Anda di halaman 1dari 50

PETA

Peta adalah Gambaran permukaan fisik


bumi yang diproyeksikan pada bidang datar
dengan ukuran yang diperkecil dan
menggunakan perbandingan skala yang
akurat, agar penggunanya mendapat
gambaran dan informasi yang tepat
mengenai daerah/medan dalam peta
tersebut
JENIS PETA
PETA GEOGRAFI :
Peta yang memuat informasi fisik bumi dan dibuat dalam skala kecil ( 1 : 1.500.000
dll) contoh: Atlas

PETA TEKNIK :
Peta yang memberikan gambaran tentang informasi penting dalam suatu pekerjaan
yang sifatnya teknis, seperti Peta Jaringan Rel Kereta Api, Peta Geologi dll

PETA TEMATIK :
Peta yang memuat informasi tentang tema tertentu. Contoh : Peta Lahan
Pertanian, Peta Kepadatan Peduduk dll

PETA TOPOGRAFI :
•Peta yang digunakan untuk kepentingan navigasi, karena memuat informasi yang
lengkap mencakup 4 ciri yaitu :
Relief permukaan daratan
•Perairan
•Vegetasi
•Hasil Budaya Manusia
PROYEKSI PETA
Ada 3 proyeksi dalam peta topografi di Indonesia yang sering digunakan
untuk kepentingan navigasi yaitu :

PETA PROYEKSI LCO (Lambert Conical Orthomorphic) yang diterbitkan


oleh tentara sekutu/ AMS (Army Map Service)

PETA PROYEKSI POLIYEDER yang diterbitkan oleh pemerintah Jawatan


Topografi (JANTOP) Hindia Belanda

PETA PROYEKSI UTM (Univesal Transverse Mercator) yang diterbitkan


oleh Bakorsurtanal (badan koordinasi survey tanah nasional) yang
juga merupakan revisi dari terbitan AMS

Peta topografi yang digunakan di indonesia berasal dari peta buatan Hindia
Belanda (POLYEDER). Peta tersebut kemudian dicetak oleh AMS
(Army Map Services) menggunakan proyeksi LCO, hingga akhirnya Indonesia
memetakan sendiri dengan menggunakan proyeksi UTM
INFORMASI
TEPI PETA
Hal paling penting dalam
membaca peta adalah
mempelajari Informasi Tepi
Peta, dimana dalam Peta
Topografi Indonesia terbitan
BAKORSURTANAL (badan
koordinasi survey tanah
nasional) dan JANTOP
(jawatan Topografi) telah
dibakukan
IDENTFIKASI PETA
1. Elemen pokok yang termasuk di dalam identifikasi peta terletk pada bagian
atas meliputi
Keterangan Skala,
2. Keterangan Edisi,
3. Judul Peta
4. Nomor lembar
5. Nomor Seri Peta

SKLALA PETA
Adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak pada medan sebenarnya dengan
Rumus :
Jarak di peta x Skala = Jarak sebenarnya

Peta dengan Skala peta 1 : 50.000 artinya 1 cm di peta sama dengan 50.000 cm pada
medan sebenarnya atau 500 meter pada medan sebenarnya atau 0,5 Km pada medan
sebenarnya
Jadi seandainya jarak pada peta = 3 cm maka pada medan sebenarnya :
3 cm x 50.000 cm = 150.000 cm = 1.500 meter = 1,5 Km
LEGENDA PETA
Terletak di bagian kiri bawah, yang berisi tentang keterangan dari simbol-simbol
yang digunakan pada peta tersebut, seperti bangunan, perkampungan , rawa, jalan,
sungai, rel kereta api dll.

KARVAK
Garis khayal vertikal dan horizontal pada peta yang membagi area dengan luas yang
sama yaitu 1km persegi pada medan sebenarnya
1.
Langkah untuk menetukan karvak adalah
Sebutkan Judul Peta dan Lembar Peta
2.Sebutkan 2 angka terakhir dari paling kiri dari Absis (X)
3.Sebutkan 2 angka terakhir dari paling bawah dari ordinat (Y)
Apabila daerah yang dimaksud lebih dari 2 karvak
maka cara penyebutannya : Nomor Peta, KV Garis
Tegak 52 sampai dengan 54, Garis Datar 25
sampai dengan 27 atau
KV GT 52 s.d 54 GD 25 s.d 27
INTERVAL CONTOUR
Keterangan yang menyatakan selang jarak antara garis tinggi pertama dengan garis
tinggi berikutnya yang terletak di bawah skala batang atau skala bar.

