Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR TUGAS MANDIRI BIOMATERIAL

KLASIFIKASI INTERAKSI TISSUE-IMPLAN DAN DESAIN KRITERIA


KOMPOSIT KERAMIK BIOAKTIF

Oleh Yuki Desiandini / 0906518826

Keramik adalah material logam dan non logam yang memiliki ikatan atom
ionik atau ikatan ionik dan ikatan kovalen. Sedangkan pengertian biokeramik adalah
keramik yang digunakan untuk kesehatan tubuh dan gigi pada manusia (Billote,
2003). Sifat biokeramik antara lain tidak beracun, tidak mengandung zat karsinogik,
itdak menyebabkan alergi, tidak menyebabkan radang, memiliki biokompatibel yang
baik, tahan lama.

Kelebihan biokeramik adalah biokeramik memiliki biokompatibilitas yang


baik dengan sel-sel tubuh dibandingkan dengan biomaterial polimer atau logam
(Billote, 2003). Oleh karena itu, biokeramik digunakan untuk tulang, persendian, dan
gigi (Billote, 2003). Biokeramik juga digunakan untuk melapisi biomaterial logam
(Desai et. al, 2008). Selain itu, biokeramik juga digunakan sebagai penguat
komponen komposit, dengan menggabungkan kedua sifat material menjadi material
baru yang memiliki sifat mekanis dan biokompatibel yang baik. Struktur keramik
juga dapat dimodifikasi dengan tulang alami dengan tingkat porosity yang beragam
(Hench dan Wilson, 1993). Biokeramik juga memiliki kelemahan, antara lain sangat
rapuh, kekuatan rendah, dan kerap dipandang material yang lemah.

Berdasarkan interaksinya dengan jaringan tubuh, biokeramik dapat


diklasifikasikan sebagai berikut:

1.c Keramik Bioinert


Keramik bioinert adalah material keramik yang interaksi dengan sel-sel
disekitarnya sangat sedikit di dalam tubuh manusia. Reaktifitas kimianya rendah,
pada waktu yang cukup lama ikatan antar muka dengan sel tubuh juga sedikit

c c
(Bhat, 2005). Biokeramik jenis ini memiliki kelebihan yaitu, relatif stabil di
dalam tubuh manusia, tidak berbahaya, tahan korosi dan tahan lama.
Mekanisme keramik bioinert dalam tubuh adalah kapsul serabut terbentuk
disekitar permukaan implant bioinert dan tidak membuat ikatan dengan tulang.
Ketebalan kapsul tergantung dari kompatibeitas sel material bioinert. Semakin
baik kompatibelitas sel maka semakin tipis kapsul serabut yang terbentuk.
Dengan demikian, fungsi biokeramik ini tergantung pada intergrasi sel dengan
implant yang ditanam (Ben ± Nissan, 2004).
Contoh keramik jenis ini antara lain keramik single oxide, alumina, zirconia,
karbon termasuk ke dalam jenis keramik bioinert. Sedangkan aplikasinya adalah
biasa digunakan untuk pelat tulang, sekrup tulang, sendi buatan, katup jantung
buatan, dan komponen bongkol tulang paha (Billote, 2003; Li dan Hastings,
1998)
2.c Keramik Porous
Merupakan keramik inert, mekanikal stabilitasnya tinggi ketika tulang tumbuh
di pori-pori keramik. Biasanya digunakan untuk struktur penghubung atau tempat
penggantungan pada formasi tulang. Keramik porous ini hanya digunakan pada
aplikasi yang tidak menopang beban dikarenakan kekuatannya yang rendah.
Contohnya hydrokxyapatite. Aplikasinya adalah untuk rangka pada pertumbuhan
jaringan, pengisi tulang yang rusak atau cacat, dan coating pada implant logam.
3.c Keramik Bioaktif
Keramik bioaktif adalah keramik yang dapat menciptakan respon biologi di
permukaan material, yang akan menghasilkan suatu ikatan antara sel dan material.
Pada prosesnya terjadi reaksi kimia tetapi hanya dipermukaan saja (Billote, 2003).
Kelemahan material ini antara lain sifat mekanisnya lebih buruk dibandingkan
dengan keramik bioinert, kecuali A-W glass yang kekuatannya lebih tinggi
daripada cortical bone. Oleh karena itu, keramik bioaktif tidak dapat diaplikasikan
untuk implant yang menahan beban seperti implant sendi.
Kinerja biokeramik bioaktif di dalam tubuh yaitu saat implantasi, permukaan
keramik bereaksi membentuk ikatan dengan sel-sel terdekat. Permukaan implant

