Anda di halaman 1dari 5

THE IMPORTANCE OF CIM

FOR INDUSTRIAL ENGINEER’S COMPETENCIES


Faizatul Marwiyah

Computer Integrated Manufacturing (CIM) meliputi proses pengembangan produk dan aktivitas
manufacturing dengan segala fungsi yang ada di dalamnya menggunakan bantuan software. CIM
menggunakan database umum yang feasible dan teknologi komunikasi untuk mengintegrasikan desain,
manufaktur dan fungsi bisnis lain yang berhubungan, yang mengkombinasikan bagian terotomasi dari
sebuah industri manufaktur. CIM didefinisikan sebagai penggunaan dari system terkomputerisasi (untuk
memproses informasi) dan system terotomasi (sebagai aktivitas fisik) untuk mengoperasikan dan
mengontrol sebuah produksi. Dalam sebuah perusahaan manufaktur,CIM menjadi kunci strategi
kompetitif sebuah industri karena CIM mengkombinasikan system dan desain teknologi untuk
mengintegrasikan data dan informasi dari fungsi bisnis perusahaan yang meliputi engineering,
manufaktur dan fungsi manajemen perusahaan. Kesatuan ini membantu dalam pengambilan suatu
keputusan, pengurangan lead times dan peningkatan komunikasi antar setiap bagian dalam perusahaan.
Suatu system manufaktur pada dasarnya terdiri dari empat fungsi dasar yaitu perencanaan produk,
perencanaan proses, perencanaan pengendalian dan proses transformasi data menjadi informasi.
Penggunaan teknologi computer pada masing-masing fungsi tersebut menghasilkan teknologi CNC
(Computer Numerical Control), FMS(Flaksibel Manufacturing System), CAD (Computer Aided Design),
CAPP(Computer Proses Planning), CAM(Computer Process Planning), DNC (Direct/Distributed
Control), dan CAPM (Computer Aided Production Management). Usaha untuk mengintegrasikan proses-
proses manufaktur berupa konsep FMS. FMS merupakan system terintegrasi yag terdiri dari mesin CNC,
alat penanganan material otomatis, dan alat penanganan perkakas. Perkembangan jaringan computer yang
memungkinkan menghubungkan fungsi CAD/CAPP/CAM dengan jaringan produksi dilantai DNC. Usaha
untuk mengintegrasikan CAD/CAPP/CAM/DNC dengan system perencanaan dan pengendalian
manufaktur /system informasi logistic merupakan usaha untuk menuju CIM. Dari definisi tersebut terlihat
bahwa elemen CIM adalah design dan manufakturing, dimana manufakturing melengkapi perencanaan
produksi, pengendalian produksi dan proses produksi.[1]
Banyak industri manufaktur yang ingin mengimplementasikan konsep CIM karena CIM
merupakan “key competitive strategy” untuk industri. Namun tidak semua perusahaan mendapatkan hasil
sesuai yang diinginkan dari penerapan konsep CIM. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan
menggunakan system tersebut dan ketidakmampuan dalam mengenali teknologi yang ada sebelum
mengenal sistemnya. Kebutuhan akan CIM merupakan usaha untuk menjawab system manufaktur masa
depan. Untuk mencapai keberhasilan keberhasilan dalam implementasi CIM kebutuhan akan CIM perlu
dijabarkan pada teknologi dan taknik yang dominan pada pencapaian tujuan tersebut.
Dalam menghadapi kompetisi, perusahaan manufaktur dituntut untuk mengambil dua tindakan
penting yaitu, pertama, mengadopsi satu atau lebih hard technology seperti CAD (Computer Aided
Design), CAM (Computer Aided Manufacturing), CNC (Computer Numerical Control), Robotics, FMS
(Flexible Manufacturing System), dan CIM (Computer Integrated Manufacturing). CAM merupakan
sistem komputerisasi untuk mengontrol langsung mesin dan peralatan dalam proses manufaktur, dengan
ketentuan yaitu: Penerapan komputer dalam proses produksi, mesin produksi khusus dikendalikan
komputer untuk menghasilkan produk sesuai spesifikasi dari database rancangan, sebagian besar
otomatisasi pabrik terdiri dari teknologi CAM, produksi lebih cepat dan presisi. Sedangkan CAD
merupakan sistem elektronik untuk mendesain produk baru atau mengubah produk yang ada. Untuk
mensukseskan adopsi CAD dan CAM, manajer perlu menyesuaikan kapabilitas perusahaan dalam desain,
manufaktur. CNC digunakan untuk mengontrol operasi peralatan mesin, sehingga melalui aplikasi CNC
kan mengeliminasi operator. Peralatan mesin ini mendukung aplikasi CAM dalam perusahaan. CNC
merupakan bagian peralatan mesin yang masing-masing dikontrol oleh microcomputer . FMS merupakan
penggunaan sistem komputer untuk mengontrol penanganan material pada masing-masing produksi ),
sedangkan CIM merupakan filosofi organisasi dan manajemen yang terintegrasi dengan bantuan sistem
komputer. Dengan kata lain, CIM mencakup integrasi desain produk, perencanaan proses, dan
pemanufakturan dalam sistem komputer. Sedangkan Robotics yaitu penggunaan flexible machine dengan
kemampuan menangani dan memindahkan untuk menggantikan kerja manusia.
Teknologi berbasis komputer yang dalam hal ini kita kenal dengan istilah Computer Integrated
Manufacturing (CIM) dan pengaruhnya terhadap kinerja menunjukkan bahwa teknologi ini berhasil
mengeliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan kelompok organisasi yang menerapkan
teknologi memiliki fleksibilitas tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak menerapkan teknologi.
Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk mengintegrasikan adopsi teknologi baik program
dan praktik-praktik perbaikan produksi maupun aplikasi teknologi baru dengan strategi manufaktur
perusahaan. Jadi dapat kita katakan bahwa konsep CIM tidak hanya sekedar penggunaan teknologi dalam
proses produksi, tetapi juga adanya sistem infofmasi yang terintegrasi pada perusahaan.
Dalam prakteknya, Industri manufaktur berusaha untuk mengurangi “cost of product” secara
kontinyu untuk bisa memenangkan persaingan global. Industri manufaktur juga perlu untuk meningkatkan
kualitas dan performance levelnya secar kontinyu. Persyaratan lain yang juga harus dipenuhi oleh industri
manufaktur adalah selain mereka harus memperhatikan masalah cost dan quality, mereka juga dituntut
untuk bisa meningkatkan “time delivery”nya. Dan CIM mampu untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan
tersebut.
Perusahaan manufaktur diharuskan untuk mencapai beberapa tujuan agar bisa kompetitif dalam
konteks global. Tujuan-tujuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
 Pengurangan inventory
 Harga produk yang lebih rendah
 Pengurangan “waste”
 Peningkatan kualitas
 Peningkatan fleksibilitas dalam proses manufaktur untuk mencapai kecepatan respon yang
tinggi dalam beberapa hal, seperti :
 Pergantian produk
 Pergantian proses produksi
 Pergantian equipment, dan
 Pergantian personal
Teknologi CIM adalah sebuah teknologi yang dapat menjawab tantangan-tantangan tersebut pada proses
manufaktur.
Kemajuan otomasi telah memungkinkan industri-industri untuk menciptakan “island of
automation”. Contohnya adalah adanya flexible manufacturing cells, robotized work cells, flexible
inspection cells, dsb. Salah satu tujuan CIM adalah untuk mencapai gabungan dan integrasi dari “island
of automation” tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, CIM memiliki hardware dan software, yaitu
sebagai berikut :
1. CIM hardware yang terdiri dari manufacturing equipment seperti mesin CNC, robotic work cells,
FMS systems, sensors, shopfloor data collection device, mesin inspeksi, computer, controllers,
CAD/CAM Systems, workstations, barcode readers, RFID tags, printers, kabel, modem,
conneetor dll.
2. CIM software yang terdiri dari program-program komputer untuk mencakup beberapa fungsi
seperti sistem informasi manajemen, sales and marketing, database management, modeling and
design, analysis, simulation, monitoring, job tracking, production control, manufacturing area
control, inventory control, shoo floor data collection, order entry, material handling, device
drivers, proses perencanaan, network management, quality management dll.

