Anda di halaman 1dari 21

[JAP] Ohayou / Ohayou gozaimasu [INA] selamat pagi [JAP] Konnichiwa [INA] selamat siang [JAP] Konbanwa [INA]

selamat malam [JAP] Yoroshiku onegaishimasu [INA] mohon bimbingannya / mohon bantuannya > (biasanya diucapkan pada saat berkenalan, atau pada saat akan mengerjakan sesuatu bersama-sama)

[JAP] O genki desu ka? [INA] Apakah Anda sehat? [JAP] O kage desu [INA] Saya sehat-sehat saja. > (digunakan untuk menjawab O genki desu ka?) [JAP] Kyou wa ii o tenki desu ne? [INA] Cuaca hari ini bagus, bukan? [JAP] Youkoso! [INA] Selamat datang! [JAP] Moshi-moshi [INA] Halo (berbicara lewat telepon)

Yang Umum diucapkan Selama Percakapan Berlangsung

[JAP] Hai [INA] Ya > (untuk menyetujui sesuatu atau menjawab pertanyaan)

[JAP] Iie [INA] Tidak > (kebalikannya hai)

[JAP] Arigatou / Arigatou gozaimasu [INA] Terima kasih > (gozaimasu di sini dipakai untuk ucapan formal, atau bisa juga menyatakan terima kasih banyak) [JAP] Gomen na sai [INA] Mohon maaf [JAP] Sumimasen [INA] Permisi > (bisa juga diterapkan untuk minta maaf seperti gomen na sai) [JAP] Zannen desu [INA] sayang sekali / amat disayangkan [JAP] Omedetou, ne [INA] Selamat ya > (untuk beberapa hal yang baru dicapai, e.g. kelulusan, menang lomba, dsb)

[JAP] Dame / Dame desu yo [INA] jangan / sebaiknya jangan [JAP] Suteki desu ne [INA] Bagus ya / indah ya > (untuk menyatakan sesuatu yang menarik, e.g. hari yang indah)

[JAP] Sugoi! / Sugoi desu yo! [INA] Hebat! [JAP] Sou desu ka [INA] Jadi begitu > (menyatakan pengertian atas suatu masalah)

[JAP] Daijoubu desu / Heiki desu [INA] (saya) tidak apa-apa / (saya) baik-baik saja

Jika Anda Kesulitan menangkap Ucapan Lawan Bicara Anda

[JAP] Chotto yukkuri itte kudasai. [INA] Tolong ucapkan lagi dengan lebih lambat. [JAP] Mou ichido itte kudasai. [INA] Tolong ucapkan sekali lagi.

[JAP] Motto hakkiri itte kudasai. [INA] Tolong ucapkan dengan lebih jelas.

Untuk Mengakhiri Pembicaraan

[JAP] Sayonara [INA] Selamat tinggal [JAP] Mata aimashou [INA] Ayo bertemu lagi kapan-kapan [JAP] Ja, mata / mata ne [INA] Sampai jumpa [JAP] Mata ashita [INA] Sampai jumpa besok

Beberapa Kalimat yang Tidak Selalu Muncul dalam Dialog, tetapi merupakan Elemen Kebudayaan Jepang

[JAP] Irasshaimase! [INA] Selamat datang!

> (kalimat ini hanya diucapkan oleh petugas toko ketika Anda berkunjung)

[JAP] Ittekimasu! [INA] Berangkat sekarang! > (kalimat ini diucapkan ketika Anda hendak pergi meninggalkan rumah pada orang yang tetap tinggal di dalam)

[JAP] Itterasshai [INA] Hati-hati di jalan > (diucapkan ketika seseorang hendak pergi ke luar rumah; umumnya sebagai jawaban untuk Ittekimasu) [JAP] Itadakimasu [INA] [literal] Terima kasih atas makanannya > (kalimat ini sebenarnya tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang biasanya mengucapkan kalimat ini sebagai ungkapan rasa syukur atas makanan yang dihidangkan)

