Anda di halaman 1dari 62

ATURAN & REGULASI PB.

MI

REVISI ATURAN & REGULASI IFMA


Tanggal Tanggal
Disetujui
Versi Tujuan/Perubahan Diubah Oleh Tindakan Tindakan
Oleh
(DD/MM/YYYY) (DD/MM/YYYY)

Komite
0.01 Perbaikan pada bahasa dan kejelasan. 17/08/2017 Exco IFMA 30/08/2020
Peninjau Teknis

Pengembangan tata letak dan bahasa,

Pencantuman aturan
4: Kewarganegaraan,
7.1.1: Penimbangan Resmi,
9.3.1: Pemutaran Ulang Video Instan,
13.1.1: Kewarganegaraan,
17.1: Delegasi Teknis,
17.2: Anggota Komisi Medis,
17.3: Ketua Dewan Juri, Komite
0.02 06/03/2021 Exco IFMA 17/03/2022
18: TD, Peninjau Teknis
19: MCM,
20: COJ, dan
27.1.1: Jatuh/Down.

Aturan yang dihapus 7.3.5: Substitusi.

Pembaruan pada aturan

2: U23, Lampiran IX.

1
ATURAN & REGULASI PB.MI

ATURAN 1 : KLASIFIKASI BERAT BADAN


Umur SENIOR U- 23 REMAJA 16 - 17
Gender LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 45 45 1 1 45 45 1 1 45 45 1
2 48 48 2 2 48 48 2 2 48 48 2
3 51 51 3 3 51 51 3 3 51 51 3
4 54 54 4 4 54 54 4 4 54 54 4
5 57 57 5 5 57 57 5 5 57 57 5
Berat (KG)

6 60 60 6 6 60 60 6 6 60 60 6
7 63,5 63,5 7 7 63,5 63,5 7 7 63,5 63,5 7
8 67 67 8 8 67 67 8 8 67 67 8
9 71 71 9 9 71 71 9 9 71 71 9
10 75 75 10 10 75 75 10 10 75 75 10
(+) 75 11 (+) 75 11 (+) 75 11
11 81 11 81 11 81
12 86 12 86 12 86
13 91 13 91 13 91
14 (+) 91 14 (+) 91 14 (+) 91
KLASIFIKASI BERAT BADAN
Umur REMAJA 14 - 15 REMAJA 12 - 13 REMAJA 10 - 11
Gender LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
36 1 1 32 32 1 1 30 30 1
1 38 38 2 2 34 34 2 2 32 32 2
2 40 40 3 3 36 36 3 3 34 34 3
3 43 43 4 4 38 38 4 4 36 36 4
4 45 45 5 5 40 40 5 5 38 38 5
5 48 48 6 6 42 42 6 6 40 40 6
6 51 51 7 7 44 44 7 7 42 42 7
Berat (KG)

7 54 54 8 8 46 46 8 8 44 44 8
8 57 57 9 9 48 48 9 9 46 46 9
9 60 60 10 10 50 50 10 10 48 48 10
10 63.5 63.5 11 11 52 52 11 11 50 50 11
11 67 67 12 12 54 54 12 12 52 52 12
12 71 71 13 13 56 56 13 13 54 54 13
(+)71 14 14 58 58 14 14 56 56 14
13 75 15 60 60 15 15 58 58 15
14 81 16 63.5 63.5 16 16 60 60 16
15 (+) 81 (+) 63.5 17 (+) 60 17
17 67 17 63.5
18 71 18 67
19 (+) 71 19 (+) 67
*seorang atlet harus bertanding sesuai dengan genderisme biologis mereka
2
ATURAN & REGULASI PB.MI

ATURAN 2 : BATAS USIA MINIMUM & MAKSIMUM ATLET


Usia Atlet yang betanding ditentukan pada hari pertama pemeriksaan kesehatan dan
penimbangan / weight-in.
Kategori Usia Usia Minimum Usia Maksimum
Senior 17 40
U-23 17 23
Remaja 16-17 16 17
Remaja 14-15 14 15
Remaja 12-13 12 13
Remaja 10-11 10 11

ATURAN 3 : RONDE DALAM PERTANDINGAN MUAYTHAI


Pemberhentian pertandingan ketika memberikan Teguran, Peringatan,
merapihkan pakaian atau perlengkapan serta untuk alasan lainnya tidak termasuk
dalam periode waktu ronde. Tidak ada ronde tambahan yang dapat diberikan.

Divisi Waktu Ronde # Ronde Waktu Istirahat


Senior
3 menit
U-23
Remaja 16-17
2 menit 3 1 menit
Remaja 14-15
Remaja 12-13 1,5 menit
Remaja 10-11 1 menit

ATURAN 4 : STATUS ATLET


4.1: DOMISILI ATLET Seorang Atlet harus menjadi anggota Pengprov/Pengcab
Muaythai Indonesia, yang merupakan anggota PB. MI, dan Atlet harus
merupakan warga yang berdomisili pada daerah tersebut.
4.1.1 Identifikasi Atlet harus mewakili daerah yang sama seperti yang
ditunjukkan pada E-KTP dalam akreditasinya.
4.1.2 Daerah Ganda Jika seorang Atlet berdomisili lebih dari satu daerah,
Atlet tersebut hanya dapat mewakili satu daerah dan setelah itu tidak
boleh mewakili daerah lain, sampai setelah jangka waktu tiga (3)

3
ATURAN & REGULASI PB.MI

tahun berlalu. Jika kedua daerah yang bersangkutan


menginginkannya, mereka dapat meminta PB. MI untuk merubah
status daerah atlet yang tidak akan menimbulkan protes.
4.1.3 Tinggal Tetap PB. MI berhak mengizinkan seorang Atlet untuk
mewakili daerah dimana atlet tersebut tinggal/menetap, daripada
mewakili daerah yang sesuai E-KTP nya, mengingat Atlet tersebut tidak
merepresentasikan daerah asalnya berdasarkan EKTP mereka.
4.1.4 Buku Atlet Buku Atlet harus merefleksikan daerah Atlet yang
ditampilkan pada akreditasi. Buku Atlet harus wajib ada pada semua
pemeriksaan medis dan penimbangan serta harus dikumpulkan pada
akhir setiap pertandingan. Setelah kejuaraan berakhir buku atlet
tersebut harus dikembalikan kepada Pengprov-nya/Manager/Pelatih.

ATURAN 5 : PROSEDUR CEDERA KEPALA (KO/RSCH)


5.1: MASA PERCOBAAN WAJIB Seorang Atlet harus mendapatkan periode istirahat
wajib jika terjadi knock-out atau RSC yang disebabkan oleh serangan pada kepala.
 Satu (1) Knock-Out atau RSCH: Seorang Atlet yang telah mengalami knock-
out atau Wasit telah menghentikan pertandingan untuknya, akibat
menerima pukulan keras ke kepala yang membuat Atlet tidak berdaya dan
tidak mampu melanjutkan pertandingan, tidak diizinkan mengambil bagian
pada Kejuaraan Muaythai maupun sparring dalam jangka waktu setidaknya
tiga puluh (30) hari;
 Dua (2) Knock-Out atau RSCH: Seorang Atlet yang telah mengalami knock-
out akibat pukulan di kepala atau dimana Wasit telah menghentikan
pertandingan karena Atlet telah menerima pukulan keras di kepala yang
membuat Atlet tidak berdaya atau tidak mampu melanjutkan, sebanyak
dua kali dalam jangka waktu sembilan puluh (90) hari, tidak diizinkan untuk
mengambil bagian pada kejuaraan Muaythai maupun sparring dalam
jangka waktu sembilan puluh (90) hari sejak knock-out / RSCH kedua;
 Tiga (3) Knock-out atau RSCH: seorang Atlet yang telah mengalami knock-
out sebagai akibat dari pukulan kepala atau dimana Wasit telah
menghentikan pertandingan karena Atlet menerima pukulan keras di
kepala yang membuat Atlet tidak berdaya atau tidak mampu melanjutkan,
sebanyak tiga kali dalam jangka waktu dua belas (12) bulan, tidak
4
ATURAN & REGULASI PB.MI

diperbolehkan untuk mengambil bagian dalam kejuaraan Muaythai


maupun sparring untuk jangka waktu dua belas (12) bulan sejak knock-out
atau RSCH ketiga
Setiap knock-out yang diderita akibat benturan di kepala dan setiap RSCH harus
dicatat dalam catatan medis Atlet.

5.2: TINDAKAN PERLINDUNGAN Atlet yang kalah di dalam pertandingan yang keras
dengan banyak pukulan di kepala atau telah roboh beberapa kali dalam beberapa
pertandingan berturut-turut, tidak dapat diizinkan mengambil bagian dalam
kejuaraan atau pelatihan Muaythai untuk jangka waktu setidaknya 4 minggu
setelah pertandingan terakhir atas saran Petugas Medis, jika mereka memutuskan
bahwa hal tersebut diperlukan.

5.3: SERTIFIKASI MEDIS SETELAH MASA PERCOBAAN Sebelum melanjutkan


kegiatan Muaythai setelah masa percobaan medis, seorang Atlet harus disertifikasi
oleh ahli saraf untuk layak mengambil bagian dalam kejuaraan Muaythai. Atlet
harus menjalani, jika memungkinkan, melakukan pemeriksaan khusus,
electroencephalogram (EEG) dan jika diperlukan tes contrast-enchanced
computed tomography (CCT). Hasil pemeriksaan dan izin untuk dapat melanjutkan
kejuaraan harus dimasukkan di dalam rekam medis.
Semua tindakan perlindungan berlaku sama jika cedera kepala terjadi selama
pelatihan.

ATURAN 6 : PERSYARATAN MEDIS


6.1: PERNYATAAN MEDIS Tidak ada Atlet yang diizinkan untuk bertanding tanpa
memenuhi kelengkapan Formulir Peryataan Medis IFMA/PB.MI, yang harus
ditandatangani oleh Dokter Medis yang berwenang. Pernyataan medis harus
dilengkapi dalam bahasa Indonesia, menyatakan bahwa sebelum keberangkatan
dari daerahnya, Atlet berada dalam kondisi fisik yang baik dan tidak menderita
cedera, infeksi, atau kecacatan yang dapat mempengaruhi kapasitas Atlet dalam
bertanding.
6.1.1. Peryataan Tidak-Hamil Atlit berusia 18 tahun ke atas harus
menandatangani Pernyataan Tidak-Hamil. Atlet di bawah usia ini juga
memerlukan keterangan tambahan yang ditandatangani oleh orang tua Atlet
dan/atau wali yang sah.

5
ATURAN & REGULASI PB.MI

6.2: TES DARAH Selain Pernyataan Medis, Atlet berusia 16 tahun ke atas harus
menunjukkan antibodi HIV komplit & HBV (Hepatitis B Surface Antigen) dan
skrining tes darah HCV (Hepatitis C Antibody). Hasil pemeriksaan harus dicetak
menyertakan kop surat laboratorium yang melaksanakan tes dan telah harus
dibuat dalam waktu 6 bulan sebelum pertandingan (berlaku untuk International).

6.3: SERTIFIKASI MEDIS KEJUARAAN Selain itu, pada setiap hari pertandingan, atlet
harus disertifikasi layak/fit untuk bertanding oleh dokter medis yang berkualifikasi,
yang disetujui oleh PB.MI dibawah yurisdiksi dimana pertandingan berlangsung,
yaitu pada Kejuaraan Daerah, Kejuaraan Nasional, Pra-PON, PON dan Kejuaraan
yang ada dibawah naungan PB. MI, yang dilaksanakan oleh komisi medis PB.MI.

6.4: KONDISI YANG DILARANG Tentang kondisi yang dilarang merujuk pada buku
pegangan medis.

6.5: LUKA DAN LECET Tidak ada Atlet yang diizinkan mengambil bagian dalam
pertandingan apa pun jika Atlet mengenakan pembalut pada luka, lecet, laserasi
atau pembengkakan darah pada kulit kepala atau wajah Atlet termasuk hidung
dan telinga. Atlet diizinkan untuk bertanding jika luka/lecet ditutupi menggunakan
steri-strip. Keputusan harus diambil oleh dokter yang memeriksa Atlet pada hari
pertandingan.

ATURAN 7 : PEMERIKSAAN MEDIS & PENIMBANGAN


7.1: WAKTU Pemeriksaan medis dan penimbangan akan dilakukan pada waktu
berikut
 Penimbangan Resmi (Official Weigh-In): 1 hari sebelum dimulainya
pertandingan;
 Penimbangan Pertandingan (Competition Weigh-In): Setiap pagi
pertandingan; dan
 Penimbangan Pra-Pertandingan (Pre-Contest Weigh-In): Kapanpun
sebelum Atlet bertanding.
Pertandingan harus dimulai paling lambat tiga (3) jam setelah penutupan
(Competition Weigh-In). Waktu yang lebih singkat dapat diizinkan oleh Panitia
Penyelenggara atau delegasi PB.MI yang berwenang lainnya setelah berkonsultasi
dengan Komisi Medis, harus ditentukan kesesuaiannya serta tidak merugikan Atlet
yang mengambil bagian pada sesi awal pertandingan yang akan dilaksanakan.
6
ATURAN & REGULASI PB.MI

7.1.1 Penimbangan Resmi Hanya akan dilaksanakan atas kebijakan Technical


Delegate.
7.1.2 Penimbangan Pra-Pertandingan Akan dilaksanakan kapan saja
sebelum Atlet bertanding oleh anggota Jury yang ditunjuk (Administrasi
atau Protokol) dari pertandingan, sebagaimana ditunjuk oleh Technical
Delegate atau Ketua Jury. Jika bobot Atlet pada timbangan pra-
pertandingan diperoleh 5% di atas klasifikasi berat badan yang
memenuhi syarat, atau sama dengan klasifikasi berat berikutnya, maka
akan didiskualifikasi.

7.2: PEMERIKSAAN MEDIS setiap hari pertandingan, Atlet harus melalui kelayakan/
fit untuk bertanding oleh dokter yang ditunjuk oleh Panitia Penyelenggara, yang
dilaksanakan segera sebelum penimbangan.

