Biografi
Masa-masa Awal
Newton dilahirkan di Woolsthorpe-by-Colsterworth, hamlet di county Lincolnshire
lahir secara prematur, dimana saat itu bayi prematur tidak diharapkan kehadirannya di dunia.
Ayahnya, Isaac, meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton, dan dua tahun kemudian
ibunya, Hannah Ayscough Newton, menikah dengan lelaki lain dan meninggalkan Newton
dengan neneknya. Newton merupakan kanak-kanak pintar.
Berdasarkan pernyataan E.T. Bell (1937, Simon and Schuster) dan H. Eves: Newton
memulai sekolah saat tinggal bersama neneknya di desa dan kemudian dikirimkan ke sekolah
bahasa di daerah Grantham dimana dia akhirnya menjadi anak terpandai di sekolahnya. Saat
bersekolah di Grantham dia tinggal di-kost milik apoteker lokal yang bernama William
Clarke. Sebelum meneruskan kuliah di Universitas Cambridge pada usia 19, Newton sempat
menjalin kasih dengan adik angkat William Clarke, Anne Storer. Saat Newton memfokuskan
dirinya pada pelajaran, kisah cintanya dengan menjadi semakin tidak menentu dan akhirnya
Storer menikahi orang lain. Banyak yang menegatakan bahwa dia, Newton, selalu
mengenang kisah cintanya walaupun selanjutnya tidak pernah disebutkan Newton memiliki
seorang kekasih dan bahkan pernah menikah.
Sejak usia 12 hingga 17 tahun, Newton mengenyam pendidikan di sekolah The Kings
School yang terletak di Grantham (tanda tangannya masih terdapat di perpustakaan sekolah).
Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar dia menjadi petani saja,
bagaimanapun Newton terlihat tidak menyukai pekerjaan barunya. Tapi pada akhirnya
setelah meyakinkan keluarga dan ibunya dengan bantuan paman dan gurunya, Newton dapat
menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.
Biografi
1. Masa muda dan universitas
Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah timur
Stuttgart. Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian
menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di Stuttgart-
Bad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik
dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola. Pada umur lima, ayahnya menunjukkan
kompas kantung, dan Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini beraksi
terhadap jarum di kompas tersebut; dia kemudian menjelaskan pengalamannya ini sebagai
salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan
alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat, kemungkinan
disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau karena struktur yang jarang dan tidak biasa pada
otaknya (diteliti setelah kematiannya).
Dia kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya karena kelambatannya
ini, dan berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan waktu dari anak-anak lainnya, dia
mampu mengembangkan kepandaian yang lebih berkembang. Pendapat lainnya, berkembang
belakangan ini, tentang perkembangan mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger,
sebuah kondisi yang berhubungan dengan autisme. Einstein mulai belajar matematika pada
umur dua belas tahun. Ada gosip bahwa dia gagal dalam matematika dalam jenjang
pendidikannya, tetapi ini tidak benar; penggantian dalam penilaian membuat bingung pada
tahun berikutnya. Dua pamannya membantu mengembangkan ketertarikannya terhadap dunia
intelek pada masa akhir kanak-kanaknya dan awal remaja dengan memberikan usulan dan
buku tentang sains dan matematika. Pada tahun 1894, dikarenakan kegagalan bisnis
elektrokimia ayahnya, Einstein pindah dari Munich ke Pavia, Italia (dekat Milan). Albert
tetap tinggal untuk menyelesaikan sekolah, menyelesaikan satu semester sebelum bergabung
kembali dengan keluarganya di Pavia. Kegagalannya dalam seni liberal dalam tes masuk
Eidgenössische Technische Hochschule (Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich) pada
tahun berikutnya adalah sebuah langkah mundur;j dia oleh keluarganya dikirim ke Aarau,
Swiss, untuk menyelesaikan sekolah menengahnya, di mana dia menerima diploma pada
tahun 1896, Einstein beberapa kali mendaftar di Eidgenössische Technische Hochschule.
Pada tahun berikutnya dia melepas kewarganegaraan Württemberg, dan menjadi tak
bekewarganegaraan.
