Anda di halaman 1dari 23

Pertemuan ke-13

BIOMATERIAL NANOSTRUKTUR
Implant

• Penggunaan keramik konvensional untuk implan masih banyak ditemukan


berbagai kegagalan:
- ketidaksesuaian osseointegration (koneksi struktural dan fungsional
tulang dengan permukaan implan),
- osteolysis,
- ketahanan implan

• Komposisi tulang manusia:


- 70% kritalin inorganik hidroksiapatit
- Komponen lain: kolagen, protein berdimensi skala nano
• Nanomaterial:
material yang tersusun dengan struktur bulir (grain), partikel, fiber, dll. dengan
ukuran dalam rentang 1 – 100 nm.
Nanomaterial memiliki sifat mekanik, cytocompatibilty, sifat listrik lebih baik
dibandingkan dengan material mikro (cocok untuk orthopedic tissue
engineering)

• Keunggulan (prediksi ) dari penggunaan nanomaterial implant:


a. meningkatkan adsorpsi protein
b. meningkatkan respon sel
c. meningkatkan kontak tulang-implant
d. meningkatkan osseointegrasi
e. meningkatkan sifat mekanik
f. meningkatkan ketahanan aus
• Nanostruktur keramik:
material generasi baru yang menjanjikan dan efisien untuk ortopedi.
Saat ini dikembangkan nanostruktur alumina, titania, ZnO dan HA

• Keunggulan:
- meningkatkan osteoblast adhesi dan
- mendorong pembentukan (deposition) mineral calcium/phospate

• Topografi permukaan khusus meningatkan:


- wettability,
- sifat mekanik lebih baik
• Modifikasi permukaan implant nanostruktur
a. modifikasi topografi permukaan nanobiomaterial
Efek nanotopografi permukaan terhadap interaksi sel pada
permukaan implant

b. mengintrodusi molekul kimia berskala nano pada permukaan implan.


pelapisan nanopartikel Ag untuk menghambat pertumbuhan bakteri
Sifat permukaan nanokeramik

• Pengecilan ukuran bulir/partikel/pori meningkatkan luas permukaan, surface roughness dan


jumlah batas bulir permukaan
Citra AFM Titania dan Alumina

Konvensional Nanophase
Sifat mekanik nanokeramik
• Pengecilan ukuran grain/partikel (diameter 12 – 20 nm) meningkatkan strength, hardness,
plasticity

• Sifat plasticity dinyatakan oleh Persamaan Hall-Petch sebagai korelasi yield stress terhadap
ukuran bulir:

dengan, o = friction stress, k = konstanta

• Dalam nanokeramik seringkali terbentuk pori, dislokasi, defect yang lain, kadang-kadang
strength atau hardness menyimpang dari Persamaan di atas. Hal ini disebut inverse Hall-
Petch effect (strength atau hardness menurun ketika grain size < 10 nm)
Perbandingan sifat mekanik tulang
dengan biomaterial ortopedi
Nanostruktur Logam

Karakteristik untuk aplikasi medis:


• Good manufacturability
• Sifat mekanik dan fisika superior
• Stabilitas pada rentang temperatur -80 sampai 100o C

Sifat mekanik Ti Grade 4 konvensional dan nanostruktur


• Tiga jenis topografi permukaan implan (Wennerberg & Albrektsson, 2000)

• Surface roughness mempengaruhi komposisi awal lapisan protein yang


teradsorbsi dan orientasi molekul yang teradsorbsi dan menentukan
osseointegrasi

• Gambaran permukaan dalam skala nano memunculkan sejumlah


interparticulate voids dengan distribusi homogen
Citra SEM Ti dan Ti alloy

Nanophase:
- Interparticulat voids banyak
- Distribusi homogen

Konvensional:
- Interparticulat voids
sedikit/lebih compact
- Distribusi tidak homogen
Surface roughness beberapa logam
Citra SEM morfologi osteoblast

Nanophase:
- Osteoblast menyebar
dengan baik

- Surface roughness >

- Batas bulir permukaan >


Skema ilustrasi sifat superior bionanomaterial
Nano-antioxidan
• Kesehatan optimal dapat dipertahankan dengan meminimalisasi
stress oksidatif dan produksi radikal bebas.

• Antioksidan (free radicals scavenger)

karakteristik ideal antioksidan:


a. terdispersi pada tempat dimana terjadi keadaan stress oksidatif tinggi
(terutama, otak, jantung dan paru-paru),
b. efektif pada konsentrasi rendah,
c. tahan lama
d. non-toksis, ditoleransi dengan baik oleh sel, jaringan dan organisme.
Beberapa nanopartikel antioksidan
dan efek biologisnya

Nanopartikel cerium oxide (CeO2) memiliki sifat antioksidan superior dibandingkan


dengan antioksidan konvensional seperti Vit. E dan Vit. C
Radioterapi

• Pengobatan kanker masih menimbulkan efek samping, seperti pada radioterapi,


radiasi tidak hanya mengenai jaringan kanker (tumour), tetapi mengenai bagian
tubuh lain (sehat).

• Radiasi yang berinteraksi dengan materi akan menghasilkan radikal bebas melalui
proses: efek fotolistrik, efek Auger, efek Compton dan produksi pasangan.

• Radikal bebas akan bereaksi dengan DNA dan RNA menyebabkan


kerusakan/kematian sel.

• Radioprotectant (radioprotector) diperlukan untuk melindungi sel/jaringan sehat


dari efek radiasi.

• Radioprotectant (antioksidan) konvensional: amifostine, Vit. E, ascorbate,


melantonin memiliki beberapa keadaan aktif per molekul.
Interaksi radiasi dan materi
CeO2 sebagai radioprotektor

• 0,005 mg/kg CeO2 melindungi tikus dari radiasi sinar-x dengan dosis 12,5 Gy

• Tanpa pemberian CeO2, sekitar 20% tikus mati dalam waktu 60 hari setelah
radiasi
• Radiosensitizer: meningkatkan efek radiasi (memiliki Z tinggi)
Contoh: nanopartikel Au (Z = 79), Gd (Z = 64)
atau nanopartikel Ferrite: Fe2O3, ZnFe2O4
• Peningkatan efek radiasi oleh radiosensitizer:
- mekanisme fisis
- mekanisme kimia
- interaksi biologi
Karakteristik ideal radiosensitizer nanopartikel Au

Anda mungkin juga menyukai