Kaitannya dengan kajian Teknik Industri, sistem CIM memiliki elemen pokok yang semuanya itu
berhubungan erat dengan ilmu Teknik Industri. Elemen-elemen pokok itu adalah sebagai berikut :
1. Marketing
Kebutuhan dari produk diidentifikasi oleh divisi marketing. Spesifikasi produk, kuantitas produk
dan strategi marketing produk diputuskan oleh bagian marketing.
2. Product Design
Proses desain dibatasi oleh “costs” yang terjadi pada aktual proses produksi dan oleh kapabilitas
dari ketersediaan production equipment dan proses.
3. Planning
Departemen planning mengambil database dari departemen desain dan menerjemahkannya ke
dalam perencanaan produksi. Planning meliputi material, fasilitas, proses, tools, manpower,
kapasitas, scheduling, outsourcing, assembly, logistics, dll. Di dalam sistem CIM, proses
perencanaan memiliki konstrain yaitu production cost dan kapabilitas production equipment dan
proses.
4. Purchase
Departemen Purchase bertanggung jawab pada penempatan purchased order dan follow up,
memastikan kualitas proses produksi dari vendor, menerima items, dll.
5. Manufacturing Engineering
Didalam CIM, ini membutuhkan aktivitas seperti CNC programming, simulation and computer
aided scheduling pada aktivitas produksi.
6. Factory Automation Hardware
Terdiri dari computer pengontrol proses-proses permesinan seperti mesin tools CNC, Flexible
mmanufacturing systems (FMS), Computer controlled robot, sistem material handling, computer
controlled assembly systems dll.
7. Warehousing
Adalah fungsi yang meliputi penyimpanan dan penerimaan raw material, komponen, finished
goods products.
8. Logistics and Supply Chain Management
Merupakan fungsi yang meliputi aliran informasi dan produk dari hulu ke hilir maupun
sebaliknya, mulai dari supplier sampai ke end customer.
9. Finance
Departemen keuangan memiliki tugas pokok yaitu perencanaan investasi, pengontrol aliran uang,
melakukan segala funngsi akuntansi dsb.
10. Information Management
Manajemen informasi ini mungkin merupakan bagian krusial didalam CIM. Meliputi master
production scheduling, manajemen database, komunikasi, integrasi sistem manufaktur dan sistem
informasi manajemen.

