Anda di halaman 1dari 3

10/18/2010 .:|:.PANYINGKUL!

Jurnalisme Orang Bi…

:: home kitakita kabarkita berandakita risetkita bukukita katakotakita tahukahkita arsipkita


. Cari
Se nin, 18 O k tobe r 110
::
Minggu, 13-06-2010 :: CITIZEN REPORTER
.KITA KITA
“Bentrokan” Kultur Jawa dan Bugis dalam Komunikasi Soeharto- Makassar di Panyingkul!:
:: Jika Anda di Panyingkul :: Sebuah Persembahan
Habibie (Kamis, 12-07-2007)
:: R.Zain ::
Ayo Bergabung di Panyingkul!
KA BA R KITA (Minggu, 29-04-2007)
C itizen reporter R. Zainuddin menulis refleksi perbedaan Catatan Sederhana Para
Menjadi Muslim di New York kultur Jawa dan Bugis, berangkat dari pengamatannya dari Citizen Reporter
:: Hannah Rubenstein :: komunikasi Soeharto-Habibie di saat-saat genting sebelum (Selasa, 31-10-2006)
Turun tangan menyambut 4.000 Soeharto memutuskan lengser di tahun 1998, serta Tentang Citizen Reporter dan
orang sekampung pengalaman pribadinya sebagai orang Bugis yang hidup di Rubrik di Panyingkul!
:: Suryadin Laoddang :: tengah orang Jawa. (p!) (Rabu, 11-10-2006)
Tak Banyak Lagi yang Bisa Baca Riuh Rendah di Panyingkul!
Lontara’ (Rabu, 16-08-2006)
:: Suryadin Laoddang ::
Panyingkul!, Mengendap Di Muara
atau Terus Ke Samudera Luas :: DUNIA SEGIEMPA T KA REBOSI
:: Kamaruddin Azis ::
Pasar Taruhan Menggeliat, Poster
Pilkada Juga “Nebeng” Piala Dunia
:: Syaifullah Ahmad Faisal :: Hingga wafat pada tanggal 27 Januari 2008, mantan Presiden Soeharto dikabarkan
tidak bersedia bertemu BJ Habibibie. Sikap itu membuat Habibie bingung sampai
sekarang. Keduanya pernah bekerja sama selama hampir seperempat abad.
Apalagi menurut Habibie hubungannya dengan Soeharto bukan hanya dalam
BERA NDA KITA hubungan pekerjaan tetapi juga emosional.
Kegilaan, Dari Cinta Mati di Pulau Ketika kedua orangtua Habibie meninggal kebetulan Soeharto berada di sisi kedua
Rajuni Hingga Riwayat Kadang jenazah. Ada lagi pesan ibunda Habibie agar ia tidak pernah meninggalkan
:: Ivan Firdaus :: Soeharto yang dianggap berbudi luhur. Wajar pula kalau Habibie sangat rindu
Baba Guru, Mengenang Film Rhoma menemui Soeharto, terlebih di masa sakit. Karena menurutnya, saat seperti inilah
Irama di Klenteng Galesong yang paling tepat untuk datang menyambung silahturahmi yang terputus.
:: Kamaruddin Azis ::
Mengagumi Tenun Troso, Habibie lahir sebagai orang Bugis meskipun ibunya berasal dari Jawa. Tetapi ia
Mengenang Tenun Sengkang tumbuh di tanah Bugis yang mempunyai kultur khas, yang bertolak belakang
:: Suryadin Laoddang :: dengan kultur Jawa yang ada hubungan dengan tulisan ini. Orang Bugis straight
forward, apabila ada yang ingin dikemukakan, langsung dikemukakan. Sedangkan
Perempuan Besi di Gunung Perak
orang Jawa sangat berhati-hati tidak mau menyinggung perasaan orang lain, kalau
(2-selesai)
perlu dengan sindiran halus. Berlainan dengan orang Bugis yang sangat
:: M. Aan Mansyur ::
tersinggung bila disindir.
Perempuan Besi di Gunung Perak
(1) Habibie yang lama belajar dan berkarir di Jerman makin kental kultur Bugisnya
:: M. Aan Mansyur :: sebab pergaulan orang Barat yang terbuka, dianggap pas dengan dirinya.
Soal bentrokan kultur Jawa dan Bugis dari hubungan Soeharto dan Habibie, saya
ingin menganalisanya dari pengalaman pribadi di bawah ini, setelah puluhan tahun :: PILKA DA
RISETKITA hidup di tengah orang Jawa.

