Terjemahan Dalam Jurnalistik
Terjemahan Dalam Jurnalistik
Pendahuluan
Artikel terjemahan cukup berperanan penting dalam surat kabar atau majalah. Di samping berita-berita
hasil liputan lapangan, surat kabar atau majalah juga memuat artikel terjemahan yang bersumber dari
berbagai surat kabar/majalah manca negara (terutama yang berbahasa Inggris).
Artikel terjemahan tersebut bisa kita ketahui karena penulisnya biasanya mencantumkan sumbernya,
misalnya : Reuter/AFP, time, Reader’s Digest, news Week, dsb. Ada dua kemungkinan : nama penulis
dan sumbernya ditulis secara utuh atau disingkat.
Ada dua macam artikel terjemahan yang dimuat di surat kabar : (1) artikel terjemahan yang bersifat
‘hard news’ (perang, pembunuhan, musibah, pidato pejabat pemerintah, dsb); (2) artikel terjemahan
yang bersifat ‘soft news’ (profile, human interest). Menurut Anderson, D.A & Itule, B.D. (1984:23), ‘soft
news’ dimaksudkan untuk menghibur atau mendidik, disamping memberikan informasi; maka, penulis
(wartawan) lebih bebas untuk menentukan bentuk tulisan dan berkreasi.
Dalam hal ini sebagian besar data (artikel terjemahan) yang terkumpul bersufat ‘soft news’. Artikel-
artikel tersebut bersumber dari Time, Reader’s digest, Womas’s Affair dan dimuat di kompas, Suara
merdeka, dan Wawasan.
4. Metode Analisis
Setelah memilih sejumlah artikel, saya perlu menjelaskan metode analisis yang akan saya gunakan.
Metode ini disebut ‘a genre-based analysis’ karena hanya berkaitan dengan satu jenis teks yaitu artikel
surat kabar. Menurut Swales (1985) pengertian ‘genre’ adalah sebagai berikut: A genre is a recognized
communicative event with a shared public purpose and with aims mutually understood by the
participants within that event.
Dalam menulis sejumlah artikel, saya akan menitik beratkan pada struktur makro (makro Structure).
Pendekatan ini, menurut Hutchins (1977), adalah “untuk memperoleh suatu perspektif yang lebih
global, untuk mencoba memahami organisasi teks secara menyeluruh.” Jadi dalam pendekatan ini, saya
akan menganalisis struktur organisasi teks berdasarkan pembagian retorik (judul, lead, tubuh dan
penutup). Berikut adalah sebuah diagram yang menunjukkan bagian-bagian dari artikel surat kabar baik
yang berupa berita maupun feature.
5. Analisis Korpus
5.1 Bagian Judul (Headline)
Prinsip penulisan judul dalam artikel terjemahan tidak berbeda dengan penulisan judul berita. Bagian
‘desk’ selalu berusaha menulis judul (berita) yang dapat menarik pembaca, kalau perlu dengan bahasa
yang agak merangsang atau bombastis. Disamping ‘lead, judul juga berfungsi sebagai kail bagi pembaca
beritanya.
Menurut Assegaff, D. H. (1983:50), pengertian judul berita (headline) adalah sebagai berikut ;
Judul berita (headline) berfungsi menolong pembaca yang bergegas untuk cepat mengenal kejadian-
kejadian yang terjadi di sekelilingnya yang diberitakan. Fungsi lainnya adalah teknik grafika dengan tipe-
tipe huruf, judul berita yang menonjolkan berita tadi, untuk dapat lebih menarik orang membacanya.
Karena sifat manusia di abad modern yang selalu bergegas, maka banyak pembaca surat kabar yang
hanya membaca judu-judulnya berita (headline atau kepala berita) saja. Pembaca surat kabar di Amerika
sering disebutkan sebagai “headline-reader” (pembacajudul/kepala berita).
Dalam artikel terjemahan, penulisan judul tidak harus sama dengan judul artikel sumbernya. Dari
sembilan artikel terjemahan, hanya dua artikel menggunakan judul yang hampir sama dengan artikel
sumbernya, yaitu artikel VII dan VIII.
