Anda di halaman 1dari 37

1|Page

Yang Umum diucapkan di Awal –> (gozaimasu di sini dipakai untuk


Pembicaraan ucapan formal, atau bisa juga menyatakan
“terima kasih banyak”)
[JAP] Ohayou / Ohayou gozaimasu
[INA] “selamat pagi”  [JAP] Gomen na sai
[INA] “Mohon maaf”
[JAP] Konnichiwa
[INA] “selamat siang” [JAP] Sumimasen
[INA] “Permisi”–> (bisa juga diterapkan
[JAP] Konbanwa untuk minta maaf seperti “gomen na sai”)
[INA] “selamat malam”
[JAP] Zannen desu
[JAP] Yoroshiku onegaishimasu [INA] “sayang sekali” / “amat
[INA] “mohon bimbingannya” / “mohon disayangkan”
bantuannya”---> (biasanya diucapkan pada
saat berkenalan, atau pada saat akan [JAP] Omedetou, ne
mengerjakan sesuatu bersama-sama) [INA] “Selamat ya”–> (untuk beberapa hal
yang baru dicapai, e.g. kelulusan, menang
[JAP] O genki desu ka? lomba, dsb)
[INA] “Apakah Anda sehat?”
[JAP] Dame / Dame desu yo
[JAP] O kage desu [INA] “jangan” / “sebaiknya jangan”
[INA] “Saya sehat-sehat saja.”
–> (digunakan untuk menjawab “O genki [JAP] Suteki desu ne
desu ka?”) [INA] “Bagus ya…” / “indah ya…” –>
(untuk menyatakan sesuatu yang menarik,
[JAP] Kyou wa ii o tenki desu ne? e.g. ‘hari yang indah’)
[INA] “Cuaca hari ini bagus, bukan?”
[JAP] Sugoi! / Sugoi desu yo!
[JAP] Youkoso! [INA] “Hebat!”
[INA] “Selamat datang!”
[JAP] Sou desu ka
[JAP] Moshi-moshi… [INA] “Jadi begitu…”---> (menyatakan
[INA] “Halo…” (berbicara lewat telepon) pengertian atas suatu masalah)

Yang Umum diucapkan Selama [JAP] Daijoubu desu / Heiki desu


Percakapan Berlangsung [INA] “(saya) tidak apa-apa” / “(saya)
baik-baik saja”
[JAP] Hai
[INA] “Ya”–> (untuk menyetujui sesuatu Jika Anda Kesulitan menangkap
atau menjawab pertanyaan) Ucapan Lawan Bicara Anda

[JAP] Iie [JAP] Chotto yukkuri itte kudasai.


[INA] “Tidak”–> (kebalikannya “hai”) [INA] “Tolong ucapkan lagi dengan lebih
lambat.”
[JAP] Arigatou / Arigatou gozaimasu
[INA] “Terima kasih” [JAP] Mou ichido itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan sekali lagi.”
2|Page

[JAP] Motto hakkiri itte kudasai. selesai”---> (seperti “Itadakimasu”,


[INA] “Tolong ucapkan dengan lebih kalimat ini juga tidak diartikan secara
jelas.” harfiah. Masyarakat Jepang pada
umumnya mengucapkan kalimat ini seusai
Untuk Mengakhiri Pembicaraan makan)

[JAP] Sayonara [JAP] Kimochi ii…!


[INA] “Selamat tinggal” [INA] [literal] “terasa nyaman”–> (umum
diucapkan jika Anda merasakan sesuatu
[JAP] Mata aimashou yang nyaman di suatu tempat. E.g. ketika
[INA] “Ayo bertemu lagi kapan-kapan” Anda pergi ke gunung dan merasa bahwa
udaranya bagus, kalimat ini bisa dipakai
[JAP] Ja, mata / mata ne untuk mengekspresikannya. ^^ )
[INA] “Sampai jumpa”
yang mudah dan sering ditemui
[JAP] Mata ashita pemakaiannya (bukan nawar juga sih tapi):
[INA] “Sampai jumpa besok” [JAP] : kore wa ikura desu ka?
[INA] : Ini berapa harganya?
Beberapa Kalimat yang Tidak Selalu
Muncul dalam Dialog, tetapi Minta ditraktirin , mungkin bisa pakai ini,
merupakan Elemen Kebudayaan (soalnya belum pernah berani minat
Jepang ditraktir, segan T_T )
[JAP] : watashi no wa, haratte
[JAP] Irasshaimase! itadakemasen ka?
[INA] “Selamat datang!”--> (kalimat ini [INA] : Bersediakah membayarkan punya
hanya diucapkan oleh petugas toko ketika saya?
Anda berkunjung)
pernyataan cinta : Kimi dake wo aishiteru.
[JAP] Ittekimasu!
[INA] “Berangkat sekarang!”--> (kalimat do itashimashite”. Artinya kurang lebih
ini diucapkan ketika Anda hendak pergi “sama-sama”
meninggalkan rumah pada orang yang
tetap tinggal di dalam) Oyasuminasai = Selamat Istirahat
Tadaima = (salam pada saat datang)
[JAP] Itterasshai Okaeri = (salam menyambut yang datang)
[INA] “Hati-hati di jalan”--–> (diucapkan Shitsurei shimasu = permisi
ketika seseorang hendak pergi ke luar onamaewa nan desu ka? = namanya siapa?
rumah; umumnya sebagai jawaban untuk
“Ittekimasu”) Secara umum, bahasa Jepang memiliki
struktur kalimat yang berbeda dengan
[JAP] Itadakimasu bahasa Indonesia dan Inggris.
[INA] [literal] “Terima kasih atas Perbedaannya bisa dijabarkan sebagai
makanannya”---> (kalimat ini sebenarnya berikut:
tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat
Jepang biasanya mengucapkan kalimat ini [ENG] I eat chocolate.
sebagai ungkapan rasa syukur atas [INA] Saya makan coklat.
makanan yang dihidangkan)
Dari contoh di atas, terlihat bahwa bahasa
[JAP] Gochisousama deshita Indonesia memiliki struktur kalimat yang
[INA] [literal] “perjamuan/hidangan sudah mirip dengan bahasa Inggris. Jika kita
3|Page

hendak menerjemahkan kalimat pertama [INA] Oleh saya, coklat dimakan.


ke bahasa Indonesia, maka kita cuma perlu
mengganti kata “I” dengan “Saya”, “eat” Dengan panduan tersebut, kita bisa
dengan “makan”, dan “chocolate” dengan menerjemahkan bentuk kalimat Jepang
“coklat”. Di sini, kita tidak perlu menukar yang paling dasar. That is, kalimat aktif
posisi antara subyek, predikat, maupun sederhana. Tentunya kosakata baru harus
obyek untuk melakukan penerjemahan. dipelajari sendiri — baik lewat kamus
maupun otodidak.
Bagaimana dengan bahasa Jepang?
Contoh lainnya…
Dalam bahasa Jepang, hal tersebut tidak
bisa diterapkan. Terjemahan kata-per-kata [JAP] Neko wa nezu o oikakeru.
dari kalimat di atas adalah sebagai berikut: [JAP] 猫は鼠を追い掛ける

saya = watashi = 私 -> “neko” (猫) = “kucing”


makan = taberu = 食べる -> “nezu” (鼠) = “tikus”
coklat = CHOKOREETO = チョコレー -> “oikakeru (追い掛ける) = “mengejar”

[INA1] Oleh kucing, tikus dikejar.
Meskipun begitu, contoh “saya makan
coklat” di atas akan diterjemahkan dalam [INA2] Kucing mengejar tikus (bentuk
bahasa Jepang menjadi: disempurnakan)

[JAP] Watashi wa CHOKOREETO wo ***


taberu.
[JAP] 私 は チョコレート を 食べる Jika kita tidak menggunakan obyek dalam
kalimat dan hanya memakai subyek-
  predikat, maka cara penerjemahan di atas
Mengapa? tak perlu dilakukan. Kita bisa
menerjemahkan kata-per-kata begitu saja.
Ini karena kalimat dalam bahasa Jepang
memakai struktur Subyek-Obyek-Predikat, E.g.
dan menggunakan partikel tertentu sebagai
pelengkap (yaitu “wa”/”ga” setelah [JAP] Ano hito ga hashiru.
subyek, dan “wo” untuk obyek). Kalau [JAP] あの人が走る
dilihat kata-per-kata dalam bahasa
Indonesia, maka terjemahan di atas akan -> “ano hito” (あの人) = “orang itu”
jadi seperti berikut: -> “hashiru” (走る) = “berlari”
[JAP] Watashi wa CHOKOREETO o [INA] Orang itu berlari
taberu.
[JAP] Kaze ga fuku.
[INA] Saya, coklat, makan [JAP] 風が吹く
Hmm, tapi ini kurang enak untuk dibaca. -> “kaze” (風) = “angin”
Lebih cocok kalau kita -> “fuku” (吹く) = “bertiup”
menerjemahkannya sebagai berikut:
[INA] Angin bertiup.
[JAP] Watashi wa CHOKOREETO wo
taberu.
4|Page

Ini juga berlaku untuk menjelaskan perihal Perhatikan bahwa di sini posisi subyek
suatu benda atau orang, hanya saja di (“saya”) dan benda (“jam”) bertukar,
akhirnya perlu ditambahkan partikel ketika diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
“desu” (atau bentuk informalnya, “da”). Prosesnya sendiri kurang-lebih sama
dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya.
[JAP] Namae wa Sora desu.
[JAP] 名前はソラです Contoh lain…

-> “namae” (名前) = “nama” [JAP] Okaa-san no kimono


[JAP] お母さんの着物
[INA] Nama (saya) adalah Sora.
-> “okaa-san” (お母さん) = “ibu”
[JAP] Aitsu wa otoko da. -> “kimono” (着物) = baju tradisional
[JAP] あいつは男だ Jepang

-> “aitsu” (あいつ) = “orang itu” (bentuk [INA] Kimono milik Ibu
informal)
-> “otoko” (男) = “laki-laki/pria dewasa” (b) menerangkan benda yang dimaksud
Dalam penggunaan yang ini, partikel ‘no’
[INA] Orang itu laki-laki bermakna mirip dengan kata “yang” di
Bahasa Indonesia. Fungsinya adalah
*** menjelaskan sesuatu benda secara detail.

Yang sudah dijelaskan di atas adalah Contoh:


struktur kalimat aktif sederhana dalam
bahasa Jepang. Dalam pembahasan [JAP] Ano hidari no e ga kirei desu.
selanjutnya, saya akan coba menulis [JAP] あの左の絵がきれいです。
tentang partikel pembentuk keterangan
dalam bahasa Timur ini. -> “ano” (あの) = “itu”
-> “hidari” (左) = “kiri/sebelah kiri”
Beberapa Partikel Keterangan yang -> “e” (絵) = “lukisan”
Umum Dipakai -> “kirei” (きれい) = “cantik”

  [INA1] Yang sebelah kiri, lukisannya


1. Partikel ‘no’ (の) cantik.
(literal)
 Secara umum, partikel ‘no’ memiliki dua
fungsi, yaitu (1) menyatakan kepemilikan [INA2] Lukisan yang sebelah kiri itu
dan (2) menerangkan benda yang cantik.
dimaksud. Contoh penggunaannya adalah (bentuk disesuaikan)
seperti berikut: 
(a) menyatakan kepemilikan Contoh lain…

[JAP] Watashi no tokei [JAP] Ichiban no eiyuu wa ULTRAMAN


[JAP] 私の時計 desu.
[JAP] 一番の英雄は ULTRAMAN です
-> “watashi” (私) = “saya”
-> “tokei” (時計) = “jam” -> “ichiban” (一番) = “terbaik/terhebat”
-> “eiyuu” (英雄) = “pahlawan”
[INA] Jam milik saya
5|Page

[INA1] Yang terhebat, pahlawan, adalah [INA2] Saya bekerja di kafe.


ULTRAMAN. (bentuk disesuaikan)
(literal)
[JAP] Asoko de matteta.
[INA2] Pahlawan terhebat adalah [JAP] 彼処で待ってた
ULTRAMAN. (bentuk disesuaikan)
-> “Asoko” (彼処) = “sana”
Berbagai penggunaan lain dari partikel ini -> “matteta” (待ってた) = “menunggu”
bisa diturunkan dari dua fungsi di atas, (bentuk lampau)
walaupun terkadang agak kurang berterima
dalam bahasa Indonesia. [INA1] Di sana, (saya) menunggu.

E.g. [INA2] Saya menunggu di sana.


