Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
3/2008
Petunjuk Teknis
Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
UUD 1945
500
Penatalaksanaan Kertas Kerja Pemeriksaan
600
Pemeriksaan Berperspektif Lingkungan Hidup
302.001
100.002 200.002 Pemeriksaan Kepatuhan
Pemahaman dan Penilaian Penentuan Kriteria Pengelolaan Limbah RSUP/
Risiko Pemeriksaan RSUD
100.003 302.002
201.000
Penetapan Batas Materialitas Pemeriksaan Kepatuhan
Pemeriksaan Kinerja Kegiatan
Pemeriksaan Keuangan Pengendalian Pencemaran
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Udara
(RHL)
100.004 303.000
Penentuan Metode Uji Petik Pemeriksaan Pengadaan
Pemeriksaan Keuangan 202.000
PemeriksaanKinerja Barang dan Jasa
Pengelolaan Hutan
101.000 304.000
Pemeriksaan LKPP dan LKKL Pemeriksaan Subsidi Listrik
203.000
PemeriksaanKinerja
102.000 Pengelolaan dan
Pengendalian Limbah Industri 305.000
Pemeriksaan LKPD
Pemeriksaan Subsidi Pangan
103.000 306.000
Pemeriksaan atas Laporan Pemeriksaan PNBP dan PAD
Keuangan Bank Indonesia Pertambangan
400 .001
Reviu Pemeriksaan
DAFTAR ISI
Halaman
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor …./K/…./..../….
DAFTAR ISI............................................................................................................................. i
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan................................................................................................. 1
C. Lingkup Pembahasan Juknis................................................................................... 2
D. Dasar Hukum Penyusunan Juknis........................................................................... 2
E. Sistematika Penulisan............................................................................................. 2
BAB II GAMBARAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH........... 3
A. Pengertian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...................................................... 3
B. Dasar Hukum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah................................................. 10
C. Etika dan Prinsip Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah............................................ 10
D. Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah............................................................. 11
E. Permasalahan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah....................................... 15
BAB III PETUNJUK PEMERIKSAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 17
A. Petunjuk Umum...................................................................................................... 17
B. Petunjuk Perencanaan Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.............. 18
C. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.............. 21
D. Petunjuk Pelaporan Hasil Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah........ 23
BAB IV PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU.................................................. 26
A. Dasar Pengendalian dan Penjaminan Mutu............................................................. 26
B. Pengertian Pengendalian dan Penjaminan Mutu..................................................... 26
C. Proses Pengendalian dan Penjaminan Mutu............................................................ 28
D. Pendokumentasian Pengendalian dan Penjaminan Mutu......................................... 29
BAB V PEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN..... 29
A. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan............................................................. 29
B. Pemberitahuan Tertulis tentang Kewajiban Tindak Lanjut..................................... 29
C. Reviu atas Jawaban/Keterangan Manajemen Entitas.............................................. 30
D. Pelaporan atas Pemantauan Tindak Lanjut.............................................................. 30
E. Pemantauan Tindak Lanjut Pada Saat Pemeriksaaan.............................................. 30
BAB VI PENUTUP................................................................................................................. 31
A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...... 31
B. Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...... 31
C. Pemantauan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah......... 31
REFERENSI
Daftar Singkatan Dan Akronim
Daftar Istilah (Glosarium)
Lampiran
Tim Penyusun
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01 Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Latar belakang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, salah satu pemeriksaan
barang/jasa
lingkup pemeriksaan BPK adalah melaksanakan pemeriksaan dengan tujuan pemerintah
tertentu dengan prosedur eksaminasi seperti pemeriksaan atas pengadaan
barang/jasa pemerintah.
02 Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian dari kegiatan
pengelolaan aset (manajemen aset) yang dilakukan untuk menyediakan
kebutuhan barang dan jasa guna menunjang kelancaran dan keberhasilan
pelaksanaan tugas pemerintahan di tingkat pusat dan daerah termasuk Badan
Usaha Milik Negara/Daerah dan Badan Hukum Milik Negara, dengan
menggunakan APBN dan APBD khususnya anggaran yang menjadi beban
keuangan negara/daerah.
03 Pemeriksaan terhadap kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan
oleh BPK dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK-RI, pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah rawan terhadap tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
menimbulkan indikasi kerugian negara yang cukup signifikan.
04 Hal tersebut diatas menjadi tuntutan bagi BPK selaku pemeriksa keuangan
negara untuk mewaspadai segala bentuk perbuatan yang merugikan negara.
Terkait dengan itu, perlu diuji apakah peraturan dan ketentuan pengadaan
barang/jasa pemerintah sudah dipatuhi sehingga pengadaan barang/jasa
pemerintah terlaksana secara ekonomis dan efisien.
05 Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilakukan sampai
saat ini masih menggunakan Pedoman Umum Pemeriksaan atas Barang dan
Jasa yang ditetapkan dengan SK Sekjen BPK RI No. 63/SK/VIII-
VIII.3/4/2001 tanggal 19 April 2001. Sesuai dengan situasi yang berkembang,
pedoman tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku saat ini. Sehingga dipandang perlu untuk
menyempurnakan pedoman tersebut sesuai dengan perubahan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa pemerintah.
B. Maksud dan Tujuan
06 Maksud penyusunan petunjuk teknis pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa Juknis ini
pemerintah ini adalah untuk memberikan pedoman yang mutakhir bagi bermaksud
memberikan
pemeriksa dalam penyusunan program pemeriksaan dan pelaksanaan pedoman bagi
pemeriksaan di lapangan sehingga terdapat kesamaan tindakan dan diperoleh pemeriksa.
mutu pemeriksaan yang tinggi.
