Anda di halaman 1dari 16

OM

SWASTYASTU
MATERI PEMBAHASAN

01 BIOGRAFI

02 PERAN PENTING
Edward Douwes Dekker E.F.E Douwes Dekker

Eduard dan Ernest Douwes Dekker memang punya hubungan darah. Eduard adalah kakak dari
kakeknya Ernest Douwes Dekker. Eduard mempunyai saudara bernama Jan Douwes Dekker. Lalu,
Jan memiliki cucu bernama Ernest Douwes Dekker. Jadi mereka ini memang satu keluarga dan
sama-sama menentang kolonialisme Belanda di era yang berbeda. Eduard aktif pada masa tanam
paksa, sedangkan Ernest aktif pada masa politik etis.
MASA KECIL E.F.E DOUWES DEKKER

Ernest Douwes Dekker lahir dengan nama lengkap Ernest


François Eugène Douwes Dekker di Pasuruan pada 8
Oktober 1879 dari pasangan Auguste Henri Eduard Douwes
Dekker dan Louisa Neumann. Keluarga Ernest kemudian
pindah ke Surabaya pada tahun 1892. Untuk pendidikan
dasar, Ernest belajar di Hogere Burgerschool (HBS),
Surabaya.

Hogere Burger School (HBS) Surabaya


BEKERJA DI PERKEBUNAN

Douwes Dekker bekerja sebagai pengawas perkebunan di


“Soember Doeren” di Malang. Di sana ia membela para
pekerja kebun dari perlakuan semena-mena. Tindakannya
membuatnya kurang disukai rekan-rekan kerja dan sering
ditegur oleh atasan. Ia kemudian dipindahkan ke
perkebunan tebu “Padjarakan” di Kraksaan dan terlibat
konflik dengan manajemen karena urusan pembagian
irigasi. Ernest menjadi pengangguran karena ia dipecat dari
pekerjaannya
Uang token perkebunan Soember
Doeren
IKUT PERANG BOER SEBAGAI
SUKARELAWAN

Douwes Dekker menjadi relawan di Perang Boer II (1899-


1902) setelah kematian ibunya. Ernest bergabung dengan
pejuang Boer dan dianugerahi kewarganegaraan Republik
Transvaal. Namun Ernest ditangkap dan dipenjara di Kamp
Ceylon, Sri Lanka, karena wabah Ernest dipindahkan ke
Ragama, Ernest sempat menderita radang paru-paru, ia
dirawat dirumah sakit kemudian Ernest dipulangkan ke
Hindia Belanda pada tahun 1902 setelah sembuh dari
penyakitnya.

Boers at Spion Kop, 1900


AKTIF SEBAGAI WARTAWAN

Sesampainya di Hindia Belanda, Ernest bekerja sebagai agen


pengiriman untuk Koninklijke Paketvaart Maatschappij
(KPM), sebuah perusahaan pelayaran yang bergerak di
bidang logistik. Pada 1903

Kantor KPM di Batavia (1915-1925)


AKTIF SEBAGAI WARTAWAN

Ernest Douwes Dekker memulai karirnya sebagai wartawan


di De Locomotief dan kemudian pindah ke Soerabaiasch
Handelsblad sebagai redaktur. Namun, karena berselisih
dengan pemiliknya, ia pindah lagi ke Bataviaasch
Nieuwsblad, di mana ia mendapatkan kebebasan untuk
menulis, bahkan mengkritik pemerintah Belanda. Ernest
kemudian mendirikan majalah De Expres, yang menjadi alat
kampanye melawan penjajahan Belanda dan membangkitkan
nasionalisme.

1898 advertisement for De Locomotief


INDISCHE PARTIJ DAN TIGA SERANGKAI

Bersama dengan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Suwardi


Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara), Douwes Dekker
kemudian membentuk partai politik pertama di Indonesia,
Indiscreet Partij atau Partai Hindia pada 25 Desember 1912.
Indische Partij merupakan sebuah organisasi yang
mengedepankan kerja sama orang Indo dan Bumiputera.
Pemerintah Hindia Belanda menganggap organisasi ini
radikal, lalu membubarkan partai ini pada 4 Maret 1913.