Rasa Takut : Yang Dicitrakan, Yang ***


Dipelihara
:: Aria W. Yudhistira :: Saya juga orang Bugis yang ditakdirkan kawin dengan orang Jawa bercampur
darah Bugis. Meskipun kelahiran Makassar, istri saya hidup di tengah-tengah
Risetkita: Pramoedya versus
komunitas orang Jawa di Makassar.
Sejarah Resmi
:: Nurhady Sirimorok ::
Pada suatu hari seperti biasa istri mengantar ke mobil ketika akan berangkat ke
Hikayat Rumpon Nelayan Mandar suatu tempat yang cukup jauh. Sesudah cipika cipiki -cium pipi kanan dan kiri- istri
:: Muhammad Ridwan Alimuddin :: saya berkata, ”Masih ingat doa musafir?” Serentak naik darah saya. Dengan sedikit
Di Makassar Pernah Ada “Negeri kasar saya membentak, “Masa doa pendek dan penting itu saya lupa!” dan tanpa
Wajo” memberi cium jauh seperti biasanya, mobil pun berangkat. Pertanyaan itu
:: Nurhady Sirimorok :: membuat saya kesal. :: A LBUM PUA SA 2008
Surat Itu Ditulis Upas kepada
September Di tengah jalan baru saya sadar bahwa terjadi benturan kultur antara kami. Istri
:: Nurhady Sirimorok :: saya yang berkultur Jawa tidak menyuruh saya berdoa tetapi melalui pertanyaan di
atas dia sesungguhnya dengan halus menyuruh berdoa, yang akan saya terima
baik kalau dikatakan straight forward. Tapi istri yang Jawa, enggan menyuruh
berdoa, malah mengingatkan dengan kalimat tanya. Saya merasa disindir sebagai
BUKUKITA pelupa. Karakter Bugis saya keluar, langsung marah.
Mengawasi Pilkada, Mengawal Beberapa peristiwa lain membuat saya semakin mencermati bentrokan kultur ini.
Agenda Pemilu
:: Miftahful A`la :: Sewaktu mengikuti mantan Menteri PU Purnomo Sidik memasuki kota Blitar beliau
Sebuah Buku Kepemimpinan untuk bertanya, “Blitar ibu kota Kabupaten atau Kecamatan?” Mendapat pertanyaan itu,
Mahasiswa penumpang dalam bus yang hampir semua orang Jawa Timur yang kulturnya juga
:: Prasetyawan Hadiansyah :: hampir straight forward menjawab: ”Kabupaten Pak!”. :: KONTA K TIM PA NYINGKUL!

