Anda di halaman 1dari 270

F.X.

YUWONO PRAWIROSETOTO

1
DESKRIPSI SINGKAT DAN TIU
• Deskripsi singkat:
Mata kuliah ini menjelaskan tentang konsep-konsep
perdagangan internasional, neraca pembayaran, dan
kebijakan ekonomi internasional
• Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah mengikuti mata kuliah ini, diharapkan
mahasiswa memahami konsep-konsep perdagangan
internasional, neraca pembayaran, dan kebijakan
ekonomi internasional

2
DUA ASPEK DALAM MELIHAT PEREKONOMIAN
INTERNASIONAL

• ASPEK RIIL • ASPEK MONETER


(PERDAGANGAN) (PENDEKATAN
Keuntungan dalam MONETER NERACA
perdagangan PEMBAYARAN)
Pola perdagangan Neraca pembayaran
Proteksionisme Penentuan nilai tukar
Koordinasi kebijakan Pasar modal
internasional internasional
Koordinasi kebijakan
internasional
3
Pokok-pokok bahasan
• Tengah semester pertama:
1. Pengertian dan ruang lingkup ekonomi internasional
2. Hukum keunggulan komparatif
3. Teori perdagangan modern
4. Teori standar perdagangan internasional
5. Kebijakan ekonomi internasional
6. Terms of trade
7. Liberalisasi perdagangan internasional, customs union
8. Perpindahan faktor produksi antar negara
• UTS

4
Pokok-pokok bahasan: Tengah
semester kedua
9. Multinational corporation (MNC)
10. Perdagangan internasional dan pertumbuhan
ekonomi
11. Hambatan perdagangan tarif
12. Hambatan perdagangan non tarif dan
proteksionis baru
13. Pasar valuta asing
14. Neraca pembayaran
UAS
5
BUKU WAJIB
1. Dominick Salvatore, Ekonomi
Internasional, edisi kelima, (Erlangga,
1997)
2. Nopirin, Ekonomi Internasional, edisi
ketiga (Yogyakarta: BPFE, 1997)

6
Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
Internasional
• Teori perdagangan internasional
• Kebijakan perdagangan internasional
• Pasar valuta asing
• Neraca pembayaran
• Ilmu makroekonomi pada perekonomian
terbuka

7
PENDAHULUAN
• Apakah (ilmu) ekonomi internasional itu?
• Keuntungan dari perdagangan
• Pola perdagangan
• Proteksionisme
• BOP
• Penentuan nilai tukar
• Koordinasi kebijakan internasional
• Pasar modal internasional
8
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU
EKONOMI INTERNASIONAL

• Pengertian
Ilmu ekonomi internasional mempelajari
saling ketergantungan antarnegara,
menganalisis arus barang, jasa dan
pembayaran-pembayaran antara sebuah
negara dan negara-negara lain di dunia,
kebijakan yang diarahkan pada
pengaturan arus ini serta pengaruhnya
pada kesejahteraan negara
9
Pentingnya Ilmu Ekonomi
Internasional
• Ilmu ekonomi internasional sangat penting
dalam memahami apa yang terjadi di
dunia saat ini, serta untuk mengetahui
situasi konsumen, warga negara maupun
para pemberi suara pada pemilihan umum

10
Tujuan Teori dan Kebijakan
Ekonomi Internasional
• Untuk melakukan prediksi dan menguraikan
atau menjelaskan prediksi tersebut
• Menjelaskan dasar-dasar serta keuntungan
perdagangan, alasan serta pengaruh
dilakukannya pembatasan perdagangan,
kebijakan yang diarahkan untuk mengatur arus
pembayaran dan penerimaan internasional,
serta pengaruh tersebut terhadap kesejahteraan
suatu negara

11
Masalah-masalah ekonomi internasional dewasa
ini
1. Meningkatnya proteksionisme di negara-negara
maju
2. Fluktuasi yang terus berlanjut dan besarnya
ketidakseimbangan kurs valas
3. Pengangguran struktural di negara-negara Eropa
4. Masalah restrukrisasi yang dihadapi negara-
negara Eropa Timur serta negara-negara bekas
Uni Sovyet
5. Kemiskinan di beberapa negara berkembang
yang paling miskin

12
13
PUSAT PERHATIAN
• The basis for trade and the gains from
trade
• The pattern of trade

14
Merkantilisme
• Merkantilisme adalah doktrin ekonomi selama
abad 17 dan 18 (pra Adam Smith)
• Satu-satunya cara bagi sebuah negara untuk
menjadi kaya dan kuat adalah dengan
melakukan sebanyak mungkin ekspor dan
sesedikit mungkin impor
• Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya
akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau
logam-logam mulia khususnya emas dan perak
• Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki
suatu negara semakin kaya dan kuat negara itu
15
Keunggulan mutlak (absolute
advantage) – Adam Smith
• Keunggulan mutlak adalah keunggulan/keuntungan yang
diperoleh suatu negara karena mengkhususkan
kegiatannya dalam memproduksi barang-barang dengan
efisiensi yang lebih tinggi dari pada negara lain

Keunggulan Absolut
-----------------------------------------------------------
AS Inggris
------------------------------------------------------------
Gandum (karung/jam kerja) 6 1
Kain (meter/jam kerja) 4 5
-------------------------------------------------------------
16
Keunggulan Absolut
• Jika 6G dari AS dapat dipertukarkan dengan 6K dari
Inggris, maka
– AS akan beruntung 2K karena di AS 6G = 4K
– Inggris 6G memerlukan 6 jam kerja, ekuivalen dengan
30K (6 jam x 5 m/jam), untung 24K
Jika ada spesialisasi, dalam 6 jam:
--------------------------------------------------
AS Inggris
--------------------------------------------------
Gandum 36 0
Kain 0 30
--------------------------------------------------
17
Keunggulan Absolut
• Jika terjadi pertukaran
-------------------------------------------------
AS Inggris
-------------------------------------------------
Gandum 30 6
Kain 6 24
-------------------------------------------------

18
Keuntungan Melakukan
Perdagangan
• Beberapa keuntungan melakukan
perdagangan:
 Memperoleh barang yang tidak diproduksi di dalam
negeri
 Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
 Memperluas pasar industri-industri di luar negeri
 Menggunakan teknologi modern dan meningkatkan
produktivitas

19
PERDAGANGAN BERDASARKAN
KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE
ADVANTAGE) – DAVID RICARDO
• Menurut hukum keunggulan komparatif meskipun
sebuah negara kurang efisien (atau memiliki kerugian
absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi
kedua komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk
melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua
belah pihak. Negara pertama harus melakukan
spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor
komoditi yang memiliki kerugian absolut yang lebih kecil
(ini merupakan komoditi dengan keunggulan komparatif)
dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut
lebih besar (komoditi ini memiliki kerugian komparatif)

20
Keunggulan Komparatif
AS Inggris
Gandum (karung/jam kerja) 6 1
Kain (meter/jam kerja) 4 2

Keunggulan absolut AS pada gandum (6:1) lebih


besar dibanding pada kain (4:2)  AS memiliki
keunggulan komparatif pada gandum
Atau
AS: 1 kain = 1,5 gandum
Inggris: 1 kain = 0,5 gandum

21
Keuntungan dari Perdagangan
• Misalkan AS dapat menukarkan 6G dengan 6K dari Inggris:
– AS untung 2K karena di AS 6G ekuivalen dengan 4K
(menghemat ½ jam kerja)
– Di Inggris 6G memerlukan waktu kerja 6 jam ekuivalen
dengan 12K atau untung 6K
• AS untung jika 6G dapat ditukar dengan lebih dar 4K
• Inggris untung jika 6G ditukar kurang dari 12K
• Jarak pertukaran/perdagangan yang saling menguntungkan
adalah
• 4K<6G<12K atau
Atau bagi AS 1K = 1,5G atau kurang
Inggris 1K = 0,5G atau lebih

22
Keunggulan Komparatif dan Biaya
Oportunitas (Opportunity Cost)
• Asumsi-asumsi hukum keunggulan komparatif David
Ricardo:
1. Dua negara, dua komoditas
2. Perdagangan bersifat bebas
3. Terdapat mobilitas tenaga kerja yang sempurna di
dalam negeri namun tidak diantara kedua negara
4. Biaya produksi konstan
5. Tidak terdapat biaya transportasi
6. Tidak ada perubahan teknologi
7. Menggunakan teori nilai tenaga kerja

23
Teori Biaya Oportunitas

24
PPC pada Biaya Konstan

25
Dasar dan Keuntungan
Perdaganan pada Biaya
Konstan

26
Keuntungan Perdagangan

27
Harga Komoditas Relatif dan
Perdagangan

28
Keunggulan komparatif (comparative
advantage) – David Ricardo
• Keunggulan komparatif adalah keuntungan yang
diperoleh oleh suatu negara dari mengkhususkan
(melakukan spesialisasi) dalam memproduksikan
barang-barang yang mempunyai harga relatif lebih
rendah dari negara lain
• Produksi seorang pekerja dalam setahun
----------------------------------------------------------
kain (meter) beras (kg)
----------------------------------------------------------
Negara A 800 2.400
Negara B 600 1.200
----------------------------------------------------------

29
Keunggulan/keuntungan komparatif dan perdagangan internasioanl
• Keadaan I: Produksi sebelum spesialisai
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Negara produksi mobil produksi televisi harga relatif
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Jepang 20 1.200 1 mobil = 60 tv
AS 50 1.500 1 mobil = 30 tv
-----------------------------------------------------------------------------------------------
• Keadaan II: Produksi sesudah spesialisasi
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Negara Produksi mobil produksi tv
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Jepang - 2.400
AS 100 -
------------------------------------------------------------------------------------------------
• Keadaan III: Konsumsi setelah perdagangan
Kurs (nilai tukar) perdagangan: 1 mobil = 40 tv
------------------------------------------------------------------------------------------------
Negara konsumsi mobil konsumsi tv
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Jepang 40 800
AS 60 1.600
-------------------------------------------------------------------------------------------------

30
Keuntungan perdagangan
• Produksi mobil naik dari 70 unit menjadi 100 unit,
namun produksi televisi menurun dari 2.700 menjadi
2.400 unit. Penurunan 300 unit tv ekivalen dengan 7,5
unit mobil (diasumsikan nilai tikar dagang, terms of
trade, TOT, 1 unit mobil = 40 unit tv. Jadi nilai 30 unit
mobil = 1.200 unit tv, bandingkan dengan penurunan
300 unit tv setelah perdagangan
• AS mengkonsumsi mobil dan tv lebih besar
dibandingkan kalau memproduksi sendiri (tidak ada
trade)
• Jumlah tv di Jepang lebih sedikit, berkurang 400 unit
tetapi jumlah mobil meningkat 20 unit yang setara
dengan 800 unit tv (ingat TOT = 40)
31
KUNTUNGAN PERDAGANGAN DALAM GRAFIK
Produksi di Perancis dan Kanada sebelum
perdagangan:
60

Radio (ribu unit)


120
Radio (ribu unit)

A
60 20 P

0 0
60 120 20 30
Televisi (ribu unit) Televisi (ribu unit)
Perancis Kanada

32
Produksi dan konsumsi di Perancis dan Kanada
sesudah perdagangan
60 Q

Radio (ribu unit)


Radio (ribu unit)

120 m
n

30 Q1
A P
60 20

30 B1
q
B p
0 0
60 100 120 20 30
Televisi (ribu unit) Televisi (ribu unit)
Perancis Kanada
33
Harga komoditi relatif dengan
P /P
g k
adanya perdagangan
Pk/Pg

Sg(AS+Inggris) Sk(Inggris+AS)

2 2

3/2
E Dk(Inggris+AS)
1 Dg(AS+Inggris) 1 E.’
2/3
1/2
B B’ B’ B’’
0 0
180 240 120 240
Gandum Kain

34
35
Fokus Bahasan
• Pengembangan model sederhana sebelumnya
ke model yang lebih realistis
– Biaya oportunitas yang meningkat (increasing
apportunity cost)
– Kurva indiferens masyarakat (community/social
indifference curve)
– Kekuatan penawaran (PPC) dan permintaan
masyarakat (kurva indiferens) dan harga sebelum
perdagangan (equilibrium relative commodity price
in isolation)
– Equilibrium relative commodity price with trade

36
FOKUS BAHASAN lanjutan
• Perdagangan dan keuntungannya bagi
negara
• Spesialisasi pada komoditas yang
mengandung keunggulan komparatif
• Perdagangan bagi dua negara yang
memiliki karakteristik ekonomi yang mirip
dan selera masyarkat yang berbeda
• Negara yang relatif kecil dan
perdagangan
37
KONSEP DAN ISTILAH YANG RELEVAN
• Increasing opportunity cost
• Community indifference curve/social
indifference curve
• MRT
• MRS
• Autarky
• Equilibrium relative commodity price in
isolation
• Equilibrium relative commodity price with
trade
38
KONSEP DAN ISTILAH YANG
RELEVAN lanjutan
• Gains from exchange
• Gains from specialiization
• Isoquant
• Isocost
• MRTS

39
Sub pokok bahasan
1. Kurva kemungkinan produksi dengan
biaya meningkat
2. Kurva indiferens masyarakat
3. Ekuilibrium tanpa perdagangan

40
Kurva batas kemungkinan produksi Negara 1 dan
Negara 2
Y
Y

140 B’
120 •
ΔY
100 -ΔX
A 80

60

-ΔY 40 A’
• B
ΔX

0 70 90 110 130 0
50 X X

Negara 1 Negara 2

41
Kurva Indiferens Masyarakat

Y Y
100
E
•T • III
80
N• H II E’