Tujuan penyusunan petunjuk teknis tersebut adalah untuk:
1. Menyamakan pemahaman atas pemeriksaan pengadaan barang/jasa
pemerintah;
2. Memberikan pedoman kepada pemeriksa dalam melakukan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan;
3. Mengefektifkan pelaksanaan pemeriksaan agar mencapai hasil
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 1
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab I
E. Sistematika Penulisan
09 Petunjuk teknis ini disusun menurut sistematika sebagai berikut: Sistematika
penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Gambaran Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Bab III : Petunjuk Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Bab IV : Pengendalian dan Penjaminan Mutu
Bab V : Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Bab VI : Penutup
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 2
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab I
Referensi
Lampiran-Lampiran
BAB II
BAB II
GAMBARAN UMUM
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
03 Pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi beberapa jenis pengadaan, yaitu: Jenis pengadaan
barang, jasa pemborongan, jasa konsultansi dan jasa lainnya yang pengertiannya barang/jasa
pemerintah
sebagai berikut:
1. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi
bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi/peralatan, yang
spesifikasinya ditetapkan oleh pejabat pembuat komitmen sesuai penugasan
Kuasa Pengguna Anggaran.
2. Jasa Pemborongan adalah layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi atau
wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan
Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran
dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai
bidang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa pengawasan konstruksi,
dan jasa pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu
yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis
berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan Pejabat Pembuat
Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran.
4. Jasa lainnya, adalah segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa
konsultansi, jasa pemborongan, dan pemasokan barang.
04 Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah
adalah :
1. Pengguna Anggaran (PA)
Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah;
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna
Anggaran untuk menggunakan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah;
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur Bank Indonesia
(BI)/Pemimpin Badan Hukum Milik Negara (BHMN)/Direksi Badan Usaha
Milik Negara (BUMN)/Direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 3
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II
para pengguna aplikasi (baik pihak yang memerlukan barang/jasa, dan penyedia
barang/jasa) mempunyai password dan account tersendiri untuk dapat
mengakses aplikasi e-procurement.
13 Bentuk perikatan antara PPK/PA/KPA dengan penyedia barang/jasa menurut Bentuk perikatan
Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dapat dibedakan sebagai berikut: dalam kontrak
pengadaan
barang/jasa
Berdasarkan
1. Berdasarkan bentuk imbalan, sebagai berikut: bentuk imbalan
a. Kontrak lumpsum
Kontrak lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan
jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi
dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh
penyedia barang/jasa.
Sistem ini lebih tepat digunakan untuk pembelian barang dengan contoh
yang jelas, atau untuk jenis pekerjaan borongan yang perhitungan
volumenya untuk masing-masing unsur/jenis pekerjaan sudah dapat
diketahui dengan pasti berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi
teknisnya;
b. Kontrak harga satuan (unit price)
Kontrak harga satuan (unit price)adalah kontrak pengadaan barang/jasa
pemerintah atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa;
c. Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan
Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan adalah kontrak yang
merupakan gabungan lumpsum dan harga satuan dalam satu pekerjaan
yang diperjanjikan.;
d. Kontrak terima jadi (turn key)
Kontrak terima jadi (turn key) adalah kontrak pengadaan barang/jasa
pemerintah pemborong atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh
bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya
dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah
ditetapkan.
Sistem ini lebih tepat digunakan untuk membeli suatu barang atau industri
jadi yang hanya diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan
kepentingan untuk alih teknologi selanjutnya;
e. Kontrak Persentase
Kontrak Persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi dibidang
konstruksi atau pekerjaan pemborong tertentu, dimana konsultan yang
bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu dari
nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan tersebut;
2. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan, sebagai berikut: Berdasarkan
jangka waktu
a. Kontrak Tahun Tunggal pelaksanaan
Kontrak Tahun Tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang
mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran;
b. Kontrak Tahun Jamak
Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang
mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran
yang dilakukan atas persetujuan oleh Menteri Keuangan untuk pengadaan
yang dibiayai APBN, Gubernur untuk pengadaan yang dibiayai APBD
Propinsi, Bupati/Walikota untuk pengadaan yang dibiayai APBD
Kabupaten/Kota, Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara untuk
Direktorat Litbang pengadaan yang dibiayai APBN dalam Keuangan
Badan Pemeriksa rangka kegiatan rehabilitasi dan hal 10
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab II
M eren can aka n M emb en tu k M en etap kan Sistem M en yu su n Jad w al M en yu su n D o ku men M elaks an aka n M el ak sa n aka n
Pen g ad aa n Pan i ti a Pen g ad aa n M en yu su n H PS/ OE M en yu su n K o n trak
Pen g ad aan Pen g ad aa n Pen g ad aa n K o n trak
4.Memperluas kompetisi
4. Pel ak sa n a 4 . Untuk kontrak yang
4. Jen is K o n trak
Pen g ad aa n pelaksanaan
pekerjaannya
melampaui akhir th
5. M en g u mu mka n anggaran perlu izin
p ak et multiyear dari
p en g ad aa n Menkeu cq. DJ
Anggaran
5 . Masa pemeliharaan
boleh melampaui
tahun anggaran
c) Penetapan Pemenang;
Berdasarkan usulan dari panitia/pejabat pengadaan, pejabat yang
berwenang menetapkan pemenang pemilihan langsung.
d) Sanggahan dan Pengaduan;
Mekanisme dan prosedur sanggarahan dan pengaduan mengikuti
ketentuan seperti yang ditetapkan pada proses pelelangan.
e) Penunjukan Pemenang;
PPK menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa untuk
melaksanakan pekerjaan
f) Penandatanganan Kontrak.
PPK menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan
pekerjaan.
4) Penunjukan Langsung
a) Penilaian Kualifikasi;
Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi terhadap
penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk pekerjaan
kompleks.
b) Permintaan Penawaran dan Negosiasi Harga;
Panitia /pejabat pengadaan mengundang penyedia barang/jasa
untuk mengajukan penawaran secara tertulis dan melakukan
evaluasi, klarifikasi, negosiasi teknis dan harga, serta membuat
berita acara hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi.
c) Penetapan Penunjukan Langsung;
Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan hasil evaluasi, klarifikasi
dan negosiasi kepada pejabat yang berwenang untuk ditetapkan.
d) Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
Berdasarkan surat penetapan, panitia/pejabat pengadaan
mengumumkan di papan pengumuman resmi dan PPK
menerbitkan SPPBJ pada penyedia barang/jasa yang ditunjuk.
e) Pengaduan;
Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan apabila dalam proses
penunjukan langsung dipandang tidak transparan, tidak adil dan
terdapat indikasi KKN.
f) Penandatanganan Kontrak.