(disempurnakan)
[JAP] kumo no ue
[JAP] 雲の上  
(b) untuk menyatakan cara
-> “kumo” (雲) = “awan” Anda mungkin pernah menyatakan dalam
-> “ue” (上) = “atas” bahasa Indonesia kalimat semacam ini:

[INA1] Atasnya awan [INA] Saya pergi menggunakan bis.

[INA2] Di atas awan Dalam bahasa Inggris, kalimat tersebut


(bentuk disesuaikan) bisa diterjemahkan sebagai berikut:

2. Partikel ‘de’ (で) [ENG] I’m going by bus.

Seperti halnya partikel ‘no’, partikel ‘de’ Bagaimana dalam bahasa Jepang?
mempunyai dua fungsi umum. Yang
pertama, menyatakan tempat; dan kedua, Dalam Bahasa Jepang, kita bisa melakukan
menyatakan cara. penerjemahan sebagai berikut:

(a) untuk menyatakan tempat [INA] Saya pergi menggunakan bis.

Maknanya kira-kira sama seperti kata “di” -> “saya” = “watashi” = 私


dalam Bahasa Indonesia. Penggunaan ini -> “pergi” = “iku” = 行く
agak mirip dengan partikel ‘ni’ — akan -> “bus” = “BASU” = バス
tetapi, untuk saat ini, kita belum akan
membahasnya. [JAP] Watashi wa BASU de iku
[JAP] 私はバスで行く
Contoh penggunaan:
Perhatikan bahwa di sini kalimat
[JAP] Kissaten de hataraku. menggunakan pola Subyek-Keterangan-
[JAP] 喫茶店で働く Predikat — sedikit mirip dengan pola
Subyek-Obyek-Predikat pada tulisan
-> “Kissaten” (喫茶店) = “kafe” mengenai kalimat aktif sederhana yang
-> “hataraku” (働く) = “bekerja” lalu.

[INA1] Di kafe, (saya) bekerja. Contoh lain,


6|Page

[JAP] Ano hito wa hitori de ikiru. (2) ‘ga’ dipakai untuk penanda subyek, di
[JAP] あの人は一人で生きる mana subyek bukan merupakan topik
utama.
-> “Ano hito” (あの人) = “orang itu”
-> “hitori” (一人) = “sendiri/seorang diri” e.g.
-> “ikiru = (生きる) “hidup/menjalani
hidup” “Pan wa watashi ga taberu”
–> topik utama: pan (roti)
[INA1] Orang itu sendirian menjalani –> subyek: watashi (saya)
hidup.
“watashi wa ano hito ga suki”
[INA2] Orang itu hidup sendiri. (bentuk –> topik utama: watashi (saya)
disesuaikan) –> subyek: ano hito (orang itu)

Ikut tambahin fungsi partikel `de` ya, nande = kenapa


menyatakan sebab.
contoh : nani ga… = apa yang…
–> (biasanya ada lanjutannya)
1. [JAP] Jishin de, biru ga taoreta.
nanika = sesuatu
[ENG] Because of earthquake, a bulding
collapsed. nani ga atta = ada apa
–> (bentuk lampau/past tense)
–> “jishin” = “gempa”
–> “biru” = “gedung” na no = akhiran untuk bertanya, mirip
–> “taoreta” = “roboh” dengan “ka”
–> (contoh: “sou na no?”)
2. [JAP] Byouki de, shigoto wo
yasumimashita. *lirik yang lagi KP kerja * nanda yo? = apaan tuh?
–> (ini terjemahan Indonesia gaul )

[ENG] Because of illness, I took a day off nani yo? = sama dengan “nanda yo”
work.
 kalau gedung itu milik saya
–> “byouki” = “sakit” bahasa jepangnya…
–> “shigoto” = “pekerjaan” Ano tatemono wa watashino ya?
–> “yasumimashita” = “libur/cuti”
Begitu juga bisa. Tapi umumnya
(1) ‘wa’ dipakai untuk penanda topik ditambahkan ‘desu’ untuk menegaskan.
pembicaraan. Atau umum juga untuk (o_0)”\
menyatakan sesuatu hal.

e.g.
I.e.:
“watashi wa Sora desu”
“watashi wa basu de iku” (contoh di atas) Ano tatemono wa watashi no desu.

= “Gedung itu milik saya”


7|Page

Tapi ada juga kalimat yang lebih nggak “BA” de “HATARAKU”


ribet untuk menyatakan kepemilikan, –> “bekerja di bar”
yakni:
dst.
Are wa watashi no tatemono desu.
Kalau “iku de basu”, hasilnya agak kurang
= “Itu gedung milik saya”. nyambung. Kalau dipaksa terjemahkan sih
bisa — tapi jadinya agak aneh. (“saya bis
Kurang lebih begitu. ^^ dengan pergi”) ^^a

Kurang lebih begitu.


ada yang ketinggalan.
[JAP] Ando no purin wa Sora ga tabenai
Benar gak? Aku bingung nih belajar kata [INA] Pudingnya Ando tidak dimakan
sifat (ga), milik (no), dan tempat/cara (de). oleh Sora

Sebenarnya, untuk kata sifat, bukan Kalau pokok bahasannya Sora, jadinya
tergantung pada ‘ga’. Partikel ‘ga’ “Sora wa… dst.”
fungsinya untuk menyatakan penunjuk.
[JAP] Sora wa Ando no purin o tabenai
Jadi formatnya: [INA] Sora tidak makan pudingnya Ando

“(saya) ga (mengerjakan sesuatu)” naide itu imbuhan yang menyatakan


perintah “jangan”. Misal: “nakanaide” =
“(saya) ga (kata sifat)” “jangan menangis”, “iwanaide” = “jangan
katakan”, dst.
“(saya) ga (kata benda)”
Sedangkan -nakute adalah bentuk -te dari
di atas kan ada penjelasan: -nai. Bentuk ini dipakai kalau kita hendak
[INA] Saya pergi menggunakan bis. menyambung antar klausa.
[JAP] Watashi wa BASU de iku
Misal:
bisa g kalo dibuat seperti:
Watashi ga iku de basu… [JAP] Okane ga nakute, kore wa mondai
da.
di atas kan ada penjelasan: [INA] (Saya) tak ada uang, gawat ini.
[INA] Saya pergi menggunakan bis.
[JAP] Watashi wa BASU de iku [JAP] Setsunakute, demo ii yo ne.
[INA] Rasanya menyakitkan, tapi tak
bisa g kalo dibuat seperti: mengapa
Watashi ga iku de basu…
Tips: kata-kata sifat yang berakhiran -i
Setahu saya sih, itu terbalik. Sebab bisa diubah jadi bentuk -te dengan
formula dasarnya memiliki bentuk sbb: menambahkan -kute. Misalnya “samishii”
=> “samishikute”,
[sesuatu] de [kata kerja] “utsukushii” = “utsukushikute”, dsb. Jadi
tidak terpaku pada -nai saja. ^^v
=“BASU” de “IKU”
–> “pergi dengan bis” b. Ada petunjuk kecil ga? membedakan ru-
verb, dgn u-verb yg berakhiran -ru. .
8|Page

.seperti , kiru. -> “daigaku” (大学) = “kampus”


*selain dari kanji nya* -> “RABU” (ラブ) = “lab/laboratorium”
-> “aru” (ある) = “ada/terdapat”
Lha… kalau berakhiran -ru, sudah pasti itu
ru-verb. Nggak mungkin u-verb tapi [INA] Di kampus, terdapat laboratorium
berakhiran -ru. ^^;;
Perlu diperhatikan bahwa di sini partikel
Kalau berakhiran -u, baru itu u-verb ‘ni’ hanya menjelaskan situasi di suatu
betulan. tempat. Jika kita hendak menuliskan suatu
kejadian dengan keterangan tempat, maka
Contoh: kita harus mengunakan partikel ‘de’.

taberu => ru-verb Contoh perbedaan:


mamoru => ru-verb
 
iu => u-verb [INA] Di sana, saya menunggu.
au => u-verb
[JAP1] Asoko ni, watashi ga matteta
Kurang lebih seperti itu. Semoga —> penggunaan yang SALAH
membantu.
[JAP2] Asoko de, watashi ga matteta
3. Partikel ‘ni’ —> penggunaan yang BENAR

  Meskipun begitu, terkadang beberapa lirik


Secara umum, partikel ‘ni’ memiliki lagu (yang kalimatnya terpenggal-penggal)
kegunaan yang luas. Penggolongannya mengesankan seolah kedua partikel ini
dapat dijabarkan lewat poin sebagai bisa dipertukarkan. E.g.
berikut:
    
(a) menyatakan situasi di suatu tempat [JAP1] Kokoro no naka ni…
 Sekilas, penggunaan partikel ‘ni’ di sini
mirip dengan partikel ‘de’ yang telah [JAP1] Kokoro no naka de…
dibahas sebelumnya. Meskipun begitu, ada
perbedaan kecil yang harus diperhatikan: [INA] Di dalam hati…
Partikel ‘ni’ digunakan untuk Sebenarnya ini agak menipu. Penggunaan
menjelaskan situasi tempat. Sedangkan partikel di atas tidak menyertakan kalimat
partikel ‘de’ berfungsi menjelaskan lokasi lanjutan, yang boleh jadi sifatnya
berlangsungnya kejadian. menjelaskan kegiatan (harus menggunakan
‘de’) — atau sekadar menjelaskan situasi
Sehubungan dengan itu, penggunaan (harus menggunakan ‘ni’).
partikel ‘ni’ kurang lebih bisa dicontohkan
seperti berikut.  
 
[JAP] Daigaku ni, RABU ga aru
[JAP] 大学にラブがある
(b) menyatakan waktu
Partikel ‘ni’ juga bisa digunakan untuk
menyatakan waktu berlangsungnya suatu
9|Page

peristiwa. Umumnya digunakan bersama  [JAP] Yo no naka ni wa, mahou kishi ga


dengan bilangan jam atau penunjuk waktu aru
lainnya. [JAP] 代の中には魔法騎士がある

Contoh: -> “yo no naka” (代の中) = “dalam dunia


ini”
[JAP] Ichiji ni, watashi ga iku -> “mahou kishi” (魔法騎士) = “ksatria
[JAP] 一時に私が行く sihir”
-> “aru” = “ada”/”terdapat” = ある
-> “ichiji” (一時) = “jam satu” / “pukul
satu” [INA] Di dalam dunia ini, terdapat ksatria
-> “watashi” (私) = “saya” sihir
-> “iku” (行く) = “pergi”
Pada dasarnya, partikel ‘ni’ yang disertai
[INA] Saat pukul satu, saya pergi ‘wa’ ini berfungsi menjelaskan keadaan si
subyek yang disebut sebelumnya. ^^
Contoh lain,
 (d) menjelaskan perlakuan obyek pada subyek
[JAP] Juunigatsu ni, yuki ga furu  Judul di atas agak terlalu teknis; jadi
[JAP] 十二月に雪が降る baiknya kita langsung jelaskan dengan
contoh saja ^^;;
-> “Juunigatsu” (十二月) = “Desember”
(literal: “bulan ke-12″) Misalnya Anda punya teman, yang
-> “yuki” (雪) = “salju” mengalahkan Anda dalam bermain game.
-> “furu” (降る) = “jatuh/turun” (e.g. Maka, dalam bahasa Indonesia, hal itu bisa
untuk hujan, salju, dsb) digambarkan sebagai berikut:

[INA] Saat Desember, salju turun [INA] Saya kalah melawan dia

  Nah, dalam bahasa Jepang, pernyataan ini


(c) menjelaskan keadaan subyek bisa diterjemahkan sebagai:
Untuk penggunaan ini, partikel ‘ni’ tidak
berdiri sendiri, melainkan ditemani oleh [JAP] Watashi wa aitsu ni maketa
partikel ‘wa’. Dengan demikian, polanya [JAP] 私はあいつに負けた
akan menjadi “[subyek] ni wa…”
-> “watashi” (私) = “saya”
Contoh penerapannya: -> “aitsu” (あいつ) = “orang itu” / “dia”
(bentuk informal)
[JAP] Watashi ni wa, sore de ii -> “maketa” (負けた) = “kalah” (bentuk
[JAP] 私にはそれでいい lampau dari makeru)

-> “watashi” (私) = “saya” [INA] Saya kalah dari dia


-> “sore” (それ) = “itu” / “hal itu”
-> “ii” (いい) = “baik” / “tidak masalah” Pada dasarnya, penggunaan partikel ‘ni’
yang ini berfungsi menunjukkan apa yang
[INA] Kalau bagi saya, hal itu tidak dilakukan obyek (“dia”) kepada subyek
masalah (“saya”).