Pada 1898, Einstein menemui dan jatuh cinta kepada Mileva Maric, seorang Serbia
yang merupakan teman kelasnya (juga teman Nikola Tesla). Pada tahun 1900, dia diberikan
gelar untuk mengajar oleh Eidgenössische Technische Hochschule dan diterima sebagai
warga negar Swiss pada 1901. Selama masa ini Einstein mendiskusikan ketertarikannya
terhadap sains kepada teman-teman dekatnya, termasuk Mileva. Dia dan Mileva memiliki
seorang putri bernama Lieserl, lahir dalam bulan Januari tahun 1902. Lieserl, pada waktu itu,
dianggap tidak legal karena orang tuanya tidak menikah.
3. Gerakan Brownian
Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama "On the Motion—Required by the
Molecular Kinetic Theory of Heat—of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid",
mencakup penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada
saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih kurang penjelasan yang
memuaskan setelah beberapa dekade setlah ia pertama kali diamati, memberikan bukti
empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom. Dan juga
meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial.
Sebelum thesis ini, atom dikenal sebagai konsep yang berguan, tetapi fisikawan dan
kimiawan berdebat dengan sengit apakah atom benar suatu benda yang nyata. Diskusi
statistik Einstein tentang kelakuan atom memberikan pelaku eksperimen sebuah cara untuk
menghitung atom hanya dengan melihat melalui mikroskop biasa. Wilhelm Ostwald, seorang
pemimpin sekolah anti-atom, kemudian memberitahu Arnold Sommerfeld bahwa ia telah
berkonversi kepada penjelasan komplit Einstein tentang gerakan Brownian.
JOHANNES KEPLER
Johannes Kepler yang lahir tahun 1571 di kota Weil der Stadt,
Jerman, penemu hukum pergerakan planit-planit. Penemuan Kepler
in cuma dua puluh delapan tahun sesudah penerbitan buku De
revolutionibus orbium coelestium, buku besar yang di dalamnya
memuat teori Copernicus bahwa planit-planit berputar mengitari
mentari dan bukannya mengitari bumi. Kepler belajar di Universitas
Tubingen, peroleh gelar sarjana muda tahun 1588 dan gelar sarjana
penuh tiga tahun kemudian. Umumnya para ilmuwan saat itu
menolak teori "heliocentris" Copernicus; tetapi, ketika Kepler di
Tubingen dia dengar hipotesa heliocentris itu dan memperincinya dengan kecerdasan tinggi,
akhirnya dia mempercayainya.
Sesudah meninggalkan Tubingen, Kepler menjadi mahaguru selama beberapa tahun
di akademi di kota Graz. Sambil mengajar dia tulis buku pertamanya tentang astronomi
(1596). Kendati teori yang diajukan Kepler di buku itu ternyata sepenuhnya meleset, buku itu
dengan jernih menunjukkan kemampuan matematika Kepler dan kemurnian pikirannya,
sehingga ahli astronomi besar Tycho Brahe mengundangnya jadi asistennya di peneropong
bintangnya di dekat Praha.
Kepler menerima undangan ini dan bergabung dengan Tycho bulan Januari 1600.
Tycho meninggal dunia tahun berikutnya, tetapi Kepler sudah berhasil menyuguhkan kesan
baik pada bulan-bulan sebelumnya sehingga Kaisar Romawi Suci --Rudolph II-- segera
menunjuknya menggantikan Tycho selaku matematikus kerajaan. Kepler menduduki posisi
itu selama sisa hidupnya.
Sebagai pengganti Tycho Brahe, Kepler mewarisi setumpuk besar catatan hasil
pengamatan cermat ihwal planit-planit yang telah digarap Tycho bertahun-tahun. Karena
Tycho --astronom besar terakhir sebelum diketemukan teleskop-- juga pengamat yang hati-
hati dan teliti yang pernah dikenal dunia, catatan-catatan itu teramat besar harganya. Kepler
percaya bahwa catatan analisa matematika Tycho yang cermat memungkinkannya
menentukan kesimpulan bahwa teori gerakan planit adalah benar: teori heliocentris
Copernicus; teori geocentris Ptolemy yang lebih lamaan; atau bahkan teori ketiga yang
dirumuskan Tycho sendiri. Tetapi, sesudah bertahun-tahun melakukan sejumlah perhitungan
yang cermat, Kepler dengan rasa cemas menemukan bahwa pengamatan Tycho tidaklah
konsisten dengan teori-teori yang mana pun juga!
