Anda di halaman 1dari 40

Bisnis Internasional:

Ch.2-Teori dan Kebijakan


Rayhan Gunaningrat, S.E., M.BA.
Outline:
● Teori Perdagangan Internasional
● Teori Investasi Internasional
● Kebijakan Bisnis Internasional
Teori Perdagangan
Internasional
Teori Perdagangan Internasional
● Teori Klasik (sebelum abad 20 Masehi) ● Teori Modern (setelah abad 20 Masehi)
○ Menggunakan negara sebagai unit ○ Menggunakan perusahaan sebagai unit analisis
analisis (classical country-based theories). (modern-firm based theories).
■ Merkantilisme ■ Teori Kemiripan Negara (Country
■ Teori Keunggulan Absolut Similarity Theory)
■ Teori Keunggulan Komparatif ■ Teori Siklus Hidup Produk Internasional
■ Teori Kepemilikan Faktor Produksi (International Product Life Cycle Theory)
(Relative Factor Endowments) ■ Teori Strategi Persaingan Global (Global
Strategic Rivalry Theory)
■ Teori Keunggulan Kompetitif Negara Dari
Porter (Porter’s National Competitive
Advantage)
Teori Klasik
Merkantilisme
● Merkantilisme adalah sebuah konsep ekonomi yang mendominasi kebijakan perdagangan dari abad
ke-16 hingga ke-18.

● Karakteristik utama merkantilisme:

○ Suatu negara seharusnya memiliki ekspor lebih besar daripada impor untuk membangun
kekayaan nasional.

○ Mendorong penerapan kebijakan proteksionis, seperti tarif dan kuota impor, untuk melindungi
industri dalam negeri dari persaingan asing.

○ Pemerintah dianggap perlu terlibat dalam mempromosikan ekspor, melindungi industri, dan
mengumpulkan kekayaan nasional.

○ Peningkatan produksi dan populasi dianggap sebagai kunci keberhasilan ekonomi.

● Negara - negara yang sudah menerapkan Inggris, Prancis, Belanda, Spanyol, Portugal, dan Australia.
Teori Keunggulan Absolut “Mutlak”
● Teori keunggulan mutlak dikemukakan oleh Adam Smith, seorang ekonom
dari Skotlandia pada abad ke-18.
● Karakteristik teori keunggulan absolut:
○ Suatu negara seharusnya memproduksi barang atau jasa di mana negara tersebut memiliki
keunggulan absolut dalam hal efisiensi produksi.

○ Dengan negara-negara memanfaatkan keunggulan absolut mereka dan berspesialisasi


dalam produksi tersebut, terjadi perdagangan internasional yang saling menguntungkan.

○ Teori keunggulan ini juga berhubungan dengan konsep pembagian kerja.

■ Pembagian kerja yang baik dapat mengurangi biaya operasional produksi dan
meningkatkan keuntungan penjualan produk.
Teori Keunggulan Komparatif
● Teori Keunggulan Komparatif adalah konsep ekonomi yang dikembangkan
oleh ekonom klasik asal Inggris, David Ricardo, pada abad ke-19.
● Karakteristik teori keunggulan komparatif:
○ Suatu negara seharusnya mengkhususkan diri dalam produksi barang atau jasa di mana
mereka memiliki keunggulan komparatif.

■ Keunggulan komparatif merujuk pada kemampuan suatu negara untuk memproduksi


barang dengan biaya oportunitas yang lebih rendah dibandingkan dengan negara lain,
meskipun negara tersebut mungkin tidak memiliki keunggulan mutlak.