Contoh yang lebih kompleks, bisa juga Contoh lain,


sebagai berikut:
10 | P a g e

 [JAP] Kira wa Shinn ni awadateru Ooh, itu… (o_0)”\


[JAP] キラはシンに泡立てる
Penjelasannya begini:
-> “awadateru” (泡立てる) = “memukul” /
“menampar” Katte ikimasu berasal dari kau + bentuk tte
-> “Kira” (キラ) dan “Shinn” (シン) + iku (“pergi”) + bentuk -masu:
adalah nama orang
kau –> katte –> katte iku –> katte ikimasu
[INA] Kira ditampar oleh Shinn
Artinya “saya pergi membeli minuman”.
[JAP] kanashimi ni makenaide
[INA] Jangan kalah pada kesedihan. Ada juga yang menulis “te iku” sebagai
–> (yang terancam kalah = saya) imbuhan (“-teiku”, sejenis dengan “-
teiru”). Artinya sama dengan penjelasan di
  atas… tapi ini dibahas lain kali saja.
[JAP] Kanashimi wo makenaide
[INA] Kesedihan jangan sampai kalah.  Sedangkan partikel “ni” dalam “ni
–> (yang terancam kalah = kesedihan) ikimasu”, maknanya kurang lebih sama
dengan “sambil” (atau “dan”) di bahasa
Kalau mengenai penggunaan pada obyek, Indonesia.
perbedaannya begini:
[JAP] kai ni ikimasu
- partikel “o” menyatakan “obyek [INA] pergi membeli
diperlakukan X oleh subyek”
(=pergi sambil membeli)
- partikel “ni” menyatakan “obyek
melakukan X pada subyek  [JAP] asobi ni kita
[INA] datang bermain
Misalnya:
(= datang dan bermain)
“Watashi wa aitsu ni maketa”
–> saya dikalahkan oleh dia Sebenarnya nggak beda jauh sih. Kalau di
bahasa Indonesia ibaratnya dua kalimat
“Watashi wa aitsu o maketa” sbb:
–> saya mengalahkan dia
 1) “Saya pergi beli minum”
Jadi sebenarnya maknanya berkebalikan. 2) “Saya pergi sekalian beli minum”
Yang satu obyeknya aktif, sementara yang  
satu lagi obyeknya pasif.
Kurang lebih begitu. CMIIW, though.
Selain itu, ada yang mengatakan bahwa
jenis penggabungan kata kerja di bawah ini Saya juga pernah menemukan kata seperti:
memiliki beda arti : “Watashi wa oyogu koto ga suki”
“Nomimono o katte ikimasu” (Saya pergi Kenapa tidak seperti ini :
membeli minuman) “Watashi wa oyogu koto o suki”
“Nomimono o kai ni ikimasu” (Saya pergi
dan membeli minuman) Sejauh yang saya tahu, itu karena “suki”
Apakah memang keduanya beda arti? Dan sebenarnya bukan kata kerja. Dia itu kata
apakah pengubahan kata kerjanya (kau) sifat. ^^
sesuai?
11 | P a g e

Orang sering menerjemahkan “suki” Kembali ke contoh pertanyaan. Saya lihat


sebagai “love” (kata kerja). Ini agak pertanyaannya berbunyi: “ada berapa
kurang tepat — yang benar adalah “is mobil macet antara Bandung-Jakarta?”
loved”.
Ya, karena yang ditanya jumlah, otomatis
Contoh: pakai “gurai”. “Goro” cuma dipakai dalam
menunjukkan waktu saja — semisal jam
[JAP] Anpan ga suki berapa, atau kapan. ^^
[ENG1] Melon bread is loved
(hint: asalnya dari kata “koro” = “waktu”
disempurnakan menjadi: di bahasa Indonesia)

[ENG2] (I) love melon bread. Arigatou Gozaimasu. Ojamashimasu

Kalau menggunakan partikel ‘o’, harus Do itashimashite. ^^


diikuti oleh kata kerja. Sedangkan suki itu
bukan kata kerja. Alhasil yang dipakai 4. Partikel “ya” dan “to”
adalah “wa” atau “ga”. Partikel “ya” dan “to” memiliki arti yang
mirip, yaitu sama dengan kata sambung
Pertanyaan terakhir, saya pernah “dan” dalam bahasa Indonesia. Fungsinya
menemukan kalimat seperti di bawah ini : adalah menyatakan sejumlah benda secara
“Jakarta kara Bandung made kuruma de bersamaan.
“dono gurai” kakarimasu ka?”
Apakah bisa kata “dono gurai” diganti Meskipun demikian, terdapat suatu
dengan “dono goro”? perbedaan. Partikel ‘to’ digunakan untuk
menyatakan himpunan lengkap.
Agak beda. “gurai” dipakai untuk Sedangkan partikel ‘ya’ dipakai untuk
menyatakan “kira-kira” secara umum menyatakan himpunan sebagian.
(jarak, kuantitas, posisi, dsb.). Sedangkan
“goro” hanya untuk menunjukkan waktu. Well… kedengarannya memang agak
rumit sih. Meskipun begitu, penjelasannya
Misal: akan lebih mudah jika diterapkan dalam
contoh berikut:
(goro)
 
[JAP] Itsu goro ka? Ni-ji goro desu. [JAP] Watashi to Taro wa tomodachi
[ENG] Around when? Around one’o desu.
clock. [JAP] 私とタロは友達です

  -> “watashi” (私) = “saya”


-> “tomodachi” (友達) = “sahabat” /
(gurai) “teman dekat”

[JAP] Kore wa ikura gurai desu ka? *) “Taro” di sini adalah nama orang
[ENG] What does this approximately cost?
[INA] Saya dan Taro adalah teman dekat.
[JAP] Jikan wa sanjuppun gurai desu.
[ENG] Our time is about thirty minutes. Dalam contoh di atas, subyek dibatasi pada
“saya” dan “Taro”. Dengan kata lain,
12 | P a g e

hanya “saya” dan “Taro” yang menjadi -> “watashi” (私) = “saya”
pokok pembicaraan di sini. -> “daigaku” (大学) = “kampus”
-> “iku” (行く) = “pergi”
Sedangkan penggunaan partikel ‘ya’ agak
sedikit berbeda: [INA] Saya pergi ke kampus

 [JAP] Shiki ya Arihiko ga KAFETERIA Contoh lain…


ni iru
[JAP] シキやアリヒコはカフェテリア  [JAP] Ano otoko wa TOIRETTO he
にいる hashiru
[JAP] あの男はトイレットへ走る
-> “KAFETERIA” (カフェテリア) =
“kantin”/”kafetaria” -> “ano otoko” (あの男) = “pria itu”
-> “iru” (いる) = “ada”/”berada” -> “TOIRETTO” (トイレット) = “toilet”
-> “hashiru” (走る) = “berlari”
*) “Shiki” serta “Arihiko” di sini adalah
nama orang [INA] Pria itu berlari ke arah toilet.

[INA] Shiki dan Arihiko berada di Jadi di sini, terlihat bahwa partikel ‘he’
kafetaria menyatakan arah dari suatu
pergerakan/aktivitas. Misalnya “pergi”
Dalam penggunaan di atas, terlihat bahwa (iku), “berlari” (hashiru), “berjalan”
Shiki dan Arihiko sama-sama berada di (aruku), dan lain sebagainya. ^^
kafetaria. Meskipun demikian, tidak hanya
mereka berdua saja yang ada di kafetaria 6. Partikel “kara”
— melainkan juga terdapat orang-orang
lain. Partikel “kara” memiliki tiga fungsi
dalam kalimat bahasa Jepang, dengan
Dapat dikatakan bahwa partikel ‘to’ pembagian sebagai berikut:
mewakili complete list. Sedangkan partikel
‘ya’ menyatakan incomplete list. (a) menyatakan asal

 5. Partikel “he” Dalam konteks ini, “kara” dipakai untuk


 Partikel ‘he’ (atau biasa diucapkan ‘e’) menjelaskan dari mana suatu benda X
berfungsi untuk menyatakan atau berasal. Dalam Bahasa Indonesia,
menunjukkan arah. penggunaan ini diwakilkan oleh kata
“dari”.
Misalnya, dalam bahasa Indonesia kita
biasa menyatakan: Misalnya Anda hendak menjelaskan
bahwa Anda baru saja datang dari Jakarta.
 [INA] Saya pergi ke kampus Dalam bahasa Jepang, Anda bisa
menggunakan kalimat sebagai berikut:
Dalam bahasa Jepang, kalimat tersebut
akan berbunyi sebagai berikut: [JAP] Watashi wa Jakarta kara kita.
[JAP] 私は Jakarta から来た
 
[JAP] Watashi wa daigaku he iku -> “Watashi” (私) = “saya”
[JAP] 私は大学へ行く -> “kita” (来た) = “datang” (bentuk
lampau dari “kuru”)
13 | P a g e

[INA] Saya datang dari Jakarta.  (c) menyatakan sebab

Contoh lain…  Untuk penggunaan ini, partikel “kara”


memiliki fungsi yang mirip dengan kata
[JAP] Kimi kara no PUREZENTO “karena” dalam Bahasa Indonesia.
[JAP] 君からのプレゼント Tujuannya adalah menghubungkan dua
buah klausa dengan hubungan sebab-
-> “kimi” (君) = “kamu” akibat.
-> “PUREZENTO” (プレゼント) =
“hadiah” Contoh:

[INA] Hadiah dari kamu [JAP] Okane ga aru kara, karaoke he


ikimashou!
 (b) menyatakan sejak [JAP] お金があるから、カラオケへ行
きましょう!
Well… seperti kata “sejak” dalam bahasa
Indonesia. What else? ^^; -> “okane” (お金) = “uang”
-> “aru” (ある) = “ada” / “dimiliki”
[JAP] Nananen mae kara, Taro wa BA de -> “ikimashou” (行きましょう) = “ayo
hataraku. pergi”
[JAP] 七年前からタロはバーで働く
[INA] Karena kita ada uang, mari pergi
-> “nananen mae” (七年前) = “tujuh tahun karaoke!
lalu” =
-> “BA” (バー) = “bar” (serapan dari kata [JAP] Jikan ga nai kara, watashi wa
Inggris yang sama) KURASU he hashiru.
-> “hataraku” (働く) = “bekerja” [JAP] 時間が無いから私はクラスへ走

[INA] Sejak tujuh tahun lalu, Taro bekerja
di bar. -> “jikan” (時間) = “waktu”
-> “nai” (無い) = “tidak ada” /
[JAP] Daigaku toki kara, ano futari wa “kehabisan”
tomodachi desu. -> “KURASU” (クラス) = “kelas”
[JAP] 大学ときからあの二人は友達で -> “hashiru” (走る) = berlari”

[INA] Karena kehabisan waktu, saya
-> “daigaku toki” (大学とき) = “saat berlari ke kelas.
kuliah” / “waktu kuliah”
-> “ano futari” (あの二人) = “dua orang ***
itu” / “mereka berdua”
-> “tomodachi” (友達) = “teman baik”  
7. Partikel “made”
[INA1] Sejak kuliah, mereka berdua
teman baik. Partikel “made” merupakan kebalikan dari
(literal) fungsi (b) partikel “kara” yang telah
dibahas sebelumnya. Jika “kara”
[INA2] Mereka berdua teman baik sejak diantaranya berfungsi menyatakan “sejak”,
kuliah. maka partikel “made” memiliki fungsi
(bentuk kalimat disempurnakan) menyatakan makna “hingga”.
14 | P a g e

Bersinonim juga dengan kata “sampai” [JAP] Asa ga kuru made, boku wa
dalam bahasa Indonesia. nemurenai.
[JAP] 朝が来るまで、僕は寝むれない
Contoh penggunaan:
-> “asa” (朝) = “pagi”
[JAP] Juunigatsu made, Arima-san wa -> “kuru” (来る) = “tiba”
Yokohama ni imasu. -> “boku” (僕) = “saya” (untuk laki-laki)
[JAP] 十二月まで、アリマさんは横浜 -> “nemurenai” (寝むれない) = “tak bisa
にいます tidur”

-> “juunigatsu” (十二月) = “Desember” / [INA] Hingga pagi tiba, saya tak bisa
“bulan Desember” tidur.
-> “imasu” (います) = “ada” / “berada”
(bentuk -masu dari “iru”) ***

[INA1] Hingga bulan Desember, Tuan 8. Partikel “dake”


Arima berada di Yokohama
(literal) Dalam bahasa Indonesia, partikel “dake”
umum diterjemahkan sebagai kata
[INA2] Tuan Arima berada di Yokohama “hanya”. Dengan demikian, kegunaannya
hingga bulan Desember. adalah untuk menyatakan ekspresi “tidak
(bentuk alternatif) lebih dari” benda yang dinyatakan dalam
kalimat.
[JAP] Tokyo made arukidasou!
[JAP] 東京まで歩きだそう! Well, agak sulit jika dijabarkan dalam
bentuk kalimat seperti di atas; jadi lebih
-> “arukidasou” (歩きだそう) = “ayo baik kita langsung beranjak dengan
berjalan kaki” contoh:

[INA] Ayo jalan kaki sampai Tokyo! [JAP] Sonna koto wa Sensei dake ga
wakaru.
Partikel “made” bisa juga digunakan [JAP] そんな事先生だけが分かる
untuk menjelaskan “hingga kondisi
tertentu”. Misalnya, -> “sonna koto” (そんな事) = “hal
semacam itu”
[JAP] Moetsukiru made ore wa ganbaru! -> “sensei” (先生) = “guru”
[JAP] 燃え尽きるまで俺 は 頑張る! -> “wakaru” (分かる) = “mengerti” /
“tahu”
-> “moetsukiru” (燃え尽きる) =
“kelelahan” / “tak mampu lagi” [INA] Hal seperti itu, hanya Pak Guru
-> “ore” (俺) = “saya” (laki-laki, informal) saja yang mengerti.
-> “ganbaru” (頑張る) = “berjuang”
Contoh lain…
[INA1] Sampai tak mampu lagi, saya
akan berjuang! [JAP] Kokoro wa watashi dake no.
(literal) [JAP] 心は私だけの

[INA2] Saya akan berjuang sampai tak -> “kokoro” = “hati” = 心


mampu lagi!
(bentuk alternatif) [INA] Hati (ini) hanya milik saya seorang.
15 | P a g e

[JAP] Daisuki na tabemono wa,  


AISUKURIIMU dake desu! + ka
[JAP] 大好きな食べ物はアイスクリー [JAP] Yoshi-kun wa koko ni imasu ka ?
ムだけです! [JAP] ヨシくんはここにいますか?

