Anda di halaman 1dari 27

INDEX

PERATURAN KEJUARAAN NASIONAL


SLALOM
1. DEFINISI DAN KLASIFIKASI OLAHRAGA
BERMOTOR SLALOM
2. PERATURAN NASIONAL OLAHRAGA BERMOTOR
SLALOM
3. PERATURAN KEJUARAAN SLALOM
4. PERATURAN PERLOMBAAN SLALOM
5. PERATURAN TEKNIK SLALOM
6. TATA TERTIB MENGEMUDI DILINTASAN SLALOM

IKATAN MOTOR INDONESIA


Edisi : 2011

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 1 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 2 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
1. DEFINISI DAN KLASIFIKASI OLAHRAGA
1.6 MEREK
BERMOTOR SLALOM Nominasi nama yang dieberikan oleh produsen kepada suatu produk dan
dengan segala arti, untuk dipakai oleh satu atau lebih model, tipe, dan
versi
1.1 DEFINISI
Definisi dan singkatan di bawah ini adalah seperti yang tercantum di 1.7 PENGPROV IMI
dalam peraturan olahraga bermotor jenis Slalom. Adalah pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia
Definisi ini juga akan dipergunakan / berlaku pada Supplementary
Regulation, Briefing dan lain – lain : 1.8 SLALOM
Adalah suatu kegiatan berkompetisi untuk memperoleh waktu tercepat
IMI Ikatan Motor Indonesia dengan melalui sejumlah rintangan / route yang ditentukan panitia
COC Clerk Of The Coutse Pimpinan Perlombaan pelaksanaan lomba (RC), di hitung dari mulai Start pada Garis Start
ST Steward Of The Meeting Juri Perlombaan sampai selesai dengan melewati Garis Finish.
SC Scrutineer Pemeriksa Teknis Kegiatan kompetisi slalom ini akan bernaung di bawah sejumlah peraturan
TKD Time Keeping Delegate Personel Pencatatan Waktu yang dikeluarkan oleh PP IMI untuk dilaksanakan dengan seadil mungkin.
TR Teknikal Regulation Peraturan Teknis
SR Supplementary Regulation

1.2 KENDARAAN
Semua kendaraan roda empat yang telah diproduksi untuk dikonsumsi
umum sebagai sarana transportasi untuk mengangkut penumpang saja .
Untuk kelas Kejurnas Kendaraan niaga tidak diperbolehkan. Kendaraan
tersebut harus dilengkapi dengan STNK resmi yang dikeluarkan oleh
POLRI sebagai identitas yang sah dari kendaraan tersebut. Kendaraan
hanya dapat dipandu oleh 1 orang saja dan dilengkapi oleh 1 mesin dan
perlengkapan lainnya sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh
masing – masing produsen.

1.3 KELAS
Adalah kelompok kendaraan, dibagi menurut jenis mesin yang mempunyai
kesamaan kapasitas silinder kubik (cc) atau dapat juga dibagi menurut
ketentuan khusus lainnya.

1.4 KATAGORI
Adalah pengelompokan sejumlah peserta, dengan ketentuan yang
dikeluarkan oleh PP IMI, berdasarkan keahlian (skill), pengalaman
(tahun), atau umur.

1.5 MANUFAKTUR
Badan hukum yang berada di dalam atau luar negeri, yang telah memiliki
ijin untuk memproduksi kendaraan bermotor dengan spesifikasi tertentu.
Badan hukum tersebut juga memiliki sertifikasi kelayakan jalan untuk
masing – masing tipe kendaraan yang akan dipasarkan untuk umum.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 3 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 4 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
2. PERATURAN NASIONAL OLAHRAGA SLALOM INDEX
2.1 STATUS KEJUARAAN
2.2 JUDUL KEJUARAAN
2.3 PERATURAN
2.4 INTERPRETASI DAN PEMBERLAKUAN PERATURAN
2.5 YURIDIKASI
2.6 UMUM
2.7 KEJUARAAN
2.8 KLASIFIKASI PESERTA
2.9 OFFICIAL / PETUGAS / PANITIA PENYELENGGARA
2.10 KETENTUAN LINTASAN LOMBA
2.11 KETENTUAN FASILITAS PENDUKUNG LINTASAN
2.12 JUMLAH MINIMUM PUTARAN KEJURNAS
2.13 PERSYARATAN PESERTA
2.14 PENDAFTAR / ENTRANT
2.15 TANGGUNG JAWAB PENDAFTAR & PESERTA
2.16 KOMUNIKASI DENGAN PESERTA
2.17 KELAS KELAS KEJUARAAN
2.18 POINT SYSTEM
2.19 PENENTUAN PEMENANG
2.20 ANGKA HUKUMAN
2.21 PIALA DAN HADIAH
2.22 PROTES DAN BANDING
2.23 ASURANSI
2.24 PENGGANTIAN JADWAL & PEMBATALAN
2.25 PENERBITAN SR
2.26 PENUTUP
IKATAN MOTOR INDONESIA
Edisi : 2011

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 5 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 6 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
2.1 STATUS KEJUARAAN didalam peraturan ini dan sebagaimana yang tercantum didalam
Peraturan ini mencakup Perlombaan dengan status Kejuaraan sebagai peraturan PP IMI. Peserta bertanggung jawab atas seluas luasnya atas
berikut : seluruh pembayaran denda yang timbul akibat perbuatan dirinya sendiri
1.1 Kejuaraan Internasional. ataupun anggota team dari peserta. Denda atau hukuman sebagaimana
1.2 Kejuaraan Nasional. yang tertera pada peraturan tambahan adalah bukan sebagai pengganti
1.3 Kejuaraan Regional. dari peraturan ini tetapi merupakan sebuah peraturan tambahan atas
1.4 Kejuaraan Daerah. peraturan ini maupun peraturan perihal denda dan hukuman sebagaimana
1.5 Kejuaraan Klub. yang diberlakukan peraturan nasional IMI.
Sifat dan Kejuaraan diatas dapat terdiri dari :
a. Terbuka 2.6 UMUM
b. Tertutup 2.6.1 Setiap awal tahun PP IMI menetapkan rangkaian perlombaan kejuaraan
nasional slalom yang terbuka bagi peserta yang berstatus sebagai
2.2 JUDUL KEJUARAAN penduduk Indonesia maupun penduduk luar negeri yang telah resmi
Setiap Perlombaan wajib mencantumkan status kejuaraan yang diadakan berdomisili di Indonesia.
didalam judul perlombaan (Pasal3.1). Kegiatan pada point 3.6.1 diselenggarakan berdasarkan peraturan
Khusus untuk kejuaraan Nasional, penyelenggara wajib mencantumkan peraturan yang dikeluarkan oleh PP IMI atau penyelenggara yang
Logo IMI dan Judul “ Kejuaraan Nasional Slalom “ atau “ Indonesia Slalom berbentuk supplimentary regulation ( atas persetujuan PP IMI ).
Championship “ apabila status kejuaraan tsb merupakan kejuaraan 2.6.2 Seluruh kejuaraan slalom yang diselenggarakan di Indonesia, wajib untuk
terbuka atau terbatas mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh PP IMI, walaupun tidak
berstatus Kejuaraan Nasional.
2.3 PERATURAN
Peraturan ini dibuat dengan bahasa Indonesia dan beberapa kata dalam 2.7 KEJUARAAN
bahasa Asing yang umum dipakai pada perlombaan Slalom. Peraturan 2.7.1 Kejuaraan Nasional
Tambahan akan dikeluarkan oleh panitia yang mempunyai kekuatan yang Penduduk Indonesia atau penduduk luar berdomisili di Indonesia yang
sama dan merupakan tambahan atau ralat atas peraturan ini tetapi bukan memegang Kartu Izin Start ( KIS ) Nasional yang dikeluarkan oleh PP IMI.
sebagai pengganti dari peraturan ini. Peraturan Ini dibuat berdasarkan 2.7.2 Kejuaraan Non Kejurnas
dan sesuai peraturan yang berlaku dari peraturan Nasional yang Penduduk Indonesia atau penduduk Luar berdomisili di Indonesia yang
dikeluarkan oleh IMI. Jika terjadi perbedaan pengertian atas peraturan memegang Kartu Izin Start ( KIS ) yang dikeluarkan oleh IMI.
tambahan dengan peraturan nasional, maka yang berlaku adalah
2.7.3 Kejuaraan Terbuka
peraturan tambahan ( Supplimentary Regulation )
Seluruh negara yang menjadi anggota FIA
2.7.4 Kejuaraan Terbuka / Terbatas ( ZONE )
2.4 INTERPRETASI DAN PEMBERLAKUAN PERATURAN
Negara Zona Asia
Apabila terdapat perbedaan interpretasi mengenai salah satu pasal
China/ FASC, Hongkong/ HKAAA, India / FMSCI, Philipine / PMP,
maupun hal hal yang tidak tercantum pada peraturan tambahan
Singapore / SMSC, Taiwan / CTAA, Malaysia / AAM, Thailand / RAA dan
perlombaan ini, maka pengawas perlombaan berwenang untuk
Indonesia / IMI.
mengambil keputusan dengan berpedoman kepada ketentuan ketentuan
peraturan nasional dari IMI ( Mutlak dan Menentukan ) dan tidak dapat
2.8 KLASIFIKASI PESERTA
diganggu gugat kecuali jika yang bersangkutan mengajukan naik banding
2.8.1 Kategori Peserta
sebagaimana yang tertera pada pasal Protes dan Naik Banding pada buku
Peserta di kategorikan menjadi 3 (tiga) Golongan sesuai daftar resmi
peraturan ini.
ranking Slalom yang dikeluarkan oleh PP. IMI tahun 2010 yaitu :
2.8.1.1 Seeded A
2.5 YURIDIKSI Adalah mereka yang masuk dalam susunan daftar Seeded A
Segala perbuatan dan pelanggaran atas peraturan dan tidak mentaati yang dikeluarkan PP. IMI. Apabila peserta seeded B dan
instruksi dari petugas akan dikenakan sangsi sesuai dengan yang tertera pemula dalam 1 seri menjadi juara umum 1, maka peserta