A I •
60 • III
• H’
40 40 A’ •
II

20 R
I

0 10 0 X
30 50 70 90 X 80

Negara 1 Negara 2

42
Ekuilibrium sebelum perdagangan

Y
Y

140
B’
120 •
70
A I PA’ =4
60
PA=I/4

40 A’
B
40 •
I’
0 0 80
50 130 X 40 X
140 85 Negara 2
Negara 1

43
Ekuilibrium setelah perdagangan dalam kondisi
peningkatan biaya
Y
Y

B’
E 120 •
80 III'
III

A I
60 •
E’
60 C’
A’
40
20 B PB’ =1
C •
PB=1 I’
0 70 0 40 100
50 130 X 80 X

Negara 1 Negara 2

44
KEUNTUNGAN DARI PERTUKARAN
KOMODITAS DAN SPESIALISASI
• Gains from exchange
• Gains from specialization

45
Keuntungan-keuntungan Pertukaran Komoditi dan
Spesialisasi
T E
80 • •
II III

60
A•

40

20 •
B
PW=1 PB=PW=1

0
30 50 70 90 110 130 150

46
PERDAGANGAN INTERNASIONAL YANG
SEMATA-MATA DIDASARKAN PADA
Y PERBEDAAN SELERA
200
E

160

120

80

40

X
0 40 80 120 160 200
47
48
POKOK-POKOK BAHASAN
• Equilibrium relative commodity price with
trade: Partial equilibrium analysis
• General equilibrium analysis: kurva tawar
menawar (offer curve)
• Nilai Tukar Perdagangan (Terms of Trade)

49
MODEL PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
• Kesamaan
1.Kapasitas produksi PPC  hubungan
perdagangan
2.PPC  kurva penawaran relatif
3.Permintaan dunia keseimbangan
Penawaran dunia dunia

50
TEORI STANDAR PERDAGANGAN INTERNASIONAL

• Model standar perdagangan dibangun


berdasarkan empat hubungan kunci:
1. Hubungan antara PPF dengan kurva
penawaran relatif
2. Hubungan antara harga relatif dan
permintaan
3. Penentuan keseimbangan dunia oleh
penawaran relatif dan permintaan relatif
dunia
4. Efek dari terms of trade
51
Harga Komoditas Relatif setelah Perdagangan
Berlangsung: Analisis Keseimbangan Parsial
PX/PY PX/PY PX/PY
SX

P3
A’’ A’
P3
EKSPOR SX S
E* E’
P2 B* B’
B E
IMPOR
D DX
P1 A
A*
DX
0
X 0 X
X0
Negara 1 Negara 2
52
KURVA TAWAR-MENAWAR
(OFFER CURVE)
• Kurva yang memperlihatkan seberapa banyak suatu
negara bersedia menyediakan komoditas ekspornya
untuk memperoleh komoditas impor dalam jumlah
tertentu
• Atau kurva yang memperlihatkan sejauh mana
kesediaan negara itu mengimpor dan mengekspor pada
berbagai tingkat harga relatif yang tengah berlaku
• Disebut juga kurva permintaan resiprokal (reciprocal
demand curve)
• Diperkenalkan oleh Marshall dan Edgeworth

53
Derivasi Kurva Tawar-menawar untuk Negara 1
Y
E
80 •
III
II
H
60
A•
G
F
40

PF=1/2
20 •
C B
PB=1
0 X
30 50 55 70 95 110 130 150

54
Kurva Tawar-menawar Negara 1
Y
PB=1

60 E

40
PF=1/2

20 H PA=1/4

G C
X
20 40 60

55
Derivasi kurva tawar-menawar untuk Negara 2
Y

140 Y

PA’ =4 PF=2 PB’ =1


120
B’ C’ E’
60

85 F’
40 G’
E’
60 C’ III’
H’

G’ H’
45 PB’ =1
40 A’ •
II’
20
PF=2

X 0 X
0 20 40 65 80 100 20 40 60

56
KESEIMBANGAN HARGA RELATIF
KOMODITAS SETELAH PERDAGANGAN:
ANALISIS KESEIMBANGAN UMUM
Y NEGARA 1 PB=PB’=1
G’
60 E’ E
PF’=2
PA’=4 NEGARA 2
50
C’ P
40 H’

30

20 PF=1/2
H

10 PA=1/4

C G
X
0 10 20 30 40 50 60

57
NILAI TUKAR PERDAGANGAN (TERMS OF
TRADE, TOT)
• TOT suatu negara adalah rasio harga komoditas
ekspornya terhadap harga komoditas impornya
• TOT suatu negara selalu merupakan kebalikan dari
TOT negara lain yang menjadi mitra dagangnya
(bersifat resiprokal)
• Bila yang diperdagangkan lebih dari dua komoditas,
maka kita harus menggunakan indeks harga ekspor
terhadap harga impor dan mengalikannya dengan
angka seratus untuk memperoleh TOT dalam angka
persen yang bulat dan mudah dipahami dan disebut
nilai tukar perdagangan (net barter of trade) atau
barter neto (net barter)

58
TOT….lanjutan
• Jika suatu ketika TOT Negara 1 meningkat dari 100
menjadi 120 berarti harga ekspor Negara 1 mengalami
kenaikan sebesar 20 persen bila dikaitkan dengan harga
impornya.
• Ini berarti TOT Negara 2 menurun dari 100 menjadi 83
yaitu 100/120 x 100.
• TOT suatu negara 100 adalah TOT tahun dasar, tahun
awal perhitungan
• Bila TOT suatu negara mengalami perbaikan atau
kenaikan kita tidak dapat menyimpulkan bahwa
kesejahteraan negara itu meningkat atau kesejahteraan
negara mitra dagangnya menurun
• Perubahan-perubahan TOT suatu negara pada
dasarnya merupakan dampak dari berinteraksinya
berbagai kekuatan ekonomi negara itu sendiri maupun
pada negara-nagara lain.

59
Konsep TOT
1. Nilai tukar perdagangan komoditas
(commodity terms of trade) atau barter neto
(net barter) = N
2. Nilai tukar perdagangan berkenaan dengan
pendapatan suatu negara (Income TOT) = I
3. Nilai tukar perdagangan faktor tunggal
(Single factorial TOT) = S
4. Nilai tukar perdagangan faktor ganda
(Double factorial TOT) = D

60
1. Nilai tukar perdagangan komoditas (commodity
terms of trade) atau barter neto (net barter) = N

N = (PX/PM)100
Contoh:
Tahun 1960 adalah tahun dasar (N=100). Pada akhir
tahun 1995 PX suatu negara turun menjadi 95
sedangkan PM-nya meningkat 10% sehingga
menjadi 110, maka nilai tukar perdagangan
komoditas negara tersebut akan mengalami
kemerosotan menjadi
N = (95/110)100 = 86,36 atau terjadi kemerosotan
sebesar 14%
61
2. Nilai tukar perdagangan berkenaan dengan
pendapatan suatu negara (Income TOT) = I
I = (PX/PM)QX
Contoh:
QX adalah indeks volume ekspor. Misalkan tahun 1960 tahun
dasar dan PX turun 5% pada tahun 1995 sedangkan PM
naik 10%. QX naik dari 1960 dari 100 menjadi 120
I = (95/110)120 = (0,8636)(120) = 103,63.
Ini berarti bahwa sejak tahun 1960 hingga 1995 kapasitas
impor negara tersebut jika didasarkan pada kemampuan
atau pendapatan ekspornya mengalami peningkatan
sebesar 3,63%

62
3. NILAI TUKAR PERDAGANGAN FAKTOR
TUNGGAL (SINGLE FACTORIAL TOT) = S
S = (PX/PM)ZX
ZX adalah indeks produktivitas dalam sektor ekonomi atau sektor
industri di suatu negara yang memproduksi komoditas ekspor.
Misalkan produktivitas pada sektor penghasil ekspor pada tahun
1960 adalah 100 dan pada tahun 1995 menjadi 130,
S =(95/110)130 = (o,8636)(130) = 112,27
Ini berarti pada tahun 1995 negara yang bersangkutan menerima
impor 12,27 % lebih banyak dari setiap satuan atau unit
produksi domestik yang terkandung dalam ekspornya
ketimbang yang diperolehnya pada tahun 1960

63
4. Nilai Tukar Faktor Ganda (Double
Factorial TOT) = D

D = (PX/PM)(ZX/ZM)100
ZM = indeks produktivitas impor.
Misalkan ZM suatu negara mengalami
kenaikan dari 100 menjadi 105 antara
tahun 1960 hingga 1995
D = (95/110)(130/105 = (0,8636)(1,2381)
(100) = 106,92

64
• Kondisi penawaran dan permintaan 
kurva tawar menawar
 volume perdagangan
 TOT
• Pertumbuhan ekonomi  TOT
• Transfer --------------------- TOT

65
Gross Barter TOT (G)
• G = Qm/Qx
• Qm = indeks volume impor
• Qx = indeks volume ekspor
• Bila neraca perdagangan suatu negara
seimbang maka PxQx = PmQm 
• Px/Pm = Qx/Qm

66
Factorial TOT
• Single factorial TOT:
S = N.Zx = PxZx/Pm

• Double factorian TOT:


D = N.Zx/Zm = PxZx/Pm/Zm

Zx = indeks produktivitas barang ekspor


Zm = indeks produktivitas baran impor
67
68
TEORI HECKSCHER-OHLIN
• TEOREMA HECKSCHER-OHLIN
(TEOREMA H-O),
disebut juga dengan
• TEORI KEPEMILIKAN FAKTOR
(FACTOR ENDOWMENT THEORY,
atau
• TEORI PROPORSI FAKTOR, (FACTOR-
PROPORTIONS THEORY)
69
Teori Heckscher-Ohlin
• Sumber utama perdagangan internasional adalah
adanya perbedaan karunia sumber-sumber daya
antarnegara
• Teori ini sangat menekankan saling keterkaitan antara
perbedaan penggunaan faktor-faktor produksi
antarnegara dan perbedaan proporsi penggunanaannya
dalam memproduksi berbagai macam barang. Maka
teorinya sering disebut teori proporsi faktor atau factor-
proportion theory)
• Teori H-O memiliki cakupan yang lebih luas
dibandingkan model perdagangan sebelumnya termasuk
mengenai dampak-dampak perdagangan internasional
terhadap harga dan tingkat pendapatan dari masing-
masing faktor produksi

70
YANG AKAN KITA BAHAS:

• Asumsi-asumsi Teori Heckscher-Ohlin


• Konsep intensitas faktor (factor intensity)
• Konsep kelimpahan faktor (factor
abundance)
• Bentuk kurva batas kemungkinan produksi
(production possibility frontier,
PPF/production possibility curve, PPC)

71
Asumsi-asumsi
1. Dunia terdiri dua negara, dua komoditas dan dua
faktor produksi
2. Keduanya memiliki dan menggunakan tingkat
teknologi produksi yang sama
3. Salah satu dari kedua komoditas menggunakan
teknologi padat modal sedangkan yang lain
bersifat padat karya dan hal ini berlaku di kedua
negara
4. Adanya skala hasil yang konstan (constant return to
scale)
5. Spesialisasi produksi yang terjadi di masing-masing
negara setelah perdagangan internasional
berlangsung tidak akan lengkap atau tuntas
(incomplete specialization)

72
Asumsi……..lanjutan
6. Kedua negara mempunyai selera yang sama
7. Persaingan sempurna baik di pasar komoditas
maupun di pasar faktor produksi
8. Adanya mobilitas faktor produksi dalam negeri
tetapi tidak antarnegara
9. Tidak ada biaya transportasi, tarif dan
hambatan lainnya yang mengganggu
berlangsungnya perdagangan internasional
secara bebas
10. Perekonomian dalam kondisi full employment
11. Hubungan dagang yang berlangsung benar-
benar seimbang
73
INTENSITAS FAKTOR DALAM MEMPRODUKSI
KOMODITAS X DAN Y DI NEGARA 1

K K

Y
m
la
da
=1
L
K/

2Y B
4 l amX
da
L = 1/4
1Y N K/
2 A 2
L M 2x
1
1X
0 0 L
2 4 4 8

Komoditas Y Komoditas X

74
INTENSITAS FAKTOR DALAM MEMPRODUKSI
KOMODITAS Y DAN X DI NEGARA 2

X
dalam
K K
2Y
/4
8 B’ K/L=1

X
m
la
da
=1
L
K/
1Y
4 A’ 2x N’
4

M’
2
1X

0 L 0 L
1 2 2 4

Komoditas Y Komoditas X

75
Intensitas Faktor (factor intensity) untuk Komoditas
X dan Komoditas Y di Negara 1 dan Negara 2
K K
B’
8 2Y

Y
Y

dlm
6

m
6

X
la

m
da

dl
K/L=
=1

=1
L

L
K/

2Y

K/
B A’ 1Y N’
4 4
2X

A X N 2 M’
2 1Y dlm 1X
K/L =1/4
2X
1 M
1X
0 L
2 4 6 8 0 1 2 4 6
L
Negara 1 Negara 2

76
Kelimpahan faktor (factor
abundance)
• Negara 2 dikatakan sebagai negara yang berkelimpahan
modal apa bila rasio total/jumlah modal terhadap total/
jumlah tenaga kerja (TK/TL, TK = total modal, TL = total
tenaga kerja) yang ada di Negara 2 lebih besar ketimbang
yang terdapat di Negara 1 yaitu (TK/TL Negara
2)>(TK/TL Negara 1)
Atau
• Negara 2 dikatakan berkelimpahan modal apa bila rasio
harga modal terhadap harga tenaga kerja (PK/PL) di
Negara 2 lebih rendah ketimbang yang terdapat di Negara
1 (PK/PL di Negara 2)<(PK/PL di Negara 1)
• PK/PL = r/w, r = interest rate, suku bunga,w = wage rate,
tingkat upah
77
CONTOH
• Negara-negara yang relatif berkelimpahan
modal:
– AS, Jerman, Perancis, Inggris, Italia, Kanada
• Negara-negara yang berkelimpahan
tenaga kerja:
– India, Mesir, Korea Selatan, Meksiko,
Indonesia

78
Bentuk PPC
Y

Negara 2

Negara 1

0 B X
N

79
INTISARI TEORI
HECKSCHER-OHLIN
1. Teorema Heckscher-Ohlin yang
mengupas dan memprediksikan pola
perdagangan  Teorema H-O

2. Teorema penyamaan harga faktor


(factor- price equalization theorem) 
Teorema H-O-S

80
TEOREMA HECKSCHER-OHLIN (TEOREMA H-O)
Sebuah negara akan mengekspor komoditas yang
produksinya lebih banyak menyerap faktor
produksi yang relatif melimpah dan murah di
negara itu, dan dalam waktu bersamaan ia akan
mengimpor komoditas yang produksinya
memerlukan sumber daya yang relatif langka dan
mahal di negara itu
dpl
Sebuah negara yang relatif kaya atau berkelimpahan
tenaga kerja akan mengekspor komoditas yang
relatif padat tenaga kerja dan mengimpor
komoditas padat yang relatif padat modal
81
KERANGKA KESEIMBANGAN UMUM DALAM TEORI
HECKSCHER-OHLIN
HARGA KOMODITAS

TEKNOLOGI HARGA-HARGA FAKTOR PRODUKSI

PENAWARAN PERMINTAAN TURUNAN/DERIFATIF


FAKTOR-FAKTOR UNTUK FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
PRODUKSI

PERMINTAAN KOMODITAS FINAL

SELERA DISTRIBUSI KEPEMILIKAN


FAKTOR-FAKTOR

82
Model dasar H-O
Y

PA’

A’
II
A
I
PA
Negara 2 Negara 1

0 X

SEBELUM PERDAGANGAN

83
SETELAH PERDAGANGAN
Y

120 B’

A’ E=E’
70 C’
II
Negara 1
I
A
Negara 2

B
20
C PB

0 X
40 90 140

84
PERBEDAAN SELERA YANG CUKUP BESAR DIANTARA KEDUA
NEGARA DAPAT MENETRALISASIKAN PENGARUH-PENGARUH
YANG DITIMBULKAN OLEH PERBEDAAN KELIMPAHAN
FAKTORNYA SEHINGGA MENJURUS PADA PENYAMAAN HARGA
KOMODITAS DI KEDUA NEGARA KETIKA PERDAGANGAN BELUM
Y BERLANGSUNG
2

A’
I’

PA = PA’
1
I

0 X
2 1

85
RANGKUMAN
Negara 1
• Kelimpahan tenaga kerja  w/r lebih rendah dari pada w/r di Negara
2  sumber keunggulan komparatif
• Komoditas X bersifat padat karya  rasio tenaga kerja/modal atau
L/K yang digunakan untuk memproduksi komoditas X lebih besar dari
pada L/K untuk memproduksi Y
• PPC melengkung kearah sumbu X
• Produsen terdorong menggunakan lebih banyak teknik padat karya
dalam memproduksi kedua komoditas dibandingkan produsen
Negara 2
• Produsen akan mensubstitusikan L untuk K (L/K meningkat) dalam
memproduksi kedua komoditas bila w/r turun
• Komoditas X akan menjadi satu-satunya komoditas yang padat karya
bila L/K dalam proses produksi komoditas X tetap lebih tiggi
ketimbang yang ada dalam proses proses produksi Y di kedua
negara atas dasar semua tingkatan harga relatif faktor produksi
86
RANGKUMAN
Negara 2
• Kelimpahan modal  r/w lebih rendah dari pada r/w di Negara 1 
sumber keunggulan komparatif
• Komoditas Y bersifat padat modal  rasio modal/tenaga kerja atau
K/L yang digunakan untuk memproduksi komoditas Y lebih besar dari
pada K/L untuk memproduksi X
• PPC melengkung kearah sumbu Y
• Produsen terdorong menggunakan lebih banyak teknik padat modal
dalam memproduksi kedua komoditas dibandingkan produsen
Negara 1
• Produsen akan mensubstitusikan K untuk L (K/L meningkat) dalam
memproduksi kedua komoditas bila r/w turun
• Komoditas Y akan menjadi satu-satunya komoditas yang padat modal
bila K/L dalam proses produksi komoditas Y tetap lebih tiggi
ketimbang yang ada dalam proses proses produksi X di kedua
negara atas dasar semua tingkatan harga relatif faktor produksi
87
Teorema Penyamaan Harga Faktor (Teorema
Heckscher-Ohlin-Samuelson, Teorema H-O-S)
• Penyamaan harga faktor (price factor equilization
theorem) merupakan kelanjutan teorema H-O
• Perdagangan internasional cenderung mendorong
terjadinya proses penyamaan harga-harga relatif di
negara-negara yang terlibat dalam perdagangan
internasional
• Selanjutnya harga-harga relatif tersebut akan
menimbulkan dampak yang kuat terhadap pendapatan
relatif para tenaga kerja maupun pemilik modal

88
Sebelum perdagangan
• Kalangan tenaga kerja di Negara 1 memperoleh
pendapatan tidak sebanyak upah yang dinikmati tenaga
kerja di Negara 2
• Pemilik modal di Negara 1 akan memperoleh
pendapatan lebih banyak daripada rekan-rekan mereka
di Negara 2
• Tanpa perdagangan tenaga kerja yang jumlahnya
melimpah di Negara 1 akan menghadapi harga relatif
komoditas X yang lebih rendah dibandingkan dengan
para pemilik modal yang merupakan faktor produksi
melimpah di Negara 2 karena harga relatif tenaga kerja
atau tingkat upah yang ada di Negara 1 juga lebih
rendah
• Perbedaan relatif dalam komoditas ini akan
menyebabkan perbedaan yang lebih besar lagi dalam
harga-harga relatif faktor

89
Setelah perdagangan
• Harga-harga relatif komoditas X dan Y cenderung
menjadi sama
• Penyamaan ini selanjutnya akan menyebabkan proses
penyamaan harga relatif modal dan tenaga kerja
• Kekuatan perdagangan yang berikutnya bergerak
menuju ke arah penyamaan harga-harga (equalization of
factor prices)
• Kecenderungan tersebut akan terjadi secara terus
menerus. Perdagangan internasional senantiasa
menyebabkan terjadinya penyamaan harga-harga faktor
• Meskipun Negara 1 memiliki rasio L terhadap modal
yang lebih tinggi daripada Negara 2, namum andaikata
keduanya melakukan perdagangan maka tingkat upah
dan suku bunga modal di kedua negara tersebut lambat
laun akan menjadi sama besarnya
90
Apa bila Negara 1 dan Negara 2 menghadapi harga relatif
X dan Y yang sama pada hakekatnya mereka juga
menghadapi harga-harga faktor yang sama besarnya
• Bila mereka melakukan perdagangan satu sama
lain maka apa yang terjadi bukan sekedar
pertukaran komoditas
• Sesungguhnya secara tak langsung kedua
negara tersebut saling mempertukarkan atau
memperdagangkan faktor-faktor produksi
• Perdagangan memberi peluang Negara 2 untuk
menggunakan L yang melimpah di Negara 1,
bukan dengan mengekspor L ke Negara 2
melainkan dengan memperdagangkan
komoditas yang diproduksi dengan nisbah L
terhadap tanah yang sangat tinggi
91
lanjutan
• Barang-barang yang dijual Negara 1
membutuhkan L lebih banyak dibandingkan
dengan barang yang diimpornya
• Dengan demikian Negara 1 secara tidak
langsung mengekspor tenaga kerja
• Begitu sebaliknya Negara 2, secara tidak
langsung mengekspor modalnya
• Dapat disimpulkan hubungan perdagangan
internasional dikatakan memiliki kekuatan untuk
senantiasa mendorong penyamaan harga
faktor-faktor produksi diantara negara-negara
yang terlibat

92
• Tanpa perdagangan harga relatif komoditas X di
Negara 1 lebih rendah dibandingkan dengan di
Negara 2, karena harga L atau tingkat upah (w)
di Negara 1 lebih rendah
• Begitu spesialisasi Negara 1 akan mengurangi
produksi Y, yang padat modal. Permintaan L
naik w naik
• Pada waktu bersamaan permintaan K turun,
maka r turun
• Hal sebaliknya terjadi di Negara 2, w turun dan r
naik

93
Proses penyamaan harga relatif faktor-faktor
produksi melalui perdagangan
Px/Py

PA’ A’
B
PB=PB’

A
PA

(w/r)
0 (w/r)1 (w/r)* (w/r)2

94
DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL
TERHADAP DISTRIBUSI DISTRIBUSI
PENDAPATAN
• Apakah tingkat upah riil dan suku bunga riil
cenderung mengalami peningkatan dengan
adanya perdagangan internasional?

• Bagaimana dampak perdagangan internasional


terhadap tingkat hasil atau suku bunga modal?

• Apakah perdagangan internasional cenderung


memperbesar suku bunga modal atau justru
menurunkannya?
95
Dampak perdagangan terhadap pendapatan
• Harga faktor produksi yang relatif melimpah dan murah di suatu
negara (Negara 1) cenderung meningkat, harga faktor produksi
yang relatif langka dan mahal cenderung menurun
• Pendapatan riil tenaga kerja di negara yang kelimpahan tenaga
kerja cenderung meningkat (tingkat upah meningkat).
Pendapatan riil pemilik modal di negara ini (Negara 1)
cenderung menurun
• Hal sebaliknya terjadi di Negara 2
• Catatan: Asumsi mobilisasi internal dijamin
• Di AS: Keuntungan akibat perdagangan internasional berupa
kenaikan pendapatan pemilik modal lebih tinggi dari pada
kerugian akibat perdagangan berupa penurunan upah

96
Relevansi Empiris

• Apakah dalam kenyataannya


perdagangan internasional dapat
menyamakan tingkat hasil faktor produksi
homogen di negara-negara yang terlibat
perdagangan?
• Mengapa?

97
Paradoks Leontief
• Pengujian empiris Teorema H-O dilakukan oleh
Leontief di AS tahun 1947

• AS cenderung mengekspor produk yang padat


tenaga kerja dan mengimpor produk yang padat
modal. Menurut H-O karena AS adalah negara
yang melimpah modalnya sedangkan tenaga kerja
merupakan faktor produksi yang relatif langka dan
mahal maka tentunya ia akan mengekspor
komoditas yang padat modal dan mengimpor
produk yang padat karya  Paradoks Leontief

98
Penjelasan terhadap Paradoks Leontief
1. Tahun 1947 bukan mewakili profil
perdagangan AS karena dampak PD II
masih dirasakan
2. Hanya memakai dua faktor produksi saja,
jadi tidak lengkap
3. Proteksi tarif
4. Konsep modal manusia terabaikan

99
100
DEFINISI
• Luas:
– Adalah tindakan/kebijaksanaan ekonomi pemerintah
yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk
perdagangan dan pembayaran internasional
• Sempit:
– Adalah tindakan/kebijaksanaan ekonomi pemerintah
yang secara langsung mempengaruhi perdagangan
dan pembayaran internasional

101
Instrumen Kebijakan Ekonomi
Internasional
• Kebijakan perdagangan internasional
• Kebijakan pembayaran internasional
• Kebijakan bantuan luar negeri

102
Tujuan Kebijakan Ekonomi
Internasioanl
• Autarki
• Kesejahteraan
• Proteksi
• Keseimbangan neraca pembayaran
• Pembangunan ekonomi

103
MACAM-MACAM RESTRIKSI DALAM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL

• Bea masuk/tariff custom duties


• Kuota (impor)

104
Bea/Tarif
• Macam-macam bea/tarif:
1. Bea ekspor (export duties)
2. Bea masuk (import tariff)

105
BEA MASUK (TARIF, TARIFF)
• Bea masuk adalah pajak yang dikenakan pada setiap komoditas yang
diimpor dari negara lain

• Ditinjau dari mekanisme perhitungannya ada beberapa jenis bea


masuk:
– Spesifik (specific tariffs)
– Ad valorem (ad valorem tariffs)
– Gabungan (compound tariffs)

• Bea masuk dengan tarif spesifik adalah pajak/bea yang dikenakan


terhadap setiap unit barang yang diimpor yang besarnya tertentu (a
fixed charge). Misalnya $3 per barel BBM
• Bea masuk dengan tarif ad valorem adalah pajak yang dikenakan
terhadap barang impor yang besarnya berupa presentasi dari
nilai/harga barang yang diimpor misalnya 25% dari setiap truk yang
diimpor

• Spesific ad valorem atau compound duties: kombinasi tarif spesifik dan


ad valorem
106
DAMPAK PEMBERLAKUAN BEA MASUK

• Produksi
• Perdagangan
• Konsumsi
• Kesejahteraan

107
Analisis
• Partial equilibrium analysis
– Kurva permintaan
– Kurva penawaran
• General equilibrium analysis
– PPC
– Indifferent curve atau
– Offer curve

108
Lanjutan…
• Dampak kedua tarif, spesifik maupun ad
valorem adalah menaikkan harga barang
yang diimpor
• Bea masuk adalah bentuk kebijakan
perdagangan internasional yang paling
tua dan menjadi sumber penerimaan
negara
• Berapa penerimaan bea masuk dalam
APBN Indonesia 2009