Business Lunch
Sedangkan sisanya (7 artikel) menggunakan judul yang berbeda dengan menonjolkan salah satu unsur
tema artikel tersebut. Artikel V, misalnya, lebih menekankan tema AIDS dan tema tersebut diangkat
menjadi judul artikel (Aida Jangkiti Industri Mode) sedangkan judul aslinya (Dressed to Kill-and Die) lebih
tersamar, meskipun tidak bombastis tetapi judul tersebut membuat pembaca penasaran untuk
membacanya.
Artikel V (Kompas)
Demikian juga untuk artikel III. Pada judul artikel sumber, bagian desk menggunakan tiga kata dan
masing-masing diakhiri dengan tanda seru (Lights! Camera! Murder!), sedangkan pada versi terjemahan,
bagian desk menggunakan judul yang menonjolkan unsur pemeran (Jangan Kaget, Pemeran “Gali”
Sungguhan).
Dua contoh judul terjemahan diatas (artikel III, V) memberi kesan bahwa bagian desk masih
menekankan bahasa yang bombastis dan lebih eksplisit. Sebaliknya judul artikel sumbernya, meskipun
kurang bombastis, lebih memancing rasa penasaran pembaca.
Artikel I (Kompas)
Hollywood adalah gurita. Sekali musuh dicengkau, tak bakal dilepaskan. Dengan banyak tangan, banyak
koloni pula mampu dicengkramnya. Dan kata jauh dekkat tak dikenal, sehingga jarak sasaran dan dirinya
bersifat relatif.
Globalisasi perfilman lebih berarti karya Hollywood yang menyerbu ke negara lain, ketimbang
keseimbangan distribusi film negara yang satu ke negara yang lain. Globalisasi di sini jadinya tetap
bermakna ada wilayah pusat yang mendominasi daertah pinggiran.
Ever searching for funds and profits, Hollywood increases its dominance over the global film industry,
inspiring fear and imitators.
Pada artikel I, paragraf 1 dan 2 berfungsi sebagai lead dan ditulis berdasarkan improvisasi penerjemah,
bukan terjemahan langsung lead artikel sumbernya. Terjemahan baru dimulai pada bagian akhir
paragraf 1 artikel sumber, itupun hanya kutipan kata-kata Duncan Clark, Wakil Presiden Divisi
Pemasaran Internasional Columbia Tri Star.
Jadi, lead prolog berupa kutipan dialog dan paragraf 1 pada artikel sumber tidak diterjemahkan.
Artikel II (Suara Merdeka)
Apa yang dilakukan para produser Hollywood kalau sedang bokek cerita (asli) atau novel atau lakon
pentas yang patut diangkat ke layar film?
Kalau sampai terjadi krisis seperti itu, mereka biasanya melirik Perancis untuk mencari bahan yang
pantas difilmkan atau dibuat ulang dengan tambal sulam di sana-sini (remake).
Studio-studio seperti Disney, Paramount, Warner Bros dan 20th Century Fox, misalnya, berebut
mendapatkan hal pembuatan ulang atas film-film cerita Prancis populer, seperti Mama. There’s a Man in
Your Bed.
What a poor Hollywood produce to do when there are no more sequels to make or plays or novels or
newsheadlines to get the creative accounting juice going? These days major studios are looking a cross
the Atlantic, particularly to France, for materials. Disney, Paramount, Universals, Warner Bross, and 20th
Century Fox are all vying for the U.S. rights to remake such popular French features as Mama, There’s a
Man in Your Bed.
Sebaliknya pada artikel II, lead dibuat sesuai dengan artikel sumbernya berupa ‘question lead’. Agar
sesuai dengan prinsip bahasa pers, paragraf 1 pada artikel sumber dipecah menjadi paragraf pada artikel
terjemahan karena dianggap terlalu panjang.
Begitu parahnya kehidupan remaja Kolombia yang tergabung pada gang-gang Medellin, ternyata malah
menjadi ide bagi sutradara Gaviria untuk menarik mereka terlibat dalam pembuatan film. Sembilan
remaja yang sudah tidak mempunyai masa depan, karena terlibat perdagangan kokain, atau dengan
enak membunuh calon presiden, betul-betul menghayati peran yang diberikan. Itu terjadi karena sehari-
hari mereka memang menjadi “preman”.
A shocker film exposes the milieu of Medellin’s youthful killers By John Moody Medellin Carlos Mario
Restrepo, 21, was guided to the grave by a brutal and simple philosophy: live fast, die fast. “Who cares if
they knock us off as long as we’ve got some money and a girlfriend while we’re alive?” he proclaim to a
visitor. Some 40 months later, he was dead, shot by a trio of teenge strangers for no apparent reasons.
Pada artikel III, lead (paragraf 1) dibuat berdasarkan oplosan dari artikel sembernya. Pada artikel
sumber, certia dimulai dengan tokoh Carlos Mario Restrepo, sedang pada artikel terjemahan, cerita
dimulai dengan gambaran kehidupan remaja di Medellin (Kolumbia).
Artikel V (Kompas)
As more and more designers succumb, AIDS take devasting toll on the fashion industry.
Gara-gara perancang mode Yves Saint Laurents masuk rumah sakit bulan lalu, gosip pun berkembang
perancang kenamaaan asal Perancis itu kejangkitan AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome)).
Perancang top ini memang untuk pertama kalinya tidak menghadiri peragaan busana siap pakai di Paris.
Padahal dia masuk rumah sakit karena kondisi fisiknya yang melemah akibat terlalu keras bekerja dan
kurang istirahat.
Pada artikel V, penulisan lead diambil dari bagian tengah artikel sumber (paragraph 6) dengan
mengedepankan perancang mode Yves Saint Laurent, bukan merupakan terjemahan langsung lead
artikel sumber.
Artikel VI (Wawasan)
Penulisan lead pada artikel VI hamper sama dengan artikel V, yakni diambilkan dari bagian-bagian
penutup artikel sumber (paragraph akhir), dengan mengutip kata-kata perancang Jepang, Issey Miyake,
“Clothes aren’t sexy, women are”.
Berdasarkan analisis tersebut diatas, penulisan lead pada artikel terjemahan dapat dikatakan cukup
bebas, artinya si penerjemah dapat berkreasi atau berimprovisasi sehingga artikel yang muncul lebih
enak dibaca atau sesuai dengan gaya bahasa targt (bahasa Indonesia). Dan dari enam sampel analisis
(artikel I,II,III,V, dan VI) tersebut, penulisan lead dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis ;
1. Lead dibuat berdasarkan improvisasi penerjemah (artikel I,III,IV,VII,IX)
2. Lead dibuat sesuai dengan artikelsumbernya (artikel II,V,VI,VII)
3. Lead diambilkan dari bagian tertentu artikel sumber (artikel V,VI)
Artikel I
Apapun analisis orang tentang kekuatan gurita Hollywood, agaknya cengkeramannya tak mudah
dilepaskan. Selama mesin Hollywood masih pandai memanipulasikan selera penonton, jalur distribusi,
dan pasaran pasaran film di berbagai Negara lain bakal tetap terengah-engah. (fit).
Golden Harvest could count on kung fu super star Jackie Chan to draw audiences everywhere, including
Southeast Asia, Taiwan, China, South Korea, Japan, India, The Soviet Union, much of Europe and
Chinatowns of North America. Everywhere except mainstream U.S.A. but Golden Harvest hit the jackpot
when it backed the American conceived Teenage Mutant NinjaT urtles, a $16 million picture that has so
far earned about $100 million in the U.S. Turtles II is already on the drawing board, again with Golden
Harvest backing
Artikel V
Flanders menyatakan “Selama ini wanita perancang sudah frustasi mendapat dukungan keuangan.
