Anda di halaman 1dari 7

ARAH PERKEMBANGAN HUKUM PERBANKAN SYARIAH

*)
Oleh: Dr.Dian Ediana Rae S.H. LL.M

Perkembangan Bank Syariah di diharapkan dapat mendorong


Indonesia dewasa ini berjalan dengan pengembangan jaringan kantor bank
sangat pesat. Walaupun demikian, Syariah yang dapat lebih menjangkau
jumlah bank, jumlah kantor bank dan masyarakat yang membutuhkan di
jumlah total aset Bank Syariah masih seluruh Indonesia.
sangat kecil apabila dibandingkan
Apabila dipahami bahwa Hukum
dengan bank konvensional. Banyak Perbankan adalah segala sesuatu
faktor yang akan mempengaruhi
yang terkait dengan peraturan
percepatan perkembangan
perundang-undangan yang mengatur
perbankan syariah di masa yang akan
kegiatan perbankan, maka dapat
datang. Salah satu faktor yang sangat ditarik suatu kesimpulan bahwa
penting adalah faktor hukum. Arah Hukum Perbankan Syariah adalah
perkembangan perbankan syariah di
segala sesuatu yang terkait dengan
masa yang akan datang masih akan
peraturan perundang-undangan yang
sangat signifikan dipengaruhi oleh
mengatur kegiatan perbankan
perkembangan infrastruktur hukum syariah. Yang menarik dari
perbankan syariah di Indonesia.
mempelajari Hukum Perbankan
Kita telah membuktikan bahwa Syariah adalah pada saat yang
perkembangan perbankan syariah bersamaan terdapat interaksi yang
yang pesat baru terjadi setelah sangat intensif dan kreatif dengan
diberlakukannya UU No. 10 Tahun agama (Islam). Di dalam pengertian
1998 tentang Perubahan UU No. 7 umum dari perbankan syariah (di
Tahun 1992 tentang Perbankan. beberapa negara disebut dengan
Dengan berlakunya UU No. 10 Tahun istilah Islamic Bank) adalah bahwa
1998 tersebut telah memberikan kegiatan perbankan syariah atau
dasar hukum yang lebih kokoh dan Bank Islam ini mencoba menerapkan
peluang yang lebih besar dalam hukum agama Islam (syariah/shari’a)
pengembangan bank Syariah di ke dalam sektor perbankan atau
Indonesia. Undang - Undang tersebut bahkan kegiatan komersial modern
lainnya.
___________________
*)
Deputi Direktur Direktorat Internasional Apabila dilihat dari aspek ini tidak
Bank Indonesia mengherankan bahwa sebagian
(besar) penulis menekankan definisi
____________________________________________________________________________________________________________________
BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 7 Volume 6, Nomor 1, April 2008
Bank Syariah atau Bank Islam dilihat saat dimana sekularisme mengatur
dari penerapan hukum Islam hampir seluruh dunia. Bahkan pada
terhadap kegiatan bank. saat dipatuhinya hukum komersial
Karnaen Perwataatmadja dan yang diambil dari dunia barat secara
umum dan bermanfaat, keuangan
Muhammad Syafi’i Antonio
syariah menantang hukum-hukum ini
mendefinisikan Bank Islam sebagai
dalam dua hal utama: pertama,
berikut:
menantang anggapan bahwa adat-
“Bank Islam adalah bank yang
istiadat kegiatan komersial modern
beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam, yakni bank yang lebih efisien atau superior; dan
dalam beroperasinya mengikuti kedua, menantang pemisahan
ketentuan-ketentuan syariah Islam sekular kegiatannya, komersial dari
khususnya yang menyangkut tata pertimbangan agama dan kesalehan
cara bermuamalat secara Islam.”
(KarnaenPerwataatmadja dan (piety). Hal yang sama terjadi pada
Muhammad Syafi’i Antonio, 1992:1- ekonomi Islami yang telah
2) menimbulkan masalah yang sama
1
Warkum Sumitro mendefinisikan untuk ilmu ekonomi modern.
Bank Islam sebagai berikut: Untuk orang Islam pertanyaan
“Bank Islam berarti bank yang tata mengenai apakah hukum harus
cara beroperasinya didasarkan pada sekular atau agamis menunjukkan
tata cara bermuamallah secara Islam, dikotomi yang salah. Untuk mereka