[JAP] Gochisousama deshita [INA] [literal] perjamuan/hidangan sudah selesai > (seperti Itadakimasu, kalimat ini juga tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang pada umumnya mengucapkan kalimat ini seusai makan) [JAP] Kimochi ii! [INA] [literal] terasa nyaman

Bahasa Jepang mempunyai 5 huruf vokal yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/. Lafal vokal bahasa Jepang mirip bahasa Melayu. Contohnya:

/a/ seperti "bapa" /i/ seperti "ibu" /u/ seperti "urut" /e/ seperti "esok" /o/ seperti "obor"

[sunting]Tulisan

bahasa Jepang

Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (/kanji) yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri. Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:

aksara Kanji () yang berasal dari China aksara Hiragana () dan aksara Katakana (); keduanya berunsur daripada tulisan kanji dan dikembangkan pada abad kedelapan Masehi olehrohaniawan Buddha untuk membantu melafazkan karakter-karakter China.

Kedua aksara terakhir ini biasa disebut kana dan keduanya terpengaruhi fonetik bahasa Sansekerta. Hal ini masih bisa dilihat dalam urutan aksara Kana. Selain itu, ada pula sistem alihaksara yang disebut romaji. Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang. [sunting]Kana Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hiragana dan Katakana Aksara Hiragana dan Katakana (kana) memiliki urutan seperti dibawah ini, memiliki 46 set huruf masing-masing. Keduanya (Hiragana dan Katakana) tidak memiliki arti apapun, seperti abjad dalam Bahasa Indonesia, hanya melambangkan suatu bunyi

tertentu, meskipun ada juga kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu 'suku kata', seperti me (mata), ki (pohon), ni (dua), dsb. Abjad ini diajarkan pada tingkat prasekolah (TK) di Jepang. [sunting]Kanji Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kanji Banyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam membacanya. Dai Kanji Jitenadalah kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, dan berisi 30.000 kanji. Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang. Oleh karena itu Pemerintah Jepang membuat suatu peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam Joy Kanji atau kanji sehari-hari yang dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf saja. Aksara kanji melambangkan suatu arti tertentu. Suatu Kanji dapat dibaca secara dua bacaan, yaitu Onymi (adaptasi dari cara baca China) dan Kunymi (cara baca asli Jepang). Satu kanji bisa memiliki beberapa bacaan Onyomi dan Kunyomi. [sunting]Tanda

baca

Dalam kalimat bahasa Jepang tidak ada spasi yang memisahkan antara kata dan tidak ada spasi yang memisahkan antara kalimat. Walaupun bukan merupakan tanda baca yang baku, kadang-kadang juga dijumpai penggunaan tanda tanya dan tanda seru di akhir kalimat. Tanda baca yang dikenal dalam bahasa Jepang:

(/kuten) Fungsinya serupa dengan tanda baca titik yakni untuk mengakhiri kalimat. (/toten) Fungsinya hampir serupa dengan tanda baca koma yakni untuk memisahkan bagian-bagian yang penting dalam kalimat agar lebih mudah dibaca

[sunting]Angka

dan Sistem Penghitungan

Bangsa Jepang pada zaman dahulu (dan dalam jumlah yang cukup terbatas pada zaman sekarang) menggunakan angka-angkaTionghoa, yang lalu dibawa ke Korea dan sampai ke Jepang. Berikut ini adalah daftar angka-angka Jepang.

Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh Delapan Sembilan Sepuluh Setelah Kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi oleh Eropa, angka-angka Arab mulai digunakan secara besar-besaran, dan hampir mengganti sepenuhnya kegunaan angka Tionghoa ini. Dalam penggunaannya di Bahasa Jepang, dan untungnya juga agak mirip di bahasa Indonesia, angka-angka ini tidak bisa digunakan seperti itu saja untuk menyatakan sebuah jumlah dari sebuah barang, waktu dan sebagainya. Pertama-tama jenis barangnya harus dipertimbangkan, lalu ukurannya, dan akhirnya jumlahnya. Cara berhitung untuk waktu dan tanggal pun berbeda-beda, maka satu hal yang harus dilakukan adalah menghafalkan cara angka-angka ini bergabung dengan satuannya. [sunting]Cara