7.3: PENIMBANGAN-IN / WEIGHT-IN


7.3.1 Kehadiran Atlet di semua divisi berat badan apabila diperlukan oleh
Technical Delegate, harus melaksanakan pemeriksaan medis dan
penimbangan berat badan pada Penimbangan Resmi (Official Weigh-In),
untuk menentukan berat badan mereka dalam keseluruhan
pertandingan. Seorang Atlet hanya dapat bertanding pada kualifikasi
berat badannya pada penimbangan-in/weight-in.
Ketika diputuskan tidak perlu oleh Technical Delegate, seorang Atlet
harus hadir hanya pada Penimbangan Pertandingan (Competition
Weight-In) setiap pagi ketika mereka dijadwalkan bertanding, agar
memastikan bahwa berat badan yang sebenarnya pada hari itu tidak
melebihi maksimum berat badan kelas tersebut, dan juga harus lulus
dalam pemeriksaan medis wajib.
7.3.2 Pakaian Atlet harus melaksanakan penimbangan menggunakan pakaian
dalam ringan yang sesuai, dalam kondisi persiapan memadai seperti
ketika akan bertanding (misalnya; tidak memakai kaus kaki, dicukur,
kuku jari kaki sudah dipotong, dll)
7.3.3 Menuhi Berat Badan / Making Weight Peserta pertandingan diizinkan
untuk hadir pada penimbangan resmi hanya sekali penimbangan/
weight-in tiap hari. Catatan berat badan yang ditampilkan tersebut
bersifat final.

7
ATURAN & REGULASI PB.MI

7.3.4 Mengubah Divisi Berat Pada drawing diperbolehkan bagi Tim Manajer
Daerah dari peserta yang gagal memenuhi berat badan, untuk
memasukkan Atletnya pada kualifikasi berat badan yang lebih tinggi
atau lebih rendah dengan biaya administrasi $ 100 USD, dibayarkan
kepada PB.MI. Hal ini hanya teraksana apabila daerah tersebut tidak memiliki
Atlet lain yang masuk dalam divisi tersebut serta drawing belum ditutup.
7.3.5 Pengawasan Anggota Jury yang ditentukan sebagai Kepala Penimbangan
akan mendelegasikan dua tim penimbangan (A & B, Pria & Wanita) yang terdiri
dari dari Offisial Teknis untuk mengawasi penimbangan. Perwakilan Daerah
masing-masing Atlet dibolehkan hadir pada ruang tunggu penimbangan yang
ditentukan, tetapi tidak boleh ikut campur/intervensi dengan cara apa pun.
7.3.6 Pelaksanaan Rekomendasi tentang jumlah Pelaksana Teknis pada
penimbangan berdasarkan jumlah pertandingan yang dijadwalkan:
 15 Pertandingan Pria = 3 Offisial Teknis + 1 Juri ( 1 timbangan, 1 Ring )
 30 Pertandingan Pria = 6 Offisial Teknis + 1 Juri ( 2 timbangan, 1-2 Ring )
 60 Pertandingan Pria = 12 Offisial Teknis + 1 Juri ( 4 timbangan, 2-3 Ring )
 120 Pertandingan Pria = 24 Offisial Teknis + 1 Juri ( 8 timbangan, 3-4 Ring )
Untuk pertandingan Wanita, mengikuti rekomendasi di atas yaitu dengan Tim
Penimbangan wanita yang juga dipisahkan.
7.3.7 Timbangan Timbangan elektronik direkomendasikan dan harus menunjukkan
bobot dalam metrik.

ATURAN 8 : ADMINISTRASI OBAT-OBATAN & DOPING


8.1: DOPING Pemberian obat-obatan atau zat kimia kepada Atlet yang bukan
merupakan bagian dari diet biasa seorang Atlet merupakan hal yang dilarang.
Peraturan doping dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) dan Kode Anti-Doping
IFMA wajib diterapkan.
8.1.1: Persetujuan Anti-Doping Atlet yang berusia 18 tahun ke atas harus
menandatangani Formulir Persetujuan Anti-Doping IFMA. Atlet di bawah
usia ini juga memerlukan keterangan tambahan yang ditandatangani oleh
orang tua Atlet dan/atau wali yang sah.
8.2: HUKUMAN Atlet atau ofisial yang melanggar larangan ini akan bertanggung
jawab atas diskualifikasi maupun suspensi dari PB. MI.
8.3: ANESTESI LOKAL Penggunaan anestesi lokal diizinkan sesuai dengan
kebijaksanaan dokter dari Komisi Medis.

8
ATURAN & REGULASI PB.MI

8.4: OBAT-OBATAN YANG DILARANG Daftar zat terlarang World Anti-Doping


Agency (WADA) saat ini merupakan daftar zat terlarang yang ditetapkan oleh
IFMA/ PB. MI. Setiap Atlet yang menggunakan zat tersebut atau ofisial yang
memberikan zat tersebut akan dikenakan hukuman PB. MI dapat melarang zat
tambahan atas rekomendasi Komisi Medis PB. MI.

ATURAN 9 : BIDANG PERTANDINGAN FIELD OF PLAY (FOP)


9.1: PENGATURAN AREA PERTANDINGAN Area pertandingan harus diatur sesuai
Gambar 1 atau Gambar 2 sebagaimana ditentukan oleh Technical Delegate.

9
ATURAN & REGULASI PB.MI

10
ATURAN & REGULASI PB.MI

9.2: RING TAMBAHAN Dua atau lebih ring dapat digunakan di dalam kejuaraan.
Jika lebih dari satu ring digunakan pada suatu kejuaraan, semua ring harus
menggunakan jumlah Judge yang sama, yang duduk di sekitar ring.

9.3: MEDIA Fotografer, videografer, dan media lain dapat berdiri di lantai pada
salah satu sudut netral dengan tidak menghalangi akses Dokter ke tangga Ring.
Technical Delegate dapat memberikan izin kepada personel media tertentu untuk
berdiri di atas sisi luar ring. Media kapanpun tidak diperbolehkan berdiri di
belakang maupun di depan Judge sepanjang pertandingan, termasuk ketika break
istirahat ronde.
9.3.1: Pemutaran Ulang Video Instan Ketentuan penggunaan dan penerapan
Pemutaran Ulang Video Instan, akan diberikan sebagai dokumen tambahan
di setiap Kejuaraan sebagaimana disetujui oleh Technical Delegate.

11
ATURAN & REGULASI PB.MI

ATURAN 10 : RING
10.1: SPESIFIKASI Pada semua pertandingan, Ring harus sesuai dengan persyaratan
sebagai berikut (lihat Gbr. 4 & Gbr. 5):
Gambar 4 Pengaturan Ring

12
ATURAN & REGULASI PB.MI

Gambar 5 Pengaturan Ring

13
ATURAN & REGULASI PB.MI

10.1.1 Ukuran Ukuran minimum harus 4.9m dan ukuran maksimum 6.1m di
dalam garis tali. Ring tidak boleh kurang dari 0,90m atau lebih besar dari
1,20m dari atas tanah.
10.1.2 Struktur dan Bantalan Sudut Struktur harus dibangun dengan aman, rata
dan bebas dari proyeksi yang menghalangi dan jaraknya sedikitnya 85 cm
dari sisi terluar garis tali. Harus dipasang dengan empat tiang sudut yang
harus dibangun atau dirancang sedemikian rupa agar dapat mencegah
cedera pada Atlet. Bantalan sudut / tiang diatur sebagai berikut:
Merah – di sisi kiri meja Jury yang lebih dekat
Putih – di sudut paling kiri meja Jury
Biru – di sisi paling kanan meja Jury
Putih – di sudut kanan dekat meja Jury
10.1.3 Penutup Lantai Ring Lantai ring harus dilapisi menggunakan
padding/bantalan (kain, karet atau bahan lain yang sesuai dan disetujui,
serta memiliki kualitas elastisitas yang sama) dengan ketebalan tidak
kurang dari 1,5 cm dan tidak lebih dari 2 cm. Canvas/penutup ring harus
diregangkan dan dipasang diatas bantalan, baik bantalan maupun canvas
harus menutupi seluruh area.
10.1.4 Tali Ring Harus Ada 4 tali dengan ketebalan minimal 3 cm dan maksimum
5 cm yang ditarik dari masing-masing tiang sudut pada ketinggian 40 cm,
70 cm, 100 cm dan 130 cm (15,7", 27,5", 39,25", 51,25"). Tali harus
dilapisi/ditutup bahan yang lembut atau halus. Tali harus disatukan pada
setiap sisi, diikat oleh dua potong pengikat pada jarak yang sama, yang
teksturnya mirip dengan kanvas dengan lebar ukuran 3 hingga 4 cm.
Masing-masing potongan pengikat tidak boleh longgar di sepanjang tali.
10.1.5 Turnbuckles / Besi Pengikat Pengikat Tali Ring harus ditutupi oleh busa
setebal tidak kurang dari 2cm dan diikat dengan aman dengan penutup
atau menggunakan selotip Velcro.

14
ATURAN & REGULASI PB.MI

10.2 PERALATAN RING Peralatan Ring berikut ini harus tersedia:


 Tiga (3) set tangga – satu (1) set di setiap sudut berwarna yang
digunakan oleh para Atlet dan Official, dan satu (1) diatur di sudut
netral untuk digunakan oleh Wasit dan dokter;
 Enam (6) kursi – Empat (4) kursi untuk Pelatih, dua (2) di setiap sudut
warna. Dua (2) Kursi untuk Atlet, satu (1) di setiap sudut berwarna;
 Dua (2) ember – satu (1) disetiap sudut berwarna;
 Dua (2) alat pel – satu (1) disetiap sudut berwarna;
 Meja dan kursi untuk Official dan staf pertandingan;
o Untuk 5 (lima) Judges: 5 (lima) meja dengan masing-masing 1
(satu) kursi;
o Untuk tiga (3) Judges: Tiga (3) meja dengan masing-masing 1
(satu) kursi;
o Satu (1) meja panel untuk Dewan Jury dengan 3 (tiga) kursi;
o Satu (1) meja untuk pencatat skor dengan 2 (dua) kursi;
o Satu (1) meja untuk timekeeper dan Announcer dengan dua (2)
kursi;
o Satu (1) meja untuk Dokter dan staf medis dengan dua (2) kursi;
o Empat (4) kursi untuk pembersih corner.
• Kantong Plastik – pada 2 sudut netral di luar ring, kantong plastik kecil
harus disediakan yang diperuntukan bagi Wasit dan Dokter membuang
kapas atau bantalan tisu yang digunakan untuk menghentikan
pendarahan;
• Sarung tangan putih, tanpa bubuk, non-lateks untuk Wasit dan staf
medis;
• Gong (dengan pemukul) atau bel;
• Satu stop watch (dua lebih baik);
• Sistem penilaian elektronik IFMA atau score card;
• Satu mikrofon terhubung ke sistem pengeras suara dan satu lagi untuk
cadangan;
• Satu tandu atau akses ke tempat perawatan;
• Sebuah barrier (pembatas), jarak setidaknya 1,5 m dari meja Official
yang ada disekitar ring ke penonton; dan
• Hanya Ring yang disetujui IFMA/PB. MI yang diizinkan.

10.3: AKTIVITAS DI CORNER Area sudut di sekitar bagian dalam tali harus terjaga
bersih dari tumpahan air. Penggunaan Botol kompres tidak diizinkan di sisi ring.
15
ATURAN & REGULASI PB.MI

ATURAN 11 : PERLENGKAPAN & PAKAIAN ATLET


11.1: SARUNG TINJU Atlet harus mengenakan sarung tinju yang telah ditetapkan
oleh penyelenggara pertandingan untuk digunakan dan telah di approve oleh
IFMA/PB.MI. Atlet hanya diizinkan menggunakan sarung tinju yang disetujui oleh
IFMA/PB.MI.
11.1.1. Sertifikasi IFMA/PB. MI terus menetapkan spesifikasi fabrikasi sarung tinju
yang kompetitif pada pertandingan IFMA/PB.MI. Penyelenggara
Daerah/Pengprov/Pengcab harus meminta persetujuan dari PB.MI yang
berwenang dalam mengawasi pertandingan mereka; yaitu persetujuan
PB.MI pada Kejuaraan Nasional, persetujuan Pengprov pada Kejuaraan
Daerah, serta PB. MI yang menyetujui untuk semua pertandingan dibawah
kendalinya. Penyelenggara biasanya dapat menggunakan glove apapun
yang disetujui oleh PB.MI dan juga yang paling tersedia, terkecuali apabila
PB.MI bertanggungjawab menunjuk produsen tertentu.
11.1.2. Spesifikasi Glove Sarung tinju harus memiliki berat 10 ons (284 gram) di
mana bagian kulit tidak boleh memiliki berat lebih dari setengah dari total
berat, dan berat bantalan tidak kurang dari setengah dari total berat.
Bantalan glove tidak boleh dirubah/dipindahkan ataupun rusak. Semua
Atlet dalam satu pertandingan harus mengenakan glove yang persis sama
dari produsen yang sama, dan hanya glove yang bersih dan terawat,
berwarna merah atau biru yang dapat digunakan.
11.1.3. Petugas Glove Sarung tinju, hand wrap, dan bandage harus digunakan
dibawah pengawasan 1 atau 2 individu berpengalaman yang ditunjuk
dengan tujuan agar mampu melihat semua aturan telah diobservasi
secara cermat. Petugas perlengkapan pertandingan harus mencatat dan
menandai bagian pergelangan tangan dari setiap pasang glove yang harus
sesuai bagi Atlet sehingga menjamin keamanannya, serta memastikan
bahwa semua aturan telah dipatuhi hingga Atlet memasuk ring.
11.1.4. Kapan Harus Membuka Glove Glove harus dilepas di luar ring setelah
keputusan pertandingan diumumkan.

16
ATURAN & REGULASI PB.MI

11.2: BANDAGE & PEMBALUT TANGAN Bandage bertekstur lembut (lihat Gbr. 6)
dengan panjang tidak lebih dari 5 m dengan lebar tidak lebih 5 cm atau pembalut
tangan "Velcro" (lihat Gbr. 7) dengan panjang tidak lebih dari 5 m dapat digunakan
pada di tiap tangan - tidak ada jenis perban lain yang boleh digunakan. Bandage
yang digunakan pada kejuaraan disiapkan oleh masing-masing Atlet.

Gambar 6 Gambar 7
11.2.1 Tape Penggunaan segala jenis pembalut tangan/tape-karet atau
adhesive-plaster sebagai perban dilarang keras. Pembalut tangan
berperekat tunggal dengan panjang 7,5 cm dan lebar 2,5 cm dapat
digunakan di pergelangan tangan bagian atas untuk melindungi Bandage.
11.2.2 Inspeksi Bandage/pembalut tangan atlet harus diperiksa sebelum
pemasangan peralatan pertandingan mereka. Pembalut tangan dapat
diperiksa kapan saja oleh Referee atau Jury, termasuk setelah keputusan
diberikan.