Tiga Serangkai
INDISCHE PARTIJ DAN TIGA SERANGKAI

Tiga serangkai ini selanjutnya diasingkan ke Eropa karena


Suwardi membuat tulisan yang berjudul “Als Ik Een
Nederlander Was” (Seandainya Aku Seorang Belanda) di Koran 
De Expres yang menyentil pemerintah Belanda.  Isi tulisannya
kira-kira tentang jika ia adalah orang Belanda, ia akan malu
berpesta dan memungut pajak dari bangsa yang dijajah untuk
merayakan kemerdekaannya. Ernest dan dr. Tjipto ikut
diasingkan karena mereka jelas-jelas mendukung Suwardi.

Als Ik Eens Nederlander Was


KEMBALI KE BATAVIA DAN PERISTIWA
POLANHARJO

Ernest Douwes Dekker kembali aktif dalam dunia jurnalistik


dan organisasi untuk melawan pemerintahan Belanda. Pada
tahun 1920, terjadi peristiwa di perkebunan tembakau
Polanharjo, Klaten. Para buruh tani perkebunan tembakau
Polanharjo melangsungkan protes dan kerusuhan. Ernest
dianggap terlibat dan terkena kasus karena ia dianggap
mengompori para buruh tani, Ernest diadili pada tahun 1920
di semarang dan diputuskan bebas. Masalah yang harus
dihadapi Ernest tidak berakhir di situ, ia dan surat kabar
yang ia pimpin sering kali harus menghadapi rentetan
pengadilan dan penahanan.
andon air peninggalan masa kolonial
Belanda di Desa/ Kecamatan Polanharjo
PENDIRIAN KSATRIAN INSTITUUT

Setelah melalui berbagai pengadilan dan penahanan, ia mulai


aktif di bidang pendidikan dan menjadi kepala sekolah
(MULO). Pada tahun 1924, Ernest mengganti nama sekolah
tersebut menjadi Ksatrian Instituut. Sekolah berperan besar
dalam memberikan kesempatan pendidikan untuk pribumi,
keturunan Tionghoa, dan Indo-Eropa). pendidikan di sekolah
ini bisa dibilang anti-Belanda, Ernest dianggap kembali
melawan Belanda dan diasingkan ke Suriname

Ksatrian Institut, Bandung


PENGASINGAN KE SURINAME

Ernest diasingkan ke Suriname pada tahun 1941, ia


ditempatkan di sebuah kamp jauh di pedalaman Sungai
Jodensavanne. kondisi kehidupan di kamp sangat
memprihatinkan sehingga Ernest yang saat itu merasa
tertekan. Pada pertengahan 1946, Ernest dikirim ke Belanda.
Kemudian Ernest kembali ke Hindia Belanda. Kepulangan
ke Hindia Belanda juga tidak mudah karena Ernest harus
menghindari petugas intelijen di Pelabuhan Tanjung Priok.
Akhirnya pada tanggal 2 Januari 1947, Ernest berhasil tiba di
Yogyakarta, Ernest mengganti namanya menjadi Danudirja
Setiabudi.
Jodensavanne sekitar tahun 1830
REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA

Ernest Douwes Dekker terlibat dalam jabatan penting di


pihak Republik Indonesia setelah berhasil kembali ke
Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai menteri negara tanpa
portofolio dan terlibat dalam banyak delegasi negosiasi
dengan Belanda. Ia juga pernah menjadi pengajar di
Akademi Ilmu Politik dan terakhir sebagai kepala seksi
penulisan sejarah di bawah Kementerian Penerangan. Pada
tanggal 21 Desember 1948, ia ditangkap oleh tentara
Belanda di rumahnya dengan alasan “aksi polisionil”. Ernest
dibebaskan setelah berjanji untuk tidak terlibat dalam politik
lagi dan dibawa ke Bandung. Ia menempati rumah lamanya
Ernest Douwes Dekker
di Lembangweg
AKHIR HAYAT ERNEST DOUWES DEKKER

Sejak tahun 1948, kesehatan Ernest mulai memburuk. Ernest


tetap sibuk dengan penulisan autobiografinya, hingga
akhirnya meninggal pada 28 Agustus 1950 karena serangan
jantung dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Cikutra di Bandung. Pada 9 November 1961, ia diangkat
sebagai Pahlawan Nasional oleh Soekarno.

Ernest Douwes Dekker dengan istrinya


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai