Anda di halaman 1dari 3

KRONOLOGI HIDUP BUDDHA

Judul Buku : Kronologi Hidup Buddha

Penulis : Bhikkhu Kusaladhamma

Penerbit :Penerbit Karaniya

Editor buku : Handaka Vijjananda

Tahun terbit : 31 Maret 2007

Tebal buku : 689 halaman

ISBN : 979-8727-01-0

Kronologi Hidup Buddha, begitulah judul buku ini. Judul buku ini mewarisi dan mewakili
keseluruhan isi dari buku ini yang begitu kaya akan informasi dasar dan lanjutan mengenai kehidupan
Buddha secara runtut dan jelas. Bentuk visual buku ini amat teramat menarik menurut saya, karen
adanya gambar menarik di halaman cover buku ini, dan sedikit terlihat tebal menimbulkan ketakutan
tersendiri tetapi jika sudah menghempaskan jari di halaman pertama maka rasa mengerikan dan rasa
bosan terhadap buku ini pun tidak ada lagi. Karena disusun secara menarik dengan illustrasi gambar
dengan kesan klasik serta bahasa- bahasa yang mudah dipahami serta dikupas secara tuntas jika ada arti
kata yang sulit maka akan dijelaskan sampai akar-akarnya. Sehingga pembawaan tulisan dibawa secara
ringan bagi orang yang mendalami keagamaan Buddha maupun orang awam.

Dalam pemikiran orang Buddhisme awam dan yang beragama lain, mempelajari kronologi atau
bisa disebut urutan perjalanan kehidupan Buddha sangat sulit. Tetapi jika seorang yang menganggap hal
itu adalah perkara sulit maka itu adalah kesalahan besar jika ia telah membaca buku ini. Sering muncul
pertanyaan-pertanyaan seperti : Kenapa Buddha melakukan ini? , Siapa itu Buddha? ,Mengapa kejadian-
kejadian istimewa itu dapat terjadi? Pertanyaan umum dan terkadang pertanyaan spesial yang muncul
didalam benak kita terkupas tuntas di buku ini, penjelasan runtut dan masuk akal serta berreferensi
pasti dan jelas pun terdapat di buku ini seakan-akan kita yakin atas isi buku ini dan sudah tidak ada
pertanyaan lagi. Dan bahkan ada beberapa kejadian yang kepastiannya menjadi kontroversi pun
dilampirkan dibuku dengan sumber-sumber referensi dengan hipotesanya masing-masing seolah-olah
mengajak kita ingin memecahkan kontroversi tersebut. Dan menurut saya ini adalah buku kronologis
kehidupan Buddha yang terlengkap di Indonesia sejauh ini, dilihat dari materi yang disajikan. Dan buku
ini bertujuan untuk menyampaikan Pesan Perdamaian abadi kepada semua umat manusia, tanpa
memandang agama.

Buku Bikkhu Kusaladhamma ini yang disajikan dalam 69 bab ini menceritakan tentang
kehidupan Buddha. Di dalam buku ini anda akan menjumpai berbagai aspek kehidupan Sang Buddha
berikut para siswanya dan “seteru”-Nya. Disajikan pula secara hangat keteladanan Buddha dalam
menyikapi masalah-masalah kehidupan yang menghadang umat manusia lebih dari 25 abad lalu hingga
sekarang ini yang masih kita temui. Fakta menarik tentang buku ini adalah illustrasinya sangat terperinci
memperhatikan postur tubuh, sikap tangan, faktor usia, serta situasi dan waktu kejadian. Sehingga
seakan-akan kita berada di dimensi waktu tersebut. Kehidupan Buddha dimulai dengan kelahirannya
pada tahun 623 SM di sebuah keluarga kerajaan oleh raja bersuku Sakya. Ia lahir tanpa noda, dan Ia di
ramalkan oleh pertapa Asita bahwa ia akan menjadi “Chakrawartin (maharaja dunia)” atau akan menjadi
seorang Buddha. Ia akan menjadi Chakrawatin jika Ia tidak melihat empat peristiwa yaitu: orang tua;
orang sakit; orang mati; dan seorang pertapa. Dan pada saat masa kecilnya ia adalah anak yang cerdas
dan pandai sekali, kehidupan-Nya pun mewah. Pada usia 7 tahun ia telah mempelajari banyak ilmu, dan
Ia menguasainya dengan sangat baik sekali. Pada usia 16 tahun ia menkah dengan Putri Yasodhara,
setelah memenangkan berbagai sayembara. Pada usia itu, Ia sudah memiliki 3 istana.

