Disusun oleh :
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat dan hidayah-
Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada baginda
Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Tidak lupa kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah, sebagai tugas Sosio-Politik Hukum Ekonomi Syariah
dengan judul PENDEKATAN SOSIO POLITIK DALAM STUDI ISLAM .
kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca agar makalah ini bisa dipraktekan dalam kehidupan sehari hari dalam
Menyusun makalah ini kami masih banyak memiliki kekurangan untuk itu kami
mengharapkan keritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
Sistem tata kelola syariah diatur dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Konsep teknis dan operasionalnya selanjutnya dijabarkan
dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Surat Edaran Bank Indonesia
(SEBI). Sistem tata kelola syariah diatur dalam bentuk undang-undang dan
guideline yang dikeluarkan. Di Indonesia, sistem tata kelola syariah berdasarkan
UU No. 21/2008 menempatkan DPS (Dewan Pengawas Syariah) sebagai pihak
penting dalam pengawasan kepatuhan prinsip-prinsip yari’ah di internal
perbankan syariah. DPS bertugas memberikan nasehat dan saran kepada direksi
serta mengawasi kegiatan LKS agar sesuai dengan prinsip syariah.
Fatwa Ketiga, Tentang Gadai Emas, Gadai emas merupakan cara investasi
yang marak ditawarkan perbankan syariah akhir-akhir ini. Dewan Syariah
Nasioanal melalui fatwanya no: 25/DSN-MUI/III/2002 membolehkan praktek ini.
Pada fatwa tersebut DSN menyatakan: “Besar biaya pemeliharaan dan
penyimpanan marhun (barang gadai) tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah
pinjaman.” Sementara dalam fatwa DSN No: 26/DSN-MUI/III/2002 yang secara
khusus menjelaskan aturan gadai emas, dinyatakan: “Ongkos sebagaimana
dimaksud ayat 2 besarnya didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata
diperlukan. LKS yang ada, telah memungut biaya administrasi pemeliharan dan
penyimpanan barang gadai sebesar persentase tertentu dari nilai piutang. Jika LKS
atau perbankan syariah bersedia menerapkan fatwa di atas, tentunya dalam
menentukan biaya pemeliharaan emas yang digadaikan, bank akan menentukan
berdasarkan harga Safe Deposit Box (SDB). Akan tetapi, fakta menunjukkan
bahwa ongkos penyimpanan yang dibebankan nasabah tidak sesuai dengan biaya
riil yang dibutuhkan untuk standar penyimpanan dan penjagaan bank, atau
melebihi nilai harga SDB untuk penyimpanan emas.
Ketidak sesuaian LKS maupun bank syariah ini pada akhirnya diakui oleh
direktur direktorat perbankan syariah Mulya E. Siregar menyatakan bahwa
perbankan syariah belum benar benar menerapkan system syariah. Menurut
Mulya tidak ada Bank Syariah yang benar benar syariah, bahkan IDB sekalipun.
Ungkapan Direktur BI ini merupakan sesuatu yang riil bahwa perbankan maupun
LKS belum ada yang benar benar berprinsip sesuai syariah walaupun sangat
mengejutkan karena segenap peraturan, bahkan dibuat struktur guna pengawasan
pun masih belum sepenuh-nya sesuai syariah.1
Eksistensi hukum Islam di Indonesia sudah ada sejak agama Islam masuk
di Indonesia. Karena itu, hukum Islam telah menjadi bagian integral dari
pembinaan hukum nasional sampai sekarang ini dan peranan hukum Islam dalam
pembangunan hukum nasional adalah untuk mengisi kekosongan hukum dalam
hukum positif dan hukum Islam berperan sebagai sumber nilai yang memberikan
kontribusi terhadap aturan hukum yang dibuat dengan sifatnya yang umum, tidak
memandang perbedaan agama, maka nilai-nilai hukum Islam dapat berlaku pula
bagi seluruh warga negara Indonesia.2
Mengingat Indonesia bukan negara agama dan bukan negara sekuler, maka
memperjuangkan hukum Islam dengan pendekatan yang integrasi nilai-nilainya
kelihatannya lebih memberikan harapan dengan pendekatan formal, khususnya
pidana Islam. Untuk itu, dibutuhkan usaha yang serius untuk menggali dan
mensosialisasikan sebanyak mungkin nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam
hukum Islam.4
KESIMPULAN
3
bid., h. 172
4
A.Dzajuli , “ Beberapa aspek pengembangan Hukum Islam“, dalam Juhaya S. Praja,
Hukum Islam di Indonesia: Pemikiran dan Praktek (Bandung: Remaka Rosdakarya, 1994), h. 260.
DAFTAR PUSTAKA
Dudang Gojali, “Implementasi Hukum Ekonomi Syariah pada Lembaga
Keuangan Syariah”, Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah Vol. 1 No. 2 Juli
2019, hlm. 138-141.