○ Negara seharusnya memproduksi barang yang memiliki kesempatan biaya lebih rendah,
sementara mereka dapat mengimpor barang lain yang memiliki kesempatan biaya tinggi.
Teori Kepemilikan Faktor Produksi (Relative Factor Endowments)

● Teori Kepemilikan Faktor Produksi, atau disebut juga Teori


Heckscher-Ohlin, merupakan suatu konsep dalam ekonomi internasional
yang dikembangkan oleh dua ekonom, Eli Heckscher dan Bertil Ohlin, pada
tahun 1919 dan 1933.
● Karakteristik:
○ Faktor produksi yang ditekankan dalam teori ini terdiri dari modal (misalnya, peralatan dan
mesin) dan tenaga kerja.
○ Negara-negara akan mengimpor faktor produksi yang relatif lebih mahal dan mengekspor
barang yang memanfaatkan faktor produksi yang relatif lebih murah.
○ Negara dikatakan memiliki keunggulan komparatif dalam produksi barang yang menggunakan
faktor produksi yang dimilikinya secara relatif lebih melimpah.
Teori Modern
Teori Kemiripan Negara (Country Similarity Theory)
● Steffan Linder, seorang ekonom Swedia, mengemukakan teori kesamaan
negara pada tahun 1961.
● Perdagangan internasional dalam produk manufaktur akan lebih besar
antarnegara dengan level income per capita yang setara daripada dengan
negara lain yang tidak setara.
● Contoh: mengapa terjadi ekspor mobil produksi Jepang ke Jerman,
sedangkan Jerman juga mengekspor mobilnya ke Jepang?
○ Perdagangan terjadi karena kesamaan preferensi akan mobil antara konsumen di
negara-negara yang berada pada tahap perkembangan ekonomi yang sama.
Teori Siklus Hidup Produk (International Product Life Cycle Theory)
● Teori Siklus Hidup Produk Internasional juga dikenal sebagai Vernon's Product Life Cycle
Theory, dinamai setelah ekonom Amerika, Raymond Vernon, yang memperkenalkannya
pada tahun 1966.
● Tahap Pertama - Ekspor:
○ Produk baru diperkenalkan di negara asal (negara maju).
○ Produksi dan ekspor dari negara asal dimulai karena adanya inovasi dan keahlian produksi yang
dimiliki.

● Tahap Kedua - Investasi Langsung Asing (Foreign Direct Investment - FDI):


○ Karena permintaan produk meningkat, perusahaan mulai berinvestasi langsung di negara lain untuk
mendekati pasar tersebut.
○ Investasi ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi atau memahami kebutuhan lokal.

● Tahap Ketiga - Produksi Lokal di Negara Penerima Investasi:


○ Seiring waktu, negara yang awalnya menjadi penerima investasi (negara berkembang) juga mulai
memproduksi produk tersebut secara lokal.
○ Produksi lokal terjadi karena negara penerima investasi memperoleh keahlian dan pengetahuan
tentang produksi produk tersebut.
Teori Strategi Persaingan Global (Global Strategic Rivalry Theory)
● Ekonom Paul Krugman dan Kelvin Lancaster mengemukakan teori ini pada
1980-an.
● Teori ini berfokus pada tiga aspek utama:
○ Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage)

○ Interaksi Strategis

○ Dinamika Pasar Global


Teori Strategi Persaingan Global (Global Strategic Rivalry Theory) (2)

● Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan (Sustainable Competitive


Advantage)
○ Perusahaan multinasional berusaha untuk mencapai keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan (SCA) agar dapat bersaing di pasar global. SCA dapat diperoleh melalui
berbagai cara, seperti:

■ Inovasi: Memiliki produk, layanan, atau proses yang lebih inovatif daripada pesaing.

■ Efisiensi: Memiliki biaya produksi yang lebih rendah daripada pesaing.

■ Kualitas: Memiliki produk atau layanan yang berkualitas lebih tinggi daripada pesaing.

■ Merek: Memiliki merek yang lebih kuat daripada pesaing.


Teori Strategi Persaingan Global (Global Strategic Rivalry Theory) (3)

● Interaksi Strategis
○ Perusahaan multinasional saling berinteraksi satu sama lain dalam berbagai cara, seperti:

■ Persaingan harga: Bersaing satu sama lain dengan menurunkan harga produk atau
layanan mereka.

■ Persaingan non-harga: Bersaing satu sama lain dengan meningkatkan kualitas produk
atau layanan mereka, atau dengan meningkatkan merek mereka.

