Anda di halaman 1dari 1

Eduard Douwes Dekker

Eduard Douwes Dekker


Lahir 2 Maret 1820
Amsterdam, Belanda
Meninggal 19 Februari 1887 (umur 66)
Ingelheim am Rhein, Jerman
Pekerjaan penulis, dramawan
Kebangsaan Belanda

.Perjuangan di masa Revolusi Kemerdekaan dan akhir hayat


Tak lama setelah kembali ia segera terlibat dalam posisi-posisi penting di sisi
Republik Indonesia. Pertama-tama ia menjabat sebagai menteri negara tanpa
portofolio dalam Kabinet Sjahrir III, yang hanya bekerja dalam waktu hampir 9 bulan.
Selanjutnya berturut-turut ia menjadi anggota delegasi negosiasi dengan Belanda,
konsultan dalam komite bidang keuangan dan ekonomi di delegasi itu, anggota DPA,
pengajar di Akademi Ilmu Politik, dan terakhir sebagai kepala seksi penulisan sejarah
(historiografi) di bawah Kementerian Penerangan. Di mata beberapa pejabat Belanda
ia dianggap "komunis" meskipun ini sama sekali tidak benar. Pada periode ini DD
tinggal satu rumah dengan Sukarno. Ia juga menempati salah satu rumah di Kaliurang.
Dan dari rumah di Kaliurang inilah pada tanggal 21 Desember 1948 ia diciduk tentara
Belanda yang tiba dua hari sebelumnya di Yogyakarta dalam rangka "Aksi
Polisionil". Setelah diinterogasi ia lalu dikirim ke Jakarta untuk diinterogasi kembali.
Tak lama kemudian DD dibebaskan karena kondisi fisiknya yang payah dan setelah
berjanji tak akan melibatkan diri dalam politik. Ia dibawa ke Bandung atas
permintaannya. Harumi kemudian menyusulnya ke Bandung. Setelah renovasi,
mereka lalu menempati rumah lama (dijulukinya "Djiwa Djuwita") di Lembangweg.
Di Bandung ia terlibat kembali dengan aktivitas di Ksatrian Instituut. Kegiatannya
yang lain adalah mengumpulkan material untuk penulisan autobiografinya (terbit
1950: 70 jaar konsekwent) dan merevisi buku sejarah tulisannya. Ernest Douwes
Dekker wafat dini hari tanggal 28 Agustus 1950 (tertulis di batu nisannya; 29 Agustus
1950 versi van der Veur, 2006) dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai