dana operasional yang tersedia dalam DIPA Direktorat Jenderal Peternakan tahun
2010, digunakan untuk membiayai kegiatan sebagai berikut:
1. Persiapan pelaksanaan SMD
2. Penyusunan Pedoman Teknis SMD tahun 2010
3. Seleksi SMD di Perguruan Tinggi dan validasi/penilaian kelompok binaan calon
SMD di lapangan
4. Penyusunan Profil/Data Base SMD terpilih tahun 2010
5. Workshop penyusunan Rencana Usaha Kegiatan (RUK) dan kelengkapan
administrasi pencairan dana bantuan sosial SMD
6. Penyelesaian Dokumen Administrasi SMD
7. Monitoring dan Evaluasi
8. Pembinaan kelompok SMD
9. Pelaporan
Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana operasional tersebut di
pertanggungjawabkan sebagai kinerja Satuan Kerja (Satker) Direktorat Jenderal
Peternakan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Dana Bantuan Sosial

Dana bantuan sosial penguatan kelembagaan ekonomi pedesaan pada SMD tahun
2010, ditransfer langsung ke rekening bank kelompok binaan SMD terpilih setelah
SMD dan kelompok binaannya memenuhi segala persyaratan dokumen
administrasi keuangan. Transfer dana ke rekening masing-masing Kelompok SMD,
dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara.
Dana penguatan modal usaha tersebut, dialokasikan pada DIPA Satuan kerja
Direktorat Jenderal peternakan tahun 2010, dan penggunaannya dikelola langsung
berdasarkan uraian kegiatan pada RUK yang telah disusun pada saat workshop
SMD. Pemanfaatan dana berdasarkan uraian kegiatan pada RUK tersebut, akan
dipertanggungjawabkan oleh masing-masing SMD dan kelompok binaannya

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 15


C. Pengajuan dan Transfer Dana Bantuan Sosial

SMD dengan kelompok mengajukan usulan pencairan dana bantuan sosial kepada
KPA dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut:
1. Rencana Usaha Kelompok (RUK) SMD ditandatangani oleh Ketua kelompok,
satu anggota kelompok dan SMD diketahui/disetujui oleh Tim Teknis Dinas
atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan kabupaten/kota (Form
lampiran-2);
2. Rekapitulasi Rencana Usaha Kelompok (RUK) SMD ditandatangani oleh Ketua
kelompok dan SMD disetujui oleh Tim Teknis Dinas yang membidangi fungsi
peternakan kabupaten/kota, mengetahui/menyetujui Pejabat Pembuat
Komitmen Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia (Form lampiran-3);
3. Nomor rekening atas nama Kelompok dan ditandatangani oleh ketua Kelompok
dengan SMD pada Bank Pemerintah terdekat dengan Kelompok dan SMD;
4. Kuitansi dan Berita Acara Pembayaran yang ditandatangani oleh Ketua
Kelompok (Form Lampiran-4 & 5)
5. Surat Perjanjian Kerja Sama antara KPA Direktorat Jenderal Peternakan/Pejabat
Pembuat Komitmen Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia, dengan Ketua
Kelompok (Form lampiran-6) dan Surat Perjanjian Kerja Sama antara Ketua
Kelompok dengan SMD (Form lampiran-7).
KPA Satuan Kerja Direktorat Jenderal Peternakan, menerbitkan Surat Permintaan
Pembayaran Langsung (SPP-LS) dan disampaikan kepada Pejabat Penguji dan
Perintah Pembayaran (PPPP). Selanjutnya, bila semua persyaratan administrasi
telah terpenuhi maka PPPP menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung
(SPM-LS) untuk disampaikan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
setempat. KPPN melakukan verifikasi terhadap dokumen dari PPPP, bila disetujui
maka KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ke rekening
kelompok yang bersangkutan.
Proses pengajuan dan transfer dana ke rekening kelompok secara ringkas
ditampilkan pada Gambar berikut:

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 16


Proses Pengajuan dan Transfer Dana ke rekening kelompok

Ketua kelompok dan SMD


mengajukan usulan dana
- Kep. Dirjen Nak
tentang Penetapan
SMD
- Kontrak Perjanjian
Kerja sama
KPA
- Rekap RUK SMD
Menerbitkan SPP-LS
- Kuitansi

PPPP
Menerbitkan SPM-LS

KPPN
Menerbitkan SP2D

Bank mentransfer dana


ke rekening
Kelompok

D. Penggunaan dana Bantuan Sosial

Untuk menentukan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan harus dilakukan


melalui musyawarah antara SMD, pengurus dan para anggota kelompok. Semua
kesepakatan dan keputusan yang ditetapkan melalui pertemuan kelompok harus
dituangkan kedalam notulen hasil pertemuan. Selanjutnya pengadaan agroinput,
harus dilakukan secara terkoordinasi antara SMD, ketua dan para anggota
kelompok.
Dana fasilitasi pengembangan usaha agribisnis peternakan (dana bantuan sosial)
yang dialokasikan oleh Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 17


tahun 2010, ditransfer langsung ke rekening kelompok binaan SMD, untuk
membiayai kegiatan-kegiatan yang telah dituangkan ke dalam rencana usaha.
Kegiatan-kegiatan awal yang dapat dilaksanakan oleh SMD dan kelompok binaannya
melalui pembiayaan yang bersumber dari dana bantuan sosial tersebut adalah
kegiatan pengadaan sarana utama dan sarana-sarana penunjang yang berpengaruh
langsung terhadap keberhasilan usaha.

Tabel 1 : Komponen Kegiatan yang dapat dibiayai dari dana Bantuan Sosial SMD dan
proporsi pengalokasiannya

Komoditi yang dikembangkan &


Komponen Proporsi alokasi dana
Kegiatan SAPI SAPI KERBAU KAMBING UNGGAS
KELINCI
POTONG PERAH DOMBA LOKAL
Sarana Utama
85 75 84 70 50 50
(%)
Pengadaan ternak      
Sarana Penunjang
15 25 16 30 50 50
(%)

1 Perbaikan Kandang      

2 Alat dan Mesin


     
Peternakan
   
3 Pengembangan HMT

4      
Konsentrat

     
5 Pengolahan Limbah
   
6 Alat dan Bahan IB
7 Obat-obatan &
     
Vitamin/Mineral
8 Pengembangan
Kelembagaan dan      
SDM
9 Administrasi dan
     
Pelaporan

Dana pengembangan usaha budidaya ternak yang dialokasikan ke SMD dan


kelompok binaannya, merupakan dana stimulasi yang bersifat abadi, bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas usahanya menuju skala usaha yang ekonomis.
Agar dapat terjaganya kualitas ternak yang akan diadakan terutama untuk pembelian
ternak induk, SMD dan Kelompok dalam pembelian ternak induk diwajibkan

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 18


berkoordinasi dengan Asosiasi SMD.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan sarana produksi seperti pakan, kandang
dan berbagai sarana prasarana lainnya diharapkan adanya kontribusi secara swadana
dari kelompok yang memperkuat dana stimulasi yang dialokasikan oleh Direktorat
Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian.
Dana penguatan modal usaha bersifat abadi, maka usaha budidaya ternak tidak
boleh terputus dan harus dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperbesar
modal usaha dan kelompok sampai mencapai kapasitas optimal dan skala ekonomis.
Apabila terjadi penyalahgunaan dana bansos sebagai modal usaha, maka akan
diproses menurut hukum yang berlaku.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 19


IV. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA

A. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia SMD bertujuan untuk meningkatkan


kemampuan, kapasitas dan wawasan agar menjadi pengelola usaha budidaya
ternak yang berdaya saing melalui proses pembelajaran seperti pelatihan,
magang, atau studi banding. Selain itu, pemberdayaan ini dimaksudkan untuk
menumbuhkan kesadaran SMD dalam memanfaatkan potensi sumberdaya yang
dimilikinya untuk mengembangkan usaha budidaya ternak di kelompok
binaannya. Selanjutnya, pemberdayaan ini diharapkan mampu menumbuhkan
kepedulian SMD untuk mengembangkan usaha budidaya ternak pada masyarakat
petani peternak sekitarnya agar berkembang kawasan usaha budidaya ternak
yang berdaya saing secara berkelanjutan. Indikator keberhasilan pemberdayaan
tersebut adalah berkembangnya kemampuan SMD dalam mengelola,
mengoptimalkan potensi yang ada dan menguatkan kelembagaan kelompok
binaannya dalam Pengembangan usaha budidaya ternak.

B. Pengembangan Kelembagaan dan Usaha

Pemberdayaan kelembagaan SMD dilakukan melalui pengembangan kelembagaan


ekonomi, pengembangan jaringan usaha, dan fasilitasi terhadap akses pemasaran
secara bertahap, dinamis dan berkelanjutan. Pada tahap awal, kelembagaan usaha
dapat berupa unit khusus yang dibentuk berdasarkan Keputusan SMD dan
Kelompok. Lebih lanjut, sejalan dengan semakin berkembangnya usaha budidaya
ternak SMD, unit usaha dapat ditingkatkan menjadi suatu lembaga usaha yang
berbadan hukum seperti koperasi atau bentuk usaha berbadan hukum lainnya.
Jenis usaha yang dikembangkan oleh SMD, difokuskan kepada Pengembangan usaha
budidaya sapi potong/sapi perah/kerbau/kambing-domba/unggas lokal/ kelinci.
Pengembangan usaha dilakukan melalui peningkatan modal usaha, penerapan
teknologi, diversifikasi usaha, akses pasar serta permodalan.

C. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pelaksanaan Sarjana Membangun Desa , dapat dilihat dari


aspek Ekonomis, aspek Teknis dan aspek Kelembagaan.
1. Aspek Ekonomis
a. Adanya pertambahan modal usaha dari hasil usaha peternakan yang
dilaksanakan;

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 20


b. Adanya diversifikasi usaha;
2. Aspek Teknis
a. Adanya pertambahan populasi ternak dari hasil usaha yang dilaksanakan;
b. Adanya peningkatan produktivitas ternak yang diusahakan;
c. Diterapkannya teknologi budidaya peternakan (pakan, reproduksi, keswan,
pengolahan limbah dll);
3. Aspek Kelembagaan
a. Meningkatnya status klas kelompok;
b. Berkembangnya kelembagaan usaha;
c. Sebagai tempat magang/pelatihan bagi masyarakat sekitar.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 21


V. PELAKSANAAN

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan SMD dan kelompok binaannya, maka dibentuk
Tim Sarjana Membangun Desa (SMD) tahun 2010, baik di Direktorat Jenderal Peternakan
Departemen Pertanian, Perguruan Tinggi, Propinsi dan Kabupaten/Kota, Asosiasi SMD
dengan tugas dan peran masing-masing sbb:

A. Tim SMD Direktorat Jenderal Peternakan

1. Tim Pengarah
Tugas dan peran Tim Pengarah meliputi:
1. Memberikan arahan kepada Tim Pelaksana dalam melaksanakan tugasnya
agar dapat berjalan baik dan lancar serta dapat mencapai tujuan dan sasaran
Sarjana Membangun Desa (SMD).
2. Menyusun program dan menetapkan langkah-langkah kebijakan Sarjana
Membangun Desa (SMD).
2. Tim Pelaksana
Tugas dan Peran Tim Pelaksana meliputi :
1. Menyusun dan menyiapkan dokumen kegiatan (Pedoman Pelaksanaan)
program penguatan kelembagaan ekonomi petani melalui bantuan sosial
Sarjana Membangun Desa (SMD) tahun 2010.
2. Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan Perguruan Tinggi,
Pemerintah Propinsi dan kabupaten/Kota dalam rangka efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan kegiatan.
3. Menyusun dan menyiapkan materi/bahan seleksi calon peserta Sarjana
Membangun Desa (SMD) dan Kelompok binaannya.
4. Melakukan seleksi dan penilaian terhadap peserta calon SMD dan
Kelompok.
5. Mengusulkan calon SMD terpilih ke Direktur Jenderal Peternakan untuk
ditetapkan sebagai Sarjana Membangun Desa tahun 2010.
6. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi serta membantu
menyelesaikan permasalahan dan melaporkan hasilnya kepada Tim
Pengarah
7. Menyusun profil Sarjana Membangun Desa tahun 2010.
8. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.

B. Tim SMD Perguruan Tinggi

Tugas dan Peran Perguruan Tinggi meliputi :


1. Membuka mendaftaran dan menerima dokumen permohonan peserta calon

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 22


SMD tahun 2010.
2. Memproses dokumen permohonan peserta calon SMD, dan selanjutnya
disampaikan ke Direktorat Jenderal Peternakan cq. Direktorat Budidaya
ternak Ruminansia
3. Melakukan seleksi calon SMD dan kelompok bersama Tim Ditjennak dan
Dinas Prov.
4. Menyediakan paket teknologi yang siap untuk ditransfer ke kelompok tani.
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan program.

C. Tim Pembina SMD Propinsi

Tugas dan peran Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi Peternakan


Provinsi sbb :
1. Melakukan koordinasi lintas sektoral antar instansi di tingkat provinsi dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan dan
fasilitasi penguatan kelembagaan.
2. Melakukan seleksi calon SMD dan kelompok bersama Tim Ditjennak dan
Perguruan Tinggi.
3. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan, Perguruan
Tinggi dan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan
pengendalian serta membantu mengatasi permasalahan di lapangan.
4. Melakukan pembinaan lanjutan dengan alokasi dana dari APBD.
5. Menyusun laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan.

D. Tim Teknis Kabupaten/Kota

Tugas dan peran Dinas Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi Peternakan


Kabupaten/Kota sbb :
1. Membimbing SMD dan kelompok binaan agar dapat menjalankan agribisnis
peternakan dengan baik.
2. Melakukan pembinaan lanjutan dengan alokasi dana dari APBD.
3. Membuat laporan perkembangan kegiatan.

E. Asosiasi SMD

Tugas dan peran Asosiasi SMD sbb:


1. Adopsi Teknologi:
Aplikasi teknologi tepat guna dari berbagai sumber untuk pengembangan
kelompok SMD dan masyarakat petani-ternak.
2. Advokasi:
Bantuan manajerial dalam pengelolaan sumber daya untuk kemajuan usaha

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 23


kelompok SMD dan masyarakat petani-ternak (kursus, workshop, magang, atau
bentuk pelatihan lainnya untuk masyarakat petani-ternak dan atau lembaga
pendidikan peternakan).
3. Kemitraan:
Sebagai penghubung dalam pengembangan usaha kelompok SMD dengan
investor dan sumber permodalan lainya.
4. Memfasilitasi tersedianya sarana produksi peternakan (sapronak) pada
kelompok SMD.
5. Memberikan alternatif solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapi oleh
kelompok SMD.

F. Sarjana Membangun Desa (SMD)

Tugas dan peran SMD sbb :


1. Membuat kontrak perjanjian kerjasama dengan kelompok dalam hal
pengembangan usaha dan pembagian keuntungan.
2. Sebagai manager dalam mengembangkan usaha agribisnis peternakan di
kelompok.
3. Melakukan pelatihan kepada kelompok tani baik dalam aspek teknis,
kewirausahaan, perencanaan usaha, dinamika kelompok, pemasaran dan
pengolahan hasil.
4. Membimbing dan membina petani dalam usaha berkelompok untuk dapat
mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan yang dihadapi bersama.
5. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan kelompok tani dalam pengembangan usaha
taninya.
6. Melaksanakan usaha bersama kelompok dengan memanfaatkan dana
bantuan sosial yang diterima dari Direktorat Jenderal Peternakan sesuai
dengan RUK.
7. Menjamin kesinambungan usaha kelompok SMD di bidang peternakan
8. Melakukan koordinasi dengan Perguruan Tinggi dan Dinas yang menangani
fungsi peternakan Kabupaten/Kota.
9. Membuat laporan perkembangan usaha

Disamping tugas-tugas tersebut diatas, SMD juga ditunjuk sebagai penghubung


kegiatan Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) di Kabupaten bersangkutan.
Untuk itu setiap SMD harus berkoordinasi dengan Dinas Peternakan atau Dinas
yang menangani fungsi peternakan di Kabupaten/Kota.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 24


G. Kelompok SMD

Tugas dan peran sbb:


1. Membuat kontrak perjanjian kerjasama dengan SMD dalam hal
pengembangan usaha dan pembagian keuntungan.
2. Melaksanakan usaha dengan memanfaatkan dana bantuan sosial yang
diterima dari Direktorat Jenderal Peternakan sesuai dengan RUK yang dibuat
bersama dengan SMD yang diketahui oleh Tim Teknis.
3. Menerima saran/rekomendasi teknis, kewirausahaan dan manajemen usaha
dan lainnya dari SMD, Perguruan Tinggi dan Dinas Peternakan/Dinas yang
membidangi fungsi Peternakan Kabupaten Kota.
4. Mempertanggung jawabkan penggunaan dana bantuan sosial yang diterima
dari direktorat Jenderal Peternakan dalam bentuk laporan dan pembukuan
usaha.
5. Menjamin kesinambungan usaha kelompok SMD di bidang peternakan

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 25


VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi SMD dimaksudkan untuk mengetahui dengan pasti


pencapaian hasil, kemajuan dan kendala dalam pelaksanaan penguatan
kelembagaan ekonomi petani pada SMD sehingga dapat dinilai dan dipelajari
untuk perbaikan pelaksanaan rencana penguatan kelembagaan ekonomi petani
pada SMD di masa yang akan datang. Monitoring dan Evaluasi dilakukan secara
berkala dan berjenjang sesuai dengan tahap kegiatan kelompok sasaran,
untuk dapat mengidentifikasi dan mencari solusi pemecahan permasalahan yang
dihadapi.
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh unsur Ditjen Peternakan, Perguruan Tinggi,
Dinas Peternakan Propinsi dan Kabupaten/Kota untuk memantau perkembangan
pelaksanaan kegiatan. Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara
berjenjang tersebut meliputi :
1. Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja
2. Perkembanganan dan dinamika usaha serta kelembagaan
3. Identifikasi masalah dan solusi pemecahannya
Monitoring pelaksanaan kegiatan SMD dan kelompok binaannya, dilaksanakan
sepanjang tahun yang dituangkan dalam bentuk laporan hasil monitoring.

B. Pelaporan
Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan pengembangan usaha
SMD kelompok di lapangan. Untuk itu perlu ditetapkan sistem pelaporan sebagai
berikut :
1. SMD wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap bulan
kepada Dinas Peternakan/Dinas yang melaksanakan fungsi peternakan
Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Peternakan cq.
Direktur Budidaya Ternak Ruminansia dan Dinas Peternakan atau yang
membidangi fungsi Peternakan Propinsi (Form Lapiran – 8.a, 8.b, 8.c, dan 8.d;
sesuai komoditi yang dikembangkan)
2. Dinas Peternakan/Dinas yang melaksanakan fungsi peternakan
Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi seluruh laporan perkembangan yang
diterima dari SMD untuk disampaikan ke Dinas Peternakan/Dinas yang
melaksanakan fungsi Peternakan Provinsi setiap triwulan selambat-lambatnya
tanggal 10 bulan berikutnya dengan tembusan kepada Direktur Budidaya
Ternak Ruminansia, Direktorat Jenderal Peternakan.
3. Dinas Peternakan/Dinas yang melaksanakan fungsi peternakan Propinsi
melakukan rekapitulasi seluruh laporan perkembangan yang diterima dari

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 26


Kabupaten/Kota dan selanjutnya setiap triwulan menyampaikan kepada
Direktur Budidaya Ternak Ruminansia, Direktorat Jenderal Peternakan
selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 27


VII. PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan kegiatan Sarjana Membangun Desa ini dimaksudkan untuk


mendukung kelancaran operasionalisasi kegiatan. Hal terpenting yang perlu dicermati
adalah bahwa semua kegiatan dilakukan dalam upaya mentransfer ilmu pengetahuan
dan teknologi dari perguruan tinggi ke kelompok tani, menumbuhkan sikap
kewirausahaan serta membuka lapangan kerja dipedesaan.
Diharapkan dengan adanya Pedoman Pelaksanaan ini, semua pelaksana kegiatan di
tingkat pusat, perguruan tinggi, provinsi, kabupaten/kota, maupun SMD dan
kelompok peternak dapat melaksanakan seluruh tahapan kegiatan secara baik dan
benar menuju tercapainya sasaran yang telah ditetapkan dengan mengacu pada
ketentuan-ketentuan yang berlaku.

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 28


Lampiran -1. Rencana Tempat seleksi Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010

No Fakultas / Perguruan Tinggi Provinsi


1. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala 1. NAD
2. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara 2. Sumatera Utara

3. Fakultas Peternakan Universitas Andalas 3. Sumater Barat


4. Fakultas Peternakan Universitas Islam Negeri Riau 4. Riau dan 5. Kepri
5. Fakultas Peternakan Universitas Jambi 6. Jambi

6. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas 7. Bengkulu


Bengkulu
7. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas 8. Sumatera Selatan dan 9. Babel
Sriwijaya
8. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas 10. Lampung
Lampung
9. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ( * ) 11. Jawa Barat

10. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor ( * ) 12. Banten


13. DKI
11. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal
Soedirman ( * )
12. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ( * ) 14. Jawa Tengah
13. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Univ.
Sebelas Maret Surakarta ( * )
14. Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada 15. D.I. Yogyakarta

15. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (


*) 16. Jawa Timur
16. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Malang ( * )
17. Fakultas Peternakan Universitas Islam Kalimantan 17. Kalimantan Selatan

18. Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya 18. Kalimanta Tengah

19. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas 19. Kalimantan Timur


Mulawarman
20. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin 20. Sulawesi Selatan

21. Fakultas Pertanian Universitas Sulbar 21. Sulawesi Barat

22. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas 22. Sulawesi Tenggara


Haluoleo
23. Fakultas Pertanian jurusan Peternakan Universitas 23. Sulawesi Tengah
Tadulako

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 29


24. Fakultas Pertanian Universitas Gorontalo 24. Gorontalo
25. Sulawesi Utara
25. Fakultas Peternakan Universitas Udayana 26. Bali
26. Fakultas Peternakan Universitas Mataram 27. NTB
27. Fakultas Peternakan Universitas Cendana 28. NTT

28. Fakultas Pertanian Universitas Pattimura 29. Maluku


29. Fakultas Peternakan Universitas Khaerun 30. Maluku Utara
30. Fakultas Peternakan Universitas Papua 31. Papua Barat

Keterangan:
( * ) Perguruan Tinggi dengan Wilayah SMD (Kabupaten/Kota) sbb:

No. Perguruan Tinggi Kabupaten/Kota Propinsi


1. Fakultas Peternakan Univ. Majalengka, Purwakarta, Subang,
Padjadjaran Bandung Sumedang, Ciamis, Tasikmalaya, Garut,
Bandung, Bandung Barat, Bandung
Selatan, Bandung Utara, Cimahi, Banjar Jawa Barat
2. Fakultas Peternakan Institut Bogor, Bekasi, Cianjur, Cirebon,
Pertanian Bogor Indramayu, Depok, Kuningan,
Sukabumi, Karawang
Semua Kab/Kota DKI, Banten
3. Fakultas Kedokteran Hewan Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan,
Univ. Airlangga Surabaya Tuban, Bojonegoro, Bangkalan,
Sampang, Pamekasan, Sumenep,
Mojokerto, Jombang, Kediri, Blitar,
Nganjuk, Madiun dan Magetan
Jawa Timur
4. Fakultas Pertanian Jurusan Banyuwangi, Jember, Situbondo,
Peternakan Univ. Bondowoso, Probolinggo, Pasuruan,
Muhammadiah Malang Malang, Batu, Lumajang, Ngawi,
Ponorogo, Pacitan, Tulungagung dan
Trenggalek.
5. Fakultas Peternakan Univ. Grobogan, Jepara, Boyolali, Kendal,
Diponegoro Demak, Batang, Magelang, Semarang,
Pati, Rembang, Blora, Kudus
6. Fakultas Peternakan Univ. Pekalongan, Pemalang, Purworejo,
Jenderal Soedirman Kebumen, Cilacap, Wonosobo,
Jawa Tengah
Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas,
Temanngung, Brebes, Tegal
7. Fakultas Pertanian Jurusan Sukoharjo, Klaten, Wonogiri,
Peternakan Univ. Sebelas Karanganyar, Sragen
Maret Surakarta

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 30


Lampiran – 2

RENCANA USAHA KELOMPOK

No Kegiatan Volume Harga satuan Jumlah (Rp.)


(Rp.)

Total

………, .......................... 2010

Sarjana Membangun Desa Kelompok Ternak ………………..

1 ………………….. (………………)
Ketua
......................................
2 …………… (………………)
Anggota

Mengetahui/Menyetujui
Tim Teknis Dinas Peternakan Kabupaten/ Kota

......................................
NIP. ...............................

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 31


Lampiran - 3

Nama Kelompok :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :

REKAPITULASI RENCANA USAHA KELOMPOK


…………….., …………………… 2010
Kepada Yth :
Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal
Peternakan
di-
Jakarta
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor…… tanggal……..tentang Penetapan Nama
Sarjana Membangun Desa (SMD), Kelompok dan Lokasi Penerima Dana Penguatan Kelembagaan
Ekonomi Pedesaan melalui Bantuan Sosial SMD Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian
Tahun 2010, dengan ini kami mengajukan permohonan dana sebesar Rp.…… (……rupiah) sesuai Rencana
Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sebagai berikut :
No Kegiatan Jumlah Unit Jumlah (Rupiah)
1
2
Total

Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama
Nomor…….tanggal…..Dana bantuan sosial kelompok tersebut agar dipindah bukukan ke rekening
Kelompok Ternak………yang berkedudukan di
Desa/Kelurahan………..Kecamatan……….Kabupaten/Kota…………Provinsi……………….pada
Bank….Cabang…Dengan Nomor Rekening…

MENYUTUJUI Ketua Kelompok Sarjana Membangun Desa


Tim Teknis Kabupaten/Kota

……………………………… …………………… ……………………………


NIP. ………………………….

MENGETAHUI/MENYETUJUI,
Pejabat Pembuat Komitmen
Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia

………………………………………..……
NIP. ....................

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 32


Lampiran – 4 : Format Kwitansi
NPWP :
MAK :
T.A : 2010

KWITANSI
No: ………………………

Sudah Terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal


Peternakan
Uang sebanyak : Rp. ..........................
Untuk Pembayaran : Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani melalui Dana
Bantuan Sosial SMD (Sarjana Membangun Desa) kepada
Kelompok Ternak.........di Desa..............Kecamatan
...........Kabupaten...................Provinsi ................. Sesuai
Surat Perjanjian Kerjasama No..............tanggal...............
2010
Terbilang :

..............., ............................. 2010

Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima,


Pejabat Pembuat Komitmen Ketua Kelompok
Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia

..................................
.....................................
NIP. ...................

