Anda di halaman 1dari 136

303.000/XII.

3/2008

Petunjuk Teknis
Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia
2008
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

KEDUDUKAN JUKNIS PENGADAAN BARANG/JASA


PEMERINTAH

UUD 1945

Peraturan Per-UU-an Pemeriksaan Keuangan Negara

Pedoman Umum SPKN Kode Etik


PMP

Juklak 200 300


100 Pemeriksaan Kinerja Pemeriksaan Dengan Tujuan
Pemeriksaan Keuangan
Tertentu
400
Sistem Peyakinan Mutu

500
Penatalaksanaan Kertas Kerja Pemeriksaan

600
Pemeriksaan Berperspektif Lingkungan Hidup

Juknis 100.001 200.001 301.000


Pemahaman dan Penilaian SPI Penentuan Area Kunci Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan

302.001
100.002 200.002 Pemeriksaan Kepatuhan
Pemahaman dan Penilaian Penentuan Kriteria Pengelolaan Limbah RSUP/
Risiko Pemeriksaan RSUD

100.003 302.002
201.000
Penetapan Batas Materialitas Pemeriksaan Kepatuhan
Pemeriksaan Kinerja Kegiatan
Pemeriksaan Keuangan Pengendalian Pencemaran
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Udara
(RHL)
100.004 303.000
Penentuan Metode Uji Petik Pemeriksaan Pengadaan
Pemeriksaan Keuangan 202.000
PemeriksaanKinerja Barang dan Jasa
Pengelolaan Hutan
101.000 304.000
Pemeriksaan LKPP dan LKKL Pemeriksaan Subsidi Listrik
203.000
PemeriksaanKinerja
102.000 Pengelolaan dan
Pengendalian Limbah Industri 305.000
Pemeriksaan LKPD
Pemeriksaan Subsidi Pangan

103.000 306.000
Pemeriksaan atas Laporan Pemeriksaan PNBP dan PAD
Keuangan Bank Indonesia Pertambangan

400 .001
Reviu Pemeriksaan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Lampiran

DAFTAR ISI
Halaman
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor …./K/…./..../….
DAFTAR ISI............................................................................................................................. i
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan................................................................................................. 1
C. Lingkup Pembahasan Juknis................................................................................... 2
D. Dasar Hukum Penyusunan Juknis........................................................................... 2
E. Sistematika Penulisan............................................................................................. 2
BAB II GAMBARAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH........... 3
A. Pengertian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...................................................... 3
B. Dasar Hukum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah................................................. 10
C. Etika dan Prinsip Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah............................................ 10
D. Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah............................................................. 11
E. Permasalahan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah....................................... 15
BAB III PETUNJUK PEMERIKSAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 17
A. Petunjuk Umum...................................................................................................... 17
B. Petunjuk Perencanaan Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.............. 18
C. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.............. 21
D. Petunjuk Pelaporan Hasil Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah........ 23
BAB IV PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU.................................................. 26
A. Dasar Pengendalian dan Penjaminan Mutu............................................................. 26
B. Pengertian Pengendalian dan Penjaminan Mutu..................................................... 26
C. Proses Pengendalian dan Penjaminan Mutu............................................................ 28
D. Pendokumentasian Pengendalian dan Penjaminan Mutu......................................... 29
BAB V PEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN..... 29
A. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan............................................................. 29
B. Pemberitahuan Tertulis tentang Kewajiban Tindak Lanjut..................................... 29
C. Reviu atas Jawaban/Keterangan Manajemen Entitas.............................................. 30
D. Pelaporan atas Pemantauan Tindak Lanjut.............................................................. 30
E. Pemantauan Tindak Lanjut Pada Saat Pemeriksaaan.............................................. 30

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan i


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Lampiran

BAB VI PENUTUP................................................................................................................. 31
A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...... 31
B. Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...... 31
C. Pemantauan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah......... 31

REFERENSI
Daftar Singkatan Dan Akronim
Daftar Istilah (Glosarium)
Lampiran
Tim Penyusun

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan ii


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran III.1 : Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan

Lampiran III.2 : Pemahaman Entitas

Lampiran III.3 : Identifikasi Resiko

Lampiran III.4 : Pengujian Ketaatan SPI

Lampiran III.5 : Penetapan Kriteria Pemeriksaan

Lampiran III.6 : Titik Kritis dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lampiran III.7 : Program Pemeriksaan dan Program Kerja Perorangan

Lampiran III.8 : Pengujian Terinci Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lampiran IV.1 : Review Sheet

Lampiran IV.2 : Laporan Perkembangan Pelaksanaan Pemeriksaan

Lampiran IV.3 : Lembar Kendali Penyelesaian Laporan (LKPL)

Lampiran IV.4 : Checklist Penjaminan Mutu Pemeriksaan

Lampiran V.1 : Pemantauan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan iii


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Lampiran

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan iv


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB I

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
01 Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Latar belakang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, salah satu pemeriksaan
barang/jasa
lingkup pemeriksaan BPK adalah melaksanakan pemeriksaan dengan tujuan pemerintah
tertentu dengan prosedur eksaminasi seperti pemeriksaan atas pengadaan
barang/jasa pemerintah.
02 Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian dari kegiatan
pengelolaan aset (manajemen aset) yang dilakukan untuk menyediakan
kebutuhan barang dan jasa guna menunjang kelancaran dan keberhasilan
pelaksanaan tugas pemerintahan di tingkat pusat dan daerah termasuk Badan
Usaha Milik Negara/Daerah dan Badan Hukum Milik Negara, dengan
menggunakan APBN dan APBD khususnya anggaran yang menjadi beban
keuangan negara/daerah.
03 Pemeriksaan terhadap kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan
oleh BPK dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK-RI, pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah rawan terhadap tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
menimbulkan indikasi kerugian negara yang cukup signifikan.
04 Hal tersebut diatas menjadi tuntutan bagi BPK selaku pemeriksa keuangan
negara untuk mewaspadai segala bentuk perbuatan yang merugikan negara.
Terkait dengan itu, perlu diuji apakah peraturan dan ketentuan pengadaan
barang/jasa pemerintah sudah dipatuhi sehingga pengadaan barang/jasa
pemerintah terlaksana secara ekonomis dan efisien.
05 Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilakukan sampai
saat ini masih menggunakan Pedoman Umum Pemeriksaan atas Barang dan
Jasa yang ditetapkan dengan SK Sekjen BPK RI No. 63/SK/VIII-
VIII.3/4/2001 tanggal 19 April 2001. Sesuai dengan situasi yang berkembang,
pedoman tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku saat ini. Sehingga dipandang perlu untuk
menyempurnakan pedoman tersebut sesuai dengan perubahan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa pemerintah.
B. Maksud dan Tujuan
06 Maksud penyusunan petunjuk teknis pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa Juknis ini
pemerintah ini adalah untuk memberikan pedoman yang mutakhir bagi bermaksud
memberikan
pemeriksa dalam penyusunan program pemeriksaan dan pelaksanaan pedoman bagi
pemeriksaan di lapangan sehingga terdapat kesamaan tindakan dan diperoleh pemeriksa.
mutu pemeriksaan yang tinggi.
Tujuan penyusunan petunjuk teknis tersebut adalah untuk:
1. Menyamakan pemahaman atas pemeriksaan pengadaan barang/jasa
pemerintah;
2. Memberikan pedoman kepada pemeriksa dalam melakukan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan;
3. Mengefektifkan pelaksanaan pemeriksaan agar mencapai hasil
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 1
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab I

pemeriksaan yang optimal sesuai dengan standar pemeriksaan.

C. Lingkup Pembahasan Juknis


07 Petunjuk teknis pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah ini Lingkup
digunakan dalam rangka pemeriksaan atas: Pembahasan
Juknis
1. Pengadaan barang/jasa pemerintah dengan lingkup kebijakan dan kegiatan
pengadaan barang/jasa pemerintah yang menggunakan sumber dana
APBN dan APBD.
2. Pengadaan barang/jasa pemerintah yang sebagian atau seluruhnya dibiayai
dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) yang sesuai atau tidak
bertentangan dengan pedoman dan ketentuan pengadaan barang/jasa
pemerintah dari pemberi pinjaman/hibah bersangkutan.
3. Pengadaan barang/jasa pemerintah untuk investasi di lingkup BI, BHMN,
BUMN, BUMD yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya
dibebankan pada APBN/APBD.

D. Dasar Hukum Penyusunan Juknis


08 Dasar hukum penyusunan juknis ini adalah: Dasar Hukum
Penyusunan Juknis
1. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 4400);
2. Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 4654);
3. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 4707);
4. Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 31/SK/I-
VIII.3/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006 tentang Tata Cara Pembentukan
Peraturan, Keputusan, dan Naskah Dinas Pada Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia;
5. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007
tanggal 13 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
6. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008
tanggal 19 Februari 2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan.

E. Sistematika Penulisan
09 Petunjuk teknis ini disusun menurut sistematika sebagai berikut: Sistematika
penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Gambaran Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Bab III : Petunjuk Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Bab IV : Pengendalian dan Penjaminan Mutu
Bab V : Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Bab VI : Penutup
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 2
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab I

Referensi
Lampiran-Lampiran

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 3


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB II

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

BAB II
GAMBARAN UMUM
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

A. Pengertian Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah


01 Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan Pengadaan
barang milik negara/daerah sebagaimana telah diatur dalam Peraturan barang/jasa
pemerintah
Pemerintah No.6 Tahun 2006 yang merupakan dasar pelaksanaan pengelolaan bagian dari
barang milik negara/daerah. Ruang lingkup pengelolaan barang milik pengelolaan
negara/daerah meliputi semua aktivitas yang berkaitan dengan barang milik barang milik
negara/daerah terdiri dari perencanaan kebutuhan dan penganggaran, Negara/Daerah
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan,
penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian.
02 Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa Definisi
pemerintah yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara pengadaan
barang/jasa
swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa. pemerintah

03 Pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi beberapa jenis pengadaan, yaitu: Jenis pengadaan
barang, jasa pemborongan, jasa konsultansi dan jasa lainnya yang pengertiannya barang/jasa
pemerintah
sebagai berikut:
1. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi
bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi/peralatan, yang
spesifikasinya ditetapkan oleh pejabat pembuat komitmen sesuai penugasan
Kuasa Pengguna Anggaran.
2. Jasa Pemborongan adalah layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi atau
wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan
Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran
dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai
bidang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa pengawasan konstruksi,
dan jasa pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu
yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis
berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan Pejabat Pembuat
Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran.
4. Jasa lainnya, adalah segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa
konsultansi, jasa pemborongan, dan pemasokan barang.
04 Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah
adalah :
1. Pengguna Anggaran (PA)
Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah;
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna
Anggaran untuk menggunakan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah;
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur Bank Indonesia
(BI)/Pemimpin Badan Hukum Milik Negara (BHMN)/Direksi Badan Usaha
Milik Negara (BUMN)/Direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 3
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan


barang/jasa;
4. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
Di pemerintah daerah, pejabat Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna
anggaran dapat menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan. PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang
melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan
bidang tugasnya.
5. Panitia Pengadaan
Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi
BUMN/Direksi BUMD, untuk melaksanakan pemilihan penyedia
barang/jasa.
6. Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit)
Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) adalah satu unit yang terdiri
dari pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan
barang/jasa pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna
Anggaran/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/Pimpinan
BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD yang bertugas secara khusus untuk
melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa di lingkungan
Departemen/Lembaga/Sekretariat Lembaga Tinggi Negara/Pemerintah
Daerah/Komisi/BI/BHMN/BUMN/BUMD.
7. Pejabat Pengadaan
Pejabat Pengadaan adalah 1 (satu) orang yang diangkat Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan
BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD untuk melaksanakan pengadaan
barang/jasa dengan nilai sampai dengan Rp 50.000.000 (Lima puluh juta
rupiah);
8. Penyedia Barang/Jasa
Penyedia barang/jasa adalah badan usaha/orang perseorangan yang kegiatan
usahanya menyediakan barang/layanan jasa.
05 Beberapa pengertian mengenai cara pelaksanaan berdasarkan jenis pengadaan
barang/jasa pemerintah pemborongan/jasa lainnya dan jasa konsultansi, adalah
sebagai berikut:
1. Pengadaan barang/jasa pemerintah pemborongan/jasa lainnya Pemilihan
penyedia
Pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya pada prinsipnya barang/jasa
dilakukan melalui pelelangan umum, dimana pemilihan penyedia pemborongan/ jasa
barang/jasa ini dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas lainnya
sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar
provinsi.
Selain metoda pelelangan umum, pemilihan penyedia barang/jasa
pemborongan/jasa lainnya dapat juga dilakukan sebagai berikut:
a. Pelelangan Terbatas
Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan
diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan
penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan
terbatas dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat
kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan
penyedia barang/jasa yang mampu, guna memberi kesempatan kepada
penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi;
b. Pemilihan langsung
Dalam hal metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai
tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia
barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pemilihan langsung, yaitu
pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 4
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga)


penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi
serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus
diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet;
c. Penunjukan langsung
Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia
barang/jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap
1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik
teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara
teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Kriteria penunjukan langsung dalam keadaan tertentu dan dalam
keadaan khusus yang ditentukan dalam Keputusan Presiden (Keppres)
No. 80 Tahun 2003 telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 95 Tahun 2007 (sampai
dengan 20 Oktober 2008).
2. Pengadaan jasa konsultansi Pemilihan
Pemilihan penyedia jasa konsultansi pada prinsipnya harus dilakukan Penyedia Jasa
melalui seleksi umum. Seleksi umum merupakan metoda pemilihan Konsultansi
penyedia jasa konsultansi yang daftar pendek (short-list) pesertanya dipilih
melalui proses prakualifikasi yang diumumkan secara luas sekurang-
kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi.
Selain metoda seleksi umum, pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat juga
dilakukan sebagai berikut:
a. Seleksi terbatas
Merupakan metoda pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan
yang kompleks dan diyakini jumlah penyedia jasa yang mampu
melaksanakan pekerjaan tersebut jumlahnya terbatas, dan diumumkan
secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau
satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia jasa yang
mampu guna memberikan kesempatan kepada penyedia jasa lainnya
yang memenuhi kualifikasi;
b. Seleksi langsung
Dalam hal metoda seleksi umum atau seleksi terbatas dinilai tidak
efisien dari segi biaya seleksi, maka pemilihan penyedia jasa konsultansi
dapat dilakukan dengan seleksi langsung, yaitu: metoda pemilihan
penyedia jasa konsultansi yang daftar pendek pesertanya ditentukan
melalui proses prakualifikasi terhadap penyedia jasa konsultansi yang
dipilih langsung dan diumumkan sekurang-kurangnya di papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum dan diupayakan
diumumkan di website pengadaan nasional;
c. Penunjukan langsung
Dalam keadaan tertentu dan khusus, pemilihan penyedia jasa konsultansi
dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia jasa konsultansi yang
memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi baik dari segi teknis
maupun biaya sehingga diperoleh biaya yang wajar dan secara teknis
dapat dipertanggungjawabkan.
Kriteria penunjukan langsung dalam keadaan tertentu dan dalam
keadaan khusus yang ditentukan dalam Keppres No. 80 Tahun 2003
telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dengan Perpres No
95 Tahun 2007 (sampai dengan 20 Oktober 2008).
06 Keadaan tertentu dan keadaan khusus antara lain penanganan darurat untuk Kriteria
pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan penunjukan
langsung untuk
pekerjaannya tidak dapat ditunda/harus dilakukan segera, termasuk penanganan penanganan
darurat akibat bencana alam serta tindakan darurat untuk pencegahan bencana darurat

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 5


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

dan/atau kerusakan infrastruktur yang apabila tidak segera dilaksanakan


dipastikan dapat membahayakan keselamatan masyarakat.
Penanganan darurat bukan dalam bentuk bangunan/konstruksi yang permanen,
akan tetapi dalam bentuk bangunan/konstruksi sementara, yang dicontohkan
sebagai berikut:
1. Penyediaan karung pasir yang digunakan sebagai tanggul pencegah banjir;
2. Pembangunan jembatan kayu yang digunakan sebagai pengganti jembatan
permanen yang rusak akibat banjir;
07 Dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dan jasa Metoda
konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metoda penyampaian penyampaian
dokumen
dokumen penawaran berdasarkan jenis barang/jasa yang akan diadakan penawaran
meliputi: penyedia
barang/jasa
1. Metoda Satu Sampul pemborongan/jasa
Penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan lainnya dan jasa
administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukkan dalam 1 (satu) konsultansi
sampul tertutup kepada panitia/pejabat pengadaan.
Metoda ini lebih tepat digunakan untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa
pemerintah lainnya yang bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas
atau pengadaan dengan standar harga yang telah ditetapkan pemerintah atau
pengadaan barang/jasa yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat
dinyatakan secara jelas dalam dokumen pengadaan.
2. Metoda Dua Sampul
Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis
dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran
dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II
dimasukkan ke dalam I (satu) sampul (sampul tertutup) dan disampaikan
kepada panitia/pejabat pengadaan.
Metoda ini untuk pengadaan yang memerlukan evaluasi teknis yang lebih
mendalam terhadap penawaran yang disampaikan oleh para penyedia
barang/jasa dan lebih tepat digunakan untuk pengadaan peralatan dan mesin
yang tidak sederhana.
3. Metoda Dua tahap
Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis
dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran
dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaianya dilakukan dalam
2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.
Metoda ini digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang menggunakan
teknologi tinggi, kompleks dan resiko tinggi dan/atau yang mengutamakan
tercapainya kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem termasuk
pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan
peralatannya dan/atau yang mempunyai alternatif penggunaan sistem dan
desain penerapan teknologi yang berbeda serta yang memerlukan
penyesuaian kriteria teknis untuk menyetarakan spesifikasi teknis di antara
penawar sesuai yang disyaratkan pada dokumen pengadaan.
08 Metoda evaluasi penawaran dalam pemilihan penyedia barang/jasa Metoda evaluasi
pemborongan/jasa lainnya dapat dipilih salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metoda penawaran
penyedia
evaluasi penawaran yang meliputi : barang/jasa
1. Sistem Gugur pemborongan/jasa
Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan lainnya
dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan
dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dengan urutan proses
evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis
dan kewajaran harga, terhadap penyedia barang/jasa yang tidak lulus
penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur.
Metoda ini digunakan pada hampir seluruh pengadaan barang/jasa
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 6
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

pemerintah pemborongan/jasa lainnya.


2. Sistem Nilai
Evaluasi penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada
setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan
dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian membandingkan
jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta
lainnya.
Metoda ini digunakan untuk pengadaan barang/jasa pemerintah
pemborongan/jasa lainnya yang memperhitungkan keunggulan teknis
sepadan dengan harganya, mengingat penawaran sangat dipengaruhi dengan
kualitas teknisnya.
3. Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai pada unsur-
unsur teknis dan harga yang dinilai menurut umur ekonomis barang yang
ditawarkan berdasarkan kriteria dan nilai yang ditetapkan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian nilai unsur tersebut dikonversi ke
dalam satuan mata uang tertentu, dan dibandingkan dengan jumlah nilai
setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.
Metoda ini digunakan untuk pengadaan barang/peralatan yang
memperhitungkan umur ekonomis, harga, biaya operasi dan pemeliharaan,
dalam jangka waktu operasi tertentu.
09 Dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 5 Metoda evaluasi
(lima) metoda evaluasi penawaran berdasarkan jenis jasa konsultansi yang akan penyedia jasa
konsultansi
diadakan dan harus dicantumkan dalam dokumen seleksi yaitu:
1. Metoda Evaluasi Kualitas
Evaluasi penawaran jasa konsultansi berdasarkan kualitas penawaran teknis
terbaik, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.
Metoda ini digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi yang kompleks dan
menggunakan teknologi yang tinggi.
2. Metoda Evaluasi Kualitas dan Biaya
Evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan nilai kombinasi terbaik
dari penawaran teknis dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi
dan negosiasi teknis serta biaya.
Metoda ini digunakan untuk pekerjaan yang lingkup, keluaran, waktu
penugasan, dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK), serta besarnya biaya dapat ditentukan dengan tepat.
3. Metoda Evaluasi Pagu Anggaran
Evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan kualitas penawaran teknis
terbaik dari peserta yang penawaran biaya terkoreksinya lebih kecil atau
sama dengan pagu anggaran, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi
teknis serta biaya.
Metoda ini digunakan untuk pekerjaan sederhana dan dapat didefinisikan
dan diperinci dengan tepat, meliputi: waktu penugasan, kebutuhan tenaga
ahli dan input lainnya serta anggarannya tidak melampaui pagu tertentu.
4. Metoda Evaluasi Biaya Terendah
Evaluasi pengadaan barang/jasa pemerintah konsultansi berdasarkan
penawaran biaya terkoreksinya terendah dari konsultan yang nilai
penawaran teknisnya di atas ambang batas persyaratan teknis yang telah
ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.
Metoda ini digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana dan standar.
5. Metoda Evaluasi Penunjukan Langsung
Evaluasi terhadap hanya satu penawaran jasa konsultansi berdasarkan
kualitas teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang wajar
setelah dilakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
Metoda ini digunakan untuk evaluasi hanya satu penawaran berdasarkan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 7
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

kualitas teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang wajar.


10 Pengadaan secara swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, Swakelola
dikerjakan, dan diawasi sendiri. Swakelola dapat dilaksanakan oleh
PPK/PA/KPA, instansi pemerintah lain, atau kelompok masyarakat/Lembaga
Swadaya Masyarakat(LSM) penerima hibah.
Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan swakelola adalah:
1. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumber
daya manusia instansi pemerintah yang bersangkutan dan sesuai dengan
fungsi dan tugas pokok PPK; dan/atau;
2. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi
masyarakat setempat; dan/atau;
3. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau
pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barang/jasa; dan/atau
4. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih
dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akan
menanggung resiko yang besar;dan/atau
5. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau
penyuluhan; dan/atau
6. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus
untuk pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum dapat
dilaksanakan oleh penyedia barang /jasa;dan/atau
7. Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan
pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem dan penelitian
oleh perguruan tinggi/lembaga ilmiah pemerintah;
8. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi PPK yang bersangkutan.
11 Keppres No.80 Tahun 2003 mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah juga Pengadaan
berlaku untuk pengadaan barang/jasa pemerintah yang sebagian atau seluruhnya barang/jasa
pemerintah yang
dibiayai dari PHLN sepanjang sesuai atau tidak bertentangan dengan pedoman dibiayai
dan ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah dari pemberi pinjaman/hibah. pinjaman/hibah
Beberapa Guidelines for Procurement dari beberapa lembaga pemberi
pinjaman/hibah dapat di akses pada alamat berikut:
1. www.adb.org/documents/guidelines;
2. www.jbic.or.id\id\pdf\procurement_guidelines;
3. Web.worldbank.org;
4. www.ifad.org.
5. ....
12 Untuk meningkatkan transparansi dan percepatan, pengadaan barang/jasa E-procurement
pemerintah dapat dilakukan dengan pengadaan elektronik (e-procurement). E- merupakan
penggadaan
procurement adalah pengadaan barang/jasa pemerintah yang menggunakan barang/jasa
sarana elektronik (internet, Electronic Data Interchange dan e-mail) yang pemerintah
tujuannya adalah memudahkan sourcing, proses pengadaan,dan pembayaran; menggunakan
komunikasi on-line antara pembeli dan penyedia barang/jasa; mengurangi biaya sarana eletronik
proses dan administrasi pengadaan; menghemat biaya dan mempercepat proses.
E-procurement merupakan salah satu bentuk transaksi elektronik dan
merupakan perbuatan hukum sehingga dokumen elektronik dan atau hasil
cetakannya dapat dijadikan sebagai alat bukti hukum yang sah.
Secara nasional, terdapat Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang
menyediakan pelayanan pengadaan secara elektronik, akan tetapi e-procurement
masih dalam tahap pengembangan aplikasi, meski demikian langkah-langkah
yang diterapkan dalam pelaksanaan e–procurement tetap mengacu kepada
Keppres 80 tahun 2003 dan perubahannya.
Sebagai salah satu bentuk perlindungan keamanan dalam penggunaan aplikasi,
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 8
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

para pengguna aplikasi (baik pihak yang memerlukan barang/jasa, dan penyedia
barang/jasa) mempunyai password dan account tersendiri untuk dapat
mengakses aplikasi e-procurement.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 9


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

13 Bentuk perikatan antara PPK/PA/KPA dengan penyedia barang/jasa menurut Bentuk perikatan
Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dapat dibedakan sebagai berikut: dalam kontrak
pengadaan
barang/jasa
Berdasarkan
1. Berdasarkan bentuk imbalan, sebagai berikut: bentuk imbalan
a. Kontrak lumpsum
Kontrak lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan
jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi
dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh
penyedia barang/jasa.
Sistem ini lebih tepat digunakan untuk pembelian barang dengan contoh
yang jelas, atau untuk jenis pekerjaan borongan yang perhitungan
volumenya untuk masing-masing unsur/jenis pekerjaan sudah dapat
diketahui dengan pasti berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi
teknisnya;
b. Kontrak harga satuan (unit price)
Kontrak harga satuan (unit price)adalah kontrak pengadaan barang/jasa
pemerintah atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa;
c. Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan
Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan adalah kontrak yang
merupakan gabungan lumpsum dan harga satuan dalam satu pekerjaan
yang diperjanjikan.;
d. Kontrak terima jadi (turn key)
Kontrak terima jadi (turn key) adalah kontrak pengadaan barang/jasa
pemerintah pemborong atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh
bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya
dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah
ditetapkan.
Sistem ini lebih tepat digunakan untuk membeli suatu barang atau industri
jadi yang hanya diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan
kepentingan untuk alih teknologi selanjutnya;
e. Kontrak Persentase
Kontrak Persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi dibidang
konstruksi atau pekerjaan pemborong tertentu, dimana konsultan yang
bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu dari
nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan tersebut;
2. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan, sebagai berikut: Berdasarkan
jangka waktu
a. Kontrak Tahun Tunggal pelaksanaan
Kontrak Tahun Tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang
mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran;
b. Kontrak Tahun Jamak
Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang
mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran
yang dilakukan atas persetujuan oleh Menteri Keuangan untuk pengadaan
yang dibiayai APBN, Gubernur untuk pengadaan yang dibiayai APBD
Propinsi, Bupati/Walikota untuk pengadaan yang dibiayai APBD
Kabupaten/Kota, Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara untuk
Direktorat Litbang pengadaan yang dibiayai APBN dalam Keuangan
Badan Pemeriksa rangka kegiatan rehabilitasi dan hal 10
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

B . Dasar Hukum Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah


14 Pengadaan barang/jasa pemerintah diatur dalam beberapa peraturan perundang- Dasar hukum
undangan dan atau ketentuan sebagai berikut: pengadaan
barang/jasa
1. Undang-Undang 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi pemerintah
Elektronik.
2. Keppres 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang/
jasa pemerintah beserta perubahannya yaitu:
a. Keppres No.61 Tahun 2004;
b. Pepres No. 32 Tahun 2005;
c. Perpres No.70 Tahun 2005;
d. Perpres No. 8 Tahun 2006;
e. Perpres No.79 Tahun 2006;
f. Perpres No. 85 Tahun 2006;
g. Perpres No. 95 Tahun 2007.
3. Naskah Perjanjian Pinjaman/Hibah Luar Negeri (NPPHLN) dan kredit
ekspor atau kerja sama perdagangan.
4. SE Bersama BAPPENAS dan Departemen Keuangan No. 1203/D.II/03/200
SE-38/A/2000
tanggal …. tentang Petunjuk Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
untuk jasa konsultansi
5. Aturan perundang-undangan yang berlaku pada departemen terkait.