Penandatanganan kontrak mengikuti ketentuan sebagaimana diatur
dalam proses pelelangan.
b. Penyusunan dan penandatanganan kontrak
Kegiatan terakhir pada proses pelelangan adalah penandatanganan kontrak
pekerjaan, yang meliputi nilai pekerjaan, hak dan kewajiban kedua belah
pihak, serta waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan secara pasti.
Penandatanganan kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
terhitung sejak diterbitkan surat keputusan penetapan penyedia
barang/jasa.
c. Pelaksanaan kontrak/penyerahan barang/jasa
Setelah penandatangan kontrak, PPK segera melakukan pemeriksaan
lapangan bersama dengan penyedia barang/jasa dan membuat berita acara
keadaan lapangan/serah terima lapangan. Barang/jasa yang diserahkan
harus sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam dokumen lelang.
Penyerahan dapat dilakukan secara bertahap atau menyeluruh dan diakhiri
dengan penyerahan final setelah masa pemeliharaan selesai.
BAB III
BAB III
PETUNJUK PEMERIKSAAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
A. Petunjuk Umum
01 Dasar Hukum Pemeriksaan
Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan pemeriksaan Petunjuk umum
pemeriksaan atas
dengan tujuan tertentu dengan prosedur eksaminasi yang mengacu kepada: pengadaan
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran barang/jasa
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran pemerintah
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4286);
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4355);
3. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 4400);
4. Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 4654);
5. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 4707);
6. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008 tanggal
19 Februari 2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan.
02 Standar Pemeriksaan Standar
Standar pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah adalah Standar pemeriksaan
adalah standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Badan yang ditetapkan
Pemeriksa Keuangan yang mengatur Standar Umum, Standar Pelaksanaan BPK
Pemeriksaan dan Standar Pelaporan.
03 Panduan Manajemen Pemeriksaan
Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) atas Pengadaan Barang/ Jasa Panduan
Manajemen
Pemerintah adalah PMP yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Pemeriksaan yang
yang mengatur Perencanaan Pemeriksaan, Pelaksanaan Pemeriksaankerjaan, ditetapkan BPK
Pelaporan Hasil Pemeriksaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
dan Evaluasi Pemeriksaan.
04 Metodologi Pemeriksaan Tahapan
Metodologi yang digunakan dalam pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemeriksaan
pengadaan
pemerintah secara ringkas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan barang/jasa
hasil pemeriksaan yang meliputi 11 langkah. Di dalam proses pemeriksaan pemerintah
tersebut, ukuran atau kriteria yang digunakan adalah standar pemeriksaan, PMP
serta tujuan dan harapan penugasan. Di dalam proses tersebut, supervisi serta
pengendalian dan penjaminan mutu pemeriksaan dilakukan sepanjang proses
tersebut. Secara ringkas, metodologi pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa
pemerintah sebagai berikut:
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 17
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Bab III
Ukuran Kinerja Pemeriksaan
- Standar Pemeriksaan
- Panduan Manajemen Pemeriksaan
- Tujuan dan Harapan Penugasan
1. Pemahaman
Tujuan dan 6. Pengumpulan
Harapan 9. Penyusunan
dan Analisis bukti Konsep LHP
Penugasan
2. Pemahaman
Entitas
4. Penetapan
Kriteria
Pemeriksaan
8. Penyampaian 11. Penyusunan
Temuan dan Penyampaian
5. Penyusunan P2 Pemeriksaan LHP
dan PKP kepada Entitas
DOKUMENTASI
KOMUNIKASI
SUPERVISI-KENDALI DAN KEYAKINAN MUTU
Perorangan
2. Pemahaman
Entitas
1. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan
08
Tujuan pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah adalah untuk 3. Penilaian Risiko
meyakinkan bahwa pengadaan tersebut telah sesuai dengan peraturan dan SPI
BAB IV
BAB IV
PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU
BAB V
BAB V
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
BAB VI
BAB VI
PENUTUP
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 2008
Anwar Nasution
REFERENSI
BI : Bank Indonesia
DO : Delivery Order
P2 : Program Pemeriksaan
PA : Pengguna Anggaran
TP : Temuan Pemeriksaan
Panitia pengadaan : Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur
BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD, untuk
melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa
Metode satu sampul : Penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan
administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukkan
dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada panitia/pejabat pengadaan
Sistem penilaian biaya : Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Daftar Istilah (Glosarium)
LAMPIRAN
LAMPIRAN
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
PEMAHAMAN ENTITAS
1. Hubungan kerja satu unit kerja dengan unit kerja lain dalam entitas tersebut
2. Stakeholder atas pelaksanaan program kerja
3. SOP di unit kerja atau perda-perda terkait di daerah, Kebijakan intern yang mengatur mengenai
pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
4. dsb
Pejabat
Nama Jabatan
Mr. X Kepala ….
Mr. Y Sekretaris …
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar pemeriksa dapat mengidentifikasi area-area yang
berisiko tinggi yang akan dijadikan fokus pemeriksaan. Point-point yang ada dalam template
KKP ini dapat disesuaikan mengikuti kebutuhan pemeriksa.
I. Resiko yang teridentifikasi dan dampaknya pada pencapaian tujuan entitas
Penilaian
No Kegiatan/Proses Resiko Dampak
Low Medium High
1. Perencanaan
a……….
b……….
c. dst
2. Pelaksanaan
a……….
b………..
c. dst
3. Dst
No Kegiatan/ Proses Low Medium High Peraturan SOP DLL Low Medium High
A. Perencanaan
a……….
b……….
c. dst
Pelaksanaan
a……….
b………..
c. dst
Dst
Keterangan:
Kolom 1 s.d. 9 diisi dengan X.