c c
bereaksi terhadap perubahan pH sekitar dengan melepas ion Ca2+, Na+, dan
K+ dan membentu membentuk ikatan permukaan dengan sel-sel sekitar (Hench
dan Wilson, 1993). Reaksi pertukaran antara implant bioaktif dengan cairan tubuh
disekitar implant pada beberapa kasus dapat membentuk lapisan CHA
(Carbonated Hidroxyapatite) yang menyerupai mineral yang terkandung dalam
tulang pada implant (Ben ± Nissan, 2004).
Contoh material jenis ini antara lain hidroksi apatit, bioglass, ceravital,
keramik A-W glass. Sedangkan aplikasinya adalah untuk pembedahan tulang dan
pengisi cacat tulang. Material ini digunakan dalam bentuk blok, material berpori,
granula (Hench dan Kokuho, 1998).
4.c Keramik Bioresorbable
Keramik bioserorable adalah material yang akan berbaur dan lama-lama
tergantikan oleh sel-sel baru yang tumbuh di dalam tubuh manusia. Atau dengan
kata lain, implant restorable didisain untuk terdegradasi perlahan dan tergantikan
oleh sel-sel tubuh yang baru tumbuh. Kelebihan material jenis ini antara lain
dapat menghilangkan implant dan digantikan oleh tulang yang dapat berfungsi
dengan baik, sehingga dapat mengurangi efek masalah biokompatibilitas. Kinerja
keramik bioresorbable yaitu tingkat peresapan material implant harus sesuai
dengan tingkat pertumbuhan sel tubuh karena adanya kemungkinan kapasitas
penahanan beban implant melemah dan gagal (Hench dan Wilson, 1993).
Contoh material jenis ini antara lain ȕ-trikalsium fosfat, kalsium karbonat,
kalsium sulfat, carbonate apatite. Aplikasi material jenis ini adalah untuk
membantu penyembuhan tulang karena penyakit atau trauma, pengisi cacat
tulang, obat (Billote, 2003).
Hubungan bioaktivitas dari masing-masing empat macam interaksi tissue-
implan dapat ditunjukkan dalam Gambar 1 (Lampiran). Pada awalnya,
biokeramik tidak dibedakan berdasarkan tingkat bioaktivitasnya, walaupun sifat
bioaktif dari hidroksiapatit dan bioactive glasses memang berbeda. Maka dari itu,
material keramik bioaktif kemudian diklasifikasikan lagi menjadi dua kelas yang
berbeda, yakni

c c
uc Bioaktivitas kelas A, proses dimana permukaan biologis ditumbuhi sel batang
osteogenik bebas di lingkungan yang rusak. Sebagai akibat dari intervensi
pembedahan. Material bioaktif kelas A menimbulkan respon ekstra dan intra
selular pada permukaan batas. Material seperti ini disebut osteoproduktif.
uc Bioaktivitas kelas B, jalur biokonduktif yang memungkinkan tulang tumbuh
sepanjang jalur itu, sehingga hanya material kelas B yang dapat menunjukkan
respon ekstra selular pada permukaan batas. Material ini disebut
osteokonduktif.

Metode sederhana yang mengurutkan tingkat bioaktivitas suatu material adalah


berdasarkan Indeks Bioaktivitas (IB) yang merupakan waktu yang dibutuhkan 50%
î  antara tulang dan implant untuk berikatan secara kimiawi. Nilai IB didapat
dari 100/(waktu yang dibutuhkan î  untuk berikatan 50%). Nilai ini dapat
dihitung berdasarkan data yang ditunjukkan pada Tabel 1 (Lampiran).

Data-data diatas mengindikasikan bahwa beberapa biokeramik ini tidak hanya


sulit patah namun juga mereka tidak memiliki nilai modulus elastisitas yang mirip
dengan tulang. Maka dari itu, material keramik ini kurang sesuai sebaai material
pengganti tulang.

Bioaktif glass kelas A memiiki indeks bioaktivitas yang tinggi yaitu lebih dari
8, maka ia memiliki kemampuan untuk berikatan dengan jaringan lunak. Nilai-nilai
indeks bioaktivitas dari beberapa biokeramik dapat dilihat pada Tabel 2 (Lampiran).

c c
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Benny Yarlis. Aî î


î .
http://martensite67.wordpress.com/2010/05/14/ceramic-biomaterial/ (diakses 8
maret 2011).

Thompson, Ian, Dr. î


î îîî   î  î î A 
 î


î . Imperial Collage London.

c c
LAMPIRAN

uc Gambar

Gambar 1. Spektrum Bioaktivitas

Sumber: Thompson, Ian. î


î îîî   î  î î . Imperial Collage
London

c c
uc Tabel

Tabel 1. Sifat-sifat mekanik beberapa biokeramik komersial

Sumber: Thompson, Ian. î


î îîî   î  î î . Imperial Collage
London

Tabel 2. Indeks Bioaktivitas beberapa biokeramik komersial

Sumber: Thompson, Ian. î


î îîî   î  î î . Imperial
Collage London

c
c

Anda mungkin juga menyukai