menghitung barang

[sunting]Barang secara umum Untuk mengucapkan 1 buah yaitu (hitotsu) dan seterusnya menambahkan huruf tsu () [sunting]Barang Panjang Untuk mengucapkan 1 buah barang panjang (meteran) misal (ippon). Biasa dipakai untuk menghitung jumlah pensil, botol, pohon. [sunting]Barang Tipis Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan (mai) sebagai akhiran, Misal:1 lembar (ichimai) ,dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah kertas, baju, perangko, dan benda tipis lainnya. [sunting]Barang Besar Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan (dai) sebagai akhiran, Misal : 1 buah (ichidai),dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah barang elektronik yang besar, atau barang besar pada umumnya, seperti televisi, kulkas, rumah, mobil dan sebagainya [sunting]Cara

menghitung orang

Untuk mengucapkan seorang dan seterusnya menggunakan angka biasa ditambahi satuan (nin), misal: 3 orang (sannin) 7 orang (shichinin) [sunting]Tata

Bahasa

Tata kalimat dalam Bahasa Jepang memakai aturan subyek-obyek. Subyek, obyek dan relasi gramatika lainnya biasa ditandai dengan partikel, yang menyisip di kalimat dan disebut posisi akhir (postposition). Struktur dasar kalimat memakai cabang topik. Contohnya adalah, Kochira-wa Tanaka-san desu (). Kochira ("ini") merupakan topik dari kalimat ini. Kata kerjanya ialah "desu" yang berarti "it is" dalam bahasa Inggris. Dan yang terakhir, Tanaka-san desu merupakan cabang atau komentar dari topik ini. [sunting]Infleksi

dan Konjugasi

Dalam bahasa Jepang, kata benda tidak memiliki bentuk numeral, jenis kelamin, atau aspek lainnya. Contohnya pada kata benda hon() yang mungkin berarti sebuah atau beberapa buku. Juga pada kata hito () yang mungkin berarti orang atau sekumpulan orang. Kata untuk menyebut orang biasanya dalam bentuk tunggal, contohnya Haradasan. Kalau kata panggil jamak, biasanya disebut -tachi. Pertanyaan mempunyai bentuk yang sama dengan kalimat afirmatif. Intonasi akan meninggi setiap akhir dari kalimat pertanyaan. Dalam situasi resmi, biasanya kalimat pertanyaan disertai partikel -ka. Contohnya, kalimat ii desu () yang berarti "Baiklah" menjadi bentuk ii desu ka () yang berarti "Boleh kan?". Biasanya pada situasi tidak resmi, partikel -no () untuk menunjukkan penekanan, contohnya pada kalimat Doshite konai-no? yang berarti "Kenapa (kamu) tidak datang?". Kalimat negatif dibentuk dengan mengubah bentuk kata kerja. Contohnya pada kalimat Pan o taberu () yang artinya "Saya akan makan roti) menjadi Pan-o tabenai () yang artinya "Saya tidak akan makan roti". [sunting]Adjektiva Ada tiga bentuk kata sifat dalam bahasa Jepang: 1. (keiyoshi) yaitu penambahan partikel -i, yang memiliki akhiran konjugasi (i). Contohnya: (atsui hi) yang berarti "hari yang panas" 2. (keiyodoshi) yaitu penambahan partikel -na. Contoh: (henna hito) yang berarti "orang aneh" 3. (rentaishi) yaitu kata sifat sebenarnya. Contoh: (ano yama) [sunting]Partikel Bahasa Jepang juga memiliki beberapa partikel yaitu:

ga untuk bentuk nominatif ni untuk bentuk dativ. no untuk bentuk genital o untuk bentuk akusatif