Risiko awal merupakan risiko entitas yang diperoleh berdasarkan pengidentifikasian resiko (butir I)
Risiko akhir adalah risiko setelah mempertimbangkan SPI.
Suatu kegiatan/proses yang memiliki resiko akhir tinggi akan dipertimbangkan menjadi focus pemeriksaan
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
1. Panitia Pengadaan
a. Keanggotaan, dalam hal ini:
1) Jumlahnya gasal;
2) Sekurang-kurangnya tiga orang (nilai pengadaan s.d Rp.
500.000.000,00);
3) Sekurang-kurangnya lima orang (nilai pengadaan di atas Rp.
500.000.000,00);
b. Anggota panitia pengadaan berasal dari pegawai negeri
1) Instansi sendiri;
2) Instansi teknis lainnya;
c. Terdiri dari unsur yang memahami
1) Tata cara pengadaan;
2) Substansi pekerjaan yang bersangkutan;
3) Hukum-hukum perjanjian/kontrak;
d. Persyaratannya:
1)
Memiliki integritas moral, disiplin, dan tanggungjawab;
2)
Memahami seluruh pekerjaan;
3)
Memahami jenis pekerjaan tertentu;
4)
Memahami isi dokumen dan prosedur pengadaan;
5)
Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pejabat
Pembuat Komitmen;
6) Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa
pemerintah atau memiliki tanda bukti telah mengikuti
pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah;
e. Pembentukan panitia pengadaan berdasarkan surat keputusan
oleh Kuasa Pengguna Anggaran.
2. Penetapan Sistem Pengadaan
a. Metode pemilihan penyedia jasa berupa:
1) Pelelangan umum;
2) Pelelangan terbatas;
3) Pemilihan langsung;
4) Penunjukan langsung;
b. Metode penyampaian dokumen penawaran berupa:
1) Satu sampul;
2) Dua sampul;
3) Dua tahap;
c. Metode evaluasi penawaran untuk Pengadaan Barang/Jasa
Pemborongan/Jasa Lainnya berupa:
1) Sistem gugur;
2) Sistem nilai;
3) Sistem selama umur ekonomis;
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
Tujuan kegiatan pada tahap ”Penetapan Kriteria Pemeriksaan” adalah mendapatkan kriteria sebagai dasar
pembanding apakah praktek-praktek yang dilaksanakan di lapangan (kondisi) telah mencapai standar
yang seharusnya. Butir-butir yang ada dalam template KKP ini dapat dikembangkan lagi sesuai
kebutuhan pemeriksa di lapangan.
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
libur;
e. Pengumuman lelang yang semu atau fiktif;
f. Materi pengumuman lelang membingungkan;
g. Jangka waktu pegumuman terlalu singkat;
h. Pengumuman lelang tidak lengkap.
07 6. Prakualifikasi/pascakualifikasi penyedia barang/jasa
a. Dokumen peserta yang tidak memenuhi syarat namun diluluskan
panitia;
b. Dokumen administrasi bersifat “aspal”, yaitu dokumen peserta yang
dipalsukan agar lulus kualifikasi;
c. Dokumen kualifikasi tidak didukung data otentik;
d. Evaluasi yang dilakukan panitia tidak sesuai dengan kriteria;
e. Menggunakan metode pelelangan umum prakualifikasi yang
seharusnya pelelangan umum pascakualifikasi;
f. Kriteria dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi tidak ada
atau tidak jelas;
g. Melakukan prakualifikasi masal untuk mendapatkan daftar penyedia
barang/jasa yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu
tertentu;
h. Negosiasi panitia dan penyedia barang/jasa atas syarat teknis dan
administrasi yang disusulkan kemudian dengan cara direkayasa.
08 7. Pendaftaran dan Pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa
a. Dokumen lelang yang diserahkan tidak sama (inkonsisten);
b. Waktu pendistribusian dokumen terbatas;
c. Penyebarluasan dokumen yang cacat;
d. Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari;
e. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen tidak
boleh diwakilkan;
f. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen harus
dilengkapi atau membawa dokumen asli.
09 8. Penjelasan/aanwijzing
a. Penjelasa (Pre bid meeting) yang terbatas pada kelompok tertentu;
b. Informasi dan deskripsi terbatas;
c. Tidak ada partisipasi masyarakat;
d. Penjelasan yang kontroversial;
e. Tidak membuat dokumentasi rapat penjelasan;
f. Berita acara penjelasan tidak disebarluaskan kepada seluruh peserta;
g. Perubahan penting atas dokumen pemilihan penyedia tidak dituangkan
dalam adendum dokumen pemilihan penyedia.
10 9. Penyerahan & pembukaan penawaran
a. Adanya relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran;
b. Batas akhir pemasukan dokumen penawaran diundurkan atau
dimajukan tanpa adanya adendum dokumen penyedia;
c. Penyimpanan dokumen penawaran tidak dilakukan pada kotak atau
tempat yang aman/terkunci;
d. Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat;
e. Penyerahan dokumen fiktif;
f. Ketidaklengkapan dokumen penawaran;
g. Pembukaan dokumen penawaran dilakukan pada hari libur;
h. Pembukaan dokumen penawaran di tunda tanpa alasan yang jelas;
i. Relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran.
11 10. Evaluasi penawaran
a. Kriteria evaluasi cacat;
b. Pemilihan tempat evaluasi yang tersembunyi:
c. Peserta lelang terpola (dibandingkan lelang sebelumnya) atau peserta
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.6. - 4
BOQ;
2) Kriteria penerimaan hasil kerja konstruksi bias;
3) Perintah perubahan volume dalam rangka KKN/Contract Change
Order;
4) Volume konstruksi tidak sesui dalam rangka KKN.
17 16. Pembayaran dan Pelaporan
a. Pembayaran yang tidak sesuai kemajuan fisik;
b. Pembayaran fiktif;
c. Kekurangan pemungutan dan penyetoran pajak/PNBP;
d. Pelaporan yang tidak dilaksanakan;
e. Pelaporan yang tidak sesuai keadaan;
f. Pelaporan yang tidak lengkap;
g. Pelaporan yang tidak sesuai peraturan;
h. Tidak dibuat berita acara pembayaran.
18 17. Potensi penyimpangan dalam pemanfaatan
a. Kuantitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan;
b. Kualitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan;
c. Penyerahan barang/jasa di lokasi yang tidak tepat;
d. Barang/jasa yang belum/tidak dapat dimanfaatkan.
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
PROGRAM PEMERIKSAAN
ATAS
PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH
PADA
(Nama Entitas)
........................
DI
……………………….
Nomor :
Tanggal :
3. 3 Tujuan Pemeriksaan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. 4 Entitas Yang Diperiksa
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. 5 Lingkup Pemeriksaan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
6. 5 Hasil Pemahaman Sistem Pengendalian Intern (SPI)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
7. Sasaran Pemeriksaan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
8. 7 Kriteria Pemeriksaan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
9. 8 Alasan Pemeriksaan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
10 Metode Pemeriksaan
. 9 …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
11 Petunjuk Pemeriksaan
. …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
12 Jangka Waktu Pemeriksaan
. 1
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pembicaraan
awal dengan
Pimpinan
Entitas
2. Perolehan data
dan informasi
3. Pengujian sistem
pengendalian
intern
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.7 - 3
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Pengujian
substantif atas
pengadaan
barang dan jasa
5. Penyusunan TP
6. Pembahasan
hasil temuan dan
meminta
tindakan yang
akan dilakukan
entitas (next
plan)
7. Pembicaraan
akhir dengan
Pimpinan entitas
Keterangan:
1. Hari kerja = hari
2. Hari libur dan/Minggu = hari
3. Perjalanan pergi atau pulang = hari
Jumlah = hari
………………, …………………………
…………………………………………..
NIP. …………………………………….
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
………………., …………………………..
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Direviu oleh :
Tahun……..
Disetujui :
oleh
BPK RI
PENGUJIAN TERINCI
Perencanaan Pengadaan
Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan secara detail mengenai target, waktu, mutu, biaya,
manfaat dan pemaketan pengadaan barang/jasa untuk keperluan pemerintah yang dibiayai dengan
anggaran negara.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Penggelembungan anggaran 1. Periksa apakah rencana pengadaan barang dan atau jasa dibuat
dimana rencana yang disusun berdasarkan rencana kebutuhan yang diajukan oleh unit-unit
tidak realistis, biasanya kerja pemakai dan atau dari rencana pengembangan kegiatan.
berlebihan, dan jauh dari Teliti dengan struktur organisasi serta SDM didalamnya.
kebutuhan sebenarnya baik dari 2. Periksa apakah ada penentuan skala prioritas yang dijadikan
aspek biaya, volume, kualitas, dasar untuk menentukan rencana kebutuhan tersebut didasarkan
bahan dan sebagainya (gejala kepada kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan kinerja
penggelembungan terlihat dari unit kerja/kegiatan tersebut? Jika ada teliti pengajuan dari
unit price yang tidak realistis) masing-masing unit. Jika tidak, teliti alasan dan
pertimbangannya.
3. Periksa proses penentuan jumlah barang dan harga satuan yang
ada dalam dokumen perencanaan. Cek apakah penentuan jumlah
barang telah disesuaikan dengan permintaan dari masing-masing
satker pengguna. Cek prosedur penentuan harga satuan, apakah
harga satuan telah diperkirakan secara cermat dan keahlian.
Mintakan dokumen pendukung penentuan harga satuan tersebut.
Rencana pengadaan diarahkan 1. Periksa mekanisme penyusunan spesifikasi teknis yang ada di
ke penyusunan spesifikasi entitas yang diperiksa. Lakukan pengujian apakah spesifikasi
teknis yang mengarah kepada teknis yang dibuat dapat disediakan oleh lebih dari satu
suatu produk/ penyedia produk/penyedia barang/jasa tertentu antara lain dengan
barang/jasa tertentu. melakukan wawancara dengan PPK dan/atau melakukan survey
di pasar.
Tidak mengumumkan secara 1. Tanyakan apakah PPK mengumumkan secara terbuka rencana
terbuka rencana pengadaan pengadaan barang/jasanya pada awal tahun anggaran. Jika tidak,
barang/ jasa pada awal tanyakan penyebabnya. Jika ya, minta bukti berupa media
pelaksanaan anggaran pengumuman yang digunakan. Teliti apakah sesuai dengan
ketentuan Keppres tentang pengumuman. Jika perlu, lakukan
konfirmasi ke arsip nasional untuk memastikan bahwa
pengumuman di surat kabar nasional benar-benar dilakukan.
Pemaketan pekerjaan 1. Dapatkan seluruh rencana pengadaan dalam satu tahun
direkayasa mengarah kepada dilengkapi dengan rencana waktu pengadaan dan metode
beberapa penyedia barang/jasa pemilihan penyedia barang/jasa. Teliti apakah:
yang berasal dari kelompok a. Terdapat pemecahan beberapa paket pekerjaan yang sejenis
tertentu dalam rangka “tender yang dilaksanakan dalam waktu berdekatan untuk
arisan” atau bagi-bagi menghindari pelelangan umum. Biasanya metode pemilihan
keuntungan (pekerjaan hanya yang digunakan adalah metode penunjukan langsung.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 2
Pembentukan Panitia
Pembentukan panitia dibentuk oleh pejabat pembuat komitmen/pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran setelah seluruh persiapan administrasi selesai. Panitia pengadaan memiliki tugas dan peran
yang sangat berpengaruh terhadap proses pengadaan barang/jasa pemerintah, mulai dari penyusunan
rencana sampai dengan ditandatanganinya kontrak/perjanjian.