■ Kemitraan: Bekerja sama satu sama lain dalam proyek bersama, seperti joint venture.
Teori Strategi Persaingan Global (Global Strategic Rivalry Theory) (4)

● Dinamika Pasar Global:


○ Pasar global terus berubah, dan perusahaan multinasional harus beradaptasi dengan
perubahan ini agar dapat tetap kompetitif. Perubahan ini dapat berupa:

■ Teknologi baru: Munculnya teknologi baru dapat mengubah cara perusahaan


multinasional memproduksi dan menjual produk atau layanan mereka.

■ Peraturan baru: Pemerintah di negara-negara berbeda dapat memberlakukan


peraturan baru yang mempengaruhi cara perusahaan multinasional beroperasi.

■ Perubahan preferensi konsumen: Preferensi konsumen di negara-negara berbeda


dapat berubah, dan perusahaan multinasional harus menyesuaikan produk atau layanan
mereka agar sesuai dengan preferensi ini.
Teori Keunggulan Kompetitif Negara dari Porter (Porter’s National Competitive Advantage)

● Michael Porter memperkenalkan konsep ini dalam bukunya yang berjudul


"The Competitive Advantage of Nations" yang diterbitkan pada tahun 1990.
● Empat Determinan Keunggulan Kompetitif Negara:
○ Kondisi Faktor (Factor Conditions): Ketersediaan dan kualitas faktor produksi seperti
tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan infrastruktur.
○ Kondisi Permintaan (Demand Conditions): Sifat dan tingkat permintaan domestik untuk
produk atau layanan suatu industri.
○ Industri Terkait dan Pendukung (Related and Supporting Industries): Kehadiran industri
pemasok dan industri lain yang terkait yang kuat dan kompetitif.
○ Strategi, Struktur, dan Persaingan Perusahaan (Firm Strategy, Structure, and Rivalry):
Cara perusahaan di negara tersebut diorganisir, dikelola, dan bersaing satu sama lain.
Teori Keunggulan Kompetitif Negara dari Porter (2)
● Keempat determinan ini saling terkait dan saling memperkuat satu sama lain.
Keunggulan dalam satu determinan dapat membantu meningkatkan
keunggulan di determinan lain.
● Contohnya:
○ Tenaga kerja terampil (kondisi faktor) dapat mendorong inovasi (strategi perusahaan).

○ Permintaan domestik yang kuat (kondisi permintaan) dapat mendorong perusahaan untuk
meningkatkan kualitas produk mereka (strategi perusahaan).

○ Industri terkait yang kuat (industri terkait dan pendukung) dapat membantu perusahaan
mendapatkan akses ke teknologi dan bahan baku yang lebih baik (kondisi faktor).
Teori Investasi Langsung
Internasional
Monopolistic Advantage Theory (Teori Keunggulan Monopolistik)
● Teori Keunggulan Monopolistik dikemukakan oleh Edward Chamberlin dalam
bukunya "The Theory of Monopolistic Competition" (1933).
● Teori ini menjelaskan bagaimana perusahaan dapat mencapai keunggulan
kompetitif di pasar yang monopolistik.
○ Pasar monopolistik adalah bentuk struktur pasar yang di mana terdapat banyak produsen
atau penjual yang menawarkan produk yang mirip, tetapi bukan identik “terdiferensiasi”.

■ Diferensiasi produk dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti: Merek, Kualitas,
Desain, Fitur, Layanan, Harga.
Monopolistic Advantage Theory (Teori Keunggulan Monopolistik) (2)
● Perusahaan di pasar monopolistik dapat mencapai keunggulan kompetitif
dengan cara:
○ Diferensiasi produk: Membuat produk yang berbeda dari produk pesaing.

○ Branding: Membangun merek yang kuat untuk produknya.

○ Inovasi: Mengembangkan produk baru dan inovatif.

○ Efisiensi: Menjalankan operasinya dengan efisien.