Ia yang semakin bosan dengan hidup dalam kebahagiaan duniawi yang dirancang ayah-Nya,
maka Ia pun diizinkan untuk keluar istana. Di luar istana dibersihkan orang tua, orang sakit, orang mati,
dan pertapa dari pandangan sang Buddha agar Buddha tidak mencari ‘obat kehidupan ini’ dan menjadi
raja yang sangat hebat sekali. Tetapi ia melihat peristiwa tersebut dalam kesempatan berbeda. Setelah
itu sang Buddha pun melarikan diri dari istana. Ketika melarikan diri Ia menjadi seorang pertapa. Ia
berguru kepada banyak guru tetapi Ia dengan sangat cepat menguasai teknik mereka untuk mencapai
kebahagiaan tetapi dimata Buddha semua itu di rasa kurang. Bahkan Buddha pun diajak menjadi asisten
para guru tersebut tetapi ia menolak karena kurang puas. Kemudian Ia bertapa menyiksa diri dengan
sangat ekstrim karena Ia mengira ini lah jalannya, dan semua ini dijalani selama 6 tahun. Di hari-hari
terakhir ia mendengar nyanyian seniman yang besyair : “Bila senar kecapi ini dikencangkan, suaranya
akan semakin tinggi. Kalau terlalu dikencangkan, putuslah senar kecapi ini, dan lenyaplah suara kecapi
itu. Bila senar kecapi ini dikendorkan, suaranya akan semakin merendah. Kalau terlalu dikendorkan,
maka lenyaplah suara kecapi itu.”Ketika ia mendengar semua itu ia pun memutuskan untuk berhenti
bermeditasi dengan jalan yang ekstrim. Pada saat ia terjatuh lemah dan hampir mati untung Ia
mendapatkan pertolongan dari seorang gembala kambing yaitu susu dan menopangnya naik. Maka sang
Buddha pun bermeditasi dengan cara yang tidak ekstrim lagi karena ia menggangap itu adalah
berbahaya bagi-Nya, para pengikutnya kecewa dan meninggalkannya karena mereka beranggapan Ia
telah gagal.

Buddha mulai bermeditasi dan bermeditasi dengan kukuhnya melawan godaan dari Mara (setan
penggoda) di bawah pohon bodhi. Ia menyadari satu persatu masalah kehidupan dan akhirnya ia
menjadi seorang Buddha, dan mencapai Nibanna ( tingkat kehidupan terakhir dalam agama Buddha
yang kekal tidak terkondisi tanpa beban duniawi). Kemudian Sang Buddha pun menyebarkan ajaran-Nya
secara universal kepada semua makhluk hidup. Dan itu semua dirangkum lengkap di dalam buku ini.

Jika ingin membaca buku yang “sangat sakti mantraguna dan lengkap” maka harus ada
dinding kokoh pada saat melihat buku ini dimana ada niat kuat ingin membaca buku super tebal ini,
karena bagi sebagian orang membaca buku 600 halaman lebih adalah sesuatu yang gila tetapi ketika
sudah melihat kelengkapan isinya maka niat kuat dalam diri kita semakin memfosil menjadi artefak
utama untuk memahami isi buku ini. Terlebih bahasanya yang jelas sehingga mudah untuk dipahami.
Memahami buku ini adalah suatu keberuntungan karena berarti si pembaca telah sempat membaca
buku kronologi kehidupan Buddha yang terbaik yang pernah anda temukan dan menemukan pesan
ikhtisar moral baik yang menunggu anda untuk mewujudkannya bukan hanya untuk anda kagumi.

Resensi ditulis oleh Sirapop Rapop. 

Anda mungkin juga menyukai