HPS tidak ada a. Dapatkan HPS dan dokumen pendukung perhitungan HPS.
b. Bila tidak ada, tanyakan penyebabnya dan bagaimana Panitia
Pengadaan menilai kewajaran harga penawaran dari calon
peserta.
c. Lakukan konfirmasi dengan calon peserta pengadaan, apakah
mereka mengetahui nilai HPS.
HPS tidak ditetapkan/disahkan 1. Teliti apakah HPS tersebut telah ditetapkan/disahkan oleh PPK?
oleh PPK Bila belum, tanyakan penyebabnya kepada PPK.
Rincian perhitungan HPS tidak 1. Teliti kelengkapan dokumen pendukung perhitungan HPS. Bila
ada, sulit diperoleh atau tidak ada atau tidak lengkap, tanyakan penyebabnya kepada
disembunyikan panitia pengadaan.
Sumber/referensi harga dalam 1. Teliti kewajaran dan kecermatan perhitungan HPS dengan
perhitungan HPS fiktif. membandingkan ke dokumen pendukung. Uji kebenaran
Penggelembungan (mark-up) dokumen pendukung dengan melakukan konfirmasi ke sumber
dalam HPS. dokumen.
Penambahan item-item biaya 2. Dapatkan harga kontrak atau SPK yang lalu, harga satuan dari
yang tidak diperkenankan BPS, harga/tarif yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen
Penentuan estimasi harga tidak tunggal/lembaga independen dan daftar/tarif harga dari instansi
sesuai aturan berwenang. Bandingkan dengan nilai dalam HPS.
3. Lakukan perhitungan kembali untuk memastikan bahwa
perhitungan dalam HPS telah dilakukan secara cermat dan
berdasarkan data harga yang berlaku dan up-to-date. Pastikan
bahwa dalam perhitungan HPS, unsur biaya tidak terduga dan
Pajak Penghasilan (PPh) tidak dimasukkan.
4. Khusus untuk pekerjaan pemborongan, lakukan wawancara
dengan panitia pengadaan untuk mengetahui apakah dalam
perhitungan HPS menggunakan koefisien yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Indonesia (SNI) atau menggunakan standar
lain. Bandingkan perhitungan dalam HPS dengan standar yang
digunakan tersebut. Lakukan perhitungan kembali.
Pengumuman Lelang
Pengumuman lelang bertujuan membuat pengumuman Lelang yang memenuhi persyaratan dan
mengatur jangka waktu antara pengumuman dengan batas waktu pendaftaran dalam jangka waktu yang
memadai
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Tidak mengumumkan 1. Untuk kegiatan pengadaan barang/jasa yang diperiksa, minta
pelelangan/seleksi pengadaan bukti bahwa telah dilakukan pengumuman sesuai dengan
Pengumuman lelang yang fiktif ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Contoh: untuk
pelelangan/seleksi umum dan terbatas yang harus diumumkan
ke media massa nasional, minta bukti iklan (berupa kliping surat
kabar) dan bukti pembayaran iklan pengumuman tersebut. Teliti
kebenaran bukti pembayaran tersebut. Jika perlu, lakukan
konfirmasi ke biro iklan tempat pemasangan iklan seperti tertera
dalam bukti pembayaran untuk memastikan bahwa pembayaran
tersebut benar-benar dilakukan.
2. Jika perlu, lakukan konfirmasi ke arsip nasional untuk
memastikan bahwa pengumuman di surat kabar nasional benar-
benar dilakukan.
3. Jika tidak diumumkan, tanyakan penyebabnya kepada panitia
pengadaan barang dan jasa.
Materi pengumuman lelang 1. Teliti materi atau isi pengumuman apakah telah memenuhi
membingungkan, tidak lengkap, ketentuan minimal isi pengumuman seperti yang ditetapkan
dan terdapat persyaratan yang dalam Keppres 80 tahun 2003, yaitu:
menghambat. a. Pekerjaan yang akan diadakan.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 6
Prakualifikasi Perusahaan
Prakualifikasi bertujuan menguji validitas, kebenaran dan keandalan dokumen adminstratif dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa
Penjelasan / Anwijzing
Penjelasan lelang bertujuan agar seluruh peserta yang mengambil dokumen diundang untuk penjelasan
dan memahami isi dokumen lelang.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Acara pemberian penjelasan a. Dapatkan jadwal pengadaan yang telah ditetapkan oleh PPK.
(pre bid meeting) terbatas pada Teliti apakah acara pemberian penjelasan dijadwalkan dan
kelompok tertentu jadwal tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80
tahun 2003 (paling cepat 7 hari sejak tanggal pengumuman).
Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada PPK dan panitia
pengadaan.
Berita Acara Pemberian 1. Minta Berita Acara Penjelasan (BAP) kepada panitia pengadaan.
Penjelasan tidak dibuat Jika tidak dibuat, tanyakan penyebab kepada panitia pengadaan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 8
pembukaan dokumen BAHP untuk memastikan bahwa para calon penyedia barang
penawaran dan jasa yang memasukkan dokumen penawaran yang tidak
lengkap digugurkan pada saat evaluasi administrasi. Jika tidak
digugurkan, tanyakan penyebabnya.
Pembukaan dokumen 1. Teliti dalam dokumen jadwal pengadaan dan BAPP untuk
penawaran dilakukan pada hari memastikan bahwa pelaksanaan pembukaan dokumen
libur penawaran tidak dilakukan pada hari libur.
2. Jika perlu, lakukan konfirmasi dengan para penyedia barang dan
jasa yang memasukkan dokumen penawaran.