C . Etika dan Prinsip Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah


15 Dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa pemerintah ada etika yang harus Etika pengadaan
dipatuhi oleh pelaksana yang mengadakan pengadaan barang/jasa pemerintah, barang/jasa
pemerintah
etika tersebut adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk
mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan
barang/jasa;
2. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga
kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa pemerintah yang seharusnya
dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah;
3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk
mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat;
4. Menerima dan bertanggugjawab atas segala keputusan yang ditetapkan
sesuai dengan kesepakatan para pihak;
5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak
yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan
barang/jasa pemerintah (conflict of interest);
6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan
negara dalam pengadaan barang/jasa pemerintah;
7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi
dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
8. Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi
atau menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang
diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa
pemerintah.
16 Pengadaan barang/jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip yang Prinsip-prinsip
dipraktikkan secara internasional yaitu prinsip efisien, efektif, terbuka dan pengadaan
barang/jasa
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 11
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

bersaing, transparan, adil/tidak diskriminasi dan akuntabel. pemerintah


Pengertian masing-masing prinsip tersebut, sebagai berikut:
1. Efisien
Pengadaan barang/jasa pemerintah harus diusahakan dengan menggunakan
dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam
waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;
2. Efektif
Pengadaan barang/jasa pemerintah harus sesuai dengan dengan kebutuhan
yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
sesuai dengan yang ditetapkan;
3. Terbuka dan bersaing
Pengadaan barang/jasa pemerintah harus terbuka bagi penyedia barang/jasa
yang memenuhi persyaratan, dilakukan melalui persaingan yang sehat di
antara para penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria
tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;
4. Transparan
Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa
pemerintah, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara
evaluasi, hasil evaluasi, serta penetapan calon penyedia barang/jasa yang
berminat maupun masyarakat luas pada umumnya;
5. Adil/tidak diskriminatif
Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa
dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu
dengan cara dan/atau alasan apapun;
6. Akuntabel
Pengadaan barang/jasa pemerintah harus mencapai sasaran baik fisik,
keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum
pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip dan
ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.

D . Proses Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah


17 Proses Pengadaan adalah rangkaian kegiatan untuk mencapai kesepakatan harga Definisi proses
dan kesepakatan lainnya dalam rangka memperoleh layanan jasa konsultansi, pengadaan
barang/jasa
layanan jasa pemborongan/barang/jasa lainnya. Kesepakatan-kesepakatan pemerintah
tersebut, dituangkan ke dalam dokumen perjanjian yang lazimnya disebut
kontrak.
18 Secara umum proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dikelompokkan Tahap pengadaan
dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Proses pengadaan barang/jasa
pemerintah
barang/jasa pemerintah dapat dilihat dalam bagan alur pada gambar berikut :

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 12


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

TAHAP PROSES PENGADAAN


BARANG/JASA PEMERINTAH
PERSIAPAN PELAKSANAAN

M eren can aka n M emb en tu k M en etap kan Sistem M en yu su n Jad w al M en yu su n D o ku men M elaks an aka n M el ak sa n aka n
Pen g ad aa n Pan i ti a Pen g ad aa n M en yu su n H PS/ OE M en yu su n K o n trak
Pen g ad aan Pen g ad aa n Pen g ad aa n K o n trak

1. Pem buatan jadw al 1. Dokumen kontrak


1 . M er en ca n aka n 1. Pan itia 1. M eto d e Pem i l ih an 1. Pem b u atan / 1.D o ku men 1. Pakta I n teg r i tas 1. Pen an d atan g an an
dise suaika n dengan harus berbahasa
Pemak etan Pen g ad aa n Pen ye d i a B aran g/ p en yu su n an H PS p en g ad aa n ko n tr ak
w ak tu yg Indonesia
Peke rj aa n d ian g kat o l eh PA/ Ja sa diperluka n & o leh p an i ti a p erso n el d isiap kan o l eh
K PA m em perhatika n yg mem ah ami d an Pan i tia d an d i
alokas i waktu yang d isah ka n o leh PPK sah kan o leh PPK 2.Pen g u mu man
p en g ad aa n d i su r at 2. Kontrak > Rp 50
diperluka n untuk 2. Pel ak sa n aan
2. M er en can ak an kab ar p ro p i n si d an milyar perlu
2. M eto d e tiap tahapan K o n trak B aran g/
Jad wal atau su rat ka b ar pertimbangan ahli
2. U n su r Pan i tia: Pen yam p ai an prose s pengadaan Jas a
Pel ak sa n aan 2.Su d ah h aru s n as io n al hukum kontrak
- Perso n i l yan g d o ku men 2. Nilai jaminan
Pek er jaan d i p er h i tu n g kan
p ah am tatac ar a p en awar an penawaran
2. Jadw al pengadaa n p en g g u n aa n
p en g ad aan ditetapkan
m ulai dari p r o d u ksi d alam 3. Jangka waktu
- Su b stan si pengumuman s /d
Panitia(1- 3%)
n eg eri 3.M en g h ap u ska n pelaksanaan tidak
p eker j aa n penunjukan
3. M eto d e eva lu asi seg men tasi boleh melampaui th
3. B iaya Pen g ad aa n - B id an g l ai n yan g penye dia barang / 3.Dokumen Lelang /
p en awar an anggaran
d i p erl u kan jasa RKS

4.Memperluas kompetisi
4. Pel ak sa n a 4 . Untuk kontrak yang
4. Jen is K o n trak
Pen g ad aa n pelaksanaan
pekerjaannya
melampaui akhir th
5. M en g u mu mka n anggaran perlu izin
p ak et multiyear dari
p en g ad aa n Menkeu cq. DJ
Anggaran

5 . Masa pemeliharaan
boleh melampaui
tahun anggaran

Dari bagan alur tersebut, proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat


dijabarkan secara rinci berikut ini:
19 1. Tahap persiapan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi kegiatan: Persiapan
a. Perencanaan Pengadaan barang/jasa pemerintah pengadaan
Perencanaan pengadaan barang /jasa pemerintah merupakan tahap awal barang/jasa
pemerintah
kegiatan yang peranannya sangat strategik dan menentukan. Kegiatan ini
bertujuan untuk mempersiapkan secara detail mengenai hal sebagai
berikut:
1) Merencanakan Pemaketan Pekerjaan
2) Merencanakan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
3) Biaya Pengadaan
4) Pelaksana Pengadaan
5) Mengumumkan Paket-Paket Pengadaan
b. Pembentukan Panitia Pengadaan atau Penunjukan Pejabat Pengadaan
Panitia pengadaan/pejabat pengadaan merupakan unsur pelaksana
pengadaan yang personilnya harus memahami tatacara pengadaan,
substansi pekerjaan dan bidang lain yang diperlukan. Panitia
pengadaan/pejabat pengadaan diangkat oleh PA/KPA.
c. Penetapan sistem pengadaan yang dilaksanakan penyedia barang/jasa
dengan mempertimbangkan jenis, sifat, dan nilai barang/jasa serta
kondisi lokasi, kepentingan masyarakat dan jumlah penyedia barang/jasa
yang ada, panitia/pejabat pengadaan bersama dengan PPK terlebih dahulu
harus menetapkan sistem pengadaan yang meliputi sebagai berikut:
1) Metode pemilihan penyedia barang/jasa
2) Metode penyampaian dokumen penawaran
3) Metode evaluasi penawaran
4) Jenis Kontrak
d. Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan
Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan disesuaikan dengan waktu yg
diperlukan & memperhatikan alokasi waktu yang diperlukan untuk tiap
tahapan proses pengadaan. Jadwal pengadaan mulai dari pengumuman s/d
penunjukan penyedia barang/jasa.
e. Penyusunan Harga Perhitungan Sendiri (HPS)
Penyusunan HPS oleh panitia/ personel yg memahami dan disahkan oleh
PPK dan harus diperhitungkan penggunaan produksi dalam negeri
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 13
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

f. Penyusunan Dokumen Pengadaan barang/jasa pemerintah


Dokumen pengadaan disiapkan oleh Panitia dan di sahkan oleh PPK. Nilai
jaminan penawaran ditetapkan Panitia (1% - 3%).
Dokumen pengadaan untuk penyedia barang/jasa meliputi undangan,
petunjuk/instruksi kepada peserta lelang, syarat umum kontrak, syarat
khusus kontrak, daftar kuantitas dan harga, spesifikasi teknis dan gambar,
bentuk penawaran, bentuk kontrak, bentuk surat jaminan penawaran,
bentuk surat jaminan pelaksanaan dan bentuk surat jaminan uang muka.
Dokumen pengadaan untuk jasa konsultansi terdiri dari:
1) Dokumen pemilihan penyedia jasa yang meliputi :
a) Surat Undangan;
b) KAK yang sudah disetujui PPK;
c) Rencana kerja dan syarat;
d) Konsep kontrak;
2) Dokumen prakualifikasi yang berupa formulir isian yang memuat data
administrasi keuangan, personil dan pengalaman kerja.
20 2. Tahap pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi kegiatan: Tahap Pelaksanaan
a. Pemilihan penyedia barang/jasa Pengadaan
barang/jasa
Pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya pada pemerintah
prinsipnya dilakukan melalui Pelelangan Umum. Selain pelelangan umum,
pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah dapat juga dilakukan melalui
Pelelangan Terbatas, Pemilihan Langsung dan Penunjukan Langsung,
dengan rincian tahapan sebagai berikut:
1) Pelelangan Umum
a) Pengumuman dan Pendaftaran Peserta;
Panitia/Pejabat pengadaan harus mengumumkan secara luas
melalui media cetak, papan pengumuman resmi dan bila
memungkinkan melalui media elektronik.
b) Pasca Kualifikasi dan Prakualifikasi;
Penilaian kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha
peserta lelang dilakukan dengan Pasca Kualifikasi, untuk
pekerjaan yang kompleks dapat dilakukan dengan Prakualifiaksi.
c) Penyusunan Daftar Peserta Lelang, Penyampaian Undangan dan
Pengambilan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
Daftar peserta lelang yang disahkan oleh PPK harus diundang
untuk mengambil dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dan
hanya penyedia barang/jasa yang diundang sebagai peserta lelang
yang diperkenankan memasukkan penawaran.
d) Penjelasan Lelang;
Penjelasan lelang dihadiri oleh para penyedia barang/jasa yang
terdaftar dalam daftar peserta lelang. Bila diperlukan
panitia/pejabat pengadaan dapat memberikan penjelasan dengan
melakukan peninjauan lapangan. Berita Acara Penjelasan (BAP)
harus ditandatangani oleh panitia/pejabat pengadaan dan minimal
1 (satu) wakil peserta yang hadir.
e) Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Lelang;
Metoda penyampaian dokumen penawaran yang akan digunakan
harus dijelaskan pada waktu penjelasan. Pada akhir batas waktu
penyampaian dokumen penawaran, panitia/pejabat pengadaan
menolak dokumen penawaran yang terlambat dan/atau tambahan
dokumen penawaran yang masuk. Saat pembukaan, panitia harus
meminta kesediaan sekurang-kurangnya 2 (dua) wakil dari peserta
lelang yang hadir sebagai saksi.
f) Evaluasi Penawaran;
Evaluasi dilakukan terhadap semua penawaran masuk yang
meliputi evaluasi administrasi, teknis dan harga.
g) Pembuktian Kualifikasi;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 14
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

Pada penyedia barang/jasa yang diusulkan sebagai pemenang dan


pemenang cadangan dilakukan verifikasi data dan informasi
dengan meminta asli dokumen yang sah dan bila diperlukan
dilakukan konfirmasi dengan pihak terkait.
h) Pembuatan Berita Acara Hasil Lelang;
Panita/Pejabat Pengadaan membuat kesimpulan dari hasil evaluasi
administrasi, teknis dan harga dalam Berita Acara Hasil
Pelelangan (BAHP). BAHP memuat hasil pelaksanaan pelelangan
dan bersifat rahasia sampai penandatanganan kontrak.
i) Penetapan Pemenang Lelang;
Panitia/Pejabat Pengadaan membuat dan menyampaiakan laporan
kepada PPK untuk menetapkan pemenang. Laporan disertai usulan
calon pemenang lelang yang menguntungkan bagi negara.
j) Pengumuman Pemenang Lelang;
Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh
panitia/pejabat pengadaan pada peserta selambat-lambatnya 2
(dua) hari kerja setelah diterima surat penetapan penyedia
barang/jasa dari pejabat berwenang.
k) Sanggahan Peserta Lelang dan Pengaduan Masyarakat;
Keberatan atas penetapan pemenang lelang diberi kesempatan
mengajukan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang.
Sanggahan disampaikan kepada pejabat yang menetapkan
pemenang lelang disertai bukti penyimpangan dan untuk yang
disampaikan bukan pada pejabat berwenang yang menetapkan
pemenang dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti. Panitia/pejabat pengadaan wajib menyampaikan
bahan-bahan yang berkaitan dengan sanggahan kepada pejabat
berwenang dan memberikan jawaban sanggahan.
l) Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebagai pelaksana pekerjaan yang
dilelangkan.
m) Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang;
Pelelangan dapat dinyatakan gagal dengan beberapa kondisi
diantaranya penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) atau
pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan. Dalam hal pelelangan
dinyatakan gagal, PPK memerintahkan pelelangan ulang dengan
beberapa prosedur.
n) Penandatanganan Kontrak.
Setelah SPPBJ terbit, PPK menyiapkan dan menandatangani
kontrak pelaksanaan.
2) Pelelangan Terbatas
Pada prinsipnya sama dengan pelelangan umum kecuali dalam
pengumuman dicantumkan kriteria peserta dan nama penyedia
barang/jasa yang diundang.
3) Pemilihan Langsung
a) Penetapan Calon Peserta;
Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukan prakualifikasi dan
harus diumumkan.
b) Undangan, Permintaan Penawaran dan Evaluasi;
Panitia/pejabat pengadaan mengundang sebanyak-banyaknya
calon peserta yang lulus prakualifikasi dan menyusun penawaran
sebagai dasar melakukan klarifikasi serta negosiasi. Berita acara
klarifikasi dan negosiasi dijadikan dasar panitia/pejabat pengadaan
membuat surat usulan penetapan penyedia barang/jasa pada
pejabat berwenang.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 15
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

c) Penetapan Pemenang;
Berdasarkan usulan dari panitia/pejabat pengadaan, pejabat yang
berwenang menetapkan pemenang pemilihan langsung.
d) Sanggahan dan Pengaduan;
Mekanisme dan prosedur sanggarahan dan pengaduan mengikuti
ketentuan seperti yang ditetapkan pada proses pelelangan.
e) Penunjukan Pemenang;
PPK menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa untuk
melaksanakan pekerjaan
f) Penandatanganan Kontrak.
PPK menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan
pekerjaan.
4) Penunjukan Langsung
a) Penilaian Kualifikasi;
Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi terhadap
penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk pekerjaan
kompleks.
b) Permintaan Penawaran dan Negosiasi Harga;
Panitia /pejabat pengadaan mengundang penyedia barang/jasa
untuk mengajukan penawaran secara tertulis dan melakukan
evaluasi, klarifikasi, negosiasi teknis dan harga, serta membuat
berita acara hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi.
c) Penetapan Penunjukan Langsung;
Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan hasil evaluasi, klarifikasi
dan negosiasi kepada pejabat yang berwenang untuk ditetapkan.
d) Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
Berdasarkan surat penetapan, panitia/pejabat pengadaan
mengumumkan di papan pengumuman resmi dan PPK
menerbitkan SPPBJ pada penyedia barang/jasa yang ditunjuk.
e) Pengaduan;
Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan apabila dalam proses
penunjukan langsung dipandang tidak transparan, tidak adil dan
terdapat indikasi KKN.
f) Penandatanganan Kontrak.
Penandatanganan kontrak mengikuti ketentuan sebagaimana diatur
dalam proses pelelangan.
b. Penyusunan dan penandatanganan kontrak
Kegiatan terakhir pada proses pelelangan adalah penandatanganan kontrak
pekerjaan, yang meliputi nilai pekerjaan, hak dan kewajiban kedua belah
pihak, serta waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan secara pasti.
Penandatanganan kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
terhitung sejak diterbitkan surat keputusan penetapan penyedia
barang/jasa.
c. Pelaksanaan kontrak/penyerahan barang/jasa
Setelah penandatangan kontrak, PPK segera melakukan pemeriksaan
lapangan bersama dengan penyedia barang/jasa dan membuat berita acara
keadaan lapangan/serah terima lapangan. Barang/jasa yang diserahkan
harus sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam dokumen lelang.
Penyerahan dapat dilakukan secara bertahap atau menyeluruh dan diakhiri
dengan penyerahan final setelah masa pemeliharaan selesai.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 16


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

E . Permasalahan Dalam Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah


21 Pada umumnya permasalahan dalam pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa
pemerintah pemerintah disebabkan karena KKN. Permasalahan
Pengadaan barang/jasa Pemerintah di sektor publik yang menimbulkan kerugian umum dalam
keuangan negara dapat disebabkan oleh 10 bentuk KKN, yaitu: pengadaan
barang/jasa
1. Pemberian suap/sogok (Bribery) pemerintah
Merupakan pemberian dalam bentuk uang, barang, fasilitas dan janji untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan yang akan berakibat
menguntungkan terhadap diri sendiri atau pihak lain, yang berhubungan
dengan jabatan yang dipegangnya pada saat itu.
2. Penggelapan (Embezzlement)
Merupakan perbuatan mengambil tanpa hak oleh seorang yang telah
mendapat kewenangan dari pejabat publik maupun swasta untuk mengawasi
dan bertanggungjawab penuh terhadap barang milik negara.
3. Pemalsuan (Fraud)
Suatu tindakan atau perilaku mengelabui orang lain atau organisasi untuk
keuntungan dan kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain.
4. Pemerasan (Extortion)
Memaksa seseorang untuk membayar atau memberikan sejumlah uang atau
barang, atau bentuk lain, sebagai ganti dari seorang pejabat publik untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Perbuatan tersebut dapat diikuti dengan
ancaman fisik ataupun kekerasan.
5. Penyalahgunaan Jabatan atau Wewenang (Abuse of Discretion)
Mempergunakan kewenangan yang dimiliki untuk melakukan tindakan
yang memihak atau pilih kasih kepada kelompok atau perorangan,
sementara bersikap diskriminatif terhadap kelompok atau perorangan
lainnya.
6. Pertentangan Kepentingan/Memiliki Usaha Sendiri (Internal Trading)
Melakukan transaksi publik dengan menggunakan perusahaan milik pribadi
atau keluarga, dengan cara mempergunakan kesempatan dan jabatan yang
dimilikinya untuk memenangkan kontrak pemerintah.
7. Pilih kasih (Favouritism)
Memberikan pelayanan yang berbeda berdasarkan alasan hubungan
keluarga, afiliasi partai politik, suku, agama dan golongan, yang bukan
kepada alasan obyektif seperti kemampuan, kualitas, rendahnya harga, dan
profesionalisme kerja.
8. Menerima komisi (Commission)
Pejabat publik menerima sesuatu yang bernilai dalam bentuk uang, saham,
fasilitas, barang, dan lain-lain sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan
atau hubungan bisnis dengan pemerintah.
9. Nepotisme (Nepotism)
Berupa tindakan untuk mendahulukan sanak keluarga, kawan dekat, anggota
partai politik yang sepaham, dalam penunjukan atau pengangkatan staf,
panitia pelelangan, atau pemilihan pemenang lelang.
10. Kontribusi atau sumbangan ilegal (Illegal Contribution)
Hal ini terjadi apabila partai politik atau pemerintah yang sedang berkuasa
menerima sejumlah dana sebagai suatu kontribusi dari hasil yang
dibebankan kepada kontrak pemerintah.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 17


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 18


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB III

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab III

BAB III
PETUNJUK PEMERIKSAAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

A. Petunjuk Umum
01 Dasar Hukum Pemeriksaan
Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan pemeriksaan Petunjuk umum
pemeriksaan atas
dengan tujuan tertentu dengan prosedur eksaminasi yang mengacu kepada: pengadaan
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran barang/jasa
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran pemerintah
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4286);
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4355);
3. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 4400);
4. Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 4654);
5. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 4707);
6. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008 tanggal
19 Februari 2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan.
02 Standar Pemeriksaan Standar
Standar pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah adalah Standar pemeriksaan
adalah standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Badan yang ditetapkan
Pemeriksa Keuangan yang mengatur Standar Umum, Standar Pelaksanaan BPK
Pemeriksaan dan Standar Pelaporan.
03 Panduan Manajemen Pemeriksaan
Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) atas Pengadaan Barang/ Jasa Panduan
Manajemen
Pemerintah adalah PMP yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Pemeriksaan yang
yang mengatur Perencanaan Pemeriksaan, Pelaksanaan Pemeriksaankerjaan, ditetapkan BPK
Pelaporan Hasil Pemeriksaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
dan Evaluasi Pemeriksaan.
04 Metodologi Pemeriksaan Tahapan
Metodologi yang digunakan dalam pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemeriksaan
pengadaan
pemerintah secara ringkas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan barang/jasa
hasil pemeriksaan yang meliputi 11 langkah. Di dalam proses pemeriksaan pemerintah
tersebut, ukuran atau kriteria yang digunakan adalah standar pemeriksaan, PMP
serta tujuan dan harapan penugasan. Di dalam proses tersebut, supervisi serta
pengendalian dan penjaminan mutu pemeriksaan dilakukan sepanjang proses
tersebut. Secara ringkas, metodologi pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa
pemerintah sebagai berikut:
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 17
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab III
Ukuran Kinerja Pemeriksaan
- Standar Pemeriksaan
- Panduan Manajemen Pemeriksaan
- Tujuan dan Harapan Penugasan

PERENCANAAN PELAKSANAAN PELAPORAN

1. Pemahaman
Tujuan dan 6. Pengumpulan
Harapan 9. Penyusunan
dan Analisis bukti Konsep LHP
Penugasan

2. Pemahaman
Entitas

7. Penyusunan 10. Perolehan


3. Penilaian Risiko Temuan Tanggapan dan
dan SPI Pemeriksaan Tindakan perbaikan
yang direncanakan

4. Penetapan
Kriteria
Pemeriksaan
8. Penyampaian 11. Penyusunan
Temuan dan Penyampaian
5. Penyusunan P2 Pemeriksaan LHP
dan PKP kepada Entitas

DOKUMENTASI
KOMUNIKASI
SUPERVISI-KENDALI DAN KEYAKINAN MUTU

05 Lingkup Pemeriksaan Lingkup


6 Lingkup pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi (1) Pemeriksaan
Perencanaan dan prosesPersiapan pengadaan barang/jasa pemerintah (2)
Perencanaan dan prosesPelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintahtanah
(3) Sistem Pengendalian Iintern pengadaan barang/jasa dan tanah.(4)
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
prosedur pengadaan barang/jasa pemerintah.(4) Pengendalian intern pengadaan
barang/jasa dan tanah.
06 Waktu Pemeriksaan Waktu
7 Pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah dilaksanakan sesuai dengan Pemeriksaan
Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP) dengan mengacu pada PMP dan harapan
penugasan. Jangka waktu tersebut meliputi pemeriksaan lapangan sampai
dengan penyampaian pelaporan hasil pemeriksaan kepada entitas, DPR/DPD
dan /DPRDPemerintah.