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 7 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 8 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
tersebut pada tahun berikutnya masuk dalam kategori seeded 2.9.1.5 Untuk setiap Kejuaraan Nasional wajib disertakan 2 (dua)
A. Peserta yang memperoleh peringkat 1-2 Nasional seeded B, Pengawas Perlombaan dari PP IMI, 1 (satu) Pengawas
tahun berikutnya masuk dalam kategori seeded A Perlombaan dari PengProv IMI tempat Kejurnas
2.8.1.2 Seded B : diselenggarakan. Pengawas Perlombaan harus memiliki
Adalah mereka yang tidak masuk dalam daftar Seeded A, lisensi Slalom yang dikeluarkan oleh PP. IMI serta
tetapi masuk dalam daftar Seeded B yang di keluarkan oleh mendapatkan persetujuan dari PP. IMI.
PP. IMI. Peserta Pemula yang berprestasi dan masuk dalam 3 2.9.1.6 Panitia penyelenggara wajib menyediakan paling sedikit 2
besar pemula Nasional tahun sebelumnya, tahun berikutnya (dua) buah ambulance berperalatan lengkap beserta
akan masuk dalam daftar Seeded B. paramedisnya yang bersiaga di tempat perlombaan ketika
2.8.1.3 Pemula : Kejurnas berlangsung.
Adalah mereka yang tidak masuk didalam susunan Seeded A 2.9.1.7 Panitia penyelenggara wajib menyediakan alat-alat
dan Seeded B dari daftar PP. IMI. keselamatan minimal seperti karung pasir dan ban bekas untuk
2.8.1.4 Daftar Peringkat Seeded A dan Seeded B. pembatas serta alat pemadam kebakaran.
PP IMI mengeluarkan Daftar Peringkat Seeded, daftar tersebut 2.9.1.8 Pengawas Perlombaan berhak menghentikan perlombaan atau
akan direvisi setiap akhir tahun atau berdasarkan menggugurkan status Kejurnas bila hal diatas tidak terpenuhi.
pertimbangan yang disetujui oleh Komisi Slalom PP. IMI.
Setiap peserta yang termasuk dalam kategori seeded B dan 2.9.2 Panitia Pelaksana Teknis Perlombaan (RC)
pemula,apabila dalam tahun berjalan berhasil menjadi juara 2.9.2.1 Steward
umum 1 untuk kejuaraan umum maupun kejuaraan umum F, 2.9.2.2 CoC
secara langsung akan masuk dalam kategori seeded A pada 2.9.2.3 Secretary of the Meeting
tahun berikutnya. 2.9.2.4 Time Keeper
2.9.2.5 Flag Marshall
2.9.2.6 Road Marshall
2.9 OFFICIAL /PETUGAS / PANITIA PENYELENGGARA
2.9.2.7 Safety Marshall
2.9.1 Panitia Penyelenggara
2.9.2.8 Chief Mecanical officer
2.9.1.1 Dilaksanakan oleh klub atau badan hukum yang telah disetujui
2.9.2.9 Paddock Marshall
oleh PP. IMI dan diberikan kuasa serta wewenang untuk
menyelenggarakan Perlombaan Slalom. Pelaksanaan
2.9.3 Panitia Penyelenggaraan Kejuaraan ( OC )
perlombaan slalom tersebut harus menurut peraturan yang
Dilaksanakan oleh badan hukum atau club yang diakui dan telah
berlaku beserta peraturan-peraturan tambahannya.
memenuhi persyaratan IMI, baik sebagai promotor atau bekerjasama
2.9.1.2 Untuk setiap putaran, Panitia Penyelenggara menunjuk Panitia
dengan Pengprov, diberi kuasa serta wewenang untuk
Pelaksana/Racing Committee (RC) yang diberikan wewenang
menyelenggarakan perlombaan dan melaksanakan peraturan yang
oleh Panitia Penyelenggara dan sepenuhnya bertanggung
berlaku serta peraturan peraturan tambahan lainnya.
jawab atas kelancaran perlombaan ini dan dari segi keamanan
secara umumnya serta dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
2.9.4 Panitia Pelaksana Teknis Perlombaan ( RC )
Perlombaan Nasional ini beserta peraturan-peraturan
Panitia pelaksana perlombaan adalah yang diberi wewenang dari panitia
tambahannya.
penyelenggara untuk mengatur dan memimpin jalannya perlombaan dan
2.9.1.3 Pimpinan Perlombaan untuk Kejuaraan Nasional harus memiliki
melaksanakan peraturan yang berlaku serta peraturan yang berlaku serta
lisensi Slalom yang dikeluarkan oleh PP. IMI serta
peraturan peraturan tambahannya. Pimpinan Lomba/ C.O.C harus
mendapatkan persetujuan dari PP. IMI.
disetujui oleh PP IMI.
2.9.1.4 Pimpinan Perlombaan wajib menempatkan seorang coordinator
yang bertugas untuk mengawasi para petugas pos, yang akan
2.9.5 Official
menjadi pendukung atas kemungkinan kesalahan yang
Official pada perlombaan Slalom terdiri dari :
dilakukan oleh para petugas pos tersebut.
ƒ Steward
ƒ Clerk Of Course

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 9 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 10 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
ƒ Secretary of the Meeting menimbulkan bahaya.
ƒ Time Keeper 13. Steward dapat menolak seseorang untuk mengikuti
ƒ Scrutinering Perlombaan atau suatu durasi dari beberapa event atau
ƒ Track / Road Marshall atas laporan C.O.C atau juga atas laporan penyelenggara
ƒ Chief Medical Officer akan adanya entrant atau pembalap yang tidak layak
ƒ Flag Marshall mengikuti Perlombaan, dimana mereka terbukti bersalah,
ƒ Finish Line Judges berkelakuan tidak sopan, atau melakukan suatu penipuan
ƒ Judge of Fact perbuatan yang tidak adil
ƒ Starter 14. Steward juga dapat mengeluarkan dengan paksa dalam
penilaiannya, entrant atau pembalap tersebut menolak
2.9.5.1 Steward mengikuti ketentuan yang dijalankan oleh petugas yang
Petugas Steward terdiri dari 3 orang yang masing masing bertanggung jawab.
ditunjuk oleh : 15. Steward dapat menunda perlombaan pada saat terjadinya
Chief Steward PP IMI Force Majeur ataupun pada saat alasan keselamatan yang
Steward 1 Pengprov IMI serius.
Steward 2 Penyelenggara 16. Steward dapat merubah posisi garis start dan finish atau
Tugas Utama Steward Slalom : pada hal lain, apabila diminta C.O.C atau penyelenggara
1. Steward mempunyai otoritas tertinggi dalam menjalankan Steward atas kepentingan entrant dan keselamatan
peraturan oloahraga berikut ketentuannya yang umum.
dikeluarkan oleh PP IMI maupun penyelenggara melalui 17. Pada saat terjadinya absen dari satu atau beberapa
supplementary Regulation (SR). Steward, Steward yang ada dapat menunjuk satu
2. Steward harus menyelesaikan protes yang terjadi selama beberapa Steward pengganti, terutama ketika kehadiran
perlombaan dan memberi kesempatan untuk melakukan ke tiga Steward tidak dapat dilakukan.
banding. 18. Steward dapat melakukan tindakan untuk
3. Steward akan menentukan hukuman yang tepat untuk memberhentikan lomba.
setiap penyelenggaraan atas peraturan yang berlaku. 19. Dalam hal sebuah pelanggaran tertentu, masalah dapat
4. Pada waktu tertentu, dalam situasi khusus, Steward dapat diserahkan kepada Steward untuk mengambil
merubah ketentuan di dalam Supplimentary Regulation tindakan/sangsinya.
(SR).
5. Pada ketentuan heat, apabila dirasakan perlu, Steward 2.9.5.2 Clerk Of the Course
dapat merubah komposisi atau jumlah heat yang harus Tugas Utama C.O.C
dijalankan. C.O.C mempunyai hak penuh atas ketentuan dibawah ini
6. Pada saat terjadi seri, dengan tidak ada pemenang 1. Mengkontrol jalanya perlombaan dan menghargai jadwal
tunggal, Steward dapat memberikan Start Ulang. waktu yang ditentukan, dan apabila dirasakan perlu, akan
7. Steward dapat memberi persetujuan untuk penggantian membuat pengajuan kepada Steward untuk perubahan
pembalap sebelum Perlombaan dimulai. Jadwal yang sesuai dengan pengaturan yang berlaku.
8. Steward dapat menerima atau menolak setiap 2. Dapat memberi instruksi untuk memberhentikan
masukan/perubahan yang diajukan oleh Judge Of Fact. kendaraan lomba / pembalap yang melanggar peraturan
9. Steward dapat menjatuhkan sangsi/hukuman atau penalty yang berlaku.
10. Steward dapat mengumumkan pengeluaran pembalap dari 3. Memberhentikan jalannya latihan / perlombaan sesuai
Perlombaan. dengan peraturan yang berlaku, apabila dirasakan akan
11. Steward dapat merubah klasifikasi. membahayakan untuk dilanjutkan dan memastikan
12. Steward dapat menolak keikutsertaan seorang pembalap pemberian Star ulang yang sesuai dengan prosedur yang
atau kendaraan yang mana dirasakan berbahaya ataupun berlaku.
yang dilaporkan oleh C.O.C sebagai sesuatu yang akan

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 11 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 12 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
4. Memastikan prosedur start yang sesuai dengan peraturan 2.10 KETENTUAN LINTASAN LOMBA
yang berlaku. 2.10.1 Jalan lintasan harus mempunyai lebar minimum 4 meter untuk
5. Menyiapkan bahan briefing dan memimpin briefing satu arah.
dengan peserta dan entrant 2.10.2 Lebar minimum 8 meter untuk berputar arah.
6. C.O.C bertanggung jawab untuk melakukan rapat sesuai 2.10.3 Lebar minimum 9 meter untuk zig zag.
dengan program resmi dari penyelenggara. 2.10.4 Lebar minimum 12 meter untuk melakukan pemutaran
7. C.O.C secara khusus : mengelilingi cone.
a. Memastikan semua petugas telah berada di pos 2.10.5 Permukaan lintasan harus beraspal.
masing – masing sebelum perlombaan dimulai dan
melapor yang absen kepada Steward. 2.11 KETENTUAN FASILITAS PENDUKUNG PERLOMBAAN
b. Memastikan semua petugas telah dibriefing dan 2.11.1 Paddock minimum dengan ukuran 4 X 4 meter per kendaraan.
memperoleh informasi yang tepat dan lengkap untuk 2.11.2 BRC dengan minimum tinggi 1.2 meter diluar batas lintasan
melaksanakan tugas masing – masing. dan mengelilingi seluruh Areal lintasan sehingga tertutup untuk
c. Mengkontrol semua peserta, entrant atau semua kecuali pembalap dan Official.
kendaraannya untuk menghindari pembalap / entrant 2.11.3 Jalur waiting zone sepanjang 6 meter dan lebar minimum 4
/ kendaraan yang masih dalam masa hukuman untuk meter dan dibatasi pagar BRC.
tidak mengikuti lomba tersebut. 2.11.4 Areal Parc Ferme untuk kapasitas 10 mobil apabila diperlukan
d. Memastikan setiap peserta telah memenuhi pembongkaran kendaraan.
persyaratan untuk lomba dan semua identifikasi telah 2.11.5 Areal Parc Ferme ini hanya dapat dimasuki oleh oficial yang
benar. bertugas (Scrutineering). Sanksi memasuki daerah Ini Rp.
e. Memastikan setiap peserta mengikuti kelas dan 500.000,- atau disqualifikasi.
katagori yang tepat. 2.11.6 Peserta atau mekanik dapat memasuki Areal Parc Ferme
f. Memastikan masing – masing peserta telah berada Apabila diminta oleh petugas Scrutineer.
dalam posisi grid yang benar dan memobilisasi 2.11.7 Tenda tertutup untuk timing system.
seluruh peserta dan memberikan aba–aba start. 2.11.8 Garis Start / Finish yang jelas.
g. Melaporkan kepada Steward apabila ada permohonan 2.11.9 Lampu penerangan yang memadai untuk menjalankan lomba
penggantian jadwal, pelaku yang tidak sopan, pelaku pada malam hari.
yang melanggar peraturan atau adanya protes yang 2.11.10 Pengeras suara untuk informasi atau panggilan dengan
diajukan oleh peserta / entrant. speaker yang dapat terjangkau suaranya ke seluruh areal
h. Menerima protes dan langsung menyerahkan kepada Perlombaan dan paddock.
Steward untuk mengambil tindakan selanjutnya. 2.11.11 Dua buah armada ambulance lengkap dengan dokter dan 2
i. Mengumpulkan laporan dari petugas pencatat waktu, team medis dengan tandu.
petugas scrutineer, petugas track / road marshall, 2.11.12 Pemadam kebakaran minimum 3,5 kg dengan petugas Safety
dan bersamaan dengan laporan petugas lainnya sepanjang lintasan bagian luar dengan jarak satu sama lain
untuk dipergunakan oleh Steward dalam penentuan lebih kurang 20 meter.
hasil akhir dari perlombaan. 2.11.13 Petugas pemadam / safety harus menggunakan rompi khusus
j. Mempersiapkan atau meminta secretary of meeting (yang dapat memberikan pantulan cahaya pada malam hari)
untuk membuat laporan penutupan yang berkaitan 2.11.14 Papan pengumuman (official notice board) minimum ukuran
dengan perlombaan yang dimana C.O.C bertanggung 1,5 X 3 meter.
jawab kepada Steward, untuk kemudian
dipertimbangkan persetujuannya. 2.12 JUMLAH MINIMUM PUTARAN KEJURNAS
k. Tugas dan tanggung jawab petugas / official lain Jumlah minimum untuk dapat diterima sebagai event kejurnas adalah 5
akan ditentukan oleh Race Director dan C.O.C, putaran dan 4 putaran wajib dijalankan sampai selesai, kurang dari 4
apabila tidak ditentukan secara khusus, maka akan putaran, maka kejurnas untuk tahun tersebut dinyatakan batal.
mengikuti peraturan yang berlaku

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 13 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 14 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
2.13 PERSYARATAN PESERTA 2.16.2 Peserta yang akan meminta sesuatu atau menyampaikan pesan tertentu,
2.13.1 Peserta juga harus memiliki KIS yang dikeluarkan oleh Pengprov IMI dan kepada OC / RC, harus menyampaikan dengan cara tertulis dengan
apabila event yang akan diikuti, merupakan event international ( open mencantumkan tanggal dan jam penyerahan surat tersebut.
championship ), maka peserta wajib memiliki KIS nasional yang
dikeluarkan PP IMI. Sanksi Hukuman atas pelanggaran peraturan 2.17 KELAS – KELAS KEJUARAAN
ini adalah pemecatan kepada peserta tersebut. 2.17.1 Kendaraan yang dipertandingkan dalam perlombaan ini dikelompokan
2.13.2 Peserta mengisi dan menandatangani Indemnity Form diatas materai. dan terbagi dalam beberapa kelas yaitu :
2.13.3 Peserta tidak diperkenankan untuk mengkonsumsi minuman a. Kelas A1
beralkohol dan segala bentuk narkoba pada saat perlombaan, sanksi Sedan gerak roda depan yang diproduksi dan dipasarkan secara
pencabutan KIS dan pemecatan. masal di Indonesia. Produksi tahun 2000 ke atas, dengan kapasitas
mesin 1401 cc s.d. 2000 cc.
2.14 PENDAFTAR / ENTRANT b. Kelas A2
2.14.1 Kartu pendaftar / entrant yang dikeluarkan PP IMI disarankan untuk Sedan gerak roda depan yang diproduksi dan dipasarkan secara
dimiliki oleh setiap team pada musim balap 2010 dan diwajibkan tahun masal di Indonesia. Produksi tahun 2000 ke atas, yang ternasuk
2011. jenis city car, dengan kapasitas mesin 1251 cc s/d 1400 cc.
2.14.2 Untuk tahun 2011, team yang tidak memiliki entrant, tidak dapat c. Kelas A3
mengikuti semua kegiatan perlombaan yang mengatasnamakan team, Sedan gerak roda depan yang diproduksi dan dipasarkan secara
dan kolom tempat informasi nama team pada hasil lomba akan ditulis “ masal di Indonesia. Produksi tahun 2000 ke atas, yang termasuk
Privateer “ jenis City Car, dengan kapasitas mesin maksimum 1250 cc.
2.14.3 Hanya mereka yang memiliki entrant dapat mencantumkan nama team d. Kelas A Salon
pada setiap pengumuman hasil lomba yang dikeluarkan oleh Time Sedan gerak roda depan berbagasi yang diproduksi dan dipasarkan
Keeper. secara masal di Indonesia. Produksi tahun 2000 ke atas.
e. Kelas B
2.15 TANGGUNG JAWAB PENDAFTAR DAN PESERTA Sedan gerak roda belakang standar pabrik.
2.15.1 Pendaftar / Entrant yang bertanggung jawab harus memastikan semua f. Kelas C
peserta yang mengatasnamakan pendaftar tersebut, memperhatikan Kendaraan yang termasuk dalam jenis sedan gerak roda depan
semua peraturan dan ketentuan dari buku ini berikut SR dan peraturan standar pabrik produksi di bawah tahun 2000, dengan kapasitas
lain yang berkaitan dengan peraturan ini. mesin maksimum 2000 cc.
2.15.2 Apabila entrant berhalangan untuk hadir, entrant dapat membuat surat g. Kelas D
dan menunjuk penggantinya kepada C.O.C, RD dan Steward yang Kendaraan yang termasuk dalam jenis kendaraan Pick – Up.
bertugas. h. Kelas FFA
2.15.3 Entrant bertanggung jawab atas semua peserta dan kendaraan yang Kendaraan yang termasuk dalam jenis sedan penggerak roda
didaftarkan telah memenuhi persyaratan yang berlaku. belakang.
2.15.4 Entrant yang harus memastikan bahwa semua yang berhubungan i. Kelas F (Kelas Bebas)
dengan peserta, mekanik, crew, keluarga, tamu dan lain – lain, harus Kelas yang dapat diikuti oleh kendaraan yang termasuk di dalam
pada setiap saat menghargai ID Card & Access Pass yang berlaku kelas A1, A2, A3, A Salon, B, C, D, serta dapat diikuti oleh peserta
selama perlombaan. dengan kendaraan yang telah dimodifikasi dan kendaraan lain yang
tidak termasuk di dalam kelas A1, A2, A3, A Salon, B, C, D dan FFA
2.16 KOMUNIKASI DENGAN PESERTA
2.16.1 Komunikasi yang resmi untuk pemberitahuan hal – hal tertentu atau Pada seri kejurnas tahun 2010, kelas yang masuk dalam
hasil lomba kepada seluruh peserta, harus ditempel pada papan perhitungan kejuaraan Nasional adalah tergabung di dalam
pengumuman resmi (Official Notice Board) dan atau pemberian fotocopy kelas A dan kejurnas kelas F (modifikasi), oleh karena itu kelas
yang diikuti dengan permintan tanda tangan penerimanya. B, C, D, dan FFA tergolong dalam Supporting Class.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 15 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 16 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
2.17.2 Untuk kelas A, B, C, D dan E adalah mobil standar produksi dalam negri 2.19.5 Jika keadaan ini belum dapat diatasi maka Pengawas Perlombaan akan
atau dipasarkan secara luas / masal di dalam negeri. mengambil keputusan yang terakhir dan mengikat.