-> “daisuki na” (大好きな) = “yang paling [INA] Apakah Yoshi-kun ada di sini?
disukai”
-> “tabemono” (食べ物) = “makanan”  2. Partikel “yo”
-> “AISUKURIIMU” (アイスクリーム)
= “es krim” Partikel “yo” berfungsi untuk memberi
penegasan dalam kalimat. Pada umumnya,
[INA] Makanan yang paling saya suka partikel ini digunakan ketika
hanya satu, es krim! menyampaikan ide/pendapat/opini yang
cenderung subyektif; meskipun begitu bisa
1. Partikel “ka” juga dipakai untuk menekankan kebenaran
dari informasi yang disampaikan.
 Partikel “ka” berfungsi untuk membentuk
kalimat tanya. Partikel ini bisa dibilang Adapun contoh penggunaannya adalah
cukup ‘sakti’ — kalimat berita apapun, sebagai berikut:
apabila ditambahkan partikel ini di akhir
kalimatnya, akan seketika berubah menjadi [JAP] Ano ko wa kawaii desu yo.
kalimat tanya. [JAP] あの子は可愛いですよ。

Contoh: -> “ano ko” (あの子) = “anak itu”


-> “kawaii” (可愛い) = “lucu” / “imut-
Asli: imut”

[JAP] C-san wa AMERIKA-jin desu. [INA] Menurut saya, anak itu lucu.
[JAP] C-さん は アメリカ人 です。
(menyampaikan opini)
[INA] Tuan C (adalah) orang Amerika.
Contoh lain:
 + ka
 [JAP] C-san wa AMERIKA-jin desu ka ? [JAP] Omae o matteru, yo.
[JAP] C-さん は アメリカ人 です か? [JAP] 御前を待ってるよ。

[INA] Apakah Tuan C orang Amerika? -> “omae” (御前) = “kamu” (informal)
-> “matteru” (待ってる) = “tunggu”
Di sini partikel “ka” berperan sebagai
question mark. Apabila suatu kalimat [INA] Kamu sedang ditunggu, lho.
diakhiri dengan “ka”, maka kalimat itu
pastilah kalimat tanya! (menekankan berita)

Asli: Intinya, partikel “yo” adalah yang


dibutuhkan jika kita hendak menegaskan
[JAP] Yoshi-kun wa koko ni imasu. sesuatu hal. Sebagai perbandingan: dalam
[JAP] ヨシくんはここにいます。 bahasa Inggris fungsi ini biasanya diwakili
oleh frase “…you know” atau “…so I
[INA] Yoshi-kun ada di sini. think” di akhir kalimat. ^^
16 | P a g e

 3. Partikel “ne” [INA] Hari ini, Nona Sanae terlihat cantik,
bukan?
 Yang ini berfungsi sebagai pemberi kesan
halus/persuasi dalam berbicara. Meskipun (menanyakan pendapat lawan bicara)
demikian, “ne” juga memiliki kegunaan
lain — yakni memunculkan pertanyaan [JAP] Hachigatsu no yuki ga aru no?
balik di akhir kalimat (question tag). Kiseki da ne?
[JAP] 八月の雪があるの? 奇跡だね?
Misalnya, untuk penggunaan yang
pertama, -> “hachigatsu” (八月) = “bulan Agustus”
-> “yuki” (雪) = “salju”
[JAP] Ashita kara, kore wa kimi no -> “kiseki” (奇跡) = “keajaiban” /
gakkou da, ne? “mukjizat”
[JAP] 明日からこれは君の学校だ、ね?
[INA] Ada salju di bulan Agustus? Itu
-> “ashita kara” (明日 から) = “mulai pasti mukjizat, bukan?
besok”
-> “gakkou” (学校) = “sekolah” (menanyakan pendapat lawan bicara)

[INA] Mulai besok, ini sekolahmu yang ***


baru. OK?
 Variasi Penggunaan dalam Kalimat
(melakukan persuasi)
 Dalam penggunaan sehari-hari, terkadang
[JAP] Sono kimochi ga wakaru; dakara, ada beberapa varian partikel end sentence
kinishinaide. Ne? yang diturunkan dari tiga partikel di atas.
[JAP] その気持ちがわかる、だから、 Umumnya perubahan ini terjadi karena
気にしないで。ね? nuansa informal yang ingin dihadirkan;
e.g. ketika Anda sedang berbicara dengan
-> “kimochi” (気持ち) = “perasaan” teman atau keluarga.
-> “dakara” (だから) = “karena itu” /
“oleh karena itu” Beberapa variasi yang terjadi, antara lain:
-> “kinishinaide” (気にしないで) =
“jangan khawatir” 1. ne menjadi na~

[INA] (Saya) mengerti perasaanmu; oleh “Na~” — dengan ‘a’ panjang;


karena itu, jangan khawatir. Ya? berbeda dengan partikel “na” —
memiliki manfaat yang sama persis
(melakukan persuasi) dengan “ne”. Meskipun demikian,
kesan yang ditimbulkannya sangat
Sedangkan untuk penggunaan yang kedua, informal dan berkesan “setengah
hati”.
[JAP] Kyou wa Sanae-san ga kirei desu,
ne? Kesan ini lebih tampak dalam
[JAP] 今日はサナエさんがきれいです penerjemahan sebagai berikut:
ね?
[JAP] Aitsu wa okotteirunda.
-> “kyou” (今日) = “hari ini” Taihen, da na~…
-> “kirei (きれい) = “cantik” [JAP] あいつは怒っているん
だ。 大変 だな。。。
17 | P a g e

[INA] Dia sedang marah. Susah [JAP] Ne, chotto matte yo!
juga yaa… [JAP] ね、 一寸待てよ!

[JAP] Hai, hai, wakatteiru. Warui [INA] Hei, tunggu


na~… sebentar!
[JAP] はい、はい、分かってい
る。 悪いな。。。 4. Question mark dengan kai

[INA] Ya, ya, saya mengerti. Maaf Bentuk yang lebih lembut untuk
deh… bertanya dibandingkan “ka”,
digunakan oleh pria. Kalau Anda
2. yo menjadi zo pernah mendengar lagu
“Konayuki” dari Remioromen,
Yang ini biasanya diucapkan oleh Anda bisa mendengar penggunaan
pria; kesannya cenderung informal question mark model ini di
dan berpretensi kasar. dalamnya. ^^

[JAP] Ano “MATRIX” no [JAP] Sore ga dekita no


eiga wa kakkoii da zo. kai?
[JAP] あの “MATRIX” の [JAP] それが出来たのか
映画は格好いいだぞ。 い?

[INA] Film “MATRIX” [INA] Bisakah seperti itu?


yang itu keren, lho.
 Catatan Khusus:
[JAP] Aa, Rika-chan da! Kalimat Tanya tanpa Question Mark
Kawaii zo!
[JAP] ああ、リカちゃん  Walaupun secara default kalimat tanya
だ! 可愛いぞ! dalam bahasa Jepang memerlukan partikel
“ka”, terdapat satu kondisi di mana Anda
[INA] Ah, itu Rika-chan. tak perlu memanfaatkannya sama sekali.
Dia lucu sekali! Meskipun demikian, sebagai gantinya,
Anda harus memberikan intonasi yang
3. ne di awal kalimat tepat untuk mengesankan pertanyaan
Anda.
Yang ini agak berbeda dengan
pokok bahasan kita tentang partikel Dalam bahasa Jepang, intonasi yang
end-sentence, sebab partikelnya ‘tepat’ ini dimunculkan dengan memberi
sendiri justru diletakkan di awal penekanan pada suku bunyi terakhir dalam
kalimat. Meskipun demikian, saya kalimat.
rasa ada baiknya bila sekalian
dijelaskan di sini. (o_0)”\ Contoh:

Dalam penggunaan ini, partikel [JAP] Sonna koto iwanaide! Otoko da


“ne” digunakan untuk memanggil yo!?
orang yang sedang diajak bicara. [JAP] そんな事言わないで! 男 だよ!?
Konsepnya kurang lebih sama [INA] Jangan bicara seperti itu! Kamu
dengan kata “hei” dalam bahasa laki-laki, kan!?
Indonesia:
18 | P a g e

(bagian “yo” diucapkan agak tinggi dan Yang terakhir agak rancu, tapi kalau
memanjang) dibaca kalimat lengkapnya:

[JAP] Okane ga arimasu? “kaze ga yoseta kotoba ni, oyoida kokoro”


[JAP] お金があります? -> menyatakan tempat juga.
Penjelasannya:
[INA] Apakah kamu ada uang?
 
(bagian “su” diucapkan agak tinggi dan “kaze ga yoseta kotoba ni“
memanjang) = “di antara kata-kata yang terbawa
angin”
Hal yang sama berlaku jika kita hendak
mengajukan pertanyaan singkat dan “oyoida kokoro”
sekedarnya, e.g.: = “hati (saya) berenang”

[JAP] Hitori? Bentuk-bentuk Kata Kerja Dalam


[JAP] 独り? Bahasa Jepang
[INA] (Anda) sendirian?  Dalam bahasa Jepang, kata kerja
dikelompokkan menjadi tiga bagian,
(bagian “ri” diucapkan agak tinggi dan yakni: (1) Godan, (2) Ichidan, dan (3)
memanjang) Irregular (i.e. tidak tergolong dalam dua
grup sebelumnya).
[JAP] Shitteru?
[JAP] 知ってる? Secara fungsi hampir tidak ada bedanya
antara tiga grup tersebut — semuanya
[INA] (Anda) sudah tahu? sama-sama bersifat kata kerja, punya
bentuk waktu, dan sebagainya. Yang
(bagian “ru” diucapkan agak tinggi dan membedakan cuma infleksi (perubahan
memanjang) bentuk)-nya saja.

Tentunya harus dicatat bahwa penggunaan Seperti apa perbedaan dan ketentuannya,
di atas itu cenderung crippled secara akan segera kita lihat berikut ini.
gramatikal, dan tidak untuk digunakan
dalam pembicaraan resmi. Walaupun 1. Ichidan Verb
masih efektif jika dipakai untuk keseharian Ichidan verb ( ー段 ) adalah kata kerja
saja. yang bentuk dasarnya berakhiran -*eru
atau -*iru. Sebagai contoh,
Walaupun posisinya juga di akhir, partikel
“ni” di sini perannya lebih sebagai [latin] Kakeru
pembentuk keterangan. Yakni: [kana] かける

“kagayaku sora ni” [kanji] 掛ける (en: to wear, to put on)


-> menyatakan tempat, i.e. “di langit yang
bersinar” —> -*eru diwakili oleh -keru

“ai dake tayori ni” [latin] Oriru


-> menyatakan tempat juga, sebab [kana] おりる
“tayori” itu bentuk noun dari “tayoru”
(=”bergantung pada…” ) [kanji] 下りる (en: to descend)
19 | P a g e

—> -*iru diwakili oleh -riru langsung menilai bahwa itu Godan.
Padahal belum tentu — sebagaimana
[latin] Taberu sudah dibahas, ada kemungkinan bahwa
[kana] たべる itu adalah Ichidan (akhiran -*iru, -*eru).