109
Analisis Keseimbangan Parsial terhadap
Bea Masuk
PX($)

SX
5

3 E

2 G J H SF + T
T
1 A C M N B SF
DX
X
0 10 20 30 40 50 60 70 80

110
Dampak Permberlakuan Bea Masuk
Terhadap Surplus Konsumen
PX($)

5
R
4

3 E

2 G Q H

1 A K N B
DX
L Z W X
0 10 20 30 40 50 60 70 80

111
Dampak Pemberlakuan Tarif Terhadap
Surplus Produsen
PX($)

SX
5

3 E

2 G J

1 A C

v U
X
0 10 20 30 40 50 60 70 80

112
Biaya dan Manfaat Bea Masuk

PX($)

SX
5
R
4

3 E

2 G J H
a=$15 c=$30
=$5 d=$10
1 A C b M N B
DX
X
0 10 20 30 40 50 60 70 80

113
Teori Struktur Tarif
• Tingkat Proteksi Efektif (effective rate of
protection)
– Tarif nominal (nominal tariff)
– Tingkat proteksi efektif (effective rate
protection )
– Nilai tambah domestik (domestic value
added)

114
Contoh
Mantel dari wool
Harga impor bahan baku (wool) $ 80
Harga mantel dari wool (barang jadi) pasar dunia $ 100
Jika impor barang jadi tidak dikenakan bea masuk
Jika impor barang jadi dikenakan bea masuk 10%  tarif
nominal 10% x $ 100 = $ 10
Produsen mantel dalam negeri dapat menjual dengan $110
atau $ 100 agar volume penjualan meningkat
Jika dijual dengan harga $ 100 maka value added dalam
negeri $ 20 ($ 100 - $ 80)
Tarif efektif = $ 10/$ 20 = 50%

115
Tarif efektif = g
g = (t – aiti)/(1-ai)
g = tingkat proteksi efektif bagi para produsen
komoditas final (barang jadi)
t = tingkat tarif nominal yang dibebankan
kepada konsumen barang jadi, 10% = 0,1
ai = rasio harga bahan baku terhadap harga
barang jadi dalam perdagangan bebas,
80/100 = 0,8
ti = tarif nominal terhadap bahan baku yang
diimpor, = 0
116
Kesimpulan
1. Jika ai = 0, maka g = t
2. Pada nilai berapapun untuk ai = ti semakin besar
tingkat tarif nominal (t), akan semakin besar
tingkat proteksi efektifnya (t)
3. Pada nilai berapapun untuk t = ti, semakin besar
ai, semakin besar g
4. Nilai g akan lebih besar (sama dengan atau lebih
kecil) dari t, jika nilai ti lebih kecil (sama dengan
atau lebih besar) dari t
5. Apabila aiti lebih besar dari t, maka tingkat
proteksi efektifnya menjadi negatif
117
Efek Tarif
• Price effect
• Consumption effect
• Protective/import substitution effect
• Redistribution effect

118
Efek Tarif Terhadap Impor:
constant cost industry
Sd
St

Sd+I

P0

P2 k
Harga

P1

Dd

0 Q4
Q3 Q0 Q2 Q1
Kuantitas kereta
119
Dampak Tarif: Increasing Cost
Industry

x2

120
Alasan Pembebanan Tarif
• Memperbaiki nilai tukar perdagangan (TOT)
• Melindungi infant industry
• Diversifikasi
• Kesempatan kerja
• Anti dumping
• Tingkat upah rendah
• Pasar domestik

121
Efek Tarif Terhadap TOT
B I’ I T
T’

b’ E
II

b2

b1
0
a1 a’ a A

122
Kuota
• Kuota adalah pembatasan jumlah fisik
terhadap barang yang masuk (kuota
inpor) dan keluar (kuota impor)
• Jenis kuota impor:
– Absolute atau unilateral quota
– Negotiated atau bilateral quota
– Tariff quota
– Mixing quota

123
Efek Kuota Impor
P Si

P’’ L

P’
K

Da

0
Q’ Q
Q

124
Kuota Ekspor
• Tujuan:
• Untuk mencegah barang-barang yang
penting jatuh/berada di tangan musuh
• Untuk menjamin tersedianya barang
di dalam negeri dalam proporsi yang
cukup
• Untuk mengadakan pengawasan
produksi serta pengendalian harga
guna mencapai stabilitas harga

125
Penurunan Kurva Permintaan Impor 0leh
DN
Harga, P S Harga, P

PA

p2

p1
D
MD

0
S 1
S 2 D2 D1 D2-S2 D1-S1 Jumlah, Q
Jumlah, Q

126
Penurunan Kurva Penawaran Ekspor oleh LN

Harga,P Harga, P

S*
XS
P2

P1

PA *

D*
0 0
D*2 D*1 S* S*
12
Jumlah, Q S*1-D*1 S*2-D*2 Jumlah, Q

127
Keseimbangan Pasar Internasional
P

XS

PW

DM

0
QW Q

128
Teori Subsidi Ekspor
• Subsidi ekspor adalah pembayaran yang
diberikan kepada perusahaan atau individu yang
mengekspor sebuah barang
• Seperti halnya tarif bea masuk, subsidi ekspor
dapat berupa:
– Tarif spesifik yaitu sejumlah tetap per unit atau
– Tarif ad valorem yaitu presentasi dari nilai ekspor
• Bila pemerintah menawarkan subsidi ekspor
eksportir akan mengekspor barang sampai
suatu titik dimana harga dalam negeri melebihi
harga luar negeri sebesar subsidi
• Dampak dari subsidi ekspor terhadap harga
persis berlawanan dengan dampak tarif bea
masuk
129
Dampak subsidi
P
S S’

PD

b c
P0

PW f
a e d D
0
Q1 Q3 Q4 Q2 Q0 Q

130
Liberalisasi Perdagangan
Teori Liberalisasi Perdagangan
H’ h2 H h
1
Jumlah barang B (unit) h3
f1
Y
R
T F

•V

0
Jumlah barang A (unit)

131
Pengurangan Tarif Secara Bilateral

132
INTEGRASI EKONOMI
(ECONOMIC INTEGRATION)
• Bentuk-bentuk integrasi ekonomi:
– Pengaturan perdagangan preferensial
(preferential trade arrangements)
– Kawasan perdagangan bebas (free trade area)
– Persekutuan pabean (customs union)
– Pasaran bersama (common market)
– Uni/penyatuan ekonomi secara menyeluruh
(economic union)

133
Contoh-contoh
• Pengaturan Perdagangan Preferensial:
– Skema Preferensi Persemakmuran Inggris (British
Commonwealth Preference Scheme), 1932
• Kawasan Perdagangan Bebas (free trade area):
– EFTA (European Trade Association), 1960
– NAFTA (North America Free Trade Agreement), 1993
– AFTA
• Persekutuan Pabean (customs union):
– Uni Eropa (EU, European Union) atau Pasaran Bersama Eropa
(European Common Market) 1957, embrio Uni Eropa
• Pasaran Bersama:
– Uni Eropa 1992
• Uni ekonomi:
– Benelux
– Uni Eropa
• Zona ekonomi bebas (free economic zone): Batam 134
Persekutuan Pabean (Customs Union)
Dampak dari customs union terhadap produksi:
– Kreasi Perdagangan (trade creation):
• Apabila sebagian produksi domestik suatu negara yang
menjadi anggota perserikatan pabean atau dari negara
luar yang bukan anggota digantikan oleh impor yang
harganya lebih murah (produksinya lebih efisien) dari
negara anggota lainnya
– Diversi perdagangan (trade diversion):
• Apabila impor yang murah (artinya produksinya lebih
efisien) dari negara luar yang bukan merupakan anggota
perserikatan pabean tergusur oleh impor yang harganya
lebih mahal dari negara anggota

135
Dampak Kreasi Perdagangan dari
Pembentukan Perserikatan Pabean
PX($)

SX
5

3 E

2 G J H S1 + T

1 A C M N B S1
DX
V U Z W
X
0 10 20 30 40 50 60 70 80

136
Dampak Diversi Perdagangan Akibat
Pembentukan Perserikatan Pabean
PX($)

SX
5

3 E

2 G J H
B’
S1 + T
1,5 G’ C’ J’ H’ S3
1 M N S1
DX
X
0 10 20 30 40 50 60 70 80

137
Pendekatan Keseimbangan Umum
trade creation
B’1
dan trade diversion
Y

B’2
B’3 P1

T
C W1

P0 W0
W’0
0 T C’ X
B3 B2 B1

138
• Salvatore, Bab 12, Nopirin, Bab VIII
139
pendahuluan
• Sumber daya/faktor produksi: modal, tenaga kerja,
teknologi senantiasa bergerak melewati tapal batas
negara
• Perdagangan internasional dapat dikatakan substitusi
pergerakan sumber daya
• Seperti halnya perdagangan internasional yang akhirnya
akan menyamakan harga relatif barang-barang yang
diperdagangkan dalam jangka panjang, pergerakan
sumber daya (factor movements) akan menyamakan
harga faktor tersebut secara internasional
• Pergerakan modal (utang-piutang internasional) dan
migrasi tenaga kerja dapat dianalogikan dengan
pertukaran barang seperti sudah dipelajari sebelumnya,
namun dampaknya berbeda terhadap perekonomian
• Apa biaya dan manfaat ekonomis pergerakan faktor
tersebut?

140
Migrasi Tenaga Kerja
• Sebab-sebab terjadinya migrasi TK
internasional:
– Alasan ekonomi
– Alasan non-ekonomi: mencari kebebasan
politik dan kemerdekaan beragama
• Keuntungan ekonomis migrasi
internasional
– Tingkat pendapatan yang lebih tinggi

141
Efek Perpindahan Tenaga Kerja
(Salvatore, Gambar 12-3 hal. 496)

MP NilaiTenaga Kerja Negara 2


Nilai MP Tenaga Kerja Negara 1

F MVPL2 J
M
H

E T
N

G
C
MVPL1

0 0’
B A
Jumlah TK yang dimiliki Negara 1 dan Negara 2

142
Kesimpulan
1. Perpindahan TK akan mengarah pada
penyamaan tingkat upah riil di semua
negara. Upah riil akan naik di Negara 1
dan mengalami penurunan di Negara 2
sehingga pada akhirnya keduanya sama
2. Perpindahan TK antar negara tersebut
akan meningkatkan output dunia secara
keseluruhan

143
Lanjutan…
3. Ada pihak-pihak tertentu yang dirugikan oleh
perpindahan tenaga kerja internasional yakni
para pekerja yang sejak semula mencari nafkah
di Negara 2 yang mengalami penurunan upah.
Oleh karena itu seperti pada kasus keuntungan
perdagangan internasional, mobilitas TK antar
negara walau secara prinsip memperbaiki
keadaan semua orang (secara keseluruhan),
pada prakteknya dapat merugikan sebagian
pihak tertentu, sehingga wajar-wajar saja
seandainya tidak semua pihak bersedia
mendukung berlangsungnya perpindahan TK
antar negara
144
Lanjutan…
4. Di Negara 1 setelah terjadi migrasi output yang
berasal dari TK meningkat sedangkan yang
dari faktor produksi lainnya (modal dan tanah)
menurun
5. Untuk Negara 2 output yang berasal dari TK
maupun yang dari faktor produksi lainnya
meningkat
6. Migrasi tenaga terdidik/terlatih akan
membuahkan manfaat besar bagi Negara 2
pada waktu yang bersamaan merugikan
Negara 1. Biaya yang telah dikeluarkan
Negara 1 bagi TK ini hilang begitu saja. Inilah
yang disebut brain drain
145
Arus Modal Internasional

• Investasi/penanaman modal asing


mencakup dua jenis
– Investasi portofolio (portfolio investment)
– Investasi asing langsung (foreign direct
investment):
• Aset nyata:
– Pembangunan pabrik
– Pengadaan berbagai barang modal
– Pembelian tanah untuk keperluan produksi
– Pembelian berbagai peralatan inventaris
– Dsb.
• Penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen
146
Alasan Investasi Portofolio
Internasional
1. Memaksimalkan keuntungan
2. Mendiversifikasikan/meminimalkan
resiko

147
Alasan Pananaman Modal
Langsung Asing
1. Mengeksploitasi keterampilan yang bersifat unik
atau kecakapan manjerial yang terdapat di
negara-negara tertentu yang akan dimanfaatkan
untuk memperoleh keuntungan di luar negeri
(horizontal integration)
2. Memperoleh kontrol atas jalur pasokan bahan-
bahan mentah atau komoditas primer (vertical
integration)
3. Menghindari hambatan tarif dan hambatan non
tarif

148
lanjutan
4. Menembus pasar yang oligopolistik yang
terdapat di sejumlah negara tertentu
5. Bagi MNC, meredam kemungkinan
peningkatan kompetisi di masa yang
akan datang calon pesaingnya
6. MNC memanfaatkan kemudahan dan
sumber pendanaan atau pembiayaan
yang ada
149
Perpindahan Modal Antar Dua Negara
(Salvatore, Gambar 12-2 hal 480)
F J
MVPK2
MVPK Negara1

MVPK1
M
H

MVPK Negara2
E R T
N

C G

0 0’
B A
Stok Modal Negara 1 dan Negara 2

150
Kesimpulan
1. Transfer modal internasional akan meningkatkan
output dunia secara keseluruhan sebanyak EGM
2. Sebagian diantaranya yakni sebanyak EGR akan
diterima Negara 1 dan sisanya yaitu sebesar
ERM diterima oleh Negara 2
3. Dari kenaikan produk domestik di Negara 2
sebanak ABEM, sebagian diantarnya sebanyak
ABER akan diterima oleh investor asing,
sehingga ERM merupakan keuntungan neto yang
diterima oleh Negara 2 berkat adanya transfer
modal