yakni dengan mengacu kepada
yang percaya, hukum Islam bukan
ketentuan-ketentuan Al-Quran dan
Al-Hadits.” (Warkum Sumitro,1996:5- semata-mata masalah kewajiban
6) keimanan (conscience), yang kalau
dipatuhi mendapatkan pahala di
Cholil Uman mendifinisikan Bank
akhirat, hukum juga merupakan
Islam sebagai berikut:
petunjuk terbaik untuk kesejahteraan
“Bank Islam adalah sebuah lembaga
manusia di dunia ini. Untuk yang
keuangan yang menjalankan
operasinya menurut hukum Islam”. percaya, Tuhan mengatur
(Cholil Uman, 1994:5-6) kesejahteraan mereka di dunia dan
akhirat. Oleh karena hukum
Bahkan seorang penulis menyatakan
diterapkan kepada manusia dan alam
bahwa fakta yang paling mencolok
oleh Tuhan, kepatuhan terhadapnya
dari pertumbuhan perbankan syariah
akan membawa keberhasilan dan
dan keuangan syariah adalah bahwa
hal tersebut telah menunjukkan 1
Frank E. Vogel and Samuel L. Hayes,III,
dimasukkannya hukum agama dalam Islamic Law and Finance-Religion, Risk, and
wilayah kehidupan komersial pada Return, Kluwer Law International, The
Hague, London, Boston, hal.19.
____________________________________________________________________________________________________________________
BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 8 Volume 6, Nomor 1, April 2008
kesuksesan sosial dan individual. Berbeda dengan hukum nasional,
Kaum muslim sering menyimpulkan hukum Islam pada hakekatnya
bahwa kelemahan sosial, ekonomi, meliputi etika dan hukum, dunia dan
dan moral yang mereka hadapi saat akhirat, serta masjid (agama) dan
ini merupakan konsekuensi dari negara. Hukum Islam tidak
ketidaktaatan terhadap hukum- membedakan aturan yang
hukum Tuhan dan lebih memilih dipaksakan oleh kesadaran individual
menerapkan hukum barat. dengan aturan yang dipaksakan oleh
Perbankan dan keuangan syariah pengadilan atau negara. Oleh karena
para akademisi/ahli memiliki
merupakan wilayah dimana hukum
kemampuan untuk mengetahui
Islam kontemporer mengalami
hukum secara langsung dari wahyu
perkembangan yang sangat cepat
dan subur. Beberapa kemajuan yang (revelation), orang biasa diharapkan
meminta pendapat (fatwa) dari ahli
sangat impresif telah banyak dicapai,
yang qualified untuk hal-hal yang
dan langkahnya tampaknya menjadi
meragukan; jika mereka
semakin meningkat. Keberhasilan
yang telah diperoleh antara lain2: mengikutinya dengan jujur, maka
1. training para kader akademisi mereka tidak dapat dipersalahkan
walaupun fatwa tersebut tidak benar.
yang memiliki jiwa praktis;
2. institusi-institusi baru dan metoda Penerapan hukum Islam dalam
untuk pengembangan hukum; kegiatan perbankan/keuangan atau
3. saluran baru untuk kerjasama kegiatan ekonomi lainnya yang
internasional dalam penelitian dan modern bukanlah pekerjaan yang
opini hukum Islam; sederhana. Dalam konteks seperti di
4. keakraban dan hormat terhadap atas, studi mengenai hukum
hukum Islam dalam masyarakat perbankan syariah atau hukum
non-muslim. keuangan syariah menjadi suatu studi
yang menarik dan menantang untuk
dunia hukum di Indonesia dimana
hukum positif (hukum yang berlaku)
2
Op.cit., hal.21-22. Dinyatakan pula bahwa di negara Indonesia berbeda dengan
pekerjaan di bidang ini akan memberikan
model untuk pengembangan di bidang- yang berlaku dengan hukum agama
bidang lain yang lebih sulit seperti di (Islam). Indonesia bukan negara Islam
bidang politik, hukum internasional, dan
ilmu sosial Islam. Potensi jangka panjang dan oleh karenanya pemberlakuan
dalam keberhasilan studi keuangan Islam hukum Islam tidak dapat
memiliki nilai yang berarti untuk menilai
potensi hukum Islam dalam mewarnai
diberlakukan secara otomatis dalam
kehidupan duniawi kalangan muslim. kehidupan sosial-kemasyarakatan

____________________________________________________________________________________________________________________
BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 9 Volume 6, Nomor 1, April 2008
kita. Pemberlakuan hukum agama nasional, kini kita ditantang untuk
(Islam) harus melalui proses yang melihat hukum Islam sebagai salah
disebut sebagai proses “positivisasi” satu sumber hukum utama dalam
hukum Islam. Dalam hal ini, hukum menciptakan salah satu hukum yang
syariah diterima oleh negara dalam sangat penting yaitu hukum
peraturan perundang-undangan perbankan dan keuangan syariah.
positif yang berlaku secara nasional. Keberhasilan pengembangan ilmu
Oleh karena itu, bank syariah yang hukum perbankan/keuangan syariah
didirikan di negara yang sistem ini akan dapat menentukan
hukumnya dipinjam atau berasal dari keberhasilan pengembangan ilmu-
hukum barat, seperti Indonesia, harus ilmu hukum lainnya yang
mengikuti tidak saja hukum syariah, bersumberkan dari agama (Islam).
tapi juga semua hukum nasional yang Dengan diberlakukannya Undang-
secara langsung atau tidak langsung
Undang No. 10 Tahun 1998 tantang
mengatur bank syariah.
perubahan atas UU No.7 Tahun 1992
Aspek hukum perbankan syariah, tentang Perbankan, maka legalitas
khususnya di Indonesia merupakan hukum baik dari aspek kelembagaan
bidang yang baru di bidang ilmu dan kegiatan usaha bank syariah
hukum dan masih memiliki potensi telah diakomodir dengan jelas dan
yang sangat besar dalam menjadi landasan yuridis yang kuat
pengembangan ilmu hukum ini di bagi perbankan dan para pihak yang
masa mendatang. Interaksi yang berkepentingan. Demikian pula
intense antara hukum nasional dan dengan berlakunya Undang-Undang
hukum Islam telah menjadikan No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
bidang ilmu ini sangat menantang Indonesia telah memberikan landasan
dari aspek hukum maupun dari aspek hukum yang kuat kepada Bank
politik. Perkembangan dari peraturan Indonesia untuk melakukan
perundang-undangan dan regulasi di pengaturan dan pengawasan
bidang perbankan dan keuangan terhadap perbankan Syariah.
syariah belum diikuti secara memadai
Pada dasarnya pengaturan hukum
oleh studi ilmu hukum.
kegiatan usaha bank syariah
Interaksi antara hukum nasional dan diupayakan untuk diberlakukan
hukum Islam tersebut telah secara “equal treatment regulations”
menjadikan bidang ilmu hukum ini atau prinsip kesetaraan hukum.
menarik untuk didalami. Setelah Namun demikian kadangkala
sekian lama adanya dominasi hukum terdapat pengaturan yang bersifat
barat sebagai sumber-sumber hukum khusus terhadap kegiatan usaha bank
____________________________________________________________________________________________________________________
BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 10 Volume 6, Nomor 1, April 2008
syariah yang disesuaikan dengan Saat ini terdapat dua issues yang
karakter usaha bank Syariah yang akan sangat berpengaruh kepada
memiliki perbedaan yang sangat perkembangan hukum perbankan
mendasar dibandingkan bank syariah dan perkembangan
konvensional. Karakter kegiatan perbankan syariah itu sendiri ke
usaha bank Syariah yang berbeda depan yang pertama adalah nasib
dengan bank konvensional sudah RUU Perbankan Syariah yang saat ini
berlaku standar dan diterima secara masih sedang dalam tahap
universal diterapkan pada berbagai pembahasan di Dewan Perwakilan
negara yang mengadopsi sistem Rakyat (DPR) dan masuknya sengketa
perbankan syariah. Standarisasi yang ekonomi syariah ke dalam
dilakukan seperti dalam penerapan kompetensi Peradilan Agama.
akuntansi dan audit bank syariah Apabila kelak RUU Perbankan syariah
yang diperlakukan secara khusus
disahkan menjadi Undang-undang
sebagaimana ditentukan dalam
diperkirakan bahwa perkembangan
standar internasional untuk akuntansi
perbankan syariah akan menjadi lebih
dan audit lembaga keuangan syariah pesat lagi. Hal tersebut disebabkan
yang diterbitkan oleh AAOIFI RUU Perbankan Syariah telah
Bahrain.
memungkinkan ruang gerak yang
Dalam kegiatan usaha bank syariah lebih besar kepada kegiatan
peranan DPS juga sangat penting perbankan syariah yang tidak
dalam rangka menjaga kegiatan ”dibatasi” oleh pengertian dan
usaha bank syariah agar senantiasa batasan-batasan kegiatan perbankan
berjalan sesuai dengan nilai-nilai konvensional yang cenderung lebih
syariah, DPS harus independen dan restriktif apabila dibandingkan
terdiri dari para pakar Syariah dengan kegiatan perbankan syariah,
Muamalah yang juga memiliki khususnya di wilayah investasi dan
pengetahuan dasar bidang perdagangan. Dengan demikian
perbankan. Dalam pelaksanaan tugas bank syariah maupun nasabah bank
sehari-hari DPS wajib mengikuti akan memiliki keyakinan yang lebih
fatwa DSN. DSN merupakan badan tinggi di dalam melakukan kegiatan
independen yang mempunyai bisnis perbankan syariah. RUU
kewenangan mengeluarkan fatwa Perbankan Syariah juga diharapkan
syariah terhadap produk dan jasa dapat menjawab berbagai persoalan
lembaga keuangan syariah di yang terkait dengan kewenangan
Indonesia. dan koordinasi antar lembaga-
lembaga yang berwenang terhadap

____________________________________________________________________________________________________________________
BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 11 Volume 6, Nomor 1, April 2008
pengaturan dan pengawasan Pengadilan Agama. Disamping itu,
perbankan syariah. Kejelasan dikhawatirkan bahwa dengan
kewenangan ini sangat diperlukan dimasukannya sengketa perbankan
agar dapat menciptakan situasi yang syariah menjadi kompetensi Peradilan
kondusif bagi perkembangan Agama diperkirakan secara psikologis
perbankan syariah, dan dapat dan politis akan menghambat
mendorong menciptakan suatu perkembangan perbankan syariah
struktur kelembagaan dan hukum dalam waktu mendatang. Dengan
yang sesuai dengan kondisi ekonomi, mempertimbangkan bahwa lebih dari
politik dan hukum nasional. RUU ini 98% kegiatan perbankan di
diharapkan juga dapat memberikan Indonesia masih merupakan kegiatan
pedoman dan arah yang jelas dalam perbankan konvensional, maka
hal penyelesaian sengketa di dalam pemberlakuan UU Peradilan Agama
maupun di luar pengadilan. terhadap sengketa perbankan syariah
ini dikesankan menjadi kegiatan
Dalam hal kompetensi peradilan,
ekslusif keagamaan (Islam).
perkembangan yang menarik adalah
dilakukannya perubahan atas Walaupun dimungkinkan konsep
Undang-undang No. 7 Tahun 1989 penundukan diri secara sukarela bagi
non Islam kepada hukum Islam,
Tentang Peradilan Agama dengan
secara psikologis dan politis akan
Undang-undang No. 3 Tahun 2006.
menyulitkan mengingat dalam sistem
Perubahan yang dimaksud adalah
tambahan dan perluasan hukum nasional dengan kedudukan
warga negara yang sama konsep
kewenangan pengadilan agama yang
penundukan hukum akan
meliputi juga bidang zakat, infaq dan
mengesankan orang non muslim
ekonomi syariah. Sengketa ekonomi
syariah yang dimaksud tidak saja dalam posisi inferior. Dalam tahap-
meliputi bank syariah melainkan juga tahap perkembangan awal
perbankan syariah dewasa ini akan
bidang ekonomi syariah lainnya
lebih baik nampaknya untuk
seperti asuransi syariah, reksa dana
memberikan kompetensi sengketa
syariah, obligasi syariah, dan sekuritas
syariah. Walaupun banyak kalangan perbankan syariah dan ekonomi
syariah lainnya dalam kompetensi
menyambut baik amandemen
peradilan umum (niaga). Dengan
Undang-undang Tentang Peradilan
cara ini kegiatan perbankan
agama yang meliputi sengketa
ekonomi syariah, nampaknya hal (ekonomi) syariah akan dikesankan
tersebut masih memerlukan proses menjadi kegiatan inklusif alternatif
perekonomian bagi orang-orang
perbaikan sarana dan prasarana
beragama Islam maupun non Islam di
____________________________________________________________________________________________________________________
BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 12 Volume 6, Nomor 1, April 2008
Indonesia. Dengan demikian konsep syariah (ekonomi syariah). Hukum
Islam sebagai rahmatan lil alamin harus sedemikian rupa mendorong
akan lebih dirasakan dalam tataran perkembangan perbankan syariah,
praktek bisnis dan perekonomian dan bukan sebaliknya men-
nasional. discourage perkembangan kegiatan
perbankan syariah. Pembahasan
Di masa mendatang harus lebih
yang masih berlangsung di Dewan
dilakukan kajian yang mendalam dan
komprehensif mengenai arah Perwakilan Rakyat mengenai RUU
pendekatan pengembangan Perbankan Syariah diharapkan dapat
menjawab sebagian persoalan dan
perbankan syariah (ekonomi syariah),
keragu-raguan mengenai arah
agar antara pengembangan praktik-
perkembangan perbankan syariah ke
praktik kegiatan ekonomi syariah
akan lebih sejalan dan saling depan, termasuk arah perkembangan
hukum yang mengatur kegiatan
mendukung dengan pengembangan
perbankan syariah.
infrastruktur hukum perbankan

Daftar Pustaka

1 Sudin Haron, Bala Shanmugam, Islamic Banking System-Concepts &


Applications, Pelanduk Publications, Malaysia, 1997.
2 Frank E.Vogel And Samuel L.Hayes,III, Kluwer Law International, The Haque-
London-Boston, 1998.
3 Sudin Haron, Islamic Banking-Rules & Regulations, Pelanduk Publications,
Malaysia, 1997.
4 Muhammad Al-Bashir Muhammad Al-Amine, Istisna (Manufacturing Contract)
In Islamic Banking and Finance, Law and Practice, A.S.Noordeen, Kuala
Lumpur, 2000.
5 Islamic Development Bank, Islamic Research and Training Institute, Corporate
Governance In Islamic Financial Institutions, Occasional Paper No.6,2002.
6 Ascarya dan Diana Yumanita, Bank Syariah: Gambaran Umum, Seri
Kebanksentralan No.14, Bank Indonesia, Cetakan Pertama, April 2005.
7 Ade Maman Suherman, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum: Civil Law-
Common Law-Hukum Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
8 Bank Indonesia, Direktorat Perbankan Syariah, Laporan Perkembangan
Perbankan Syariah Tahun 2004.
____________________________________________________________________________________________________________________
BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 13 Volume 6, Nomor 1, April 2008

Anda mungkin juga menyukai