[kanji] 食べる (en: to eat) Perbedaan antara Ichidan dan Godan akan
berpengaruh dalam membentuk infleksi,
—> -*eru diwakili oleh -beru terutama bentuk waktu — jika tidak ada
halangan, ini akan kita bahas di bagian 8
Di sini kita lihat bahwa Ichidan verb kelak.
ditentukan oleh akhiran -*iru atau -*eru.
Perlu dicatat bahwa -*iru dan -*eru  
tersebut BUKAN imbuhan — mereka 3. Irregular Verb
adalah bagian dari kata dasar. Di samping Ichidan dan Godan, terdapat
satu grup yang kata kerjanya bersifat
Jadi, kalau kita hendak lihat di kamus, pengecualian/tidak tergabung di antaranya.
maka di sana akan tertulis “kakeru”, Grup ini hanya berisi dua kata kerja,
“oriru”, dan “taberu”. Inilah yang disebut yakni:
sebagai Ichidan verb.
IRREGULAR I:
2. Godan Verb
 Godan ( 五段 ) adalah kelompok kata [latin] suru
kerja yang paling besar di antara ketiga [kana] する
grup kata kerja. Godan verb pada
umumnya memiliki akhiran sebagai [kanji] 為る ; meskipun begitu lebih sering
berikut: ditulis dengan kana

-ku ( -く ), -gu ( -ぐ ), -su ( -す ), (en: to do)


-tsu ( -つ ), -nu ( -ぬ ), -bu ( -ぶ ),
-mu ( -む ), -ru ( -る ), -u ( -う ) IRREGULAR II:

Sebagai contoh… [latin] kuru


[kana] くる
[latin] Kaoru
[kana] かおる [kanji] 来る (en: to come)

[kanji] 薫る (en: to smell sweet) Dengan demikian, kita sudah membahas


tentang pengelompokan kata kerja.
[latin] Asobu Selanjutnya kita akan membahas tentang
[kana] あそぶ bentuk positif dan negatif.

[kanji] 遊ぶ (en: to play) Infleksi (Perubahan Bentuk):


Positif dan Negatif
[latin] Kau
[kana] かう Sebagaimana umumnya sebuah bahasa,
bahasa Jepang juga mempunyai bentuk
[kanji] 買う (en: to buy) positif dan negatif. Sekarang kita akan
membahas bentuk positif dan negatif dari
Satu hal yang harus diingat: terkadang, kata kerja yang sudah dibahas.
jika melihat kata berakhiran -ru, kita
20 | P a g e

Untuk memudahkan, berikut ini saya Kata kerja bentuk -masu umum dipakai
tampilkan dalam bentuk tabel: dalam suasana formal. Misalnya ketika
berbicara dengan guru, kakak kelas, atau
  atasan di kantor. Tidak ada batasan resmi
a) Bentuk Negatif: Ichidan kapan bentuk -masu harus dipakai — yang
  penting adalah suasananya formal atau
tidak.

Ilustrasi: misalnya dengan teman yang


baru kenal. Berhubung kita ingin sopan,
maka menggunakan -masu. Tetapi, kalau
sudah akrab, boleh pakai bentuk kata kerja
b) Bentuk Negatif: Godan yang biasa. Kurang lebih seperti itu
penjelasannya. ^^

Nah, tulisan ini bertujuan menjelaskan


bagaimana membentuk akhiran -masu dari
kata kerja yang dibahas tempo hari.

Bagaimana caranya?

 Untuk membuat bentuk -masu, aturannya


dikelompokkan menjadi tiga bagian, sesuai
dengan jenis kata kerjanya. Detailnya
c) Bentuk Negatif: Irregular  adalah sebagai berikut:

(a) Untuk Ichidan Verb

Cara pembentukan: ganti akhiran -ru ( -る


) dengan -masu ( -ます )

Contoh:
 Sebagaimana bisa dilihat, bentuk negatif
dalam bahasa Jepang pada umumnya [latin] taberu –> tabemasu
berakhiran -nai ( -ない ). Meskipun begitu [kana] たべる –> たべます
akhiran yang berbeda memberikan bentuk [kanji] 食べる –> 食べます (en: to eat)
negatif yang berbeda — sebagai contoh,
“asoBU” memiliki bentuk negatif [latin] oriru –> orimasu
“asoBANAI”. Jadi tidak bisa sekadar [kana] おりる –> おります
mencomot akhiran dan menggantinya [kanji] 下りる –> 下ります (en: to
dengan -nai. ^^ descent)

Bentuk -masu ( -ます ) dalam  


Bahasa Jepang (b) Untuk Godan Verb

 Sebagaimana sudah disinggung di salah Cara pembentukan: ganti suku bunyi


satu komentar, sebenarnya tidak ada terakhir -*u dengan -*imasu.
perbedaan makna antara kata kerja standar
dan bentuk -masu. Yang membedakan Contoh:
hanyalah nilai kesopanannya saja.
21 | P a g e

[latin] asobu –> asobimasu Sudah. Cuma begitu saja. Mudah


[kana] あそぶ –> あそびます bukan?
[kanji] 遊ぶ –> 遊びます
Adapun yang penting di sini adalah
[latin] hanasu –> hanashimasu membuat bentuk -masu yang benar dulu.
[kana] はなす –> はなします Kalau bentuk -masu kita sudah benar,
[kanji] 話す –> 話します (en: to speak) maka tinggal diganti akhirannya jadi
-masen.
[latin] kau –> kaimasu
[kana] かう –> かいます Contoh:
[kanji] 買う –> 買います (en: to buy)
[latin] tabemasu –> tabemasen
(c) Irregular Verb [kana] たべます –> たべません
[kanji] 食べます –> 食べません
Sebagaimana dibahas di tulisan lalu,
terdapat dua buah kata kerja irregular [latin] hanashimasu –> hanashimasen
dalam bahasa Jepang. Bentuk -masu untuk [kana] はなします –> はなしません
mereka adalah: [kanji] 話します –> 話しません

[latin] suru –> shimasu [latin] kimasu –> kimasen


[kana] する –> します [kana] きます –> きません
[kanji] 為る –> 為ます* (en: to do) [kanji] 来ます –> 来ません

*) bentuk ini jarang dipakai. ‘suru’ dan ‘shimasu’ umumnya ditulis Tentunya masih banyak contoh yang lain.
dengan kana Meskipun begitu, tiga di atas harusnya
cukup untuk menjelaskan konsepnya.
[latin] kuru –> kimasu Masing-masing satu contoh dari ichidan,
[kana] くる –> きます godan, dan irregular.
[kanji] 来る –> 来ます
“Darou” itu versi lebih kasar dari
*** “deshou”. Artinya kira-kira, “benar begitu
kan?” kalau di bahasa Indonesia.
Dengan demikian, kita sudah paham
bagaimana membuat bentuk -masu dari Asal katanya:
kata kerja standar. Kata kerja yang
dihasilkan bersifat positif. Sekarang kita desu (です)
akan melihat bagaimana membuat versi
negatif dari bentuk -masu. + akhiran -ou (menanyakan konfirmasi)

  = deshou (でしょう)

Infleksi (Perubahan Bentuk): Kata Secara teknis sebenarnya dia bukan


Kerja Negatif imbuhan, cuma kata bantu biasa saja.
Cuma kadang ada kalimat yang bunyinya
Untuk membuat bentuk negatif dari kata seperti berikut…
kerja berakhiran -masu, aturannya sangat
sederhana, yakni: (contoh)

Ganti akhiran -masu ( -ます ) dengan [formal] Shitteru n desu


-masen ( -ません ) [kasar] Shitteru n da
22 | P a g e

+ akhiran -ou -ku ( -く ), -gu ( -ぐ ), -su ( -す ),


-tsu ( -つ ), -nu ( -ぬ ), -bu ( -ぶ ),
[formal] Shitteru n deshou? -mu ( -む ), -ru ( -る ), -u ( -う )
[kasar] Shitteru n darou?
Masing-masing akhiran memiliki aturan
Jadi kedengarannya seperti akhiran. infleksinya tersendiri. Oleh karena itu,
Padahal sebenarnya tidak. ^^ untuk memudahkan, di bawah ini saya
tampilkan dalam bentuk tabel.
Lebih lanjut mengenai struktur [verb] + [n]
+ [desu] bisa dibaca di link:  

[What is -n desu which is sometimes in the


end of a sentence?]

Kata Kerja Bentuk Lampau (過去


形) dalam Bahasa Jepang

Sebagaimana dibahas di [nihongo-7],


infleksi kata kerja Bahasa Jepang
ditentukan lewat tiga grup: Ichidan,
Godan, dan Irregular. Hal yang sama
berlaku jika kita hendak membuat kata
kerja bentuk lampau.

Aturan untuk masing-masing grup adalah


sebagai berikut:  

a) Untuk Ichidan Verb: c) Untuk Irregular Verb:

Ganti akhiran -ru (-る ) dengan -ta ( -た ). Terdapat dua buah kata kerja irregular
dalam bahasa Jepang, yakni “suru” ( する
Contoh: ; “to do”) dan “kuru” ( くる ; “to
come”). Bentuk lampau untuk mereka
[latin] taberu –> tabeta adalah sebagai berikut.
[kana] たべる –> たべた
IRREGULAR I: “suru”
[kanji] 食べる –> 食べた
[latin] suru –> shita
[latin] oriru –> orita [kana] する –> した
[kana] おりる –> おりた
[kanji] 為る –> 為た*
[kanji] 下りる –> 下ります
*) bentuk ini jarang dipakai. ’suru’ dan ’shita’ umumnya ditulis dengan

  kana

b) Untuk Godan Verb: IRREGULAR II: “kuru”

Godan verb memiliki akhiran yang [latin] kuru –> kita


beragam, di antaranya: [kana] くる –> きた
23 | P a g e

[kanji] 来る –> 来た Catatan Khusus:


Bentuk Lampau untuk -masu ( -ま
… す ) dan -masen ( -ません )
  Di [nihongo-7b] kita membahas tentang
Bagaimana dengan Negatif akhiran -masu ( -ます ) dan versi
Lampau? negatifnya, -masen ( -ません ). Kata kerja
yang diakhiri dua imbuhan tersebut
Bicara bentuk lampau, tentunya ada juga memiliki nilai kesopanan lebih tinggi.
bentuk negatif lampau. Bagaimana cara
membuat bentuk negatif lampau di bahasa Nah, mereka juga punya bentuk
Jepang? lampaunya sendiri. Bagaimana membuat
bentuk lampau untuk akhiran -masu dan
Cara melakukannya adalah: -masen?

