Anda di halaman 1dari 9

BIOMATERIAL ORTHOPAEDI

Kebutuhan untuk Biomaterial dalam Ortopedi

Pernyataan biomaterial mengarah ke semua material sintetik maupun natural yang


digunakan pada klinik, untuk mengganti, menstabiliasasi dan memperbesar kerusakan
jaringan. Pada ilmu ortopaedi, biomaterial ini digunakan untuk internal fiksasi pada
fraktur, osteotomi dan arthodesis, penutupan luka, pergantian soft tissue, dan total joint
arthoplasty. Untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan para penggunanya ,
orthopaedi biomaterial harus biokompatibel (dapat secara in vivo tidak menimbulkan
reaksi yang berbahaya bagi tubuh), bebas korosi dan degradasi (dapat bertahan dalam
tubuh tanpa menimblkan efek samping)

Biomaterial harus mempunyai standar yang tinggi dalam kualitas dan dapat terjangkau
dalam harga. Material yang digunakan biasa terbuat dari metalik,polimer dan keramik
dan kemampuan material tersebut dapat dimengerti dan efisien dalam praktek secara
klinikal.

Biokompatibilitas

Karena bahan tersebut merupakan bahan material yang berasal dari luar, maka diharapkan
material tersebut harus tidak berbahaya bagi tubuh dan tidak menjadi racun dalam tubuh.
Biokompatibilitas adalah level dasar dari suatu reaksi atau efek samping yang mungkin
timbul dalam suatu proses implantasi. Contohnya material yang mempunyai sedikit
reaksi bahkan tidak ada reaksi sama sekali pada tubuh (seperti cobalt-chromium
metallic) inert. Interaktive biomaterial yang dibuat untuk menimbulkan keuntungan
khusus seperti jaringan yang tidak umbuh (contohnya porous tantalum). Biomaterial yang
menarik sel kemudian diabsorbsi atau di remodeling (seperti biodegradable polymeric
scaffolds untuk functional tissue engineering) dapat disebut viable. Replant biomaterial
yang terdiri dari jaringan asli yang dikultur in vitro pada pasien (contoh chondroplasty
untuk pengobatan focal cartilage defect. Material yang menimbulkan biologi respon yang
besar harus dipertimbangkan sebagai tidak biokompatibel.

Resistensi Korosi dan Degradasi

Pada lingkungan in vivo pada tubuh manusia dapat sangat korosif. Corosif dapat
membuat masalah diantaranya dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan dari
material tersebut yang berlanjut pada penurunan dari kekuatan dari implant tersebut da
dapat berefek pada biocompatibility, menyebabkan nyeri, bengkak dan perusakan
jaringan sekitarnya.

Korosi Galvanic timbul akibat adanya potensial elektrokimia yang terjadi pada 2 metal
pada kontak fisik dan membenamkan diri dalam media konduktif seperti serum maupun
cairan interstitial. Korosi galvanic dapat terlihat pada plat fiksasi fraktur pada permukaan
antara plat dan skrew. Korosi galvanic juga dapat disebabkan ketidak murnian implant
(intergranular korosion ). Walapun jarang intergranular korosion ditemukan pada hip
prostetik yang retak dengan beberapa lubang. Galvanik korosi dapat dicegah dengan
memastikan keaslian dari material manufaktur

Korosi Fretting timbul pada permukaan kontak antar material yang mempunyai
micromotion ketika underload. Fretting corrosion juga membuat problem pada stainesteel
sistem plate dan skrew, melalu kombinasi kerusakan mekanik akibat screw yang keras
dan mickomotion ketika diimplan dan menyebabkan kerusakan mekanik Korosi ini dapat
dihindari dengan tidak memasang skrew terlalu ketat, menajga koneksi tapper bebas dari
debris dan mendisgn taper untuk menurunkan mircomotion

Korosi Cevice timbul akibat dari perbedaan tekanan oksigen di dalam dan diluar dari
celah yang berhubungan dengan elektrolit dan perubahan PH. Celah dan celah yang
potensial adalah hal yang umum dari implant orthopaedi seperti pada plat dan acetabular
cemenless componen dan kepala dari srew. Crevice cororotion in dapat dicegah dengan
menghindari seminimal mungkin defek yang mungkin terjadi selama pembuatan pabrik
dan selama intraoperatif.