Teori Ketidaksempurnaan Pasar Produk dan Faktor (Product and Factor Market Imperfection)

● Teori Ketidaksempurnaan Pasar Produk (Hymer, 1960) dan Teori Ketidaksempurnaan Pasar Faktor
(Caves, 1970).
● Ketidaksempurnaan pasar produk:
○ Monopoli: Dimana hanya ada satu penjual produk tertentu.
○ Oligopoli: Dimana hanya ada beberapa penjual produk yang saling berinteraksi.
○ Persaingan monopolistik: Dimana banyak perusahaan menjual produk yang terdiferensiasi.

● Ketidaksempurnaan pasar faktor:


○ Monopsoni: Dimana hanya ada satu pembeli untuk faktor produksi tertentu (misalnya, tenaga kerja).
○ Oligopsoni: Dimana hanya ada beberapa pembeli untuk faktor produksi tertentu.
○ Mobilitas faktor produksi yang terbatas: Dimana faktor produksi seperti tenaga kerja atau sumber
daya alam sulit berpindah antar pasar.
Teori Ketidaksempurnaan Pasar Produk dan Faktor (2)

● Kepemilikan pengetahuan yang lebih superior memungkinkan perusahaan


dari luar negeri yang melakukan investasi dapat memproduksi produk yang
terdiferensiasi sehingga konsumen akan lebih menyukai produk tersebut
dibandingkan dengan produk yang sama dari perusahaan lokal.
● Pengetahuan yang superior menjadikan produk dapat terdiferensiasi
sehingga membuat pasar tidak sempurna.
○ Hal ini ditunjukkan dengan fakta bahwa perusahaan yang melakukan investasi ke luar
negeri adalah perusahaan yang banyak melakukan riset dan pengembangan produk
dan pemasaran yang strategis.
Teori Ketidaksempurnaan Pasar Produk dan Faktor (3)

● Ketidaksempurnaan juga terjadi di pasar nilai tukar mata uang yang


menyebabkan terjadinya investasi langsung dari luar negeri.
○ Perusahaan-perusahaan dari negara dengan mata uang yang overvalued akan tertarik untuk
investasi di negara yang mata uangnya undervalued.

● Argumentasi yang lain mengemukakan bahwa operasi di luar negeri


memungkinkan perusahaan untuk diversifikasi risiko, sehingga dapat
memaksimumkan return on investment nya.
The Internalization Theory
● Teori ini merupakan pengembangan dari teori market imperfection. Perusahaan mungkin memiliki
pengetahuan yang superior, akan tetapi karena tidak efisiennya pasar eksternal, maka perusahaan
dapat memperoleh lebih besar keuntungan dengan menggunakan pengetahuan tersebut sendiri,
daripada menjualnya pada perusahaan lain.
● Dengan investasi di anak perusahaan luar negeri untuk kegiatan seperti pasokan, produksi, atau
distribusi, dan bukan dengan lisensi kepada perusahaan lain, perusahaan tetap dapat memiliki
pengetahuannya sendiri dengan menggunakannya sendiri di luar negeri.
● Perusahaan dapat memperoleh return yang tinggi dalam investasinya dengan mentransfer
pengetahuannya yang superior ke suatu anak perusahaan di luar negeri daripada menjualnya di
pasar bebas.
● Menurut teori ini, maka investasi langsung akan terjadi bila transaction costs dengan perusahaan lain
tinggi.
○ Transaction cost adalah biaya yang berkaitan dengan negosiasi, monitoring, dan melaksanakan
kontrak serta menjaga kepemilikan pengetahuan.
Dunning's Eclectic Theory
● Dunning's Eclectic Theory, juga dikenal sebagai "OLI Framework,"
dikemukakan oleh ekonom John H. Dunning pada tahun 1977.
● Pertimbangan perusahaan memutuskan untuk berinvestasi langsung di luar
negeri (Foreign Direct Investment - FDI):
○ Ownership (O):
■ Pemilik perusahaan memiliki keunggulan spesifik yang membuat mereka memiliki
kontrol atas suatu teknologi, merek, atau keahlian tertentu yang sulit ditiru oleh
perusahaan lain.
■ Keunggulan ini dapat berupa teknologi, merek, manajemen, atau kekayaan intelektual
lainnya.
Dunning's Eclectic Theory (2)
● Location (L):
○ Keputusan untuk berinvestasi langsung di luar negeri juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lokasi. Lokasi yang
dipilih harus memberikan keuntungan tambahan bagi perusahaan dibandingkan dengan mempertahankan
operasi di dalam negeri.