B. Petunjuk Perencanaan Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


PERENCANAAN
07 Perencanaan pemeriksaan terdiri atas 5 (lima) langkah yaitu: 1. Pemahaman
Tujuan dan Harapan Penugasan, 2. Pemahaman Kegiatan Pengadaan 1. Pemahaman
Tujuan dan
Barang/Jasa (entitas), 3. Penilaian Risiko dan SPI, 4. Penetapan Kriteria Harapan
Pemeriksaan, dan 5. Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program Kerja Penugasan

Perorangan
2. Pemahaman
Entitas
1. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan
08
Tujuan pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah adalah untuk 3. Penilaian Risiko
meyakinkan bahwa pengadaan tersebut telah sesuai dengan peraturan dan SPI

perundang-undangan yang berlaku dengan menilai apakah:


a. Apakah penyusunan rencana kebutuhan barang/jasa didasarkan pada
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 18
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab III
kebutuhan riil entitas dengan mempertimbangkan program-program
yang ingin dicapai;
4. Penetapan
b. Apakah penyusunan anggaran telah mempertimbangkan rencana Kriteria
Pemeriksaan
kebutuhan barang yang telah disusun;
c. Apakah proses pengadaan barang/jasa telah sesuai dengan pedoman 5. Penyusunan P2
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah; dan PKP
d. Apakah penyedia telah memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan
barang/jasa kepada pemerintah sesuai dengan kontrak/perjanjian, baik
dari aspek kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan;
e. Apakah barang/jasa hasil pengadaan telah dimanfaatkan pemerintah
sesuai dengan tujuan pengadaannya.
Dalam rangka pencapaian tujuan, penugasan atas pemeriksaan dengan tujuan
tertentu memiliki harapan-harapan dari pemberi tugas. Pemeriksa harus
memperoleh harapan-harapan penugasan secara tertulis dari pemberi tugas
melalui suatu komunikasi yang intensif. Hal ini untuk menghindari harapan-
harapan yang tidak dapat dipenuhi oleh pemeriksa. Harapan dari pemberi
tugas tersebut harus didokumentasikan. Dokumentasi atas harapan
penugasan menjadi salah satu dasar dalam penyusunan program pemeriksaan
dan penentuan kebutuhan pemeriksa.
Format pemahaman tujuan dan harapan penugasan dapat dilihat pada
lampiran III.1.
09 2. Pemahaman atas kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah (entitas)
Pemahaman kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah yang diperiksa
dapat dilakukan dengan perolehan data dan informasi dari laporan hasil
pemeriksaan sebelumnya, Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) sebelumnya,
hasil komunikasi dengan pemeriksa sebelumnya dan database entitas
pemeriksaan mengenai (1) tujuan entitas/program/kegiatan, (2) aktivitas
utama entitas/program/kegiatan, (3) sistem akuntansi entitas, (4) prosedur
pelaksanaan dan pengawasan aktivitas, (5) sumber daya yang digunakan
untuk melaksanakan aktivitas, dan (6) hasil pemeriksaan dan studi lain yang
sebelumnya telah dilaksanakan berkaitan dengan pengadaan barang/jasa
pemerintah.
Pemeriksa harus memperoleh informasi tindak lanjut yang telah dilakukan
berkaitan dengan temuan dan rekomendasi yang signifikan dari entitas yang
diperiksa atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, pemeriksaan
dengan tujuan tertentu atau studi lain yang sebelumnya telah dilaksanakan
berkaitan dengan hal yang diperiksa. Informasi yang diperoleh digunakan
untuk menentukan: (1) periode pemeriksaan sebelumnya yang harus
diperhitungkan, (2) lingkup pekerjaan yang diperlukan untuk memahami
tindak lanjut temuan signifikan, dan (3) pengaruh periode dan lingkup
pekerjaan tersebut terhadap penilaian risiko dan prosedur pemeriksaan dalam
perencanaan pemeriksaan.
Pemahaman pemeriksa atas entitas harus didokumentasikan dalam KKP.
Contoh dokumentasi pemahaman pemeriksa atas entitas dapat dilihat pada
Lampiran III.2.
10 3. Penilaian Resiko dan SPI
Penilaian risiko dan SPI untuk menentukan area-area yang berisiko tinggi
yang akan dijadikan fokus pemeriksaan. Langkah-langkah dalam penilaian
risiko adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi risiko yang dihadapi entitas serta dampak risiko
tersebut terhadap pencapaian tujuan entitas. Langkah ini di
dokumentasikan dalam kertas kerja yang dapat dilihat pada lampiran
III.3;
b. Mempertimbangkan pengaruh peraturan perundangan dan risiko
kecurangan yang mungkin terjadi;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 19
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab III
c. Memastikan apakah entitas telah memiliki sistem pengendalian yang
memadai untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko-risiko yang
tersebut. Jika entitas diketahui memiliki sistem pengendalian yang
lemah, maka pemeriksa dapat: (1) menghentikan pengujian SPI dan
membuat simpulan atas SPI atau (2) melakukan pengujian substantif
dengan memperluas lingkup pemeriksaan dan pengumpulan bukti.
Langkah ini di dokumentasikan dalam kertas kerja yang dapat dilihat
pada lampiran III.4.;
d. Menentukan fokus pemeriksaan yang memiliki potensi risiko tinggi
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut setelah mempertimbangkan
point a,b,c tersebut di atas yang berpengaruh terhadap pengadaan
barang/jasa pemerintah. Untuk menentukan area kunci, pemeriksa
melakukan penilaian (pemahaman dan pengujian) SPI terhadap potensi
risiko dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara uji
petik berdasarkan tingkat risiko.
Penilaian sistem pengendalian intern dilakukan berdasarkan pemahaman atas
sistem pengendalian intern yang dapat membantu pemeriksa untuk (1)
Mengidentifikasi unsur-unsur pengendalian (pencegahan, penanggulangan,
dan pemulihan); (2) Mengidentifikasi dampak penting; (3)
Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko terjadinya
dampak penting; (4) Mendesain pengujian sistem pengendalian intern, dan
(5) Mendesain prosedur pengujian terinci.
Langkah-langkah penilaian SPI
a. Reviu dokumen baik dokumen eksternal maupun dokumen internal
untuk memastikan bahwa SPI yang dirancang sudah memadai.
Dokumen eksternal mencakup antara lain surat atau memorandum yang
diterima oleh entitas, faktur (invoice) dari penyedia barang/jasa,
leasing, kontrak, laporan pemeriksaan internal dan eksternal, serta
konfirmasi pihak ketiga. Dokumen internal bersumber dari dalam
organisasi entitas, mencakup antara lain catatan akuntansi, fotokopi
surat keluar, deskripsi tugas, rencana, anggaran, laporan dan
memorandum internal, rangkuman kinerja, dan prosedur dan kebijakan
internal;
b. Diskusi dengan pimpinan/manajemen entitas dan/atau komite audit
entitas;
c. Diskusi dengan personil satuan kerja pengawas intern dan membaca
laporan pemeriksaan intern;
d. Observasi Fisik, yaitu mengamati dan mencatat berbagai situasi dalam
proses pengadaan barang/jasa pemerintah;
e. Pengujian Pengendalian, yaitu melakukan pengujian terhadap
pengendalian dengan memastikan apakah pengendalian telah
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Langkah dalam penilaian risiko dan penilaian SPI dapat dilakukan melalui
pemeriksaan pendahuluan.
Pemeriksa melakukan penentuan materialitas dan penentuan uji petik dengan
mengacu pada juknis terkait.
Berdasarkan langkah-langkah dalam penilaian risiko dan SPI, pemeriksa
mengetahui area-area berisiko yang akan dijadikan sebagai fokus
pemeriksaan.
Seluruh langkah didokumentasikan dalam formulir penilaian risiko dan SPI.
Formulir tersebut dapat dilihat pada lampiran III.3.
11 4. Penetapan Kriteria Pemeriksaan
Penetapan kriteria dalam pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah
pemerintah diperlukan sebagai alat komunikasi dalam tim pemeriksa
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 20
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab III

mengenai sifat pemeriksaan dan alat komunikasi dengan entitas yang


diperiksa, juga sebagai penghubung antara tujuan pemeriksaan dengan
program pemeriksaan, dasar penyusunan prosedur pemeriksaan,
pengumpulan data dan temuan pemeriksaan.
Langkah penentuan kriteria pemeriksaan yang ada dalam pemeriksaan
pengadaan barang/jasa pemerintah diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jenis dan sumber penentuan kriteria seperti dasar hukum
yang berlaku, tujuan pengadaan barang/jasa pemerintah yang
dikerjakan, dll;
b. Menentukan teknik pengembangan kriteria.
Seluruh langkah dalam penetapan kriteria didokumentasikan dalam formulir
penetapan kriteria. Formulir tersebut dapat dilihat pada lampiran III.5.
12 5. Penyusunan Program Pemeriksaan (P2) dan Program Kerja
Perorangan (PKP)
Berdasarkan persiapan pemeriksaan di atas, program pemeriksaan disusun
untuk mempermudah dan memperlancar pemeriksa dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaan, sedangkan PKP disusun untuk pembagian tugas anggota tim
agar lebih fokus dan alokasi tanggung jawab dalam rangka pelaksanaan
tugas pemeriksaan jelas.
Program pemeriksaan mengungkapkan antara lain
a. Dasar Hukum Pemeriksaan,
b. Standar Pemeriksaan,
c. Tujuan Pemeriksaan,
d. Entitas yang Diperiksa,
e. Lingkup Pemeriksaan,
f. Hasil Pemahaman Sistem Pengendalian Intern,
g. Sasaran Pemeriksaan,
h. Kriteria Pemeriksaan,
i. Alasan Pemeriksaan,
j. Metoda Pemeriksaan,
k. Petunjuk Pemeriksaan,
l. Jangka Waktu Pemeriksaan,
m. Susunan Tim dan Rincian Biaya Pemeriksaan,
n. Kerangka Laporan Hasil Pemeriksaan,
o. Waktu Penyampaian dan Distribusi Laporan Hasil Pemeriksaan.
Tahapan pada proses pengadaan barang/jasa pemerintah indikasi
penyimpangan yang perlu diperhatikan dalam menyusun program
pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah, dapat dilihat pada lampiran
III.6.
Bentuk P2 dan PKP mengacu pada PMP dapat dilihat pada lampiran
III.7

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 21


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab III

C. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


PELAKSANAAN
13 Pelaksanaan pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah
meliputi 3 (tiga) langkah, yaitu: (1) Pengumpulan dan Analisis Bukti, (2) 6. Pengumpulan
dan analisis bukti
Penyusunan Temuan Pemeriksaan, dan (3) Penyampaian Temuan Pemeriksaan
Kepada Entitas yang Diperiksa. Dalam tahap ini, temuan pemeriksaan belum 7. Penyusunan
merupakan laporan pemeriksaan melainkan berupa kumpulan permasalahan Temuan
Pemeriksaan
yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan. Permasalahan ini akan
dianalisa untuk memperoleh simpulan yang memadai atas asersi yang diuji. 8. Penyampaian
Temuan
14 1. Pengumpulan dan Analisis Bukti Pemeriksaan
kepada Entitas
Pengumpulan dan analisis bukti dilakukan guna mengetahui kesesuaian
suatu program, kegiatan, atau hal lain yang dilakukan oleh entitas yang
diperiksa terhadap kriteria yang ditetapkan, dengan tujuan untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti pemeriksaan sebagai pendukung
temuan dan simpulan pemeriksaan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan dan analisis bukti
adalah:

a. Pengumpulan Bukti Pemeriksaan dilakukan dengan 1) Reviu Dokumen


(Document Review), 2) Wawancara dan 3) Observasi Fisik, observasi
fisik dilakukan untuk menentukan keberadaan atau kondisi aset fisik.
Observasi langsung juga mencatat berbagai situasi dan kegiatan terinci
yang dilakukan oleh staf entitas dan apakah kegiatan tersebut sesuai
dengan wewenang yang dimiliki.
b. Analisis Bukti Pemeriksaan, mempertimbangkan Jenis dan sumber bukti
yang diuji, serta Waktu dan biaya yang diperlukan untuk menguji bukti.
Langkah yang dilakukan dalam pengujian bukti adalah membandingkan
hasil pengujian bukti-bukti pemeriksaan dengan kriteria pemeriksaan, dan
jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi dan kriteria,
pemeriksa dapat menggunakan model analisis sebab akibat (causalitas
analysis) untuk mengidentifikasi bukti tersebut.
c. Penyusunan Kertas Kerja Pemeriksaan, langkah-langkah dalam
pelaksanaan pemeriksaan harus didokumentasikan bentuk KKP.
Dokumentasi pemeriksaan yang terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan
harus berisi informasi yang cukup untuk menjadi bukti yang mendukung
pertimbangan dan simpulan pemeriksa dan menggambarkan catatan
penting mengenai kegiatan yang dilaksanakan oleh pemeriksa sesuai
dengan standar. Secara rinci dapat dilihat pada petunjuk pelaksanaan
KKP.
Apabila dalam pengujian analitis pemeriksa menemukan indikasi
kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-
undangan yang secara material mempengaruhi hal yang diperiksa,
pemeriksa harus menerapkan prosedur tambahan untuk memastikan bahwa
kecurangan dan/atau penyimpangan tersebut telah terjadi dan menentukan
dampaknya terhadap hal yang diperiksa.
Rincian pengujian terinci atas pemeriksaan pengadaan barang/jasa
pemerintah pemerintah dapat dilihat pada lampiran III.8
15 2. Penyusunan Temuan Pemeriksaan
Konsep Temuan Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah
pemerintah merupakan kumpulan indikasi permasalahan yang ditemukan
oleh pemeriksa selama proses pemeriksaan sebagai hasil pengumpulan dan
pengujian bukti di lapangan dan perlu dikomunikasikan kepada entitas yang
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 22
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab III

diperiksa. Penyusunan temuan pemeriksaan dilakukan dengan langkah


sebagai berikut:
a. Analisis hasil pengujian bukti untuk mengidentifikasi adanya perbedaan
yang signifikan antara kondisi dan kriteria.
b. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi dengan kriteria,
identifikasikan dampak yang ditimbulkan dari perbedaan untuk
mengetahui akibat dan sebab dari perbedaan tersebut
c. Unsur sebab tidak wajib muncul, namun jika unsur sebab akan
dimunculkan, unsur sebab tersebut harus merupakan unsur sebab yang
berkaitan erat dengan akibat.
d. Susun unsur-unsur temuan pemeriksaan tersebut sehingga menjadi suatu
temuan pemeriksaan.
Konsep temuan pemeriksaan disusun oleh anggota tim atau ketua tim
pemeriksa pada saat pemeriksaan berlangsung di lokasi entitas yang
diperiksa. Khusus untuk konsep temuan pemeriksaan yang disusun oleh
anggota tim pemeriksa, konsep tersebut harus mendapatkan
koreksi/persetujuan dari ketua tim pemeriksa.
Seluruh langkah dalam Penyusunan Temuan Pemeriksaan
didokumentasikan dalam suatu Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP).
16 3. Penyampaian Temuan Pemeriksaan Kepada Entitas
Konsep Temuan Pemeriksaan disampaikan ketua tim pemeriksa kepada
entitas atau penanggung jawab kegiatan entitas yang bersangkutan,
penyampaian konsep temuan pemeriksaan ini harus diberi ‘watermark’
dengan kata KONSEP.
Ketua tim menyampaikan temuan pemeriksaan kepada pejabat entitas yang
berwenang. Penyampaian temuan pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa
pemerintah tersebut merupakan akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan.
Hal ini merupakan batas tanggung jawab pemeriksa terhadap
program/kegiatan yang diperiksa. Pemeriksa tidak dibebani tanggung jawab
atas suatu kondisi yang terjadi setelah tanggal pekerjaan lapangan tersebut.
Tanggal penyampaian temuan pemeriksaan tersebut merupakan tanggal
laporan hasil pemeriksaan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 23


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab III

D. Petunjuk Pelaporan Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


PELAPORAN
17 Hasil pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa dituangkan
secara tertulis ke dalam suatu bentuk laporan yang disebut dengan Laporan
Hasil Pemeriksaan (LHP). Pelaporan hasil pemeriksaan atas pengadaan 09. Penyusunan
Konsep LHP
barang/jasa pemerintah pemerintah meliputi 3 (tiga) kegiatan, yaitu: 1.
Penyusunan Konsep LHP, 2. Perolehan Tanggapan dan Tindakan Perbaikan
yang Direncanakan, dan 3. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian LHP.
10. Perolehan
18 1. Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan. Tanggapan dan
Tindakan Perbaikan
Konsep laporan hasil pemeriksaan disusun oleh ketua tim pemeriksa dan yang Direncanakan

disupervisi oleh pengendali teknis. Konsep LHP disusun berdasarkan


temuan pemeriksaan yang merupakan jawaban dari tujuan pemeriksaan.
Konsep LHP mengacu pada format dan tata cara penyusunan yang 11. Penyusunan
Konsep Akhir dan
disajikan dalam juklak pelaporan pemeriksaan. Hal penting untuk Penyampaian LHP
diperhatikan adalah adanya ‘time gap’ antara penyampaian TP dengan
penyampaian LHP maka dimungkinkan bahwa temuan yang sudah
disampaikan dalam TP dapat saja tidak disajikan dalam LHP jika
manajemen entitas yang diperiksa dapat memberikan bukti yang kemudian
dapat diyakini oleh pemeriksa.
Konsep LHP dibahas secara berjenjang mulai dari ketua tim pemeriksaan
hingga penanggung jawab dengan tujuan (1) penjaminan mutu LHP agar
sesuai standar dan prosedur pemeriksaan serta (2) menentukan simpulan
yang akan dimuat dalam LHP. Keseluruhan hasil pemeriksaan tersebut
dilengkapi dengan tanggapan dari pejabat entitas yang berwenang dan
simpulan terhadap temuan pemeriksaan yang termuat di dalam konsep hasil
pemeriksaan tersebut.
Pengendali teknis menyampaikan konsep LHP yang telah dianalisis dan
direviu kepada penanggung jawab. Penanggung jawab mengidentifikasi
unsur LHP yang merupakan informasi rahasia dan indikasi Tindak Pidana
Korupsi (TPK). Sesuai SPKN dan ketentuan yang berlaku, informasi
rahasia tidak dapat diungkapkan dalam LHP. Namun, LHP harus
mengungkapkan sifat informasi yang tidak dilaporkan dan ketentuan
perundang-undangan yang menyebabkan tidak dilaporkannya informasi
tersebut. Penanggung jawab menyampaikan konsep LHP yang telah
dianalisis dan direviu kepada Tortama/Kalan, termasuk informasi rahasia
dan indikasi TPK.
Laporan Hasil Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
merupakan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu terdiri dari:
a. Simpulan Hasil Pemeriksaan atas hal yang diuji dan temuan pemeriksa
atas pengujian bukti-bukti selama pelaksanaan pemeriksaan.
b. Temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangan yang
mengungkapkan yang akan mempengaruhi simpulan pemeriksaan.
c. Simpulan mengenai kelemahan SPI yang ditemukan selama proses
pemeriksaan
Laporan Hasil Pemeriksaan yang berupa hasil pemeriksaan harus memuat
hal-hal berikut:
a. Pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Standar
Pemeriksaan. Pemeriksa dalam menjalankan tugas pemeriksaannya
diwajibkan untuk mengikuti standar pemeriksaan yang ada. Dalam
pelaksanaan pemeriksaan keuangan negara, pemeriksa BPK dan/atau
yang berkerja untuk dan atas nama BPK berpegang pada SPKN.
b. Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan. Suatu laporan hasil
pemerikaan harus memuat tujuan, lingkup, dan metodologi
pemeriksaan. Pemeriksa harus menjelaskan alasan mengapa suatu
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 24
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab III
entitas diperiksa, apa yang diharapkan tercapai dari pelaksanaan
pemeriksaan, apa yang diperiksa, dan bagaimana cara pemeriksaan itu
dilakukan.
c. Hasil temuan berupa temuan pemeriksaan dan simpulan. Salah satu
bagian pokok dari LHP merupakan temuan pemeriksaan yang
merupakan ‘potret’ kenyataan yang ditemui pemeriksa dalam
melaksanakan suatu pemeriksaan kinerja. Selain itu LHP juga harus
memuat suatu simpulan pemeriksaan.
d. Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan.
Tanggapan tertulis dan resmi harus didapatkan pemeriksa atas temuan,
simpulan dan pemeriksaan.
e. Tindakan perbaikan yang direncanakan entitas. Pemeriksa harus
memperoleh tindakan perbaikan yang direncakan entitas atas temuan
dan simpulan pemeriksa. Tindakan tersebut harus diungkapkan dalam
laporan.
f. Pelaporan informasi rahasia bila ada. Berdasarkan ketentuan
perundangan dimungkinkan beberapa informasi yang bersifat rahasia
tidak diungkapkan dalam LHP.
19 2. Perolehan Tanggapan dan Tindakan Perbaikan yang Direncanakan.
Konsep LHP yang telah disetujui penanggung jawab selanjutnya dibahas
bersama dengan manajemen entitas yang diperiksa untuk memperoleh
tanggapan dan rencana perbaikan yang akan dilakukan, secara resmi dan
tertulis. Tujuan pembahasan adalah untuk membicarakan simpulan hasil
pemeriksaan secara menyeluruh dan kemungkinan tindakan perbaikan yang
direncanakan oleh manajemen entitas. Hasil pembahasan Konsep LHP
harus dituangkan dalam Risalah Pembahasan Konsep LHP yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan harus didokumentasikan.
Pemeriksa harus meminta tanggapan tertulis dari pimpinan atau pejabat
yang bertanggung jawab dalam entitas yang diperiksa mengenai temuan
dan simpulan serta tindakan perbaikan yang direncanakan. Dalam hal
terdapat temuan yang bersifat kecurangan, pemeriksa diperkenankan untuk
tidak meminta tanggapan dari pejabat entitas yang berwenang dengan
pertimbangan bahwa permintaan tanggapan tersebut akan mengganggu
proses penyidikan di masa yang akan datang dan untuk temuan yang berupa
kerugian negara, pemeriksa harus memasukkan tindakan otomatis dari
auditee sebagai tindak lanjut atas temuan tersebut.
20 3. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil
Pemeriksaan.
Penyusunan LHP diawali dengan mengevaluasi tanggapan yang berupa
suatu janji atau rencana untuk tindakan perbaikan tidak boleh diterima
sebagai alasan untuk menghilangkan temuan yang signifikan atau simpulan
yang diambil. Setelah ada kesesuaian antara tanggapan dengan konsep
LHP, LHP Final yang telah disusun kemudian direviu dan ditandatangani
oleh penanggung jawab dan harus dilengkapi dengan tanggapan yang
berupa tindakan perbaikan yang direncanakan dari pejabat entitas yang
bertanggung jawab.
LHP Final yang telah ditandatangani oleh penanggung jawab
didistribusikan kepada pihak yang secara resmi berkepentingan atau pihak
yang telah disepakati sebagai penerima laporan antara lain:
a. Lembaga Perwakilan: DPR/DPD atau DPRD.
b. Entitas yang diperiksa.
c. Pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut
pemeriksaan.
d. Pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima LHP sesuai dengan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 25
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab III
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Pimpinan Departemen/Lembaga Negara yang terkait dengan entitas
yang diperiksa.
f. Dan pihak terkait lainnya yang telah ditentukan sebelumnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 26


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB IV

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab IV

BAB IV
PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU

A. Dasar Pengendalian dan Penjaminan Mutu


01 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara dalam pernyataan standar umum SPKN sebagai standar
keempat mensyaratkan bagi setiap organisasi pemeriksa yang umum
melaksanakan pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu
yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh
pihak lain yang berkompeten.
Terkait dengan hal tersebut maka dalam rangka pemeriksaan atas
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dibutuhkan adanya pengendalian
mutu dan penjaminan mutu.

B. Pengertian Pengendalian dan Penjaminan Mutu


02 Pengendalian mutu merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan Pengertian
untuk memastikan bahwa proses pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai pengendalian dan
penjaminan mutu
dengan perencanaan pemeriksaan dan harapan penugasan pemeriksaan,
serta telah memenuhi SPKN.
Sedangkan penjaminan mutu merupakan tindakan untuk memastikan
bahwa proses pengendalian mutu telah dilaksanakan.

C. Proses Pengendalian dan Penjaminan Mutu


03 1. Proses Pengendalian Mutu
Proses pengendalian
Pengendalian mutu dilaksanakan melalui dua bentuk pengendalian, yaitu mutu
(1) pengendalian mutu oleh tim secara berjenjang dan (2) pengendalian
mutu oleh penanggung jawab penugasan.
04 Penanggung jawab penugasan bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa seluruh proses pengendalian mutu oleh Tim telah dilaksanakan.
Proses supervisi meliputi:
a. Ketua Tim melakukan pengendalian mutu/supervisi atas anggota tim
pada saat pelaksanaan pekerjaan lapangan dengan mendasarkan pada
PKP.
b. Pengendali Teknis melakukan pengendalian mutu/supervisi atas
Ketua Tim.
c. Penanggung Jawab melakukan pengendalian mutu/supervisi atas
Pengendali Teknis.
05 Pengendalian mutu/supervisi oleh ketua tim, pengendali teknis, dan
penanggung jawab meliputi pemberian saran bagi tim pemeriksa apabila
menemukan kendala dalam pemeriksaan dan pemantauan implementasi
metodologi pemeriksaan. Sebagai contoh adalah pemberian pendapat
mengenai kriteria pemeriksaan yang dapat dipakai untuk suatu indikasi
temuan pemeriksaan tertentu, penambahan langkah-langkah prosedur
pemeriksaan, pemberian saran terkait dengan temuan pemeriksaan
berdasarkan pengalaman profesionalismenya, dan sebagainya. Contoh
laporan reviu sheet dapat dilihat di lampiran IV.1

06 Penjaminan mutu oleh Tim merupakan proses supervisi yang dilakukan


secara berjenjang oleh Kasub Tim/Ketua Tim, Pengendali Teknis dan
Penanggung Jawab Tim.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 26


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab IV

Dengan demikian, dalam supervisi perlu ditekankan: a. pemenuhan


tujuan dan harapan penugasan, b. pelaksanaan program pemeriksaan,
serta c. penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan.
Pelaksanaan supervisi secara berjenjang tersebut dilakukan dengan
mengisi laporan perkembangan pelaksanaan pemeriksaan. Laporan
perkembangan tersebut antara lain mengungkapkan kesesuaian atau
pencapaian pelaksanaan pemeriksaan dengan tujuan dan harapan
penugasan serta program pemeriksaan. Contoh laporan perkembangan
pelaksanaan pemeriksaan dapat dilihat di Lampiran IV.2
Untuk menjamin kesimpulan yang sama terhadap permasalahan yang
sama, orang yang melakukan supervisi tersebut mengikuti konsolidasi
pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan.
07 a. Supervisi Pemenuhan Tujuan dan Harapan Penugasan Supervisi pemenuhan
Supervisi pemenuhan tujuan dan harapan penugasan dilakukan untuk tujuan dan harapan
penugasan dilaksanakan
melihat apakah pelaksanaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan dapat
atau telah memenuhi harapan penugasan.
Ketua tim pemeriksaan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi
atas pekerjaan pemeriksa dengan melakukan reviu pelaksanaan
pemenuhan tujuan dan harapan penugasan.
Pengendali teknis melakukan supervisi atas pemenuhan tujuan dan
harapan penugasan atas kegiatan supervisi ketua tim. Hal ini dilakukan
dengan merviu kertas kerja anggota tim pemeriksaan dan secara uji
petik melakukan reviu kegiatan anggota tim tersebut. Selanjutnya
penanggung jawab melakukan supervisi kegiatan pengendali teknis.
Pengendali teknis dan atau penanggung jawab menggunakan program
pemeriksaan dan formulir harapan penugasan sebagai kriteria penilaian.
Apabila terjadi penyimpangan dari tujuan dan harapan penugasan,
pengendali teknis dan atau penanggung jawab menanyakan latar
belakang, alasan, dan sebabnya, serta mengambil kesimpulan apakah
menerima penyimpangan tersebut atau tidak.
Untuk menjamin agar penilaian masing-masing orang yang melakukan
supervisi bisa seragam terhadap kriteria supervisi, orang yang
melakukan supervisi tersebut harus menggunakan harapan penugasan
sebagai acuan.
Hasil supervisi dituangkan dalam KKP yang sesuai dengan
pengungkapan persetujuan atau catatan disertai paraf dan tanggal.
08 b. Supervisi Pelaksanaan Program Pemeriksaan Supervisi pelaksanaan
Supervisi pelaksanaan program pemeriksaan dilakukan oleh ketua tim program pemeriksaan
dengan membubuhkan tickmark atau catatan dengan paraf dan tanggal
pada program pemeriksaan yang dijadikan KKP. Supervisi juga
dilakukan terhadap substansi yang dihasilkan dalam pelaksanaan
pemeriksaan.
Pengendali teknis menguji hasil supervisi yang dilakukan oleh ketua tim
terhadap pelaksanaan program pemeriksaan serta mereviu secara uji
petik atas langkah pemeriksaan dalam program pemeriksaan tersebut
dan melihat hasil pemeriksaan apakah telah sesuai dengan program
pemeriksaan. Hasil supervisi pengendali teknis diungkapkan dalam
program pemeriksaan yang akan dijadikan KKP (yang telah disupervisi
ketua tim pemeriksaan) dengan membubuhkan catatan dan paraf serta
tanggal supervisi dilakukan.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 27


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab IV
Penanggung jawab mereviu pekerjaan pengendali teknis atas supervisi
program pemeriksaan dan melakukan reviu secara uji petik hasil
supervisi tersebut. Hasil supervisi diungkapkan dengan membuat
catatan, paraf, dan tanggal pelaksanaan supervisi dalam program
pemeriksaan yang telah diberikan catatan oleh pengendali teknis dan
ketua tim. Apabila catatan-catatan tersebut tidak dapat atau tidak
mungkin dilaksanakan, maka akan didiskusikan dengan pemberi catatan
untuk memperoleh keputusan selanjutnya yang diparaf oleh pemberi
catatan.
09 c. Supevisi Penyusunan dan Substansi Laporan Hasil Pemeriksaan.
Ketua tim melakukan supervisi proses penyusunan dan bertanggung Supervisi penyusunan
dan substansi laporan
jawab atas susbstansi konsep laporan hasil pemeriksaan atas pengadan hasil pemeriksaan
barang dan jasa pemerintah. Supervisi tersebut meliputi (1) kesesuaian
dengan standar, pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis
yang terkait; (2) materi laporan; (3) keakuratan angka; (4) tata bahasa;
dan (5) waktu pelaporan.
Hasil supervisi berupa persetujuan atau catatan di dalam konsep laporan
hasil pemeriksaan yang disertai dengan paraf dan tanggal.
Pengendali teknis dan atau penanggung jawab melakukan supervisi
penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan pengadaan
barang/jasa pemerintah baik melalui catatan dalam konsep laporan
tersebut atau dalam pemberian pendapat atau arahan dalam pemantauan
laporan tersebut. Catatan atas konsep laporan harus diparaf dan diberi
tanggal. Untuk pendapat atau arahan, maka ketua tim pemeriksa
bertanggung jawab menyusun risalah pemantauan yang diparaf oleh
pengendali teknis dan penanggung jawab.
Untuk mengendalikan mutu pelaporan digunakan Lembar Kendali
Penyelesaian Laporan (LKPL) yang digunakan untuk memonitor
ketepatan waktu penyelesaian laporan pemeriksaan. Bentuk LKPL
dimuat dalam Lampiran IV.3. LKPL ditempatkan pada map yang
menjadi sampul pengantar berkas LHP beserta konsep surat keluar.
10 2. Proses Penjaminan Mutu
Penjaminan mutu dilaksanakan oleh penanggung jawab penugasan, selain Proses penjaminan
mutu
itu penjaminan mutu dapat dilakukan oleh unit kerja pengawasan internal
BPK-RI dan pihak lain yang berkompeten.
Penanggung jawab penugasan bertanggungjawab untuk memastikan
bahwa seluruh proses pengendalian mutu oleh tim telah dilaksanakan.
Unit kerja pengawasan internal BPK-RI dapat melakukan pengawasan atas
pelaksanaan pemeriksaan oleh tim untuk memastikan bahwa pemeriksaan
telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan telah memenuhi
persyaratan yang dimuat dalam SPKN.
Pihak lain yang berkompeten dapat melakukan reviu atas desain
pengendalian mutu dan pelaksanaan pengendalian mutu yang
dikembangkan oleh BPK-RI. Pelaksanaan reviu pengendalian mutu oleh
organisasi pemeriksa ekstern yang berkompeten tersebut harus memenuhi
persyaratan yang dimuat dalam SPKN.
D.Pendokumentasian Pengendalian dan Penjaminan Mutu

11 Proses pengendalian dan penjaminan mutu harus didokumentasikan untuk Pendokumentasian


memudahkan dalam proses reviu oleh pihak lain yang berkompeten. proses pengendalian
dan penjaminan mutu
Contoh check list pengendalian mutu dan penjaminan mutu dapat dilihat
pada Lampiran IV.4

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 28


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB V

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab V

BAB V
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

A. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan


01 Tindak lanjut hasil pemeriksaan dilakukan oleh manajemen entitas yang Tindak lanjut laporan
diperiksa. Entitas menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan BPK atas hasil pemeriksaan
pengadaan barang/jasa pemerintah dan memberikan jawaban/keterangan
mengenai tindak lanjut tersebut paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak
laporan hasil pemeriksaan tersebut diterima.
02 Pemeriksa memantau tindak lanjut hasil pemeriksaan. Pemantauan tersebut
dilakukan setelah pemeriksa memperoleh laporan perkembangan tindak
lanjut hasil pemeriksaan dari entitas. Selama temuan belum ditindaklanjuti
maka pemeriksa perlu terus memantau tindak lanjut. Hasil pemantauan
setelah menerima jawaban/ keterangan tersebut disampaikan kepada DPR,
DPD dan DPRD. Hasil pemantauan dalam pemeriksaan digunakan untuk
pengembangan prosedur pemeriksaan selanjutnya.
03 Pemantauan tindak lanjut tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan, antara
lain: (1) memberitahukan secara tertulis kewajiban tindak lanjut tersebut
kepada manajemen entitas yang diperiksa, (2) mereviu atas
jawaban/keterangan dari manajemen entitas yang diperiksa, (3) melaporkan
pemantauan tindak lanjut, dan (4) melakukan pemantauan tindak lanjut pada
saat pemeriksaan.

B. Pemberitahuan Tertulis tentang Kewajiban Tindak Lanjut


04 Pemberitahuan tertulis tentang kewajiban tindak lanjut merupakan informasi Pemberitahuan
kepada pejabat berwenang untuk melakukan penjelasan tindak lanjut hasil tertulis tentang
kewajiban tindak
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan Pasal 20 UU No. 15 lanjut
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara. Pemberitahuan tersebut dilakukan dengan menyampaikan
surat dari Auditor Utama Keuangan Negara kepada pemerintah pusat dan
Kepala Perwakilan BPK-RI kepada pemerintah daerah mengenai kewajiban
memberikan penjelasan/keterangan tindak lanjut hasil pemeriksaan.
05 Pemberitahuan tertulis tersebut dapat dilakukan melalui surat pengantar
penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa
pemerintah dalam satu paragraf akhir surat atau melalui surat terpisah
setelah penyampaian laporan hasil pemeriksaan dimaksud.
C. Reviu atas Jawaban/Keterangan Manajemen Entitas
06 Reviu atas jawaban/keterangan manajemen entitas dilakukan tim pemeriksa Reviu atas
untuk melihat kesesuaian pelaksanaan tindak lanjut dengan jawaban/keterangan
manajemen entitas
simpulan/rekomendasi BPK dalam laporan hasil pemeriksaan atas
pengadaan barang/jasa pemerintah. Kesimpulan reviu tersebut antara lain
(1) telah sesuai dengan rekomendasi, (2) belum sesuai dengan rekomendasi,
dan (3) belum ditindaklanjuti.
07 Hasil reviu tersebut disampaikan ketua tim kepada pengendali teknis dan
atau penanggung jawab untuk direviu dan disetujui.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 29


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab V

D. Pelaporan atas Pemantauan Tindak Lanjut


08 Hasil pemantauan tindak lanjut tersebut dituangkan dalam laporan hasil Laporan hasil
pemantauan tindak lanjut dengan kesimpulan: (1) selesai sesuai dengan pemantauan tindak
lanjut.
rekomendasi, (2) belum selesai sesuai rekomendasi, atau (3) belum
ditindaklanjuti. Laporan Pemantauan Tindak Lanjut untuk tingkat pusat
ditandatangani oleh Anggota Pembina Utama BPK yang sesuai dengan
kewenangannya untuk disampaikan kepada DPR dan DPD. Sedangkan
untuk tingkat daerah, Kepala Perwakilan menyampaikan laporan
pemantauan tersebut yang telah ditandatanganinya kepada DPRD.
Bentuk laporan pemantauan tindak lanjut dapat dilihat pada Lampiran V.1.
E. Pemantauan Tindak Lanjut Pada Saat Pemeriksaan
09 Pemeriksa wajib melakukan pemantauan atas tindak lanjut yang dilakukan Pemantauan atas
oleh manajemen entitas terhadap laporan hasil pemeriksaan atas pengadaan tindak lanjut
barang/jasa pemerintah yang telah dilakukan sebelumnya.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 30


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab V

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 31


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

BAB VI

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab VI

BAB VI
PENUTUP

A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah
01 Petunjuk teknis pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ini Pemberlakuan juknis
mulai berlaku saat ditetapkan oleh Ketua BPK.

B. Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah
02 Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemutakhiran juknis
Pemerintah dapat berupa perubahan petunjuk teknis dimaksud atau pemeriksaan atas
pengadaan
penjelasan atas substansi petunjuk teknis tersebut. barang/jasa
03 Perubahan atas petunjuk teknis ini akan disampaikan secara resmi melalui pemerintah.
surat keputusan tentang perubahan petunjuk teknis dimaksud.
04 Penjelasan atas substansi petunjuk teknis atas Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah disampaikan secara tertulis oleh tim pemantauan pada Sub
Direktorat Penelitian dan Pengembangan Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu, Direktorat Penelitian dan Pengembangan, Direktorat Utama
Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan
Pemeriksaan Keuangan Negara Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia.

C. Pemantauan Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah
05 Petunjuk teknis ini merupakan dokumen yang dapat berubah sesuai dengan Pemantuan juknis
perubahan peraturan perundang-undangan, standar pemeriksaan, dan kondisi pemeriksaan atas
pengadaan
lain. Oleh karena itu, pemantauan atas juknis ini akan dilakukan oleh tim barang/jasa
pemantauan juknis pemeriksaan. Selain itu, masukan atau pertanyaan terkait pemerintah
dengan petunjuk teknis ini dapat disampaikan kepada:

Subdit. Litbang PDTT


Ditama Revbangdiklat
Email: litbangpdtt@bpk.go.id

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 2008

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA
KETUA,

Anwar Nasution

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 31


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab VI

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 32


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Referensi

REFERENSI

1. UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.


2. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta perubahan-perubahannya
3. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara.
4. Keputusan BPK RI Nomor 1/K/1-XIII.2/2/2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan
Panduan Manajemen Pemeriksaan tahun 2008.
5. Keputusan BPK RI Nomor 09/K/1-XIII.2/7/2008 Petunjuk Pelaksanaan Tatacara Penyusunan
atau Penyempurnaan Pedoman Pemeriksaan dan Non Pemeriksaan tahun 2008.
6. Peraturan Menteri Keuangan No.82/PMK.01/2008 Perubahan Permenkeu No.42/KMK.01/2008
tentang Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik di Departemen Keuangan.
7. Modul Lokakarya Kiat-Kiat Menghadapi Audit BPK Dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa
yang Aman serta Konstitusional oleh Haqq Quality Training Center tahun 2007.
8. Modul Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah oleh Pusdiklat BPK RI tahun 2008.
9. Modul Workshop Fraud Audit Procurement oleh Lembaga Pengembangan Fraud Auditing tahun
2008.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Daftar Singkatan dan Akronim

DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAHP : Berita Acara Hasil Pelelangan

BAP : Berita Acara Penjelasan

BAPP : Berita Acara Penyerahan Pekerjaan

BHMN : Badan Hukum Milik Negara

BI : Bank Indonesia

BOQ : Bill Of Quantity

BUMD : Badan Usaha Milik Daerah

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

DO : Delivery Order

HPS : Harga Perhitungan Sendiri

KAK : Kerangka Acuan Kerja

KKN : Kolusi Korupsi Nepotisme

KKP : Kertas Kerja Pemeriksaan

KPA : Kuasa Pengguna Anggaran

LHP : Laporan Hasil Pemeriksaan

LKPL : Lembar Kendali Penyelesaian Laporan

LPSE : Lembaga Pengadaan Secara Elektronik

P2 : Program Pemeriksaan

PA : Pengguna Anggaran

PHLN : Pinjaman/Hibah Luar Negeri

PKP : Program Kerja Perorangan

PMP : Panduan Manajemen Pemeriksaan

PPK : Pejabat Pembuat Komitmen

RKP : Rencana Kerja Pemeriksaan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Daftar Singkatan dan Akronim

SPI : Sistem Pengendalian Intern

SPKN : Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

TP : Temuan Pemeriksaan

TPK : Tindak Pidana Korupsi

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Istilah (Glosarium)

DAFTAR ISTILAH (GLOSARIUM)

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Istilah (Glosarium)

Panitia pengadaan : Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur
BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD, untuk
melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa

Pelelangan terbatas : Pelelangan terbatas adalah pemilihan penyedia barang/jasa yang


dilakukan apabila jumlah penyedia barang/jasa yang mampu
melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang
kompleks.

Pemilihan langsung : Pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang


dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya
penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari
penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta
dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya.

Penunjukkan langsung : Penunjukkan penyedia barang/jasa yang dilakukan dalam


keadaan tertentu dan keadaan khusus dengan cara penunjukan
langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara
melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya.

Metode satu sampul : Penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan
administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukkan
dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada panitia/pejabat pengadaan

Metode dua sampul : Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan


administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I,
sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup
II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam I
(satu) sampul (sampul tertutup) dan disampaikan kepada
panitia/pejabat pengadaan

Metode dua tahap : Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan


administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I,
sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup
II, yang penyampaiaanya dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara
terpisah dan dalam waktu yang berbeda

Sistem gugur : Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan


membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari
penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan
kewajaran harga, terhadap penyedia barang/jasa yang tidak lulus
penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur.

Sistem nilai : Evaluasi penawaran dengan cara memberikan nilai angka


tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan
nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa, kemudian membandingkan jumlah nilai dari setiap
penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya

Sistem penilaian biaya : Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Istilah (Glosarium)

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
)

LAMPIRAN
LAMPIRAN

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.1

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :

Disetujui oleh :
BPK RI

PEMAHAMAN TUJUAN DAN HARAPAN PENUGASAN


I. Tujuan Penugasan
Tujuan pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah adalah untuk menilai
1. Apakah pengadaan barang/jasa dilakukan sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi kualitas,
kuantitas atau waktu;
2. Apakah proses pengadaan barang/jasa telah memenuhi pedoman pelaksanaan pengadaan
barang/jasa Pemerintah;
3. Apakah kualitas/kuantitas barang/jasa yang diserahkan telah sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak;
4. Apakah barang/jasa yang diperoleh telah dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pengadaannya;
5. Kelemahan SPI dan penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan pengadaan barang/jasa
pemerintah
II. Harapan Penugasan
1. Standar Pemeriksaan
Dalam rangka pencapaian tujuan pemeriksaan di atas, pemeriksaan pengadaan barang dan jasa
pemerintah melakukan pemeriksaan berdasarkan SPKN, dengan memberlakukan SPAP untuk
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan kecuali diatur lain dalam SPKN.
2. Jadwal Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan pengadaan barang dan jasa pemerintah harus diselesaikan sesuai dengan Program
Pemeriksaan dengan mempertimbangkan tujuan, lingkup, dan sasaran pemeriksaan. Penyelesaian
pemeriksaan tersebut diwujudkan dengan penyampaian laporan hasil pemeriksaan kepada DPR-
RI.
3. Fokus dan Sasaran Pemeriksaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan sebelumnya dan pemahaman sistem pengendalian intern,
pemeriksa menentukan sasaran dan fokus pemeriksaan.
III. Rencana Pencapaian Hasil Pemeriksaan yang Diharapkan
Apabila pemeriksaan sebelumnya pernah dilakukan, pemeriksaan dapat didahului dengan
pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya kemudian diikuti dengan pemahaman
pengendalian intern dan pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan serta kebijakan.
Pemeriksaan diarahkan pada area-area yang berisiko berdasarkan informasi dari hasil pemeriksaan
sebelumnya atau informasi lain yang diperoleh. Semua langkah pemeriksaan didokumentasikan
dalam kertas kerja pemeriksaan disertai dengan pertimbangan atau alasan yang ada.
Jakarta, ...................
Ketua Tim, Pengendali Teknis, Penanggung Jawab,

................................. ............................... .................................

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.2

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :

Disetujui oleh :
BPK RI

PEMAHAMAN ENTITAS

Gambaran Jelas Struktur Organisasi Entitas

Tugas pokok dan fungsi entitas


dsb

Kegiatan/Program Utama Entitas

1. Program Kerja: ........


Anggaran:.....
Hasil :.....
2. dsb

Lingkungan yang Mempengaruhi

1. Hubungan kerja satu unit kerja dengan unit kerja lain dalam entitas tersebut
2. Stakeholder atas pelaksanaan program kerja
3. SOP di unit kerja atau perda-perda terkait di daerah, Kebijakan intern yang mengatur mengenai
pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
4. dsb

Pejabat

Nama Jabatan
Mr. X Kepala ….
Mr. Y Sekretaris …

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lampiran III.3

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :

Disetujui oleh :
BPK RI

CONTOH KERTAS KERJA PENILAIAN RESIKO DAN SPI

Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar pemeriksa dapat mengidentifikasi area-area yang
berisiko tinggi yang akan dijadikan fokus pemeriksaan. Point-point yang ada dalam template
KKP ini dapat disesuaikan mengikuti kebutuhan pemeriksa.
I. Resiko yang teridentifikasi dan dampaknya pada pencapaian tujuan entitas
Penilaian
No Kegiatan/Proses Resiko Dampak
Low Medium High
1. Perencanaan
a……….
b……….
c. dst
2. Pelaksanaan
a……….
b………..
c. dst
3. Dst

II. Hasil Pemahaman dan Penilaian SPI


……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
III. Hasil Penilaian Resiko dan SPI
Risiko Awal Efektivitas SPI Risiko Akhir

No Kegiatan/ Proses Low Medium High Peraturan SOP DLL Low Medium High

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

A. Perencanaan
a……….
b……….
c. dst
Pelaksanaan
a……….
b………..
c. dst
Dst

Keterangan:
Kolom 1 s.d. 9 diisi dengan X.
Risiko awal merupakan risiko entitas yang diperoleh berdasarkan pengidentifikasian resiko (butir I)
Risiko akhir adalah risiko setelah mempertimbangkan SPI.
Suatu kegiatan/proses yang memiliki resiko akhir tinggi akan dipertimbangkan menjadi focus pemeriksaan

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lampiran III.3

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 1

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :

Disetujui oleh :
BPK RI

Pengujian Ketaatan SPI dalam Pengadaan Barang/Jasa


No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatan

1. Panitia Pengadaan
a. Keanggotaan, dalam hal ini:
1) Jumlahnya gasal;
2) Sekurang-kurangnya tiga orang (nilai pengadaan s.d Rp.
500.000.000,00);
3) Sekurang-kurangnya lima orang (nilai pengadaan di atas Rp.
500.000.000,00);
b. Anggota panitia pengadaan berasal dari pegawai negeri
1) Instansi sendiri;
2) Instansi teknis lainnya;
c. Terdiri dari unsur yang memahami
1) Tata cara pengadaan;
2) Substansi pekerjaan yang bersangkutan;
3) Hukum-hukum perjanjian/kontrak;
d. Persyaratannya:
1)
Memiliki integritas moral, disiplin, dan tanggungjawab;
2)
Memahami seluruh pekerjaan;
3)
Memahami jenis pekerjaan tertentu;
4)
Memahami isi dokumen dan prosedur pengadaan;
5)
Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pejabat
Pembuat Komitmen;
6) Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa
pemerintah atau memiliki tanda bukti telah mengikuti
pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah;
e. Pembentukan panitia pengadaan berdasarkan surat keputusan
oleh Kuasa Pengguna Anggaran.
2. Penetapan Sistem Pengadaan
a. Metode pemilihan penyedia jasa berupa:
1) Pelelangan umum;
2) Pelelangan terbatas;
3) Pemilihan langsung;
4) Penunjukan langsung;
b. Metode penyampaian dokumen penawaran berupa:
1) Satu sampul;
2) Dua sampul;
3) Dua tahap;
c. Metode evaluasi penawaran untuk Pengadaan Barang/Jasa
Pemborongan/Jasa Lainnya berupa:
1) Sistem gugur;
2) Sistem nilai;
3) Sistem selama umur ekonomis;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 2

No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatan


d. Metode evaluasi penawaran untuk Pengadaan jasa Konsultansi
berupa:
1) Metode evaluasi berdasarkan kualitas;
2) Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya;
3) Metode evaluasi pagu anggaran;
4) Metode evaluasi biaya terendah;
5) Metode evaluasi penunjukan langsung.
3. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Pengadaan
a. Pelelangan umum dengan prakualifikasi;
1) Pengumuman prakualifikasi dilakukan melalui
a) Surat kabar;
b) Siaran radio;
c) Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum;
d) Papan pengumuman Pejabat Pembuat Komitmen;
2) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 7
(tujuh) hari kerja
3) Pengambilan dokumen prakualifikasi
a) Dimulai sejak tanggal pengumuman
b) Diakhiri satu hari sebelum batas akhir pemasukan
dokumen.
4) Batas akhir pemasukan dokumen prakualifikasi sekurang
kurangnya 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman berakhir.
5) Diberikan tenggang waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh)
hari kerja.
6) Pengambilan dokumen penawaran dilakukan satu hari
setelah dikeluarkannya undangan lelang sampai satu hari
sebelum pemasukan dokumen.
7) Penjelasan dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja
sejak tanggal pengumuman
8) Batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi
a) Sekurang-kurangnya tiga hari kerja setelah berakhirnya
penayangan pengumuman prakualifikasi ;
b) Sekurang-kurangnya tujuh hari kerja setelah penjelasan;
b. Pelelangan umum dengan pasca kualifikasi;
1) Pengumuman dilakukan melalui
a) Surat kabar;
b) Siaran radio;
c) Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum;
d) Papan pengumuman Pejabat Pembuat Komitmen;
2) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 7
(tujuh) hari kerja
3) Pengambilan dokumen penawaran
a) Dimulai sejak tanggal pengumuman
b) Diakhiri satu hari sebelum batas akhir pemasukan
dokumen
4) Penjelasan dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja
sejak tanggal pengumuman
5) Batas akhir pemasukan dokumen penawaran
a) Sekurang-kurangnya tiga hari kerja setelah berakhirnya
penayangan pengumuman ;
b) Sekurang-kurangnya tujuh hari kerja setelah penjelasan;
c. Pelelangan terbatas;
1) Pengumuman dilakukan melalui
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 3

No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatan


a) Surat kabar;
b) Siaran radio;
c) Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum;
d) Papan pengumuman Pejabat Pembuat Komitmen;
2) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 7
(tujuh) hari kerja
3) Pengambilan dokumen penawaran
a) Dimulai sejak tanggal pengumuman
b) Diakhiri satu hari sebelum batas akhir pemasukan
dokumen
4) Penjelasan dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja
sejak tanggal pengumuman
5) Batas akhir pemasukan dokumen penawaran
a) Sekurang-kurangnya tiga hari kerja setelah berakhirnya
penayangan pengumuman ;
b) Sekurang-kurangnya tujuh hari kerja setelah penjelasan;
d. Pemilihan langsung;
1) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 3
(tiga) hari kerja
2) Pengalokasian waktu ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
4 Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
a. Perhitungan HPS dilakukan dengan menggunakan data berupa :
1) Analisis harga satuan pekerjaan yang bersangkutan;
2) Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan;
3) Harga pasar setempat saat menyusun HPS;
4) Harga kontrak/Surat Perintah Kerja untuk barang/pekerjaan
sejenis yang pernah dilaksanakan.
5) Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi
oleh BPS dan badan/instansi lain yang datanya dapat
dipertanggungjawabkan;
6) Harga/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen
tunggal atau lembaga independen.
7) Daftar harga standar/tarif biaya yang dikeluarkan oleh
instansi berwenang.
8) Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
9) Penyusunan oleh panitia pengadaan;
10) Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
b. HPS telah memperhitungkan :
1) Pajak Pertambahan Nilai (PPN);
2) Biaya Umum;
3) Keuntungan yang wajar bagi penyedia barang/jasa.
c. HPS dilarang memperhitungkan :
1) Biaya tak terduga;
2) Biaya lain-lain;
3) Pajak Penghasilan penyedia barang/jasa.
5 Penyusunan Dokumen Pengadaan
a. Dokumen pengadaan terdiri dari
1) Dokumen pasca/prakualifikasi;
2) Dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
b. Dokumen prakualifikasi memuat hal-hal berupa:
1) Lingkup pekerjaan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 4