Ganti akhiran -nai ( -ない ) pada bentuk Aturannya kurang lebih seperti berikut:
standar dengan -nakatta
( -なかった )  
a) Untuk akhiran -masu ( -ます )
Aturan ini bersifat universal dan dapat
diterapkan pada ketiga jenis grup — baik Ubah akhirannya menjadi: -mashita ( -ま
itu ichidan, godan, maupun irregular. した )

Contoh: Contoh:

[latin] tabenai –> tabenakatta [latin] orimasu –> orimashita


[kana] たべない –> たべなかった [kana] おります –> おりました

[kanji] 食べない –> 食べなかった [kanji] 下ります –> 下りました

[latin] nagasanai –> nagasanakatta [latin] asobimasu –> asobimashita


[kana] ながさない –> ながさなかった [kana] あそびます –> あそびました

[kanji] 流さない –> 流さなかった [kanji] 遊びます –> 遊びました

[latin] shinai –> shinakatta  


[kana] しない –> しなかった b) Untuk akhiran -masen ( -ません )

[kanji] 為ない –> 為なかった Ubah akhirannya menjadi: -masen deshita


( -ませんでした )
Tentunya masih banyak contoh yang lain.
Meskipun begitu tiga di atas harusnya Contoh:
cukup sebagai ilustrasi. ^^
[latin] orimasen –> orimasen deshita
… [kana] おりません –> おりませんでし

 
[kanji] 下りません –> 下りませんでし

24 | P a g e

[latin] asobimasen –> asobimasen deshita  


[kana] あそびません –> あそびません [INA] “Gue”, “Aing”, dan sebagainya
でした –> untuk pembicaraan antar teman,
berkesan kasar
[kanji] 遊びません –> 遊びませんでし (contoh mengambil dialek Jakarta dan
た Bandung)

Sudah, cuma begitu saja. Mudah bukan? [INA] “Anda”


–> untuk pembicaraan formal

Adapun yang penting di sini adalah  


membuat bentuk -masu (dan -masen) yang [INA] “Kamu”
benar dulu. Kalau bentuk -masu dan –> untuk suasana yang lebih santai
-masen sudah benar, maka tinggal
mengikuti aturan di atas.  
[INA] “Lo”, “Maneh”, dan sebagainya
ii ― yokatta >> benarkah? –> untuk pembicaraan antar teman,
berkesan kasar
Bukan, itu rada beda. Kalau yang itu (contoh mengambil dialek Jakarta dan
bentuk lampau kata sifat — aturannya Bandung)
beda lagi daripada kata kerja.
Dalam bahasa Jepang, prinsip yang sama
“Yokatta” asalnya dari “yoi” ( 善い ), juga berlaku. Kata ganti yang kita gunakan
bukan “ii” ( いい ). Jadi perubahannya: akan berbeda tergantung pada siapa orang
yang kita ajak bicara. Meskipun demikian,
yoi ( 善い ) ― yokatta ( 善かった ) kata ganti bahasa Jepang memiliki variasi
lebih luas daripada yang kita miliki di
Kalau buat belajar Kanji saya pakai Bahasa Indonesia.
referensi sbb.
Pembagiannya dapat dijelaskan sebagai
J.Y. Mitamura & Y.K. Mitamura: “Let’s berikut:
Learn Kanji: An introduction to radicals,
components, and 250 very basic kanji”. Kata Ganti Orang Pertama

J.Y. Mitamura, Y.K. Mitamura, R.G. (i.e. “saya”, “aku”, dan sebagainya)
Covington: “Let’s Learn Family Groups,
Learning Stategies, and 300 Complex [JAP] “watashi”
Kanji [Kanji] 私

Dalam bahasa Indonesia, kita membagi –> kurang lebih sama dengan “saya” di
penggunaan kata ganti untuk menyebut Bahasa Indonesia. Konotasinya netral; bisa
orang lain berdasarkan tingkat kesopanan. digunakan baik oleh pria maupun wanita.
Misalnya,
[JAP] “watakushi”
[INA] “Saya” [Kanji] 私 — sama dengan “watashi”
–> untuk pembicaraan formal
–> kata ganti sangat formal; biasa
  diucapkan oleh politisi/orang yang
[INA] “Aku” memiliki kedudukan sosial yang tinggi di
–> untuk suasana yang lebih santai masyarakat. Beberapa kali digunakan oleh
25 | P a g e

Lacus Clyne dalam pidato politiknya di [JAP] “anata”


Gundam SEED Destiny. nyontohin dari [Kanji] 貴方 ; meskipun begitu lebih
anime ajalah xD sering ditulis dengan hiragana あなた
–> bentuk umum untuk menyatakan
 [JAP] “atashi” “Anda”. Bisa juga digunakan untuk
[Kanji] 私 — sama dengan “watashi” kepentingan formal.
–> kata ganti “saya”, khusus digunakan  
oleh wanita. Lebih informal daripada [JAP] “kimi”
“watashi”. [Kanji] 君
–> kurang lebih sama dengan kata “kamu”
 [JAP] “atakushi” di Bahasa Indonesia. Bisa dipakai untuk
[Kanji] 私 — sama dengan “watashi” berdiskusi dengan teman atau orang yang
–> bentuk lebih formal dari “atashi”; lebih muda daripada Anda.
merupakan bentuk feminin dari
“watakushi”. [JAP] “omae”
  [Kanji] お前
[JAP] “boku” –> lebih kasar dibandingkan “kimi”.
[Kanji] 僕 Umumnya digunakan dalam pergaulan di
–> mirip seperti “aku” dalam bahasa mana Anda tak merasa perlu menghormati
Indonesia. Umumnya hanya digunakan orang-orang di dalamnya. Penggunaannya
oleh pria, walaupun tokoh-tokoh wanita mirip kata “lu” dalam dialek “gua-elu”. ^^
seperti Ayu Tsukimiya dan Hiyori  
Kusakabe juga memakai kata ini untuk [JAP] “anta”
menyebut diri mereka. ^^;; [Kanji] tidak ada, hanya ditulis dengan
  hiragana あんた
[JAP] “ore” –> hanya digunakan pada rekan akrab,
[Kanji] 俺 atau pada orang yang lebih ‘tinggi’ tapi
–> penggunaannya mirip kata “gue” dalam tidak Anda ingin hormati ( ). Sering
bahasa gaul Indonesia. HANYA dipakai oleh Shirou Kamui ketika
digunakan oleh pria dalam pergaulan; berbicara dengan Hinoto-hime dalam serial
tendensinya lebih kasar daripada “boku” X.
dan cenderung meninggikan diri sendiri.  
  [JAP] “temme”
[JAP] “washi” [Kanji] tidak ada, hanya ditulis dengan
[Kanji] tidak ada; hanya ditulis dengan hiragana てっめ
hiragana わし –> kata ini digunakan jika Anda sedang
–> yang ini hanya digunakan oleh orang- ingin merendahkan lawan bicara.
orang tua. Priest Amon di serial GARO Umumnya dipakai di dunia kaum berandal
sering menggunakan kata ini ketika semacamnya Harima Kenji dan Sawamura
berbicara. ^^ Seiji. ^^;;
   
[JAP] “ware” [JAP] “kisama”
[Kanji] 我 [Kanji] 貴様
–> artinya sama dengan “saya”. IMO, –> kata “kamu” yang sarkastis. Bisa
penggunaannya tak jauh berbeda digunakan kalau Anda punya orang yang
dibandingkan dengan “watashi”. Anda benci, sedemikian hingga Anda siap
Kata Ganti Orang Kedua berkelahi dengannya saat itu juga.
(i.e. “Anda”, “Kamu”, dan sebagainya)  
  [JAP] “onore”
[Kanji] 己
26 | P a g e

–> hanya digunakan untuk mengutuk dan 空 dan 星 yang sudah disebut sebelumnya
menghina. SANGAT kasar. Pernah 白い (kun ‘shiro’) + (hiragana ‘i’) =
diucapkan oleh Horror menara jam di “shiroi”
GARO episode 3. Lebih lanjut, bisa dibaca di link-link sbb:
http://lingwiki.com/index.php?
*** title=On_vs._Kun_readings
http://japanese.about.com/blqow44.htm
Derajat Kesopanan?
Berhubung kesopanan adalah hal yang Kata Ganti Orang Ketiga Tunggal
sangat menentukan dalam bahasa dan (i.e. “dia”, “orang itu”, dan sebagainya)
budaya Jepang (di samping situasi di mana  
diskusi berlangsung), maka berikut ini [latin] “kare”
saya mengurutkan kata ganti di atas [kanji] 彼
berdasarkan nilai kesopanannya. –> Dipakai untuk menyatakan “dia” yang
Urutannya kurang lebih sebagai berikut: merujuk pada laki-laki. Kurang lebih sama
  dengan kata “he” dalam bahasa Inggris.
Untuk Kata Ganti Orang Pertama Catatan: kata ini bisa juga digunakan untuk
1. watakushi = atakushi menyebut kekasih (pria). Meskipun begitu
(sangat sopan) bentuk yang lebih umum untuk fungsi
2. watashi = washi = ware tersebut adalah “kareshi” (彼氏).
(sopan, tapi umum juga digunakan dalam
keseharian) [latin] “kanojo”
3. atashi = boku [kanji] 彼女
(informal) –> Dipakai untuk menyatakan “dia” yang
4. ore merujuk pada perempuan; kurang lebih
(sangat informal) sama dengan kata “she” dalam bahasa
  Inggris. Sama dengan “kare”, “kanojo”
Untuk Kata Ganti Orang Kedua juga bisa dipakai untuk menyebut kekasih
1. anata (dalam hal ini wanita).
(sopan, tapi umum juga digunakan dalam  
keseharian) [latin] “ano hito”
2. kimi [kanji] あの人
(informal) -> Secara harfiah bermakna “orang itu”
3. anta (dari kata “ano” (あの, ‘itu’) + hito (人
(tidak hormat) ‘orang’). Dipakai untuk pembicaraan
4. omae formal.
(agak kasar)  
5. temme = kisama [latin] “kono hito”
(sangat menghina ) [kanji] この人
6. onore -> Secara harfiah bermakna “orang ini”
(mengutuk lawan bicara. Jarang (dari kata “kono” (この, ‘itu’) + hito (人
digunakan, IMO. ) ‘orang’). Dipakai untuk pembicaraan
1) On umumnya dipakai untuk kata yang formal.
bersifat compound, yakni gabungan dari  
lebih dari satu kanji. Contoh: [latin] “aitsu”
学制 (on ‘gaku’) + (on ‘sei’) = “gakusei” [kanji] 彼奴 ; meskipun begitu lebih
  sering ditulis dengan hiragana あいつ
2) Kun dipakai untuk kanji yang berdiri -> Bentuk informal/kasar dari “ano hito”
sendiri, atau diikuti oleh imbuhan yang disebut sebelumnya. Berasal dari
(okurigana). Contoh:
27 | P a g e

gabungan kata “ano” (彼, ‘itu’) + “yatsu” …………… …………… ……………


(奴, ‘orang’/'seseorang’). … … …
 
[latin] “soitsu”
[kanji] 其奴 ; meskipun begitu lebih
sering ditulis dengan hiragana そいつ
-> Informal, sama dengan “aitsu”.
Gabungan dari kata “sono” (其, ‘itu’) +
“yatsu” (奴). Relatif jarang dipakai
dibandingkan “aitsu”.
 
[latin] “koitsu”
[kanji] 此奴 ; meskipun begitu lebih
sering ditulis dengan hiragana こいつ
-> Bentuk informal dari “kono hito”.
Gabungan dari kata “kono” (此, ‘ini’) +
“yatsu” (奴).

 Kata Ganti untuk Bentuk Jamak


(i.e. “kami”, “mereka”, dan sebagainya)
 
Untuk membentuk kata ganti jamak,
aturannya cukup mudah. Kita tinggal
dengan menambahkan akhiran -tachi
(untuk penggunaan formal) atau -ra (untuk
penggunaan informal) pada kata ganti
tunggal.
Contoh:
[JAP] “watashi”(私) + “-tachi” (たち) =
“watashitachi”(私たち)
[INA] (saya) + (-tachi) = (kami)
[JAP] “kare”(彼) + “-ra” (ら) = “karera”
(彼ら)
[INA] (dia) + (-ra) = (mereka)
-> umumnya untuk menyatakan
sekelompok laki-laki
 Meskipun begitu, penggunaan akhiran -ra
dan -tachi ini sangat tergantung pada kata
ganti yang hendak diimbuhi. Sebagai
contoh, kita bisa membentuk jamak dari
kata “boku” (僕) menjadi “bokura” (僕
ら) serta “bokutachi” (僕たち). Akan
tetapi kita tak bisa membentuk kata ganti
jamak berupa “kimira” (kimi + ra) atau
“watashira” (watashi + ra) — untuk itu
kata ganti jamaknya adalah
“watashitachi” (私たち) dan “kimitachi”
(君たち).
Pembagiannya bisa dilihat dalam tabel
berikut:
28 | P a g e

Bentuk Asal -tachi -ra [JAP] Yamada-san-tachi wa Tokyo e


…………… …………… …………… ikimasu
… … … [INA] Tuan Yamada dan kawan-kawan
watashitachi pergi ke Tokyo
watashi
atashitachi
atashi Akhiran -tachi juga dapat digunakan untuk
watakushitac -
watakushi menyatakan keadaan benda yang “banyak”
hi
atakushi atau “lebih dari satu”. Misal:
atakushitachi
…………… …………… ……………
… … … [JAP] koibitotachi
[INA] “pasangan kekasih”
boku bokutachi bokura
–> bisa juga bermakna “pasangan-
ore oretachi - pasangan kekasih”
…………… …………… ……………
… … … [JAP] hitotachi
anata anatatachi [INA] “orang-orang” / “banyak orang”
anta antatachi -
kimi kimitachi Intro: Apa itu Huruf Kana?
…………… …………… ……………  
… … … Huruf kana adalah huruf-huruf dasar yang
omae omaetachi omaera membentuk bahasa Jepang. Terdapat dua
temae - temaera jenis huruf kana yang umum dipakai,
…………… …………… …………… yakni: Hiragana dan Katakana.
… … … Huruf kana memiliki kekhasan sebagai
kare - karera berikut:
[1]
kanojo - -
………… ………… …………  Satu karakter mewakili satu suku
bunyi
ano hitotachi
ano hito - Setiap suku bunyi, e.g. “ha”, “wa”,
kono
kono hito - “ga”, dan sebagainya, diwakili
hitotachi
aitsu aitsura menggunakan satu huruf. Kita akan
aitsutachi
soitsu soitsura menyebut huruf-huruf ini sebagai
soitsutachi
koitsu koitsura huruf “wa”, huruf “ga”, huruf “ha”,
koitsutachi
dan seterusnya.
 