151
(Salvatore, Bab 12.5 hal.483-493,
Nopirin, Bab IX hal.113-124)

152
MNCs atau TNCs
• MNCs disebut juga TNCs (transnational
corporations, perusahaan-perusahaan
transnasional)
• Badan usaha yang memiliki, mengendalikan dan
atau mengelola fasilitas-fasilitas produksi yang
tersebar di sejumlah negara
• MNCs menguasai 20% output dunia
• Nilai transaksi intra perusahaan (perdagangan
yang berlangsung antara perusahaan induk
dengan cabang-cabang atau anak
perusahaannya yang tersebar di berbagai
negara) mencapai 25% dari seluruh nilai
perdagangan manufaktur dunia
• Contoh: General Motor, Exxon
153
Lanjutan…

• Kekuatan ekonomi dari sejumlah MNCs


melampaui tidak hanya negara berkembang
bahkan negara maju sekalipun
• Kekuatan utama MNCs:
– Keahlian manajerial
– Teknologi
– Suku cadang
– Organisasi pemasaran
– Modal

154
Investasi Asing Langsung
(Foreign Direct Investment, FDI )
• FDI adalah suatu arus modal internasional di mana perusahaan
dari suatu negara mendirikan atau memperluas operasi atau
jaringan bisnisnya di negara-negara lain.
• Karekteristiknya:
1. Pemindahan sumber daya
2. Satu kesatuan dengan induknya
3. Perpanjangan tangan induk.
4. Pengendalian oleh pemilik modal
• Model pendiriannya:
– Mendirikan perusahaan baru
– Ekspansi
– Membeli perusahaan di luar negeri
• Kepemilikan:
– Kurang dari 100% modal milik perusahaan induk
– Patungan (joint ventures)

155
Sebab-sebab Kehadiran MNCs
• Besarnya keunggulan kompetitif (competitive
advantages) yang terkandung dalam jaringan
produksi dan distribusi global
1. Akibat terciptanya integrasi vertikal dan integrasi horisontal
2. Peningkatan economies of scale dalam produksi,
pembiayaan, R& D, dan penghimpunan informasi pasar
3. MNCs akan selalu berinvestasi langsung di luar negeri
sepanjang laba dari setiap unit investasi dalam sektor industri
tertentu di luar negeri lebih tinggi dibandingkan dengan
perkiraan tingkat hasil (rate of return) nya di dalam negeri
4. Mempunyai posisi yang jauh lebih baik dalam mengontrol
atau mengubah kondisi-kondisi lingkungan mereka
sedemikian rupa sehingga menguntungkan pihak mereka
sendiri
5. Transfer pricing

156
Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh MNCs
bagi Negara-negara asalnya
• Hilangnya sejumlah lapangan kerja domestik karena
MNCs mengalihkan sebagian modal dan aktivitas
bisnisnya ke luar negeri
• Ekspor teknologi canggih yang hendak dipadukan
dengan faktor-faktor produksi murah di negara lain demi
mencapai produksi yang lebih efisien
• Kecenderungan praktek transfer pricing dan praktek
ilegal lainnya yang mengarahkan operasi MNCs ke
negara-negara yang pajaknya rendah
• MNCs dapat mempengaruhi kebijakan moneter domestik
dan mempersulit usaha pemerintah di negara asalnya
dalam mengendalikan perekonomian secara
keseluruhan

157
Manfaat MNCs bagi negara
asalnya
• Kenaikan pendapatan ataupun resiko
yang lebih kecil dari pemilik faktor
produksi: dividen bagi pemilik, gaji bagi
pimpinan, upah bagi karyawan
• Produk dengan harga yang lebih murah
yang dihasilkan di negara lain yang biaya
produksinya lebih murah

158
Berbagai Masalah ditimbulkan oleh MNCs
terhadap negara tuan rumah
1. MNCs cenderung mendominasi perekonomian tuan rumah
secara keseluruhan
2. Keengganan dari anak perusahaan atau cabang MNCs
mengekspor produknya ke suatu negara hanya karena
negara tersebut bukan merupakan mitra dagang atau
sahabat negara asalnya
3. MNCs dapat dengan mudah mengacaukan kebijakan
moneter domestik di negara tuan rumah
4. Budaya konsumsi yang dibawa oleh MNCs merugikan
budaya konsumsi lokal dan mematikan unit-unit usaha
tradisional
5. Negara tuan rumah menjadi sapi perahan MNCs

159
Manfaat bagi negara tuan rumah
• Pembentukan modal/investasi
• Kenaikan pendapatan
• Kesempatan kerja
• Transfer teknologi
• Manfaat terhadap neraca pembayaran
• Mempertinggi skill tenaga kerja

160
Pengaturan MNCs

• Waktu masuk, screening: ditolak atau diterima


• Penentuan sektor-sektor ekonomi mana MNCs
boleh masuk
• Negara tuan rumah mengatur kegiatan MNCs:
pembatasan bahan yang diimpor, harga produk,
pengaturan kredit, perlunya AMDAL
• Pengaturan mengenai repatriasi keuntungan
• Kemungkinan nasionalisasi

161
Efek global MNCs
• MNCs dapat memberi efek positif/negatif terhadap
perekonomian dunia dan dengan demikian terhadap
kesejahteraan rakyat

• MNCs akan mempengaruhi alokasi investasi antar


negara:
1. Bila naiknya investasi di negara penerima tidak
berakibat turunnya investasi negara asal keberadaan
MNCs menaikkan investasi internasional
2. Investasi luar negeri bagi negara penerima merupakan
suplemen investasi bagi negara penerima
3. Investasi oleh MNCs mungkin dapat
menggeser/mengganti investasi negara penerima

162
Efek global MNCs (lanjutan)

• MNCs dapat menimbulkan efisiensi alokasi


produksi:
– Alokasi produksi
– Alokasi operasi

• Dampak negatif MNCs


– Dapat menimbulkan monopoli
– Keunggulan MNCs dalam input, sumber keuangan dan
produksi melemahkan persaingan
– MNCs dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah
– MNCs dapat menghasilkan biaya eksternal bila negara
penerima tidak secara ketat menegakkan aturan untuk
mencegahnya

163
• Salvatore, 1997, Bab 7, hal. 231-267,
Nopirin, 2007, Bab X, hal. 125-136
164
Pendahuluan
• Analisis sebelumnya masih bersifat statis,
analisis yang mengasumsikan ketersediaan atau
kepemilikan faktor-faktor produksi, teknologi,
dan selera konsumen tidak berubah
• Kepemilikan faktor produksi oleh negara dari
waktu ke waktu pada hakekatnya senantiasa
berubah, begitu pula dengan teknologi dan
selera konsumen baik secara individual maupun
secara agregat
Bab ini akan menganalisis secara statik
komparatif ( comparative statics analysis) dan
analisis dinamis (dynamic analysis)
165
Asumsi-asumsi
• Faktor produksi diasumsikan dua yaitu tenaga
kerja (labor, L) dan modal (capital, K), masing-
masing homogen (identik)
• Negara yang mengalami pertumbuhan
diasumsikan hanya menghasilkan dua komoditi
saja yaitu komoditas X yang bersifat padat karya
dan komoditas Y yang bersifat padat modal
• Semuanya memiliki skala hasil yang konstan
(constant return to scale)
• Antara L dan K diasumsikan dapat saling
disubstitusikan

166
Menurunkan Kurva Batas Kemungkinan Produksi
(production possibility curve, PPC, production possibility
frontier) dari Kotak Diagram Edgeworth untuk Negara 1
dengan kelimpahan tenaga
L
kerja
OY
95X 130X
K
50X 20Y
45Y Z
B
K
60Y F
A
KA
OX
Y L LA
70 Kurva kontrak produksi
(production contract curve)
60 A
45 F
Z PPC
20 B

O
50 95 130 140 X
167
Derivasi PPC dari Kotak Diagram Edgeworth untuk
Negara 2 (berkelimpahan modal)
L 0’y Y
Y 80X 140 B’
K
65X 120
A’ F’
(A’)40
85
• PPC
40Y

40X

F’ A’
(F’)85 85Y • 40

120Y
(B’)120 Kurva kontrak
B’
• produksi

140
0’x 0 X
L
40 65 80 85
0 40 65 80 85
X B’ F’ A’
168
Pertambahan Faktor Produksi Tenaga Kerja dan Modal
dari Waktu ke Waktu
• Jika L dan K sama-sama tumbuh dalam tingkatan yang
sama, maka PPC akan bergeser keluar secara sejajar di
semua titiknya sesuai dengan pertambahan L dan K itu
(ini karena kita asumsikan constant return to scale).
Kondisi ini disebut pertumbuhan yang seimbang
(balanced growth)
• Seandainya yang bertambah faktor produksi L saja, atau
L bertambah lebih besar dari pada K, output kedua
komoditas tetap bertambah namun output komoditas X
yang padat kerya akan bertambah lebih banyak dari
pada komoditas Y yang padat modal. Jika ini yang
terjadi pergeseran keluar PPC tidak akan sejajar. Hal
sebaliknya akan terjadi jika faktor produksi K yang
bertambah atau K bertambah lebih besar dari pada
faktor produksi L

169
EFEK PERTAMBAHAN MODAL DAN TENAGA KERJA
DARI WAKTU KE WAKTU TERHADAP PRODUKSI
Y Y

Bila L dan K masing-


masing naik 2 kali Bila K saja
yang naik 2 kali
140 130

Bila L saja
70 A 80 yang naik 2 kali
60 B’ 70
40 •A
B
20
X
•B
0 X
50 130 140 260 280 0 140 150 275
Pertumbuhan seimbang Hanya L atau K saja yang
tumbuh dua kali lipat

170
Pertambahan Satu Faktor Produksi: Teori
Rybczynki
Y

80
70
60 •A
PB=1 PM=PB=1

20 •B M
10 • X
0 50 130 270

171
Pertambahan Satu Faktor Produksi (Tenaga Kerja) dari
Waktu ke Waktu: Bukti Formal Teorema Rybczynski
L
0Y OY’

K
200X
A*
50Y

5OX
A 60Y
OX L
Y
80
70
60
A
50
A*

X
0 50 275
140 200
172
Dampak Pertumbuhan Terhadap Perdagangan
Pertumbuhan produksi
• Protrade growth
• Antitrade growth
• Neutral growth

Pertumbuhan konsumsi
1.Protrade growth
2.Antitrade growth

3.Neutral growth 173


Pertumbuhan Faktor Produksi dan perdagangan: Kasus
Y Negara Kecil Y
E’’ PM=PB=1
230 NEGARA 1*
150
VII Z

160 •Z NEGARA 1

60 E
III

E E’
80 0 X
60
70 150

PB=1 PM=PB=1

20 •B M
10 • X
0 70 120 130 220 270

174
Pertumbuhan Faktor Produksi dan perdagangan: Kasus
Y Negara Besar (Negara 1) Y PM=P =1 B

NEGARA 1*
150
VII Z

NEGARA 1 PN=1/2
160 Z
70
T
IV NEGARA 2
60 E
III
100 T
80 E X
0 60 140 150
70

PB=1 N PM=PB=1
30

20 •B PN=1/2
10 • M X
0 70 240
100 120 130 270

175
176
Hambatan Perdagangan: Tarif
Salvatore, 1996, Bab 8 hal. 270-314

177
SUB POKOK BAHASAN
• Pendahuluan
• Analisis keseimbangan parsial tarif
• Teori struktur tarif
• Analisis keseimbangan umum tarif di
negara kecil
• Analisis kesimbangan umum
pemberlakuan tarif di negara besar
• Tarif optimum
178
Pendahuluan
• Kebijakan perdagangan (trade policy)/kebijakan
komersial (commercial policy)
• Definisi tarif (bea masuk dan bea keluar)
• Ditinjau dari aspek asal komoditi:
– Import tariff
– Export tariff
• Ditinjau dari mekanisme perhitungannya ada
beberapa jenis tarif:
– Tarif spesifik (specific tariffs)
– Tarif ad valorem (ad valorem tariffs)
– Tarif gabungan (compound tariffs)
• Peranan tarif di negara-negara industri
• Peranan tarif di negara-negara berkembang
179
CONTOH
Tarif spesifik
• Sebuah negara mengimpor sepeda dari negara lain dan
memberlakukan bea masuk 10 dolar per unit berapapun harga
sepeda. Jika harga sepeda itu 50, 100, atau 150 dolar,
pengimpor akan menyetor 10 dolar per unit.
Tarif ad valorem:
• Sebuah negara mengimpor sepeda dari negara lain dengan
harga 100 dolar per unit. Jika tarif ad valorem yang dipakai
misalnya 10% maka Ditjen. Bea dan Cukai akan memungut 10
dolar per unit
Tarif campuran:
• Dalam contoh diatas jika pemerintah menerapkan tarif campuran
maka selain memungut 10 dolar per unit misalnya (tarif spesifik),
masih ditambah 5% misalnya (tarif ad valorem) maka bea
masuknya menjadi 15 dolar per unit

180
181
Analisis keseimbangan parsial tarif
• Dampak pemberlakuan tarif terhadap konsumsi
(consumption effect of the tariff)
• Dampak pengenaan tarif terhadap produksi
(production effect of the tariff)
• Dampak pengenaan tarif terhadap perdagangan
(trade effect of the tariff)
• Dampak pengenaan tarif terhadap penerimaan
pemerintah (revenue effect of the tariff)

182
Teori struktur tarif
• Pengertian tarif nominal (nominal tariff)
• Pengertian tingkat proteksi efektif
(effective rate of protection).
• Pengertian nilai tambah domestik
(domestic value added)
• Teori struktur tarif