No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatan


2) Persyaratan peserta;
3) Waktu;
4) Tempat pengambilan dokumen;
5) Tempat pemasukan dokumen;
6) Penanggung jawab
c. Dokumen pemilihan penyedia barang/jasa memuat hal-hal
berupa:
1) Undangan kepada peserta, yang memuat hal-hal berupa:
a) Informasi untuk memperoleh dokumen;
b) Informasi mengenai dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa;
c) Informasi mengenai penyampaian dokumen penawaran;
d) Alamat tujuan pengiriman dokumen penawaran;
e) Jadwal pelaksanaan pengadaan;
f) Penetapan penyedia barang/jasa.
2) Instruksi kepada peserta memuat hal-hal berupa;
a) Lingkup pekerjaan;
b) Sumber dana;
c) Persyaratan peserta pengadaan;
d) Kualifikasi peserta pengadaan;
e) Jumlah dokumen penawaran yang disampaikan;
f) Peninjauan lokasi kerja;
g) Isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
h) Penjelasan isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
i) Perubahan isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa.
j) Persyaratan bahasa yang digunakan dalam penawaran;
k) Penulisan harga penawaran;
l) Mata uang penawaran;
m) Cara pembayaran;
n) Masa berlaku penawaran;
o) Surat jaminan penawaran;
p) Usulan penawaran alternatif oleh peserta;
q) Bentuk penawaran;
r) Penandatangan surat penawaran;
s) Cara penyampulan
t) Penandaan sampul;
u) Batas akhir penyampaian;
v) Perlakuan terhadap penawar yang terlambat;
w) Larangan untuk merubah/menarik penawaran yang
sudah masuk;
x) Prosedur pembukaan;
y) Klarifikasi dokumen
z) Pemeriksaan kelengkapan dokumen;
aa) Penilaian kualifikasi dalam hal dilakukan
pascakualifikasi;
bb) Kriteria penetapan pemenang;
cc) Hak PPK untuk menerima/menolak penawaran;
dd) Kewajiban PPK untuk menerima/menolak penawaran;
ee) Syarat penandatanganan;
ff) Kontrak;
gg) Surat jaminan pelaksanaan.
3) Syarat umum kontrak berupa;
a) Memuat batasan pengertian istilah yang digunakan;
b) Hak;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 5

No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatan


c) Kewajiban;
d) Tanggung jawab
e) Sanksi;
f) Penyelesaian perselisihan;
g) Peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4) Syarat khusus kontrak berupa:
a) Perubahan ketentuan dalam syarat umum kontrak;
b) Penambahan ketentuan dalam syarat umum kontrak;
c) Penghapusan ketentuan dalam syarat umum kontrak.
5) Daftar kuantitas dan harga;
a) Jenis barang yang akan dipasok;
b) Uraian singkat pekerjaan yang akan dilaksanakan;
c) Negara asal barang/jasa;
d) Volume pekerjaan;
e) Harga satuan barang/jasa yang akan ditawarkan;
f) Komponen produksi dalam negeri;
g) Harga total pekerjaan;
h) Biaya satuan angkutan;
i) PPN;
j) Pajak lainnya
6) Spesifikasi teknis dan gambar;
a) Tidak mengarah pada merk/produk tertentu;
b) Menggunakan produk dalam negeri;
c) Menggunakan produk luar negeri;
d) Menggunakan standar nasional;
e) Metode pelaksanaan pekerjaan logis;
f) Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
metode pelaksanaan;
g) Syarat kualifikasi personil yang dipekerjakan;
h) Jumlah personil yang dipekerjakan;
i) Syarat material yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
j) Gambar-gambar kerja lengkap dan jelas;
k) Kriteria kinerja produk yang diinginkan jelas;
7) Bentuk surat penawaran;
a) Sesuai dengan peraturan pengadaan barang/jasa;
b) Harga total penawaran dalam angka dan huruf;
c) Masa berlaku penawaran;
d) Lama waktu penyelesaian pekerjaan;
e) Nilai jaminan penawaran dalam angka dan huruf;
f) Kesanggupan memenuhi persyaratan yang ditentukan;
g) Dilampiri daftar volume;
h) Dilampiri harga pekerjaan;
i) Ditandatangani oleh pimpinan perusahaan
j) Bermaterai
k) Bertanggal
8) Bentuk kontrak memuat hal-hal berupa;
a) Tanggal mulai berlaku kontrak;
b) Nama para pihak;
c) Alamat para pihak;
d) Nama paket pekerjaan yang diperjanjikan;
e) Harga kontrak dalam angka dan huruf;
f) Kesanggupan penyedia barang/jasa yang ditunjuk untuk
memperbaiki kerusakan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 6

No Prosedur Persiapan Ya Tidak Catatan


g) Kesanggupan PPK untuk membayar pada penyedia
barang/jasa sesuai dengan harga kontrak;
h) Tandatangan para pihak di atas materai.
9) Bentuk jaminan penawaran memuat hal-hal berupa;
a) Nama PPK;
b) Alamat PPK;
c) Penyedia barang/jasa;
d) Pihak penjamin;
e) Nama paket pekerjaan yang dilelangkan;
f) Jumlah jaminan penawaran dalam angka dan huruf;
g) Pernyataan pihak penjamin bahwa jaminan penawaran
dapat cair segera sesuai ketentuan dalam jaminan
penawaran;
h) Masa berlaku surat jaminan penawaran;
i) Batas akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan surat
jaminan penawaran oleh PPK pada pihak penjamin;
j) Tandatangan penjamin;
10) Bentuk surat jaminan pelaksanaan;
a) Nama dan alamat PPK;
b) Penyedia barang/jasa;
c) Pihak penjamin;
d) Nama paket kontrak;
e) Nilai jaminan pelaksanaan dalam angka dan huruf;
f) Kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan surat
penjaminan pelaksanaan, segera kepada PPK sesuai
ketentuan;
g) Masa berlaku surat jaminan;
h) Tandatangan penjamin.
11) Bentuk surat jaminan uang muka
a) Nama dan alamat PPK;
b) Penyedia barang/jasa yang ditunjuk;
c) Hak penjamin;
d) Nama paket kontrak;
e) Nilai jaminan uang muka;
f) Kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan surat
jaminan uang muka, segera kepada PPK sesuai
ketentuan.

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

1 Pelelangan Umum dengan Prakualifiksi


a. Dokumen kualifikasi, yaitu mengenai:
1) Penyiapan oleh panitia pengadaan;
2) Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
b. Pengumuman memuat hal-hal berupa :
1) Nama dan alamat PPK yang mengadakan pelelangan;
2) Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan
dikerjakan/barang yang akan dibeli;
3) Perkiraan nilai pekerjaan;
4) Syarat-syarat peserta lelang;
5) Informasi pengambilan dokumen.
c. Penyusunan daftar peserta lelang oleh panitia pengadaan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 7

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

d. Undangan kepada calon peserta lelang yang tercatat dalam daftar


peserta lelang oleh panitia pengadaan;
e. Penjelasan dokumen kualifikasi, yaitu mengenai:
1) Penjelasan oleh panitia pengadaan;
2) Pembuatan Berita Acara Penjelasan (BAP) oleh panitia
pengadaan;
3) Addendum dokumen kualifikasi dibuat oleh panitia
pengadaan;
4) Pengesahan addendum dokumen kualifikasi oleh Pejabat
Pembuat Komitmen;
f. Penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran
1)Pencatatan waktu,tanggal dan tempat penerimaan dokumen
dilakukan oleh panitia/pejabat pengadaan;
2) Pengembalian dokumen penawaran disertai dengan bukti
serah terima;
3) Pembukaan dokumen disaksikan 2 (dua) orang saksi;
4) Pembukaan dokumen sesuai dengan metode penyampaian
dokumen;
5) Panitia membuat Berita Acara Pembukaan dokumen
Penawaran (BAPP) terhadap semua dokumen yang masuk;
6) BAPP ditandatangani oleh panitia/pejabat pengadaan dan
dua orang wakil peserta;
7) BAPP dibagikan tanpa dilampiri dokumen penawaran.
g. Penilaian dokumen kualifikasi oleh panitia pengadaan;
1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi teknis
terhadap semua penawaran yang memenuhi persyaratan
administrasi;
2) Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan yang
disyaratkan;
h. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
1) Panitia/pejabat pengadaan membuat kesimpulan dari hasil
evaluasi administrasi, teknis dan harga dalam BAHP;
2) BAHP memuat hal-hal berupa:
a) Nama semua peserta lelang
b) Harga penawaran dan/atau harga penawaran terkoreksi
dari masing-masing peserta;
c) Metode evaluasi yang digunakan;
d) Unsur yang dievaluasi;
e) Rumus yang digunakan;
f) Keterangan lain yang penting saat pelaksanaan
pelelangan;
g) Tanggal BAHP;
h) Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus;
i) Penetapan satu calon pemenang dan dua cadangan.
i. Penetapan Pemenang Lelang
1) Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan calon pemenang;
2) Panitia/pejabat pengadaan membuat dan menyampaikan
laporan kepada PPK
3) Surat penetapan penyedia barang/jasa ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen;
4) Waktu penetapannya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja
(penetapan oleh PPK).
j. Pengumuman Pemenang Lelang
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 8

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan


1) Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh
panitia/pejabat pengadaan;
2) Pemberitahuan pemenang lelang pada para peserta selambat-
lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah surat penetapan
diterima;
k. Sanggahan Peserta Lelang
1) Sanggahan diajukan secara tertulis;
2) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman
pemenang;
3) Sanggahan disampaikan kepada PPK;
4) Semua sanggahan dilakukan tindak lanjut;
l. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
1) SPPBJ dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
2) SPPBJ dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman penetapan pemenang;
3) Tembusan SPPBJ disampaikan kepada pengawasan internal.
2 Pelelangan Terbatas
a. Dokumen kualifikasi, yaitu mengenai
1)Penyiapan oleh panitia pengadaan;
2)Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
b. Pengumuman memuat hal-hal berupa :
1) Nama dan alamat PPK yang mengadakan pelelangan;
2) Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan
dikerjakan/barang yang akan dibeli;
3) Perkiraan nilai pekerjaan;
4) Syarat-syarat peserta lelang;
5) Informasi pengambilan dok
c. Penyusunan daftar peserta lelang oleh panitia pengadaan;
d. Undangan kepada calon peserta lelang yang tercatat dalam daftar
peserta lelang oleh panitia pengadaan;
e. Penjelasan dokumen kualifikasi, yaitu mengenai
1) Penjelasan oleh panitia pengadaan;
2) Pembuatan Berita Acara Penjelasan (BAP) oleh panitia
pengadaan;
3) Addendum dokumen kualifikasi dibuat oleh panitia
pengadaan;
4) Pengesahan addendum dokumen kualifikasi oleh Pejabat
Pembuat Komitmen;
f. Penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran
1) Pencatatan waktu,tanggal dan tempat penerimaan dokumen
dilakukan oleh panitia/pejabat pengadaan;
2) Pengembalian dokumen penawaran disertai dengan bukti
serah terima;
3) Pembukaan dokumen disaksikan 2 (dua) orang saksi;
4) Pembukaan dokumen sesuai dengan metode penyampaian
dokumen;
5) Panitia membuat Berita Acara Pembukaan dokumen
Penawaran (BAPP) terhadap semua dokumen yang masuk;
6) BAPP ditandatangani oleh panitia/pejabat pengadaan dan
dua orang wakil peserta;
7) BAPP dibagikan tanpa dilampiri dokumen penawaran.
g. Penilaian dokumen kualifikasi oleh panitia pengadaan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 9

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan


1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi teknis
terhadap semua penawaran yang memenuhi persyaratan
administrasi;
2) Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan yang
disyaratkan;
h. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
1) Panitia/pejabat pengadaan membuat kesimpulan dari hasil
evaluasi administrasi, teknis dan harga dalam BAHP;
2) BAHP memuat hal-hal berupa:
a) Nama semua peserta lelang
b) Harga penawaran dan/atau harga penawaran terkoreksi
dari masing-masing peserta;
c) Metode evaluasi yang digunakan;
d) Unsur yang dievaluasi;
e) Rumus yang digunakan;
f) Keterangan lain yang penting saat pelaksanaan
pelelangan;
g) Tanggal BAHP;
h) Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus;
i) Penetapan satu calon pemenang dan dua cadangan.
i. Penetapan Pemenang Lelang
1) Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan calon pemenang;
2) Panitia/pejabat pengadaan membuat dan menyampaikan
laporan kepada PPK
3) Surat penetapan penyedia barang/jasa ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen;
4) Waktu penetapannya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja
(penetapan oleh PPK).
j. Pengumuman Pemenang Lelang
1) Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh
panitia/pejabat pengadaan;
2) Pemberitahuan pemenang lelang pada para peserta selambat-
lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah surat penetapan
diterima;
k. Sanggahan Peserta Lelang
1) Sanggahan diajukan secara tertulis;
2) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman
pemenang;
3) Sanggahan disampaikan kepada PPK;
4) Semua sanggahan dilakukan tindak lanjut;
l. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
1) SPPBJ dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
2) SPPBJ dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman penetapan pemenang;
3) Tembusan SPPBJ disampaikan kepada pengawasan internal.
3 Pemilihan Langsung
a. Penetapan Calon Peserta
1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi;
2) Prakualifikasi diumumkan melalui pengumuman resmi;
b. Undangan, Permintaan Penawaran dan Evaluasi
1) Undangan kepada calon peserta lelang yang lulus
prakualifikasi untuk mengajukan penawaran oleh panitia
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 10

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan


pengadaan;
2) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi terhadap
semua penawaran yang diajukan peserta pemilihan langsung;
c. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga;
d. Pembuatan berita acara hasil klarifikasi dan negosiasi oleh
panitia pengadaan;
e. Usulan penetapan penyedia jasa kepada pejabat yang berwenang
oleh panitia pengadaan;
f. Penetapan pemenang pemilihan langsung oleh pejabat yang
berwenang;
g. Pengumuman pemenang pemilihan langsung oleh panitia
pengadaan;
h. Sanggahan peserta pemilihan langsung dan jawaban atas
sanggahan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
i. Penerbitan surat penunjukan penyedia jasa oleh Pejabat Pembuat
Komitmen
4 Penunjukan Langsung
1. Penilaian kualifikasi
1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi kepada
penyedia jasa yang diundang.
2. Permintaan penawaran dan negosiasi
1) Panitia/pejabat pengadaan mengundang penyedia
barang/jasa;
2) Pengajuan penawaran dilakukan secara tertulis;
3) Evaluasi, klarifikasi dan negosiasi dilakukan oleh
panitia/pejabat pengadaan;
4) Hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi dibuatkan berita
acara oleh Panitia/pejabat pengadaan.
3. Penetapan penunjukan langsung
1) Usulan hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasin disampaikan
kepada PPK;
4. Penunjukan penyedia barang/jasa
1) PPK menerbitkan SPPBJ;
2) Panitia mengumumkan penetapan tersebut;
5. Pengaduan
1) Penunjukan langsung dinilai tidak transparan;
2) Penunjukan langsung dipandang tidak adil;
3) Penunjukan langsung berindikasi KKN.
5 Dokumen Kontrak
a. Dokumen kontrak terdiri dari
1)Surat perjanjian;
2)Surat penunjukan penyedia jasa;
3)Surat penawaran;
4)Addendum dokumen lelang (bila ada);
5)Syarat-syarat khusus kontrak;
6)Syarat-syarat umum kontrak;
7)Spesifikasi teknis;
8)Gambar-gambar;
9)Daftar kuantitas dan harga;
10)Dokumen lain yang tercantum dalam dokumen kontrak:
a) Dokumen penawaran lainnya,
b) Berita acara hasil pelelangan,
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 11

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan


c) Berita acara rapat persiapan penunjukan penyedia jasa,
d) Jaminan pelaksanaan;
b. Surat perjanjian, yaitu mengenai
1)Bentuk surat perjanjian;
2)Isi surat perjanjian;
c. Jaminan pelaksanaan
1)Bentuk jaminan;
2)Isi jaminan;
3)Besarnya nilai jaminan;
4)Masa berlakunya jaminan;
d. Penandatanganan kontrak dimana
1)Dana telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran;
2)Jaminan pelaksanaan telah diserahkan oleh penyedia jasa;
3)Dilakukan paling lambat empat belas hari setelah
diterbitkannya surat penunjukan penyedia jasa;
4)Banyaknya rangkap kontrak sesuai dengan kebutuhan;
5)Kontrak yang bernilai diatas Rp. 50.000.000.000,00 telah
memperoleh pendapat ahli hukum.
6 Amandemen Kontrak
a. Berupa
1)Perintah perubahan kontrak tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen kepada penyedia jasa;
2)Penyedia jasa megusulkan perubahan kontrak kepada Pejabat
Pembuat Komitmen;
b. Dalam hal ini
1)Penyedia jasa memberikan tanggapan atas perintah perubahan
kontrak dari Pejabat Pembuat Komitmen selambat-lambatnya
dalam waktu tujuh hari;
2)Pejabat Pembuat Komitmen memberikan tanggapan atas
usulan perubahan kontrak dari penyedia jasa selambat-lambatnya
dalam waktu tujuh hari;
c. Dalam hal ini, adanya
1)Negosiasi teknis dan harga;
2)Berita acara hasil negosiasi;
d. Terdapat pembuatan amandemen kontrak.
7 Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis, Panitia Peneliti Pelaksanaan
Kontrak
a. Direksi pekerjaan, dalam hal ini
1) Dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
2) Dijabat oleh orang lain yang ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen;
b. Direksi teknis, dalam hal ini
1) Ditetapkan oleh direksi pekerjaan;
2) Terdiri dari konsultan pengawas (supervisi) dan petugas
kantor/satuan kerja/kegiatan/bagian kegiatan;
c. Panitia peneliti pelaksanaan kontrak
1) Dibentuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
2) Terdiri dari unsur
a) Perencana teknis,
b) Pelaksanaan lapangan,
c) Pengawas lapangan,
d) Administrasi kontrak,
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 12

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan


e) Terkait lainnya, seperti keuangan, pengujian dan
atasan langsung.
8 Pemeriksaan lapangan bersama
a. Dilakukan oleh
1) Direksi teknis;
2) Panitia peneliti pelaksanaan kontrak;
3) Penyedia jasa;
b. Pemeriksaan, dalam hal
1) Kondisi lapangan;
2) Mengukur kuantitas setiap mata pembayaran;
3) Menetapkan kuantitas awal setiap mata pembayaran;
c. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita
acara;
d. Apabila hasil pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi
kontrak yang berupa jenis pekerjaan, spesifikasi teknis, gambar,
mata pembayaran dan kuantitas, maka harus ada
1) Dituangkan dalam perintah perubahan kontrak;
2) Ditindaklanjuti dengan pembuatan amandemen kontrak;
e. Dilaksanakan secara berkala
1) Selama masa waktu pelaksanaan pekerjaan;
2) Terhadap setiap jenis pekerjaan/mata pembayaran;
3) Penetapan kuantitas hasil pekerjaan setiap
bulang/angsuran.
9 Penyerahan Lapangan dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
a. Penyerahan lapangan, dalam hal ini
1) Pemeriksaan lapangan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
dan penyedia jasa;
2) Inventarisasi hasil pemeriksaan lapangan berikut
bangunan, bangunan pelengkap dan seluruh aset milik
Pejabat Pembuat Komitmen;
3) Pembuatan berita acara serah terima lapangan;
b. Surat perintah mulai kerja, dalam hal ini
1) Setelah dilakukan serah terima lapangan;
2) Selambat-lambatnya empat belas hari sejak tanggal
penandatanganan kontak;
3) Dicantumkan tanggal paling lambat dimulai pelaksanaan
kontrak;
4) Diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
5) Persetujuan menteri dalam hal akan diterbitkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen sebelum kontrak
ditandatangani (untuk penanganan darurat akibat bencana
alam)
10 Penghentian, Pemutusan Kontrak dan Penyelesaian Perselisihan
a. Penghentian kontrak dimana
1) Pekerjaan sudah selesai;
2) Terjadi hal-hal diluar kekuasaan (keadaan kahar);
b. Pemutusan kontrak dimana
1) Penyedia jasa cidera janji atau tidak memenuhi kewajiban
dan tanggungjawabnya sesuai ketentuan dokumen
kontrak;
2) Para pihak terbukti melakukan kolusi, kecurangan atau
tindak korupsi;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 13

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

c. Pemutusan kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dimana


1) Penyedia jasa tidak mulai melaksanakan pekerjaan pada
tanggal mulai kerja sesuai dengan SPMK;
2) Penyedia jasa gagal pada uji coba ketiga dalam
melaksanakan SCM;
3) Penyedia jasa tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan
pelaksanaan;
4) Penyedia jasa tidak mampu melaksanakan pekerjaan atau
bangkrut;
5) Penyedia jasa gagal mematuhi keputusan akhir
penyelesaian perselisihan;
6) Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sudah
melampaui besarnya jaminan pelaksanaan;
7) Penyedia jasa menyampaikan pernyataan yang tidak benar
kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan pernyataan
tersebut berpengaruh besar pada hak, kewajiban atau
kepentingan Pejabat Pembuat Komitmen;
8) Terjadi keadaan kahar dan penyedia jasa tidak dapat
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dokumen kontrak;
d. Pemutusan kontrak oleh penyedia jasa, dimana
1) Penyedia jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan ketentuan dokumen kontrak sebagai akibat
keadaan kahar;
2) Pejabat Pembuat Komitmen gagal mematuhi keputusan
akhir penyelesaian peerselisihan;
e. Penyelesaian perselisihan, berupa
1) Diluar pengadilan:
a) Musyawarah,
b) Mediasi,
c) Konsiliasi
d) Arbitrase;
2) Pengadilan
11 Pembayaran
a. Uang muka, dimana
1) Pengajuan permintaan pembayaran oleh penyedia jasa;
2) Rencana penggunaan;
3) Jaminan uang muka: bentuk jaminan, isi jaminan,
besarnya nilai jaminan, masa berlakunya jaminan;
4) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat
Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari;
b. Prestasi pekerjaan, dimana
1) Pengajuan tagihan pembayaran oleh penyedia jasa;
2) Laporan hasil pekerjaan yang telah disetujui oleh direksi;
3) Dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang (tidak
termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di lapangan);
4) Dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran uang muka,
denda (bila ada) dan pajak;
5) Untuk kontrak yang mempuyai sub kontrak, harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub
kontraktor sesuai dengan kemajuan pekerjaan;
6) Bila terjadi ketidak sesuaian dalam perhitungan prestasi
hasil pekerjaan, besarnya tagihan yang dibayar setinggi-
tingginya 80% dari nilai tagihan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 14

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan


7) Pembayaran terakhir sebesar 100% dari nilai kontrak
hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% dan
penyedia jasa telah menyerahkan jaminan pemeliharaan
setelah berita acara penyerahan pertama pekerjaan
diterbitkan;
8) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat
Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari;
c. Penyesuaian harga dimana
1) Amandemen kontrak dibuat secara berkala selambat-
lambatnya setiap enam bulan;
2) Pengajuan tagihan pembayaran oleh penyedia jasa;
3) Perhitungan;
4) Data;
5) Persetujuan direksi teknis;
6) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat
Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari;
d. Ganti rugi dan kompensasi, berupa adanya
1) Amandemen kontrak ;
2) Pengajuan tagihan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
3) Perhitungan;
4) Data;
5) Persetujuan direksi teknis;
6) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat
Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari;
e. Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah membayar kepada
penyedia jasa selambat-lambatnya empat belas hari sejak
penyedia mengajukan tagihan yang telah disetujui oleh direksi
teknis dan direksi pekerjaan (apabila Pejabat Pembuat Komitmen
terlambat membayar, maka dikenakan bunga keterlambatan
pembayaran berdasarkan suku bunga yang berlaku.
12 Kompensasi dan Penangguhan Pembayaran
a. Kompensasi kepada penyedia jasa, dimana
1) Penyedia jasa belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan
karena Pejabat Pembuat Komitmen belum menyerahkan
seluruh/sebagian lapangan;
2) Pejabat Pembuat Komitmen tidak memberikan
gambar/spesifikasi/instruksi sesuai tata cara pengaturan
pekerjaan;
3) Pejabat Pembuat Komitmen memodifikasi/ mengubah
jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
4) Pejabat Pembuat Komitmen terlambat melakukan
pembayaran;
5) Pejabat Pembuat Komitmen menginstruksikan untuk
melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan
pengujuan ternyata tidak diketemukan cacat mutu;
6) Pejabat Pembuat Komitmen menolak sub penyedia jasa
tanpa alasan yang wajar;
7) Keadaan tanah ternyata jauh lebih buruk dari informasi
termasuk data penyelidikan tanah (bila ada) yang
diberikan dalam dokumen lelang;
8) Penyedia jasa lain/petugas pemerintah/petugas
utilitas/Pejabat Pembuat Komitmen tidak bekerja sama
sesuai waktu yang ditentukan, sehingga mengakibatkan
keterlambatan dan/atau biaya tambah bagi penyedia jasa;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 15

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan


9) Dampak yang menimpa/membebani penyedia jasa
diakibatkan oleh kejadian-kejadian yang menjadi resiko
Pejabat Pembuat Komitmen;
10) Pejabat Pembuat Komitmen menunda berita acara
penyerahan pertama pekerjaan dan/atau berita acara
penyerahan akhir pekerjaan; k) Kompensasi lain sesuai
ketentuan dokumen kontrak;
b. Penangguhan pembayaran, dimana
1) Penyedia jasa tidak melakukan kewajiban sesuai ketentuan
dokumen kontrak;
2) Pemberitahuan penangguhan pembayaran oleh Pejabat
Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa:
a) Alasan-alasan yang jelas;
b) Jangka waktu memperbaiki dan menyelesaiakn
pekerjaan.
13 Penyedia Jasa Bukan Usaha Kecil dan Golongan Usaha Kecil
a. Penyedia jasa golongan bukan usaha kecil, dimana
1) Bekerja sama dengan penyedia jasa golongan usaha kecil
termasuk koperasi kecil;
2) Sub kontrak sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama;
3) Persetujuan sub kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
b. Penyedia jasa golongan usaha kecil termasuk koperasi kecil,
dimana
1) Pekerjaan harus dilaksanakan sendiri oleh pihak penyedia
jasa yang ditunjuk;
2) Dilarang diserahkan kepada pihak lain;
3) Dilarang disubkontrakkan kepada pihak lain.
14 Perubahan Pekerjaan dan Percepatan Waktu Pelaksanaan
a. Perubahan pekerjaan berupa
1) Perintah perubahan pekerjaan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen kepada penyedia jasa;
2) Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan;
3) Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata
pembayaran;
4) Mengubah spesifikasi teknis;
5) Mengubah gambar;
6) Nilai pekerjaan tambah tidak melebihi 10% dari harga
kontrak awal;
7) Kuantitas mata pembayaran utama berubah lebih 10% dari
kuantitas kontrak awal;
8) Negosiasi harga terhadap perubahan mata pembayaran
utama;
9) Mata pembayaran baru;
10) Negosiasi teknis dan harga terhadap mata pembayaran
baru;
11) Berita acara hasil negosiasi;
12) Pembuatan amandemen kontrak;
b. Percepatan waktu pelaksanaan berupa
1) Perintah percepatan waktu pelaksanaan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa;
2) Usulanbiaya oleh penyedia jasa;
3) Negosiasi harga;
4) Berita acara hasil negosiasi;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 16