[sunting]Kesopanan Biasanya untuk menghormati orang yang lebih tinggi, seperti kepada menteri atau direktur, dipakai bahasa Jepang sopan yang disebut () teineigo. Untuk menyebut nama menteri, diakhiri dengan partikel -sama atau -sangi. Contoh: Katsumotosangi (). Untuk berkenalan, kita harus menggunakan bentuk bahasa sopan. Tapi, kalau sudah akrab, kita boleh memakai bahasa umum. [sunting]Kosa

kata

Bahasa Asli Jepang yaitu berasal dari bahasa asli pemukim Jepang zaman dahulu disebut yamato kotoba ( ) yang berarti kosa kata Yamato. Kosakata Jepang sebagian besar berakar atau berasal dari Cina disebut kango () yang masuk pada abad ke-5 lewat Semenanjung Korea. Jepang banyak mengadopsi kosakata dari bahasa Inggris, kata-kata adopsi ini umumnya ditulis menggunakan huruf katakana. Contoh: (maikaa - sama dengan pelafalan "my car") yang berarti "mobil saya"

1. Hiragana

Huruf hiragana itu adalah huruf standard jepang (kayak abjad di alphabet lah). jadi biasanya
anak2 tk kalau belajar tulisan, mulai dari hiragana dulu. sementara kalau udah sd, udah mulai belajar kanji. oh iya, kalo mau blajar jepang, at least harus bisa baca hiragana. gampang kok, coba2 aja di ulang2, paling dalem sehari juga udah apal.

Chart hiragana di atas adalah struktur hiragana yang paling dasar. kalo smua hiragana yang
ada di chart atas udah apal smua, kita lanjutin ke bawah yok! yang di bawah tinggal tambahan2nya doang kok. perhatiin deh, cuma beda titik dua dan buletan. tapi kalo kita tambahin titik dua atau buletan di sebelah atas tulisan hiragana, bunyinya bakal berubah. kita liat deh bedanya :

Kalo

chart yang di atas udah bisa juga, kita lanjutin ke bagian terakhir. jadi kita bisa ngegabungin huruf hiragana dengan huruf hiragana yang kecil. nih kita liat bunyi2nya :

Skarang coba deh baca kalimat di bawah ini, pelan2 aja :

Kalo kita liat contoh nomor 1, knapa huruf ha bacanya jadi wa? huruf ha disitu fungsinya
hanya sebagai penanda subjek, dimana subjeknya kan saya / watashi. jadi kalo kita nulis ha yang berfungsi sebagai penanda subjek doang, bacanya menjadi wa. oh iya, ini ada web utk belajar cara nulis hiragana yang bener : klik disini 2.Katakana

Huruf

katakana adalah huruf yang digunain buat nulis kata2 serapan. berhubung abjad standard jepang ga bisa mencakup seluruh pronounciation dari bahasa lain (kayak misalnya huruf V, huruf W, dll), orang jepang membuat beberapa huruf2 khusus untuk melafalkan bunyi2 yang ga ada di bahasa standard jepang. jadi untuk penulisan nama orang2 asing (kayak kita2 gini), harus make huruf katakana.

Sama kayak hiragana, ada 5 huruf dalam katakana yang bisa berubah kalo ditambahin titik
dua atau buletan :

Karena di bahasa jepang ga ada pelafalan huruf v, bunyi wi dan beberapa bunyi lain, untuk
men-jepang-kan bahasa asing yang mengandung bunyi2 tsb ada beberapa tambahan kombinasi huruf di katakana:

3. Kanji

Kanji itu sbenernya aksara yang pertama kali dibuat oleh cina (tapi skarang korea lagi ngotot,
katanya korea yang nemuin hehe), dan menurut sejarah jaman dulu banget, ada utusan dari jepang yang dateng ke cina untuk mempelajari huruf2 ini. sampe akhirnya berlakulah sistem penulisan kanji juga di jepang. kanji cina dan jepang sama persis, ga ada bedanya. cuma di cina sendiri (kecuali taiwan), kanji yang di pake skarang ini adalah kanji yang udah di modifikasi menjadi lebih mudah. sementara di jepang masih kanji dengan versi original.