Dari penjelasan mengenai elemen-elemen pokok CIM tersebut, dapat diketahui bahwa CIM
sangat penting bagi sarjan Teknik Industri. Elemem-elemen pokok yang ada pada CIM merupakan
bahasan penting dalam kajian Teknik Industri yang semuanya itu harus dipahami benar oleh seorang
srajana Teknik Industri. Karena seorang sarjana Teknik Industri harus bisa menguasai beberapa
kompetensi diantaranya yang terkait tentang marketing, product design, planning, purchase,
manufacturing engineering, factory automation hardware, warehousing, logistics and supply chain
management, finance, dan information management. Dan semua itu adalah elemen-elemen pokok pada
CIM.
Perkembangan Computer Integrated Manufacturing (CIM) tentu sangat berhubungan dengan
kompetensi seorang sarjana teknik industri. Dan kompetensi sarjana Teknik industri antara lain: pertama,
mampu mengidentifikasikan, memformulasikan, dan memecahkan masalah-masalah perancangan maupun
perbaikan sistem integral yang terdiri dari manusia, material, informasi, peralatan dan energi secara kreatif
dengan menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputasional dan/atau eksperimental. Kedua, mampu
mengimplementasikan hasil-hasil pemecahan masalah dan mempunyai wawasan luas sehingga dapat
memahami dampaknya terhadap konteks sosial, lingkungan dan konteks lokal maupun global. Ketiga,
mampu beradaptasi terhadap teknik dan alat analisis baru yang diperlukan dalam menjalankan praktek
profesi ke-teknik-industrian-nya. Keempat, mampu berkomunikasi dan bekerja-sama secara efektif.
Kelima, memahami dan menyadari tanggung jawab profesi dan etika. Mampu menerapkan sikap
enterpreneurship dan intrapreneurship dalam membangun dan mengembangkan industri. Keenam,
mampu secara aktif menggunakan alat/ tools berbasis teknologi informasi untuk pengelolaan industri kecil
dan menengah. Ketujuh, mampu mengembangkan alat/ tools untuk pemecahan masalah yang berbasiskan
teknologi informasi.
Dari batasan-batasan hal-hal yang dipelajari dalam keilmuan teknik industri, konsep
Computer integrated manufacturing (CIM) sangat berguna bagi lulusan teknik Industri, karena
seorang lulusan teknik industri diharapkan dapat mengaplikasikan konsep-konsep Computer
Integrated Manufacturing (CIM) yaitu dengan cara mendesain system manufaktur yang ada
untuk menjadi sebuah CIM. Dengan penerapan CIM maka akan didapatkan system produksi yang
lebih baik. Selain itu banyak keuntungan yang didapatkan dengan adanya penerapan CIM di
dalam sebuah industri manufaktur, seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.
Dengan menerapkan CIM, perusahaan manufaktur akan bisa kompetitif dalam konteks global
karena CIM merupakan key competitive strategy dalam industri.
REFERENSI
[1] Purnomo, Hari http://skydiver-wahyu.blogspot.com/ diakses tanggal 27 September 2010
[2] Hannam, Roger G., 1996. Computer Integrated Manufacturing : from concept to realisation,
Addison Wesiey, New Jersey
[3] chapter 1 textbook Computer Integrated Manufacturing

Anda mungkin juga menyukai