○ Faktor-faktor lokasi melibatkan kondisi pasar, biaya produksi, akses ke sumber daya, regulasi, dan faktor-faktor
lingkungan lainnya.

● Internalization (I):
○ Internalisasi mencakup pertimbangan mengenai apakah perusahaan dapat memanfaatkan keunggulan mereka
dengan lebih baik melalui kepemilikan langsung daripada melibatkan pihak ketiga.

○ Jika perusahaan merasa bahwa dengan memiliki kendali langsung mereka dapat mengoptimalkan
pemanfaatan keunggulan mereka, mereka mungkin memilih untuk berinvestasi langsung di luar negeri.
KEBIJAKAN BISNIS
INTERNASIONAL
Tarif (Tariffs)
● Tarif adalah semua jenis pajak atau bea yang dikenakan atas pergerakan
barang melintasi batas negara. Ini mencakup tidak hanya impor, tetapi juga
ekspor.
○ Tarif Ad Valorem: Merupakan tarif yang dikenakan sebagai persentase dari nilai barang yang
diimpor/diekspor.
■ Contoh: Tarif 10% pada nilai impor produk tertentu.
○ Tarif Spesifik: Merupakan tarif yang dikenakan sebagai biaya tetap per unit atau berdasarkan
jumlah fisik barang yang diimpor/diekspor.
■ Contoh: Tarif $5 per kilogram untuk produk tertentu.
○ Tarif Gabungan (Compound Tariff): Merupakan kombinasi dari tarif ad valorem dan tarif
spesifik. Biasanya terdiri dari persentase dari nilai dan biaya tetap per unit.
■ Contoh: Tarif 5% plus $3 per unit.
Subsidi (Subsidies)
Pemerintah dapat memberikan subsidi kepada produsen dalam negeri untuk
membuat produk mereka lebih kompetitif di pasar internasional. Subsidi ini dapat
berupa bantuan keuangan langsung atau insentif lainnya.

Hambatan Non-Tarif (Non-Tariff Barriers)


Ini mencakup berbagai bentuk hambatan selain tarif, seperti standar teknis,
regulasi sanitasi, atau persyaratan kemasan, yang dapat mempersulit akses
produk asing ke pasar domestik.
Perjanjian Perdagangan (Trade Agreements)
Negara dapat terlibat dalam perjanjian perdagangan bilateral atau multilateral untuk
meningkatkan akses ke pasar, mengurangi hambatan perdagangan, dan
mempromosikan pertukaran barang dan jasa. Cth: AFTA, ACFTA, AKFTA, IUAE-CEPA

Dumping
Dumping adalah tindakan sebuah negara atau perusahaan yang mengekspor
barang ke negara lain dengan harga lebih rendah daripada harga jual di negara
asal atau lebih rendah dari biaya produksinya.
Intervensi Mata Uang (Currency Intervention)
Intervensi pemerintah dalam nilai tukar mata uang untuk mempengaruhi daya saing
produk ekspor dan impor.

Kuota (Quotas)
Kuota adalah pembatasan kuantitas impor tertentu untuk suatu produk. Negara
bisa menetapkan kuota untuk melindungi produsen dalam negeri dan
mengendalikan suplai pasar.

Kebijakan Anti-Dumping (Anti-Dumping Policies)


Melibatkan langkah-langkah untuk melawan praktik dumping, seperti pemberian
sanksi atau tarif khusus terhadap produk dumping.
Tugas
● Carilah dan buatlah presentasi lengkap tentang perjanjian perdagangan
internasional antar negara. Durasi presentasi (15 menit).
● Tugas kelompok 2-3 orang
● Penilaian:
○ Kelengkapan konten (50%)

○ Kreatifitas penyajian presentasi (25%)

○ Kecakapan dalam menyampaikan presentasi (25%)

Anda mungkin juga menyukai