11.3: HEAD GUARD, SHIN GUARD, & ELBOW GUARD Pemakaian head guard, shin
guard, dan elbow guard adalah wajib, dan harus disediakan oleh Panitia
Penyelenggara untuk Atlet. Hanya peralatan yang disetujui IFMA/PB.MI yang
diizinkan.
11.3.1 Head Guard Pelindung kepala (lihat Gbr. 8 dan Gbr. 9) harus sesuai
dengan spesifikasi IFMA yang tidak ada pelindung pipi, pelindung
dagu, atau pelindung wajah. Atlet harus memasuki ring tanpa
memakai headguardnya - hanya setelah diperkenalkan kepada
penonton, memastikan area ring, melakukan Wai Kru, dan telah
selesai berjabat tangan, selanjutnya headguard dapat dipakai.
Headguard harus segera dilepas setelah pertandingan selesai dan
sebelum keputusan diumumkan.

17
ATURAN & REGULASI PB.MI

Headguard tidak diizinkan dibuka atau ditiadakan selama


pertandingan kecuali di bawah pengawasan Jury atau Referee.

Gambar 8 Gambar 9

11.3.2 Pelindung Tulang Kering & Pelindung Siku Pelindung tulang kering
(lihat Gbr. 10) dan pelindung siku (lihat Gbr. 11) dalam pertandingan
harus terbuat dari kain. Jika memerlukan pengikat, harus disediakan
oleh Panitia Penyelenggara.

Gambar 10 Gambar 11

11.4: BODY PROTECTOR Penggunaan pelindung tubuh disesuaikan dengan warna


sudut (lihat Gbr. 12 dan Gbr. 13) wajib digunakan bagi semua Atlet yang
bertanding di divisi U23 dan Remaja. Tidak boleh dikenakan dalam divisi Senior.
Divisi Pelindung Tubuh
Senior Tidak
U-23
Remaja 16 -17
Remaja 14 -15 Ya
Remaja 12 -13
Remaja 10 -11
18
ATURAN & REGULASI PB.MI

Gambar 12 Gambar 13

11.5: GUM SHIELD Pelindung gigi (lihat Gbr. 14) harus dikenakan oleh semua Atlet
sebelum dimulainya ronde. Pelindung gigi harus dipasang sesuai bentuk-
kecocokan. Dilarang bagi Atlet dengan sengaja melepas gumshield selama
pertandingan dan jika Atlet melakukannya, Atlet harus ditegur, diperingatkan atau
didiskualifikasi. Jika pelindung gigi dikeluarkan dari mulut, harus dibilas oleh
Pelatih sebelum dikembalikan ke mulut Atlet.

Gambar 14
11.6: PELINDUNG PERGELANGAN KAKI Tidak ada pelindung ankle (pembalut
gelang kaki, selotip, dll) yang dapat dikenakan.

11.7: PELINDUNG KEMALUAN Penggunaan pelindung kemaluan adalah wajib.


Untuk menjaga kebersihan, semua Atlet pria dan wanita harus memiliki pelindung
kemaluan sendiri. Setiap pelindung kemaluan harus melalui pemeriksaan sebelum
pertandingan.
11.7.1 Pelindung Kemaluan Pria Atlet pria harus mengenakan pelindung
kemaluan yang terbuat dari logam (lihat Gbr. 15) atau polikarbonat
(lihat Gbr. 16), dengan tali pengikat boleh dikenakan sebagai
tambahan.

19
ATURAN & REGULASI PB.MI

Gambar 15 Gambar 16

11.7.2 Pelindung Kemaluan Wanita Untuk Atlet Wanita, pelindung kemaluan


terbuat dari polikarbonat (lihat Gbr. 17) atau (lihat Gbr. 18) pelindung
kemaluan busa yang harus dikenakan.

Gambar 17 Gambar 18

11.8: PELINDUNG DADA WANITA Penggunaan pelindung dada adalah wajib (lihat
Gbr. 19, Gbr. 20, Gbr. 21 dan Gbr. 22) untuk semua Atlet Wanita yang bertanding
pada divisi Senior untuk melindungi timbulnya hematoma di dalam area jaringan
lunak payudara. Setiap pelindung dada harus lulus pemeriksaan sebelum
pertandingan.
Division Pelindung Dada
Senior Ya
U 23
Remaja 16-17
Remaja 14-15 Optional
Remaja 12-13
Remaja 10-11

20
ATURAN & REGULASI PB.MI

Gambar 19 Gambar 20 Gambar 21

Gambar 22

11.9: PAKAIAN & PERLENGKAPAN Atlet harus mengenakan pakaian dan seragam
pertandingan yang disediakan oleh Panitia Penyelenggara, dengan kesesuaian
sebagai berikut:
11.9.1 Celana pendek Celana pendek Muaythai (lihat Gbr. 23) harus dikenakan
dalam pertandingan dan kata-kata "Muaythai" ditampilkan dengan
jelas di bagian depan.

Gambar 23

21
ATURAN & REGULASI PB.MI

11.9.2 Atlet pria dan wanita harus mengenakan singlet (lihat Gbr. 24)
berwarna merah atau biru sesuai dengan warna sudutnya. Baju harus
diselipkan ke dalam ikat pinggang celana pendek.

Gambar 24
11.9.3. Mongkon &Prajiad Atlet harus mengenakan ikat kepala suci (Mongkon)
untuk memberi penghormatan selama Wai Kru. Krueng-Wrang
(Prajiad/Ikatan pada tangan) dengan bahan kulit maupun fabrikasi atau
kain dapat diipakai di sekitar lengan atas, bisep atau pinggang namun
harus tertutup rapi. Referee dapat meminta agar Prajiad dilepas jika
ikatan lebih panjang dari 5 cm atau jika membuat pertandingan
tertunda dikarenakan terjatuh.
11.9.4. Rambut Rambut harus diikat (kuncir kuda, dikepang, dll) dan mesti
diatur menggunakan pengikat rambut untuk diposisikan di dalam
pelindung kepala agar tidak menghalangi wajah Atlet dan mencegah
risiko terkait pergerakan Atlit. Jepit rambut tidak diizinkan.
11.9.5. Penutup Kepala & Penutup Tubuh Penutup Kepala maupun penutup
tubuh dapat dikenakan oleh Atlet dalam memenuhi persyaratan
budaya, yang harus terdiri dari sebagai berikut:
 Penutup kepala, seperti hijab olahraga lengkap yang mirip desain
ResportOn atau penutup kepala dari kain berwarna putih atau
terang .
 Pakaian penutup tubuh opsional (dua bagian, celana ketat dan
baju atasan) dari bahan kain berwarna putih atau terang yang
menutupi kaki hingga pergelangan kaki dan menutupi lengan
hingga pergelangan tangan.
 Hanya pakaian yang disetujui IFMA/PB. MI yang dapat digunakan
untuk berpartisipasi dalam pertandingan (lihat Gbr. 25).

22
ATURAN & REGULASI PB.MI

Gambar 25
11.9.6 Rambut Wajah Jenggot pada wajah dan kumis tidak diizinkan; Atlet
harus dicukur bersih.
11.9.7 Pakaian Yang Dilarang Tidak ada seragam lain yang boleh dikenakan
selama pertandingan.
11.10: LINIMENT & VASELINE Jumlah vaseline yang wajar dapat diizinkan untuk
digunakan pada wajah dengan tujuan mengurangi risiko luka. Pada bagian lain dari
tubuh, penggunaan minyak, Vaseline, lineamen gosok, atau produk yang
cenderung berbahaya atau tidak menyenangkan bagi lawan merupakan hal yang
dilarang.
11.11: LOGO DAERAH Logo suatu Daerah tidak diizinkan untuk ditampilkan di
dalam arena pertandingan.
11.12: PERALATAN & PELANGGARAN PAKAIAN Referee harus mengeluarkan Atlet
dari pertandingan, yang menggunakan peralatan maupun pakaian yang tidak
sesuai dengan standar yang ditetapkan di atas. Jika perlengkapan maupun pakaian
Atlet tidak sesuai selama pertandingan, Referee harus menghentikan pertandingan
agar dapat diatasi.

ATURAN 12 : UNDIAN DAN BYE


12.1: PENGUNDIAN Pengundian/ drawing dilaksanakan setelah Pemeriksaan
Medis Resmi dan Penimbangan. Pengundian harus dilakukan di hadapan
perwakilan resmi dari tim yang bersangkutan dan harus dipastikan bahwa pada
prakteknya tidak ada peserta yang boleh bertanding dua kali dalam pertandingan
sebelum semua peserta lain bertanding setidaknya sekali. Dalam situasi khusus,
PB. MI memiliki hak untuk meninggalkan aturan ini. Drawing untuk bye dilakukan
terlebih dahulu, dan dilanjutkan bagi para Atlet yang bertanding di seri pertama.
23
ATURAN & REGULASI PB.MI

12.2: BYE Dalam pertandingan yang terdapat lebih dari empat (4) peserta,
sejumlah bye yang diperlukan harus diundi pada seri pertama untuk mengurangi
jumlah kontestan pada seri kedua hingga menjadi 4, 8, 16 atau 32 peserta. Peserta
yang mendapat bye pada seri pertama akan menjadi yang pertama bertanding
pada seri kedua. Jika ada jumlah bye ganjil, Atlet yang mendapat bye terakhir
dalam pengundian akan bertanding pada seri kedua melawan pemenang
pertandingan pada seri pertama. Apabila jumlah bye genap, Atlet yang terundi bye
harus bertanding dalam pertandingan pertama dari seri kedua dalam urutan di
mana ia terundi.

12.3: URUTAN PELAKSANAAN Jika memungkinkan pada Kejuaraan Nasional


maupun Kejuaraan Daerah, urutan pengaturan suatu sesi pertandingan adalah
dari yang paling ringan hingga yang terberat. Keinginan tuan rumah dapat
diakomodir selama tidak mempertanyakan hasil dari pengundian.

12.4: PERTANDINGAN PER HARI Seorang Atlet hanya diizinkan bertanding


maksimal dalam satu (1) pertandingan per hari. Pada keadaan khusus, PB.MI
memiliki kewenangan mengizinkan seorang Atlet untuk bertanding lebih dari satu
(1) pertandingan per hari.
12.4.1 Tambahan Istirahat Yang Diperbolehkan Atlet harus diizinkan minimal
beristirahat dua (2) jam per pertandingan.
12.4.2 Maksimal Tambahan Pertandingan Atlet tidak boleh melebihi tiga (3)
kali pertandingan per hari.

ATURAN 13 : PELATIH
13.1: JUMLAH PELATIH Setiap Atlet berhak didampingi maksimal dua (2) Pelatih
tetapi tidak boleh bertanding jika kurang dari satu (1).
13.1.1 Domisili Pelatih harus memiliki identitas berupa E-KTP. Atas kebijakan
Technical Delegate, Pelatih Daerah lain dapat membantu daerah
lainnya selama pertandingan.

24
ATURAN & REGULASI PB.MI

13.2: PERILAKU Pelatih harus mematuhi aturan berikut:


13.1.1 Selama Ronde Aktif
• Pelatih akan tetap duduk menjauh dari area ring. Sebelum ronde
dimulai, mereka harus mengeluarkan semua peralatan dari dalam
area ring (misalnya kursi, handuk, ember, botol air, dll);
• Selama Penghitungan, Warning, atau Time Out, Pelatih tidak boleh
memberikan saran kepada atletnya.
13.1.2 Selama Istirahat Di Antara Ronde
• Pelatih kedua hanya dapat berada di sisi luar ring dan satu saja yang
boleh memasuki ring;
• Pelatih Kedua, yang berada di luar tali, tidak boleh memasukkan
bagian tubuhnya disela tali ring dan harus menggapai melalui atas
ring jika bermaksud membantu Atlet;
• Pelatih memastikan agar posisi Atlet tetap menghadap ke tengah
ring, dengan punggung membelakangi corner ; dan
• Pelatih diizinkan untuk menyemprotkan air dalam jumlah yang wajar
kepada Atlet menggunakan botol air atau botol semprotan.
Penggunaan air dalam jumlah berlebihan atau menyemprot Atlet
dengan cara lain (yaitu secara oral, dengan handuk basah) dilarang.
13.1.3 Sepanjang Waktu
• Pelatih dapat menyerah (ret) atas nama Atletnya dan
memungkinkan, apabila menganggap Atletnya dalam kesulitan,
melemparkan handuk ke dalam ring sebagai tanda mengakhiri
pertandingan - kecuali ketika Referee sedang dalam proses
penghitungan;
• Tidak memberikan saran yang tidak baik, bantuan atau perlakuan
yang tidak baik, maupun kontak fisik agresif yang dilkukan oleh
Pelatih kepada Atlet;
• Setiap Pelatih yang mengarahkan atau menghasut penonton dengan
perkataan atau sinyal untuk memberikan saran ataupun
menyemangati Atlet selama berjalannya ronde, tidak diizinkan untuk

25
ATURAN & REGULASI PB.MI

meneruskan tugas sebagai Pelatih selama pertandingan di mana


pelanggaran tersebut dilakukan.
• Jika Pelatih melanggar aturan, dapat diperingatkan atau
didiskualifikasi. Seorang Atlet juga dapat ditegur, diperingati, atau
didiskualifikasi oleh Referee atas pelanggaran yang dilakukan oleh
para Pelatih mereka. Jika Pelatih ditiadakan oleh Referee dari corner,
tidak boleh digantikan oleh Pelatih alternatif dan tidak dapat
bertugas selama sisa pertandingan.
13.3: ATRIBUT Pelatih harus mengenakan seragam Daerah dan harus mengenakan
sepatu sport hak datar. Jeans, celana pendek, topi/penutup kepala, jaket kulit,
rompi, alas kaki kaki terbuka, dan pakaian tidak pantas lainnya tidak diizinkan.

13.4: PERSEDIAAN YANG DIPERLUKAN Setiap sudut harus memiliki handuk sendiri,
botol dan air dan ember sudut. Perlengkapan ini tidak boleh dipinjamkan untuk
digunakan Atlet lain agar mencegah penyebaran penyakit bakteri-virus dan
kontaminasi sehubungan dengan kode anti-doping IFMA.

13.5: RAPAT YANG DIPERLUKAN Pada setiap pertandingan, Technical Delegate


atau Ketua Jury harus mengadakan Technical Meeting bersama official dan Pelatih
yang akan bertugas di setiap turnamen, dengan penekanan bahwa akan mengikuti
aturan IFMA/PB. MI.

