Anda di halaman 1dari 9

HALAMAN JUDUL

1
DAFTAR ISI
Halaman

Judul.......................................................................................................................1

Daftar Isi................................................................................................................2

Kata pengantar.......................................................................................................3

Pembahasan materi................................................................................................4

I. Tokoh indonesia [cipto mangun kusumo]..........................................................4

a. Biografi....................................................................................................4

b. Perjuangnya..............................................................................................4

II. Tokoh indonesia [douwes dekker]....................................................................5

a. Biografi........................................................................................................5

b. Perjuangannya..............................................................................................6

Daftar pusaka.........................................................................................................9

2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Jakarta, 15 November 2022

Penyusun

3
PEMBAHASAN MATERI

I. TOKOH INDONESIA [CIPTO MANGUN KUSUMO]

A. BIOGRAFI CIPTO MANGUN KUSUMO


Cipto Mangun Kusumo lahir di Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa
Tengah, pada 4 Maret 1886. Seperti dikutip dari berbagai sumber, ia
adalah putra tertua dari Mangunkusumo, seorang priayi yang merakyat di
tanah Jawa. Berikut biografi Cipto Mangunkusumo, dokter rakyat yang
hidup di pengasingan.
Pada 1912, Cipto Mangunkusumo mendapatkan bintang Orde van Oranje-
Nassau (Kepahlawanan Belanda) karena jasanya dalam memberantas
penyakit pes di Malang, Jawa Timur. Namun, ia menyerahkan kembali
bintang jasa tersebut ke Belanda, karena tidak diizinkan memberantas pes
di Solo, Jawa Tengah
B. PERJUANGAN CIPTO MANGUNKUSUMO
Cipto Mangun Kusumo adalah tokoh pejuang kemerdekaan nasional
beliau dulu menjadi dokter pemerintahan pada tahun 1912 beliau bersama
Dous wes dekker dan Suwardi suryaningrat (Ki Hajar Dewantara )
mendirikan India he partikel yang bertujuan mencapai kemerdekaan
Indonesia

4
II. TOKOH INDONESIA [DOUWES DEKKER]

A. BIOGRAFI DAOUWES DEKKER

Douwes Dekker terlahir di Pasuruan, Jawa Timur, pada tanggal 8 Oktober


1879, sebagaimana yang dia tulis pada riwayat hidup singkat saat
mendaftar di Universitas Zurich, September 1913. Ayahnya, Auguste
Henri Eduard Douwes Dekker, adalah seorang agen di bank kelas
kakap Nederlandsch Indisch Escomptobank. Auguste ayahnya, memiliki
darah Belanda dari ayahnya, Jan (adik Eduard Douwes Dekker) dan dari
ibunya, Louise Bousquet. Sementara itu, ibu Douwes Dekker, Louisa
Neumann, lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, dari pasangan Jerman-Jawa.
 Dia terlahir sebagai anak ke-3 dari 4 bersaudara, dan keluarganya pun
[1]

sering berpindah-pindah. Saudaranya yang perempuan dan laki-laki, yakni


Adeline (1876) dan Julius (1878) terlahir sewaktu keluarga Dekker berada
di Surabaya, dan adik laki-lakinya lahir di Meester
Cornelis, Batavia (sekarang Jatinegara, Jakarta Timur pada tahun 1883.
Dari situ, keluarga Dekker berpindah lagi ke Pegangsaan, Jakarta Pusat.[1]

Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije (1885-1968), anak


dokter campuran Jerman-Belanda pada tahun 1903, dan mendapat lima
anak, namun dua di antaranya meninggal sewaktu bayi (keduanya laki-
laki). Yang bertahan hidup semuanya perempuan. Perkawinan ini kandas
pada tahun 1919 dan keduanya bercerai.

Kemudian Douwes Dekker menikah lagi dengan Johanna Petronella


Mossel (1905-1978), seorang Indo keturunan Yahudi, pada tahun 1927.

5
Johanna adalah guru yang banyak membantu kegiatan
kesekretariatan Ksatrian Instituut, sekolah yang didirikan Douwes Dekker.
Dari perkawinan ini mereka tidak dikaruniai anak. Di saat Douwes Dekker
dibuang ke Suriname pada tahun 1941 pasangan ini harus berpisah, dan di
kala itu kemudian Johanna menikah dengan Djafar Kartodiredjo, yang
juga merupakan seorang Indo (sebelumnya dikenal sebagai Arthur
Kolmus), tanpa perceraian resmi terlebih dahulu. Tidak jelas apakah
Douwes Dekker mengetahui pernikahan ini karena ia selama dalam
pengasingan tetap berkirim surat namun tidak dibalas.

Sewaktu Douwes Dekker "kabur" dari Suriname dan menetap sebentar di


Belanda (1946), ia menjadi dekat dengan perawat yang mengasuhnya,
Nelly Alberta Geertzema née Kruymel, seorang Indo yang berstatus janda
beranak satu. Nelly kemudian menemani Douwes Dekker yang
menggunakan nama samaran pulang ke Indonesia agar tidak
ditangkap intelijen Belanda. Mengetahui bahwa Johanna telah menikah
dengan Djafar, Douwes Dekker tidak lama kemudian menikahi Nelly,
pada tahun 1947. Douwes Dekker kemudian menggunakan nama
Danoedirdja Setiabuddhi dan Nelly menggunakan nama Haroemi
Wanasita, nama-nama yang diusulkan oleh Sukarno. Sepeninggal Douwes
Dekker, Haroemi menikah dengan Wayne E. Evans pada tahun 1964 dan
kini tinggal di Amerika Serikat.