Jihad Memberantas Korupsi


:: Ahmad Hasan MS :: Pertanyaan Purnomo Sidik diulang kembali ketika rombongan istirahat di mess. Email Redaksi :
Jawaban juga tetap sama. Tak lama, seeorang yang berasal dari Solo membisik ke redaksi@panyingkul.com
Membaca Pemikiran Politik Islam protokol bahwa Pak Menteri sesungguhnya ingin bertemu dengan Pak Bupati yang
Indonesia tidak menjemput. Kebetulan Bupati sedang menghadap Gubernur di Surabaya. Tim:
:: Muhibin AM ::
panyingkul.com/view.php?id=1188&je… 1/3
10/18/2010 .:|:.PANYINGKUL! Jurnalisme Orang Bi…
:: Muhibin AM :: Malam itu tergesa-gesa Bupati datang ketika diberitahu dicari Pak Menteri. yus@panyingkul.com
Sketsa Kaum Urban Jakarta - Garut +62 813 226 80844
- Makassar C ontoh lain, ketika saya bertugas di Solo saya menempati mess di Manahan yang
:: Faika Burhanuddin :: pergaulan antar-tetangga tidak akrab. Suatu hari mobil saya kelihatan tergores Moch. Hasymi
catnya. Pesuruh mengatakan bahwa penyebabnya anak seorang pegawai bawahan +62 811 955 954
saya, yang juga tinggal di mess. Anak itu sering bermain di atas mobil saya. Saya
KA TA KOTA KITA
memberi tahu pegawai tersebut agar melarang anaknya berbuat serupa, tetapi
tidak perlu dimarahi karena baru berumur lima tahun. Hari itu juga di kantor,
Kenapa si Gondrong yang Maju? pegawai tersebut menemui saya meminta kunci mobil agar dia bisa membawa
:: Ivan Firdaus dan Mustamin al- mobil ke bengkel. Saya terkejut. Mobil C uma baret-baret, kenapa mesti dibawa ke
Mandary :: bengkel?
Karena ‘Rewa’ Badan Binasa
Saya betanya ke teman-teman dan semua menyalahkan saya sebab telah
:: Sudirman Nasir ::
“menembak langsung” pegawai tadi yang sebagai orang Solo sangat merasa
Yang Okkot, yang Salah Sambung bersalah membiarkan anaknya merusak mobil saya. Kata mereka, mestinya saya
:: Nursamsu danTusiana Noor bilang saja, kalau goresan di mobil itu karena ulah anak tetangga atau mengatakan
Alfisyahr :: goresan timbul gara-gara daun jambu kering di pekarangan yang jatuh menimpa
Kandala`ka`, Kusta Bila Dusta mobil.
:: Panyingkul ::
Saya jawab bahwa kedua alasan itu tidak masuk akal. Pertama tidak ada tetangga
Ayo, Si(ng)kat Terussss..!
dekat mess yang anaknya sering bermain dan tidak mungkin daun jambu kering
:: Panyingkul! ::
yang jatuh dapat menimbulkan baret pada cat mobil saya. Nah, jawab mereka,
justru dengan cara itu pegawai tadi akan mengerti kalau anaknya yang merusak
mobil dan tidak akan bereaksi berlebihan seperti tadi.
TA HUKA HKITA
Ini jelas perbedaan kultur. Kalau di Makassar saya berkilah seperti itu, sore itu
Hikayat Serdadu Belanda
juga pohon jambu akan ditebang oleh pegawai.
Tersambar Petir di Sinjai
:: Nursamsu ::
Kejadian lain di pemakaman seorang rekan, Pak Dirjen yang wong Solo bertanya
Seribu “Daeng”, Seribu Harapan kepada saya, “ Pak Samingan hadir tidak?”|. Saya menjawab, “Hadir Pak.” Berapa
:: Panyingkul! :: waktu kemudian beliau bertanya lagi yang sama yang saya jawab jawab yang
Nike Ardilla Terus Menyanyi di sama juga. Seorang teman lalu berbisik kepada saya: “Pak Dirjen minta dicarikan
Wonomulyo Pak Samingan, nampaknya beliau ada perlu”.
:: Mansyur Rahim ::
Kuliah Primata Agar Lebih Peduli “Kenapa tidak bilang dari tadi?” gerutu saya dalam hati sambil saya tergesa-gesa
:: Panyingkul! :: mencari Pak Samingan. Susahnya menerjemahkan keinginan bos yang wong Solo.
Klub Para Ayah, Demi Anak dan ***
Negara
:: Farid M. Ibrahim :: Nah, kembali ke soal Soeharto-Habibie.

Ketika Pak Harto tgl 20 Mei betemu Habibie, ia mengatakan hari Sabtu tgl 23 Mei
akan memanggil DPR/MPR dan setelelah itu akan mundur atau lengser,
sesungguhnya di dalam lubuk hati Pak Harot menunggu jawaban Habibie untuk
mengatakan ;” Jangan Pak, kita akan mempertahankan. Saya akan menggalang
dukungan, kalau perlu kita gunakan Kostrad untuk membubarkan DPR/MPR.”.

Di balik itu Soeharto telah menyusun strategi untuk tidak kelihatan terlibat atau
menciptakan alibi dengan pembubaran DPR/MPR karena ada jadwal pertemuan
hari Sabtu. Tetapi sebaliknya yang keluar dari mulut Habibie : “ Saya bagaimana
Pak?”

Setelah mendengar pertanyaan itu, Pak Harto tediam sejenak, yang oleh Habibie
ditafsir Pak Harto sedang berpikir keras sebagaimana kalau menghadapi masaalah.
Habibie menganggap Soeharto pemikir ulung seperti dirinya.

Sore itu Soeharto lengser dan Habibie diangkat sebagai Presiden. Sejak hari itu
pula Soeharto tidak mau betemu lagi dengan Habibie. Bahkan ketika Habibie
langsung menelpon di hari ulang tahun Soeharto yang ke 77, Habibie ditolak untuk
bertemu. “Kerjakan tugasmu dengan baik. Saya sudah tua, kita bertemu dalam
batin saja,” jawab Soeharto. Habibie heran. “Hanya Pak Harto yang tahu,” katanya
kemudian.

Habibie tetap heran mengapat Pak Harto tidak mau ditemui. Padahal jawabannya -
Soeharto sangat kecewa ketika akan menyusun Kabinet, ia ditinggal oleh 15
menteri senior yang menolak dan Habibie sampai hati pula akan meninggalkannya.
Habibie tidak mengunakan batinnya untuk menyadari apa sebab Soeharto tidak
mau bertemu lagi, pada hal Soeharto sudah memberi isyarat, “Kita bertemu dalam
batin saja”.