ATURAN 14 : PENCATAT WAKTU & ANNOUNCER


14.1: TUGAS PENCATAT WAKTU/TIME KEEPER Setiap pertandingan harus memiliki
satu (1) pencatat waktu yang duduk di sisi ring. Pencatat Waktu harus:
• Mengatur durasi Wai Kru, memberikan sinyal berakhirnya wai kru kepada
Referee dan Atlet dengan sinyal tangan atau bel;
• Mengatur jumlah dan durasi ronde pertandingan;
• Mengatur interval antar ronde;
• Memulai dan megakhiri setiap ronde dengan memukul gong atau bel;
• Menunjukkan atau memberikan sinyal 10 detik untuk membersihkan ring
sebelum dimulainya setiap ronde;

26
ATURAN & REGULASI PB.MI

• Menghentikan waktu ketika diminta Referee untuk melakukannya;


• Mengatur semua periode waktu dan hitungan dengan jam tangan atau
Stopwatch; dan
• Jika pada akhir ronde seorang Atlet "jatuh" dan Referee sedang
menghitung, gong yang menunjukkan akhir ronde tidak akan dibunyikan.
Gong akan dibunyikan hanya apabila Referee memberikan perintah
"CHOCK" yang menunjukkan melanjutkan pertandingan.
14.2: TUGAS ANNOUNCER Setiap pertandingan harus memiliki satu (1) announcer
yang akan duduk di sisi ring.
• Mengumumkan nama, daerah atau delegasi, divisi, berat badan, dan
warna sudut kedua Atlet kepada publik setiap Atlet tampil di atas ring;
• Mengatur pengucapan "Seconds Out" pada 10 detik sebelum dimulainya
setiap ronde;
• Mengumumkan awal dan akhir setiap ronde; dan
• Mengumumkan hasil pertandingan dan nama pemenang.

ATURAN 15 : MEMULAI PERTANDINGAN


15.1: PERSIAPAN PERTANDINGAN Atlet menuju ring dengan memakai peralatan
berikut dalam keadaan siap bertanding dengan menggunakan:
• Sarung tinju / Gloves;
• Pelindung siku / Elbow guards;
• Pelindung tulang kering / Shin guards;
• Pelindung kemaluan / Groin guard;
• Pelindung dada / Chest protection (jika digunakan); dan
• Pelindung tubuh / Body protector (jika digunakan).
Mongkon, Pelindung Kepala / Head Guard, dan pelindung gigi disiapkan oleh
Pelatih Atlet untuk persiapan pada pertandingan.
Atlet harus memasuki ring diantara tali ke-2 & ke-3 , atau melalui tali ke-3 & ke-4
bagi Atlet pada divisi yang lebih berat, dan setelah memasuki ring, Mongkon
dipasangkan pada kepala Atlet oleh Pelatih sebelum tampil dihadapan Jury dan
Judges. Atlet, di sudut mereka, kemudian akan memeriksakan diri kepada Referee
untuk pengecekan kelengkapan.
27
ATURAN & REGULASI PB.MI

15.2: PELAKSANAAN WAI KRU Setelah pemeriksaan peralatan selesai, Referee


akan memberikan sinyal untuk dimulainya Wai Kru.
15.3: BERJABAT TANGAN Sebelum memulai maupun sesudah pertandingan, Atlet
harus berjabat tangan atau "Wai" dengan cara yang benar, sebagai tanda murni
sportivitas dan persaingan persahabatan yang merujuk pada peraturan.
15.3.1: Waktu Yang Sah Berjabat tangan dilaksanakan sebelum memulai
ronde pertama dan setelah pengumuman hasil pertandingan. Berjabat
tangan yang dilakukan diantara ronde adalah hal yang dilarang.

ATURAN 16 : WAI KRU


16.1: PERSYARATAN Sebelum putaran pertama, setiap Atlet harus melakukan
ritual penghormatan tradisional Muaythai "Wai Kru" sesuai dengan kebiasaan
Muaythai.
16.2: ELEMEN FUNDAMENTAL Atlet minimal harus bersujud ke kanvas tiga (3) kali
saat mengenakan Mongkon suci. Atlet diharapkan melakukan performa Wai Kru
yang tepat, terdiri dari Postur Awal, Postur Duduk dan Postur Berdiri. Tidak
diperbolehkan melakukan bentuk lain dari ritual seni bela diri yang bukan
merupakan bagian konvensional dari seni Muaythai.
16.2.1: Elemen Wai Kru Remaja Pada pertandingan Muaythai Remaja,
seorang Atlet dapat memilih untuk membatasi Wai Kru mereka dengan
hanya bersujud di atas kanvas.

16.3: MUSIK Alat musik tradisional Muaythai (pipa jawa, simbal kecil dan dua
drum) mengiringi ritual tersebut. Jika live band tidak tersedia, diperbolehkan
menggunakan rekaman musik Muaythai.

16.4: DURASI Durasi Wai Kru pada pertandingan pendahuluan dilaksanakan


maksimal 2 menit dan diakhiri oleh sinyal dari Referee, namun hal ini dapat
dibatasi lebih lanjut oleh Panitia Penyelenggara.
16.4.1: Durasi Wai Kru Divisi Remaja Dalam pertandingan Youth Muaythai
durasi Wai Kru dibatasi hingga 1 menit.

28
ATURAN & REGULASI PB.MI

ATURAN 17 : OFFISIAL TEKNIS


17.1: DELEGASI TEKNIS / TECHNICAL DELEGATE (TD) Setiap pertandingan atau
kejuaraan harus diawasi oleh Delegasi Teknis yang akan duduk terpisah dari publik
maupun official, serta berada dekat dengan ring.

17.2: ANGGOTA KOMISI MEDIS / MEDICAL COMMISION MEMBER (MCM) Pada


Kejuaraan Daerah atau Nasional, Dokter Medis atau Physician yang berasal dari
Komisi Medis PB. MI harus hadir untuk mengawasi tim medis di atas ring.

17.3: KETUA DEWAN JURI / CHAIRMAN OF JURY (COJ) Semua official di setiap
pertandingan atau kejuaraan harus diawasi oleh Ketua Dewan Juri yang akan
duduk terpisah dari publik dan berdekatan dengan ring.

17.4: JURI / JURY Setiap pertandingan harus dipimpin oleh minimal tiga (3)
anggota Juri yang akan duduk terpisah dari publik dan dekat dengan ring.

17.5: WASIT / REFEREE Setiap pertandingan harus dikendalikan oleh Wasit yang
disetujui PB. MI untuk memimpin di atas ring, namun tidak boleh melakukan
penilaian score card pada pertandingan yang sama.

17.6: HAKIM / JUDGES Setiap pertandingan harus dilaksanakan oleh lima (5) atau
tiga (3) Hakim PB. MI yang duduk terpisah dari publik dan berbatasan langsung
dengan ring. Jika lima (5) Hakim digunakan, dua (2) Hakim harus duduk di sisi ring
yang sama pada jarak yang cukup dari yang lain, dengan posisi menghadap Jury.

17.7: NETRALITAS Nama-nama Referee dan Judges untuk setiap pertandingan


harus dipilih oleh Jury sesuai dengan arahan berikut:
• Setiap perangkat pertandingan harus menjadi Wasit/Hakim yang disetujui;
• Bahwa setiap perangkat pertandingan tersebut harus berasal dari daerah
atau Pengprov yang berbeda satu sama lain dari masing-masing Atlet yang
mengambil bagian dalam pertandingan;
• Bahwa dalam hal terjadi perubahan Daerah dari perangkat pertandingan,
maka perangkat pertandingan tersebut tidak akan bertugas dalam

29
ATURAN & REGULASI PB.MI

pertandingan apapun di mana ada Atlet dari daerah asalnya ikut serta
atau dari daerah Wasit atau Hakim tersebut berada;
• Dalam hal terdapat lebih dari dua (2) perangkat pertandingan dalam satu
pertandingan tidak boleh berasal dari daerah yang sama;
• Wasit dan Hakim untuk final harus disetujui oleh keseluruhan Panel Jury
sebagai perorangan yang memiliki otorisasi PB. MI; dan apabila diketahui
oleh Jury bahwa tidak mungkin dalam hal apapun untuk mematuhi arahan
di atas, nama perorangan maupun nama-nama perangkat pertandingan
dapat ditarik oleh Ketua Dewan Juri, atau seseorang yang bertindak atas
namanya, pada pertandingan yang dimaksud.

17.8: KONFLIK KEPENTINGAN Seseorang yang bertindak sebagai perangkat


pertandingan tidak boleh bertindak sebagai Manajer Tim, Trainer, atau Pelatih
Atlet atau tim Atlet manapun dalam pertandingan yang sama. Anggota Jury yang
bertugas di Kejuaraan Nasional, dan Kejuaraan Daerah tidak boleh ditugaskan
sebagai Wasit dan Judge di Kejuaraan tersebut.

17.9: LARANGAN Tidak ada perangkat pertandingan PB. MI yang bertugas di


bawah pengaruh alkohol atau zat terlarang.

17.10: TINDAKAN DISIPLINER PB.MI, Pengprov, atau perwakilannya yang


berwenang, atas rekomendasi Juri, dapat memberikan dispense (sementara atau
permanen) terkait pelaksanaan tugas dari setiap Wasit yang tidak mampu
menegakkan peraturan PB.MI maupun Hakim dengan penilaian pertandingan
yang dianggap tidak memuaskan.

17.11: PAKAIAN perangkat pertandingan mengenakan celana panjang biru tua


atau hitam, sepatu hitam, kemeja perangkat pertandingan PB. MI, dan dasi kupu-
kupu biru tua atau hitam. Kemeja dan dasi kupu-kupu perangkat pertandingan
PB.MI dapat diganti dengan persetujuan Ketua Jury dan Delegasi Teknis. Jaket
yang sesuai dapat digunakan apabila diizinkan.
17.11.1 : Penampilan perangkat pertandingan harus profesional dalam
penampilan setiap saat, bukan hanya kebersihan pribadi yang terawat

30
ATURAN & REGULASI PB.MI

dengan baik, rambut wajah yang dipangkas, tidak menampilkan tindikan


atau tato yang dapat terlihat.

17.12: OFFISIAL TEKNIS NASIONAL (NTO) dipilih oleh PB. MI untuk memimpin di
pertandingan Nasional di bawah pengawasan Kepala Wasit. Daerah yang menjadi
tuan rumah kejuaraan Nasional diharuskan menyediakan sejumlah NTO sesuai
dengan perjanjian tuan rumah.

17.13: OFFICIAL TEKNIS INTERNASIONAL (ITO) Gelar "Offisial Teknis Internasional"


akan menjadi gelar tertinggi bagi Referee atau Judge Muaythai. Seseorang yang
diterima dalam Daftar Internasional harus diberikan ijazah "Internasional Technical
Official". Mereka juga harus diberi lencana IFMA yang sesuai gelar dan kartu
identitas mereka.
17.13.1: Kualifikasi Aturan dan peraturan terkait kualifikasi untuk memenuhi
syarat Offisial Teknis Internasional ditetapkan oleh Komite Eksekutif IFMA.
 Kualifikasi ITO: Referee, Judge, Timekeeper (Kejuaraan Dunia,
Kejuaraan Dunia Remaja)
 ITO Level 1: Jury, Kepala Weigh-In, Kepala Wasit (FISU, World
Masters Martial Arts Masterships, Kejuaraan Kontinental)
 ITO Level 2: Ketua Dewan Jury (Asian Beach Games, Asian Indoor
Martial Arts Games, Arafura Games, SEA Games)
 ITO Level 3: Ketua Jury (SportAccord/GAISF, World Games, Olympic
Recognized)
ITO tingkat senior dapat membantu tingkat di bawahnya setiap saat.

17.13.2: Kewajiban Kehadiran Jika Official Teknis Internasional dipilih oleh


Komite Eksekutif untuk berpartisipasi pada Kejuaraan dan Piala Dunia atau
Kejuaraan Kontinental, Asosiasi Nasional tempat mereka memiliki
keanggotaan berkewajiban untuk mengirimkannya kecuali mereka secara
pribadi menolak karena alasan yang tepat.
Pada negara-negara dengan tanggung jawab pembiayaan tim atau turnamen
serupa yang di handle oleh organisasi lain, maka organisasi tersebut

31
ATURAN & REGULASI PB.MI

bertanggung jawab atas transportasi dan manajerisasi terkait Offisial yang


dipilih pada turnamen tersebut.
17.14: OFFISIAL TEKNIS KEHORMATAN Komite Eksekutif dapat memberikan
penghargaan seumur hidup, gelar "Kehormatan Wasit dan/atau Hakim Muaythai"
kepada Offisial Internasional yang telah pensiun, dan telah menunjukkan
kualifikasi yang diperlukan dengan hasil yang sangat memuaskan.

17.15: KETERANGAN MEDIA Anggota eksekutif, anggota Medical Jury, anggota


Komisi PB.MI dan Wasit/Hakim yang bertindak sebagai perangkat pertandingan
tidak boleh memberikan keterangan kepada pers, atau membuat pernyataan di
Televisi atau Radio, tentang hal-hal yang berkaitan dengan pertandingan atau
berperan pada acara tersebut. Hanya Ketua Umum PB.MI atau siapa pun yang
diberi wewenang oleh Ketua Umum PB.MI yang berhak berbicara kepada media.

ATURAN 18 : DELEGASI TEKNIS (TD)


18.1: TANGGUNG JAWAB Technical Delegate bertanggung jawab atas semua aspek
Pertandingan atau Kejuaraan, dan melaporkan langsung kepada PB.MI.
18.2: TUGAS Untuk mengobservasi dan berhubungan dengan semua pihak yang
berkepentingan dalam Pertandingan atau Kejuaraan.

ATURAN 19 : ANGGOTA KOMISI MEDI (MCM)


19.1: TANGGUNG JAWAB Anggota Komisi Medis bertanggung jawab untuk
mengawasi tim medis pada kejuaraan Daerah atau Nasional, dan memberikan
laporan langsung kepada Technical Delegate.
19.2: TUGAS Mengobservasi dan berhubungan dengan semua pihak yang
berkepentingan dengan Kejuaraan, termasuk melakukan pengarahan harian
kepada dokter ring jika diperlukan, serta memberikan saran kepada Dokter jika
terjadi insiden selama pertandingan.

32
ATURAN & REGULASI PB.MI

ATURAN 20 : KETUA DEWAN JURI (COJ)


20.1: TANGGUNG JAWAB Ketua Juri/ The Chairman of Jury bertanggung jawab atas
semua aspek perangkat pertandingan dan bidang pertandingan dalam
Pertandingan, dan memberikan laporan langsung kepada Technical Delegate.

20.2: TUGAS Mengamati dan berhubungan dengan semua pihak yang


berkepentingan dalam bidang pertandingan pada Pertandingan atau Kejuaraan.