Cara membaca kanji sendiri dibagi menjadi 2 jenis : kunyomi dan onyomi. kunyomi adalah
cara membaca versi jepang, sementara onyomi adalah cara membaca versi cina. kunyomi biasanya dipake untuk nulis kata2 kerja (kebanyakan sih kata kerja, tapi ada kasus2 lain juga), sementara onyomi untuk kata2 gabungan. dulu gw sempet bingung, katanya onyomi adalah cara membaca kanji versi cina, tapi kok bunyinya bener2 beda ya ama kanji bahasa cina? tapi setelah gw tanya2 sama orang2 cina daratan, banyak sih bunyi kanji mereka sama kanji jepang yang rada mirip kalo dibaca dengan onyomi, walaupun sbenernya beda cara bacanya (mungkin krn orang jepang ga bisa ngebaca dengan logat cina, makanya akhirnya logat cinanya pun dijadiin logat jepang hehehe).

Kanji disebelah kiri ini cara bacanya Taberu yang artinya adalah makan. ini
adalah salah satu contoh cara pembacaan kanji dengan kunyomi atau cara baca versi jepang. jadi biasanya kalo pembacaan dengan kunyomi, selain kanji, ada kombinasi dari hiragana juga.

Nah skarang gw kasih contoh ke dua. kanji disebelah kiri ini adalah kanji dengan
cara baca kunyomi (ada hiragananya lagi kan disebelah kanannya), bunyinya Nomu yang artinya minum. selain ada kanji disebelah kanannya, di atas kanji-nya sendiri ada hiragana kan? nah itu disebut furigana. furigana sbenernya ga usah di tulis juga gpp, tapi untuk ngebantu anak kecil atau orang2 asing supaya gampang baca kanji, kadang2 suka ditambahin di atas kanji itu sendiri sbg penuntun.

k, skarang sebagai contoh cara baca onyomi / versi cina, kita liat gambar di kiri deh. cara bacanya inshoku yang artinya makan dan minum. jadi biasanya kalo ada kanji gabungan kayak gini, cara membacanya dengan onyomi (versi cina), walaupun banyak juga sih kasus2 yang harus dibaca dengan kunyomi. jadi dari contoh yang gw kasih tadi bisa keliatan kan kalo 1 buah kanji itu ada macem2 cara bacanya. misalnya kanji makan, kalo dibaca dengan kunyomi bunyinya Taberu, tapi kalo dibaca dengan onyomi bunyinya shoku. kanji minum juga kayak gitu, kalo dengan kunyomi bacanya Nomu, tapi kalo dengan onyomi bacanya in.

Jujur sih kalo buat blajar kanji emang harus niat. kalo cuma pengen skedar bisa ngomong
bahasa sehari2 aja sih, ga penting2 banget menurut gw. asal bisa hiragana, katakana, dan kanji2 dasar aja udah cukup kok. kalau udah bisa baca, coba belajar grammar yok!

Saya adalah pelajar. Pergi ke Bandung. Makan nasi. Selamat siang. Selamat malam.

KOREA

Belajar Tulisan Korea (Hangul)


Ketika kita ingin belajar bahasa Korea, langkah pertama yang harus dilakukan adalah belajar membaca tulisan Hangul (Han-geul / ). Sekedar info, pada zaman dulu kala rakyat Korea menggunakan tulisan Hanja, yang mana identik dengan tulisan Cina kuno. Tulisan Hanja itu termasuk logograf (ideograf), yang mana tiap hurufnya melambangkan suatu kata atau morfem. Untuk fasih membaca dan menulis tulisan Hanja, rakyat Korea perlu menghafal banyak sekali bentuk huruf, akibatnya hanya kaum terpelajar saja yang melek huruf. Lalu, pada pertengahan abad ke-15, Sejong The Great (), raja yang memerintah dinasti Joseon di Korea saat itu, memiliki ide bagaimana meningkatkan tingkat literasi rakyat Korea, yaitu dengan cara menciptakan featural alphabet yang mudah dipelajari, Hangul. Berikut ini saya mau membagikan cara praktis mempelajari tulisan Korea (aksara Hangul). Sebuah karakter Hangul disusun dari 2 atau lebih unit. Unit tersebut terdiri dari beberapa konsonan dan vokal, yaitu: 14 konsonan dasar + 5 konsonan ganda g n d r m b s j ch k t p h

kk

tt

pp

ss

jj

6 vokal dasar + 15 turunannya (+i, +y, +w) a ya wa eo yeo wo o yo u yu eu i ae yae wae e ye we oe wi ui