Degradasi orthopeadic biomaterial seperti polymer juga merupakan bentuk dari korosi
akibat terekspos dengan lingkungan yang keras. Sapa suatu kasus degradasi sudah
terprogram dalam material tersebut seperti biomaterial yang akan kehilangan
kekuatannya setelah beberapa waktu tertentu. Akibatnya berat molekul akan menurun dan
terjadi cristalisasi dan pemadatan. Perubahan itu megakibatkan penurunan dari
ketangguhan dari material dan menyebabkan keretakan serta dapat menaikkan elastisitas
dari produk. Degradasi dapat dicegah dengan mengubah cara paking dan sterilisasi tehnik
juga terapi thermal untuk menghilangkan radikal bebas dari material.

Properti Mekanikal

Stress and Strain

Pada penggunaan stainless steel pada tulang akan menyebabkan plat tersebut menjadi
memanjang. Tensile test pada steinestell plat dapat digunakan untuk mengukur steel
mekanisme properties dengan mengelompokan stres versus strain. External load
terhambat oleh internal load tegaklurus dengan cross section.
Material dengan elastic modulus yang tinggi lebih kaku dan lebih tehan dari deformitas
daripada material dengan elastic modulus yang rendah.

Yield dan Ultimate Stress

Bila peregangan dengan beban diaplikasikan dan secara berkala ditambah maka curve
stress dan strain menjadi non linier. Pelepasan beban akan terjadi pemanjangan yang
permanen (plastik deformitas) dari steines steel plat. Stress pada saat deformitas dimulai
dinamakan yield stress. Apabila beban bertambah plastic damage terakumulasi pada
steiness steel dan kemudian plat akan ruptur. Makximum stress setelah yield sebelum
ruptur disebut ultimate stress.
Fatigue

Pada kondisi fatigue jumlah dari stress cycles dimana material dapat menahan
berkebalikan dengan proportional jarak dari pengaplikasian stress, jumlah dari siklus
stress dari material yang dapat ditahan dan stress akan berkurang. Stress dimana material
dapat menahan 10 juta siklus stress tanpa kegagalan disebut endurance limit (fatigue
strength)
Pemberian berjuta-juta siklus stress setiap tahun pada pasien juga muskuloskeletal
systemnya, implan orthopaedi seperti total joint arthroplasti yang permanen harus cukup
kombinasi ukuran, bentuk dan pilihan material untuk memastikan kemampuannya untuk
menurunkan stress dibawah endurance limit.

Isotropic dan Anisotropic Behavior

Material yang mempunyai mekanikal properti yang sama pada semua arah disebut
isotropik. Metal dan keramik yang banyak digunakan di orthopaedi umumya bersifat
isotropik. Muskuloskeletal tissue (tulang, otot, ligamen, tendon, tulang kartilago) yang
mempunyai properti secara directional disebut anisotropik. Kortikal bone
memperlihatkan perbedaan stress strain dan fatigue ketika di beri beban secara
longitudinal maupun tranversal. Ketika diberi beban secara tranveral jaringan tersebut
menjadi lebih lemah

Combine Stress States

Walaupun simple loading regimen berguna untuk menentukan mekanikal properties,


kebanyakandari orthopedik device biasanya terdiri dari kombinasi axial, bending, dan
torsi yang menyebabkan stress yang komplek bukan hanya satu arah, beban
dikombinasikan pada permukaan material.
Wear resistance

Metalik, polymeric, dan keramik pada produk orthopaedik adalah nondegradable. Reaksi
sesudahnya, khususnya partikel yang sangat kecil akan satu persatu berjatuhan dan akan
mengarah kepada kerusakan jaringan dan kegagalan terapi. Pada umunya material dengan
kekerasan yang tinggi seperti keramik, mendemonstrasikan lebih baik wear resistance
daripada metalik atau permukaan polymerik. Keramik dapat lebih baik dalam wear
resistance karena permukaan mereka dipoles menjadi lebih halus, dan mempunyai
kelembaban, memungkinkan untuk existnya pelumas/lumbricated film pada permukaan
sendi.