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan


5) Pembuatan amandemen kontrak.
15 Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
a. Usulan perpanjangan waktu oleh penyedia jasa kepada direksi
pekerjaan akibat
1) Pekerjaan tambahan;
2) Perubahan desain;
3) Keterlambatan yang disebabkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen;
4) Masalah yang timbul diluar kendali penyedia jasa;
5) Keadaan kahar;
b. Penelitian dan evaluasi usulan perpanjangan waktu oleh panitia
peneliti pelaksanaan kontrak dan diraksi teknis;
c. Hasil penelitian dan evaluasi dilengkapi dengan rekomendasi
dapat/tidak diberikan perpanjangan waktu dituangkan dalam
berita acara;
d. Pejabat Pembuat Komitmen menyetujui/tidak menyetujui
perpanjangan waktu pelaksanaan;
e. Apabila perpanjangan waktu disetujui oleh penyedia jasa, maka
dituangkan dalam amandemen kontrak.
16 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Keselamatan kerja yang mencakup aspek
1) Sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak;
2) Asuransi pihak ketiga akibat kecelakaan;
b. Penggunaan dokumen kontrak dan informasi berupa
1) Permintaan persetujuan oleh penyedia jasa;
2) Persetujuan oleh direksi pekerjaan;
c. Tata cara pengaturan pekerjaan mengenai
1) Gambar kerja;
2) Pelaksanaan pekerjaan;
3) Pekerjaan di luar jam kerja;
4) Pekerjaanpada hari libur;
5) Pengukuran hasil pekerjaan
d. Tata cara pengendalian mutu, dalam hal
1) Pengendalian mutu bahan baku (tanah, pasir, batu, semen,
aspal dan lain-lain);
2) Pengendalian mutu bahan olahan (campuran beton,
campuran aspal dan lain-lain);
3) Pengendalian mutu pekerjaan terpasang (timbunan tanah,
pondasi beton, lapisan hotmix dan lain-lain);
e. Laporan hasil pekerjaan berupa
1) Pembuatan bentuk buku harian oleh penyedia jasa;
2) Persetujuan bentuk buku harian oleh direksi pekerjaan; c)
Pembuatan bentuk laporan harian oleh penyedia jasa;
3) Persetujuan bentuk laporan harian oleh direksi pekerjaan;
4) Pembuatan bentuk laporan mingguan oleh penyedia jasa;
f) Persetujuan bentuk laporan mingguan oleh direksi
pekerjaan;
5) Pembuatan bentuk laporan bulanan oleh penyedia jasa; h)
Persetujuan bentuk laporan bulanan oleh penyedia jasa; i)
Pembentukan bentuk laporan bulanan oleh direksi teknis;
j) Persetujuan bentuk laporan bulanan oleh direksi
pekerjaan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 17

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan

f. Kontrak kritis, berupa


1) Masa I (rencana fisik 0% - 70%) realisasi fisik
terlambat>15% dari rencana;
2) Masa II (rencana fisik 70% - 100%) realisasi fisik
terlambat >10% dari rencana;
3) Penerbitan surat peringatan oleh direksi pekerjaan kepada
penyedia jasa;
4) SCM tingkat kegiatan;
5) Uji coba pertama;
6) Penerbitan surat peringatan I oleh direksi pekerjaan
kepada penyedia jasa;
7) SCM tingkat atasan langsung;
8) Uji coba kedua;
9) Penerbitan surat peringatan II oleh direksi pekerjaan
kepada penyedia jasa;
10) SCM tingkat atasan;
11) Uji coba ketiga;
12) Penerbitan surat peringatan III oleh direksi pekerjaan
kepada penyedia jasa;
13) Kesepakatan tiga pihak:
a) Penetapan …..
b) …. Menggunakan harga satuan kontrak,
c) Menggunakan harga satuan yang lebih tinggi,
d) Pembayaran kepada pihak ketiga dilakukan secara
langsung,
e) Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara,
f) Pembuatan amandemen kontrak;
14) Pemutusan kontrak.
17 Mobilisasi
a. Paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu tiga
puluh hari sejak diterbitkan SPMK;
b. Pemberitahuan rencana mobilkisasi oleh penyedia jasa kepada
direksi pekerjaan;
c. Persetujuan rencara mobilisasi oleh direksi pekerjaan;
d. Mobilisasi yang meliputi
1) Peralatan-peralatan berat;
2) Kendaraan-kendaraan;
3) Alat-alat laboratorium;
4) Alat-alat ukur;
5) Peralatan lainya;
6) Personil-personil;
7) Persiapan fasilitas lapangan untuk penyedia jasa:
a) Kantor,
b) Rumah,
c) Gedung laboratorium,
d) Bengkel,
e) Gudang,
f) Fasilitas lainnya sesuai ketentuan dokumen kontrak;
e. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
18 Serah Terima Barang
a. Pembentukan panitia penerima pekerjaan yang terdiri dari
Atasan langsung;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 18

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan


Pejabat Pembuat Komitmen;
Direksi teknis
b. Penyerahan pertama pekerjaan, dimana
Penyedia jasa mengajukan perminytaan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen untuk penyerahan pertama pekerjaan setelah
pekerjaan selesai 100%;
Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan kepada panitia
penerima pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap hasil
pekerjaan selambat-lambatnya tujuh hari setelah diterimanya
surat permintaan dari penyedia jasa;
Penilaian terhadap hasil pekerjaan oleh panitia penerima
pekerjaan;
Pembuatan daftar kekurangan dan/atau cacat pekerjaan oleh
panitia penerima pekerjaan;
penyelesaian/perbaiakn kekurangan/cacat hasil pekerjaan oleh
penyedia jasa;
Pemeriksaan kembali hasil penyelesaian/perbaikan oleh panitia
peneria pekerjaan;
Pembuatan berita acara penyerahan pertama pekerjaan oleh
panitia/pejabat pengadaan jasa kepada Pejabat Pembuat
Komitmen;
Penyerahan jaminan pemeliharaan oleh penyedia jasa;
pembayaran sebesar 100% dari nilai kontrak oleh Pejabat
Pembuat Komitmen;
c. Pemeliharaan hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan,
sehingga kondisi hasil pekerjaan tetap berada seperti pada saat
penyerahan pertama pekerjaan;
d. Penyerahan akhir pekerjaan, dimana
1) Penyedia jasa mengajukan permintaan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen untuk penyerahan akhir pekerjaan
setelah masa pemeliharaan berakhir;
2) Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan kepada
panitia penerima pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan
terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan selambat-lambatnya
tujuh hari setelah diterimanya surat permintaan dari
penyedia jasa;
3) Pemeriksaan terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan oleh
panitia penerima pekerjaan;
4) Pembuatan daftar cacat hasil pemeliharaaan pekerjaan oleh
penyedia jasa;
5) Pemeriksaan kembali hasil perbaikan oleh panitia
penerima pekerjaan;
6) Pembuatan berita acara penyerahan akhir pekerjaan oleh
penyedia jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen;
7) Pengembalian jaminan pemeliharaan dan jaminan
pelaksanaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada
penyedia jasa;
e. Pejabat Pembuat Komitmen mengambil alih lokasi dan hasil
pekerjaan dalam waktu tujuh hari setelah diterbitkannya berita
acara serah terima akhir pekerjaan
19 Gambar Pelaksanaan, serta Pedoman Pengoperasian dan
Pemeliharaan
a. Gambar pelaksanaan, dimana
1) Penyerahan gambar pelaksanaan oleh penyedia jasa
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 19

No. Prosedur Pelaksanaan Ya Tidak Catatan


kepada direksi pekerjaan paling lambat empat belas hari
sebelum penyerahan akhir pekerjaan;
2) Keterlambatan penyerahan gambar pelaksanaan, Pejabat
Pembuat Komitmen menahan sejumlah uang sesuai
ketentuan dokumen kontrak;
3) Gambar pelaksanaan tidak diserahkan, Pejabat Pembuat
Komitmen memperhitungkan pembayaran sesuai
ketentuan dokumen kontrak;
b. Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan, dimana
1) Penyerahan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan
oleh penyedia jasa kepada direksi pekerjaan;
2) Pedoman pengopersian dan pemeliharaan tidak
diserahkan, pengguna jasa memperhitungkan pembayaran
sesuai ketentuan dokumen kontrak.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III.4 - 20

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran III. 5

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :

Disetujui oleh :
BPK RI

KERTAS KERJA PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN

Tujuan kegiatan pada tahap ”Penetapan Kriteria Pemeriksaan” adalah mendapatkan kriteria sebagai dasar
pembanding apakah praktek-praktek yang dilaksanakan di lapangan (kondisi) telah mencapai standar
yang seharusnya. Butir-butir yang ada dalam template KKP ini dapat dikembangkan lagi sesuai
kebutuhan pemeriksa di lapangan.

1. Jenis dan sumber penetapan kriteria pemeriksaan :


…………………………………………………..…………………………………………………….……
……………………………………………..…………………………………………………….…………
………………………………………..…………………………………………………….………………
…………………………………..…………………………………………………….

2. Teknik yang digunakan dalam pengembangan kriteria:


…………………………………………………..……………………………………………………...……
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………..…………………………………………………….…………………
………………………………..…………………………………………………….

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.6. - 1

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :

Disetujui oleh :
BPK RI

Titik-Titik Kritis Dalam Pengadaan Barang/Jasa


01 Korupsi Kolusi dan Nepotisme dapat terjadi pada seluruh tahap pengadaan
barang/jasa. Titik kritis dalam pengadaan barang/jasa, meliputi:
02 1. Perencanaan Pengadaan
a. Penggelembungan anggaran rencana yang disusun tidak realistis,
biasanya berlebihan, dan jauh dari kebutuhan sebenarnya baik dari
aspek biaya, volume, kualitas, bahan dan sebagainya (gejala
penggelembungan terlihat dari unit price yang tidak realistis);
b. Rencana pengadaan yang diarahkan ke penyusunan spesifikasi teknis
dengan kriteria yang diarahkan untuk memperbesar peluang
memenangkan suatu produk/penyedia barang/jasa tertentu dalam
prosedur lelang (spesifikasi teknis yang mengarah pada merk tertentu
atau pengusaha tertentu);
c. Tidak mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang/jasa
pada awal pelaksanaan anggaran;
d. Pemaketan pekerjaan yang direkayasa mengarah kepada beberapa
penyedia barang/jasa yang berasal dari kelompok tertentu dalam
rangka “tender arisan” atau bagi-bagi keuntungan (pekerjaan hanya
mampu dilaksanakan oleh kelompok tertentu saja);
e. Memecah pengadaan barang/jasa menjadi beberapa paket untuk
menghindari pelelangan;
f. Memecah paket pekerjaan yang menurut sifat pekerjaannya seharusnya
merupakan satu kesatuan konstruksi;
g. Menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di
beberapa daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya
seharusnya dilakukan di daerah masing-masing;
h. Menggabungkan beberapa paket pekerjaan yang sifat pekerjaan dan
besaran nilainya seharusnya dapat dilakukan usaha kecil menjadi satu
paket pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan oleh usaha non kecil
(menengah dan besar);
i. Rencana pembelian yang tidak sesuai kebutuhan;
j. Penentuan jadwal waktu yang tidak realistis;
k. Pemilihan metode penunjukkan langsung untuk kontrak yang
seharusnya pelelangan umum;
l. Pemilihan metode evaluasi dengan sistem nilai (merit point) untuk
evaluasi yang seharusnya sistem gugur (untuk memenangkan
produk/merk atau penyedia barang/jasa tertentu;
m. Pengalokasian anggaran kegiatan yang direncanakan dilakukan dengan
cara swakelola, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara
kontraktual kepada penyedia barang/jasa, atau sebaliknya;
n. Jadwal waktu untuk melakukan pendaftaran dan pengambilan
dokumen pengadaan dilakukan dalam kurun waktu yang berbeda;
o. Biaya untuk mendukung pelaksanaan pengadaan tidak tersedia.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.6. - 2

03 2. Pembentukan panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan


pengadaan
a. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak
memiliki sertifikat keahlian pengadaan dan/atau bukti keikut-sertaan
dalam pelatihan pengadaan barang/jasa;
b. Panitian pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan yang
tertutup dan tidak transparan (ketidakterbukaan dan ketidakadilan
panitia);
c. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak
memiliki integritas (panitia tidak jujur dan tidak profesional, tidak
transparan dan tidak akuntabel);
d. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan yang
memihak (panitia memberi keistimewaan kepada kelompok tertentu);
e. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak
independen (panitia dikendalikan oleh pihak tertentu);
f. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan
dirangkap oleh:
1) Pejabat pembuat komitmen, dan/atau
2) Bendahara, dan/atau
3) Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan
pembayaran (SPP), dan/atau
4) Pejabat yang bertugas menerbitkan surat perintah membayar
(SPM), dan/atau
5) Aparat pengawasan fungsional, kecuali untuk pengadaan
barang/jasa yang dibutuhkan instansi pengawasan fungsional
tersebut, dan/atau
6) Panitia pemeriksa/penerima barang/jasa.
04 3. Penyusunan dan pengesahan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
a. HPS tidak ada;
b. HPS tidak ditandatangani oleh seluruh anggota panitia pengadaan;
c. HPS tidak di sahkan Pejabat Pembuat Komitmen;
d. Harga barang/jasa dalam HPS mengarah pada merk/produk tertentu;
e. Gambaran nilai estimasi yag ditutup-tutupi atau sulit diperoleh;
f. Penggelembungan (mark-up) dalam HPS;
g. Harga dasar yang tidak standar dalam menyusun HPS;
h. Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan;
i. Sumber/referensi harga penyusunan HPS yang fiktif;
j. Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan.
05 4. Penyusunan dan pengesahan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa
a. Dokumen pemilihan tidak disahkan Pejabat Pembuat Komitmen;
b. Persyaratan teknis mengada-ngada atau berlebihan, dibandingkan
kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan;
c. Kriteria kelulusan evaluasi tidak ada atau tidak jelas;
d. Spesifikasi teknis mengarah pada produk atau kelompok tertentu;
e. Adanya penambahan kriteria evaluasi yang tidak perlu;
f. Dokumen lelang tidak standar;
g. Dokumen lelang tidak lengkap.
06 5. Pengumuman lelang/seleksi/pengadaan
a. Tidak mengumumkan pelelangan/seleksi/pengadaan;
b. Diumumkan, tetapi tidak di surat kabar nasional yang telah ditetapkan
Menpan PPN/Kepala Bappenas dan/atau surat kabar provinsi yang
telah ditetapkan Gubernur (Jika sudah ada);
c. Dalam teks pengumuman tercantum bahwa persyaratan pendaftaran
dan pengambilan dokumen harus membawa dokumen asli, yang
berimplikasi dapat menghambat/membatasi peserta;
d. Mengumumkan pelelangan/seleksi/pengadaan di surat kabar pada hari
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.6. - 3

libur;
e. Pengumuman lelang yang semu atau fiktif;
f. Materi pengumuman lelang membingungkan;
g. Jangka waktu pegumuman terlalu singkat;
h. Pengumuman lelang tidak lengkap.
07 6. Prakualifikasi/pascakualifikasi penyedia barang/jasa
a. Dokumen peserta yang tidak memenuhi syarat namun diluluskan
panitia;
b. Dokumen administrasi bersifat “aspal”, yaitu dokumen peserta yang
dipalsukan agar lulus kualifikasi;
c. Dokumen kualifikasi tidak didukung data otentik;
d. Evaluasi yang dilakukan panitia tidak sesuai dengan kriteria;
e. Menggunakan metode pelelangan umum prakualifikasi yang
seharusnya pelelangan umum pascakualifikasi;
f. Kriteria dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi tidak ada
atau tidak jelas;
g. Melakukan prakualifikasi masal untuk mendapatkan daftar penyedia
barang/jasa yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu
tertentu;
h. Negosiasi panitia dan penyedia barang/jasa atas syarat teknis dan
administrasi yang disusulkan kemudian dengan cara direkayasa.
08 7. Pendaftaran dan Pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa
a. Dokumen lelang yang diserahkan tidak sama (inkonsisten);
b. Waktu pendistribusian dokumen terbatas;
c. Penyebarluasan dokumen yang cacat;
d. Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari;
e. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen tidak
boleh diwakilkan;
f. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen harus
dilengkapi atau membawa dokumen asli.
09 8. Penjelasan/aanwijzing
a. Penjelasa (Pre bid meeting) yang terbatas pada kelompok tertentu;
b. Informasi dan deskripsi terbatas;
c. Tidak ada partisipasi masyarakat;
d. Penjelasan yang kontroversial;
e. Tidak membuat dokumentasi rapat penjelasan;
f. Berita acara penjelasan tidak disebarluaskan kepada seluruh peserta;
g. Perubahan penting atas dokumen pemilihan penyedia tidak dituangkan
dalam adendum dokumen pemilihan penyedia.
10 9. Penyerahan & pembukaan penawaran
a. Adanya relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran;
b. Batas akhir pemasukan dokumen penawaran diundurkan atau
dimajukan tanpa adanya adendum dokumen penyedia;
c. Penyimpanan dokumen penawaran tidak dilakukan pada kotak atau
tempat yang aman/terkunci;
d. Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat;
e. Penyerahan dokumen fiktif;
f. Ketidaklengkapan dokumen penawaran;
g. Pembukaan dokumen penawaran dilakukan pada hari libur;
h. Pembukaan dokumen penawaran di tunda tanpa alasan yang jelas;
i. Relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran.
11 10. Evaluasi penawaran
a. Kriteria evaluasi cacat;
b. Pemilihan tempat evaluasi yang tersembunyi:
c. Peserta lelang terpola (dibandingkan lelang sebelumnya) atau peserta
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.6. - 4

lelang menurunkan secara mencolok;


d. Penggantian dokumen penawaran;
12 11. Pengumuman calon pemenang
a. Tidak ada pengumuman pemenang;
b. Pengumuman pemenang tidak diberitahukan kepada seluruh peserta
lelang;
c. Pengumuman sangat terbatas pada publik;
d. Pengumuman tidak mengindahkan aspek publik atau dilakukan
tersembunyi;
e. Tanggal pengumuman sengaja ditunda;
f. Pengumuman tidak sesuai kaidah atau tidak ada masukan dari
masyarakat.
13 12. Sanggahan peserta lelang
a. Surat sanggahan tidak ditanggapi;
b. Jawaban sanggahan ditunda-tunda;
c. Tidak seluruh sanggahan ditanggapi;
d. Substansi sanggahan tidak ditanggapi;
e. Sanggahan proforma untuk menghindari tuduhan tender diatur;
f. Panitia kurang independen dan akuntabel.
14 13. Penunjukan pemenang lelang
a. Surat penunjukkan yang tidak lengkap;
b. Surat penunjukkan yang sengaja ditunda pengeluarannya;
c. Surat penunjukkan yang dikeluarkan dengan terburu-buru;
d. Surat penunjukkan yang tidak sah;
e. Tanggal surat penunjukkan dibuat lebih belakangan dibandingkan
tanggal kontrak.
15 14. Penandatangan kontrak
a. Adanya kejanggalan dalam kontrak;
b. Penandatangan kontrak yang kolutif;
c. Penandatangan kontrak yang ditunda-tunda;
d. Penandatangan kontrak secara tertutup;
e. Penandatangan kontrak tidak sah;
f. Tidak dilengkapi surat jaminan pelaksanaan dari bank (untuk
pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang dinilai lebih
besar dari Rp50juta;
g. Tanggal surat jaminan pelaksanaan lebih belakangan dibandingkan
tanggal kontrak.
16 15. Pelaksanaan kontrak/Penyerahan Barang/Jasa
a. Penyerahan barang
1) Kualitas barang yang diserahkan tidak sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi teknis/kontrak;
2) Kualitas barang yang diserahkan lebih rendah dari ketentuan
dalam spesifikasi teknis/kontrak;
3) Kriteria penerimaan barang bias;
4) Volume barang tidak sama dengan yang tertulis di dokumen
lelang;
5) Jaminan pasca jual palsu;
6) Keterlambatan penyerahan barang/jasa;
b. Penyerahan jasa konsultan
1) Rekomendasi palsu;
2) Kriteria penerimaam karya konsultan bias;
3) Data lapangan dipalsukan;
4) Design plagiate (tanpa dukungan design note).
c. Penyerahan jasa konstruksi
1) Volume konstruksi tidak sesuai dengan yang di minta spesifikasi/
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.6. - 5

BOQ;
2) Kriteria penerimaan hasil kerja konstruksi bias;
3) Perintah perubahan volume dalam rangka KKN/Contract Change
Order;
4) Volume konstruksi tidak sesui dalam rangka KKN.
17 16. Pembayaran dan Pelaporan
a. Pembayaran yang tidak sesuai kemajuan fisik;
b. Pembayaran fiktif;
c. Kekurangan pemungutan dan penyetoran pajak/PNBP;
d. Pelaporan yang tidak dilaksanakan;
e. Pelaporan yang tidak sesuai keadaan;
f. Pelaporan yang tidak lengkap;
g. Pelaporan yang tidak sesuai peraturan;
h. Tidak dibuat berita acara pembayaran.
18 17. Potensi penyimpangan dalam pemanfaatan
a. Kuantitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan;
b. Kualitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan;
c. Penyerahan barang/jasa di lokasi yang tidak tepat;
d. Barang/jasa yang belum/tidak dapat dimanfaatkan.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.7 - 1

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :

Disetujui oleh :
BPK RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PEMERIKSAAN

ATAS
PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

TAHUN ANGGARAN ............

PADA

(Nama Entitas)
........................

DI

……………………….

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA …../


PERWAKILAN BPK DI..............
TAHUN ANGGARAN.....

Nomor :
Tanggal :

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.7 - 2

1. Dasar Hukum Pemeriksaan


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. 2 Standar Pemeriksaan, yaitu:
a. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
b. Panduan Manajemen Pemeriksaan

3. 3 Tujuan Pemeriksaan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. 4 Entitas Yang Diperiksa
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. 5 Lingkup Pemeriksaan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
6. 5 Hasil Pemahaman Sistem Pengendalian Intern (SPI)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
7. Sasaran Pemeriksaan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
8. 7 Kriteria Pemeriksaan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
9. 8 Alasan Pemeriksaan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
10 Metode Pemeriksaan
. 9 …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
11 Petunjuk Pemeriksaan
. …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
12 Jangka Waktu Pemeriksaan
. 1

Jumlah Hari Pemeriksaan


No. Uraian Kegiatan
Ketua Anggota Anggota Anggota
Urut Pemeriksaan Jumlah Ket
Tim Tim Tim Tim

1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pembicaraan
awal dengan
Pimpinan
Entitas
2. Perolehan data
dan informasi
3. Pengujian sistem
pengendalian
intern
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.7 - 3

1 2 3 4 5 6 7 8
4. Pengujian
substantif atas
pengadaan
barang dan jasa
5. Penyusunan TP
6. Pembahasan
hasil temuan dan
meminta
tindakan yang
akan dilakukan
entitas (next
plan)
7. Pembicaraan
akhir dengan
Pimpinan entitas

Keterangan:
1. Hari kerja = hari
2. Hari libur dan/Minggu = hari
3. Perjalanan pergi atau pulang = hari
Jumlah = hari

13 Susunan Tim dan Rincian Biaya Pemeriksaan


.
Susunan Tim Pemeriksaan Rincian Biaya Pemeriksaan
No. Jumlah Hari
Golongan/ Lain- Ket
Urut Nama Pemeriksaan Lumpsum Transpor Jml
Pangkat lain

14 Kerangka LHP (terlampir)


. 1 …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
15 Waktu Penyampaian dan Distribusi LHP
. 1 …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

………………, …………………………

Tortama/Kepala Perwakilan …………..

…………………………………………..
NIP. …………………………………….

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.7 - 4

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :

Disetujui oleh :
BPK RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM KERJA PERORANGAN


PROGRAM PEMERIKSAAN ATAS.......(disesuaikan dengan P2-nya)

Nama Anggota Tim Pemeriksa:.........


Waktu Pemeriksaan
Catatan
No. Langkah Pemeriksaan (mandays) KKP No.
Ketua Tim
Rencana Realisasi
1 2 3 4 5 6

………………., …………………………..

