Anda di halaman 1dari 2

Tata Kota Dalam Tri Hita Karana

  “Singa adalah penjaga hutan, akan tetapi singa itu juga selalu dijaga oleh hutan, jika
singa dengan hutan  berselisih, mereka akan marah lalu singa akan meninggalkan hutan.
Hutannya dirusak, dibakar, dibinasakan orang. Pohon-pohon ditebangi sampai menjadi
gundul dan tandus. Singa yang berlarian dan bersembunyi, lari ke tengah-tengah ladang
diserbu orang dan akhirnya dibinasakan“

Manusia diciptakan, dilahirkan, akan selalu berhubungan dengan lingkungan dan selalu
bersifat saling memelihara antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hubungan ini
manusia memerlukan alam lingkungan sebagai tempat hidup, dan alam pun perlu manusia
untuk merawat agar tidak punah. Disatu sisi masih banyak oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab, menebang hutan tanpa ijin, membakar hutan hanya untuk kepentingan
pribadi sehingga pada musim hujan sering terjadi banjir dan tanah longsor di kota maupun
desa. Untuk itu, manusia perlu menata alam agar terciptanya keseimbangan dan keselarasan
antara manusia dan lingkungan.
Masyarakat Bali dalam kesehariannya selalu memegang teguh konsep Tri Hita Karana
(konsep ajaran dalam agama hindu), dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tri berarti tiga dan hita karana berarti penyebab kebahagiaan untuk mencapai keseimbangan
dan keharmonisan. Tri  Hita Karana terdiri dari: Parhyangan yaitu hubungan yang seimbang
antara manusia dengan Tuhan yang Maha Esa, Pawongan artinya hubungan yang harmonis
antara manusia dengan manusia lainnya, dan Palemahan artinya hubungan yang harmonis
antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya.
Dalam menata kota, masyarakat Bali juga mempergunakan konsep Tri Hita Karana.Yang
pertama, Parhyangan yaitu hubungan yang seimbang antara manusia dengan Tuhan yang
Maha Esa. Masyarakat membuat tempat ibadah dalam satu lokasi yang berdampingan dimana
setiap warganya saling menghormati. Sehingga terciptanya kerukukan antar umat beragama.
Selain itu masyarakat juga wajib melindungi bangunan bersejarah agar nilai religiusnya tetap
terjaga. Hal ini penting dilakukan agar budaya kita tidak hilang termakan oleh jaman.
Kedua, Pawongan artinya hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia lainnya.
Pemerintah menyediakan fasilitas umum yang letaknya strategis. Sehingga mudah dijangkau
oleh semua lapisan masyarakat. Fasilitas umum itu menyangkut fasilitas kesehatan, fasilitas
pendidikan, tempat rekreasi, terminal dan lain sebagainya. Selain itu, untuk mewujudkan kota
yang nyaman, masyarakat juga harus menjaga fasilitas umum dengan baik. Tidak merusak,
tidak mencoret, serta mentaati segala peraturan yang berlaku.
Ketiga, Palemahan artinya hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan alam
sekitarnya. Pemerintah bersama masyarakat dapat menbangun taman kota sebagai tempat
penghijauan. Sebab, taman kota mempunyai fungsi yang banyak (multi fungsi) baik berkaitan
dengan fungsi hidroorologis, ekologi, kesehatan, estetika dan rekreasi.
Taman perkotaan yang merupakan lahan terbuka hijau, dapat berperan dalam membantu
fungsi hidroorologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Pepohonan
melalui perakarannya yang dalam mampu meresapkan air ke dalam tanah, sehingga pasokan
air dalam tanah semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air juga berkurang yang akan
mengurangi terjadinya banjir.
Taman kota mempunyai fungsi kesehatan. Taman yang penuh dengan pohon sebagai
jantungnya paru-paru kota merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan fungsinya.
Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan dengan penyediaan
oksigen bagi kehidupan manusia.
Taman kota mempunyai fungsi ekologis, yaitu sebagai penjaga kualitas lingkungan kota.
Bahkan rindangnya taman dengan banyak buah dan biji-bijian merupakan habitat yang baik
bagi burung-burung untuk tinggal, sehingga dapat mengundang burung-burung untuk
berkembang. Kicauan burung dipagi dan sore akan terdengar lagi.
Taman dapat juga sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial,
ekonomi, dan edukatif. Tersedianya lahan yang teduh sejuk dan nyaman, mendorong warga
kota dapat memanfaatkan sebagai sarana berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan bermain,
dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar sehingga dapat
menghilangkan rasa capek. Taman kota yang rindang mampu mengurangi suhu lima sampai
delapan derajat Celsius, sehingga terasa sejuk.

Selain taman kota, manusia juga harus menjaga dan merawat kelestarian hutan. Karena
manusia memperoleh bahan keperluan hidup dari lingkungan alam. Manusia dengan
demikian sangat tergantung kepada lingkungannya. Oleh karena itu, kita sebagai umat yang
beragama harus selalu memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan. Lingkungan harus
selalu dijaga dan dipelihara serta tidak dirusak. Lingkungan harus selalu bersih dan rapi.
Lingkungan tidak boleh dikotori atau dirusak. Hutan tidak boleh ditebang semuanya,
binatang-binatang tidak boleh diburu seenaknya, Karena dapat menganggu keseimbangan
alam. Lingkungan justu harus dijaga kerapiannya, keserasiannya dan kelestariannya.
Lingkungan yang ditata dengan rapi dan bersih akan menciptakan keindahan. Keindahan
lingkungan dapat menimbulkan rasa tenang dan tenteram dalam diri manusia. Sehingga
lingkungan tetap terjaga.
Dengan diterapkannya konsep Tri Hita Karana dalam tata kota, maka akan terwujud
kehidupan harmonis yang meliputi pembangunan manusia seutuhnya yang astiti bakti
terhadap Sanghyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada kelestarian
lingkungan serta rukun dan damai dengan sesamanya.

Nama : I.B Yudha Surya Pradipta


Sekolah : SMAN 7 Denpasar
No. Telp : 085 739 777 030

Anda mungkin juga menyukai