Tetapi hikmah dari komunikasi budaya yang “gak nyambung” ini adalah:
Reformasi. Dan masa bagi Habibie menjabat presiden. Presiden dari Bugis. (p!)

*C itizen reporter R. Zain dapat dihubungi melalui email rzain@yahoo.com

| Beri Komentar| Jumlah Komentar (7) |

Komentar :

04-10-2010
Dari : jgdrgzg | pbmoke@edyizx.com
XfY1m1 lmpoccwmcsuh, [url=http://dxkggiio rlva.com/]dxkggiiorl va[/url],
[link=http://weqigeq tniqw.com/]weqigeqtn iqw[/link], http://bsfuxpfqmemd. com/

02-10-2010
Dari : qAcnNUglGkq | upnzrv@bmccqo.com
eFR4Xs ypkutxqfrdvw, [url=http://wpkjxqnl ppen.com/]wpkjxqnlpp en[/url],
[link=http://ttzdppq ophpe.com/]ttzdppqop hpe[/link], http://dgfvxswbroub. com/

30-07-2010

panyingkul.com/view.php?id=1188&je… 2/3
10/18/2010 .:|:.PANYINGKUL! Jurnalisme Orang Bi…
Dari : M.Ridwan | lapacikoa@yahoo.com
Boleh tong ini cerita sebagai renungan, tapi saya ketawa dengan komentar dari
halimhade tentang pejabat lokal dengan istri pejabat dari Jakarta. Iyo tawwa Pak
Zain, bagus ki cerita ta.

29-06-2010
Dari : Muslimin Beta | muslimin.beta@pewarta-indonesia.com
Saya pernah hidup ditengah-tengah orang Betawi dan Sunda di Depok, pola
komunikasi antara orang Betawi dengan orang Bugis-Makassar ada kemiripan
seperti suka berterus terang, ceplas-ceplos, dan cenderung komunikasi bersifat
terbuka

25-06-2010
Dari : halim hd. | halimhade@yahoo.com
ini guyonan. tapi juga bisa menggambarkan suatu komunikasi, yaang bisa salah
paham, bisa jadi bahan lelucon: suatu hari seorang pejabat, elite, di makassar
menjemput seorang pejabat pusat, atasannya, dari jakarta. pejabat
bugis/makassar itu ketika berada di ruang vip bertanya kepada ibu pejabat: "kita
tidur di mana?". kontan ibu pejabat yang ditanya merah mukanya. yang ditanya
nggak ngerti dan paham, "kita" bagi orang bugis/makassar artinya "anda", kata
ganti kedua untuk menghormati. ibu pejabar menganggap "kita" artinya antara
dirinya dengan pejabat lokal.

19-06-2010
Dari : papa Farhan | hatta67us@yahoo.com
ada benarnya tulisan di atas,meskipun tidak lagi sepenuhnya wong jawa seperti
itu,terutama karena tingkat mobilitas wong jawa yang sangat tinggi dan luas
membuat budaya personal ter erupsi dengan budaya di mana mereka tinggal untuk
sekian lama,meskipun itu wong jowo jogya ( jawa tengah )sekalipun. dan
sebenarnya mereka juga menyadari kalau budaya ( terutama budaya tutur )
sangat sulit untuk straight forward,kettika ada orang lain yg punya gaya bicara
straight forward mereka akan berkomentar " neng wong makassar/bugis
ngomonge ra'ngubeng beda karo wong jowo" dan ini menjadi bagian tersendiri
dalam budaya jawa.

14-06-2010
Dari : Erwin Rachim | erwin.century@yahoo.com
Saya sangat senang membaca tulisan bapak Zain, bapak beruntung lama bergaul
dan tinggal d tanah jawa. Sayangnya saya tidak banyak tahu tentang sindiran
halus dan tata cara pergaulan mereka. Saya lahir di tengah kehidupan bugis-
makassar-cina, tamat sekolah kerja di Bali dan sudah tinggal di Arab Emirat
selama 7 tahun. Walau tinggal di tanah arab tapi saya bergaul dengan orang2 yg
datang dari segala penjuru dunia. Ada beberapa orang jawa teman dekat tapi rata2
mereka seperti saya bicara blak2an dan straight forward. Apa mungkin karena kita
banyak belajar dari orang luar? Mungkin saya terlalu cepat berkesimpulan mungkin
karena di tanah jawa pengaruh orang2 bangsawan masih kental yang terkenal
berbahasa terlalu halus dan terlalu brhati hati seperti kata pak Zain.

© Juni 2006 - Panyingkul.com All Rights Reserved


Desain Web : Nesia Andriana -- Supported by: Yuhardin

panyingkul.com/view.php?id=1188&je… 3/3

Anda mungkin juga menyukai