Untuk modifikasi terhadap mobil – mobil tersebut di atas, tercantum 2.20 ANGKA HUKUMAN
dalam peraturan tambahan yang dikeluarkan bersama – sama dengan 2.20.1 Menjatuhkan cone, setiap cone (ditambah dalam waktu tempuh)
peraturan ini 5 detik.
2.20.2 Salah arah atau tidak melewati, setiap cone (ditambah dalam
2.18 POINT SYSTEM waktu tempuh) 5 detik.
2.18.1 Sistem point untuk menentukan peringkat kejuaran nasional perlombaan
slalom ditentukan berdasarkan total nilai yang diperoleh peserta dari
2.20.3 Tidak memutari cone, setiap cone (ditambah dalam waktu
setiap seri kejurnas yang diikuti. tempuh) 5 detik.
2.18.2 Adapun pemberian angka untuk setiap seri kejurnas adalah sebagai 2.20.4 Mencuri start (ditambah dalam waktu tempuh) 5 detik.
berikut : 2.20.5 Terlambat start setiap10 kendaraan (ditambah dalam waktu
Pemenang Nilai Pemenang Nilai Pemenang Nilai tempuh) 1 detik - maximum - 5 detik.
1 25 6 10 11 5 2.20.6 Peserta atau Team Manager yang mewakilinya wajib terdaftar
2 20 7 9 12 4 dan wajib hadir serta mengisi daftar hadir pada acara Briefing.
3 16 8 8 13 3 Sangsi Kehilangan hak protes.
4 13 9 7 14 2
5 11 10 6 15 1
Panitia Penyelengara dapat saja menambah sanksi-sanksi lainnya dengan
2.18.3 Bila ternyata dalam penjumlahan ini nilai / angka bagi perhitungan posisi Hukuman tambahan dan akan ditetapkan didalam Peraturan
kejuaraan I s/d XV ini terdapat total nilai yang sama, maka urutan Pelengkap Perlombaan, yang terlebih dahulu harus mendapat
juaranya ditentukan berdasarkan : persetujuan PP IMI.
2.18.3.1 Posisi tertinggi yang pernah dicapai dalam kejuaraan umum
selama rangkaian seri putaran kejuaran nasional ini, bila masih 2.21 PIALA DAN HADIAH
sama ditentukan : 2.21.1 Hadiah bagi setiap penyelenggaraan perlombaan slalom harus tertulis
2.18.3.2 Jumlah posisi yang tertinggi yang pernah dicapai dalam didalam Suplementary Regulation (SR) adalah sebagai berikut :
kejuaraan umum seluruh putaran, bila masih sama ditentukan : a. Kejuaraan Umum :
2.18.3.3 Yang lebih dulu mendapatkan posisi tertinggi dalam kejuaraan Juara Umum I = Piala + Hadiah Uang
umum pada putaran pertama, bila masih sama diperhitungkan Juara Umum II = Piala + Hadiah Uang
dari putaran ke dua dan selanjutnya. Juara Umum III = Piala + Hadiah Uang
Juara Umum IV = Piala + Hadiah Uang
2.19 PENENTUAN PEMENANG Juara Umum V = Piala + Hadiah Uang
2.19.1 Penentuan pemenang dalam Kejuaraan Nasional, diambil berdasarkan Juara Umum VI s/d X = Piala
peserta yang mempunyai total waktu tempuh terendah termasuk b. Kejuaraan kelas (kelas A1, A2, A3, A salon, B, C, D dan F)
handicapnya (jika ada). Juara Umum I = Piala + Hadiah Uang
2.19.2 Apabila terjadi waktu yang sama, maka penentuan pemenang diberikan Juara Umum II = Piala + Hadiah Uang
kepada Peserta dari Golongan Pemula, kemudian Golongan Seeded B Juara Umum III = Piala + Hadiah Uang
lalu Seeded A. c. Kejuaraan Kelas F
2.19.3 Berikutnya diberikan kepada peserta dengan waktu tempuh lebih cepat Juara Umum I = Piala + Hadiah Uang
untuk heat 1, bila masih sama diperhitungkan heat 2 dan seterusnya. Juara Umum II = Piala + Hadiah Uang
2.19.4 Berikutnya diberikan kepada peserta yang mendapatkan kesempatan Juara Umum III = Piala + Hadiah Uang
pertama / lebih awal. Juara Umum IV = Piala + Hadiah Uang
Juara Umum V = Piala + Hadiah Uang

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 17 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 18 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
Juara Umum VI s/d X = Piala 2.22.3 Protes mengenai kategori paling lambat 30 menit sebelum start
perlombaan, setelah panita resmi mengeluarkan daftar peserta.
d. Kejuaraan Seeded B 2.22.4 Protes harus secara tertulis, juga wajib disertai uang jaminan sebesar
Juara Umum I = Piala + Hadiah Uang Rp. 500.000 dan diajukan kepada Pimpinan Perlombaan. Jaminan ini
Juara Umum II = Piala + Hadiah Uang tidak akan dikembalikan bila protes tersebut ditolak dan akan
Juara Umum III = Piala + Hadiah Uang dikembalikan bila protesnya diterima.
e. Kejuaraan Pemula 2.22.5 Bila protes menuntut pembongkaran dan pemasangan kembali
Juara Umum I = Piala + Hadiah Uang beberapa bagian dari kendaraan, pihak yang memprotes wajib
Juara Umum II = Piala + Hadiah Uang menyerahkah uang jaminan sebesar Rp. 5.000.000 (Lima Juta Rupiah),
Juara Umum III = Piala + Hadiah Uang (contoh pembongkaran mesin atau bagian lainnya) serta bersedia
Juara Umum IV = Piala + Hadiah Uang menanggung biaya pembongkaran dan pemasangan kembali dengan
Juara Umum V = Piala + Hadiah Uang membuat pernyataan tertulis apabila protes tidak dapat diterima. Apabila
Juara Umum VI s/d X = Piala protes diterima, maka uang protes dan uang jaminan akan dikembalikan,
f. Kejuaraan Wanita adapun biaya Pembongkaran dan Pemasangan kembali menjadi beban
Juara Umum I = Piala + Hadiah pihak yang di protes. Dan terhadap Pihak yang terbukti melakukan
Juara Umum II = Piala + Hadiah pelanggaran tersebut ini akan di Diskualifikasi, dan semua poin
Juara Umum III = Piala + Hadiah kejurnasnya pada musim lomba yang berjalan yang telah dikumpulkan
g. Kejuaraan Team sampai saat terjadinya pelanggaran otomatis DIHAPUS, dan Dilarang
Juara I – III = Piala untuk mengiikuti pada 2 seri kedepannya. Panitia Penyelenggara akan
mempersiapkan tenaga yang berkompeten untuk menyelesaikan
masalah tersebut yang akan diumumkan pada Briefing peserta.
2.21.2 Untuk setiap kelasnya / setiap kejuaraan apabila :
2.22.6 Peserta dapat mengajukan naik banding atas keputusan hasil protes
a. Kurang dari 5 peserta maka juara I,II, dan III hanya mendapatkan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertera pada Peraturan
piala saja.
Nasional PP. IMI dengan menyerahkan uang jaminan Rp. 5.000.000,-
b. Hanya terdiri dari 5 (lima) peserta, juara I mendapat hadiah piala
2.22.7 Satu protes yang diajukan hanya untuk satu masalah yang berlaku.
dan uang, juara II dan III mendapat piala saja.
Protes secara kolektif tidak berlaklu.
c. Hanya terdiri paling banyak 6 peserta, juara I & II mendapat hadiah
2.22.8 Karena satu kendaraan dapat diguanakan sampai dengan 4 orang
piala dan uang, juara III piala saja.
peserta, protes yang menuntut pembongkaran mesin atau bagian lain
d. Lebih dari 6 peserta, hadiah piala dan uang diberikan lengkap.
kendaraan dapat mengakibatkan hukuman kolektif kepada peserta yang
2.21.3 Bila satu peserta mendapat lebih dari satu hadiah dari satu kelas (misal :
menggunakan kendaraan tersebut.
juara umum dan juara kelas) maka uang hadiah akan diberikan untuk
jumlah tertinggi saja.
2.21.4 Para pemenang diwajibkan (tidak dapat diwakilkan) untuk hadir pada 2.23 ASURANSI
saat pembagian hadiah, sanksi kehilangan uang hadiah. 2.23.1 Penyelenggara perlombaan harus mengadakan asuransi untuk menutupi
2.21.5 Pembagian hadiah akan dilakukan oleh panitia Penyelenggara maximal 4 kepentingan pembalap, anggota panitia dan penonton dengan asuransi
jam setelah peserta terakhir menyelesaikan perlombaannya (terkecuali pijak ketiga.
keadaan force majeur yang ditentukan oleh pengawas perlombaan) Peraturan perlombaan harus mencantumkan kondisi dan cakupan dari
asuransi dan sesuai dengan hal – hal sebagaimana tercantum di bawah
ini.
2.22 PROTES DAN BANDING
2.23.2 Penyelenggara wajib mencantumkan perincian dari kondisi dan cakupan
2.22.1 Protes jalannya lomba harus diajukan tertulis sesuai dengan ketentuan
dari asuransi sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku pada
yang tertera paling lambat 30 menit setelah selesainya 1 (satu) heat/
umumya dan dikirim kepada PP IMI.
macam ketangkasan.
2.23.3 Panitia wajib memperlihatkan bukti penutupan asuransi pada kejuaraan
2.22.2 Protes kesalahan dalam pengumpulan dan perhitungan waktu tempuh
tersebut kepada pengawas perlombaan sebelum lomba dimulai.
harus diajukan dalam waktu paling lambat 30 menit setelah hasil
sementara diberitahukan.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 19 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 20 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
Pembalap dapat melihat kondisi dan cakupan asuransi tersebut pada
panitia sesuai dengan kebutuhan.
2.23.4 Asuransi atas pihak ke tiga yang dilakukan oleh panitia harus sebagai
tambahan dan tanpa merugikan setiap asuransi pribadi yang dibuat oleh
pembalap pada perlombaan ini. Pembalap yang ikut serta tidak dianggap
sebagai pihak ketiga.
2.23.5 Penyelenggara harus mewajibkan seluruh peserta untuk membayar Rp.
50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sebagai bentuk iuran asuransi yang
mencakup keselamatan peserta. Program asuransi ini merupakan
program yang ditetapkan oleh PP IMI. (Program Keselamatan Bersama
Pembalap).

2.24 PENGGANTIAN JADWAL DAN PEMBATALAN


Untuk pengajuan perubahan jadwal kalender, maka penyelenggara
akan dikenakan sanksi / denda sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta
rupiah) untuk setiap penggantian dan sanksi / denda sebesar Rp.
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk setiap pembatalan event.

2.25 PENERBITAN SR
SR atau Supplimentary Regulation harus diterbitkan paling lama 2
minggu dari jadwal perlombaan yang akan diselenggarakan.
Perubahan SR setelah sebelumnya diterbitkan, harus memiliki
dasar yang kuat, sesuai dengan apa yang tercantum di dalam
yang berlaku. Setiap perubahan merupakan satu bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan SR yang telah dikeluarkan sebelumnya.

2.26 PENUTUP
Peraturan nasional olahraga slalom ini dalam penerapannya tidak
dapat dipisahkan dengan peraturan nasional olahraga kendaraan
bermotor, ketentuan umum perlombaan slalom dan peraturan
teknis slalom.
Apabila ada perselisihan dari peraturan ini, hanya PP IMI yang
berhak untuk mengambil keputusan.