Walaupun mencintai anak-anaknya, Douwes Dekker tampaknya terlalu


berfokus pada perjuangan idealismenya sehingga perhatian pada keluarga
agak kurang dalam. Ia pernah berkata kepada kakak perempuannya,
Adelin, kalau yang ia perjuangkan adalah untuk memberi masa depan yang
baik kepada anak-anaknya di Hindia kelak yang merdeka. Pada
kenyataannya, semua anaknya meninggalkan Indonesia menuju ke
Belanda ketika Jepang masuk. Demikian pula semua saudaranya, tidak ada
yang memilih menjadi warga negara Indonesia.

B. Selain para pribumi yang menjadi tokoh pergerakan perjuangan


kemerdekaan Indonesia, ternyata ada pula beberapa tokoh Belanda yang

6
ikut bersumbangsih berjuang demi meraih kemerdekaan Indonesia. Salah
satunya Douwes Dekker, yang memiliki nama lengkap Ernest Francois
Eugene Douwes Dekker. Dia lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 8 Oktober
1879, berdarah campuran Belanda, Prancis, Jerman, dan Jawa.
Namun, meski bukan penduduk Indonesia tulen, semangat
nasionalismenya lebih menggelora daripada penduduk Bumiputra. Dalam
pergerakan revolusi, Douwes Dekker memiliki pemikiran dan gagasan
yang melampaui zaman. Buku ini memaparkan tentang semangat
perjuangan Douwes Dekker dalam meruntuhkan pemerintah Hindia-
Belanda.
Dengan sifat kritis dan penuh keberanian, dia mengkritisi kekejaman
pemerintahan Hindia-Belanda dan menolak diskriminasi. Hal inilah yang
akhirnya membuat pemerintah Belanda berang dan menganggapnya
agitator berbahaya.
Bersama Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hajar Dewantara, Douwes
Dekker mendirikan partai politik pertama di Indonesia, bernama Indische
Partij, guna membangkitkan patriotisme orang Hindia untuk tanah yang
memberi kehidupan. Juga mendorong bekerja sama atas dasar persamaan
hak politik nasional guna mengembangkan tanah air Hindia. Tujuan lain,
untuk mempersiapkan sebuah kehidupan bangsa yang merdeka (hal 26).
Kehadiran partai ini meniupkan roh di awal masa pergerakan dan
merupakan fondasi penting nasionalisme Hindia. Douwes Dekker adalah
organisator yang tidak pernah lelah berjuang. Dia mendedikasikan hampir
seluruh hidup untuk kemerdekaan Indonesia. Douwes Dekker yang
ternyata masih satu keturunan dengan Eduard Douwes Dekker, penulis
buku Max Havelaar yang memiliki nama pena Multatuli, menyerukan ide
pentingnya warga Hindia menjadi satu bangsa membangun kekuatan
sendiri.
Dia sama sekali tidak gentar meski berkali-kali keluar masuk penjara dan
diasingkan. Memang sejak dia menunjukkan sikap antipenjajah, Belanda
lalu mengawasi dan menganggapnya berbahaya. Dia dianggap bisa
mengompori Bumiputra untuk melawan pemerintah Hindia-Belanda

7
sewaktu-waktu. Maka, ketika Douwes Dekker mendaftarkan izin Indische
Partij, Beladan menolaknya. Partai dianggap berbahaya, mengancam
kemananan, dan ketertiban umum.
Tapi, bukan Douwes Dekker jika langsung menyerah. Dengan kemampuan
jurnalistiknya, kerap kali dia menantang pemerintah Hindia-Belanda lewat
tulisan-tulisan tajam. Dia mengkritisi politik memecah belah pribumi,
indo, dan priyayi. Akibat keberaniannya itu, Douwes Dekker di mata
tokoh-tokoh politik Belanda dianggap advonturir, oportunis, bahkan "si
bangsat" (hal 38).
Dia pernah menjalani hukuman penjara di beberapa negara. Lalu, bersama
Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker
dibuang ke Belanda. Tapi, mereka malah melanjutkan sekolah. Douwes
Dekker juga pernah dituduh menjadi kaki tangan Jepang. Dia ditahan di
Jakarta, kemudian dibawa ke Ngawi dan Magelang. Dia juga pernah
diasingkan di Suriname. Namun, semua kejadian itu tetap tidak membuat
gentar berjuang meraih kemerdekaan.
Ketika akhirnya kembali ke Indonesia, dia memilih berjuang lewar jalur
pendidikan. Dia mengajar di Ksatrian Institut, sekolah yang dibangun
bersama beberapa tokoh pentolan Indische Partij. Douwes Dekker serius
mengajarkan pentingnya kemerdekaan dan mandiri (hal 64). Hindia-
Belanda semakin membenci Douwes Dekker.
Kiprah Douwes Dekker akhirnya memberi inspirasi para pejuang muda, di
antaranya Tjokroaminoto dengan Serikat Islam. Kemudian, Soekarno yang
mendirikan Partai Nasional Indonesia. Douwes Dekker mengganti nama
menjadi Danudirja Setiabudi. Dia meninggal tanggal 28 Agustus 1950
karena sakit.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.idntimes.com/news/indonesia/aldzah-fatimah-aditya/biografi-cipto-
mangunkusomo-dokter-rakyat-yang-hidup-di-pengasingan

https://brainly.co.id/tugas/35642953

https://id.wikipedia.org/wiki/Ernest_Douwes_Dekker#:~:text=Douwes
%20Dekker%20terlahir%20di%20Pasuruan,kelas%20kakap%20Nederlandsch
%20Indisch%20Escomptobank.

https://koran-jakarta.com/perjuangan-douwes-dekker-mendorong-kemerdekaan?
page=all

Anda mungkin juga menyukai