Istilah Dasar
6.1. Sudut
Adalah besaran selisih derajat yang dibentuk oleh 2 buah garis, dimana yung satu menuju ke utara magnetis dan yang lain menuju ke sasaran.
1) Sudut Azimuth
Sudut mendatar yang besarnya dihitung sesuai dengan arah jarum jam dari arah utara. Azimuth ditujukkan untuk menentukan arah di medan atau di
peta, melakukan pengecekkan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tsb adalah arah lintasan yang menghubungkan titik
awal dan akhir perjalanan kita.
6.2. Skala Peta, jarak antara titik di peta dengan jarak mendatar pada medan sebenarnya.
1) Skala Numerik, dinyatakan dengan angka
Contoh :
1:50.000 berarti 1 cm = 50.000 cm atau 1 cm = 500 m atau 2 cm = 1 km
2) Skala Grafis, dinyatakan dengan unit batang disertai nilai, berguna ketika terjadi perubahan ukuran peta pada saat penggandaan /info skala
numerik tidak tercantum
* Utara peta / Utara Grid (Grid North, UP / GN) diberi simbol GN, arah utara yang ditunjukan garis koordinat tegak peta ke arah atas
* Utara magnetik (Magnetic North, UM) diberi simbol T (anak panah separuh) , arah utara yang ditunjukan jarum kompas menuju kutub utara
magnetik bumi
6.5. Iktilaf
* Iktilaf Peta / Konvergensi Meredian, merupakan sudut yang dibentuk utara sebenarnya dengan utara peta
* Iktilaf Magnetik / Deklinasi, merupakan sudut yang dibentuk utara sebenarnya dengan utara magnetik
* Iktilaf Utra Peta – Utara Magnetik / Deviasi, merupakan sudut yang dibentuk utara peta dengan utara magnetis
6.7. Kontur,
garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik- titik yang tingginya sama sehingga dapat mengetahui bentuk medan yang
sebenarnya (menunjukan ketinggian, perbedaan ketinggian, kemiringan, proyeksi 3D). Terdapat istilah penting :
* Interval Kontur, jarak tegak 2 garis kontur yang berdekatan / jaran bidang datar yang berdekatan.
Rumus : Interval kontur atau Ci = 1/2000 x skala peta
Namun rumus ini tidak selamanya dapat digunakan karena garis kontur pada daerah terjal berbeda dengan daerah landai
* Indeks Kontur, garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiapinterval kontur tertentu untuk memudahkan pembacaan medan.
Rumus : i = 25 / jumlah cm dalam 1 km
i = n log tan a, dengan n (0.01 S + 1)1/2 m
7. Pengetahuan Peta
7.1. Bagian – Bagian Peta
*Judul Peta, bagian yang menyatakan identitas peta. Pada peta BAKOSURTANAL meliputi Judul Peta (biasanya merupakan nama daerah adminsist
ratif, tempat terkenal dll) , Skala, Nomor Lembar Peta, Nama Lembar dan Edisi / terbitan. Sistem Penomoran Peta perlu diketahui untuk membantu
dalam mencari peta tertentu.
* Letak Peta dan Diagram Lokasi Petunjuk Letak Peta, menunjukan nomor dan nama lembar peta terhadap peta sekelilingnya. Biasanya dalam
bentuk matrikini berukuran 3 x 3.
* Lokasi, menunjukan letak peta pada ara yang lebih luas
* Sistem Referensi, terdiri dari sistem proyeksi, sistem grid, datum horizontal, datum vertikal, satuan tinggi dan selang kontur
* Pembuat dan Penerbit Peta
* informasi Nama dan Nomor Lembar Peta
*Legenda, merupakan petunjuk tanda atau simbol konvensional yang digunakan pada peta disertai warna dan deskribsi
*Keterangan Riwayat Peta
*Petunjuk Pembacaan Koordinat
· Pembagian Daerah Administrasi
*Skala
* Singkatan / Kesamaan Arti
* Utara Sebenarnya, Utara Grid, Utara Magnetik
Contoh penomoran : 58/XLII berarti lembar ke 58 mendatar dari kiri, lembar ke XLII vertikal dari atas.
Contoh penomoran : 58/ XLIi f berarti lembar ke 58 mendatar dari kiri, lembar ke XLIi ver tikal dari atas peta 1 : 100.000, lembar ke 6 dari pojok
kanan atas searah jarum jam.
Contoh penomoran : 2145-iv berarti lembar 2145, urutan ke 4 dari pojok kanan atas searah jarum jam.
Contoh penomoran : 2145-iVa berarti lembar 2145, urutan ke 4 dari pojok kanan atas searah jarum jam dan pertama dari pojok kanan atas searah
jarum jam.
Contoh penomoran : 2145-1 berarti lembar ke 21 mendatar dari 45 vertikal, urutan ke 1 dari pojok kiri bawah ber lawanan arah jarum jam.
Contoh penomoran : 2145-12 berarti lembar ke 21 mendatar dari 45 vertikal peta 1 : 250.000, urutan ke 1 dari pojok kiri bawah berlawanan arah
jarum jam peta 1 : 100.00, urutan ke 2 dari pojok kiri bawah berlawanan arah jarum jam peta 1 : 50.000.
b. Intersection
Yaitu menentukan posisi suatu titik (benda) pada peta dengan menggunakan 2 atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan dan dipeta.
Langkah- langkah melakukan intersection adalah:
1) Lakukan orientasi medan dan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
2) Bidik obyek yang kita amati
3) Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
4) Bergerak ke posisi lain dan lakukan langkah 1-3
5) Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud. Semakin banyak titik bidik untuk menarik garis
perpotongan, semakin akurat hasil yang didapatkan. Sudut terbaik antara titik bidik untuk melakukan intersection adalah 900
b. Tanda Medan
Melakukan analisa bentuk kontur yang tergambar pada peta untuk mendapatkan gambaran medan sebenarnya. Mengenali tanda medan ini dapat
dilakukan berdasarkan sifat garis kontur yaitu :
1) Perbedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter (biasanya tertera pada
setiap peta topografi)
2) kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali untuk kawah
3) antar kontur tidak akan saling berpotongan, kecuali berhimpit pada lembah yang sangat curam dimana terdapat air terjun
4) kontur yang bebentuk seperti huruf V dari pusat kontur merupakan punggungan dan yang berbentuk seperti huruf V terbalik dari pusat kontur
adalah lembahan.
5) Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.
6) Makin rapat kontur, menunjukkan daerah yang makin terjal/curam.
7) Saddle adalah daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
8) Pass adalah celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
9) Bentukan sungai dapat terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian tingkat kontur, biasanya terdapat pada lembahan dan namanya
tertera mengikuti alur sungai.
Dalam kondisi sebenarnya, sering kali teknik cross bearing tidak selalu dapat dilakukan seperti karena faktor cuaca atau tidak terlihatnya titik
ekstrim yang dapat dijadikan acuan. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam kondisi seperti ini adalah dengan melakukan analisa dan
interpretasi peta untuk kemudian dapat dibandingkan hasilnya dengan medan sekitar, serta merunutnya dari titik awal perjalanan.
Oleh karena itu, biasakan untuk mempelajari, menandai dan melakukan sebanyak mungkin analisa medan selama perjalanan serta
melakukancross check perkiraan awal tadi dengan fakta yang didapatkan dilapangan. Semakin banyak kita mengetahui tanda – tanda
medan yang dilalui, semakin memahami pula kita tentang sifat dan tingkat kesulitan medan tersebut yang akan sangat berguna selama
melakukan perjalanan dan dalam situasi darurat.
Namun, Navigasi darat merupakan ilmu praktis, yang hanya dapat terasah jika dipraktekkan langsung pada kondisi
sebenarnya.Pemahaman mengenai teori dan konsep hanyalah membantu untuk memahami ilmu navigasi, bukan menjamin kemampuan
navigasi darat seseorang.
Daftar Pustaka
-Amri, Yul Ir. 1997. ”Diktat Pendidikan Gunung Hutan Mahasiswa Se-Indonesia 1997, Sistem Penetuan Posisi Global” . Padang : MAPALA
UNAND (Tidak Diterbitkan).
-ASTACALA. 2002. ”Diktat Pendidikan Dasar Astacala”. Bandung : Badan Pendidikan dan Latihan ASTACALA (Tidak Diterbitkan) .
-Azha, Aksan. 2006. ”Dasar Navigasi Darat”. http://www.daksina.org.
-GEGAMA. 2004. ”Mater i Dasar Kepecintaalaman”. Yogyakarta : mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Geografi ( Tidak diterbitkan)
-WANADRI . 1996. ”Diktat Pendidikan Dasar Wanadri” . Bandung: Badan Pendidikan dan Latihan Wanadri (Tidak Diterbitkan).
-_________. 2004. ”Panduan Membaca Peta Rupa Bumi Indonesia”. Bogor : BAKOSURTANAL (Tidak Diterbitkan).
-___________. - . ”Diktat Kursus Navigasi Darat ’”. Bandung : Yayasan Kapinis Indonesia (Tidak Diterbitkan).
-_________. 1992. ”Naskah Departemen untuk Navigasi Darat”. Bandung : Pusat Kesenjataan Infanteri TNI AD Pusat Pendidikan (Tidak
Diterbitkan).
-_________.” Tutorial Navigasi 1”. http://www.geocities.com/ourormed/tutorial_1.htm
-_________.” Tutorial Navigasi 2”. http://www.geocities.com/ourormed/tutorial_2.htm
-_________.”Pengetahuan dasar Navigasi Darat ”. http://www.gappala.or.id
-_________.”Dasar - dasar navigasi ”. http://www.highcamp.web.id
-_________.” Lamber t Conformal Conic” . h t t p : / / w w w . m a n i f o l d . n e t
-_________.” Lat itude / Longitude Project ion” . h t t p : / / w w w . m a n i f o l d . n e t
-_________.” Projections Tutorial” . h t t p : / / w w w . m a n i f o l d . n e t
-_________.” Transverse Mercator” . h t t p : / / w w w . m a n i f o l d . n e t
-_________.” Universal Transverse Mercator (UTM) ” . h t t p : / / w w w . m a n i f o l d . n e t