Evaluasi Penawaran
Evaluasi penawaran bertujuan memberikan keyakinan bahwa kriteria evaluasi memberikan
keyakinan atas pencapaian tujuan pengadaan yang ditetapkan.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Kriteria evaluasi cacat dan tidak 1. Dapatkan dokumen pemilihan, BAHP, dan dokumen penawaran
sesuai dengan kriteria dalam dari para calon penyedia barang dan jasa. Inventarisasi metode
dokumen pemilihan evaluasi yang dilakukan dan teliti apakah telah sesuai dengan
ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003.
2. Dari Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP), trasir ke dokumen
pendukung untuk memastikan bahwa proses evaluasi telah
sesuai dengan kriteria evaluasi dalam dokumen pemilihan. Jika
terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya kepada panitia
pengadaan barang dan jasa.
3. Pastikan bahwa calon pemenang telah lulus tahapan
kelengkapan administrasi, teknis, dan harga sesuai dengan
metode evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan.
Apakah terjadi penggantian 1. Dapatkan Berita Acara (BA) Pembukaan Penawaran, teliti isi
dokumen? dokumen penawaran yang diserahkan dan bandingkan dengan
BAHP serta dokumen pendukung penawaran yang ada (asli
bukan copy, yang disimpan oleh PPK) untuk memastikan tidak
terjadi penggantian dokumen. Jika terdapat
perbedaan/penggantian, tanyakan penyebabnya kepada panitia
pengadaan.
Sanggahan yang diterima tidak 1. Minta seluruh sanggahan yang masuk (termasuk sanggahan
dijawab banding) dan jawaban yang dibuat oleh PPK untuk pengadaan
yang diperiksa. Jika perlu, lakukan konfirmasi kepada peserta
pengadaan yang menyampaikan sanggahan untuk memastikan
bahwa jawaban telah diberikan oleh PPK. Jika tidak ada,
tanyakan penyebabnya kepada PPK.
Jawaban atas sanggahan a. Teliti apakah jawaban PPK atas sanggahan diberikan tepat
diberikan tidak tepat waktu dan waktu sesuai ketentuan Keppres 80 tahun 2003 yaitu lima hari
ditunda-tunda setelah tanggal pengumuman pemenang. Jika terlambat,
tanyakan penyebabnya kepada PPK.
Jawaban atas sanggahan tidak 1. Dapatkan surat sanggahan dan bukti pendukungnya. Bandingkan
memuaskan atau tidak dengan jawaban yang diberikan oleh PPK. Evaluasi apakah
didukung dengan bukti yang jawaban yang diberikan tersebut telah menjawab sanggahan
meyakinkan peserta. Selain itu, trasir jawaban tersebut ke bukti
pendukungnya. Jika tidak ada bukti pendukung, minta
penjelasan kepada PPK apa yang menjadi dasar jawaban yang
diberikan.
Penandatanganan Kontrak
Penandatangan kontrak bertujuan agar klausul kontrak yang ditandatangani sesuai dengan
klausul kontrak dalam dokumen lelang beserta perubahannya, kontrak ditandatangani setelah
semua persyaratan dipenuhi dan tepat waktu dan kontrak yang ditandatangani telah
didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Adanya kejanggalan dalam 1. Dapatkan seluruh kontrak dari pengadaan barang dan jasa yang
kontrak diperiksa. Pelajari isi kontrak tersebut untuk memastikan bahwa
ketentuan minimal yang harus ada sesuai dengan ketentuan pasal
29 Keppres 80 tahun 2003 telah diakomodir. Jika terdapat
ketentuan yang tidak diatur dalam kontrak, tanyakan
penyebabnya kepada PPK.
2. Bandingkan isi kontrak dengan ketentuan kontrak dalam
dokumen pemilihan. Jika terdapat perbedaan, tanyakan
penyebabnya kepada PPK.
3. Periksa apakah:
a. Penyedia barang/jasa dalam kontrak itu telah sesuai dengan
hasil penunjukan pemenang lelang/pemilihan langsung/
penunjukkan langsung.
b. Jenis dan jumlah barang/jasa atau spesifikasi pekerjaan yang
dikerjakan dalam kontrak itu sama dengan yang ditentukan
dalam dokumen lelang/pemilihan langsung/penunjukan
langsung yang bersangkutan.
c. Harga/nilai yang ditetapkan dalam kontrak sama dengan
nilai hasil penetapan/penunjukkan penyedia barang/jasa.
Penandatanganan kontrak 1. Bandingkan tanggal kontrak dengan tanggal SPPBJ. Teliti
ditunda-tunda apakah terjadi penundaan dalam penandatanganan kontrak.
Sesuai Keppres 80 tahun 2003, penandatanganan kontrak sudah
harus dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
diterbitkan SPPBJ.
Jaminan pelaksanaan untuk 1. Dapatkan jaminan pelaksanaan untuk pengadaan barang/jasa
pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Bandingkan tanggal jaminan pelaksanaan
pemborongan/jasa lainnya yang tersebut dengan tanggal kontrak. Sesuai ketentuan Keppres 80
dinilai lebih besar dari Rp50juta tahun 2003, jaminan pelaksanaan harus diserahkan sebelum
tidak diserahkan oleh penyedia penandatanganan kontrak.
barang/jasa; jaminan 2. Teliti masa berlaku jaminan pelaksanaan apakah telah sesuai
pelaksanaan diserahkan setelah dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penandatanganan kontrak; atau dan/atau Keppres 80 tahun 2003 yaitu sampai dengan 14 (empat
jaminan pelaksanaan palsu. belas) hari setelah tanggal masa pemeliharaan berakhir
berdasarkan kontrak.
3. Konfirmasi dengan lembaga penjamin yang menerbitkan
menerbitkan sertifikat jaminan pelaksanaan.
Penyerahan Barang/Jasa
Penyerahan barang/jasa bertujuan untuk memperoleh volume dan kualitas pekerjaan yang
sesuai dengan kontrak serta melakukan pengendalian pekerjaan sesuai dengan mekanisme dan
penyerahan pekerjaan berdasarkan jadwal/skedul.
TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN
Barang yang diserahkan tidak 1. Lakukan pengecekan fisik untuk mengetahui apakah
sesuai dengan spesifikasi yang barang/pekerjaan/jasa yang diserahkan penyedia barang/jasa itu
disepakati dalam kontrak sesuai dengan jenis dan spesifikasi teknis, jumlah dan mutu
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Lampiran III.8 - 12
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
N
Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal
o
……………,…………..,
20……
Ketua Tim
……………………………
……
NIP…………………………
…..
……………,…………..,20……
Pengendali Teknis
…………………………………
NIP……………………………..
……………,…………..,20……
Penanggung Jawab
…………………………………
NIP……………………………..
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
Keterangan:
Kolom kesesuaian dengan tujuan dan harapan penugasan serta program pemeriksaan diisi dengan
membubuhkan tick mark (√) pada kolom yang tepat.
…………….,………….,20..
Penanggung Jawab………
di…………………………
…………………………
NIP……………………..
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Dibuat oleh :
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
1. Tim
2. Pengendali Teknis
3. Penanggung Jawab
Penanggung jawab :
Pengendali Teknis :
Ketua Tim :
Pengendali Teknis Penanggung Jawab : …………..
……………………
NIP………………
Keterangan : - Kolom pada Proses Penyelesaian KHP diisi dengan tanggal saat terakhir
penyelesaian pada setiap penanggung jawab yang bersangkutan.
- Satu kolom berisi satu tanggal.
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Tahun…….. Direviu oleh :
Disetujui oleh :
BPK RI
CHECKLIST
PENJAMINAN MUTU PEMERIKSAAN
Penanggung Jawab
Pengendali Teknis
Tahap penyelesaian
Pembahasan temuan
Nama Pereviu*
Kami, yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa temuan di dalam reviu ini telah:
• Dibahas dengan manajemen (Penanggung Jawab, Pengendali Teknis dan Ketua Tim).
• Dikomunikasikan dengan seluruh anggota tim pemeriksaan.
Penanggung Jawab
Pengendali Teknis
Ketua Tim
Ketua Sub Tim (jika ada)
Pereviu*
Tanggal
* Jika dilakukan oleh pihak di luar Tim
Pendahuluan:
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) mensyaratkan bagi setiap organisasi pemeriksa yang
melaksanakan pemeriksaan berdasarkan SPKN untuk memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai,
dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang berkompeten.
baik pada risalah pembahasan temuan dengan manajemen atau pada laporan final QAR (Quality
Assurance Reviu).
Apabila pertanyaannya tidak dapat diterapkan, berikan tanda tick () pada kolom ‘Tidak ada’, disertai
dengan penjelasan yang memadai.
Seluruh pertanyaan sedapat mungkin harus diberikan rujukan pada KKP yang berkaitan dalam file
pemeriksaan tersebut.
Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung
jawab atas reviu perencanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut
ini:
Tidak Ref.
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Keterangan
Ada KK
Tidak Ref.
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Keterangan
Ada KK
Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung
jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut
ini:
Tida Tida R
Uraian/Langkah Kerja Ya k efK Keterangan
k
Ada K
Apakah semua tahap pemeriksaan sudah
dilaksanakan sebagaimana direncanakan dan
disetujui;
Apakah terdapat penjelasan yang memadai
untuk langkah-langlah dalam P2S yang tidak
dilaksanakan;
Apakah sumber daya (waktu, kemampuan
personil, dan biaya) untuk pemeriksaan
sebagian besar sesuai dengan yang telah
direncanakan;
Apakah teknik dan prosedur pemeriksaan
yang yang dipergunakan telah tepat untuk
mencapai tujuan pemeriksaan
Apakah pengujian-pengujian yang
dipergunakan telah tepat untuk menilai
keandalan pengendalian intern dan kepatuhan
pada ketentuan peraturan perundang-undangan;
Apakah prosedur pemeriksaan yang digunakan
dapat menjamin keandalan, obyektivitas dan
mutu data pendukung yang relevan;
Apakah P2S yang dibuat telah memadai untuk
perolehan bukti yang memadai;
Apakah semua pertanyaan yang timbul selama
pemeriksaan telah diselesaikan sepatutnya;
Apakah kertas kerja yang memadai telah
diperoleh mengenai:
penilaian sistem pengendalian intern;
pemeriksaan prosedur yang rutin;
pengujian pengendalian, evaluasi risiko;
Tida Tida R
Uraian/Langkah Kerja Ya k efK Keterangan
k
Ada K
pengujian kepatuhan;
pengujian terinci
Apakah checklist penyelesaian pemeriksaan
terinci telah diselesaikan dengan lengkap,
disetujui dan didukung bukti yang memadai;
Apakah pemeriksaan telah memuat bukti
kompeten tentang ketentuan peraturan
perundangan-undangan yang dilanggar,
dampak pelanggaran terhadap keuangan
negara, estimasi (potensi) kerugian keuangan,
temuan dan simpulan, tindakan perbaikan yang
direncanakan dan kesepakatan atas tindakan
perbaikan yang disepakati;
Apakah pekerjaan konsultan dan tenaga ahli
lain telah dipantau sepatutnya dan hasil
pekerjaannya mendukung simpulan
pemeriksaan;
Apakah prosedur lain dan praktik yang
dipergunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan
memadai;
Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung
jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut
ini:
Tidak Ref.
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Keterangan
Ada KK
Tidak Ref.
Uraian/Langkah Kerja Ya Tidak Keterangan
Ada KK
No. Indeks
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Dibuat oleh :
Atas Pengadaan Barang/Jasa ........
Direviu oleh :
Tahun……..
Disetujui oleh :
BPK RI
TIM PENYUSUN
Daeng M. Nazier
Sintong Nainggolan
Gudono
Astilda Sinabutar
Tiwi Pawitasari
M.Jusuf John
Roes Nelly
Dian Primartanto
Intan Rahayu W
Catharina Sri K
Cahyo Anggoro
Latifah Dewi
Jualia