Disetujui oleh, Disusun oleh,

(Ketua Tim ybs) (Nama Anggota Tim ybs)


……………. …………….
NIP. ……… NIP. ………

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 1

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Direviu oleh :
Tahun……..
Disetujui :
oleh
BPK RI

PENGUJIAN TERINCI

Perencanaan Pengadaan
Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan secara detail mengenai target, waktu, mutu, biaya,
manfaat dan pemaketan pengadaan barang/jasa untuk keperluan pemerintah yang dibiayai dengan
anggaran negara.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Penggelembungan anggaran 1. Periksa apakah rencana pengadaan barang dan atau jasa dibuat
dimana rencana yang disusun berdasarkan rencana kebutuhan yang diajukan oleh unit-unit
tidak realistis, biasanya kerja pemakai dan atau dari rencana pengembangan kegiatan.
berlebihan, dan jauh dari Teliti dengan struktur organisasi serta SDM didalamnya.
kebutuhan sebenarnya baik dari 2. Periksa apakah ada penentuan skala prioritas yang dijadikan
aspek biaya, volume, kualitas, dasar untuk menentukan rencana kebutuhan tersebut didasarkan
bahan dan sebagainya (gejala kepada kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan kinerja
penggelembungan terlihat dari unit kerja/kegiatan tersebut? Jika ada teliti pengajuan dari
unit price yang tidak realistis) masing-masing unit. Jika tidak, teliti alasan dan
pertimbangannya.
3. Periksa proses penentuan jumlah barang dan harga satuan yang
ada dalam dokumen perencanaan. Cek apakah penentuan jumlah
barang telah disesuaikan dengan permintaan dari masing-masing
satker pengguna. Cek prosedur penentuan harga satuan, apakah
harga satuan telah diperkirakan secara cermat dan keahlian.
Mintakan dokumen pendukung penentuan harga satuan tersebut.
Rencana pengadaan diarahkan 1. Periksa mekanisme penyusunan spesifikasi teknis yang ada di
ke penyusunan spesifikasi entitas yang diperiksa. Lakukan pengujian apakah spesifikasi
teknis yang mengarah kepada teknis yang dibuat dapat disediakan oleh lebih dari satu
suatu produk/ penyedia produk/penyedia barang/jasa tertentu antara lain dengan
barang/jasa tertentu. melakukan wawancara dengan PPK dan/atau melakukan survey
di pasar.
Tidak mengumumkan secara 1. Tanyakan apakah PPK mengumumkan secara terbuka rencana
terbuka rencana pengadaan pengadaan barang/jasanya pada awal tahun anggaran. Jika tidak,
barang/ jasa pada awal tanyakan penyebabnya. Jika ya, minta bukti berupa media
pelaksanaan anggaran pengumuman yang digunakan. Teliti apakah sesuai dengan
ketentuan Keppres tentang pengumuman. Jika perlu, lakukan
konfirmasi ke arsip nasional untuk memastikan bahwa
pengumuman di surat kabar nasional benar-benar dilakukan.
Pemaketan pekerjaan 1. Dapatkan seluruh rencana pengadaan dalam satu tahun
direkayasa mengarah kepada dilengkapi dengan rencana waktu pengadaan dan metode
beberapa penyedia barang/jasa pemilihan penyedia barang/jasa. Teliti apakah:
yang berasal dari kelompok a. Terdapat pemecahan beberapa paket pekerjaan yang sejenis
tertentu dalam rangka “tender yang dilaksanakan dalam waktu berdekatan untuk
arisan” atau bagi-bagi menghindari pelelangan umum. Biasanya metode pemilihan
keuntungan (pekerjaan hanya yang digunakan adalah metode penunjukan langsung.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 2

mampu dilaksanakan oleh b. Terdapat beberapa paket yang seharusnya diperuntukkan


kelompok tertentu saja) untuk usaha kecil (jumlah pengadaan di bawah Rp 1 miliar)
dijadikan satu paket sehingga usaha non kecil dapat ikut
serta.
c. Terdapat beberapa paket yang menurut sifat pekerjaan akan
lebih efisien jika dilaksanakan secara terdesentralisasi
namun pengadaan disentralisasi menjadi satu paket.
d. Penentuan metode pemilihan telah sesuai dengan ketentuan
dalam Keppres 80 tahun 2003 dan perubahan-perubahannya.
2. Dapatkan dokumen kualifikasi (pra dan/atau pasca). Teliti
apakah terdapat beberapa perusahaan yang tergabung dalam satu
kelompok usaha. Lakukan konfirmasi ke Departemen
Perdagangan dan/atau Dinas Perdagangan setempat sebagai
organisasi yang menerbitkan ijin usaha.
3. Teliti apakah jadwal pengadaan untuk masing-masing paket
realitas dan memberikan kesempatan kepada para calon
penyedia barang/jasa untuk mempersiapkan penawarannya.
Pemilihan metode evaluasi 1. Teliti setiap metode evaluasi yang akan digunakan untuk menilai
dengan sistem nilai (merit penawaran dari calon penyedia barang/jasa. Pastikan alasan
point) untuk evaluasi yang penggunaan suatu metode evaluasi tidak bertentangan dengan
seharusnya sistem gugur (untuk ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003 dan perubahan-
memenangkan produk/merk perubahannya. Misalnya metode evaluasi sistem nilai hanya
atau penyedia barang/jasa digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang memperhitungkan
tertentu keunggulan teknis sepadan dengan harganya. Cek apakah
kebutuhan/spesifikasi teknis yang diminta oleh satker pengguna
memang menghendaki keunggulan teknis.
Biaya untuk mendukung 1. Minta dokumen penganggaran terkait dengan pengadaan
pelaksanaan pengadaan tidak barang/jasa untuk tahun anggaran yang diperiksa. Teliti apakah
tersedia. biaya-biaya pendukung pelaksanaan pengadaan seperti biaya
honorarium PPK dan panitia pengadaan barang/jasa, biaya rapat,
biaya penggandaan dokumen pemilihan, dan biaya pengecekan
lapangan telah dialokasi secara memadai sesuai dengan standar
biaya yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan dan/atau
Departemen/Lembaga tersebut. Jika tidak, tanyakan
penyebabnya dan bagaimana PPK dan panitia membiayai
kegiatannya.
Pengalokasian anggaran 1. Periksa apakah terdapat pengadaan barang/jasa secara
kegiatan yang direncanakan swakelola. Teliti apakah pekerjaan tersebut memang
dilakukan dengan cara diperkenankan untuk dilakukan secara swakelola.
swakelola, namun dalam 2. Periksa realisasi pelaksanaan pekerjaan apakah memang
pelaksanaannya dilakukan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Jika terdapat perbedaan,
dengan cara kontraktual kepada tanyakan penyebabnya.
penyedia barang/jasa, atau 3. Teliti apakah tenaga ahli dari luar tidak lebih dari 50% dari
sebaliknya. tenaga sendiri.
4. Teliti apakah pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam
pekerjaan swakelola tersebut telah dilaksanakan oleh panitia dan
menggunakan metode pengadaan sesuai dengan Keppres 80
tahun 2003 dan perubahan-perubahannya.

Pembentukan Panitia
Pembentukan panitia dibentuk oleh pejabat pembuat komitmen/pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran setelah seluruh persiapan administrasi selesai. Panitia pengadaan memiliki tugas dan peran
yang sangat berpengaruh terhadap proses pengadaan barang/jasa pemerintah, mulai dari penyusunan
rencana sampai dengan ditandatanganinya kontrak/perjanjian.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 3

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN


Panitia pengadaan/pejabat 1. Mintakan SK penunjukan PPK dan panitia pengadaan
pengadaan/unit layanan barang/jasa. Cek apakah mereka telah memiliki sertifikat
pengadaan tidak memiliki keahlian pengadaan. Jika belum, teliti apakah mereka sudah
sertifikat keahlian pengadaan pernah mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa atau
dan/atau bukti keikut-sertaan berpengalaman dalam pengadaan barang/jasa.
dalam pelatihan pengadaan 2. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan barang/jasa
barang/jasa. mengenai pemahaman panitia terhadap barang yang akan
diadakan dan kegiatan pengadaan.
3. Dapatkan informasi tentang mekanisme penunjukan PPK dan
panitia pengadaan barang/jasa. Tanyakan alasan/pertimbangan
penunjukan seseorang menjadi panitia/PPK.
4. Periksa apakah panitia itu sekurang-kurangnya terdiri dari unsur:
a. Ahli pengadaan barang dan atau jasa,
b. Ahli hukum kontrak atau yang menguasai administrasi
kontrak.
c. Yang memahami substansi pekerjaan/kegiatan yang
diadakan. Untuk hal-hal yang bersifat teknis, telah
mengikutsertakan pejabat dari instansi teknik yang
berwenang.
Terdapat perangkapan tugas Periksa apakah pegawai yang ditunjuk sebagai panitia
panitia pengadaan/pejabat pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan merangkap
pengadaan/unit layanan juga tugas sebagai:
pengadaan. 1. Pejabat pembuat komitmen,
2. Bendahara,
3. Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan
pembayaran (SPP),
4. Pejabat yang bertugas menerbitkan surat perintah membayar
(SPM),
5. Aparat pengawasan fungsional, kecuali untuk pengadaan
barang/jasa yang dibutuhkan instansi pengawasan fungsional
tersebut, dan/atau
6. Panitia pemeriksa/penerima barang/jasa.
Panitia pengadaan/pejabat 1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan dan PPK untuk
pengadaan/unit layanan mengetahui apakah dalam melaksanakan proses pengadaan
pengadaan tidak memiliki terdapat intervensi dari pihak-pihak tertentu.
integritas, tidak independen dan 2. Dapatkan BAHP. Lakukan pengujian ke dokumen penawaran
memihak. yang masuk untuk memastikan bahwa calon pemenang yang
diusulkan oleh panitia pengadaan kepada PPK memang layak
dan memenuhi semua persyaratan administrasi, teknis, dan
harga serta memiliki kemampuan.
3. Periksa apakah pemenang yang ditunjuk oleh PPK sesuai
dengan usulan calon pemenang dari panitia pengadaan. Jika
tidak, tanyakan penyebabnya.
4. Dapatkan surat sanggahan dari calon penyedia barang/jasa dan
bukti-bukti pendukungnya (jika ada) serta jawaban dari
PPK/PA/KPA. Teliti apakah terdapat indikasi panitia pengadaan
tidak independen atau memihak. Lakukan konfirmasi langsung
kepada pengirim surat sanggahan.

Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)


Penyusunan HPS bertujuan untuk memberitahukan total nilai HPS ke peserta lelang, menyusun HPS
yang tidak di Mark-up, mendapatkan sumber/referensi harga penyusunan HPS yang valid (tidak fiktif)
dan menyusun serta mengesahkan HPS sesuai ketentuan.

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN


Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 4

HPS tidak ada a. Dapatkan HPS dan dokumen pendukung perhitungan HPS.
b. Bila tidak ada, tanyakan penyebabnya dan bagaimana Panitia
Pengadaan menilai kewajaran harga penawaran dari calon
peserta.
c. Lakukan konfirmasi dengan calon peserta pengadaan, apakah
mereka mengetahui nilai HPS.
HPS tidak ditetapkan/disahkan 1. Teliti apakah HPS tersebut telah ditetapkan/disahkan oleh PPK?
oleh PPK Bila belum, tanyakan penyebabnya kepada PPK.
Rincian perhitungan HPS tidak 1. Teliti kelengkapan dokumen pendukung perhitungan HPS. Bila
ada, sulit diperoleh atau tidak ada atau tidak lengkap, tanyakan penyebabnya kepada
disembunyikan panitia pengadaan.
Sumber/referensi harga dalam 1. Teliti kewajaran dan kecermatan perhitungan HPS dengan
perhitungan HPS fiktif. membandingkan ke dokumen pendukung. Uji kebenaran
Penggelembungan (mark-up) dokumen pendukung dengan melakukan konfirmasi ke sumber
dalam HPS. dokumen.
Penambahan item-item biaya 2. Dapatkan harga kontrak atau SPK yang lalu, harga satuan dari
yang tidak diperkenankan BPS, harga/tarif yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen
Penentuan estimasi harga tidak tunggal/lembaga independen dan daftar/tarif harga dari instansi
sesuai aturan berwenang. Bandingkan dengan nilai dalam HPS.
3. Lakukan perhitungan kembali untuk memastikan bahwa
perhitungan dalam HPS telah dilakukan secara cermat dan
berdasarkan data harga yang berlaku dan up-to-date. Pastikan
bahwa dalam perhitungan HPS, unsur biaya tidak terduga dan
Pajak Penghasilan (PPh) tidak dimasukkan.
4. Khusus untuk pekerjaan pemborongan, lakukan wawancara
dengan panitia pengadaan untuk mengetahui apakah dalam
perhitungan HPS menggunakan koefisien yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Indonesia (SNI) atau menggunakan standar
lain. Bandingkan perhitungan dalam HPS dengan standar yang
digunakan tersebut. Lakukan perhitungan kembali.

Penyusunan Dokumen Lelang


Penyusunan Dokumen Lelang bertujuan agar kriteria evaluasi tidak terjadi rekayasa, dokumen lelang
tidak diarahkan untuk memenangkan calon tertentu dan mengetahui kelengkapan dokumen lelang.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Dokumen pemilihan tidak a. Minta dan teliti dokumen pemilihan yang ada untuk kegiatan
disahkan oleh PPK pengadaan barang dan jasa yang diperiksa.
b. Lakukan konfirmasi kepada PPK apakah telah mengesahkan
dokumen tersebut. Jika tidak, tanyakan penyebabnya dan
bagaimana PPK memastikan bahwa dokumen pemilihan tersebut
tidak digunakan oleh panitia pengadaan untuk memenangkan
pihak/produk tertentu. Selanjutnya konfirmasi kepada panitia
pengadaan barang dan jasa, alasan/penyebab panitia pengadaan
tidak meminta pengesahan dokumen pemilihan sebelumnya.
Persyaratan teknis mengada-ada 1. Teliti apakah setiap pengadaan barang dan atau jasa, panitia
atau berlebihan dibandingkan telah menyiapkan dokumen-dokumen untuk keperluan
dengan kebutuhan dalam pengadaan barang dan atau jasa tersebut yang menggambarkan
rangka pelaksanaan pekerjaan. secara jelas dan rinci semua persyaratan yang diperlukan, baik
Spesifikasi teknis mengarah administrasi maupun teknis, penggunaan barang dan atau jasa
pada produk atau penyedia jasa dalam negeri dan referensi harga, unsur-unsur yang dinilai,
tertentu. kriteria, formula evaluasi, jenis kontrak yang dipilih dan
formulir-formulir yang harus diisi yang dapat dimengerti dan
diikuti oleh penyedia barang dan atau jasa

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 5

2. Dapatkan daftar barang/jasa yang dibutuhkan atau rencana


pengadaan. Pelajari apakah panitia menyusun rencana kerja dan
syarat administrasi dan teknis? Tanyakan dasar penyusunan
rencana kerja dan syarat tersebut? Bandingkan dengan
permintaan dari unit kerja pengguna barang/jasa atau PPK. Jika
terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya dan pastikan bahwa
perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari
pengguna barang/jasa atau PPK.
3. Uji syarat administratif dan teknis yang dibuat panitia, apakah
menjurus pada suatu produk barang tertentu antara lain dengan
cara membandingkan spesifikasi teknis dalam dokumen
penawaran yang dimasukkan oleh para calon penyedia barang
dan jasa (asumsi post audit). Jika terdapat indikasi tersebut,
konfirmasikan dengan panitia?
Kriteria kelulusan evaluasi 1. Apakah panitia menyusun dan menetapkan unsur-unsur (kriteria,
tidak ada atau tidak jelas dalam formula, bobot) yang akan dinilai dalam proses evaluasi teknis?
dokumen pemilihan Pastikan bahwa penentuan unsur-unsur tersebut telah sesuai
Penambahan kriteria evaluasi dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Bila panitia
yang tidak perlu. tidak menyusun unsur-unsur tersebut, tanyakan penyebabnya
dan kriteria apa yang digunakan oleh panitia pengadaan barang
dan jasa dalam proses evaluasi.
2. Minta BAHP kepada panitia. Teliti apakah proses evaluasi telah
mengikuti ketentuan evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen
pemilihan. Bila tidak sesuai, tanyakan penyebabnya kepada
panitia pengadaan barang dan jasa.
Dokumen lelang tidak lengkap 1. Dapatkan daftar dokumen lelang yang harus diterima panitia dan
dan atau tidak standar list dokumen yang diterima panitia dari penyedia barang/jasa.
Bandingkan keduanya, jika ada perbedaan teliti penyebabnya?
2. Cek kedua daftar yang sudah diperoleh, uji dengan ketentuan
dokumen lelang yang sudah standar sesuai dengan ketentuan.

Pengumuman Lelang
Pengumuman lelang bertujuan membuat pengumuman Lelang yang memenuhi persyaratan dan
mengatur jangka waktu antara pengumuman dengan batas waktu pendaftaran dalam jangka waktu yang
memadai
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Tidak mengumumkan 1. Untuk kegiatan pengadaan barang/jasa yang diperiksa, minta
pelelangan/seleksi pengadaan bukti bahwa telah dilakukan pengumuman sesuai dengan
Pengumuman lelang yang fiktif ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Contoh: untuk
pelelangan/seleksi umum dan terbatas yang harus diumumkan
ke media massa nasional, minta bukti iklan (berupa kliping surat
kabar) dan bukti pembayaran iklan pengumuman tersebut. Teliti
kebenaran bukti pembayaran tersebut. Jika perlu, lakukan
konfirmasi ke biro iklan tempat pemasangan iklan seperti tertera
dalam bukti pembayaran untuk memastikan bahwa pembayaran
tersebut benar-benar dilakukan.
2. Jika perlu, lakukan konfirmasi ke arsip nasional untuk
memastikan bahwa pengumuman di surat kabar nasional benar-
benar dilakukan.
3. Jika tidak diumumkan, tanyakan penyebabnya kepada panitia
pengadaan barang dan jasa.
Materi pengumuman lelang 1. Teliti materi atau isi pengumuman apakah telah memenuhi
membingungkan, tidak lengkap, ketentuan minimal isi pengumuman seperti yang ditetapkan
dan terdapat persyaratan yang dalam Keppres 80 tahun 2003, yaitu:
menghambat. a. Pekerjaan yang akan diadakan.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 6

b. Perkiraan nilai pekerjaan.


c. Sumber dana.
d. Rencana waktu pengadaan.
e. Metode pemilihan penyedia barang/jasa.
Jika kurang, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan.
2. Teliti apakah terdapat persyaratan yang menghambat seperti
dalam teks pengumuman tercantum bahwa persyaratan
pendaftaran dan pengambilan dokumen harus membawa
dokumen asli.
Apakah jangka waktu 1. Dapatkan tanggal pengumuman dilakukan dan list jangka waktu
pengumuman sudah cukup? yang diberikan. Teliti apakah jangka waktu pengumuman telah
sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Jika
beda waktu antara tanggal pengumuman dengan batas waktu
pemasukan dokumen penawaran sangat singkat, teliti
penyebabnya dan alasannya?
2. Teliti dokumen penawaran yang masuk apakah jumlah dan
kualifikasi calon peserta pengadaan barang dan jasa telah sesuai
dan memadai.

Prakualifikasi Perusahaan
Prakualifikasi bertujuan menguji validitas, kebenaran dan keandalan dokumen adminstratif dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa

TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN


Dokumen prakualifikasi calon 1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan tentang prosedur
penyedia barang/jasa tidak prakualifikasi yang dilakukan untuk pengadaan barang/jasa yang
memenuhi persyaratan namun diperiksa. Pastikan bahwa prosedur tersebut telah sesuai dengan
diluluskan panitia. ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Jika tidak sesuai,
Evaluasi yang dilakukan oleh tanyakan penyebabnya ke panitia pengadaan barang/jasa.
panitia tidak sesuai dengan 2. Pelajari dokumen prakualifikasi yang disusun oleh panitia
kriteria. pengadaan barang/jasa. Teliti apakah kriteria yang akan
Kriteria dalam melakukan digunakan oleh panitia pengadaan dalam melakukan evaluasi
evaluasi dokumen dokumen prakualifikasi telah ditetapkan secara jelas dan
prakualifikasi tidak ada atau lengkap.
tidak jelas 3. Minta Berita Acara Evaluasi Prakualifikasi, daftar isian
prakualifikasi dan dokumen pendukungnya dari calon penyedia
barang/jasa yang lulus prakualifikasi. Bandingkan hasil evaluasi
dengan dokumen prakualifikasi untuk menemukan ada tidaknya
calon penyedia barang/jasa yang sebenarnya tidak patut lulus
namun diluluskan oleh panitia.
Dokumen pendukung 1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan barang/jasa
prakualifikasi bersifat “aspal” mengenai proses klarifikasi dan konfirmasi yang dilakukan
dan tidak otentik untuk meyakinkan kebenaran formulir isian. Minta berita acara
atau laporan klarifikasi dan konfirmasi yang dilakukan tersebut.
2. Lakukan konfirmasi kepada pihak-pihak ketiga untuk menilai
kebenaran/keaslian dokumen pendukung prakualifikasi.
Melakukan prakualifikasi 1. Minta seluruh pengadaan barang dan jasa untuk periode atau
massal untuk mendapatkan tahun anggaran yang diperiksa. Minta seluruh dokumen
daftar penyedia barang/jasa prakualifikasi dan berita acara evaluasi prakualifikasi untuk
yang berlaku untuk pengadaan seluruh pengadaan barang dan jasa tersebut. Teliti apakah
dalam kurun waktu tertentu prakualifikasi dilakukan untuk setiap paket pengadaan
barang/jasa.
2. Lakukan konfirmasi kepada beberapa calon penyedia
barang/jasa yang ikut dalam proses prakualifikasi untuk
menyakinkan bahwa prakualifikasi dilakukan untuk setiap paket
pengadaan barang/jasa.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 7

Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan


Pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang dan jasa bertujuan menjamin kelengkapan dokumen
yang diserahkan ke peserta lelang dan mengelola waktu yang cukup untuk pendistribusian dokumen
lelang.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Dokumen pemilihan yang 1. Dapatkan dokumen pemilihan yang telah ditetapkan oleh PPK
disediakan tidak sama/tidak untuk pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Minta BAHP dari
konsisten/cacat. panitia pengadaan dan inventarisasi calon penyedia barang/jasa
yang gugur/tidak lulus. Teliti faktor-faktor yang menyebabkan
para calon tersebut tidak lulus atau gugur. Selanjutnya lakukan
wawancara dengan para calon tersebut untuk mengetahui apakah
dokumen pemilihan yang mereka terima dari Panitia berbeda
untuk pengadaan barang dan jasa tersebut.
Lokasi pengambilan dokumen 1. Teliti apakah dalam pengumuman pengadaan barang dan jasa,
tidak jelas/sulit ditemukan. informasi tentang tempat pendaftaran dan pengambilan
dokumen pemilihan tertera dengan jelas dan mudah dijangkau,
disertai dengan nomor telepon.
Waktu pendistribusian a. Minta jadwal yang dibuat oleh panitia pengadaan untuk
dokumen pemilihan relatif pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Teliti apakah jadwal
singkat tersebut telah mendapatkan persetujuan/penetapan dari PPK.
Jika belum, tanyakan penyebabnya kepada PPK/panitia
pengadaan.
b. Pelajari jadwal yang dibuat panitia pengadaan, cermati waktu
dan masa pengambilan dokumen. Teliti apakah telah sesuai
dengan ketentuan penjadwalan dalam Keppres 80 tahun 2003
dengan mempertimbangkan jenis barang/jasa yang diadakan.
Selanjutnya dapatkan informasi jumlah calon penyedia
barang/jasa yang mendaftar dan mengambil dokumen pemilihan
dalam jangka waktu yang disediakan panitia pengadaan. Jika
hanya sedikit, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan
dan calon penyedia barang dan jasa (sampling).
Persyaratan pendaftaran dan 1. Teliti dalam pengumuman pengadaan barang dan jasa, apakah
pengambilan dokumen terdapat persyaratan yang berlebihan dan yang dapat
pemilihan yang berlebihan menghambat para calon penyedia barang dan jasa dalam
mendaftar dan mengambil dokumen pemilihan seperti:
a. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen
tidak boleh diwakilkan;
b. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen
harus dilengkapi atau membawa dokumen asli.

Penjelasan / Anwijzing
Penjelasan lelang bertujuan agar seluruh peserta yang mengambil dokumen diundang untuk penjelasan
dan memahami isi dokumen lelang.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Acara pemberian penjelasan a. Dapatkan jadwal pengadaan yang telah ditetapkan oleh PPK.
(pre bid meeting) terbatas pada Teliti apakah acara pemberian penjelasan dijadwalkan dan
kelompok tertentu jadwal tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80
tahun 2003 (paling cepat 7 hari sejak tanggal pengumuman).
Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada PPK dan panitia
pengadaan.
Berita Acara Pemberian 1. Minta Berita Acara Penjelasan (BAP) kepada panitia pengadaan.
Penjelasan tidak dibuat Jika tidak dibuat, tanyakan penyebab kepada panitia pengadaan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 8

dan mintakan bukti yang dapat menyakinkan bahwa acara


pemberian penjelasan memang benar diselenggarakan.
Berita Acara Pemberian 2. Jika dibuat, minta daftar distribusi berita acara tersebut. Teliti
Penjelasan tidak disebarluaskan apakah seluruh calon penyedia barang/jasa telah menerima BAP.
kepada seluruh calon penyedia Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan.
barang dan jasa.
Informasi yang disampaikan 1. Teliti informasi apa saja yang disampaikan oleh panitia
dalam acara pemberian pengadaan dan jawaban atas pertanyaan dari para peserta. Buat
penjelasan terbatas. penilaian apakah panitia telah cukup menjelaskan tentang
pengadaan yang akan dilakukan, ketentuan dalam dokumen
pemilihan, dan persyaratan pemasukan dokumen penawaran.
Selain itu, apakah jawaban yang diberikan oleh panitia
pengadaan atas pertanyaan peserta telah cukup memadai dan
jelas serta tidak menimbulkan salah interpretasi.
Perubahan penting atas 2. Teliti juga apakah terdapat putusan yang diambil pada acara
dokumen pemilihan penyedia pemberian penjelasan yang mengubah dokumen pemilihan. Jika
tidak dituangkan dalam ya, pastikan bahwa perubahan tersebut dituangkan dalam
adendum dokumen pemilihan addendum dokumen pemilihan atau berita acara pemberian
penyedia penjelasan menjadi satu kesatuan/bagian dari dokumen
pemilihan.
3. Jika diperlukan, lakukan konfirmasi kepada para calon penyedia
barang/jasa yang ikut dalam pengadaan yang diperiksa terkait
dengan kecukupan dan kejelasan informasi yang disampaikan
dalam acara pemberian penjelasan.

Penyerahan dan Pembukaan Penawaran


Penyerahan dan Pembukaan bertujuan agar dokumen lelang disampaikan pada tempat yang telah
ditetapkan dan pada waktu yang ditentukan, dan selain itu agar dokumen penawaran yang dibuka tidak
diubah oleh siapapun.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Relokasi tempat penyerahan 1. Dapatkan daftar tempat penyerahan dokumen untuk seluruh
dokumen penawaran. pengadaan yang diperiksa sesuai dengan dokumen pemilihan.
Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP). Bandingkan jika
ada perbedaan tempat penyerahan dokumen penawaran. Jika
terjadi relokasi, lakukan wawancara dengan PPK atau panitia
pengadaan untuk mengetahui penyebab dan siapa yang
menetapkan relokasi tersebut.
Batas akhir pemasukan 1. Minta jadwal pengadaan yang ditetapkan oleh PPK untuk
dokumen penawaran seluruh pengadaan yang diperiksa. Dapatkan BAPP. Bandingkan
diundurkan atau dimajukan tanggal menurut jadwal dengan tanggal BAPP. Jika terdapat
tanpa adanya adendum perbedaan waktu, tanyakan kepada PPK atau panitia pengadaan
dokumen pemilihan apakah terdapat addendum terhadap dokumen pemilihan. Jika
tidak, tanyakan penyebabnya.
Penerimaan dokumen 1. Bandingkan daftar penawaran yang masuk dalam BAPP dengan
penawaran yang terlambat dan penawaran yang dievaluasi dalam BAHP. Teliti apakah terdapat
tidak digugurkan dokumen penawaran yang tidak masuk dalam BAPP tapi ikut
dievaluasi. Jika ya, konfirmasikan hal ini dengan PPK atau
panitia pengadaan.
2. Untuk menguji kebenaran dokumen BAPP dan BAHP, lakukan
konfirmasi dengan para calon penyedia barang dan jasa yang
ada dalam BA tersebut.
Dokumen penawaran tidak 1. Dapatkan BAPP, teliti isi dokumen penawaran yang diserahkan
lengkap disampaikan dan untuk mengidentifikasikan apakah terdapat penyampaian
disusulkan setelah acara dokumen penawaran yang tidak lengkap. Jika ada, telusuri ke

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 9

pembukaan dokumen BAHP untuk memastikan bahwa para calon penyedia barang
penawaran dan jasa yang memasukkan dokumen penawaran yang tidak
lengkap digugurkan pada saat evaluasi administrasi. Jika tidak
digugurkan, tanyakan penyebabnya.
Pembukaan dokumen 1. Teliti dalam dokumen jadwal pengadaan dan BAPP untuk
penawaran dilakukan pada hari memastikan bahwa pelaksanaan pembukaan dokumen
libur penawaran tidak dilakukan pada hari libur.
2. Jika perlu, lakukan konfirmasi dengan para penyedia barang dan
jasa yang memasukkan dokumen penawaran.