Akhirnya Kepler menyadari bahwa masalahnya adalah: dia, seperti juga Copernicus
dan Tycho Brahe dan semua astronom klasik telah menduga bahwa orbit keplanitan terdiri
dari lingkaran-lingkaran atau gabungan dari lingkaran-lingkaran. Tetapi, kenyataan
menunjukkan bahwa orbit keplanitan tidaklah melingkar, melainkan agak oval, ellips.
Bahkan sesudah menemukan pemecahan pokok, Kepler masih harus menghabiskan
waktu berbulan-bulan membenamkan diri dalam kerja hitung-menghitung yang rumit dan
melelahkan untuk meyakinkan bahwa teorinya memuaskan pengamatan Tycho. Buku
besarnya Astronomia Nova, diterbitkan tahun 1609, menyuguhkan dia punya bagian pertama
dari dua hukum pergerakan planit. Hukum pertama menegaskan tiap planit bergerak
mengitari mentari dalam orbit oval atau ellips dengan matahari pada satu fokus. Hukum
kedua menegaskan bahwa planit bergerak lebih cepat ketika berada lebih dekat dengan
matahari; kecepatan planit berbeda begitu rupa bahwa garis yang menghubungkan planit dan
matahari selama perputaran, meliwati bidang yang sama luasnya dalam jangka waktu yang
sama. Sepuluh tahun kemudian Kepler mengeluarkan hukum ketiganya: makin jauh jarak
sebuah planit dari matahari, makin perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikan
perputarannya atau kwadrat kala perputaran planit-planit berbanding lurus dengan pangkat
tiga jarak rata-ratanya dengan matahari.
Hukum Kepler, dengan menyuguhkan gambaran pokok yang komplit dan tepat
tentang gerak planit-planit mengitari matahari, memecahkan masalah utama bidang
astronomi, yang bahkan oleh orang-orang genius seperti Copernicus dan Galileo terliwatkan.
Tentu saja, Kepler tidak menjelaskan mengapa planit-planit bergerak pada orbitnya seperti
itu; masalah ini terpecahkan di abad berikutnya oleh Isaac Newton. Tetapi, hukum Kepler
merupakan pendahulu vital buat sintesa besar Newton. ("Jika saya melihat lebih dulu dari
orang lain," begitu pernah Newton bilang, "ini akibat saya berdiri di atas pundak-pundak para
raksasa." Tak salah lagi, Kepler adalah salah satu dari raksasa-raksasa itu yang dimaksud
Newton).
Sumbangan Kepler kepada astronomi hampir bisa disejajarkan dengan Copernicus.
Dan sesungguhnya, dalam beberapa hal hasil karya Kepler bahkan lebih mengesankan. Dia
lebih orisinal,, dan kesulitan matematika yang dihadapinya bagaikan menggunung. Teknik
matematika pada saat itu tidaklah sesempurna perkembangannya seperti halnya kini, dan saat
itu tak ada mesin kalkulator yang menolong Kepler dalam tugas penghitungan-
penghitungannya.
Ditinjau dari sudut arti penting karya Kepler, adalah mengherankan bilamana pada
mulanya hampir tidak digubris orang, bahkan oleh seorang ilmuwan besar seperti Galileo.
(Galileo tak ambil perhatian hukum Kepler sungguh mencengangkan karena kedua orang itu
saling berkorespondensi satu sama lain, dan juga karena hasil karya Kepler dapat menolong
menguji teori Ptolemy). Tetapi bila yang lain-lainnya agak lambat menghargai ketinggian
hasil karya Kepler, ini dapat difahami oleh Kepler sendiri.
Dalam nada letupan kegembiraan Kepler menulis "... Buku telah kutulis! Telah
kupersembahkan sesuatu anugerah kesenangan yang suci. Dia akan dibaca baik oleh orang
sejamanku atau oleh generasi sesudahku. Aku tidak peduli. Bisa jadi buku itu harus
menunggu 100 tahun untuk menjumpai seorang pembaca, seperti halnya Tuhan menunggu
6000 tahun seseorang yang bisa memahami kebesaran karyanya."