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 33


Lampiran - 5

BERITA ACARA PEMBAYARAN

Pada hari ini .......... tanggal ............... belas Bulan ................... Tahun ................., kami yang bertanda
tangan dibawah ini:

1. Nama : ....................................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Budidaya Ternak
Ruminansia
Alamat : ....................................

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : .................................
Jabatan : Ketua Kelompok ...................................
Alamat : .................................

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA telah membayar Dana Bantuan Sosial Penguatan Kelembagaan Ekonomi Pedesaan
Melalui SMD (Sarjana Membangun Desa) tahun............kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp. ....................
(.........................................rupiah) sesuai dengan Rencana Usaha Kelompok dan PIHAK KEDUA menerima
pembayaran dari PIHAK PERTAMA sejumlah tersebut diatas.

Demikian Berita Acara Pembayaran ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Ketua Kelompok Pejabat Pembuat Komitmen
..................................... Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia

............................................... ..........................................
NIP. ........................

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 34


Lampiran - 6

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA


NOMOR: ........................................

ANTARA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


DIREKTORAT BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA

DENGAN

KELOMPOK TERNAK ............................


DESA ....................., KECAMATAN ..................., KABUPATEN ............................
PROVINSI .......................................................................

TENTANG

PENGUATAN KELEMBAGAAN EKONOMI PEDESAAN MELALUI DANA BANTUAN SOSIAL SMD (SARJANA
MEMBANGUN DESA) DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN
DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN 2010

Pada hari ini ............... tanggal ................. bulan ..................... tahun dua ribu sembilan bertempat di
kantor Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian
Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. ...................... : Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Budidaya Ternak


Ruminansia berdasarkan Keputusan No.................yang
berkedudukan di Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan Pasar Minggu
Jakarta Selatan yang untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.
2. ……………… : Ketua Kelompok Terna………..dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Kelompok Ternak…….yang berkedudukan di
Desa/Kel…………………Kecamatan……………Kabupaten/Kota…
Provinsi……..….yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum
bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani melalui Bantuan
Sosial SMD Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian Tahun 2010 kepada Kelompok,
dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
DASAR PELAKSANAAN

1. Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden No.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 35


72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4418);
2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2010 Nomor: 0037/018-06/-/2010
tanggal 31 Desember 2009, satuan kerja Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian;
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/OT.140/1/2010 tanggal 22 Januari 2010
tentang Pedoman Penyaluran Bantuan Sosial kepada Petani Tahun Anggaran 2010;
4. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: .................................................... tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Bantuan Sosial Kepada Petani Tahun
Anggaran 2010 melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
5. Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor……….tanggal………. 2010 tentang Penetapan Nama
Sarjana Membangun Desa (SMD), Kelompok dan lokasi Penerima Dana Penguatan Kelembagaan
Ekonomi Petani Melalui Bantuan Sosial SMD Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian
Tahun 2010.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk
menerima dan memanfaatkan Dana Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani Melalui Bantuan Sosial
SMD Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian Tahun 2010 sesuai dengan Rencana
Usaha Kelompok (RUK) terlampir yang disusun oleh SMD dan kelompok dan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerjasama ini.

Pasal 3
PELAKSANAAN KEGIATAN

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dengan mengerahkan segala
kemampuan, keahlian dan pengalamannya;
2. Dalam melaksanakan kegiatannya PIHAK KEDUA bersama dengan seorang Sarjana Membangun
Desa yaitu...............yang bertugas sebagai Manager sekaligus menjadi anggota kelompok;
3. Jika dalam pelaksanaan kegiatan diperlukan perubahan atas Rencana Usaha Kelompok, maka
perubahan tersebut harus dituangkan dalam Berita Acara Perubahan yang disepakati dan disahkan
oleh kedua belah pihak paling lambat 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan kegiatan;
4. PIHAK PERTAMA berwenang mengadakan pemantauan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;
5. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan anggaran sesuai Rencana Usaha
Kelompok kepada PIHAK PERTAMA, setiap bulan;
6. Dalam melaksanakan kegiatannya PIHAK KEDUA berkewajiban mengembangkan modal usahanya
sesuai petunjuk Tim Teknis Dinas Kabupaten/Kota setempat.

Pasal 4
SUMBER DAN JUMLAH DANA

Sumber dan jumlah dana program sarjana membangun desa yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah:
1. Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun
Anggaran 2010 Nomor: ……………………….. tanggal ………………… 2009, satuan kerja Direktorat Jenderal
Peternakan Departemen Pertanian;
2. Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak sebesar Rp………………… (.................................rupiah).

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 36


Pasal 5
PEMBAYARAN DAN PENCAIRAN DANA

1. Pembayaran Dana Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani Melalui Bantuan Sosial SMD Direktorat
Jenderal Peternakan Departemen Pertanian Tahun 2010 sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat 2 (dua)
Surat Perjanjian Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah
perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dilaksanakan melalui Surat
Perintah Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA kepada kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara Jakarta V dengan cara pembayaran langsung ke rekening Kelompok Ternak..…yang
berkedudukan di Desa/Kel……...Kecamatan……....Kabupaten/Kota……..…Provinsi……….pada
Bank……….Cabang……………..dengan Nomor Rekening:…………………………………………...
2. Penarikan dana dari Bank dilakukan atas persetujuan serta tanda tangan SMD (Sarjana Membangun
Desa) dan Ketua Kelompok.