183
Tingkat proteksi efektif
Mendorong pengembangan Pengembangan industri suku
industri perakitan mobil cadang mobil dalam negeri
• Harga mobil di pasaran dunia • Harga mobil 8.000 harga suku
8.000, harga suku cadang cadang = 6.000
6.000. Bila tidak ada bea • Tarif 10% atas harga suku
masuk importir untung 2.000 cadang, biaya suku cadang
• Bea masuk 25% atas mobil- menjadi 6.600
mobil yang diimpor.Pengusaha • Keuntungan sebelum tarif =
perakitan menetapkan harga 2.000
10.000, maka produsen • Keuntungan setelah tarif =
domestik akan memperoleh 1.400
keuntungan 4.000
• Pemberlakuan tarif
• Pengenaan bea masuk
menimbulkan proteksi efektif
sebesar 25% (tarif nominal) yang negatif bagi pengusaha
memberikan kalangan perakitan sebesar 30%
pengusaha domestik suatu (600/2000)
tingkat proteksi efektif sebesar
100%

184
Contoh lain
• Harga wool impor 80 untuk satu mantel
• Harga mantel di pasar internasional dalam perdagangan
bebas 100  nilai tambah domestik = 20
• Bea masuk mantel wool 10%. Harga mantel wool dalam
negeri menjadi 110
• Tarif efektif = 10/20 = 50% = lima kali tarif nominal (10%)

• Rumus:
g = (t-aiti)/(1-ai)
– g = tingkat proteksi efektif bagi para produsen komoditi final
– t = tingkat tarif nominal yang dibebankan kepada konsumen
komoditi final
– ai = rasio biaya komoditi input impor terhadap harga komoditi
final dalam kondisi tanpa bea masuk
– ti = tingkat tarif nominal terhadap komoditi input yang diimpor

185
Kesimpulan-Kesimpulan Mengenai Hubungan Antara
Tingkat Proteksi Efektif (g) dengan Tingkat Tarif Nominal (t)
1. Jika ai = 0, maka g = t
2. Pada nilai berapapun untuk ai dan ti, semakin
besar tingkat tarif nominal (t), akan semakin
besar tingkat proteksi efektifnya (g)
3. Pada nilai berapun untuk t dan ti, semakin
besar ai akan semakin besar g
4. Nilai g akan semakin besar (sama dengan, atau
lebih kecil) dari t, jika nilai ti lebih kecil (sama
dengan atau lebih besar) dari t
5. Apabila aiti lebih besar dai t, maka tingkat
proteksi efektifnya menjadi negatif
186
Kesimpulan
• Tarif menngakibatkan turunnya kesejahteraan
dari E ke H’, the loss in welfare
• Penurunan disebabkan oleh dua hal
– Produksi tidak maksimal, production distortion
loss
– Konsumen tidak mengkonsumsi pada kurva
indiferens tertinggi, consumption distortion loss
• Volume perdagangan mengalami
kemerosotan

187
Analisis Keseimbangan Umum Pemberlakuan
Y
Tarif di Negara Kecil
140

120 B

85 F

60 E
H
55 G H’ III
II’
A • P =2 PW=1
F

0 X
40 65 80 95100

188
Analisis Keseimbangan Umum Pemberlakuan Tarif di
Y Negara Besar
1 PW=1

60 2
E

PW’=0,8

E’
40

2’

0 X
50 60

189
Kesimpulan
• Penerapan bea masuk oleh negara besar akan
berakibat:
– Meningkatkan TOT negara besar
– Meningkatkan kesejahteraan negara besar atas
pengorbanan negara lain (bersifat sementara)
– Volume perdagangan merosost  kesejahteraan
menurun
• Negara-negara mitra tidak akan tinggal diam,
mereka akan menerapkan bea masuk  terjadi
balas membalas (retaliation)
190
Tarif Optimum
• Tarif optimum adalah tingkat tarif yang dapat
memaksimalkan manfaat neto yang bersumber dari
perbaikan TOT sehingga dapat melunturkan dampak
negatif yang diakibatkan oleh berkurangnya volume
perdagangan. Begitu sebuah negara besar beranjak
dari perdagangan bebas dan memberlakukan tarif,
maka sampai batas tertentu kesejahteraannya akan
meningkat hingga ke titik maksimal. Pada titik ini
tarifnya disebut tarif optimum
• Sebaliknya negara mitra akan mengalami kerugian:
1. Volume perdagangan merosot
2. TOT menurun
3. Melakukan pembalasan
4. Terjadi perang tarif
• Volume perdagangan semua negara makin merosot 
semua keuntungan perdagangan akan lenyap
191
Tarif Optimum
Y
1 PW=1

60 2
E

1*

PW* =0,625

25 E*
2*
E**•

0 X
40 60

192
Penghitungan Tarif Optimum
1
2
PW=1
60 E

50 J
PW=0,625

25 2*
E*

TI
N
0 40 60

193
Salvatore, 1996, Bab 9 hal. 315-
381

194
Pokok-Pokok Bahasan

a. Pendahuluan
b. Kuota impor
c. Hambatan non tarif lainnya
d. Ekonomi politik proteksionisme,
kebijakan industri dan kebijakan
perdagangan strategis
e. Sejarah kebijakan komersial AS
f. Putaran Uruguay
195
a. Pendahuluan

• Selain tarif, terdapat hambatan non tarif (non


tariff trade barriers, NTBs) lainnya yaitu
pembatasan ekspor “secara sukarela” (voluntary
export restraints, VERs), tindakan-tindakan anti-
dumping
• Instrumen campur tangan pemerintah dalam
kegiatan perdagangan internasional:
– Pemberian subsidi ekspor
– Pembatasan impor
– Pengekangan ekspor “secara sukrela”
– Persyaratan kandungan lokal (local content
requirements).

196
b.Kuota Impor

• Kuota impor adalah pengendalian dan


pembatasan impor secara kuantitatif
• Kuota dapat berupa:
– Pembatasan kuantitas pasokan, misalnya
sekian ton atau sekian unit per tahun, atau
– Pembatasan nilai misalnya untuk kuota
ekspor produk tertentu sekian juta dolar per
tahun

197
Dampak Pemberlakuan Kuota Impor dalam
Keseimbangan Parsial
PX

SX
5

3 E
G’ J’ H’
J H K
2G D’X
A C M N B
1 DX

0
10 20 25 30 40 50 55 60 65 70

198
Perbandingan Antara Kuota Impor dengan
bea masuk
1. Pemberlakuan kuota impor akan memperbesar
permintaan  harga domestik meningkat, produksi
dalam negeri meningkat
2. Distribusi lisensi kuota impor yang tidak berdasarkan
lelang, akan menimbulkan monopoli  rent seeking
3. Pemerintah tidak memperoleh pendapatan secara
langsung tidak seperti halnya pemberlakuan bea
masuk. Untuk memperoleh pendapatan pemerintah
harus memungut dari penerima lisensi impor.
4. Bea masuk akan membatasi arus masuk komoditi
impor dalam jumlah yang tidak pasti, sedangkan kuota
impor akan membatasi arus impor dalam jumlah yang
pasti

199
c.Hambatan Non Tarif Lainnya

• Hambatan ekspor secara sukarela


• Hambatan dalam bentuk aturan teknis,
prosedur administratif dan berbagai
ketentuan lainnya
• Hambatan yang dimunculkan oleh kartel
internasional
• Dumping
• Subsidi ekspor
200
Pembatasan Ekspor Secara Sukarela (voluntary ekspor
restraints, VERs)
• Negara pengimpor mendorong atau bahkan memaksa negara lain
untuk mengurangi ekspornya “secara sukarela”.
• Dampak yang timbul sama seperti pemberlakuan kuota impor
• Pembatasan ekspor secara sukarela kurang efektif dibandingkan
dengan kuota impor karena negara pengekspor enggan membatasi
arus ekspornya “secara sukarela”
• Pembatasan ekspor model ini selalu membebankan biaya yang
lebih mahal bagi negara pengimpor apabila dibandingkan dengan
instrumen bea masuk yang mampu membatasi impor dengan
jumlah yang sama.
• Pendapatan pemerintah dalam bea masuk menjadi keuntungan
(rent) sepihak unsur asing dalam kerangka VERs
• Contoh VERs:
– Pengaturan Perdagangan Serat (Multifiber Arrangement, MFA) juga
dikenaldengan OMA (orderly marketing agreement)

201
Aneka Standar dan Ketentuan Teknis, Administratif, dan
Berbagai Macam Peraturan Lainnya yang Menghambat
Perdagangan (Impor)
• Peraturan teknis
• Standar kesehatan (yang kelewat kaku)
• Prosedur administratif (yang terkadang
mengada-ada)
• Peraturan berupa syarat labeling yang
mengharuskan produsen menyebutkan asal dan
kandungan produknya
• Ecolabeling
• Persyaratan kandungan lokal (local content
requirement)
202
Beberapa cara lainnya yang dapat digunakan oleh
pemerintah untuk mempengaruhi intensitas
perdagangan internasionalnya
1. Subsidi kredit ekspor
2. Hambatan birokrasi (red-tape barriers)
3. Kebijakan mengutamakan produk dalam
negeri
4. Pajak-pajak perbatasan (border taxes)
5. Perjanjian komoditi internasional
(international commodity agreements)
dan pemberlakuan kurs majemuk
(multiple exchange rate)
203
Kartel Internasional (international
cartel)
• Kartel internasional adalah sebuah organisasi
produsen komoditi tertentu dari berbagai negara
(atau organisasi yang menghimpun
pemerintahnya). Contoh: OPEC, IATA
• Yang menentukan berpengaruh tidaknya
terhadap output dan harga sebuah kartel
adalah:
– Jika komoditi yang mereka kuasai tidak memiliki
pengganti
– Jika jumlah produsen, negara atau pihak yang
terhimpun di dalam kartel itu relatif sedikit

204
Dumping

• Dumping adalah ekspor suatu komoditi dengan


harga jauh dibawah harga pasaran, atau
penjualan suatu komditi ke luar negeri dengan
harga yang jauh lebih murah dibandingkan
dengan harga penjualan domestiknya
• Tiga golongan dumping:
– Dumping terus menerus adalah diskriminasi harga
internasional (international price discrimination)
– Diskriminasi harga yang bersifat predator (predatory
dumping)
– Dumping sporadis (sporadic dumping)

205
Subsidi ekspor
• Subsidi ekspor adalah pembayaran langsung atau
pemberian keringanan pajak dan bantuan subsidi
kepada para eksportir nasional dan/atau pemberian
pinjaman berbunga rendah kepada para pengimpor
asing dalam rangka memacu ekspor suatu negara (juga
disebut subsidi kredit ekspor)
• Dikategorikan sebagai dumping
• Ilegal namun justru dilakukan oleh negara-negara maju:
AS, Jepang, Perancis, Inggris, Jerman, Italia, Kanada
• Subsidi ekspor di AS melalui Bank EXIM, Lembaga
Bersama Penjualan Luar Negeri (Shared Foreign Sales
Corporations)
• Uni Eropa melalui kebijakan pertanian bersama
(Common Agriculture Policy) yang memberi subsidi
pertanian yang tinggi surplus pertanian subsidi
ekspor
206
Subsidi ekspor (lanjutan)
• Uni Eropa: untuk meningkatkan pendapatan
petani, pemerintah negara-negara ini memberi
subsidi yang sangat tinggi melalui kebijakan
pertanian bersama (common agricultural policy,
CAP) surplus pertanian  subsidi ekspor 
ekspor hasil pertanian meningkat
• Kasus lain: subsidi Uni Eropa untuk Airbus
Industries, subsidi MITI (Ministry of International
Trade and Industry) Jepang untuk perusahaan-
perusahaan komputernya,

207
Dampak Subsidi Ekspor dalam Keseimbangan
Parsial
PX

SX
5
H’ J’
4 G’
a’ b’ B’ c’
3,5 d’
A’ N’ E C’ M’
3

1 DX

0 X
10 20 25 30 35 40 50 55 60 65 70

208
Ekonomi Politik Proteksionisme, Kebijakan Industri
dan Kebijakan Perdagangan Strategis
Argumen-argumen ekstrem pro proteksi
• Melindungi tenaga kerja domestik dari tekanan dari persaingan
produki impor yang menggunakan tenaga kerja murah
• Tarif ilmiah (scientific tariff) adalah tingkat tarifyang perlu
diterapkan agar harga produk impor sama dengan harga domestik
agar memungkinkan para produsen domestik bersaing dengan
produsen negara lain
Argumen lain
• Argumen ketenagakerjaan (employment argument)
• Argumen neraca pembayaran (balance of payment argument)

209
Argumen Industri Bayi (Infant Industry
Argument)
• Proteksi perlu dilakukan dalam rangka
melindungi industri domestik yang masih
bayi atau baru saja tumbuh, yang jika
tidak diberi proteksi akan langsung mati
terlindas oleh tekanan kompetisi produk
impor
• Bersifat temporer, sampai industri tersebut
mampu bersaing dengan produk impor

210
Validitas argumen industri bayi
• Lebih tepat untuk negara berkembang
• Pemerintah menghadapi kesulitan untuk
mengidentifikasi sektor-sektor industri domestik
mana yang paling potensial dan perlu mendapat
proteksi
• Apa yang bisa dilakukan oleh suatu proteksi
perdagangan maka subsidi produksi yang setara
bagi sektor industri bayi itu dapat melakukannya
secara lebih baik