Pengecualian: huruf “n”. Huruf
kana “n” adalah satu-satunya yang
Keterangan:
tidak memiliki bunyi vokal.
[1] “kanojo” biasanya tak disebut dengan
 
jamak; penggunaan untuk ini umumnya di-
cover oleh “aitsura”.  Tidak semua suku bunyi dicakup
oleh huruf kana tradisional
Ini adalah hal terpenting yang perlu
 Catatan Tambahan mengenai
Anda ingat. Terdapat beberapa
suffix -tachi suku bunyi yang tidak dicakup oleh
 Secara umum, -tachi mempunyai huruf kana tradisional, di
kegunaan tambahan, yaitu menyatakan antaranya:
grup yang menyertai seseorang. Di Bahasa yi, ye, wu, ti, tu ;
Indonesia, kita biasa menyebutnya “dan semua ejaan yang
kawan-kawan”. mengandung huruf “L” ;
Contoh: semua ejaan yang
mengandung huruf “V”
29 | P a g e

  tersebut, maka kita siap untuk melangkah


*) huruf “ye” aslinya lebih lanjut.
terdapat di ejaan kuno, tapi  
kini sudah tak digunakan  
Meskipun begitu, beberapa huruf Huruf Hiragana
katakana modern telah  
ditambahkan untuk mencakup Huruf Hiragana adalah huruf paling dasar
suku-suku bunyi tersebut, dalam bahasa Jepang. Huruf ini memiliki
walaupun tidak sepenuhnya tiga kegunaan utama, yakni:
sempurna. Lebih lanjut bisa dibaca (a) membentuk imbuhan dalam
di tulisan bagian 2. kalimat (disebut “okurigana”)
(b) menjelaskan bacaan kanji
(disebut “furigana”)
(c) menuliskan partikel dan
honorific
Adapun daftar huruf Hiragana, beserta cara
membacanya, dapat dilihat sebagai
berikut:
 
Ketentuan Menulis Hiragana
 
Dalam menulis hiragana, terdapat tiga
aturan utama, yakni:
1. Pertama-tama, susun huruf
untuk membentuk kata yang
diinginkan
(sudah jelas)
2. Konsonan tebal diwakili oleh
huruf ‘tsu’ kecil
Contoh:
はっきり
= (ha)(tsu)(ki)(ri)
= hakkiri
3. Vokal panjang ditulis dengan
menambahkan huruf terkait
Contoh:
おかあさん
= (o)(ka)(a)(sa)(n)
= okaa-san
 
Kapan Memakai Hiragana?
 
Sebagaimana sudah disebut sebelumnya,
terdapat tiga jenis pemakaian huruf
  hiragana dalam bahasa Jepang. Sekarang
kita akan lihat bagaimana huruf-huruf
Nah, dua hal di atas adalah rule of thumb tersebut dipakai
dalam membaca dan mempelajari huruf
kana. Setelah memahami petunjuk (a) Sebagai Okurigana
30 | P a g e

  (mengenai kenapa ini bisa terjadi, kapan-


Okurigana bisa dibilang sebagai kapan akan saya bahas di tulisan tersendiri
imbuhan/tambahan yang melekat pada tentang Kanji)
dalam sebuah kata bahasa Jepang. Kata Lalu, bagaimana dong? Kalau misalnya
yang ditempeli oleh okurigana adalah saya jadi guru, dan harus mengabsen
pokok perhatian — kata ini biasanya murid, tentunya saya tak bisa ambil resiko
ditulis dengan huruf kanji. salah sebut. (masa “Furuya” jadi
Misalnya contoh berikut: “Furutani” ?)
[JAP] 愛する Nah, untuk menyelesaikan masalah ini,
[JAP] aisuru dibuatlah sistem penulisan furigana. Nama
[ENG] “to love” dengan kanji ditulis dengan ukuran normal
Pada contoh di atas, kanji untuk “ai” (愛 ; — sedangkan hiragana ditulis berukuran
“love”) diikuti oleh hiragana “suru” (する kecil sebagai pembantu.
; “to do”). Di sini “suru” berperan sebagai
imbuhan pembentuk kata kerja, sehingga
hasil akhirnya adalah “aisuru” = “to
love”. Ternyata kanji tersebut dibaca “Furuya”,
Maka, okurigana-nya adalah する bukannya “Furutani” atau “Kotani”
(“suru”). Meskipun demikian, terdapat juga
penggunaan furigana yang bukan untuk
Contoh yang lain… nama. Biasanya teknik ini dipakai di buku
pelajaran bahasa Jepang, komik-komik
[JAP] 白い (manga), atau panduan wisata.
[JAP] shiroi
[ENG] “white” (adj.)”, “white-colored”
Di awal mula hanya terdapat kanji 白 Contoh:
(“shiro”), yang berarti “warna putih”
(noun). Meskipun demikian, hiragana “i”
menjadi imbuhan pembentuk kata sifat —
sehingga hasil akhirnya adalah “shiroi” =
“berwarna putih”. Furigana di atas menjelaskan bahwa
  kalimat tersebut berbunyi: “nihongo ga
Dengan demikian, okurigana bisa dibilang suki”
sebagai imbuhan pembentuk kelas kata di (= saya suka bahasa Jepang)
bahasa Jepang. Mulai dari kata kerja, kata  
sifat, hingga tenses, semuanya (c) Menuliskan partikel dan honorific
diindikasikan oleh okurigana yang dipakai.  
  Semua partikel dalam bahasa Jepang
(b) Sebagai Furigana ditulis menggunakan hiragana. Di sisi lain,
  terdapat juga beberapa honorific (sebutan
Furigana adalah petunjuk bagaimana cara perorangan) yang ditulis menggunakan
membaca suatu kanji. Pada umumnya, hiragana, misalnya -kun, -san, -chan, dan
sebuah kanji (atau banyak kanji) memiliki -tan.
lebih dari satu cara pembacaan. Meskipun demikian honorific yang lebih
Misalnya kanji berikut: formal umumnya ditulis dengan
古谷 menggunakan kanji — bukan hiragana.
Ini adalah nama keluarga. Bisa dibaca Misalnya -dono (殿), -sama (様), dan
sebagai: Furuya, Furutani, atau Kotani -sensei (先生).
Huruf Katakana
31 | P a g e

   
Huruf Katakana adalah huruf dasar kedua
dalam bahasa Jepang. Berbeda dengan
hiragana yang memiliki banyak kegunaan,
kegunaan utama katakana adalah menulis
kata serapan dari bahasa asing dalam
bahasa Jepang.
[Update]
Walaupun banyak dipakai untuk
kata serapan, katakana juga
memiliki penggunaan dalam
konteks bahasa Jepang keseharian.
Misalnya untuk kepentingan
administrasi (pengisian formulir),
penulisan nama, dan juga untuk
entry cara baca on (on-yomi) kanji
dalam kamus.
Katakana juga dipakai untuk
menekankan semangat/menarik
perhatian. Penggunaan ini umum
dipakai di majalah-majalah dan
brosur promosi berbahasa Jepang.
(tambahan dari yan9n dan
yusahrizal)
Terdapat juga kegunaan sampingan dari
katakana, yakni menuliskan onomatopeia
(efek bunyi). Hal ini akan saya bahas
sekilas di bagian selanjutnya.
Daftar huruf katakana, beserta cara
membacanya, dapat dilihat sebagai
berikut:

Set Katakana Modern (Extended Katakana)


 
Di samping yang sudah disebut di atas,
terdapat juga katakana yang ditambahkan
di era modern. Huruf-huruf ini berfungsi
mentransliterasikan kata-kata bahasa asing
yang suku bunyinya tidak dicakup oleh
huruf katakana tradisional (misal: “ve”,
“rye”, “kwa”, dsb.).
Daftarnya bisa dilihat sebagai berikut:
32 | P a g e

   
Sebagaimana sudah disebutkan di awal,
katakana memiliki kegunaan utama
menuliskan kata serapan dan istilah asing.
Termasuk di dalamnya adalah nama benda
dan tempat yang bukan berasal dari
Jepang.
Contoh:
ブリタニア
(BURITANIA)
= Britannia

コンピュータ
(KONPYUUTA)
= Komputer

ミネラル
(MINERARU)
= Mineral

Nama orang juga bisa ditransliterasikan


menggunakan katakana — walaupun untuk
kepentingan formal biasanya nama non-
Jepang ditulis dengan huruf latin.
Contohnya antara lain:
 
Ketentuan Menulis Katakana エミリ
  (EMIRI)
Aturan menulis katakana kurang lebih = Emily
sama dengan hiragana. Meskipun begitu
ルナマリア・ホーク
terdapat sedikit perbedaan, yakni di nomor (RUNAMARIA HOOKU)
(3): = Lunamaria Hawke
1. Pertama-tama: susun huruf
untuk membentuk kata yang マリアンヌ・ヴィ・ブリタニア
diinginkan (MARIANNU VI BURITANIA)
(sudah jelas) = Marianne vi Britannia
2. Konsonan tebal diwakili oleh
huruf ‘tsu’ kecil Intinya, semua kata/istilah/nama yang
Contoh: berasal dari bahasa asing ditulis
ハック menggunakan katakana. Mungkin bisa
(HAKKU) dibilang bahwa katakana adalah
= (HA)(TSU)(KU) “perwakilan asing” dalam bahasa Jepang.
= HACK (bahasa Inggris)
3. Vokal panjang diwakili tanda  
strip (ー)
スタート
(SUTAATO)
= (SU)(TA)(ー)(TO) Kegunaan Lain: Menulis Onomatopeia
= START (bahasa Inggris)  
  Katakana juga sering dipakai untuk
Kapan Memakai Katakana? menghasilkan onomatopeia (efek bunyi)
33 | P a g e

dalam tulisan; terutama untuk bunyi yang kata (okurigana) dan menulis
keras/menyentak. Dalam bahasa Indonesia, partikel
kurang lebih seperti menulis “dug-dug” 3. Juga dipakai untuk menjelaskan
untuk menggambarkan detak jantung. cara baca kanji (furigana)
Penggunaan ini umum untuk SFX di 4. Hiragana juga dipakai untuk
berbagai manga. Jadi, jika Anda sering menuliskan honorific seperti -san,
melihat huruf-huruf SFX yang tak -kun, -chan, dan -tan. Tidak ada
diterjemahkan di scanslation, hampir pasti honorific yang ditulis dengan
huruf tersebut ditulis dengan katakana. katakana.
Contoh:
Katakana
ガツ Merupakan huruf yang dipakai menulis
(GATSU) kata serapan dan nama asing
= bunyi hentakan, cf. ‘gats’ atau ‘bats’ Sering juga dipakai untuk menirukan
efek bunyi/onomatopeia
ゴゴゴゴゴ… Kesan yang dihasilkan katakana adalah
(GOGOGOGOGO…) emphasis/penekanan, identik dengan
= bunyi ledakan beruntun, cf. ‘dor-dor- italic atau ALL CAPS dalam huruf
dor’ latin
ドクン
Sekilas Huruf Kanji
(DOKUN)  
= bunyi detak jantung mendadak, cf. Huruf Kanji (jp: 漢字 ) adalah huruf
‘DUGG’ Jepang yang diimpor dari aksara Cina.
Dinamai “Kanji” karena menyesuaikan
dsb. dengan istilah Mandarin Hanzi. Hanzi
Dengan cara yang sama, katakana juga adalah nama aksara tradisional Cina.
bisa dipakai untuk menggambarkan Seiring berlalunya waktu, aksara ini
teriakan (cf. diserap penggunaannya oleh Bahasa
“AAAAAAAAAAAAAAA!!!”). Menarik Jepang.
juga untuk dicatat bahwa katakana Berbeda dengan huruf latin, Kanji
umumnya diterjemahkan sebagai ALL memiliki ciri khas yang unik. Aksara
CAPS di huruf latin; paralel dengan kanji bersifat ideogram — yakni, satu
bagaimana kita memakai ALL CAPS aksara melambangkan sebuah
untuk efek bunyi di berbagai terjemahan. gagasan. Misalnya sebagai berikut.
(e.g. “DUGG”, “CRASH”, “BAM”, dsb.) Contoh Kanji:
   川 = sungai
風 = angin
Catatan Akhir
星 = bintang
 