Pasal 6
SANKSI

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan kegiatan dan pemanfaatan dana sarjana
membangun desa sebagaimana dimaksud dengan Pasal 2, maka PIHAK PERTAMA berhak secara
sepihak mencabut seluruh dana yang diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan Surat Perjanjian
Kerjasama batal;
2. Apabila penggunaan dana bansos sebagai modal usaha tidak sesuai dengan Rencana Usaha
Kelompok (RUK) yang disusun oleh SMD dan kelompok, maka akan diproses menurut aturan hukum
yang berlaku.

Pasal 7
PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat
perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat;
2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak
sepakat untuk menyerahkan penyelesaiannya Kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku;
3. Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum adalah mengikat kedua belah
pihak.

Pasal 8
FORCE MAJEURE

1. Jika timbul keadaan memaksa (force majeure) yaitu hal-hal yang diluar kekuasaan PIHAK KEDUA
sehingga mengakibatkan tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara tertulis kepada kepada PIHAK PERTAMA dengan tembusan kepada Dinas
Peternakan/Dinas……Kabupaten/Kota……Provinsi…….dalam waktu 4 X 24 jam;
2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud pasal 8 ayat (1) adalah :
a. Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir besar, kebakaran yang bukan disebabkan
kelalaian PIHAK KEDUA;
b. Peperangan;
c. Perubahan kebijakan moneter berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 37


Pasal 9
LAIN-LAIN

1. Bea materai yang timbul akibat pembuatan surat perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK
KEDUA;
2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tak
terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama;
3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu telah
mendapatkan persetujuan kedua belah pihak.
4. Guna menindaklanjuti Undang Undang Anti Korupsi serta dalam rangka peningkatan Good
Governance maka tidak ada pemberian atau imbalan dalam bentuk apapun dari PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA maupun pejabat di lingkup Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian
Pertanian berkenaan dengan penerima dana ini.

Pasal 10
PENUTUP

Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan
tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat rangkap 6 (enam) yang kesemuanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Ketua Kelompok Ternak .... Pejabat Pembuat Komitmen
Direktorat Budidaya Ternak
Ruminansia

………………………………. .........................................
NIP..................................

Mengetahui
Direktur Budidaya Ternak Ruminansia
Direktorat Jenderal Peternakan

.........................................
NIP. ..............................

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 38


Lampiran - 7
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
NOMOR : ....................................

ANTARA

.............................................(SMD)
DESA/KEL ...............KECAMATAN .................KABUPATEN/KOTA..........................
PROVINSI ...............................

DENGAN
................................(KETUA KELOMPOK)

TENTANG

PENGUATAN KELEMBAGAAN EKONOMI PEDESAAN MELALUI DANA BANTUAN SOSIAL


SMD (SARJANA MEMBANGUN DESA) DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN
DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN 2010

Pada hari ini .................. tanggal ........................... bulan .......................... tahun dua ribu sembilan telah
disepakati kerjasama antara kedua belah pihak yaitu :

1. ………………… : Dalam hal ini bertindak sebagai Sarjana Membangun Desa


untuk Kelompok Ternak……………..yang berkedudukan di
Desa/Kel……………………….Kecamatan…………………
Kabupaten/Kota……………….Provinsi ………………………yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. ………………… : Ketua Kelompok Ternak………………dalam hal ini bertindak


untuk dan atas nama Kelompok Terna………………..yang
berkedudukan di Desa/Kel……………………….….Kecamatan
………………...Kabupaten/Kota…………….Provinsi………..…….yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum
bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan kegiatan Sarjana Membangun Desa dengan ketentuan
sebagai berikut :

Pasal I
DASAR PELAKSANAAN

6. Pedoman Umum Program Sarjana Membangun Desa, Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia
Direkorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian Tahun 2010;
7. Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor: .......................... tanggal ................. tentang
Penetapan Nama Sarjana Membangun Desa (SMD), Kelompok dan lokasi Penerima Dana Penguatan
Kelembagaan Ekonomi Petani Melalui Bantuan Sosial SMD Direktorat Jenderal Peternakan
Departemen Pertanian Tahun 2010;
8. Surat Perjanjian Kerja sama antara Direktur Budidaya Ternak Ruminansia dengan Kelompok Ternak
Danu Mulyo Nomor: .................. tanggal ..................... 2010

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 39


Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat untuk memanfaatkan Dana Penguatan
Kelembagaan Ekonomi Petani Melalui Bantuan Sosial SMD Direktorat Jenderal Peternakan Departemen
Pertanian Tahun 2010 sesuai dengan Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir yang disusun oleh SMD
dan kelompok dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerjasama ini.

Pasal 3
TUGAS DAN FUNGSI
PIHAK PERTAMA:

1. Melakukan pendampingan kelompok dalam pengembangan usaha budidaya sapi potong;


2. Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada kelompok dan masyarakat sekitarnya;
3. Melakukan pelatihan kepada kelompok tani baik dalam aspek teknis, kewirausahaan, perencanaan
usaha, dinamika kelompok, pemasaran dan pengolahan hasil;
4. Membimbing dan membina petani dalam usaha berkelompok untuk dapat mengidentifikasi dan
mengatasi permasalahan yang dihadapi bersama;
5. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan kelompok tani dalam pengembangan usaha taninya;
6. Melakukan seleksi ternak bersama dengan kelompok dan Tim Teknis Kabupaten;
7. Melakukan kegiatan usaha budidaya ternak bersama dengan anggota kelompok;
8. Melakukan evaluasi kegiatan secara bersama-sama dengan PIHAK PERTAMA;
9. Menyusun dan melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan ke Direktur Jenderal Peternakan
up. Direktur Budidaya Ternak Ruminansia dan Kepala Dinas Peternakan/yang melaksanakan fungsi
Peternakan Provinsi da Kabupaten/Kota bersangkutan.