ATURAN 21 : JURI
21.1: PENUNJUKAN Selama Kejuaraan Daerah atau Nasional, Ketua Jury PB. MI
harus menunjuk Jury. Pada Kejuaraan Daerah, Jury harus ditunjuk oleh PB. MI.
Pada setiap sesi pertandingan, Jury terdiri dari tidak kurang dari (tiga) 3 orang per
ring, termasuk Ketua Dewan Juri. Tiga dari Juri harus sebagai anggota Komisi
Offisial Teknis atau yang telah berada dalam daftar nominasi Offisial Teknis PB.MI.
Tidak ada Ofisial Teknis tambahan yang dapat duduk di meja Jury sepanjang sesi
tersebut.
21.2: PERAN DAN TUGAS KHUSUS Peran Panel Jury terdiri dari tiga (3) hal berikut:
21.2.1: Kepala Juri/ Head Jury memberikan laporan kepada Ketua Juri /The
Chairman of Jury dan/atau kepada Technical Delegate yang bertanggung
jawab atas semua aspek pertandingan yang berkaitan dengan ring, di dalam
dan di luar bidang pertandingan. Ketua Juri harus menghadiri pengundian
resmi, rapat manajer, rapat ofisial teknis.
21.2.2: Juri Administrasi melaporkan langsung kepada Kepala Juri, juga
dianggap sebagai 'Kepala Penimbangan' dan bertanggung jawab atas semua
tugas administratif yang berkaitan dengan ring, di dalam dan di luar bidang
pertandingan. Mencakup namun tidak terbatas hanya pada; memverifikasi
pertandingan terkait jadwal pertandingan, pencatatan dalam buku atlet,
mengorganisasi tim weigh-in dan pelaporan hasil.
21.2.3: Juri Protokol melapor langsung kepada Kepala Juri, juga dianggap
sebagai 'Kepala Wasit', yang bertanggung jawab atas semua protokol yang

33
ATURAN & REGULASI PB.MI

berkaitan dengan ring, di dalam dan di luar bidang pertandingan. Mencakup


namun tidak terbatas hanya pada; pengaturan ring yang sesuai dengan
standar teknis, mengatur dan mengidentifikasi anggota/ staf yang tepat di
bidang pertandingan, memastikan atlet dan pelatih berpakaian dengan
benar sebelum dan sepanjang pertandingan, mengawasi situasi apa pun di
dalam ring seperti inspeksi Dokter terhadap atlet, pemeriksaan peralatan,
membantu penyusunan daftar wasit, bantuan terkait pelatihan wasit, prinsip
ketidakberpihakan dan pengkondisian medis.

21.3: TUGAS UMUM


21.3.1 Mengelola Pertandingan
• Apabila sistem penjurian elektronik tidak digunakan, Juri Administrasi
harus mencatat skor dari setiap pertandingan yang disaksikannya dan
dapat dibandingkan dengan nilai Juri yang berguna pada pertandingan
tersebut;
• Kepala Juri harus memeriksa kertas penilaian Hakim untuk memastikan:
o Poin per poin dijumlahkan dengan benar;
o Nama-nama Atlet dicantumkan dengan benar;
o Pemenang yang dinominasikan telah dicantumkan;
o Kertas penilaian ditandatangani sebelum keputusan diumumkan;
o memberitahukan hasil pertandingan kepada announcer.
• Juri juga dapat mengambil tindakan segera yang dianggap perlu untuk
menghadapi kejadian dengan tindakan pencegahan yang diperlukan
pada setiap sesi pelaksanaan pertandingan; dan
• Jika Atlet melakukan pelanggaran serius dan disengaja yang
bertentangan dengan semangat sportivitas, Juri memiliki hak
merekomendasikan kepada PB. MI agar menyatakan atlet tersebut tidak
memenuhi syarat untuk bertanding dalam jangka waktu tertentu. PB.MI
dapat menarik medali atau hadiah yang sudah dimenangkannya dalam
pertandingan tersebut

34
ATURAN & REGULASI PB.MI

21.3.2: Mengesampingkan Keputusan Wasit dan/atau Hakim


• Keputusan Wasit dan/atau Hakim dapat ditolak oleh Juri sebagaimana
berikut:
o Ketika Wasit telah memberikan keputusan yang jelas melanggar
Aturan IFMA/PB.MI; atau
o Ketika jelas bahwa Hakim telah membuat kesalahan dalam
penilaian dan menghasilkan keputusan yang salah.
• Jika timbul kejadian yang mencegah penyelenggaraan pertandingan
berlangsung secara layak, dan jika Wasit tidak dapat bertindak efisien
mengenai situasi tersebut, Juri dapat memerintahkan pemberhentian
pertandingan sampai dapat dilanjutkan kembali dengan hasil yang
memuaskan.
21.3.3: Manajerisasi Kinerja Perangkat Pertandingan
• Anggota juri di setiap sesi akan rapat pada pagi berikutnya untuk
mempertimbangkan penugasan yang dilakukan oleh Wasit & Hakim
pada hari sebelumnya dan membuat rekomendasi kepada PB.MI
sehubungan dengan Wasit atau Hakim yang mereka anggap yang tidak
melaksanakan standar persyaratan pada hari sebelumnya. Setiap
Wasit atau Hakim yang bertugas resmi pada hari sebelumnya harus
bersedia diwawancarai oleh Juri;
• Juri harus memberi tahu kepada PB. MI secara tertulis tentang Wasit
atau Hakim yang menurut pendapat mereka tidak efektif menegakkan
Aturan dan Peraturan IFMA/PB. MI serta Hakim yang penilaiannya
pada pertandingan dianggap tidak memuaskan;
• Anggota Juri harus tunduk kepada PB.MI dan tunduk kepada setiap
amandemen panel Wasit dan Hakim yang dianggap perlu;
• Anggota Juri dapat memberikan catatan kepada PB.MI menyangkut
Wasit atau Hakim yang telah terpilih bertugas oleh PB.MI pada
Kejuaraan Daerah maupun Nasional, namun gagal untuk hadir
bertugas tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada Sekretaris

35
ATURAN & REGULASI PB.MI

Jenderal PB. MI terkait ketidakhadirannya dan menyampaikan alasan


yang memadai;
• Jika seorang perangkat pertandingan yang ditunjuk pada pertandingan
tidak hadir, Juri dapat menunjuk dari daftar anggota perangkat
pertandingan yang sesuai dan disetujui, untuk menggantikan anggota
yang tidak hadir, selanjutnya melaporkan perubahan ini kepada PB.MI
sesegera mungkin; dan
• Juri pelaksana harus berkonsultasi dengan Komisi Wasit dan Hakim
sehubungan dengan keputusan atau rekomendasi apapun yang
mungkin perlu diambil.

21.3.4: Melakukan Tugas Non-Juri


• Anggota Juri diperbolehkan berperan sebagai Hakim (judge) secara
individu pada suatu pertandingan ketika dianggap terjadi
ketidaksesuaian, dimana netralitas judge meragukan;
• Jika diperlukan, anggota Juri Administrasi dan Juri Protokol dapat
digantikan oleh perangkat pertandingan lain yang memenuhi syarat
untuk mempertahankan Netralitas. Jika anggota Juri diganti dengan cara
ini, maka ia tidak dapat bertugas kembali sebagai Juri di sisa
pertandingan.

21.3.5: Laporan kepada Ketua Dewan Juri


 Setiap hari pertandingan, Kepala Juri akan memberikan laporan kepada
Ketua Dewan Juri, termasuk Daftar Wasit, konfirmasi Penimbangan, dan
informasi teknis tambahan berkaitan dengan ring.

21.4: NETRALITAS Anggota Juri pada turnamen Nasional harus berasal dari
berbagai daerah.

21.5: PAKAIAN TAMBAHAN Anggota panel Juri harus mengenakan jaket/blazer


dan dasi.

36
ATURAN & REGULASI PB.MI

ATURAN 22 : WASIT
22.1: PERSYARATAN ATRIBUT TAMBAHAN Referee memakai sepatu bersol datar
tanpa heels tinggi, dan disarankan untuk mengenakan sarung tangan surgical saat
bertugas. Aksesori lain seperti kacamata, perhiasan, ikat pinggang, dan penutup
kepala dilarang.

22.2: PERHATIAN UTAMA Perlindungan terhadap Atlet adalah perhatian utama


Wasit.

22.3: TUGAS Referee harus:


• Menggunakan 3 kata perintah dalam bahasa Thailand:
o "YOOT" (Stop) saat memerintahkan Atlet untuk menghentikan aksi;
o "YAEK" (Break) ketika menghentikan clinch, ketika diperintahkan
setiap Atlet akan mundur sambil menunggu perintah wasit untuk
melanjutkan pertandingan; dan
o "CHOCK" (Bertinju) saat memerintahkan Para Atlet untuk
melanjutkan
o TIME, saat memerintahkan Timekeeper untuk menghentikan
hitungan mundur disepanjang ronde aktif untuk menangani
insiden di dalam ataupun di luar ring.
• Melihat peraturan dan fair play yang diawasi secara ketat;
• Memeriksa sarung tinju dan pakaian para Atlet;
• Mengatur kontrol pertandingan dalam semua tahapannya;
• Mencegah Atlet yang lemah menerima serangan yang tidak semestinya
dan tidak perlu;
• Wasit harus dapat secara visual menunjukkan setiap pelanggaran aturan
yang terjadi kepada Atlet;
• Menghentikan setiap ronde saat bel berbunyi dengan memerintahkan
"YOOT" dan menghalangi gerakan Atlet, kemudian mengarahkan ke sudut
mereka;
• Pada akhir pertandingan mengumpulkan dan memeriksa kertas dari para
Judge; setelah memeriksa Wasit harus menyerahkan lembaran tersebut
37
ATURAN & REGULASI PB.MI

kepada Jury, atau ketika tidak ada kesempatan kepada Jury, diserahkan
kepada announcer.
• Ketika Wasit menghentikan pertandingan, harus terlebih dahulu memberi
tahu alasannya kepada Jury, sehingga announcer dapat menyampaikan
keputusan untuk diketahui publik; dan
• Wasit tidak boleh menunjukkan pemenang, dengan mengangkat tangan
Atlet atau sebaliknya, hingga pengumuman telah dibuat. Ketika
pemenang pertandingan diumumkan, Wasit harus mengangkat tangan
Atlet yang menang.

22.4: KEWENANGAN WASIT Wasit berwenang untuk:


• Menghentikan pertandingan pada tahap apapun jika pertandingan
dianggap terlalu sepihak / tidak imbang (RSC: Safety);
• Menghentikan pertandingan pada tahap apapun jika salah satu Atlet
mengalami cedera dimana Wasit memutuskan bahwa atlet tidak boleh
melanjutkan pertandingan (RSC: Injury);
• Menghentikan pertandingan pada tahap apapun, jika dianggap
pertandingan tidak sungguh-sungguh dilakukan. Dalam hal demikian,
salah satu atau kedua kontestan dapat didiskualifikasi;
• Menegur Atlet atau menghentikan pertandingan untuk memberikan
Warning kepada Atlet yang membuat pelanggaran maupun untuk alasan
lainnya demi tercapainya fair play, serta memastikan kepatuhan terhadap
aturan;
• Mendiskualifikasi Atlet yang tidak segera mematuhi perintah Wasit,
ataupun sering berperilaku ofensif dan agresif kepada Wasit;
• Mendiskualifikasi Pelatih yang telah melanggar aturan dan/atau kepada
Atlet itu sendiri apabila Pelatih tidak mematuhi perintah Wasit;
• Dengan atau tanpa Warning sebelumnya, dapat mendiskualifikasi
kontestan karena melakukan pelanggaran serius;
• Jika terjadi knock-down, menangguhkan hitungan, jika atlet tidak
menyerah ke sudut netral atau menunda-nunda melakukannya;

38
ATURAN & REGULASI PB.MI

• Menginterpretasikan peraturan sepanjang penerapannya atau relevansi


aturan tersebut pada pertandingan aktual, agar mampu memutuskan dan
bertindak atas peristiwa apapun yang tidak tercakup dalam peraturan
pada suatu pertandingan.

22.5: MENGGANTI WASIT SELAMA PERTANDINGAN Apabila Wasit inkapasitas/


tidak mampu bertugas pada pertandingan, time keeper harus memukul gong
untuk menghentikan pertandingan hingga Wasit netral berikutnya yang tersedia
dalam daftar PB. MI diinstruksikan untuk mengontrol dan bertugas melanjutkan
pertandingan.

22.6: PERTIMBANGAN MEDIS Wasit harus bebas dari segala kondisi atau penyakit
yang dapat membahayakan kapasitas mereka dalam bertugas. Penggunaan lensa
kontak untuk mengoreksi penglihatan diizinkan.

ATURAN 23 : HAKIM/ JUDGES


23.1: TUGAS
• Setiap Judges harus secara independen mengevaluasi kelebihan 2
kontestan, memutuskan pemenang berdasarkan aturan;
• Judges tidak boleh berbicara dengan Atlet atau Judges lainnya, atau
kepada siapa saja terkecuali Wasit pada pertandingan. Namun
diperbolehkan jika diperlukan pada akhir ronde, yaitu ketika
memberitahu Wasit jika terjadi insiden yang mungkin tidak diperhatikan,
seperti kesalahan Pelatih, tali yang longgar, dll;
• Jumlah poin yang diberikan kepada setiap konstestan harus dicantumkan
pada sistem penilaian atau kertas oleh Judges dengan segera setelah
akhir setiap ronde;
• Pada akhir pertandingan, Judges harus menjumlahkan poin,
menominasikan pemenang, menandatangani kertas penilaian mereka
dan menyerahkan score scard tersebut kepada Wasit; dan
• Seorang Judges tidak boleh meninggalkan kursi mereka sampai keputusan
diumumkan ke publik.
39
ATURAN & REGULASI PB.MI


ATURAN 24 : PEMBERIAN POIN
24.1: PENILAIAN SKILLS MUAYTHAI Keterampilan Muaythai berupa pukulan,
tendangan, lutut atau siku yang dilakukan menggunakan kekuatan dengan maksud
untuk menimbulkan efek. Satu skor diberikan untuk setiap serangan menggunakan
keterampilan Muaythai yang mengenai scoring-target tanpa mampu di block,
ditahan serangannya, atau tanpa melanggar peraturan.
24.1.1: Target Target di dalam Muaythai berarti, setiap bagian tubuh kecuali
kemaluan.
24.1.2: Target yang tidak dinilai Sarung tinju, lengan bagian bawah, kaki, dan
tulang kering adalah target yang tidak dinilai (non-scoring target), kecuali jika
serangan dilakukan dengan bobot yang cukup dan berdampak pada target
yang tidak dinilai tersebut (misalnya high kick yang mengenai glove ketika
lawan memblokir serangan, yang membuat lawannya itu hilang keseimbangan)
24.1.3: Target Ilegal Pangkal paha bukanlah target dalam penilaian, serangan
yang disengaja pada kemaluan merupakan pelanggaran.