Meskipun angsur-berangsur, sesudah melampaui beberapa dekade, arti penting hukum
Kepler menjadi jelas buat dunia ilmu pengetahuan. Pada abad berikutnya pendapat-pendapat
yang memihak teori Newton berkata bahwa hukum Kepler disimpulkan dari teori-teori itu.
Pendapat sebaliknya mengatakan, hukum gerak Newton, hukum gaya berat Newton
disimpulkan dari hukum Kepler. Tetapi, untuk berbuat demikian memerlukan teknik itu,
Kepler, cukup mudah menangkap permasalahannya dan mengajukan pendapat bahwa
gerakan planit dikontrol oleh tenaga yang datang dari matahari.
Sebagai tambahan hukum gerakan planit-planit, Kepler menyumbangkan berbagai
ihwal kecil di bidang astronomi. Dia juga membuat sumbangan penting mengenai teori optik.
Di akhir-akhir umurnya --sayang sekali-- dia diganggu oleh masalah pribadi. Jerman merosot
jadi kacau karena "Perang tiga puluh tahun" dan jarang orang yang bisa lolos dari kesulitan-
kesulitan serius.
Salah satu masalah adalah soal nafkah. Kekaisaran Romawi Suci lambat dalam
pembayaran gajinya, walau dalam keadaan yang tidak gawat. Dalam keadaan perang yang
kacau-balau, gaji Kepler ditunggak terus. Karena Kepler kawin dua kali dan punya dua belas
anak, kesulitan duit ini betul-betul berat. Masalah lain menyangkut bundanya yang di tahun
1620 ditahan dengan tuduhan jadi "dukun sihir." Kepler banyak buang waktu hingga
akhirnya sang ibu bisa dibebaskan tanpa mengalami siksaan.
Kepler meninggal dunia tahun 1630 di Regensburg, Bavaria. Dalam masa "Perang
tiga puluh tahun" yang mengganas itu, kuburnya diobrak-abrik. Tetapi, hukum gerakan
planitnya terbukti lebih menjadi kenangan yang lestari dari sekadar sepotong batu nisan.
EDMOND HALLEY
The Pensees
Berita tentang kehidupan pribadi Pascal tak banyak terdengan semenjak ia memasuki
kehidupan di Port Royal. Saudara perempuannya, Gilberte melihat dia menjalani kehidupan
asketis. Pascal, selain tak terlalu suka melihat adik perempuannya sibuk dengan anak-
anaknya, juga sebal dengan pembicaraannnya yang melulu soal urusan perempuan. Mulai
1658 penderitaan sakit kepalanya semakin memuncak, akhirnya meninggal pada 19 Agustus
1662.
Ketika wafat Pascal meninggalkan sebuah karya tulis yang belum selesai perihal
teologi, the Pensees, sebuah apologi Kekristenan, sehingga , baru diterbitkan 8 tahun
kemudian oleh biara Port Royal dalam bentuk yang tak lengkap dan tak jelas. Sebuah versi
terbitan yang lebih otentik pertama kali terbit tahun 1844. Yang mengupas tentang problem
besar pemikiran Kristen, tentang kepercayaan yang bertentangan dengan Sebab, Kehendak-
bebas, dan Pengetahuan-Awal. Pascal menjelaskan kontradiksi dan problem moral
kehidupan, doktrin tentang Kejatuhan (keterusiran dari surga) yang menjadi landasan
kepercayaan dan menjadi dasar pembenaran dari doktrin Penebusan.
The Pensees, berbeda dengan Provincial Letters, yang ditulis langsung oleh
penulisnya, dengan gaya penulisan, yang tentu saja tidak sesuai, dengan kehebatannya
sebagai sosok penulis termashur. The Letters, bagaimanapun juga, telah menempatkan Pascal
ke dalam sejarah literatur bersama penulis-penulis besar Perancis. The Pensees terasa seolah
ditulis oleh orang lain, yang seolah tak terlalu mementingkan soal agama. Namun demikian,
meski berbeda antara keduanya, masing-masing tetap merupakan buku-buku penting dalam
sejarah pemikiran keagamaan.