Segala hal yang tidak tercantum di dalam peraturan ini atau peraturan yang
lebih tinggi tingkatannya, atau ketentuan – ketentuan lain yang berkaitan
dengan peraturan ini, berarti tidak diperbolehkan.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 21 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
3. PERATURAN KEJUARAAN SLALOM PERATURAN PERLOMBAAN SLALOM
PUTARAN KEJUARAAN NASIONAL IMI TAHUN 2011

3.1 KEJUARAAN
3.1.1 Kejuaraan yang diperhitungkan untuk merebutkan gelar Juara Nasional
Slalom PP.IMI adalah sebagai berikut :
1. Kejuaraan Nasional
2. Best Seeded B
3. Best Pemula.
4. Best Team.
5. Kejuaraan Nasional A dan F (Modifikasi).

3.1.2 Peserta yang merebutkan Kejuaraan Slalom Nasional, Best


Seeded B, Best Pemula dan Best team harus mempergunakan
kendaraan yang termasuk dalam katagori kelas A1, A2, A3 dan A
salon yang diatur dalam peraturan Perlombaan ini.
3.1.3 Peserta yang memperebutkan Kejuaraan Nasional F (modifikasi)
adalah peserta yang ikut di dalam kejuaraan kelas F, dimana
kelas F ini dapat diikuti oleh semua jenis kelas kendaraan A1, A2,
A3, A Salon, B, C, D, dan kelas F (Penggerak Roda Depan) atau
(Penggerak Roda Belakang)
3.1.4 Peserta asing diizinkan mengikuti Kejuaraan Nasional Slalom,
akan tetapi tidak diperhitungkan dalam point Kejuaraan Nasional,
mereka hanya memperebutkan Kejuaraan Umum dan kelas saja,
dan dikelompokkan ke dalam Seeded A.
3.1.5 Peserta yang memperebutkan Kejuaraan Nasional F (Modifikasi)
diwajibkan mengikuti lebih dari setengah dari jumlah rangkaian
serie Kejuaraan Nasional.
3.1.6 Setiap kendaraan hanya dapat dipakai oleh maksimum 4 orang
peserta.
3.1.7 Peserta seeded A dan seeded B hanya diperbolehkan mengikuti
maksimum 2 kelas dan peserta pemula hanya diperbolehkan
IKATAN MOTOR INDONESIA mengikuti maksimum 3 kelas dalam setiap seri kejuaraan
Nasional. Selanjutnya bagi seluruh peserta, kendaraan pertama
Edisi : 2011 yang digunakan pada saat start ( ditentukan sendiri oleh peserta
pada waktu mendaftar yang harus masuk pada masuk dalam
katagori kelas A1, A2, A3 dan A Salon) adalah yang
diperhitungkan untuk memperebutkan Kejuaraan Nasional
Kejuaraan Umum, Seeded B, Pemula,Kejuaraan Wanita (jika

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 22 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 23 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
ada)serta kejuaraan Team. Mobil selanjutnya yang dipergunakan
untuk lomba, hanya memperebutkan kejuaraan kelas saja.
Adapun untuk perhitungan Kejuaraan Nasional F (Modifikasi)
adalah jumlah point yang diikuti oleh peserta dengan mengikuti
Kelas F.
3.1.8 Peserta Pemula yang mengikuti sampai dengan 3 kelas,
yang diantaranya terdapat kelas F. Maka kelas F tersebut
harus turun sebagai mobil terakhir.(sanksi pemecatan)
3.1.9 Kejuaraan Team Club diperebutkan oleh team yang terdiri dari 3
orang peserta. Hanya satu personil yang dapat diganti,
sedangkan dua orang personil wajib menjadi personil tetap di
dalam team tersebut dalam 1 tahun seri Nasional, peserta hanya
dapat dari kelas A1, A2, A3, dan A Salon. Adapun penentuan
team pemenang berdasarkan jumlah waktu tempuh terendah dari
ketiga anggota team.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 24 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 25 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
4. PERATURAN PERLOMBAAN SLALOM 4.1 PERATURAN PERLOMBAAN SLALOM
4.1.1 Pendaftaran dianggap sah apabila formulir pendaftaran yang telah diisi
dengan nama lengkap, data-data yang benar serta ditanda tangani oleh
peserta diatas materai secukupnya dan dikembalikan kepada Sekertariat
Penyelenggara berikut pelunasan biaya pendaftaran dan melampirkan 2
(dua) lembar pas photo terbaru.
4.1.2 Setiap peserta yang telah mengisi formulir pendaftaran ini bertanggung
jawab penuh yang seluas-luasnya atas kebenaran isi formulir yang Telah
diisinya (sanksi pemecatan).
4.1.3 Peserta dapat mendaftarkan dirinya untuk mengikuti lebih dari satu kelas
dalam perlombaan Slalom, sesuai dengan peraturan perlombaan.
4.1.4 Peserta yang telah membayar biaya pendaftaran akan tetapi kemudian
sebelum pelaksanaan Perlombaan, peserta tersebut mengundurkan
diri,maka uang pendaftarannya akan dikembalikan setelah di potong
25%.
4.1.5 Biaya pendaftaran normal tanpa denda untuk setiap kelas ditetapkan
Rp.300.000.-(tiga ratus ribu rupiah).
4.1.6 Biaya pendaftaran sudah temasuk biaya premi asuransi yang menjamin
kepentingan peserta untuk diri masing-masing maupun kewajiban pihak
ketiga yang berlaku pada saat perlombaan berlangsung.
4.1.7 Asuransi yang di keluarkan oleh Panitia Penyelenggara dengan alasan
apapun,tidak boleh merugikan asuransi yang dibuat oleh peserta.
4.1.8 Panitia Penyelengara berhak menolak suatu pendaftaran tanpa wajib
memberikan suatu alasan.
4.1.9 Setiap kendaran wajib untuk mengikuti scrutineering ini. Oleh karena itu
kendaraan yang tidak mengikuti scrutineering tidak diperbolehkan untuk
mengikuti kejuaraan slalom ini.
4.1.10 Panitia Pelaksana akan memeriksa kelengkapan adminitrasi dari masing-
masing peserta (KIS, formulir pendaftaran,tanda bukti pembayaran dsb),
dan akan memeriksa kendaraan yang dipakai berlomba oleh peserta.
4.1.11 Bila saat scrutineering ternyata kendaraan tidak sesuai dengan kelas
yang didaftarkan,maka atas usul dari Petugas Pemeriksa dan disetujui
oleh Pemimpin Perlombaan beserta Pengawas Perlombaan, kendaraan
tersebut dapat di pindahkan ke kelas yang sesuai.
4.1.12 Pada saat peserta telah lulus dari scruteneering maka panitia pelaksana
akan memberikan tanda lulus scruteneering dan kartu identitas untuk
setiap peserta.Kartu ini wajib ditempelkan pada kendaraan berikut photo
IKATAN MOTOR INDONESIA dari peserta di tempat yang ditentukan oleh panitia, petugas scrutiner
Edisi : 2011 berhak memeriksa kendaraan pada saat perlombaan berjalan.
4.1.13 Pada saat akhir Heat ke 3 (tiga) panitia akan melakukan Rescrutineering
kepada kendaraan yang berhasil menjadi Juara 1, sampai 5 kejuaraan
Nasional.
4.1.14 Perlombaan ini terbuka bagi mereka yang telah memiliki SIM untuk
kendaraan roda (empat) yang masih berlaku serta memiliki Kartu Ijin