24.2: SISTEM WAJIB SEPULUH-POIN Masing-masing ronde memiliki nilai tersendiri,


di mana setidaknya satu Atlet harus diberikan 10 poin. Tidak ada poin berupa
pecahan yang diberikan.
24.2.1: Langkah-langkah Pemberian Poin
• Pertama, seorang Atlet memenangi ronde jika lebih banyak mencetak
Keterampilan Muaythai (scoring Muaythai-skills) daripada lawannya;
o Diferensisasi 7 atau kurang dalam perolehan mencetak Muaythai-
skills antar atlet merupakan margin kecil;
o Diferensisasi sejumlah 8 hingga 14 dalam perolehan mencetak
Muaythai-skills antar atlet merupakan margin besar; dan
o Diferensisasi sejumlah 15 hingga 21 dalam perolehan mencetak
Muaythai-skills antar atlet merupakan dominasi total
Jika kedua Atlet seimbang dalam mencetak Muaythai-skills, maka
• Kedua, Atlet yang menang adalah yang lebih kuat (forceful)
menggunakan keterampilan Muaythai daripada lawannya;
40
ATURAN & REGULASI PB.MI

24.2.2: Tidak Diberikan Poin


• Serangan dengan kurangnya keterampilan Muaythai;
• Serangan yang dapat diblokir secara efektif menggunakan lengan
bawah/ sarung tinju atau pelindung tulang kering/ kaki lawan;
• Menyerang dengan kekuatan yang kurang (lack of force) bahkan
ketika mendarat tepat sasaran;
• Melempar lawan tanpa ada serangan;
• Menyerang sambil melakukan pelanggaran aturan.

24.2.3: Pemberian Skor Setiap Ronde Di akhir setiap ronde, 10 poin akan
diberikan kepada Atlet yang lebih baik (lebih terampil di Muaythai),
dengan proporsi lawannya yang lebih sedikit (masing-masing 9-8-7).
• Poin 10 diberikan kepada setiap Atlet yang unggul di ronde tersebut;
• Poin 10 diberikan kepada Atlet yang memenangkan ronde dengan
margin kecil, lawannya menerima poin 9;
• Poin 10 diberikan kepada Atlet yang memenangkan putaran dengan
margin besar, lawannya menerima poin 8;
• Poin 10 diberikan kepada Atlet yang memenangkan ronde dengan
dominasi total, lawannya menerima poin 7;
• Atlet akan mendapat jumlah total poin yang dikurangi satu (1) untuk
setiap warning yang diterima jika Judge setuju atas Peringatan
tersebut.

24.2.4: Pengurangan Poin Jika Wasit memberikan Peringatan kepada salah


satu Atlet, Judge dapat memberikan poin kepada lawannya. Ketika Judge
memutuskan memberikan poin kepada Atlet sesuai dengan Peringatan
Wasit, mereka harus mencantumkan huruf "W" tepat pada kolom poin dari
kontestan yang mendapat peringatan, sebagai penunjuk atas apa yang ia
lakukan. Jika Judge memutuskan untuk tidak memberikan poin, mereka
harus menempatkan huruf "X" terhadap poin Atlet yang diperingatkan pada
ronde tersebut sebagai penunjuk atas apa yang ia lakukan.
Selama setiap ronde, Judge harus menilai dengan serius dan dapat
menjatuhkan hukuman penilaian yang sesuai terhadap pelanggaran yang
41
ATURAN & REGULASI PB.MI

disaksikan apakah Wasit mengamati pelanggaran tersebut atau tidak. Jika


Judge mengamati pelanggaran yang tampaknya tidak diperhatikan oleh
Wasit, Judge dapat menjatuhkan hukuman yang sesuai kepada Atlet yang
melanggar, mereka harus menunjukkan apa yang dilakukan dengan
menempatkan huruf "J" pada kolom yang sesuai, ditujukan terhadap poin
Atlet yang melanggar serta menunjukkan alasannya.

24.2.5: Metode Menerapkan Pengurangan Poin Jika Judge setuju dengan


Peringatan Wasit atau mengamati pelanggaran sehingga memberikan
Peringatan Hakim (Judge’s Warning), Atlet yang menerima Peringatan akan
dikurangi satu (1) poin dari total poin mereka.

24.3: AKHIR PERTANDINGAN Pemenang harus dinominasikan di semua turnamen.


Jika pada akhir pertandingan Judge menemukan terdapat Atlet dengan total skor
yang sama, Judge harus menentukan pemenang dengan menerapkan Langkah-
langkah Pemberikan Poin pada keseluruhan pertandingan.
 Jika para Atlet seimbang dalam perolehan score keterampilan Muaythai
maupun kekuatan keterampilan Muaythai maka Atlet yang menang
ditentukan berdasarkan salah satu dari:
o Menunjukkan kelelahan yang lebih sedikit atau memar yang minor
daripada lawannya;
o Menunjukkan lebih banyak kemauan untuk menguasai atau
kecenderungan agresif dalam bertanding daripada lawan;
o Memiliki pertahanan yang lebih baik dimana keterampilan Muaythai
lawan mampu diblokir secara efektif atau meleset;
o Memiliki style Muaythai yang lebih baik daripada lawan; dan
o Melakukan lebih sedikit pelanggaran terhadap aturan daripada lawan.
Dalam Pertandingan Eksibisi, keputusan dengan melakukan undian dapat
dilakukan.

42
ATURAN & REGULASI PB.MI

ATURAN 25 : KEPUTUSAN
25.1: MENANG POIN / WIN ON POIN (WP) Pada akhir pertandingan, Atlet yang
mendapatkan keputusan dari mayoritas Judge dinyatakan sebagai pemenang. Jika
kedua Atlet cedera, tersingkir secara bersamaan atau tidak dapat melanjutkan
pertandingan, Judge harus mencatat poin yang diperoleh oleh masing-masing
Atlet hingga dimana mereka terhenti; kontestan dengan poin terbanyak
dinyatakan sebagai pemenang.

25.2: MENANG DENGAN REFEREE STOPS CONTEST (RSC)


25.2.1: Keselamatan / Safety (RSCS) Jika seorang Atlet, menurut pendapat
Wasit, dalam bahaya atau menerima serangan yang berlebihan atau
serangan keras, pertandingan harus dihentikan dan lawannya dinyatakan
sebagai pemenang;

25.2.2: Cedera / Injury (RSCI) Jika seorang Atlet, menurut pendapat Wasit,
tidak layak untuk melanjutkan pertandingan karena menderita cedera akibat
serangan legal atau tindakan lainnya atau tidak mampu karena alasan fisik
lainnya (misalnya dislokasi sendi, muntah, pendarahan yang banyak pada
hidung), maka pertandingan harus dihentikan dan lawannya dinyatakan
sebagai pemenang.
• Hak dalam membuat keputusan ini ada pada Wasit, yang dapat
berkonsultasi dengan Dokter di sudut netral. Jika Dokter menyarankan
untuk menghentikan pertandingan, Wasit harus mengikuti saran
tersebut. Disarankan agar Wasit memeriksa Atlet lainnya juga terkait
cedera, sebelum membuat keputusan;
• Ketika wasit memanggil Dokter untuk memeriksa Atlet hanya 2 orang
tersebut yang berada di dalam ring. Pelatih tidak diizinkan masuk ke
dalam ring atau berada pada sisi atas ring; dan
• Jika cedera terjadi di babak final yang mempertandingkan medali
emas, pemenang akan diputuskan berdasarkan poin mayoritas yang
diperoleh dari ronde sebelumnya.
Dokter hanya akan memeriksa atlet sepanjang di instruksikan langsung oleh
Wasit. Dalam keadaan tertentu Dokter menyarankan pertandingan untuk
43
ATURAN & REGULASI PB.MI

dihentikan, Wasit harus menginstruksikan Timekeeper untuk memulai waktu


ronde. Wasit kemudian akan segera menghentikan pertandingan dan
menyatakan lawan sebagai pemenang oleh RSC Injury.

25.2.3: Serangan pada Kepala / Head Strike (RSCH) Ketika seorang Atlet
mendapatkan pukulan keras atau serangan di kepala yang membuat Atlet
tidak berdaya sehingga tidak mampu melanjutkan pertandingan. Istilah
RSCH tidak boleh digunakan pada Atlet yang kalah kelas (Outclass) yaitu
ketika terlalu banyak menerima serangan tanpa mampu mendapatkan poin
untuk dirinya. Pertimbangan khusus diberikan kepada Atlet yang mengalami
RSCH;

25.2.4: Serangan pada Tubuh / Body Strike (RSCB) Ketika seorang Atlet
mendapatkan pukulan keras ke bagian tubuh manapun selain kepala yang
membuat Atlet tidak berdaya dan tidak mampu melanjutkan pertandingan;

25.2.5: Batas Hitungan Wajib / Compulsory Count Limit (CCL) Wasit


menghentikan pertandingan ketika batas hitungan yang ditentukan telah
tercapai, jumlahnya tergantung pada pembagian pertandingan.
 Senior dan U23 : 3 hitungan di ronde yang sama atau 4 hitungan di
seluruh pertandingan;
 Remaja 16-17 : 2 hitungan di babak yang sama atau 3 hitungan di
seluruh pertandingan;
 Remaja 10-11, 12-13, dan 14-15 : 2 hitungan dalam keseluruhan
pertandingan.

25.3: MENANG DENGAN KNOCK-OUT (KO) Jika seorang Atlet "jatuh" dan tidak
dapat melanjutkan pertandingan sampai hitungan "SIB" (10), lawan Atlet dari atlet
tersebut dinyatakan sebagai pemenang dengan knock-out.

25.4: MENANG DENGAN RETIREMENT (RET) Lawan dari Atlet dinyatakan sebagai
pemenang apabila
• Atlet tidak meninggalkan sudutnya setelah periode istirahat antar ronde;

44
ATURAN & REGULASI PB.MI

• Atlet tidak ingin melanjutkan pertandingan setelah menerima hitungan;


atau
• Pelatih menyerah mengatasnamakan Atletnya.

25.5: MENANG DENGAN DISKUALIFIKASI (DQ) Jika seorang Atlet didiskualifikasi,


lawannya dinyatakan sebagai pemenang. Jika kedua Atlet didiskualifikasi,
keputusan tersebut harus diumumkan. Atlet yang didiskualifikasi tidak berhak atas
hadiah, medali, trofi, penghargaan kehormatan atau grade apapun, yang berkaitan
dengan setiap tahapan pertandingan di mana Atlet telah didiskualifikasi;
dalam keadaan luar biasa, terbuka bagi PB. MI (atau jika tidak ada, Jury atau orang
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan event) untuk memutuskan sebaliknya.
Semua keputusan tersebut, yang jika tidak dibuat oleh PB. MI maka harus menjadi
bahan untuk direview dan dikonfirmasi olehnya terkait penerimaan laporan
peristiwa tersebut sebegaimana diperlukan.

25.6: MENANG WO / WIN BY WALK-OVER (WO) Dimana seorang Atlet sudah


tampil di atas ring dengan atribut lengkap siap tanding, tetapi lawannya tidak
dapat hadir setelah namanya dipanggil oleh announcer. Ketika bel sudah
dibunyikan, dan waktu maksimum 2 menit telah berlalu, Wasit menyatakan Atlet
pertama yang menjadi pemenang dengan "Walk-over". Wasit terlebih dahulu
menginformasikan kepada Jury untuk kesesuaian dan memanggil Atlet ke tengah
ring untuk pengumuman keputusan.

25.7: NO CONTEST (NC) Pertandingan dapat dihentikan oleh Wasit pada durasi
yang dijadwalkan karena peristiwa yang terjadi di luar tanggung jawab Atlet
maupun kontrol Wasit, seperti kerusakan ring, kegagalan lighting, kondisi cuaca
yang luar biasa, dll. Dalam keadaan demikian, pertandingan dinyatakan "Tidak Ada
Pertandingan" setelah tercapai waktu maksimum 10 menit. Pada Kejuaraan, Jury
harus memutuskan tindakan lebih lanjut yang diperlukan.

25.8: DRAW Imbang hanya terjadi dalam Pertandingan Eksibisi, di mana dua
Daerah menyetujui dan menyepakati hasil imbang sebagai keputusan

45
ATURAN & REGULASI PB.MI

pertandingan. Hasil imbang terjadi saat mayoritas Judge telah menilai


pertandingan dengan hasil skor yang setara.
25.9: INSIDEN DI ATAS RING DI LUAR KENDALI WASIT Jika sesuatu terjadi dimana
tidak memungkinkan dilanjutkannya pertandingan di dalam waktu 1 menit penuh
setelah bel berbunyi pada awal ronde pertama (1st) (misalnya kegagalan daya),
pertandingan harus dihentikan dan Atlet akan kembali bertanding di
pertandingan terakhir pada sesi yang sama, atau di pertandingan pertama pada
sesi hari berikutnya.
Jika insiden terjadi 1 menit penuh setelah bel berbunyi pada awal ronde pertama
(1st), Judge dapat diminta untuk memberikan keputusan mengenai pemenang
pertandingan, atau Jury dapat memutuskan tindakan lebih lanjut yang diperlukan.

25.10: ETIKA SETELAH PERTANDINGAN Sebelum dan sesudah keputusan


diumumkan, Atlet harus menunjukkan rasa hormat satu sama lain, dengan
berjabat tangan atau "Wai" kepada Pelatih lawan dan Wasit
25.10.1: Botol Minum Peserta lain Minum dari botol air lawan dilarang untuk
membatasi risiko penyebaran bakteri, penyakit, dan kontaminasi
sehubungan dengan kode anti-doping IFMA.

25.11: PROTES Protes harus diajukan oleh Manajer tim dalam waktu tiga puluh
(30) menit setelah keputusan diumumkan, atau dalam waktu lima (5) menit jika
pertandingan adalah pertandingan medali emas.
Setelah keputusan diumumkan, protes harus dilakukan secara tertulis dan
diserahkan kepada Technical Delegate atau Ketua Jury, bersama dengan biaya
protes sebesar $500 USD. Jika Jury setuju untuk meninjau, tindakan yang
diperlukan dapat diambil atas masalah tersebut. Jika protes yang dibenarkan, uang
tersebut akan dikembalikan dengan potongan $ 100 USD untuk administrasi. Jika
keputusan yang dibenarkan, biaya protes tidak akan dikembalikan dan dana
tersebut akan menjadi kas PB. MI.