Cara penyusunan unit-unit tersebut umumnya atasbawah, atau ataskananbawah. Supaya lebih jelas, silakan lihat gambar di bawah ini:

Penempatan unit tulisan Hangul - Wikimedia

Dari gambar di atas, perhatikan juga bahwa ada beberapa konsonan yang akan berubah bunyinya jika ditaruh di bawah (final), antara lain: : dari 'r' jadi 'l'

: dari tanpa suara jadi 'ng' : dari 's' jadi 't'

Pengucapan konsonan pada Hangul mirip dengan konsonan bahasa Indonesia.

Sedangkan untuk vokalnya, perhatikan contoh penulisan bahasa Indonesia menggunakan tulisan Hangul di bawah ini: eo o eu ae e gosong otomatis emas estetika

emansipasi

Sebagai latihan, silakan baca beberapa kalimat dasar berikut ini: = hai! = kamu cantik [____] = nama saya [____] = terima kasih

Mengenal kata ( cheoreom ) seperti Lama tidak update, terlebih tentang bahasa Korea, ternyata membuat saya kangen juga untuk menulis, sekaligus mengikuti saran dari banyak teman untuk segera menulisnya. Kali ini menulis tentang kata dalam bahasa Korea keliahatannya lebih menarik.

Pada kesempatan kali ini saya akan menulis tentang kata ( cheoreom ) yang berarti seperti. Kata ini jatuh setelah Noun ( kata benda ) misalnya : 1. . ( neocheoreom musikhan saramdo eobseo ) = tidak ada orang yang tidak berpengatahuan sepertimu . 2. . (siganeun hwasalcheoreom ppalli heureunda ) = waktu berlalu begitu cepat seperti anak panah 3. . ( nado dangsincheoreom yeojachingu jom isseosseumyeon jokesseoyo. )= semoga akupun memiliki pacar seperti kamu. Kita mungkin masih ingat sepenggal lirik lagunya Taeyeon deulinayo yang berbunyi ( babocheoreom aicheoreom charari geunyang useobeoryeo = aku seperti orang bodoh, seperti anak-anak, aku hanya tersenyum.). Kata cheoreom memiliki makna yang mirip dengan ( mankkeum ). 1. ( seulpeummankeum naerin bitmul ) = kesedihan seperti air hujan yang turun 2. ( hangungmareun yeongeomankeum eoryeopji anhayo ) = bahasa korea tidak sulit seperti halnya bahasa inggris. 3. ( neomankeum noraereul jalhanda)= saya pintar menyanyi seperti anda . Ada juga ( kachi ) N + AV. misalnya : 1. ( jeo aineun eoreungachi malhaeyo ) = anak itu bicaranya seperti orang dewasa.. 2. ( jeoneun hanguksaramgachi hangugeoreul jal hal su isseumyeon jokesseoyo)= semoga saya bisa berbahasa Korea seperti orang Korea. Mungkin kita agak bingung dengan / yang artinya bersama. seperti ( naneun jeingwa jinawa gachi sara ) = saya tinggal bersama dengan jane, namun kalau kita tahu arti katanya tentu tidak akan bingung.

sedangkan (saya rasa/pikir seperti ) yang diungkapkan dengan A + () , V + dan N + akan dibahas dalam bab tersendiri. Mungkin sedikit pembahasan ini belum memberikan penjelasan, namun saya berharap kita akan lebih memiliki rasa ingin tahu yang lebih lanjut tentang tata bahasa Korea ini. Semoga bermanfaat. Daftar kata : (musikhan ) = buta huruf/tidak berpengetahuan ( hwasal ) = anak panah. ( bitmul ) = air hujan ( eoryeopji anha ) = tidak sulit ( ai ) = anak-anak ( eoreun ) = orang dewasa ( seulpeum ) = kesedihan ( sigan ) = waktu

Anda mungkin juga menyukai