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 26 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 27 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
Start (KIS) International atau Regional yang dikeluarkan oleh Pengprov kelas tersebut tidak mencapai 5 peserta setiap kelasnya, maka kelebihan
IMI atau PP.IMI yang sesuai dengan Perlombaan ini. kuota tersebut akan diberikan kepada peserta yang berada dibawah 90
besar, yang tergabung dikelas A1, A2, A3 dan A Salon, yang
4.2 PELAKSANAAN PERLOMBAAN SLALOM NASIONAL. memperebutkan Kejuaraan Nasional.
4.2.1 Perlombaan Slalom Nasional dilaksanakan di lintasan aspal dengan Dengan demikian jumlah peserta yang akan berlomba pada Heat ke 2
panjang dan Lebarnya disesuaikan dengan keadaan sirkuit yang tersedia berjumlah 135 starter.
dan atas persetujuan Pengawas Lomba dengan mengutamakan aspek 4.2.4 Sedangkan penentuan pemenang untuk Kejuaraan Kelas, Seeded B,
keamanan dan keselamatan. Pemula, Wanita dan Kejuaraan Team berdasarkan akumulasi waktu
4.2.2 Setiap peserta diharuskan memakai HELMET dan SAFETY BELT pada tempuh heat ke 1 dan heat ke 2.
waktu perlombaan. Hukuman atas pelanggaran peraturan ini adalah Apabila akibat pembatasan peserta yang berlomba pada Heat ke 2,
pemecatan kepada peserta tersebut pada kelas dimana pelanggaran sebagaimana pada ayat 3 tersebut diatas terjadi kekurangan peserta
tersebut terjadi. pada perebutan juara 2, juara 3 pada kelas wanita, maka untuk
4.2.3 Setiap perlombaan kejurnas ini akan terdiri dari 3 Heat, Dimana Heat ke menentukan juara 2, juara 3 pada kelas wanita adalah waktu tempuh
3 merupakan Heat Final untuk memperebutkan point Kejuaraan Nasional terbaik yang diperoleh peserta wanita tersebut pada heat ke 1
dan Kejuaraan Nasional F (modifikasi). Peserta yang berhak tampil di 4.2.5 Soal-soal perlombaan beserta daftar peserta, diberikan kepada peserta
Final untuk poin Kejuaraan Nasional adalah 30 peserta terbaik yang pada hari H, paling lambat 2 jam sebelum start Heat 1 dimulai.
mengikuti Kejuaraan Nasional berdasarkan akumulasi waktu tempuh 4.2.6 Bentuk soal dalam acara slalom (ketangkasan) ini dapat berupa zig-zag,
Heat ke 1 Heat ke dan 2.sedangkan untuk memperbutkan Poin memutari cone, atau dapat pula gabungan dari kedua bentuk tersebut
Kejuaraan Nasional F (Modifikasi) adalah 15 peserta terbaik yang diatas disesuaikan dengan luas lokasi yang ada, dan tetap berpedoman
mengikuti kelas F berdasarkan akumulasi waktu tempuh Heat ke 1 dan pada segi keamanan/ kesehatan baik bagi peserta maupun penonton.
ke 2. Penentuan pemenang pada Kejuaraan Nasional dan Kejuaraan 4.2.7 Untuk menghafal route pada hari perlombaan, peserta tidak
Nasional F (Modifikasi) adalah waktu tempuh pada Heat ke 3 (Final) diperkenankan untuk mencoba route tersebut dengan memakai
tersebut, tanpa memperhitungkan waktu tempuh Heat ke 1 & 2 kendaraan bermotor/bermesin ataupun baterai.
sedangkan soal yang diperlombakan pada Heat ke 3 (FINAL) adalah soal 4.2.8 Peserta tidak dibenarkan mengikuti lebih dari 1 (satu) kali dalam kelas
pada Heat ke 1 untuk final Kejuaraan Nasional dan soal Heat ke 2 untuk yang sama, walaupun dengan kendaraan lain. Hukuman atas
final Kejuaraan Nasional F (Modifikasi) pelanggaran peraturan ini berupa pemecatan terhadap peserta tersebut
Apabila jumlah peserta yang terdaftar lebih dari 135 starter, maka akan pada kelas dimana pelanggaran terjadi.
diadakan babak penyisikan pada heat ke 1, dimana yang berhak untuk 4.2.9 Satu nomor start hanya untuk satu peserta saja. Hukuman atas
mengikuti Heat ke 2 adalah : pelanggaran peraturan ini berupa pemecatan terhadap peserta dengan
1. 90 peserta yang memiliki waktu tempuh terbaik Heat ke 1 yang nomor start pada kelas dimana pelanggaran terjadi, serta pemecatan
tergabung dikelas A1, A2, A3 dan A Salon, yang mana kelas tersebut pada pengemudi lainnya (apabila terdaftar sebagai peserta) pada kelas
adalah kelas yang diperhitungkan untuk merebutkan Kejuaraan dimana pelanggaran terjadi.
Nasional. 4.2.10 Pergantian/ perubahan kendaraan/ kelas hanya dilakukan sampai pada
2. 25 peserta yang memiliki waktu tempuh terbaik Heat ke 1 yang saat scrutineering. Penggantian kendaraan yang terpaksa dilakukan
memperbutkan Kejuaraan Nasional Kelas F. peserta, misal ; karena kendaraan mogok, dapat dilakukan paling lambat
3. 5 peserta yang memiliki waktu tempuh terbaik Heat ke 1 yang 1 jam sebelum start Heat 1 atas seijin Pimpinan Perlombaan dengan
memperebutkan Kejuaraan Kelas B. membayar denda yang besarnya ditentukan panitia dan kendaraan yang
4. 5 peserta yang memiliki waktu tempuh terbaik Heat ke 1 yang akan dipakai untuk berlomba harus menjalani scrutinering terlebih
memperebutkan Kejuaraan Kelas C. dahulu.
5. 5 peserta yang memiliki wktu tempuh waktu terbaik ke 1 yang Penggantian kendaraan untuk menjalani heat berikutnya sesudah
memperebutkan Kejuaraan Kelas D. seseorang peserta start menjalani heat 1 tidak dapat dilakukan dengan
6. 5 peserta yang memiliki waktu tempuh terbaik Heat ke 1 yang alasan apapun. Hukuman atas pelanggaran peraturan ini berupa
memperebutkan Kejuaraan Kelas FFA. pemecatan terhadap peserta pada kelas dimana pelanggaran terjadi.
Apabila kuota yang diberikan kepada peserta yang berlomba pada kelas 4.2.11 Seluruh peserta dan kendaraan harus start secara berurutan, apabila
B, C, D, E tidak dipenuhi disebabkan jumlah peserta yang berlomba pada nomor didepan peserta tersebut kosong, maka nomor selanjutnya

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 28 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 29 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
menyusul kemudian. Sanksi keterlambatan/ tersusul 10 (sepuluh) 4.2.20 Apabila peserta tidak finish (DNF), yang dikarenakan kendaraan mogok
kendaraan, per heat 1 detik yang akan ditambah pada waktu atau hal lainnya, maka tidak berhak mendapatkan point kejuaraan.
tempuhnya. 4.2.21 Pengawas perlombaan melalui Pimpinan Perlombaan dapat menunda/
Hukuman maximum 5 (lima) detik (50 kendaraan). memberhentikan perlombaan sehubungan dengan Force Mejuer dan
4.2.12 Pada Kejurnas tahun 2011 ini, pada seri pertama urutan no start keadaan-keadaan lain yang dapat mengancam keamanan/ ketentraman
1 s/d 10 adalah berdasarkan rangking nasional kejuaraan perlombaan.
umum kelas A tahun 2009, selanjutnya pada seri kedua dan
seterusnya, urutan no start 1 s/d 15 berdasarkan urutan
rangking kejurnas kelas A (point sementara) dari seri yang telah
dilalui.
4.2.13 Start dilakukan dengan posisi kendaraan berhenti dan mesin dalam
kendaraan hidup (standing start), dan finish dengan cara flying finish
atau finish stop.
4.2.14 Ketika menjalani route/soal perlombaan, hanya peserta pengemudi yang
berada di dalam kendaraan (tidak diijinkan menggunakan petunjuk
jalan/navigator). Hukuman atas pelanggaran peraturan ini berupa
pemecatan terhadap pada kelas dimana pelanggaran terjadi.
4.2.15 Beberapa ketentuan cone :
a. Cone warna merah terletak disebelah kanan peserta.
b. Cone warna hijau terletak disebelah kiri peserta.
c. Tinggi cone minimum 45 cm.
4.2.16 Beberapa ketentuan untuk membuat persoalan :
a. Untuk soal zig zag jarak antara cone berjarak 10 meter.
b. Untuk soal berbentuk angka 8 jarak antara cone berjarak 12
meter.
c. Jarak start ke cone pertama berjarak 20 meter.
d. Jarak dari cone terakhir ke finish maximum berjarak 15 meter.
e. Untuk persoalan yang yang memutari cone maksimal hanya 1 (satu)
kali putaran setiap heat.
f. Setiap heat dapat terdapat soal Zig Zag, Putaran Besar, Putaran
Sedang, Putaran Kecil dan soal Angka 8.
4.2.17 Pecatatan waktu tempuh peserta ketika menjalani lomba dilakukan
dengan menggunakan alat pencatat waktu dengan sensor computer
serta dibantu oleh 3 (tiga) orang petugas yang menggunakan pencatatan
waktu (stop watch) digital. Bilamana terjadi ganguan terhadap alat
sensor computer pada saat peserta sedang berlomba, maka waktu
tempuh diambil dari rata-rata 2 (dua) waktu tercepat pada petugas yang
menggunakan pencatat waktu (stop watch) digital.
4.2.18 Panitia pelaksana wajib memperlihatkan hasil waktu tempuh peserta
(waktu sementara) pada papan pengumuman resmi setelah peserta
mencapai garis finish setiap heatnya.
4.2.19 Pimpinan Perlombaan atas seijin Pengawas Perlombaan, bilamana dirasa
perlu, dapat memerintahkan peserta mengulangi start apabila terjadi
kesalahan dalam proses start atau pencatatan waktu terhadap peserta
pada kelas dimana pelanggaran terjadi.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 30 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 31 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
5. PERATURAN TEKNIK SLALOM 5. PERATURAN TEKNIK UNTUK KENDARAAN LOMBA
KATEGORI UMUM, SEEDED B, PEMULA DAN TEAM

5.1 Peraturan Teknik ini berlaku untuk KEJURNAS SLALOM KATEGORI


UMUM, SEEDED B, PEMULA , dan TEAM (Kelas A1, A2, A3 dan A Salon ).
5.2 Hanya Modifikasi yang diperbolehkan secara jelas dalam peraturan ini,
segala bentuk modifikasi lain yang tidak tertulis berarti tidak diijinkan.
5.3 Bagi peserta yang terbukti melanggar peraturan Teknik ini akan
diberikan sanksi berupa DISKUALIFIKASI, dan untuk semua point yang
sudah dikumpulkan pada tahun yang berjalan sampai saat terjadinya
kasus pelanggaran tsb, maka total point yang sudah didapatkan otomatis
dihapus, dan Dilarang untuk mengiikuti pada 2 seri kedepannya.
5.4 Kendaraan yang diperbolehkan dilombakan adalah yang dipasarkan
kepada khalayak umum di Indonesia.
5.5 Panitia berhak untuk memastikan bahwa mesin dan Gearbox Transmisi
pada saat Scruttinering maupun pada saat Lomba sesuai dengan
spesifikasi. Penggantian mesin / komponen mesin dan gearbox transmisi
/ komponen gearbox transmisi akan mendapat sanksi DISKUALIFIKASI.
5.6 Disarankan untuk Penggunaan Timbangan Kendaraan

5.7 MESIN
5.7.1 Cylinder Block / Blok Mesin
5.7.1.1 Kapasitas mesin ( CC ) harus sesuai dengan spesifikasi
kendaraan tersebut yang dipasarkan di Indonesia. Oversize
Piston diperbolehkan ( perubahan kapasitas CC akibat oversize
diabaikan )
5.7.1.2 Penggunaan mesin bekas ( Limbah ) dari luar negeri
diperbolehkan, tetapi komponen di dalam mesin ( misalnya
crank shaft, piston dsb ) yang dipergunakan harusnya sesuai
dengan spesifikasi mesin mobil tersebut yang dipasarkan di
Indonesia
5.7.1.3 Komponen dalam blok mesin seperti crank shaft, piston dan
con-rod dapat dibalans ulang ( blue print ). Namun demikian,
tidak diperbolehkan melakukan modifikasi yang sifat dan
tujuannya adalah untuk meringankan bobot komponen dalam
mesin tersebut
IKATAN MOTOR INDONESIA 5.7.1.4 Bahan dan bentuk metal duduk dan metal jalan bebas Ring
Piston bebas tetapi tidak boleh gapless, jumlahnya harus
Edisi : 2011 sesuai aslinya. Diperbolehkan memodifikasi got Piston dengan
tujuan agar ring piston bias dipasang
5.7.1.5 Penambahan baffle didalam oli karter diperbolehkan, tetapi
tampak luar oli karter harus standar.
5.7.1.6 Blok mesin boleh di-slip.
5.7.1.7 Cylinder / sleeve / Liner bebas

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 32 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 33 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
5.7.1.8 Diperbolehkan merubah lubang baut bantalan rantai keteng 5.10.1.1 Exhaust Manifold harus standar pabrik dan tidak boleh
dilakukan Modifikasi apapun.
5.7.2 Cylinder Head / Kepala Silinder 5.10.1.2 Exhaust Manifold yang dilengkapi dengan Catalytic
5.7.2.1 Compresion Ratio bebas, Cylinder Head / Kepala Silinder boleh Conventer dan menyatu tanpa sambungan, boleh dilakukan
di-slip modifikasi dengan ketentuan seperti berikut:
5.7.2.2 Packing / Gasket cylinder Head bebas. 1. Catalytic Converter tersebut boleh dilepas atau
5.7.2.3 Modifikasi Cover Timing diperbolehkan. dimodifikasi dan atau diganti pipa yang panjangnya
5.7.2.4 Bahan dari bushing klep (valve guide) bebas tapi bentuk dan sama ( toleransi ± 5mm ) dengan catalytic conventer
dimensi harus identik dengan aslinya. yang digantikan. Catalyc Converter harus dipotong tepat
5.7.2.5 Sprocket / Pulley Cam Shaft harus asli dan tidak boleh pada sambungan antara Catalyc Converter tersebut.
dimodifikasi 2. Diameter inlet maupun outlet pipa pengganti harus sama
5.7.2.6 Cam Shaft harus sesuai dengan spesifikasi pabrikan untuk dengan ukuran inlet dan outlet aslinya.
kendaraan yang dipasarkan di Indonesia 3. Exhaust manifold yang dilengkapi dengan Catalyc
5.7.2.7 Diperbolehkan melakukan porting dan polish pada sisi Converter yang berfungsi sebagai Exhaust manifold
intake maupun exhaust yang bertujan untuk Collector boleh diganti atau dimodifikasi dengan
menaikkan performa manipold dari bahan pipa.