46
ATURAN & REGULASI PB.MI

ATURAN 26 : PELANGGARAN
26.1: TINDAKAN PELANGGARAN Atas kebijakan Wasit, Atlet yang melakukan
pelanggaran dapat ditegur, diperingatkan, atau didiskualifikasi tanpa Peringatan.
26.1.1: Teguran/ Caution Teguran adalah peringatan yang diberikan oleh
Wasit kepada Seorang Atlet untuk memeriksa atau mencegah praktik yang
tidak diinginkan terhadap pelanggaran aturan yang tidak terlalu serius.
Untuk melakukannya Wasit tidak menghentikan pertandingan tetapi dapat
mencari kesempatan yang aman dan cocok selama ronde berjalan untuk
menegur Atlet atas pelanggaran aturan. Peringatan disertai sinyal fisik yang
sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Jika seorang Atlet diberikan tiga
(3) kali Teguran yang sama dalam pertandingan, mereka akan menerima
Peringatan (warning). Jika seorang Atlet menerima banyak teguran untuk
berbagai jenis pelanggaran, Wasit dapat menerapkan peringatan (warning)
untuk perilaku yang tidak sportif.
26.1.2: Peringatan/ Warning Jika seorang Atlet melakukan pelanggaran
aturan yang berulang atau serius, Wasit harus menghentikan pertandingan
dan dengan jelas menunjukkan pelanggaran tersebut. Wasit akan memberi
tahu Jury tentang Peringatan (Warning) tersebut, kemudian menunjuk
kepada Atlet dan masing-masing Judge dengan memberi sinyal bahwa
Peringatan telah diberikan. Setelah memberikan Peringatan, Wasit
memerintahkan para Atlet untuk melanjutkan pertandingan.
Wasit yang sudah memberikan Peringatan atas pelanggaran aturan, tidak
dapat mengeluarkan Peringatan untuk jenis pelanggaran yang sama. Jika
seorang Atlet diberikan tiga (3) Peringatan dalam suatu pertandingan,
maka mereka akan didiskualifikasi.
26.1.3: Diskualifikasi Untuk pelanggaran besar/berbahaya dari aturan, Wasit
dapat memilih untuk segera mendiskualifikasi Atlet.

26.2: JENIS PELANGGARAN Jika Atlet dengan sengaja melakukan pelanggaran sbb:
26.2.1 Menggigit, membenturkan kepala, meludahi lawan;
26.2.2 Menekan mata lawan dengan ibu jari;
47
ATURAN & REGULASI PB.MI

26.2.3 Sengaja membekap atau mencekik lawan dengan menutupi mulut


dan hidung;
26.2.4 Sengaja melepas, membuka, atau memindahkan peralatan;
26.2.5 Sengaja mengeluarkan atau melepas gumshield;
26.2.6 Berniat untuk menjatuhkan lawan ke kanvas menggunakan teknik
non-Muaythai, seperti namun tidak terbatas pada:
 Meyandung (menyapu) lawan tanpa menggunakan
keterampilan Muaythai pada 3 poin kontak tubuh;
 Membanting lawan menggunakan pinggul; atau
 Melakukan tackle kepada kaki maupun tubuh lawan.
26.2.7 Mengait atau melumpuhkan kaki lawan menggunakan betis,
pergelangan kaki, atau tumit;
26.2.8 Mengangkat lawan;
26.2.9 Mengunci/merusak persendian lawan pada tangan, kaki, kepala/
leher, atau punggung;
26.2.10 Memukul sambil memegang tali, menggunakan tali secara unfair;
26.2.11 Menjatuhkan diri kepada lawan yang terbaring di lantai;
26.2.12 Memukul lawan yang jatuh ke lantai atau yang sedang berusaha
bangkit;
26.2.13 Menyerang lawan saat bagian tubuh lawannya masih menyentuh
lantai selain kaki;
26.2.14 Menghalangi lawan untuk naik atau masuk kembali ke ring;
26.2.15 Pertahanan yang sepenuhnya pasif dengan menggunakan double
cover atau sengaja jatuh untuk menghindari pukulan;
26.2.16 Memukul kemaluan lawan;
 Jika Atlet secara tidak sengaja terkena serangan pada
kemaluan, dengan serangan Muaythai skill dan tidak dapat
melanjutkan pertandingan, Wasit dapat menghentikan
pertandingan hingga 5 menit untuk memungkinkan Atlet
yang terkena untuk beristirahat. Jika Atlet menolak untuk
melanjutkan pertandingan setelah istirahat 5 menit, lawannya
akan dinyatakan sebagai "pemenang";
48
ATURAN & REGULASI PB.MI

26.2.17 Memegang kaki lawan dan mendorongnya ke depan lebih dari dua
(2) langkah ke segala arah tanpa menyerang menggunakan salah
satu Muaythai skill;
26.2.18 Menyerang lawan setelah ronde berakhir;
26.2.19 Tidak mengikuti perintah Wasit untuk "YOOT" ("Berhenti") atau
"YAEK" ("Istirahat") dan mundur selangkah;
26.2.20 Mencoba menyerang lawan sebelum Wasit memerintahkan
"CHOCK" mengikuti perintah untuk "YOOT" atau "YAEK";
26.2.21 Berucap tidak berguna, agresif, atau ofensif selama pertandingan;
26.2.22 Menyerang atau berperilaku agresif terhadap Wasit kapanpun;
26.2.23 Memberikan air kepada atlet dengan menggunakan cara lain, selain
botol air atau botol semprot;
26.2.24 Penggunaan air yang berlebihan di antara waktu ronde yang
menyebabkan penundaan untuk ronde berikutnya;
26.2.25 Menggunakan zat terlarang apa pun yang ditentukan oleh Badan
Anti-Doping Dunia (WADA) atau Kode Anti-Doping IFMA.

26.3: PEMBATASAN SERANGAN PADA DIVISI Penggunaan skills Muaythai pada


divisi tertentu dianggap sebagai pelanggaran

Division Pembatasan Skill Muaythai


Senior
U23
Youth 16-17 Tidak ada Batasan
Youth 14-15
Youth 12-13 Tidak ada serangan elbow atau knee ke kepala
Youth 10-11 Tidak ada serangan ke kepala

26.4: PELATIH Setiap Atlet dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan


Pelatih mereka.

49
ATURAN & REGULASI PB.MI

26.5: WASIT BERKONSULTASI DENGAN HAKIM Jika Referee memiliki alasan untuk
percaya bahwa pelanggaran telah dilakukan yang belum dilihat oleh Referee,
dapat berkonsultasi dengan Judge.

ATURAN 27 : KNOCKDOWN
27.1: DEFINISI Seorang Atlet dianggap "Knockdown / Dirobohkan"
• Jika Atlet menyentuh lantai dengan bagian tubuh selain kaki akibat dari
serangan atau serangkaian serangan dan terlihat kesulitan untuk bangkit;
• Jika Atlet tergantung tak berdaya di tali akibat dari serangan atau
serangkaian serangan;
• Jika Atlet berada di luar atau sebagian di luar tali akibat dari serangan
atau serangkaian serangan; atau
• Setelah serangan keras, Atlet belum jatuh dan tidak jatuh ke tali, tetapi
dalam keadaan setengah sadar dan menurut pendapat Wasit tidak
mampu untuk melanjutkan ronde.
27.1.1: Roboh Seorang atlet yang jatuh adalah atlet yang telah menyentuh
kanvas dengan bagian lain dari tubuh selain kaki, yang tidak lagi
mendapatkan serangan dari lawan.
27.2: HITUNGAN Dalam kasus Knockdown, Wasit harus segera memerintahkan
"YOOT" dan mulai menghitung detik berjalan. Wasit harus menghitung dengan
lantang dari satu (1) hingga sepuluh (10) dalam bahasa Thailand:

# THAI INDONESIA
1 NUENG SATU
2 SONG DUA
3 SAAM TIGA
4 SII EMPAT
5 HAH LIMA
6 HOK ENAM
7 JED TUJUH
8 BAED DELAPAN
9 KOUW SEMBILAN
10 SIB SEPULUH
50
ATURAN & REGULASI PB.MI

27.2.1 Memulai Hitungan Sebelum angka "NUENG" (1) dihitung, interval


satu detik harus telah berlalu dari saat Atlet dipukul, dan pada waktu
mengucapkan "NUENG" (1).
27.2.2 Waktu dan Sinyal Wasit harus memberikan interval satu detik di
antara angka-angka yang dihitung, dimulai menggunakan jari
telunjuk, jari mengindikasikan detik serta dengan cara agar Atlet
yang roboh mengetahui sedang dihitung.
27.2.3 Tindakan Judge Judge tidak harus mencatat "KD" (Knockdown) pada
lembar penilaian mereka ketika Wasit memberikan hitungan kepada
Atlet, tidak ada poin yang diberikan atau dikurangi dari Atlet. Ketika
Atlet dianggap Terjatuh karena serangan ke kepala, Judge kemudian
memasukkan "KD + H" (Knockdown ke kepala) pada lembar penilaian
mereka.

27.3: TANGGUNG JAWAB LAWAN Jika seorang Atlet dirobohkan, lawannya harus
segera pergi ke sudut netral sesuai perintah Wasit, menghadap ke tengah ring dan
menunggu dengan tangan di sisinya. Jika lawan tidak pergi ke sudut netral atas
perintah Wasit, Wasit harus berhenti menghitung sampai lawan melakukannya.
Penghitungan kemudian harus dilanjutkan dimana penghitungan tadi sempat
terhenti.
Lawan dapat melanjutkan melawan Atlet yang Knocked Down tersebut setelah
bangkit dan apabila Wasit meneruskan pertandingan dengan perintah "CHOCK".

27.4: KEWAJIBAN 8-HITUNGAN Ketika Wasit memberikan hitungan kepada Atlet,


pertandingan tidak boleh dilanjutkan sampai Wasit mencapai hitungan "BAED" (8),
bahkan jika Atlet sudah siap melanjutkan sebelum hitungan ke delapan.

27.5: KNOCK OUT Jika Atlet tidak dapat melanjutkan pada hitungan ke "BAED" (8)
Wasit akan terus menghitung sampai "SIB" (10). Pada hitungan "SIB" (10)
pertandingan berakhir dan diputuskan "Knockout".

27.6: MENGHITUNG DI AKHIR RONDE Dalam hal seorang Atlet Dirobohkan di akhir
ronde, Wasit tetap terus menghitung. Jika penghitungan Wasit sampai dengan
51
ATURAN & REGULASI PB.MI

"SIB" (10), Atlet dianggap telah kalah dalam pertandingan Knockout (KO). Jika
Atlet pulih pada hitungan "BAED" (8) Wasit segera menggunakan perintah
"CHOCK".

27.7: KEDUA KALINYA ATLET JATUH TANPA SERANGAN BARU Jika Seorang Atlet
terjatuh akibat serangan dan pertandingan dilanjutkan setelah penghitungan
"BAED" (8) telah tercapai, tetapi Atlet jatuh lagi tanpa menerima serangan yang
baru, Wasit harus melanjutkan penghitungan dari "BAED" (8).

27.8: KEDUA ATLET ROBOH Jika kedua Atlet Dirobohkan pada saat yang sama,
penghitungan akan dilanjutkan selama satu diantaranya masih dalam keadaan
roboh. Jika kedua Atlet tetap Knocked Down sampai hitungan "BAED" (8)
pertandingan akan dihentikan dan keputusan yang diberikan sesuai dengan poin
yang diberikan sebelum terjadi Knockdown.

27.9: ATLET TIDAK DAPAT MELANJUTKAN Seorang Atlet yang tidak dapat
melanjutkan pertandingan segera setelah interval istirahat, atau yang telah roboh
akibat serangan, tidak dapat melanjutkan dalam waktu 10 detik, akan kalah dalam
pertandingan.

27.10: ATLET JATUH KELUAR RING Jika salah satu atau kedua atlet jatuh ke Luar
Ring, Wasit segera memerintahkan "YOOT" dan mulai menghitung detik yang
berjalan. Atlet harus kembali ke ring tanpa bantuan dan tanpa hambatan dalam
hitungan "Yee-Sib" (20).

Wasit harus memastikan bahwa atlet tidak dibantu atau dihalangi dengan cara apa
pun. Jika ini terjadi, wasit menghentikan penghitungan dan pihak yang melanggar
harus diperingatkan, lalu melanjutkan penghitungan setelah tindakan yang
diperlukan telah diambil.

Jika satu atlet tidak dapat kembali ke ring sebelum hitungan "Yee-Sib" (20), atlet di
dalam ring akan dinyatakan sebagai pemenang dengan "Referee Stops Contest
(RSC-)".

52
ATURAN & REGULASI PB.MI

Jika kedua Atlet tetap berada di Luar Ring dengan hitungan penuh "Yee-Sib" (20)
pertandingan akan dihentikan dan keputusan yang diambil sesuai dengan poin
yang diberikan hingga saat kejadian.

ATURAN 28 : DOKTER MEDIS & PROSEDUR


28.1: TUGAS DOKTER Seorang Dokter Medis untuk Muaythai harus menjadi dokter
yang terlatih dalam olahraga ini.
28.1.1: Pemeriksaan Fisik Selama periode pemeriksaan medis, Dokter harus
memeriksa kesehatan Atlet dan menyatakan bahwa Atlet tersebut layak
untuk bertanding sebelum penimbangan.

28.1.2: Kehadiran Pada Pertandingan Dokter harus duduk dekat dengan ring
dengan akses tanpa hambatan menuju tangga sudut netral yang terdekat
dengan juri. Dokter harus hadir selama pertandingan dan tidak boleh
meninggalkan tempatnya sampai telah selesai memeriksa dua (2) Atlet
terakhir yang berpartisipasi dalam sesi pertandingan.

28.1.3: Memberi tahu Wasit Dokter harus memberikan instruksi kepada


Wasit atas permintaan mereka. Dokter tidak boleh memeriksa atlet selama
keseluruhan putaran ronde kecuali diperintahkan untuk melakukannya oleh
Wasit.

28.1.4: Tindakan pada Atlet yang Tidak Sadarkan Diri Jika seorang Atlet tidak
sadarkan diri, hanya Wasit dan Dokter yang dipanggil yang harus tetap
berada di atas ring kecuali dokter memerlukan bantuan ekstra.