PIHAK KEDUA:

3. Memelihara dan merawat ternak sapi potong dengan baik;


4. Membuat kandang sesuai dengan persyaratan teknis;
5. Menyediakan dan menanam rumput sebagai sumber pakan ternak;
6. Menyediakan dan memberikan pakan tambahan sesuai kebutuhan ternak;
7. Melaksanakan kegiatan pengembangan usaha budidaya sapi potong sesuai dengan Pedoman Umum
Program Sarjana Membangun Desa;
8. Melakukan pencatatan perkembangan pelaksanaan kegiatan;

Pasal 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Surat Perjanjian Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditandatangani
oleh kedua belah pihak dan selanjutnya Perjanjian Kerjasama akan diatur sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 40


Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN

1. PIHAK PERTAMA sebagai anggota kelompok mempunyai hak yang sama dengan anggota kelompok
lainnya;
2. PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan tugas sebagaimana tertuang dalam pasal 3 Tugas dan
Fungsi PIHAK KEDUA;
3. PIHAK PERTAMA wajib melakukan bimbingan dan pendampingan dari PIHAK KEDUA sebagaimana
tertuang dalam pasal 3 Tugas dan Fungsi PIHAK PERTAMA;

Pasal 6
BIAYA OPERASIONAL

1. PIHAK PERTAMA mendapatkan imbalan jasa/insentif sebesar Rp. ………………………………,-


(……………………………………………..rupiah) setiap bulan selama 12 bulan dengan total Rp
……………………………..,- (………………………………………rupiah);
2. Dana tersebut diambil dari dana Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani yang masuk ke rekening
kelompok sebesar Rp……………………… (…………………………………rupiah);
3. Untuk tahun II dan III imbalan jasa/insentif SMD diambil dari hasil usaha kelompok dengan nilai
nominal sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

Pasal 7
POLA BAGI HASIL

Pola bagi hasil usaha antara SMD dan anggota kelompok diatur tersendiri sesuai dengan musyawarah
kelompok yang dicantumkan dalam AD/ART.

Pasal 8
SANKSI

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan program sesuai yang telah disepakati, maka PIHAK
PERTAMA dapat mengeluarkan atau mengganti PIHAK KEDUA dengan persetujuan Direktorat
Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian.
2. Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, maka yang
bersangkutan harus mengembalikan penerimaan yang telah diperoleh kepada rekening Kelompok
dengan persetujuan Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian
3. Apabila PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak dapat memanfaatkan Dana Penguatan
Kelembagaan Ekonomi Petani Melalui Bantuan Sosial SMD Direktorat Jenderal Peternakan
Kementerian Pertanian Tahun 2010 ini sesuai dengan Pasal 2, maka Pemerintah dalam hal ini
Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian berhak secara sepihak mencabut seluruh
dana yang diterima PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang mengakibatkan Surat Perjanjian
Kerjasama batal.

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 41


Pasal 9
PERSELISIHAN

4. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat
perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat;
5. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak
menyerahkan penyelesaian ini Kepada Pengadilan Negeri setempat, sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
6. Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum adalah mengikat kedua belah
pihak.

Pasal 10
LAIN-LAIN

5. Bea materai yang timbul akibat pembuatan surat perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK
KEDUA;
6. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tak
terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama;
7. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu telah
mendapatkan persetujuan kedua belah pihak.

Pasal 11
PENUTUP

Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan
tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat rangkap 6 (enam) yang kesemuanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Sarjana Membangun Desa
Ketua Kelompok Ternak ...............

......................................... ..........................................

Mengetahui/Menyetujui
Direktur Budidaya Ternak Ruminansia

………………………………….
NIP ..............................

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 42


Lampiran – 8.c : LAPORAN PERKEMBANGAN USAHA SMD (KOMODITI TERNAK UNGGAS LOKAL)

Nama SMD /HP :


Nama Kelompok :
Alamat :
Laporan Bulan/Tahun :

Perkembangan Ternak Bulan …… Populasi Ternak Bulan …. Tahun


Ternak Awal Tahun 2010 (ekor) 2010 (ekor) Dana Kelompok
Jumlah Anggota (org) (ekor) Lahir Jual Mati Ternak Anak Jumlah Bulan ….. 2010 (Rp)
Beli
Dewasa
♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ Keuntungan Kas

- hasil
penjualan
ternak :
- hasil
penjualan
pupuk :
- dll
A k u m u l a t I f s/d Bulan……. Tahun 2010

Keterangan :
Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 43
- Rincian Penjualan dan Pembelian Ternak (termasuk harga, berat ternak dan pemasaran)
- Rincian Usaha Kelompok lainnya
- dll

Permasalahan :
- (bisa dibuat dalam lembar terpisah dalam bentuk narasi)
Tempat, tanggal-bulan-tahun

SMD Ketua Kelompok

ttd ttd dan stempel kelompok

(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)

Laporan ke Ditjennak bisa dikirim melalui surat elektronik ke :


lap.smd@gmail.com
viermancoy@gmail.com 41

Pedoman Pelaksanaan Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2010 44

Anda mungkin juga menyukai