CONTOUR / KONTUR (GARIS


KETINGGIAN)
Kontur (contour) Adalah garis khayal di atas permukaan tanah pada peta dengan
bentuk melingkar yang berkelok-kelok dimana saling berhubungan pada ujungnya
(tertutup) yang menyatakan titik-titik dengan ketinggian yang sama dengan maksud
:
1.Untuk mengtahui ketinggian sutu tempat dari permukaan laut
2.Untuk mengetahui bentuk medan yang sebenarnya dari suatu tempat.
SIFAT CONTOUR
• Kontur yang lebh rendah ketinggiannya akan mengelilingi kontur yang lebih tinggi
ketinggiannya

• Kontur tidak akan saling berpotongan dan bercabang

• Semakin rapat jarak kontur akan semakin terjal medan sebenarnya

• Kontur yang menjorok ke luar (menjauhi pusat lingkaran) menunjukkan daerah


punggungan

• Kontur yang menjorok ke dalam (mendekati pusat lingkaran) menunjukkan daerah


lembah

• Kontur pertama sudah mempunyai harga atau nilai

• Daerah yang terletak antara dua garis ketinggian yang sama tingginya tetapi terpisah
tempatnya disebut dengan PELANA (SADEL)

• Pelana yang terletak diantara dua gunung besar dinamakan PASS


SIFAT CONTOUR
SIFAT CONTOUR
Pengertian sederhana dari kontur
adalah aplikasi dari bentuk di alam
sebenarnya yang multi dimensi ke
dalam satu bidang datar (satu dimensi).
Oleh sebab itu, gambar kontur dapat
diproyeksikan untuk mengetahui
gambaran medan yang akan kita
hadapi.
TITIK KETINGGIAN / TRIANULASI
Titik triangulasi adala titik pasti/mutlak
suatu tempat yang digunakan oleh
jawatan topografi dalam pengukuran
ilmu pasti saat pembuatan peta. Titik
triangulasi ditandai oleh sebuah tiang
atau tonggak dengan tulisan dalam
bentuk data tentang ketinggian tempat
tersebut dihitung dari permukaan laut,
sehingga semua orang dapat
mengetahui pada ketinggian berapa
mereka berada.
TINGGI MUTLAK, TINGGI NISBI
TINGGI MUTLAK
Disebut juga dengan tinggi sebenarnya,
yaitu ketinggian yang dihitung dari
permukaan laut dengan satuan meter di
atas permukaan laut (m dpl)

TINGGI NISBI
Yaitu ketinggian yang dihitung dari
permukaan tanah di mana benda itu
berada misalnya : tinggi pohon, tinggi
bangunan dll
TINGGI MUTLAK, TINGGI NISBI
TINGGI MUTLAK
Disebut juga dengan tinggi sebenarnya,
yaitu ketinggian yang dihitung dari
permukaan laut dengan satuan meter di
atas permukaan laut (m dpl)

TINGGI NISBI
Yaitu ketinggian yang dihitung dari
permukaan tanah di mana benda itu
berada misalnya : tinggi pohon, tinggi
bangunan dll
ARAH UTARA
Dalam peta topografi, kita mengenal 3 arah utara, untuk itu saat menentukan
arah, harus memulainya dengan menentukan arah titik 0.

UTARA SEBENARNYA (TN = TRUE NORTH)


Adalah arah utara yang ditunjukkan oleh garis meridian menuju ke kutub utara
Lambang TN dalam peta topografi
ARAH UTARA
UTARA PETA
(GN = GRID NORTH)

Adalah arah utara yang ditunjukkan oleh garis-garis tegak


yang terdapat pada karvak
ARAH UTARA
UTARA PETA
(GN = GRID NORTH)

Adalah arah utara yang ditunjukkan oleh garis-garis tegak


yang terdapat pada karvak
ARAH UTARA
UTARA MAGNETIS (MN = MAGNETIC NORTH)
Adalah arah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas yang selalu
mengarah pada kutub magnetis bumi (poros bumi)
IKHTILAF
Disebut juga CONVERGENSI
MERIDIAN yaitu penyimpangan sudut
arah utara yang timbul karena ada
perbedaan arah utara yang ditunjukkan
oleh Kutub Utara, Kutub Magnetis dan
Peta

IKHTILAF PETA
Adalah sudut yang terbentuk oleh
UTARA SEBENARNYA dengan UTARA
PETA baik ke Barat maupun ke Timur
IKHTILAF
IKHTILAF MAGNETIS
Adalah sudut yang terbentuk oleh UTARA
SEBENARNYA dengan UTARA MAGNETIS baik ke
Barat maupun ke Timur

IKHTILAF
GN
IKHTILAF UTARA PETA
Adalah sudut yang terbentuk oleh UTARA PETA
dengan UTARA MAGNETIS baik ke Barat maupun
ke Timur dengan utara peta sebagai patokan
VARIASI MAGNETIS
Adalah perbedaan antara ikhtilaf
magnetis pada waktu-waktu berlainan GN
yang mengalami perubahan karena
pengaruh dari rotasi dan revolusi bumi.
Perubahan ini selalu diukur dan
diperiksa akurasinya setiap 5 tahun

Pada peta topografi, VM biasanyta


ditulis di bagian bawah untuk
menentukan deklinasi dan VM.
Disamping itu dinyatakan pula VM rata-
rata tiap tahun.

Untuk mencari Ikhtilaf peta, harus


dilihat dekat batas kiri/kanan peta
dimana tertulis GRID DECLINATION MAGNETIS NORTH
yang artinya IKHTILAF PETA. 45’ or 15 Miles
INCREAS & DECREASE
Bila VM bertambah dan makin bertambah tiap tahunnya, maka variasi tersebut dikatakan
dengan istilah INCREASE
GN
Bila VM berkurang dan makin berkurang tiap tahunnya, maka variasi tersebut dikatakan
dengan istilah DECREASE

AZIMUTH
adalah ANGKA YANG DITUNJUKKAN OLEH JARUM KOMPAS. dengan kata lain
disebut SUDUT KOMPAS

Sudut kompas/AZIMUTH, mempunyai sudut pembalik yaitu BACK AZIMUTH yang diperoleh
dengan rumus :
BACK AZIMUTH = AZIMUTH + 180˚

jika azimuth < dari 180 maka BA = A + 180
jika azimuth > dari 180 maka BA = A – 180
AZIMUTH
MAKSUD DAN TUJUAN AZIMUTH & BACK AZIMUTH
Menentukan arah perjalanan kita baik di medan sebenarnya maupun di peta
• Sebagai cross check apakah perjalanan kita sesuai dengan rencana
perjalanan yang telah ditentukan

• Sebagai arah awal dan akhir perjalanan

• Dengan menggunakan azimuth, resiko tersesat dapat diperkecil karena


saat kembali, kita akan menggunakan arah yang sama dengan saat
berangkat
RESECTION
Adalah cara untuk mengetahui posisi kita pada peta dengan cara melakukan pembidikan
ke arah 2 tanda medan atau lebih.

Langkah-langkah resection adalah :


Hitung SPM tahun sekarang (perhitungan SPM akan kita bahas pada TEKNIK DASAR
NAVIGASI DARAT-2)
• Orientasikan peta sesuai dengan langkah-langkahnya
• Carilah 2 tanda medan atau lebih yang benar-benar kita kenal baik di medan
sebenarnya maupun di peta (misalnya puncak gunung, triangulasi, konstruksi bangunan
dll)
• lakukan pembidikan dengan kompas ke titik pertama (sebut saja titik A) catat
azimutnya dan tambahkan dengan hasil perhitungan SPM tahun sekarang
• Catat hasilnya dan cari Back Azimuthnya
• lakukan pembidikan dengan kompas ke titik kedua (sebut saja titik B) catat azimutnya
dan tambahkan dengan hasil perhitungan SPM tahun sekarang
• Catat hasilnya dan cari Back Azimuthnya
• Tarik Garis pada peta dari titik A ke arah Back Azimuthnya
• Tarik Garis pada peta dari titik B ke arah Back Azimuthnya
• Perpotongan garis dari titik A dan B itulah merupakan POSISI KITA (kita senut C)
RESECTION
INTRSECTION
Adalah cara untuk mengetahui posisi satu tanda medan pada peta dengan
cara melakukan pembidikan dari 2 tempat atau lebih dengan jarak
tertentu.
INTRSECTION
• Langkah-langkah Intersection adalah :
Hitung SPM tahun sekarang
• Orientasikan peta sesuai dengan langkah-langkahnya
• Lakukan Resection dan cari titik kita (kita sebut A) di peta
• lakukan pembidikan dengan kompas dari posisi kita (A) ke arah sasaran, catat
azimutnya dan tambahkan dengan hasil perhitungan SPM tahun sekarang
• Pindah ke lokasi lain dengan jarak jangan terlalu dekat dengan posisi sebelumnya.
• Lakukan Resection dan cari titik kita (kita sebut B) di peta
• lakukan pembidikan dengan kompas dari posisi kita (B) ke arah sasaran, catat
azimutnya dan tambahkan dengan hasil perhitungan SPM tahun sekarang
• Tarik Garis pada peta dari titik A sesuai Azimuthnya
• Tarik Garis pada peta dari titik B sesuai Azimuthnya
• Perpotongan garis dari titik A dan B itulah merupakan POSISI SASARAN KITA (kita
sebut C)
• Intersection banyak digunakan pada saat operasi SAR hutan gunung, misalnya dalam
operasi pencarian pesawat, di mana aplikasinya dilakukan oleh beberapa tim untuk
membidik satu sasaran untuk mengetahui posisi sasaran di peta (misalnya reruntuhan
pesawat) untuk kemudian dilaporkan pada posko pusat operasi
KORDINAT
Adalah cara untuk menyebutkan atau menunjukkan suatu titik di peta (posisi
kita, tanda medan, dll) dengan menyebutkan angka-angka yang ada pada garis
tegak dan garis datar di peta. Ada dua jenis Koordinat yang digunakan dalam
Navigasi yaitu :