Evaluasi Penawaran
Evaluasi penawaran bertujuan memberikan keyakinan bahwa kriteria evaluasi memberikan
keyakinan atas pencapaian tujuan pengadaan yang ditetapkan.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Kriteria evaluasi cacat dan tidak 1. Dapatkan dokumen pemilihan, BAHP, dan dokumen penawaran
sesuai dengan kriteria dalam dari para calon penyedia barang dan jasa. Inventarisasi metode
dokumen pemilihan evaluasi yang dilakukan dan teliti apakah telah sesuai dengan
ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003.
2. Dari Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP), trasir ke dokumen
pendukung untuk memastikan bahwa proses evaluasi telah
sesuai dengan kriteria evaluasi dalam dokumen pemilihan. Jika
terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya kepada panitia
pengadaan barang dan jasa.
3. Pastikan bahwa calon pemenang telah lulus tahapan
kelengkapan administrasi, teknis, dan harga sesuai dengan
metode evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan.
Apakah terjadi penggantian 1. Dapatkan Berita Acara (BA) Pembukaan Penawaran, teliti isi
dokumen? dokumen penawaran yang diserahkan dan bandingkan dengan
BAHP serta dokumen pendukung penawaran yang ada (asli
bukan copy, yang disimpan oleh PPK) untuk memastikan tidak
terjadi penggantian dokumen. Jika terdapat
perbedaan/penggantian, tanyakan penyebabnya kepada panitia
pengadaan.

Pengumuman Calon Pemenang


TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Pengumuman pemenang tidak 1. Minta jadwal pengadaan yang telah ditetapkan oleh PPK untuk
ada seluruh pengadaan yang diperiksa. Inventarisasi jadwal
pengumuman untuk kegiatan pengadaan yang diperiksa. Minta
bukti pengumuman pemenang. Jika tidak ada, tanyakan
penyebabnya kepada PPK atau panitia pengadaan.
Tanggal pengumuman sengaja 2. Jika ada, teliti apakah tanggal pengumuman sesuai dengan
ditunda jadwal semula. Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada PPK
atau panitia pengadaan.
Pengumuman pemenang tidak 3. Untuk menguji kebenaran pengumuman dan meyakinkan kalau
diberitahukan kepada seluruh pengumuman diterima oleh seluruh peserta pengadaan, lakukan
peserta atau tidak dilakukan konfirmasi kepada seluruh peserta pengadaan yang memasukkan
secara terbuka. penawaran sesuai dengan BA Pemasukan Dokumen Penawaran.

Sanggahan Peserta Lelang


Tahapan ini bertujuan setiap sanggahan yang diajukan oleh para peserta pengadaan telah
dijawab oleh PPK secara lengkap dan tepat waktu.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 10

Sanggahan yang diterima tidak 1. Minta seluruh sanggahan yang masuk (termasuk sanggahan
dijawab banding) dan jawaban yang dibuat oleh PPK untuk pengadaan
yang diperiksa. Jika perlu, lakukan konfirmasi kepada peserta
pengadaan yang menyampaikan sanggahan untuk memastikan
bahwa jawaban telah diberikan oleh PPK. Jika tidak ada,
tanyakan penyebabnya kepada PPK.
Jawaban atas sanggahan a. Teliti apakah jawaban PPK atas sanggahan diberikan tepat
diberikan tidak tepat waktu dan waktu sesuai ketentuan Keppres 80 tahun 2003 yaitu lima hari
ditunda-tunda setelah tanggal pengumuman pemenang. Jika terlambat,
tanyakan penyebabnya kepada PPK.
Jawaban atas sanggahan tidak 1. Dapatkan surat sanggahan dan bukti pendukungnya. Bandingkan
memuaskan atau tidak dengan jawaban yang diberikan oleh PPK. Evaluasi apakah
didukung dengan bukti yang jawaban yang diberikan tersebut telah menjawab sanggahan
meyakinkan peserta. Selain itu, trasir jawaban tersebut ke bukti
pendukungnya. Jika tidak ada bukti pendukung, minta
penjelasan kepada PPK apa yang menjadi dasar jawaban yang
diberikan.

Penunjukan Pemenang Lelang


Penunjukan pemenang lelang bertujuan memperoleh penyedia barang/jasa yang mampu
melaksanakan pekerjaan dengan tepat jumlah, tepat waktu, tepat mutu dan harga yang paling
wajar serta responsif.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Surat penunjukan tidak lengkap 1. Periksa apakah Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) telah
dibuat dan ditandatangani oleh Ketua dan semua anggota panitia
atau sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota
panitia, serta memuat :
a. Nama semua peserta lelang dan harga penawaran dan atau
harga penawaran terkoreksi dari masing-masing peserta
lelang.
b. Metode evaluasi yang digunakan.
c. Unsur-unsur yang dievaluasi.
d. Rumus yang digunakan.
e. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai
pelaksanaan pelelangan.
f. Penetapan urutan calon pemenang kesatu sampai ketiga. Bila
calon pemenang tidak sampai pada urutan ketiga, maka
dalam BAHP harus dicantumkan pernyataan bahwa
pelelangan batal dan akan diadakan lelang ulang.
2. Dapatkan surat penunjukan pemenang lelang. Teliti isi surat
penunjukan pemenang lelang. Jika isi surat tersebut tidak sesuai
dengan ketentuan, tanyakan penyebabnya kepada PPK atau
panitia pengadaan.
Penerbitan surat penunjukan 1. Pastikan bahwa pemenang lelang ditetapkan oleh pejabat yang
pemenang ditunda-tunda berwenang menetapkan berdasarkan usulan panitia. Periksa pula
bahwa pejabat yang berwenang telah mengeluarkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dan
menyampaikannya kepada panitia selambat-lambatnya :
a. Lima hari kerja untuk penetapan oleh pengguna barang/jasa.
b. Empat belas hari kerja untuk penetapan oleh Menteri/Kepala
Lembaga Pemerintahan Non Departemen/Gubernur/Bupati/
Walikota/ Direktur Utama BUMN/BUMD.
Ketentuan a dan b terhitung sejak surat usulan penetapan
pemenang lelang tersebut diterima oleh pejabat yang

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 11

berwenang menetapkan pemenang lelang.

Penandatanganan Kontrak
Penandatangan kontrak bertujuan agar klausul kontrak yang ditandatangani sesuai dengan
klausul kontrak dalam dokumen lelang beserta perubahannya, kontrak ditandatangani setelah
semua persyaratan dipenuhi dan tepat waktu dan kontrak yang ditandatangani telah
didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Adanya kejanggalan dalam 1. Dapatkan seluruh kontrak dari pengadaan barang dan jasa yang
kontrak diperiksa. Pelajari isi kontrak tersebut untuk memastikan bahwa
ketentuan minimal yang harus ada sesuai dengan ketentuan pasal
29 Keppres 80 tahun 2003 telah diakomodir. Jika terdapat
ketentuan yang tidak diatur dalam kontrak, tanyakan
penyebabnya kepada PPK.
2. Bandingkan isi kontrak dengan ketentuan kontrak dalam
dokumen pemilihan. Jika terdapat perbedaan, tanyakan
penyebabnya kepada PPK.
3. Periksa apakah:
a. Penyedia barang/jasa dalam kontrak itu telah sesuai dengan
hasil penunjukan pemenang lelang/pemilihan langsung/
penunjukkan langsung.
b. Jenis dan jumlah barang/jasa atau spesifikasi pekerjaan yang
dikerjakan dalam kontrak itu sama dengan yang ditentukan
dalam dokumen lelang/pemilihan langsung/penunjukan
langsung yang bersangkutan.
c. Harga/nilai yang ditetapkan dalam kontrak sama dengan
nilai hasil penetapan/penunjukkan penyedia barang/jasa.
Penandatanganan kontrak 1. Bandingkan tanggal kontrak dengan tanggal SPPBJ. Teliti
ditunda-tunda apakah terjadi penundaan dalam penandatanganan kontrak.
Sesuai Keppres 80 tahun 2003, penandatanganan kontrak sudah
harus dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
diterbitkan SPPBJ.
Jaminan pelaksanaan untuk 1. Dapatkan jaminan pelaksanaan untuk pengadaan barang/jasa
pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Bandingkan tanggal jaminan pelaksanaan
pemborongan/jasa lainnya yang tersebut dengan tanggal kontrak. Sesuai ketentuan Keppres 80
dinilai lebih besar dari Rp50juta tahun 2003, jaminan pelaksanaan harus diserahkan sebelum
tidak diserahkan oleh penyedia penandatanganan kontrak.
barang/jasa; jaminan 2. Teliti masa berlaku jaminan pelaksanaan apakah telah sesuai
pelaksanaan diserahkan setelah dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penandatanganan kontrak; atau dan/atau Keppres 80 tahun 2003 yaitu sampai dengan 14 (empat
jaminan pelaksanaan palsu. belas) hari setelah tanggal masa pemeliharaan berakhir
berdasarkan kontrak.
3. Konfirmasi dengan lembaga penjamin yang menerbitkan
menerbitkan sertifikat jaminan pelaksanaan.

Penyerahan Barang/Jasa
Penyerahan barang/jasa bertujuan untuk memperoleh volume dan kualitas pekerjaan yang
sesuai dengan kontrak serta melakukan pengendalian pekerjaan sesuai dengan mekanisme dan
penyerahan pekerjaan berdasarkan jadwal/skedul.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Barang yang diserahkan tidak 1. Lakukan pengecekan fisik untuk mengetahui apakah
sesuai dengan spesifikasi yang barang/pekerjaan/jasa yang diserahkan penyedia barang/jasa itu
disepakati dalam kontrak sesuai dengan jenis dan spesifikasi teknis, jumlah dan mutu
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 12

barang/ pekerjaan/jasa yang ditentukan dalam kontrak dan atau


dokumen lelang/ pemilihan langsung. Bila ditemukan
kekurangan-kekurangan catat dan hitung nilainya kemudian
tanyakan sebab dan penanggulangannya kepada pengguna
barang/jasa atau kepada penyedia barang/jasa.
Penyerahan barang/jasa 1. Dapatkan berita acara penyerahan barang dan bandingkan
melampaui batas waktu tanggal penyerahan dengan ketentuan dalam kontrak. Apabila
pelaksanaan yang disepakati penyerahan barang/jasa terlambat dilakukan oleh penyedia
dalam kontrak barang/jasa, apakah kepada penyedia barang/jasa telah
dikenakan sanksi keterlambatan sesuai yang diatur dalam
kontrak.
2. Dapatkan DO dari perusahaan pengirim barang/penyedia barang
untuk mengetahui tanggal pengiriman.
3. Dapatkan buku inventaris/kartu gudang/kartu barang untuk
mengetahui barang tersebut diterima di gudang/ di ruangan.
4. Apabila penyerahan barang/jasa terlambat/berlarut-larut, apakah
pengguna barang/jasa telah melakukan teguran-teguran kepada
penyedia barang/jasa dan apabila teguran-teguran tidak
ditanggapi oleh penyedia barang/jasa serta yang bersangkutan
tidak mau meneruskan lagi pekerjaannya, apakah pengguna
barang/jasa memutuskan kontrak dan memberikan sanksi kepada
penyedia barang/jasa sesuai kontrak serta mencairkan jaminan
pelaksanaan dan menyetorkannya ke kas negara/daerah/ BUMN/
BUMD.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 13

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran IV.1 - 1

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :

Disetujui oleh :
BPK RI

Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia

Reviu Sheet Ketua Tim

N
Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal
o

……………,…………..,
20……
Ketua Tim

……………………………
……
NIP…………………………
…..

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran IV.1 - 2

Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia

Reviu Sheet Pengendali Teknis

No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal

……………,…………..,20……
Pengendali Teknis

…………………………………
NIP……………………………..

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran IV.1 - 3

Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia

Reviu Sheet Penanggung Jawab

No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal

……………,…………..,20……
Penanggung Jawab

…………………………………
NIP……………………………..

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran IV. 2

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :

Disetujui oleh :
BPK RI

Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia
LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
Kesesuaian dengan tujuan
dan harapan penugasan
Kriteria Penilaian Laporan Perkembangan
No serta program pemeriksaan
Pelaksanaan Pemeriksaan
Belum
Sudah Sesuai
Sesuai
PERENCANAAN PEMERIKSAAN
1 Pemahaman tujuan dan harapan penugasan
2 Pemahaman entitas
3 Penilaian risiko dan SPI
4 Penetapan kriteria pemeriksaan
5 Penyusunan program pemeriksaan dan penyusunan
program kerja perorangan
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
1 Pengumpulan dan analisis bukti
2 Penyusunan Temuan Pemeriksaan
3 Penyampaian Temuan Pemeriksaan kepada entitas
PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
1 Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
2 Perolehan tanggapan dan tindakan perbaikan yang
direncanakan
3 Penyusunan dan penyampaian Laporan Hasil
Pemeriksaan

Keterangan:
Kolom kesesuaian dengan tujuan dan harapan penugasan serta program pemeriksaan diisi dengan
membubuhkan tick mark (√) pada kolom yang tepat.
…………….,………….,20..
Penanggung Jawab………
di…………………………

…………………………
NIP……………………..

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran IV. 3

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Dibuat oleh :
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI

LEMBAR KENDALI PENYELESAIAN LAPORAN


Tanggal pemeriksaan dimulai :
Nama Entitas : Tanggal pemeriksaan selesai :
Semester : Tanggal TP ditandatangani :

Tahun Anggaran : Tanggal pembahasan TP selesai :


Rekapitulasi jumlah hari
No Penyelesaian Laporan oleh penyelesaian KHP
Proses Penyelesaian KHP

1. Tim

2. Pengendali Teknis

3. Penanggung Jawab

Penanggung jawab :
Pengendali Teknis :
Ketua Tim :
Pengendali Teknis Penanggung Jawab : …………..

…………….., …………………, 20….


Penanggung Jawab ……………
di ……

……………………
NIP………………

Keterangan : - Kolom pada Proses Penyelesaian KHP diisi dengan tanggal saat terakhir
penyelesaian pada setiap penanggung jawab yang bersangkutan.
- Satu kolom berisi satu tanggal.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 1

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI

CHECKLIST
PENJAMINAN MUTU PEMERIKSAAN

Penanggung Jawab

Pengendali Teknis

Ketua Tim Pemeriksaan

Entitas yang diperiksa

Tahap penyelesaian

Tanggal mulai reviu

Tanggal akhir reviu

Pembahasan temuan

Nama Pereviu*

* Jika dilakukan oleh pihak di luar Tim

Kami, yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa temuan di dalam reviu ini telah:
• Dibahas dengan manajemen (Penanggung Jawab, Pengendali Teknis dan Ketua Tim).
• Dikomunikasikan dengan seluruh anggota tim pemeriksaan.
Penanggung Jawab
Pengendali Teknis
Ketua Tim
Ketua Sub Tim (jika ada)
Pereviu*
Tanggal
* Jika dilakukan oleh pihak di luar Tim
Pendahuluan:

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) mensyaratkan bagi setiap organisasi pemeriksa yang
melaksanakan pemeriksaan berdasarkan SPKN untuk memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai,
dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang berkompeten.

Untuk itu, dikembangkan suatu Reviu Pengendalian dan Penjaminan Mutu.


Pereviu tidak dibatasi pada unsur-unsur yang dimasukkan di dalam checklist ini dan segala hal yang
mungkin mempunyai dampak terhadap kualitas pemeriksaan harus dipertimbangkan.
Apabila temuan dari pertanyaan tertentu positif, berikan tanda tick () pada kolom ‘Ya’.
Apabila temuannya negatif, berikan tanda tick () pada kolom ‘tidak’, disertai dengan
alasan/penjelasan yang memadai dalam kolom yang disediakan. Selain itu perlu dibuat suatu rujukan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 2

baik pada risalah pembahasan temuan dengan manajemen atau pada laporan final QAR (Quality
Assurance Reviu).
Apabila pertanyaannya tidak dapat diterapkan, berikan tanda tick () pada kolom ‘Tidak ada’, disertai
dengan penjelasan yang memadai.
Seluruh pertanyaan sedapat mungkin harus diberikan rujukan pada KKP yang berkaitan dalam file
pemeriksaan tersebut.

Checklist Perencanaan Pemeriksaan

Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung
jawab atas reviu perencanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut
ini:

Tidak Ref.
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Keterangan
Ada KK

 Apakah perencanaan pemeriksaan dilakukan


sesuai dengan kebijakan pemeriksaan, SPKN,
panduan pemeriksaan dan praktek yang berlaku di
BPK;
 Apakah ada informasi relevan terkait
ketentuan/peraturan perundang-undangan yang
berdampak secara signifikan pada tujuan
pemeriksaan;
 Apakah dilaksanakan pemahaman entitas yang
diperiksa untuk membantu perencanaan
pemeriksaan;
 Apakah tujuan dan lingkup pekerjaan pemeriksaan
telah ditentukan;
 Apakah ada sumber informasi seperti media,
temuan aparat pemeriksaan internal, inspeksi dan
badan pengatur lain, saran DPR/DPRD, DPD,
permintaan pemerintah dan pihak lain sebagai
latar belakang pemeriksaan;
 Apakah prosedur pemeriksaan telah dibuat secara
memadai;
 Apakah masalah penting yang diketahui pada saat
perencanaan pemeriksaan telah diungkapkan;
 Apakah seluruh anggota tim pemeriksa memiliki
pemahaman yang jelas dan konsisten mengenai
program pemeriksaan;
 Apakah program pemeriksaan telah meliputi
tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya ;
 Apakah telah dilakukan kajian terhadap SPI
entitas yang diperiksa;
 Apakah elemen-elemen kunci sistem
pengendalian dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang wajib dipatuhi oleh entitas yang
diperiksa telah teridentifikasi;
 Apakah prosedur analisis telah diterapkan secara
tepat;
 Apakah konsultan atau tenaga ahli diperlukan;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 3

Tidak Ref.
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Keterangan
Ada KK

 Apakah konsultan atau tenaga ahli dipilih dengan


tepat;
 Apakah anggaran dan penjadwalan waktu untuk
pemeriksaan telah ditentukan;
 Apakah sumber daya manusia yang diperlukan
bagi pelaksanaan pemeriksaan memenuhi kriteria
kompeten , independen, dan memiliki integritas ;
 Apakah terdapat prosedur lain dan praktek yang
dipergunakan dalam tahap perencanaan
pemeriksaan;

Checklist Pelaksanaan Pemeriksaan

Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung
jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut
ini:

Tida Tida R
Uraian/Langkah Kerja Ya k efK Keterangan
k
Ada K
 Apakah semua tahap pemeriksaan sudah
dilaksanakan sebagaimana direncanakan dan
disetujui;
 Apakah terdapat penjelasan yang memadai
untuk langkah-langlah dalam P2S yang tidak
dilaksanakan;
 Apakah sumber daya (waktu, kemampuan
personil, dan biaya) untuk pemeriksaan
sebagian besar sesuai dengan yang telah
direncanakan;
 Apakah teknik dan prosedur pemeriksaan
yang yang dipergunakan telah tepat untuk
mencapai tujuan pemeriksaan
 Apakah pengujian-pengujian yang
dipergunakan telah tepat untuk menilai
keandalan pengendalian intern dan kepatuhan
pada ketentuan peraturan perundang-undangan;
 Apakah prosedur pemeriksaan yang digunakan
dapat menjamin keandalan, obyektivitas dan
mutu data pendukung yang relevan;
 Apakah P2S yang dibuat telah memadai untuk
perolehan bukti yang memadai;
 Apakah semua pertanyaan yang timbul selama
pemeriksaan telah diselesaikan sepatutnya;
 Apakah kertas kerja yang memadai telah
diperoleh mengenai:
 penilaian sistem pengendalian intern;
 pemeriksaan prosedur yang rutin;
 pengujian pengendalian, evaluasi risiko;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 4

Tida Tida R
Uraian/Langkah Kerja Ya k efK Keterangan
k
Ada K
 pengujian kepatuhan;
 pengujian terinci
 Apakah checklist penyelesaian pemeriksaan
terinci telah diselesaikan dengan lengkap,
disetujui dan didukung bukti yang memadai;
 Apakah pemeriksaan telah memuat bukti
kompeten tentang ketentuan peraturan
perundangan-undangan yang dilanggar,
dampak pelanggaran terhadap keuangan
negara, estimasi (potensi) kerugian keuangan,
temuan dan simpulan, tindakan perbaikan yang
direncanakan dan kesepakatan atas tindakan
perbaikan yang disepakati;
 Apakah pekerjaan konsultan dan tenaga ahli
lain telah dipantau sepatutnya dan hasil
pekerjaannya mendukung simpulan
pemeriksaan;
 Apakah prosedur lain dan praktik yang
dipergunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan
memadai;

Checklist Pelaporan Pemeriksaan

Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung
jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut
ini:

Tidak Ref.
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Keterangan
Ada KK

 Apakah pelaporan sesuai dengan SPKN dan


PMP;
 Apakah bentuk dan isi laporan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan yaitu mengenai judul,
tandatangan, tanggal, tujuan, lingkup
pekerjaan, alamat yang dituju, dasar hukum,
ketepatan waktu penyampaian laporan dan lain
sebagainya;
 Apakah terminologi dalam laporan dapat
dengan mudah dimengerti oleh stakeholder dan
istilah-istilah teknis telah semuanya dijelaskan
dalam laporan;
 Apakah semua temuan pemeriksaan telah
dievaluasi dari segi signikansi, kekeliruan,
ketidakakuratan dan ketidakberesan lainnya;
 Apakah semua kekeliruan, kekurangan/
defisiensi, dan masalah yang tidak biasa telah
diidentifikasi sepatutnya, didokumentasi dan
telah diselesaikan dengan memuaskan;

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 5

Tidak Ref.
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Keterangan
Ada KK

 Apakah laporan pemeriksaan final telah


memuat semua hal yang mencerminkan tujuan
pemeriksaan;
 Apakah observasi dan simpulan dalam laporan
telah didukung dan didokumentasikan dengan
baik untuk meyakinkan kelengkapan, akurasi
dan validitas kertas kerja;
 Apakah simpulan telah didasarkan pada
pertimbangan profesional yang sehat dan
didukung oleh bukti pemeriksaan yang
kompeten, cukup, relevan dan beralasan
(reasonable);
 Apakah hanya temuan pemeriksaan yang cukup
signifikan yang dimasukkan dalam laporan
pemeriksaan;
 Apakah laporan telah disampaikan tepat waktu,
komprehensif, dilaksanakan oleh pemeriksa
kompeten yang independen, didokumentasikan
sepatutnya dan dicerminkan memadai dalam
simpulan laporan;
 Apakah laporan telah memuat atau menyatakan
kelemahan-kelemahan pengendalian dan
ketidakpatuhan dan disampaikan kepada
manajemen entitas yang diperiksa tepat pada
waktunya;
 Apakah tindakan perbaikan dari manajemen
entitas yang diperiksa atas hasil pemeriksaan
telah diterima oleh tim pemeriksa tepat pada
waktunya;
 Apakah tim pemeriksa telah menganalisa
secara cermat tindakan perbaikan tersebut;
 Apakah semua temuan, simpulan dan tindakan
perbaikan yang diberikan tanggapan oleh
pimpinan entitas yang diperiksa telah
dievaluasi sepatutnya;
 Apakah tanggapan pimpinan entitas yang
diperiksa dimuat dalam laporan hasil
pemeriksaan;
 Apakah jika ada kecurangan signifikan atau
penyimpangan lain telah diberitahukan kepada
pejabat yang berwenang, baik internal maupun
ekternal;
 Apakah arsip permanen (permanent file) pada
KKP telah dimutakhirkan dan dipisahkan dari
kertas kerja berjalan (currrent file) serta
disimpan teratur;
 Apakah prosedur lain dan best practices telah
diterapkan dalam tahap pelaporan.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran IV.4 - 6

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran V. 1

No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Direviu oleh :
Tahun……..
Disetujui oleh :
BPK RI

PEMANTAUAN TINDAK LANJUT


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS
PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH
TAHUN ….(SEBELUMNYA)

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut


No Temuan Kode Nilai Rekomendasi Tindak Lanjut Entitas Belum Belum Kesimpulan Saran
Pemeriksaan Temuan Temuan yang diperiksa Selesai Selesai ditindaklanjuti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kolom 3: diisi dengan kode temuan sesuai dengan kelompok temuan.


Kolom 6: diisi dengan jawaban atau penjelasan tindak lanjut yang dilakukan berdasarkan bukti-bukti pendukung.
Kolom 7,8,dan 9: diisi dengan tickmark sesuai dengan hasil penelaahan atas jawaban dan penjelasan tindak lanjut.
Kolom 10: diisi dengan kesimpulan perlunya pemantauan tindak lanjut tahap berikutnya.
Kolom 11: diisi dengan alasan yang mendukung kesimpulan tersebut.

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Tim Penyusun

TIM PENYUSUN

Daeng M. Nazier
Sintong Nainggolan
Gudono
Astilda Sinabutar
Tiwi Pawitasari
M.Jusuf John
Roes Nelly
Dian Primartanto
Intan Rahayu W
Catharina Sri K
Cahyo Anggoro
Latifah Dewi
Jualia

Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan


Direktorat Penelitian dan Pengembangan Telp. : 021-5704395 Ext. 327
Badan Pemeriksa Keuangan Fax. : 021-5705372
Gd. Arsip Lantai II e-mail : litbang@bpk.go.id
Jl. Gatot Subroto No. 31
Jakarta Pusat 10210

Anda mungkin juga menyukai