5.8 Cooling system / Sistem pendingin Mesin 5.10.2 Exhaust Pipes / Pipa Knalpot
5.8.1 Thermostat dan tutup radiator bebas 5.10.2.1 Sistem / pipa knalpot yang berada sesudah manifold bebas.
5.8.2 Switch Electric fan boleh diubah, dimodifikasi dan dibuat menjadi 5.10.2.2 Sistem / pipa knalpot sesudah sesudah manifold boleh
manual memakai / memasang resonator/muffler/silincer.
5.10.2.3 Jika dilihat dari atas, ujung pipa knalpot tidak boleh keluar
5.9 MESIN-MESIN dari parameter body kendaraan.
5.9.1 Baut-baut mesin bebas
5.9.2 Engine Mounting bahannya bebas, asal jumlah dan tempatnya sesuai 5.11 Pemasukan Bahan Bakar dan Udara
dengan aslinya. 5.11.1 Filter Udara bebas, tetapi rumah filter asli harus terpasang.
5.9.3 DINAMO AKI ( Altenator ) boleh tidak difungsikan, tetapi harus tetap 5.11.2 Sebagian atau seluruh sistem corong atau selang untuk udara luar
terpasang di tempat aslinya yang masuk ke dalam rumah filter asli boleh dilepas, tetapi tidak
5.9.4 Panel-panel dalam ruang mesin yang berfungsi hanya dekorasi dan boleh diganti atau dimodifikasi.
tidak memiliki fungsi keselamatan sama sekali, boleh dilepas 5.11.3 Untuk injection system, injector harus aslinya.
5.9.5 Posisi Aki pada dudukan standarnya boleh dirubah, tetapi Impedence 4 OHM
dudukannya harus sesuai aslinya dan aki harus dipasang di atas 5.11.4 Fuel pressure regulator bebas
dudukan tersebut.
5.9.6 Penggunaan part kendaraan model baru untuk dipakai pada 5.12 Bahan Bakar / Bensin
kendaraan model yang lama diperbolehkan asal tipe / chassisnya 5.12.1 Wajib memakai \ menggunakan bahan bakar yang terdapat pada
masih sama SPBU di Indonesia, dengan oktan maksimum RON 95,5
5.9.7 Penggunaan parts Non Genuine / Non Orisinil / bukan buatan ATPM- 5.12.2 Pengujian bahan bakar untuk menentukan nilai oktan akan dilakukan
nya diperbolehkan tetapi jenis bahan, ukuran/dimensi dan fungsi langsung sepanjang dan atau setelah lomba.
harus sesuai aslinya,kecuali dinyatakan lain dalam pasal 5.12.3 Apabila diperlukan, pengujian bahan bakar untuk menentukan unsur
bersangkutan lain selain nilai oktan akan dilakukan dengan membawa sample
bahan bakar tersebut dan dilakukan di laboratorium atau tempat
5.10 Exhaust System / Sistem Gas Buang pengujian yang akan ditentukan panitia. Dan bila ditemukan hasil
5.10.1 Exhaust Manifold / Manipol Api yang menyimpang, maka panitia berhak merubah hasil lomba yang
telah diumumkan sebelumnya.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 34 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 35 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
5.12.4 Setiap peserta Wajib menyerahkan bahan bakar dari kendaraannya 5.15.3 Final gear harus standar pabrik dan sesuai dengan jenis dan type
minimum 250 ml apabila diminta panitia (setelah scruttinering dan kendaraan, termasuk jika ada perubahan pada produksi kendaraan.
setelah lomba) Ratio Final Gear / perbandingan Gigi Akhir tidak boleh dirubah atau
5.12.5 Segala perangkat untuk meningkatkan kualitas bahan bakar dengan diganti, sehingga rationya tidak sesuai dengan spesikasi merk, type
dipasang menumpang / diluar selang dan atau memotong jalur bahan dan tahun pembuatan kendaraan tersebut.
bakar DIPERBOLEHKAN( Maksimum oktan RON 95,5)
5.15.4 Differensial harus standar pabrik
5.13 Sistem Computer Mesin / Engine Control Unit (ECU) 5.15.4.1 Differensial tidak boleh diganti dengan LSD
5.13.1 Tampak luar (ECU box) harus sesuai dengan aslinya demikian juga 5.15.4.2 Differensial tidak boleh dimodifikasi sehingga cara kerjanya
socket kabelnya. mirip dengan differensial type LSD.
5.13.2 Motherboard dan semua circuit board (jika ada) harus sesuai aslinya,
demikian juga dengan jumlahnya. 5.15.5 Mounting / Dudukan
5.13.3 Software boleh diprogram ulang (remapping) 5.15.5.1 Mounting gearbox bahannya bebas, asal jumlah dan
5.13.4 Komponen yang terpasang pada motherboard dan circuit board, tempatnya sesuai dengan aslinya.
misalnya resistor atau chip boleh diganti.
5.13.5 Pemakaian piggyback yang telah dihomologasi oleh IMI 5.15.6 Umum
diperbolehkan selama piggyback dipasang diluar ECU box. 5.15.6.1 Mekanisme Short Shifter boleh digunakan, kedudukan dan
letak Short Shif tidak boleh dirubah tempatnya
5.14 Ignition / Pengapian 5.15.6.2 Tidak diperbolehkan menambah/merubah mekanisme
5.14.1 Merk dan type Busi bebas. kopling elektrik maupun mekanik yang letaknya tidak pada
5.14.2 Kabel busi bebas, tetapi sistemnya harus sesuai aslinya. posisi aslinya
5.14.3 Koil boleh diganti, tetapi tidak boleh merubah sistem dan menambah
alat tambahan untuk memperbesar pengapian. 5.16 Suspension / Suspensi
5.16.1 Spring / Pegas / Per
5.15 Transmission / Transmisi 5.16.1.1 Pegas Suspensi (per keong, per daun dan torsion bar) bebas
tetapi sistemnya harus sesuai dengan aslinya.
5.15.1 Clutch / Kopling
5.16.1.2 Sistem pengatur ketinggian pegas suspensi boleh digunakan.
5.15.1.1 Disc Clutch dan Cover Clutch boleh diganti dan atau boleh
5.16.1.3 Untuk kelas A hanya diperbolehkan dengan Type One Way
dirubah, baik diameter dan pcd, namun jumlah dan
sistemnya harus sama dengan aslinya.
5.16.2 Shock Absorber / Peredam Kejut
5.15.2 Flywheel / Roda Gila 5.16.2.1 Shock Absorber / Peredam Kejut bebas, namun titik
5.15.2.1 Flywheel standar boleh diringankan. pemasangannya tidak boleh berubah.
5.15.2.2 Penggantian Fly Wheel dengan yang berbahan lebih ringan 5.16.2.2 Shock Absorber boleh mempunyai tangki terpisah.
tidak diperbolehkan. 5.16.2.3 Penyetelan peredaman Shock Absorber maksimum hanya
5.15.2.3 Gear Ratio atau gigi percepatan harus standard dan tidak boleh dua.
boleh dirubah. 5.16.2.4 Sistem Suspensi harus sama dengan aslinya.
5.15.2.4 Gear ratio atau gigi percepatan tidak boleh dirubah/diganti,
harus sesuai dengan spesifikasi yang di pasarkan dan harus 5.17 Bushing dan Top Support
sesuai dengan type dan tahun pembuatan kendaraan 5.17.1 Top Support bebas boleh diganti menggunakan pillowball dengan
tersebut sistem adjustable camber dan caster
5.15.2.5 Tidak diperkenankan menambah dan atau mengurangi 5.17.2 Bushing suspensi bahannya bebas asalkan tidak dari bahan metal
mekanisme pada susunan gigi percepatan atau menambah / seperti pillow ball (bearing)
mengurangi jumlah gigi untuk merubah ratio putaran pada
gigi percepatan tertentu 5.18 Strut Bar / Brace

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 36 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 37 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
Strut Tower Bar / Brace (strut Bar Atas) boleh dipasang di depan dan lebih besar dari aslinya. Modifikasi harus dilakukan dengan
belakang. menjunjung tinggi asas keselamatan.
5.19 Stabilizer Bar / Antiroll Bar 5.21.5.2 Brake Distribution Valve (BDV atau katup pengatur tekanan
5.19.1 Antiroll Bar (batang stabilizer) depan dan belakang harus rem) adalah bebas.
standar. 5.21.5.3 Type kendaraan non-ABS boleh memasang ABS unit dari
type kendaraan yang sama yang menggunakan ABS namun
5.19.2 Link / Batang penghubung stabilizer boleh dilepas.
kaliper harus sesuai aslinya dan diameter disk atau teromol
5.19.2.1 Panjang link stabilizer boleh dimodifikasi, termasuk membuat
tidak boleh lebih besar dari aslinya.
mekanisme adjustable untuk memudahkan mengubah
5.21.6 Hand brake atau rem tangan
panjang pendeknya link tersebut.
5.21.6.1 Rem belakang bebas, sistim dan mekanismenya BEBAS.
5.19.2.2 Dudukan / pegangan / mounting point dari link batang
5.21.6.2 Diperbolehkan di modifikasi menjadi hydrolic hand brake
stabilizer boleh dipindahkan selama tidak ke bagian suspensi
atau rem tangan dengan sistem minyak, modifikasi posisi
lain. Misalnya, jika aslinya pegangan berada pada shock
tuas sesuai dgn aslinya.
absorber, maka pegangan tersebut boleh dipindahkan naik
5.21.6.3 Modifikasi harus dilakukan dengan menjunjung
turun kiri kanan pada shock absorber tetapi tidak boleh
tinggi asas keselamatan.
dipindahkan ke lengan ayun.