(dan seterusnya)
Berdasarkan pembahasan dari tulisan
Uniknya, meskipun contoh-contoh
bagian pertama dan kedua, maka dapat kita
melambangkan satu ide, mereka bisa
tarik kesimpulan mengenai dua huruf kana
dibaca dengan cara yang berbeda.
yang sudah dibahas, yakni hiragana dan
Kalau di pelajaran bahasa Indonesia
katakana:
kita sering mendengar istilah homograf
 
— penulisannya sama tapi bacaannya
Hiragana lain. Kasusnya di sini rada mirip
1. Merupakan huruf dasar dalam dengan itu.
bahasa Jepang Contoh Kanji:
2. Dipakai untuk kepentingan 川 = sungai → bisa dibaca
gramatikal, e.g. membentuk kelas “kawa” ( かわ ) atau “SEN” (
34 | P a g e

セン ) kembali ke tiga contoh yang sudah


風 = angin → bisa dibaca disebut di awal.
“kaze” ( かぜ ) atau “FUU” ( Contoh Kanji:
フウ ) 川 = asal Mandarin: ‘chuan’
星 = bintang → bisa dibaca menjadi on-yomi: “SEN” ( セ
“hoshi” ( ほし ) atau “SEI” ( ン)
セイ ) 風 = asal Mandarin: ‘feng’
(dan seterusnya) menjadi on-yomi: “FUU” ( フ
Peristiwa di atas terjadi karena huruf ウ)
Kanji memiliki lebih dari satu cara 星 = asal Mandarin: ‘xing’
membaca. Di atas tadi saya sekadar menjadi on-yomi: “SEI” ( セイ
mencontohkan dua, tetapi sebenarnya, )
terdapat tiga macam cara membaca Tentunya contoh lain dapat dicari di
kanji. Masing-masing disebut cara kamus. Untuk dicatat, setiap kamus
baca ON (on-yomi), cara baca KUN bahasa Jepang menuliskan on-yomi
(kun-yomi), dan cara baca NANORI dalam huruf katakana. Jadi ada baiknya
(nanori-yomi). memastikan hafalan katakana sebelum
Mengenai tiga cara baca tersebut akan belajar on-yomi. ^^
kita bahas lebih lanjut di bawah ini. CATATAN PENTING!
   
Cara Membaca Kanji: On, Kun, Walaupun yang dicontohkan di atas
dan Nanori cuma satu on-yomi, kadang ada kanji
  yang memiliki dua atau tiga on-yomi.
a) Cara Baca On (On-yomi) Misalnya kanji 石 (batu) dapat dibaca:
Sebagaimana sudah diceritakan di “SEKI” ( セキ )
awal, Kanji adalah huruf Jepang yang “SHAKU” ( シャク )
diimpor dari aksara Cina. Oleh karena “KOKU” ( コク )
itu terdapat pengucapan Kanji yang Untuk memastikan cara baca
menyesuaikan dengan bahasa Cina. selengkapnya, jangan lupa selalu
Nah, pengucapan kanji jenis ini disebut mencocokkan dengan kamus.
sebagai On-yomi.  
Meskipun begitu, karena perbedaan b) Cara Baca Kun (Kun-yomi)
dialek antara Cina dan Jepang, jadinya  
pengucapan Kanji tersebut tidak Apabila on-yomi adalah cara baca
sempurna. Misalnya contoh berikut. Kanji berdasarkan bahasa Cina, maka
Contoh Kanji: cara baca KUN (kun-yomi) adalah
信 = kebenaran/kejujuran sebaliknya. Kun-yomi adalah cara
-> dalam bahasa cina dibaca: baca Kanji yang ASLI Jepang. Asli
‘xin’ Jepang di sini dalam artian tidak
-> dalam on-yomi disesuaikan terpengaruh oleh Mandarin.
menjadi: ‘shin’ ( シン ) Misalnya contoh berikut.
Sebagaimana bisa dilihat, terdapat Contoh Kanji:
penyesuaian dari Mandarin ‘xin’ 剣 = pedang/mata pisau
menjadi Jepang ‘shin’. Meskipun -> dalam bahasa Jepang dibaca
demikian intinya tetap: cara baca ON ‘tsurugi’ ( つるぎ )
(on-yomi) adalah cara baca Kanji -> TAK BERHUBUNGAN
menyesuaikan dengan aksara Cina. DENGAN: Mandarin ‘jian’ /
Otomatis, karena pertalian dengan on-yomi KEN ( ケン )
huruf Cina tersebut, setiap kanji Dari contoh di atas terlihat bahwa cara
memiliki on-yomi. Sekarang kita baca KUN adalah asli Jepang. Dalam
35 | P a g e

segi pengucapan dia tidak ada menggunakan kombinasi on-yomi /


perhubungan dengan Mandarin — kun-yomi saja (jadi tidak mutlak harus
hanya penulisannya saja yang melibatkan nanori). Barangkali kalau
menumpang aksara Cina. boleh diibaratkan: mau pakai nanori
Jadi di sini on-yomi dan kun-yomi atau tidak itu tergantung yang memberi
berperan saling melengkapi. Apabila nama saja. Apapun pilihannya,
yang satu membaca Kanji berdasarkan aturan penggunaan nanori adalah untuk
Mandarin, maka yang lain pemberian nama.
melakukannya secara Jepang. Contoh kanji yang dapat berdiri sendiri
Kembali ke tiga contoh paling awal di sebagai nama, lewat bacaan nanori:
muka, maka perbandingan ON/KUN- 恵 = berkah / kebaikan
nya adalah: -> dapat dibaca secara nanori
Contoh Kanji: sebagai: “satoshi”
川 = kun-yomi: “kawa” ( かわ -> dapat dibaca secara nanori
) / on-yomi: “SEN” ( セン ) sebagai: “aya”
風 = kun-yomi: “kaze” ( かぜ ) -> meskipun begitu, secara
/ on-yomi: “FUU” ( フウ ) kun-yomi dibacanya “megumi”
星 = kun-yomi: “hoshi” ( ほし Nanori bisa juga dipakai sebagai
) / on-yomi: “SEI” ( セイ ) kombinasi dengan on/kun-yomi untuk
Untuk dicatat, penjelasan kun-yomi membentuk nama, misalnya:
dalam kamus selalu dituliskan dalam 飯田 = “Iida”
huruf hiragana. Oleh karena itu jangan -> 飯 dibaca nanori: “ii”
lupa melatih hafalan hiragana untuk -> 田 dibaca kun: “ta”
membacanya. (gabungan “ii” + “ta” dibaca
CATATAN PENTING! “Iida”)
  Karena khusus untuk dipakaikan nama,
Walaupun yang dicontohkan di atas tidak semua kanji memiliki nanori-
cuma satu kun-yomi, kadang ada kanji yomi. Kata berkonotasi negatif
yang memiliki banyak kun-yomi. biasanya tidak punya nanori — hanya
Misalnya kanji 空 (langit/kosong) sebatas on- dan kun-yomi saja.
dapat dibaca:  
“sora” ( そら )  
“kara” ( から ) Elemen Dasar Kanji: Radicals
“aku” ( あく ) (Bushu, 部首 )
Seperti sebelumnya, jangan lupa untuk  
selalu mencocokkan dengan kamus. Radicals (jp: bushu, 部首 ) adalah
  kelas kanji yang paling mendasar.
c) Cara Baca Nanori (Nanori-yomi) Dinamai seperti itu karena mengacu
  pada bahasa latin radix — dalam
Berbeda dengan dua cara bacaan bahasa Indonesia berarti “akar”. Kanji
sebelumnya, cara baca NANORI yang tergolong radical dapat
(nanori-yomi) tidak berhubungan bergabung dengan kanji lain;
langsung dengan Bahasa Jepang membentuk kanji yang baru.
sehari-hari. Pada kenyataannya nanori Oleh karena itu, radicals dalam Kanji
agak lebih unik; ini adalah pembacaan berarti “akar” yang membentuk Kanji
kanji yang khusus dipakai untuk yang lebih kompleks.
nama. Nama ini bisa diberikan untuk Misalnya contoh berikut.
orang atau tempat/daerah. Contoh Radical:
Meskipun demikian perlu dicatat 山 = gunung
bahwa banyak nama Jepang disusun
36 | P a g e

  田 (sawah) + 个 (atap) + 儿
dapat diturunkan menjadi kanji (kaki) = 界 (dunia)
baru:  
*) mengenai cara baca kanjinya, silakan copy-paste ke
 
WaKan atau JLookUp. =P
山 (gunung) + 石 (batu) = 岩
(tebing/batu cadas) Entah bagaimana asal-usul
山 (gunung) + 風 (angin) = 嵐 pengartiannya, barangkali orang
(badai) [i.e. "angin besar"] Jepang asli lebih tahu. Yang jelas
山 (gunung) + 尢 (patahan) + radicals adalah komponen penting
夂 (turun) = 峻 (curam) dalam membentuk kanji — elemen
  yang harus dikuasai jika kita ingin bisa
*) mengenai cara baca kanjinya, silakan copy-paste ke
baca-tulis Bahasa Jepang.
WaKan atau JLookUp. =P
 
Mengenai radicals sendiri aturannya  
sangat kompleks, oleh karena itu kita Gabungan Antar Kanji (Jukugo,
takkan membahas terlalu jauh. Lebih 熟語 )
lagi tulisan ini maksudnya sekadar  
pengenalan Kanji. Meskipun begitu Di bagian sebelumnya kita membahas
intinya relatif sederhana. tentang radicals, yakni gabungan
Radicals adalah elemen dasar yang komponen untuk membentuk sebuah
membentuk kanji. Kerumitan kanji kanji. Sekarang kita akan membahas
pada dasarnya adalah sekadar susun- tentang gabungan lebih dari satu kanji.
rangkai radicals. Apabila kita hafal Secara istilah kebahasaan gabungan
radicals, maka menghafalkan kanji antar kanji ini disebut compound (jp:
jadi lebih mudah. jukugo, 熟語 ).
Adapun jumlah radical selengkapnya Kalau di Bahasa Indonesia, kita sering
mencapai angka di atas 200. Daftar merangkai kata untuk menjelaskan
radical yang lengkap beserta detail. Misalnya “rumah” + “kayu” =
turunannya bisa dilihat di: [sini] “rumah kayu”. Hal yang sama juga
*** berlaku dalam konteks jukugo — dua
Sekarang kita kembali membahas buah kanji berperan membentuk ide
contoh. yang lebih detail.
Di atas tadi kita melihat contoh Misalnya contoh berikut.
radicals yang relatif straightforward, 電車 (“densha”)
yakni, mudah ditebak artinya.  
Meskipun begitu ada juga kombinasi dapat dipecah menjadi:
yang agak susah dipahami — biarpun  
komponen pembentuknya relatif jelas. 電 (listrik) + 車
Misalnya sebagai berikut. (mobil/kendaraan)
Contoh Radical:  
田 = sawah oleh karena itu:
   
dapat diturunkan menjadi kanji 電車 = kendaraan listrik =
baru: kereta listrik
  Contoh lain yang lebih dari dua kanji,
田 (sawah) + 力 (tenaga) = 男 misalnya:
(pria/lelaki) 武士道 (“bushidou”)
田 (sawah) + 心 (hati) = 思  
(berpikir) dapat dipecah menjadi:
 
37 | P a g e

武 (sifat ksatria) + 士 (samurai)


+ 道 (jalan)
 
oleh karena itu:
 
武士道 = jalan keksatriaan
samurai
Sebagaimana sudah diutarakan,
prinsipnya sama dengan bagaimana
kita bermain kata di bahasa Indonesia.
Semakin kita ingin detail, maka akan
semakin banyak gabungan kanjinya. ^^
 
Catatan Khusus: Aturan Membaca
Jukugo
 
Pada umumnya kombinasi jukugo
dibaca secara on-yomi. Dalam contoh
“bushidou” ( 武士道 ) tiga kanji
dibaca secara ON-ON-ON. Demikian
juga “densha” ( 電車 ) dibaca secara
ON-ON.
Meskipun begitu terdapat
pengecualian. Jukugo untuk “Asahi”(
朝日 ) dibaca secara KUN-KUN; “ou-
sama” ( 王様 ) dibaca ON-KUN, dan
sebagainya. Pengecualian ini banyak
macamnya, oleh karena itu, mesti
dihafalkan sendiri-sendiri.
Pengecualian juga terdapat pada nama
orang/tempat di Jepang. Jukugo pada
nama dapat dibaca berupa kombinasi
ON, KUN, dan NANORI. Sebagai
contoh “Sakurada” ( 桜田 ) dibaca
KUN-KUN; “Satou” ( 佐藤 ) dibaca
ON-ON; dan “Gunma” ( 群馬 ) dibaca
ON-KUN.

Anda mungkin juga menyukai