211
Sejarah Kebijakan Komersial AS

• Undang-undang Perjanjian Perdagangan (Trade


Agreement Act) 1934
• Perjanjian Umum mengenai Tarif dan Perdagangan
(General Agreement on Tariff and Trade, GATT)
• Undang-undang Perluasan Perdagangan (Trade
Expansion Act, TAC) 1962 dan Putaran Kennedy
(Kennedy Round)
• Undang-undang Reformasi Perdagangan (Trade Reform
Act) 1974 dan Putaran Tokyo (Tokyo Round)
• Undang-undang Perdagangan (Trade Act)

212
Liberalisasi Perdagangan Dalam Praktek
• GATT dibentuk pada tahun 1948 di Havana, Kuba, awalnya bagian
dari International Trade Organization, ITO
• Mempromosikan hubungan dagang internasional secara lebih
bebas melalui rangkaian negosiasi atau perundingan perdagangan
multilateral
• Prinsip dasar GATT
– Nondiskriminasi – prinsip most favoured nation (MPN)
– Penghapusan semua bentuk perdagangan non-tarif
– Konsultasi
• WTO -1995 salah satu hasil Putaran Uruguay (1986-1993)
– Memiliki wewenang mengawasi perdagangan dalam produk-produk
industri
– Mengontrol komoditi pertanian dan jasa
– Memiliki mekanisme baku dalam menyelesaikan setiap perselisihan
dagang yang keputusan finalnya dilakukan dengan mekanisme
pemungutan suara
• Catatan:
Kesepakatan penting Putaran Uruguay selanjutnya lihat Salvatore hal.
361 dst., Nopirin hal.90
213
Putaran Uruguay
• PU adalah seri negosiasi perdagangan multilateral ke 8
selesai Desember 1993 setelah berlangsung selama 7
tahun berturut-turut, diawali di Punta Del Este pada
September 1986
• Tujuan:
– Menciptakan aturan-aturan dasar dalam rangka mengendalikan
kecenderungan meningkatnya proteksionisme baru (new
protectionism) dan mengubah arah perdagangan internasional
agar berlangsung makin bebas
– Membicarakan sektor jasa, pertanian, dan investasi asing
– Membicarakan perlindungan hak cipta (intellecutal property
right)
– Perbaikan mekanisme penyelesaian konflik

214
Kesepakatan-Kesepakatan PU
• Soal tarif
• Soal kuota
• Soal tindakan anti dumping
• Mengenai subsidi
• Mengenai pengamanan khusus (safeguards)
• Mengenai hak cipta dan hak milik intelectual
• Mengenai perdagangan sektor jasa
• Mengenai industri lain pada umumnya
• Mengenai aspek-aspek investasi yang berkenaan
dengan perdagangan (trade-related investment
measures, TRIMs)
• Rencana pembentukan WTO

215
Masalah-masalah perdagangan
yang mengemuka dewasa ini
• Banyak sektor ekonomi belum tercakup dalam
PU
• Masih tingginya kesulitan negara berkembang
dalam meningkatkan aktivitas perdagangn
• Restrukturisasi negara-negara eks Uni Soviet
dan Eropa Timur untuk berintegrasi ke
perekonomian dunia belum difasilitasi
• Meningkatnya kecenderungan regionalisasi
perdagangan

216
Salvatore, 1996, Bab 13 hal. 1-66
Nopirin, 2007, Bab XI hal. 137-164

217
Pokok-Pokok Bahasan
• Fungsi pasar valas
• Nilai tukar mata uang atau kurs (excange rates)
– Arbitrase
– Kurs spot (spot rates) dan kurs berjangka (forward rate)
– Futures and options
• Resiko kurs, pemagaran (hedging), spekulasi mata uang,
efisiensi pasar valas
• Arbitrase suku bunga dan efisiensi pasar
• Teori-teori kurs:
– Trade approach atau elasticity approach to exchange determination
– Purchasing power parity
– Pendekatan moneter
– Pendekatan keseimbangan portofolio

218
Definisi pasar valuta asing (foreign
exchange market)
• Pasar valas adalah sebuah pasar atau
tempat pertemuan dimana individu,
perusahaan, dan kalangan perbankan
mengadakan jual beli mata uang dari
berbagai negara atau valuta asing

219
Fungsi-fungsi Pasar Valas
1. “Tempat” transfer dana atau “daya beli” dari suatu negara dan
mata uang asing ke negara atau mata uang asing lainnya.
Transfer tersebut dilakukan dengan cara telegrafik atau elektronik
(Catatan: transfer dana tersebut pada mulanya menggunakan
fasilitas mail transfer (MT) atau telegraphic transfer (TT).Kini
fasilitas tersebut meliputi telepon, teleks dan jaringan komunikasi
satelit yang disebut SWIFT), sementara itu penyelesaian
transaksi melalui fasilitas CHIPS
– Pelaku transaksi/peserta pasar valas
1. Wisatawan, importir, investor, dsb
2. Bank-bank umum yang bertindak sebagai perantara atau lembaga
kliring antara para pemakai (sumber permintaan) dan penghimpun
(sumber penawaran valas)  interbank trading

220
Fungsi-fungsi Pasar Valas (lanjutan)
– Pelaku transaksi/peserta pasar valas
1. Wisatawan, importir, investor, dsb
2. Bank-bank umum yang bertindak sebagai perantara atau lembaga kliring
antara para pemakai (sumber permintaan) dan penghimpun (sumber
penawaran valas)  interbank trading

3. Pialang valas
4. Bank sentral
– Vehicle currency:

Dolar AS sebagai vehicle currency,


Mark Jerman (DM), dan
Yen (Jepang)
2. Kredit:
Pasar valas menyediakan kredit atau pinjaman untuk membiayai berbagai transaksi
internasional
2. Sumber fasilitas pemagaran resiko kurs (hedging) dan wahana spekulasi mata
uang

221
Kurs atau Nilai Tukar Mata Uang
• Sistem kurs mengambang (floating
exchange rate system)
• Definisi kurs (exchange rate)
• Kurs ekuilibrium
• Depresiasi
• Apresiasi
• Kurs silang (cross rate)
• Kurs efektif (effective exchange rate)

222
Kurs
• Kurs dilambangkan dengan R. Kurs antara dolar
dan poundsterling adalah R = $/£ misalnya = 2,
berarti kita memerlukan $2 untuk membeli £1.
• Kurs silang (cross rate)
– Jika R = $/£ = 2, dan R = $/DM = 0,5. Berapa R= DM/
£ ( kurs silang, yaitu kurs antara poundsterling
dengan mark Jerman)?
– R = DM/£ =
(nilai £ dalam $)/(nilai DM dalam $) = 2/0,5 = 4
• Kurs efektif (effective exchange rate) adalah
rata-rata kurs antara mata uang domestik
dengan mata uang dari sejumlah negara lain
yang menjadi mitra dagangnya yang terbesar
223
Proses Tercipanya Kurs dalam Sistem Kurs Mengambang
R=$/£

A F
4

B G
3

E
2

H C
1

0 10 20 30 40 50 60 70 £ juta/har

224
Arbitrase (arbitrage)
• Definisi arbitrase
– Pembelian mata uang di sebuah pusat moneter (pusat
valas) di mana harganya lebih muah, untuk kemudian
segera dijual kembali di pusat moneter lainnya yang
menawarkan harga lebih mahal
• Arbitrase dua titik (two points arbitrage)
• Arbitrase segi tiga (triangular arbitrage) atau
arbitrase tiga titik (three points arbitrage)
– Contoh:
$2 = £1 di New York
£0,2 = DM1 di London
DM2,5 = $1 di Frankfurt
kurs silang: $2 = £1 = DM5

225
Kurs Spot (spot rate) dan Kurs Berjangka
(forward rate)
• Definisi-definisi
– Pasar valas spot (spot foreign exchange
market)
– Transaksi spot (spot transaction)
– Kurs spot (spot rate)
– Forward rate
– Forward discount
– Forward premium

226
Forwad rate, forward exchange rate
(kurs forward, kurs berjangka)
• Kurs yang disepakati saat ini untuk pertukaran mata
uang pada tanggal tertentu di masa yang akan datang
• Forward premium, FP, (premi forward, premi berjangka)
terjadi jika kurs forward lebih tinggi dari kurs spot yang
tengah berlaku
• Forward discount, FD, (diskon forward, diskonto
berjangka) terjadi jika kurs forward lebih rendah
dibandingkan kurs spot yang tengah berlaku
• FP atau FD = (FR-SR)/SR x 4 x 100

227
Tukar Menukar Mata Uang atau
Pertukaran Valuta Asing
• Tukar menukar mata uang (currency
swap) adalah penjualan suatu mata uang
berdasarkan kurs spot yang
dikombinasikan dengan perjanjian
pembelian kembali secara forward atas
mata uang yang sama

228
Futures dan Options
• Pengertian futures valas
– Kontrak berjangka atas valas dalam jumlah standar
yang penyerahannya akan dilakukan pada tanggal-
tanggal tertentu yang disepakati sebelumnya
• Karekteristik futures
– Hanya ada beberapa jenis mata uang: yen, mark
Jerman, dolar Kanada, pound Inggris, franc Swis,
dolar Australia
– Nilai dalam setiap kontrak sudah distandarisasikan,
biasanya libih kecil dari pada forward
– Tanggal penyerahan dibakukan atau ditetapkan pada
saat-saat tertentu
– Dapat dipindahtangankan
– Fluktuasi kursnya dibatasi  resiko lebih kecil,
– Biaya lebih mahal dari pada foward

229
Futures dan Options

• Opsi valas (foreign exchange option)


– Opsi valas adalah sebuah kontrak yang
memberi hak kepada pembeli namun tidak
disertai kewajiban untuk membeli (call option)
atau kewajiban untuk menjual (put option)
– Put option memberi anda hak untuk menjual
valas dengan kurs tertentu kapan saja
sepanjang bulan itu
– Call option hak untuk membeli devisa dengan
kurs yang disepakati

230
Resiko Kurs, Pemagaran Resiko Kurs, dan
Spekulasi
Resiko kurs
• Permintaan dan penawaran valas selalu berubah
tergantung:
– Selera produk domestik maupun produk asing
– Tingkat pertumbuhan suatu negara
– Tingkat inflasi
– Perubahan suku bunga
– Perubahan harapan
– Perkiraan kondisi ekonomi
– Nilai tukar
• Hal-hal diatas menjadi sumber resiko kurs (foreign
exchange risk) disebut “posisi terbuka” (open position)

231
Pemagaran Resiko Kurs (Hedging)
• Hedging adalah upaya untuk menghindari
resiko kurs atau penutupan posisi terbuka
• Hedging dapat dilakukan di
– Pasar spot
– Pasar forward
– Pasar futures
– Pasar option

232
Spekulasi
• Spekulasi merupakan kebalikan dari hedging.
Spekulator menantang resiko kurs untuk
memperoleh keuntungan
• Spekulasi dapat di pasar spot, forward, futures,
maupun option (opsi).
• Posisi long: membeli valas dengan harapan dapat
menjualnya kembali berdasarkan kurs spot di
masa yang akan datang yang lebih tinggi
• Posisi short: kebalikan posisi long

233
Teori Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity, PPP)
Versi absolut
• Kurs antara kedua mata uang identik dengan rasio
tingkat harga umum dari kedua negara yang
bersangkutan: Rab = Pa/Pb
Konsekuensinya setiap komoditi homogen atau identik
yang diperdagangkan akan memiliki harga yang persis
sama di kedua negara tersebut jika dinyatakan dengan
satuan mata uang yang sama. Inilah yang disebut
dengan hukum satu harga (law of one price)
• Pasar valas berada dalam kondisi kesimbangan apabila
semua deposito/simpanan dalam berbagai valas
menawarkan tingkat imbalan yang sama
• Kondisi dimana perkiraan tingkat imbalan yang
ditawarkan semua simpanan dalam berbagai valas sama
(bila dihitung dengan satu satuan mata uang yang sama)
disebut kondisi paritas suku bunga (interest parity)
234
Contoh hukum satu harga
• Misalkan hukum satu harga tak terjadi dan PAS
gandum di negara AS = $4 per satuan. Harga
PInggris gandum di Inggris = £2,5 per satuan, dan
dan kurs dolar –pound, R$/£ = 1,70, maka harga
ekuivalen untuk gandum di Inggris
= 1,70 x 2,5
= $4,25
• Pembeli gandum akan membeli gandum di AS
dan menjualnya di Inggris, harga gandum di AS
naik dan harga gandum di Inggris turun sampai
mencapai persamaan Rab = Pa/Pb

235
contoh
Contoh 1
• Simpanan dalam dolar memberi imbalan bunga 10%
• Simpanan dalam DM memberi imbalan bunga 6%
• Dolar mengalami depresiasi terhadap DM sebesar 8%
 tingkat imbalan simpanan dalam DM 4% lebih tinggi
dari imbalan simpanan dalam dolar  pemilik simpanan
dalam dolar akan merubahnya menjadi DM 
permintaan DM naik permintaan dolar merosot
Contoh 2
Simpanan dalam dolar memberi imbalan bunga 10%
Simpanan dalam DM memberi imbalan sebesar 12%
Dolar mengalami apresiasi sebesar 4%
 Tingkat imbalan yang ditawarkan kepada simpanan
dalam dolar 2% lebih tinggi dari pada dalam DM 
kelebihan penawaran simpanan dalam DM dan terjadi
kelebihan permintaan dolar
236
Lanjutan..

