I,E·PUI3LH< INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 203/PMK.011/2008
TENTANG
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang bahwa dalam rangka melaksanakan keten~an Pasal5 ayat (5) Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentangCukai sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007, perIu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Tarif Cukai HasH Tembakau;
MEMUTUSKAN:
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasall
BABII
PENGGOLONGANPENGUSAHAPABRIK
Pasal 2
BABIII
TARIFCUKAI
Pasal 3
Pasal 4
(1) Penetapan Batasan harga jual eceran per batang atau gram dan
tarif cukai per batang atau gram setiap jenis hasH tembakau dari
masing-masing golongan Pengusaha Pabrik hasHtembakau adalah
sebagaimana ditetapkim dalam Lampiran II Peraturan Menteri
Keuangan ini.
(2) Untuk dapat digolongkan dalam penetapan tarif cukai per batang
atau gram sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk setiap jenis
hasH tembakau ditentukan berdasarkan jenis, jumlah produksi,
dan:
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 5
(1) Untuk penggolongan dalam Batasan harga jual eceran per batang
atau gram, hasil akhir perhitungan harga jual eceran per batang
atau gram dilakukan pembulatan ke atas dalam kelipatan Rp 1,00
(satu rupiah).
(2) Harga jual eceran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf b atau huruf c dibulatkan ke atas dalam kelipatan Rp 25,00
(dua puluh lima rupiah) per kemasan.
Pasal 6
Harga jual eceran merek baru dari Pengusaha Pabrik hasil tembakau
atau Importir tidak boleh lebih rendah dari harga jual eceran yang
masih berlaku atas merek hasil tembakau yang dimilikinya dalam
satuan batang atau gram untuk jenis hasil tembakau yang sarna.
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
(1) Dalam hal Harga Transaksi Pasar telah melampaui Batasan harga
jual eceran per batang atau gram diatasnya, Pengusaha Pabrik
hasil tembakau atau Importir mengajukan penyesl,1aian tarif cukai.
(2) Dalam hal Harga Transaksi Pasar berada pada posisi Batasan
harga jual eceran per batang atau gram tertinggi pada masing-
masing jenis hasH tembakau telah melampaui 5% (lima persen)
dari harga jual eceran yang berlaku atau· harga yang tercantum
dalam pita cukai, Pengusaha Pabrik hasH tembakau atau Importir
wajib mengajukan permohonan penyesuaian kenaikan harga jual
eceran sebagai dasar perhitungan PPN hasil tembakau.
(3) ApabHa berdasarkan hasH pemantauan Pejabat Bea dan Cukai
pada wilayah dan dalam periode pemantauan tertentu kedapatan
Harga Transaksi Pasar telah melampaui Batasan harga jual eceran
per batang atau gram sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan/ atau telah melampaui 5% (lima persen) dari harga jual eceran
yang berlaku atau harga yang tercantum dalam pita cukai
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur Cukai atas nama
Direktur Jenderal memberitahukan hal tersebut kepada Pengusaha
Pabrik hasH tembakau atau Importir yang bersangkutan dengan
surat pemberitahuan.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
(4) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal
penerimaan surat pemberitahuan sebagaimaria dimaksud pada
ayat. (3), Pengusaha Pabrik hasil tembakau, Importir, atau
kuasanya tidak memberikan sanggahan atau mengajukan
permohonan, Direktur Cukai atas nama Direktur Jenderal
memberitahukan hal tersebut kepada Kepala Kantor untuk
melakukan penetapan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau.
Pasal10
Tarif cukai dan batasan harga jual eceran terendah per batang atau
gram untuk setiap jenis hasil tembakau yang diimpor adalah
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Menteri
Keuangan ini.
BABIV
KETENTUANLAIN-LAINDAN KETENTUANPERALIHAN
Pasalll
Harga jual eceran per batang atau gram untuk setiap jenis hasil
tembakau untuk tujuan ekspor ditetapkan sarna dengan harga jual
eceran per batang atau gram untuk setiap jenis hasil tembakau dari
jenis dan merek hasil tembakau yang sarna, yang ditujukan untuk
pemasaran di dalam negeri.
Pasal12
Pasal13
Pasal14
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan tarif cukai hasil
tembakau diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal.
Pasal15
Pasal16
Pasal17
Ditetapkan di Jakarta.
pada tanggal 9 Desernber 2008
JY.1ENTERI KEUANGAN
ttd.
SE.I MULYANI INDRAWATI
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
2'OJ /PMK.Oll/2.0.D.8. TENTANG TARIF
CUKAI HASIL TEMBAKAU
SKTF
.KLMLebih Tanpa
dari
TIS dari
SKTLebih
atau
HPTL
CRT SPT
SPTF
KLB 500
Tanpa
Tanpa juta batang tetapi tidak lebih dari 2 milyar
Tanpa
SKM
SPM
Tidak
Tidak lebih dariII2500
lebih2 dari
milyar milyar
batang
juta batang
Golongan batanp;
Tanpa batasan
II II jumlah Iproduksi
III
I
MENTERI KEUANGAN
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
ZQ3 /PMK.Oll/.20.08.. TENTANG TARIF
CUKAI HASILTEMBAKAU
BATASAN HARGA JUAL ECERAN DAN TARIF CUKAI PER BATANG ATAU GRAM
HASIL TEMBAKAU·BUATAN DALAM NEGERI
hasH tembakau
Golongan Batasan harga jualper batang atau gram
eceran
atau
per gram
batang Tarif cukai
Golongan pengusaha pabrik
260
17
210
175
21 Lebih
CRT dari
Tanpa
Tanpa
Tanpa Rp 250
Rp 50.000 sampai
Paling
Paling Paling
rendah
rendah dengan
rendah
Rp
Rp 600Rp
375Rp 100.000
600
sampai
sampai sampai
dengan
dengandengan
Rp 630Rp 630
450
Rp50.000
280
18
100
250
1.200
150
SKTF
185
230
130
25
40
80
75
90Lebih
135
170
200
290
195SKT KLM
HPTL
LebihSKM
SPM
atau
KLB
TIS
Paling
Lebih dari
Lebih SPTF
SPT
Rp
rendah
dari Rp
dari 349
450
550
630
380
254
Rp Lebih
sampai
sampai
Rp250
234
sampai
Lebih dari Rp
dengan
Lebih 20.000
dari149
dengan
dari Rp Rp
Rp 600
590sampai
379
660
430
300
sampai
Lebih Rp
Rp
dari
Rp Rpdengan
660Rp Rp
10.000
20.000
100.000
dengan 250
Paling
Paling
Lebih
Paling rendah
rendah
dari
rendah RpRp Rp
Rp180
5.000
180
27540 sampai
sampai dengan
dengan RpRp 250
149
20.000
550
254
380
49
5.000 Lebih dari Rp 100.000
MENTERI KEUANGAN
ttd.
SIn MULYANI INDRAWATI
Kepal
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
20.3 ..... .jPMK.Oll/20.08. TENTANG TARIF
CUKAI HASILTEMBAKAU
25
200
21
17
290 KLM
SKTHPTL
100 SKTF SKM
SPM
KLB
CRT
atau SPTF
TIS SPTRp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp 251
100.000
180
251
601
661290
275
Rp 591
100.000
Rp 661
1.
MENTERI KEUANGAN
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI
Kepal