Sekarang para investor justru mencari para wanita perancang dan dengan cara yang sangat berbeda dari
sebelumnya.” Menarik. Sayang sekali, biaya manusiawi memenangkan minat baru itu cukup tragis;
kematian para pria perancang mode berbakat karena AIDS. (Time/Satrio)
Because of concern about men’s vulnerability to AIDS, women designers are attracting new interest
from the financial community. New York designer Rebecca Moses, for one, has been approached by
investor about expanding her line. Says DIFA’s Flanders: It’s been notoriously frustrating for women to
get the backing. Now investor are looking at women with very open eyes and in a very different way
than they did before. “They human cost of winning that new interest, however, is tragic. –By J.D. Reed
Reported by Kathrin Jackson Fallon/New York
Terminologi
Seorang penerjemah yang belum berpengalaman akan mengalami kesulitan untuk mencari padanan
istilah-istilah. Maka tingkat kesulitannya tergantung pada ‘frame of reference’ penerjemah itu sendiri.
Misalnya kalau kita menerjemahkan artikel tentang mode, maka kita harus mengikuti istilah-istilah atau
seluk beluk dunia mode dengan cara mebuka buku-buku / artikel-artikel tentang mode dalam bahasa
target (bahasa Indonesia). Dengan demikian, kita akan hapal istilah-istilah maupun gaya bahasa yang
biasa digunakan dalam artikel mode. Semakin banyak membaca dan membuat kliping, frame of
reference kita semakin lengkap, sehingga sewaktu menerjemahkan artikel tentang mode tidak akan
mengalami banyak kesulitan.
Idiomatic Expression
Kadang-kadang proses penerjemahan terhambat oleh serangkaian ‘idiomatic expression’ yang ada
dalam artikel. Biasanya kalau terbentur masalah semacam itu penerjemah akan mencari padanannya di
kamus atau menafsirkan berdasarkan konteks, atau, yang terburuk, dilewati sepanjang bukan
merupakan unsur kunci.
Struktur Kalimat
Struktur kalimat yang rumit juga merupakan hambatan bagi penerjemah. Untuk mengatasi hal itu,
penerjemah harus mengubah total struktur kalimat tersebut. Perubahan struktur kalimat tidak bias
dihindarkan agar hasil terjemahannya lebih enak dibaca sesuai dengan pola kalimat bahasa target
(bahasa Indonesia).
Tingkat perubahan struktur kalimat juga berbeda-beda. Untuk artikel-artikel yang bersumber dari
majalah wanita seperti Woman’s Affair, New Idea, dll., struktur kalimat tidak banyak mengalami
perubahan. Tetapi artikel-artikel tentang tokoh (penyanyi/bintang film), struktur kalimat atau urutan
paragraph seringkali diubah secara total sehingga artikel terjemahan yang muncul nampak berbeda
dengan artikel sumbernya, meskipun intisarinya tetap sama.
Ciri yang menonjol untuk artikel jenis ini adalah penggambaran bentuk wajah, tubuh si tokoh, terutama
untuk penyanyi wanita atau aktris film meskipun dalam artikel sumbernya tidak disebutkan. Artikel
tersebut biasanya menggunakan bahasa yang lebih seronok, kenes atau bombastis.
7. Kesimpulan
Berdasarkan analisis sembilan artikel terjemahan tersebut diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa
prinsip penerjemahan untuk artikel surat kabar cukup longgar karena beberapa hal:
1. Pemberian judul yang berbeda dengan judul artikel sumber.
2. Pemberian lead berdasarkan improvisasi penerjemah.
3. Penghilangan beberapa bagian karena artikel sumber dianggap terlalu panjang atau terbatasnya
kolom yang tersedia.
4. Penambahan informasi sesuai dengan tingkat ‘frame of reference’ penerjemah.
5. Perombakan struktur kalimat maupun urutan paragraph, terutama untuk artikel tokoh music/film.
Daftar Pustaka
Anderson, D.A. & B.D. Itule
1983 Contemporary News Reporting. New York: House.
Assegaff, D.H.
1983 Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia
Hanafi, N.
1986 Teori dan Seni Menerjemahkan. Ende-Flores: Nusa Indah.
Hutchins, J.
1977 On the Structure of Scientific Texts. Journal in Linguistics, September 1977.
Swales, J.
1985 A agenre-Based Approach To Language Across the Curriculum.
Paper presented at the RELO Conference, Singapore.
Widyamartana, A.
1989 Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius
1979 Misalkan Anda Seorang Wartawan Tempo. Jakarta: Biro Pendidikan Majalah Tempo. 1979.