Contoh 3
• Imbalan simpanan dalam dolar 10%
• Imbalan simpanan dalam DM 6%
• Dolar mengalami depresiasi 4%
  tingkat imbalan yang ditawarkan baik kepada
simpanan dalam dolar maupun dalam DM sama
• Pasar valas dalam kondisi keseimbangan

Kesimpulan:
Bila semua kondisi lainnya tetap, kenaikan suku bunga dari
suatu mata uang domestik menyebabkan mata uang
domestik itu mengalami apresiasi terhadap mata uang-
mata uang asing
237
Asumsi-asumsi Teori PPP (versi absolut)

• Tidak ada biaya transportasi


• Tidak ada bea masuk
• Tidak ada berbagai hambatan lainnya yang
menghalangi berlangsungnya arus perdagangan
barang dan uang (termasuk investasi) secara
bebas
• Semua komoditi dapat diperdagangkan secara
internasional dan tidak ada perubahan struktural
dalam bentuk apapun (misalnya perang) di
masing-masing negara

238
Teori PPP versi Relatif
• Perubahan dalam kurs senantiasa proporsional atau
sebanding dengan perubahan dalam rasio tingkat harga
di kedua negara: PAS = R($/£).PI dimana R($/£) adalah
persentase perubahan kurs spot selama setahun,PAS dan
PI adalah persentase perubahan tingkat harga (tingkat
inflasi) tahunan di AS dan di Inggris sealama setahun
• Contoh:
Bila harga-harga di AS mengalami kenaikan dua kali lipat bila
dibandingkan dengan harga-harga yang berlaku di Inggris, maka
kurs dolar terhadap poundsterling akan mengalami kenaikan
hingga dua kali lipat (misalnya semula R = 2 menjadi R = 4)
• Asumsi-asumsi:
Tidak ada perubahan dalam biaya transportasi, hambatan
perdagangan, atau rasio antara barang yang diperdagangkan
(traded goods) dengan barang yang tidak diperdagangkan (non
traded goods), serta tidak ada perubahan-perubahan struktur di
ke dua negara

239
Kelemahan-kelemahan Teori PPP
• Proses penyesuaian yang berlangsung melalui
arbitrase komoditi tidak selamanya beriringan
dengan pergerakan kurs sehingga apa yang
dikemukanan oleh teori PPP tersebut lebih tepat
disebut perkiraan kurs dalam jangka panjang
• Tidak mampu memberikan penjelasan secara
tuntas terhadap pergerakan kurs jangka pendek
Kesimpulan:
Perlu teori lain

240
Salvatore, 1977, terjemahan, Bab
14, hal. 67-102

241
Pokok Bahasan
• Pendahuluan
• Prinsip-prinsip akuntansi neraca
pembayaran
• Neraca perhitungan dan
ketidakseimbangan dalam transaksi
internasional
• Neraca pembayaran Indonesia
• Studi kasus: AS sebagai pengutang
terbesar di dunia
242
Neraca Pembayaran (Balance of
Payment)
• NP (BOP) adalah ringkasan pernyataan
atau laporan yang pada intinya
menyebutkan semua transaksi yang
dilakukan oleh penduduk dari suatu
negara dengan penduduk negara lain, dan
kesemuanya dicatat dengan metode
tertentu dalam kurun waktu tertentu,
biasanya satu tahun kalender

243
penduduk
• Individu
• Perusahaan
• Unit-unit ekonomi pada umumnya (siapa
saja yang melakukan transaksi ekonomi
• Diplomat
• Personil militer
• Wisatawan
• Para pekerja migran musiman
244
Transaksi internasional
• Transaksi internasional adalah aktivitas
pertukaran barang, jasa, atau aset yang
mengandung nilai ekonomi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain

245
Prinsip-prinsip Akuntansi Neraca Pembayaran
Trasaksi kredit dan debet
• Setiap transaksi yang mengakibatkan suatu
pembayaran kepada pihak luar negeri akan tercatat
masuk ke dalam neraca pembayaran sebagai debet
dan diberi tanda negatif (-)
• Transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan
hak untuk mnerima pembayaran dari penduduk negara
lain dan diberi tanda positif (+)
• Transaksi ekspor barang dan jasa, transfer unilateral
atau hibah yang diterima dari pihak asing serta arus
masuk modal atau aset finansial akan dicatat dalam
BOP sebagai kredit (+)
• Transaksi impor berbagai jenis barang dan jasa,
transfer unilateral atau hibah yang diberikan kepada
pihak asing, serta arus keluar modal yang melibatkan
pembayaran kepada pihak asing dicatat sebagai debet
(-)
246
Debet dan Kredit

1. Transaksi kredit (credit transaction)


2. Transaksi debet (debet transaction)
3. Arus masuk modal (capital inflows)
4. Arus keluar modal (capital inflows)
Rangkuman:
Transaksi ekspor barang dan jasa, penerimaan transfer
unilateral, dan arus masuk modal merupakan kredit (+)
karena semua trasaksi tersebut mencakup penerimaan
pembayaran dari pihak asing.
Transaksi impor barang dan jasa, transfer unilateral pada
pihak asing, dan arus keluar modal akan tercatat
sebagai debet (-) karena semua itu mencakup
pembayaran kepada pihak asing
247
Prinsip pencatatan ganda (double entry
bookeeping)

• Setiap transaksi internasional harus dicatat dua


kali, yaitu sekali sebagai kredit dan sekali
sebagai debet, keduanya dalam jumlah yang
persis sama.
• Alasannya setiap transaksi selalu memiliki dua
sisi. Kalau kita menjual sesuatu maka kita akan
menerima pembayarannya. Kalau kita
memperoleh sesuatu atau membeli sesuatu
maka dengan sendirinya kita harus membayar
untuk itu.
248
contoh
• Seorang pengusaha Indonesia mengkspor barang
senilai $500
Kredit (+) Debet (-)

Eksor barang $500


Arus keluar modal jangka pendek $500

• Seorang warga Indonesia berwisata ke Singapura


dan menghabiskan $200 untuk biaya berobat
Krdit (+) Debet (-)

Biaya wisata $200


Arus masuk modal jangka pendek
$200

249
Contoh

Kredit (+) Debet (-)

Transfer dari TKI $100


Arus masuk modal jangka pendek $100

Kredit (+) Debet (+)

Arus keluar modal jangka panjang $400


Arus masuk modal jangka pendek $400
250
contoh
• Seorang investor asing membeli SBI sebesar
$300
Kredit (+) Debet (-)

Arus modal jangka pendek (pembelian SBI oleh $300


investor asing)
Arus keluar modal jangka pendek (pengurangan
saldo pada rekening bank di Indonesia) $300

251
Neraca Pembayaran Indonesia
(berdasarkan contoh-contoh sebelumnya)
Kredit (+) Debet(-)
Barang $500
Jasa $200
Transfer $100
Modal jangka panjang $400
Modal jangka pendek, neto $200
Total debet dan kredit $700 $700

252
Transaksi berjalan dan neraca modal
• Ada dua jenis transaksi:
– Ekspor atau impor barang dan jasa 
transaksi berjalan (current account)
– Pembelian atau penjualan aset 
transaksi modal dan finansial (capital
and financial account).

253
Transaksi berjalan (current account)
• Meliputi transaksi ekspor dan impor barang dan jasa
• Ekspor barang meliputi:
– non migas (produk mineral, mesin dan pesawat mekanik, perlengkapan
elektronik dan bagiannya, tekstil dan barang tekstil dll) dan
– migas
• Impor barang :
– Non migas
– migas
• Ekspor jasa (bersih) meliputi penjualan jasa angkutan, turisme, asuransi
• Pendapatan (bersih):
– Tenaga kerja
– Investasi:
• Langsung
• Portofolio
• Lainnya
• Transfer (bersih)
– Pemerintah
– Sektor lainnya (dari tenaga kerja dan lainnya)

254
Transaksi berjalan dan pendapatan
nasional
Y = C + I + G + (X-M)
Bila (X-M) > 0 berarti transaksi berjalan
surplus,  Y > (C + I + G)  suatu
negara menghasilkan lebih banyak dari
yang digunakan
Bila (X-M)<0, berarti transaksi berjalan
defisit,  berarti pengeluaran negara itu
lebih besar dari pendapatannya
255
Transaksi Modal dan Finansial (Capital and
Financial Account)
– Transaksi modal dan finansial merupakan bagian
BOP yang mencatat semua jual beli internasional
atas berbagai aset. Beli aset = impor, jual aset =
ekspor. Selisih antara ekspor dan impor aset dari
suatu negara disebut (saldo) transaksi modal dan
finansial.
– Meliputi:
• Transaksi modal
• Transaksi finansial
– Investasi langsung
– Investasi portofolio
– Investasi lainnya

256
Selisih Perhitungan (Selisih
Statistik), Errors and Omissions
• Rekening ini adalah rekening
penyeimbang apabila nilai transaksi kredit
tidak sama persis dengan nilai transaksi
debet.

257
Neraca Pembayaran Indonesia
• Penyusunan NPI didasarkan pada Balance of
Payments Manual yang diterbitkan oleh IMF.
• NPI memuat statistik mengenai transaksi ekonomi
yang dilakukan antar penduduk Indonesia dengan
bukan penduduk dalam suatu periode tertentu
• Transaksi ekonomi adalah pertukaran nilai ekonomi
dari satu unit ekonomi kepada unit ekonomi lainnya
yang meliputi:
a) Pertukaran barang dan jasa dengan “financial items”
(misalnya uang tunai, wesel, dan surat-surat berharga,
b) Barter
c) Pertukaran antar “financial items”
d) Pemberian atau penerimaan barang, jasa atau “financial
items” tanpa imbalan

258
Transaksi Berjalan
• Barang
• Jasa-jasa
• Pendapatan:
– Tenaga kerja
– Investasi
• Langsung
• Portofolio
• Lainnya
• Transfer:
1. Pemerintah
2. Sektor lainnya:
a. TKI
b. Lainnya

259
Transaksi modal dan finansial
• Transaksi modal
• Transaksi finansial
– Investasi langsung
• Ke luar negeri
• Di Indonesia
– Investasi portofolio
– Investasi lainnya

260
Komoditas ekspor andalan non
migas Indonesia
• Produk mineral
• Mesin dan pesawat mekanik,
perlengkapan elektronik dan bagiannya
• Tekstil dan barang tekstil
• Logam tidak mulia dan barang terbuat dari
logam tidak mulia
• Plastik, karet dan barang terbuat dari
plastik dan karet
• Lemak, minyak dan malam
261
Negara tujuan ekspor non migas
utama
• Asia:
– Jepang
– Singapura
– RRC
– Malaysia
– India
• Amerika:
– AS
• Eropa:
– MEE:
• Belanda
• Jerman
• Inggris

262
Komoditas impor utama non migas
• Mesin dan pesawat mekanik,
perlengkapan elektronik dan bagiannya
• Logam tidak mulia dan barang dibuat dari
logam tidak mulia
• Produk industri kimia dan industri sejenis
• Kendaraan, pesawat terbang dan
kendaraan dan perlengkapannya
• Tekstil dan barang tekstil
263
Negara asal impor utama non
migas
• Asia:
– Singapura
– Jepang
– RRC
• Amerika:
– AS
• Eropa:
– Jerman
– Perancis
264
Beberapa karakteristik perekonomian Indonesia
dilhat asepek ekonomi internasional (2006-2008)
• (X-M) barang selalu positif/surplus
• (X-M) jasa selalu negatif/defisit
• Surplus (X-M) barang>defisit (X-M) jasa sebagai akibat dar:
– Transportasi bersih: negatif
– Perjalanan bersih: negatif
– Jasa-jasa lainnya bersih: negatif
• Pendapatan bersih selalu negatif, akibat dari:
– Kompensasi tenaga kerja bersih: negatif
– Pendapatan investasi bersih: negatif
• Transfer berjalan bersih: positif
• (Surplus (X-M) barang + surplus transfer berjalan) > total (defisit (X-
M) jasa + defisit pendapatan)  transaksi berjalan surplus

265
Ketidakseimbangan dalam Sistem Kurs Tetap dan Sistem
Kurs Mengambang
R=$/£

4

E’
3 ●
W Z
2,5 ● ●
E T D£’
2 ● ●

1

0 10 20 30 40 50 60 70 90 £ juta/har

266
AS sebagai negara pengutang terbesar dunia

Keuntungan:
• Dapat membiayai separoh defisit anggaran
Pem. Federal, tanpa meningkatkan suku
bunga/mengganggu arus investasi swasta
• Kekuatan pendorong pertumbuhan ekonomi
• Menciptakan 2,5 juta lapangan kerja baru
selama dasawarsa 1980an
• Berkembangnya teknik-teknik manajemen baru
yang lebih efisien dari luar negeri

267
Kerugian:
• Investasi asing tidak selamanya untuk
kepentingan produktif tapi untuk konsumsi 
beban tambahan perekonomian AS
• Investor asing setiap saat dapat mencabut
investasinya  krisis finansial dan lonjakan
suku bunga yang hebat
• Menyedot sumber daya internasional dari
negara-negara lain
• Menyadap dan merebut teknologi maju AS

268
TOT…..lanjutan
• Bila Negara 1 mengekspor komoditas X dan mengimpor
komditas Y, maka TOT Negara 1 disimbulkan oleh PX/PY.
Contoh sebelumnya PX/PY = PB = 1 atau 100 (dalam
persen)
• Bila Negara 1 mengekspor dan mengimpor berbagai
macam komoditas dalam waktu bersamaan maka PX
merupakan indeks dari harga-harga ekspornya,
sedangkan PY akan berfungsi sebagai indeks harga-
harga komoditas impornya
• Mengingat Negara 2 mengekspor komoditas Y dan
mengimpor komoditas X, maka TOTnya adalah PY/PX
yang merupakan kebalikan TOT Negara 1 dan juga
sama dengan 1 atau 100 (dalam persen)

269
Net Barter TOT (N)
• N = Px/Pm
Px = indeks harga ekspor
Pm = indeks harga impor

270

Anda mungkin juga menyukai