Kontrol Kualitas dan Harga

Pentingnya kualitas kontrol mencerminkan level regulasi dan standard material,


manufacturing proses dan terapi seperti permbersihan, sterilisasi, paking. Semua tahapan
dalam manufakture dapat diawasi oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk
memastikan bahwa mereka aman dan efektif untuk digunakan.

Penggunaan Metal dalam Alat Orthopaedi

Besi Stainles/Stainless Steels

Stainless steels sangat sering digunakan secara temporer sebagai implant pada plat untuk
fraktur, skrew, hip nail walaupun stainless steel juga digunakan pada charnley-style
femoral komponen untuk hip replacement. Stainless steel didominasi oleh logam besi-
carbon. Element campuran dari Stainless steel termasuk molybdenum, chromium, dan
sedikit mangan dan silicon. Medical grade untuk Stainless steel memenuhi standar dalam
kekuatan yang tinggi, pernghantar yang baik, dan fatigue performance yang baik
Karbon ditambahkan untuk memungkinkan pembentukan dari metalik carbides dalam
mikrostruktur. Carbides lebih keras dibandingkan material di sekelilingnya dan distribusi
yang seragam dari carbide menyediakan kekuatan dari baja. Tambahan element logam
lainnya seperti molybdenum akan menstabilisasi carbides. Jika konsentrasi karbon terlalu
tinggi, segregate dari carbide akan melemahkan baja yang memungkinkan untuk
terjadinya korosi. Untuk memastikan tingkat korosif untuk penggunaan medis, carbides
ditekan serendah mungkin (0.03% sampai 0.08%)

Kromium ditambahkan untuk membentuk ikatan Cr2O3 pada permukaan yang


menyediakan resistensi terhadap korosi dengan membentuk passive layer antara
lingkungan dengan baja. Chromium juga menstabilisasibody-center fase kubik

Nikel juga ditambahkan untuk mengimbangi kromium. Penambahan keduanya


menambah kekuatan dan resistensi terhadap korosi.

Cobalt Alloy
Cobalt alloy berelemen dasar Cobalt ditambah dengan chrome, nikel, mangans, tungsten,
molybdenum, niobium, besi, dan karbon. Dapat digunakan untuk komponen pada
atroplasti, nail, srew, dan pelat fraktur.

Titanium Alloy
Terdiri dari titanium dengan tambhan almunium, vanadium, besi, niobium dan seng
(zinc). Digunakan untuk fraktur hardware, komponen artroplasti sendi, screw, wire, nail,
dan screw untuk fiksasi dan stabilisasi fraktur / sendi buatan.

Polymer
Polymer merupakan molekul besar yang terdiri dari molekul yang lebih kecil, disebut
mer berasal dari Bahasa Yunani meros yang artinya bagian. Polimer yang sering
digunakan di bidang orthopaedi adalah, polietilen, polipropilen, politetrafloroetilen,
polivinil klorida (PVC), polimetilmetakrilat, asam metalik, asam poliglikolin, asam
polilaktik, polietilen oksida (poliasetat) dan polistiren. Dapat digunakan untuk artroplasti
dan sebagai bone cement.
Keramik
Keramik merupakan material yang teroksidasi seluruhnya dan relatif inert terhadap korosi
dan degradasi kimiawi.

KESIMPULAN

Biomaterial yang digunakan di bidang orthopaedi memiliki fungsi yang unik dan
memerlukan keamanan. Idealnya material harus biokompatibel, tahan terhadap korosi
dan degradasi dan memiliki sifat yang sesuai dengan kebutuhan.untuk memahaminya
diperlukan pengetahuan tentang kimiawi, mikrostruktur, dan bagaimana mikrostruktur
tersebut dipengaruhi oleh pembuatnya.
BIOMATERIAL ORTHOPAEDI
TUTORIAL

Ruzicka Alkhaliq Shischa

PEMBIMBING
Dr. Hermawan Nagar Rasyid, dr., SpOT(K)., MT(BME), Ph.D.,FICS

DEPARTEMEN ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2013

Anda mungkin juga menyukai