KOORDINAT GEOGRAFIS
( GRATICULE)
Menentukan tempat dengan bantuan Garis Meridian/bujur dan lintang yang
dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik, baik dari acauan Greenwich
sebagai titik Nol maupun meridian lainnya
LANGKAH MENENTUKAN KOORDINAT GEOGRAFIS
1.Cari batas barat (sebelah kanan) dan timur (sebelah kiri) serta batas
paling utara (paling atas) dan selatan (paling bawah dari peta yang kita
gunakan

2.Ukur jarak dari Batas paling barat ke titik yang akan kita cari
koordinatnya

3.Pindahkan hasil pengukuran dalam cm tersebut ke satuan derajat,


menit, detik (60cm = 1˚)

4.Jumlahkan hasil pengukuran no 3 dengan batas Plaing Barat

5.Jumlahkan Hasil No. 4 dengan Koordinat Meridian Jakarta


(106˚48’27,79”BT)

6.Hasilnya adalah Ordinat bujur.


7. Ukur jarak dari Batas paling Utara atau Paling selatan (sesuai dengan
letak peta di LU atau LS) ke titik yang akan kita cari koordinatnya

8. Pindahkan hasil pengukuran dalam cm tersebut ke satuan derajat,


menit, detik (60cm = 1˚)

9. Jumlahkan hasil pengukuran no 8 dengan Batas paling Utara atau


Paling selatan

10. Hasilnya adalah Ordinat Lintang.

Penyatuan No 6 dan No 10 adalah koordinat dari titik tersebut (yang disebutkan


pertamakali adalah bagian Bujur baru kemuadian Lintang)
Contoh :
Batas Paling Barat Peta = 5’ BT
Batas Paling Utara = 6˚45 LS
Jarak titik A dari batas barat = 7 cm = 7’
Jarak titik A dari batas Utara = 15 cm = 15’
Maka Koordinat Titik A :

Batas Barat
= 5’ + 7’
= 12’
= 106˚48’27,79”BT + 12’
= 107˚00’27,79”BT

Batas Utara
= 6˚45’ + 15’
= 7˚ LS

MAKA KOORDINAT TITIK A

= 107˚00’27,79”BT, 7˚ LS
KORDINAT GRID
1. Menentukan tempat dengan bantuan angka-
angka yang ada pada Garis Tegak dan Garis
Datar (KARVAK) dalam peta Topografi.

Sistim penomoran koordinat pada Peta Topografi


dibagi 2 yaitu :

A. SISTIM 6 ANGKA (satu karvak dibagi menjadi


10 bagian)

B. SISTIM 8 ANGKA

(satu karvak dibagi menjadi 10 bagian)

Koordinat A = 755, 497 (untuk cara 6 angka)


= 7550, 4970 (untuk cara 8 angka)
KORDINAT GRID
Pembagian karvak tersebut sudah ada di salah satu yang merupakan
perelengkapan pendukung navigasi darat yang disebut dengan PROTACTOR
Untuk lebih presisi, sebaiknya selalu gunakan sitim 8 angka, terutama
untuk peta dengan skala 1:50.000 dan 1:25.000

Karena pada skala ini luas satu karvak cukup besar untuk dibagi menjadi 100
bagian

Ingat, angka yang makin besar ke kanan adalah sumbu X


dan makin besar ke atas atau ke bawah adalah sumbu Y
Sebutkan dahulu Judul peta, Nomor baru kemudian
Koordinat (X,Y)
ALAT NAVIGASI
PRAKTEK

RESECTION

INTERSECTION

MAN TO MAN
OBYEK

SUDUT A SUDUT B
NUHUN SADAYANA

Anda mungkin juga menyukai