28.1.5: Pemberian Tindakan Medis Seorang Atlet yang telah dibuat tidak
sadarkan diri sebagai akibat dari pukulan kepala dalam pertandingan atau di
mana Wasit telah menghentikan pertandingan karena Atlet telah menerima
pukulan keras ke kepala yang membuat Atlet tidak berdaya atau tidak
mampu melanjutkan, harus segera diperiksa oleh Dokter setelah itu
merekomendasikan aftercare atau pemeriksaan lanjutan kepada Atlet dan

53
ATURAN & REGULASI PB.MI

Pelatihnya. Atlet akan didampingi akomodasinya oleh salah satu ofisial yang
bertugas di acara tersebut.

28.1.6: Pemeriksan Pasca-Pertandingan Dokter harus memeriksa setiap Atlet


setelah pertandingan jika ada kekhawatiran cedera.

ATURAN 29 : PENGHARGAAN TURNAMEN


29.1: HADIAH Dalam pertandingan internasional, piala atau hadiah kehormatan
dapat diberikan. Tidak ada medali yang akan diberikan kepada Atlet yang belum
berpertandingan setidaknya sekali.

29.2: KLASEMEN TIM Klasemen tim ditentukan dengan cara berikut :


 1 mark - Pemenang setiap pertandingan di babak penyisihan atau
pertandingan perempat final ;
 2 marks - Pemenang setiap pertandingan di pertandingan semifinal; dan
 3 marks - Pemenang pertandingan final.

Nilai akan diberikan untuk pertandingan yang dimenangkan dengan Walk-


Over sebagaimana Atlet HARUS melalui turnamen penyisihan untuk dapat
melanjutkan ke pertandingan berikutnya.

Dalam hal 2 tim atau lebih memperoleh jumlah nilai yang sama,
penempatannya bergantung pada:
 Jumlah kemenangan di final; dan jika ini sama
 Jumlah tempat kedua; dan jika ini sama
 Jumlah tempat ketiga.

54
ATURAN & REGULASI PB.MI

ATURAN 30 : KEPUTUSAN TERHADAP ATURAN


30.1: KESERAGAMAN Aturan & Regulasi IFMA ini berlaku untuk semua
pertandingan IFMA, dan bagi semua Continental IFMA serta Asosiasi Nasional yang
harus mengikuti dan menghormati aturan pertandingan ini. Tidak ada Asosiasi
Nasional yang dapat mengembangkan Peraturan & Regulasi Pertandingannya
sendiri yang bertentangan dengan aturan ini. Namun Asosiasi Nasional dapat,
untuk Kejuaraan Nasional, merubah aturan ini untuk mencerminkan hukum atau
peraturan Nasional selama perubahan tersebut tidak mengurangi aturan,
terutama yang berkaitan dengan persyaratan medis dan keselamatan.

ATURAN INI AKAN MEMBATALKAN SEMUA ATURAN IFMA/PB.MI SEBELUMNYA

55
ATURAN & REGULASI PB.MI

LAMPIRAN I : ETIKA R & Js


Panduan Untuk R & Js
 Seiring dengan keselamatan Atlet, prioritas utama Referee dan Judges adalah
menjaga integritas dan keadilan.
 R & Js harus menghindari semua konflik kepentingan.
 R & Js harus menunjukkan toleransi dan pertimbangan satu sama lain dalam
keadaan apapun dan harus mengingat bahwa setiap orang bekerja sebagai
sebuah tim. Termasuk menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada
Komite Penyelenggara Lokal / Federasi Tuan Rumah atau Asosiasi.
 R & Js tidak boleh membalas dendam terhadap sesama Judges atas keputusan
pertandingan apa pun.
 R & Js tidak boleh terlibat dalam percakapan apa pun dengan siapa pun
mengenai keputusan pertandingan apa pun.
 R & Js harus memahami bahwa pertumbuhan dan peningkatan berasal dari
pembelajaran berkelanjutan.
o R & Js harus belajar dari kritik dan membawanya sebagai semangat
pemberian dan tidak menjadi defensif atas kritik yang dapat membantu
perbaikan.
o R & Js harus belajar dengan menonton pertandingan dimana dia tidak
ditugaskan karena selalu ada ruang untuk perbaikan dan pembelajaran
dari yang lain.
 R & Js harus tepat waktu untuk semua jadwal termasuk rapat dan seminar.
 R & Js harus mempertahankan profesionalme di Area Pertandingan karena
disaksikan penonton dan media terus-menerus.
 R & Js harus memastikan seragam mereka bersih dan rapi.
 Lounge R & Js adalah lokasi utama untuk R & Js. Area ini tidak boleh
ditinggalkan, kecuali untuk ke kamar mandi atau jika diminta oleh Staf
IFMA/PB.MI. Ketika dipandang perlu meninggalkan Lounge karena alasan
apapun, R&Js harus memberi tahu salah satu kolega mereka.
 R & Js tidak boleh menerima uang tunai apa pun dan tidak boleh menerima
hadiah apa pun yang dapat dianggap sebagai penyuapan.

56
ATURAN & REGULASI PB.MI

o Pada kegiatan makan ataupun sosial bersama dengan Pengprov dimana


R&Js berasal, atau Pengprov lainnya, yang tidak/ belum disetujui
IFMA/PB.MI.
o Hadiah apa pun dari Asosiasi Nasional mana pun yang tidak/ belum
disetujui IFMA/PB.MI.
 R & Js tidak boleh mengonsumsi alkohol/ obat-obatan yang akan
mempengaruhi pengambilan keputusan mereka sebelum dan selama
pertandingan.
 R & Js juga harus berhati-hati apabila memerlukan rehat minuman alkohol
setelah pertandingan.
 Di luar Venue Pertandingan, R & Js harus tersedia bagi Supervisor dan / atau
Staf IFMA/PB.MI dalam hal rapat, diskusi, dll.
 R & Js tidak boleh terlibat dalam segala bentuk media/pers tanpa persetujuan
terlebih dahulu dari IFMA/PB.MI.
 R & Js harus tetap netral sepanjang waktu dan harus menahan diri untuk tidak
berbicara dengan Atlet dan/atau Pelatih di sekitar Area Pertandingan dan
Venue.
 R & Js tidak boleh membawa ponsel, komputer, dan/atau perangkat
komunikasi apa pun di Venue. Perlengkapan ini harus ditinggalkan di kamar
hotel.

57
ATURAN & REGULASI PB.MI

LAMPIRAN II : SUMPAH PESERTA IFMA/PB.MI


Sumpah Atlet IFMA Selama pertandingan IFMA, seorang Atlet akan dipilih untuk
membacakan sumpah atlet IFMA pada upacara pembukaan;
"Atas nama semua peserta, saya berjanji bahwa kami akan mengambil bagian
dalam < Nama Acara > menghormati dan mematuhi aturan Asosiasi Federasi
Muaythai Internasional, berkomitmen pada lima prinsip IFMA kami, menjaga
KEHORMATAN, TRADISI, RASA HORMAT, KEUNGGULAN dan FAIRPLAY dan
dalam semangat sportivitas sejati dan kehormatan tim dan bangsa kami."

Sumpah Pelatih IFMA Selama pertandingan IFMA, seorang Pelatih akan dipilih
untuk membaca sumpah pelatih IFMA pada upacara pembukaan;
"Atas nama semua pelatih, saya berjanji bahwa kami akan secara ketat
mengikuti kode etik, tata kelola yang baik, menghormati dan mematuhi
aturan Asosiasi Federasi Muaythai Internasional, dalam semangat sportivitas
dan fair play. Kami memimpin dengan memberi contoh kepada atlet kami dan
menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar IFMA yaitu KEHORMATAN, TRADISI,
RASA HORMAT, KEUNGGULAN dan FAIRPLAY "

Sumpah Offisial IFMA


Selama pertandingan IFMA, R & Js akan dipilih untuk membacakan sumpah
petugas IFMA pada upacara pembukaan;
"Atas nama semua juri, wasit dan ofisial, saya berjanji bahwa kami akan
melaksanakan tugas < Nama Acara >, untuk Muaythai di < Lokasi Acara >
dengan ketidakberpihakan penuh, menghormati dan mematuhi aturan
Asosiasi Federasi Muaythai Internasional, dalam semangat sportivitas yang
sebenarnya, memastikan bahwa sportivitas dan fair play dipatuhi sepenuhnya
oleh semua peserta, dan ditegakkan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dan
pilar IFMA, menjaga KEHORMATAN, TRADISI, RASA HORMAT, KEUNGGULAN,
dan FAIRPLAY."

58
ATURAN & REGULASI PB.MI

LAMPIRAN III : KODE ETIK R&Js


MARTABAT
KODE 1) Saya tidak akan berada di bawah pengaruh alkohol saat memimpin atau
berpartisipasi dalam Pertandingan IFMA/PB.MI apa pun, termasuk semua rapat
terkait dan penimbangan.
KODE 2) Saya tidak akan merokok di Venue Pertandingan.
KODE 3) Saya tidak akan berperilaku dengan cara apa pun yang dapat membuat olahraga
Muaythai dan/atau IFMA/PB.MI menjadi buruk reputasinya.

INTEGRITAS
KODE 4) Saya tidak akan berkolusi atau berkolaborasi dengan pihak mana pun dengan
melanggar Aturan apa pun (sebagaimana berlaku).
KODE 5) Saya tidak akan bersosialisasi dengan atau akrab dengan Atlet dan / atau Pelatih
dan / atau anggota delegasi tim lainnya, atau masuk ke dalam hubungan apa pun
atau mengambil tindakan apa pun yang menimbulkan keraguan pada
ketidakberpihakan saya sebagai ITO.
KODE 6) Dalam hal apapun saya meyakini hubungan apapun dapat menyebabkan persepsi
bias, saya harus menyampaikan hubungan tersebut terlebih dahulu kepada
IFMA/PB.MI Pusat untuk dipertimbangkan dalam penunjukan.
KODE 7) Saya akan selalu berperilaku profesional dan etis, dengan mengikuti Supervisor.
KODE 8) Saya tidak akan, secara langsung atau tidak langsung, meminta, menerima atau
menawarkan segala bentuk remunerasi atau komisi, atau manfaat, layanan, atau
hadiah tersembunyi apa pun dalam bentuk apa pun yang dapat dianggap sebagai
suap atau pengaruh yang tidak semestinya, yang terhubung dengan siapa pun
yang terkait dengan Pertandingan apa pun di mana saya berpartisipasi. Saya
mengonfirmasi bahwa setiap pendekatan atau penawaran yang dibuat dalam hal
ini harus segera dilaporkan kepada orang yang relevan.
KODE 9) Hanya suvenir resmi sebagaimana disetujui oleh IFMA Pusat yang dapat diberikan
atau diterima, sebagai tanda hormat atau penghargaan atas kontribusi saya.

KERAHASIAAN
KODE 10) Saat melakukan tugas saya sebagai ITO, saya tidak akan berkomunikasi dengan
siapa pun tentang masalah terkait pertandingan apa pun di dalam Venue dan /
atau lokasi lain pada seluruh periode pertandingan dan setelahnya, terutama
kepada orang-orang dari negara saya sendiri seperti anggota Asosiasi Nasional,
anggota Komite Eksekutif, media dan publik. Saya tidak akan berkomentar
tentang masalah terkait pertandingan di media sosial.
59
ATURAN & REGULASI PB.MI

KODE 11) Saya akan memperlakukan informasi apa pun yang mungkin saya terima dari
IFMA/PB.MI atau belajar selama tugas saya sebagai ITO/R & Js sebagai rahasia
dan tidak akan memberi tahu orang lain termasuk namun tidak terbatas pada
mereka yang terlibat dalam delegasi tim Asosiasi Nasional

TANGGUNG JAWAB
KODE 12) Saya akan tepat waktu untuk semua Pertandingan yang ditugaskan kepada saya
KODE 13) Saya akan tersedia untuk menghadiri pertemuan ITO/R & Js pada atau sebelum
hari Pertandingan.
KODE 14) Saya harus memenuhi semua tugas yang diberikan kepada saya oleh Supervisor.
KODE 15) Saya tidak boleh menggunakan atau membawa perangkat komunikasi elektronik
apa pun, termasuk namun tidak terbatas pada ponsel, laptop, dan komputer
tablet di dalam Tempat Pertandingan.
KODE 16) Saya harus menjaga kondisi fisik yang baik, kebersihan pribadi dan penampilan
profesional setiap saat ketika melakukan tugas saya sebagai ITO/R & Js.
KODE 17) Saya tidak akan mengkritik atau mencoba menjelaskan panggilan atau
keputusan yang dibuat oleh ITO R & Js lain, kecuali jika diminta oleh Supervisor
untuk melakukannya.
KODE 18) Saya akan menghormati semua Aturan IFMA/PB.MI.

Saya setuju untuk terikat oleh Kode Etik ini dan mengakui bahwa setiap pelanggaran Kode
Etik ini dapat dirujuk ke Komisi Disiplin IFMA/PB.MI dan/atau Komite Eksekutif
IFMA/PB.MI dan dapat menyebabkan penyelidikan disipliner dan sanksi terhadap saya.

Tanggal:

Nama :

Tanda Tangan :

60
ATURAN & REGULASI PB.MI

LAMPIRAN IV: TABEL REFFERENSI HYPERLINK


Poin Referensi Hyperlink

Formulir Wajib IFMA

Persetujuan Atlet IFMA – Event & Formulir IFMA_Athlete_Consent_Form.pdf


Anti-Doping
Formulir Deklarasi Medis Atlet IFMA IFMA_Athlete_Medical_Declaration_Form.pdf

Informasi tambahan

Kode Doping IFMA IFMA_Doping_Code.pdf


Daftar Terlarang WADA WADA_Prohibited_List
Prosedur untuk Pelatih di FOP Procedures_for_Seconds_on_FOP

Aturan &Regulasi Tambahan

IFMA Keeta Muaythai Competition R&R’s IFMA_Keeta-Muaythai_R&R


IFMA Mai Muay Competition R&R’s IFMA_Mai-Muay_R&R
IFMA Virtual Competition R&R’s IFMA_Virtual_R&R
IFMA Wai Kru Competition R&R’s IFMA_Wai-Kru_R&R
IFMA Youth Muay Talay Competition R&R’s IFMA_Youth-Muay-Talay_R&R.pdf

Supplier dan Sponsor Peralatan

MTG Fight Gear www.mtgfightgear.com


FBT Sports www.fbtsports.com
Wesing www.wesingstore.com
Dragondo www.dragondo.com
Top Ten www.budoland.com

61
ATURAN & REGULASI PB.MI

62

Anda mungkin juga menyukai