5.20 Wheel Alignment 5.22 INTERIOR


5.22.1 Semua jok tidak boleh dilepas.
5.20.1 Modifikasi lubang baut pada body/chasis, dan/atau pada lubang baut
5.22.2 Jok pengemudi boleh diganti tetapi harus dilakukan dengan
knuckle, untuk mendapatkan sudut camber dan/atau caster dan/atau
menjunjung tinggi asas keselamatan.
toe yang diinginkan boleh dilakukan.
5.22.3 Setir boleh diganti dan atau ditambahkan spacer.
5.20.2 Untuk mobil yang menggunakan sistem double wishbone, lubang arm
5.22.4 Door trim seluruh pintu harus lengkap.
wishbone boleh dikikir.
5.22.5 Dashboard harus lengkap dengan laci-lacinya secara utuh.
5.20.3 Untuk sistem suspensi beam axle, perubahan camber, caster dan toe
5.22.6 Semua perangkat kenyamanan seperti panel AC dan Audio tidak
hanya boleh dilakukan dengan menggunakan adaptor yang dipasang
boleh dilepas.
dengan di baut atau di las penuh.
5.22.7 Karpet, plafon, sistem power window tidak boleh dilepas.
5.20.4 Modifikasi harus dilakukan dengan menjunjung tinggi asas
5.22.8 Semua kaca pintu harus dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
keselamatan.
5.22.9 Peredam kendaraan baik yang di dalam kabin maupun diluar tidak
boleh dihilangkan.
5.21 Braking System / Sistem Rem 5.22.10 Instrumen tambahan aftermarket yang boleh digunakan hanyalah
5.21.1 Kanvas Rem
pengukur RPM, kapasitas bensin (fuel level gauge), suhu air
5.21.1.1 Bahan kampas rem disk brake dan sepatu rem tromol bebas
coolant (water temperatur gauge) dan tekanan oli (oil preassure
5.21.2 Piringan Rem
gauge).
5.21.2.1 Piringan disc brake bebas tetapi diameter tidak boleh lebih
5.22.11 Fasilitas datalogging diperbolehkan.
besar dari aslinya dan boleh dilubangi.
5.22.12 Sistem telemetry tidak diperbolehkan.
5.21.2.2 Penutup atau pengaman disc brake standar boleh diubah
bentuknya atau di lepas.
5.21.3 Pipa / Selang
5.23 EXTERIOR
5.23.1 Body Kendaraan / Body Luar
Selang rem boleh diganti dengan selang braided.
5.23.1.1 Bumper depan dan belakang tidak boleh diubah bentuk dan
5.21.4 Kaliper dan Master
bahannya.
Kaliper dan Master Rem harus sesuai aslinya.
5.23.1.2 Boleh menambah/memasang Spoiler dan atau Side skirt.
5.21.5 ABS (Anti Lock Braking System)
5.23.1.3 Boleh merubah bentuk Spoiler dan atau Side skirt.
5.21.5.1 Sistem ABS boleh tidak difungsikan atau diganti seluruh
5.23.1.4 Bahan dari Spoiler dan atau Side skirt bebas.
perangkatnya dengan yang non-ABS namun kaliper harus
sesuai aslinya dan diameter disk atau tromol tidak boleh

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 38 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 39 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
5.23.1.5 Kaca spion luar (samping) kiri dan kanan harus ada dan 6. PERATURAN TEKNIK UNTUK KENDARAAN LOMBA
sesuai fungsinya. KELAS F (KELAS BEBAS)
5.23.1.6 Sudut kemiringan kap mesin bebas, tetapi sisi yang
menghadap ke depan saat kap tertutup harus rapat dengan
6.1 Peraturan teknik ini berlaku untuk KEJURNAS SLALOM Kelas F (Kelas
gril seperti aslinya.
Bebas).
5.23.2 Lampu – lampu
5.23.2.1 Lampu Depan
6.2 Hanya modifikasi yang diperbolehkan secara jelas dalam peraturan ini,
5.23.2.1.1 Lampu depan wajib berfungsi dengan baik.
segala bentuk modifikasi lain yang tidak tertulis berarti tidak diijinkan.
5.23.2.1.2 Lampu depan WAJIB dinyalakan saat hujan atau
berkabut
6.3 Tahun pembuatan kendaraan minimal tahun 2000.
5.23.2.2 Lampu Belakang
5.23.2.2.1 Lampu Rem harus dapat berfungsi sebagaimana
6.4 Bagi Peserta yang terbukti melanggar Peraturan Teknik ini akan
mestinya sepanjang lomba.
diberikan sanksi DISKUALIFIKASI, dan untuk semua point yang sudah
5.23.2.2.2 Lampu Belakang dan atau lampu Rem TIDAK diijinkan
dikumpulkan pada tahun yang berjalan sampai saat terjadinya kasus
dilepas
pelanggaran tsb, maka total point yang sudah didapatnya otomatis
5.23.3 Kaca-kaca
dihapus. dan Dilarang untuk mengiikuti pada 2 seri kedepannya.
Kaca pintu dan kaca belakang / kaca bagasi tidak boleh diganti
dengan bahan sintetis transparan (tembus pandang)
6.5 Kendaraan yang diperbolehkan dilombakan adalah yang dipasarkan
kepada khalayak umum di Indonesia.
5.24 RODA / BAN
5.24.1 Wajib menggunakan ban produksi Indonesia, Lebar ban yang 6.6 Panitia berhak untuk memastikan bahwa mesin dan Gearbox Transmisi
digunakan maximal 195mm dan dipasarkan secara umum. Dan pada saat Scruttinering maupun pada saat Lomba sesuai dengan
dijual bebas di semua toko. spesifikasi. Penggantian mesin / komponen mesin dan gearbox transmisi
5.24.2 Ukuran dimensi dari Ban yang digunakan harus sama pada ke / komponen gearbox transmisi yang tidak sama dengan apa yang
empat roda yang digunakan, (misal 195/50/R-15 merk bebas) terdaftar pada saat scrutinering akan mendapat sanksi DISKUALIFIKASI.
5.24.3 Ukuran Rim ban bebas, tetapi harus sama di empat roda
5.24.4 Ban tersebut tidak boleh di modifikasi dalam bentuk apapun 6.7 MESIN
(termasuk buffing) 6.7.1 Cylinder Block/Blok Mesin.
5.24.5 Ban tidak boleh keluar dari spakbor/ harus dalam body. 6.7.1.1 Kapasitas mesin (cc) maksimum 2000 cc mesin diperbolehkan
5.24.6 Velg bebas, tetapi ukuran lebar nya harus sama di empat roda. diganti dengan tipe lain, tetapi engine dan transmisi mounting
5.24.7 Penambahan spacer roda diperbolehkan. tidak boleh dikurangi tetapi boleh ditambahkan.
5.24.8 Ban akan ditandai (marking) oleh panitia. 6.7.1.2 Komponen dalam blok mesin seperti crank shaft, piston, dan
5.24.9 Jumlah maximal ban 8 pcs. con-rod diperbolehkan diganti atau melakukan modifikasi
5.24.10 Akan dilakukan pengecekan setiap sebelum dan sesudah lomba. yang sifat dan tujuannya adalah untuk meringankan bobot
komponen dalam mesin untuk menambah tenaga mesin
5.25 UMUM tersebut.
5.25.1 Side impact door beam jika ada tidak boleh dilepas. 6.7.1.3 Bahan dan bentuk metal duduk dan metal jalan bebas.
5.25.2 Chasis kendaraan boleh di-reinforce. 6.7.1.4 Ring Piston bebas, boleh gapless, Jumlahnya harus sesuai
5.25.3 Wiper jendela belakang beserta motornya, jika ada tidak boleh aslinya. Diperbolehkan memodifikasi got piston dengan tujuan
dilepas. agar ring piston bisa dipasang.
5.25.4 Penggunaan parts Non Genuine / Non Orisinil / Bukan buatan ATPM 6.7.1.5 Boleh mengubah dan mengganti Piston.
diperbolehkan untuk seluruh komponen kendaraan selama jenis 6.7.1.6 Penambahan baffle di dalam oil karter diperbolehkan.
bahan, ukuran/dimensi dan fungsi sesuai aslinya, kecuali dinyatakan 6.7.1.7 Blok Mesin boleh di-slip.
lain dalam pasal bersangkutan. 6.7.1.8 Cylinder / sleeve / Liner tidak harus standar.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 40 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 41 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
6.7.1.9 Segala bentuk induction force diperbolehkan. 6.10.2.3 Jika dilihat dari atas, ujung pipa knalpot tidak boleh keluar
6.7.1.10 Modifikasi harus dilakukan dengan menjunjung tinggi dari parameter body kendaraan.
asas keselamatan.
6.11 Pemasukan Bahan Bakar dan Udara.
6.7.2 Cylinder Head/Kepala Silinder 6.11.1 Rangkaian filter udara bebas diganti, dimodifikasi atau Diganti.
6.7.2.1 Compression Ratio bebas. 6.11.2 Fuel Pressure Regulator dan fuel pump bebas.
6.7.2.2 Cylinder Head / Kepala Silinder boleh di-slip. 6.11.3 Bahan bakar bebas, segala perangkat yang gunanya hanya untuk
6.7.2.3 Packing / Gasket Cylinder Head bebas. meningkatkan kualitas bahan bakar dan dipasang hanya pada jalur
6.7.2.4 Modifikasi Cover Timing diperbolehkan. bahan bakar sebelum fuel rail bebas dipakai. Bahan bakar boleh
6.7.2.5 Bahan dan bentuknya dari bushing klep (valve guide) dan dicampur additive yang dapat meningkatkan kualitas bahan bakar.
dudukannya, seating klep dan dudukannya, seal klep dan 6.11.4 Tangki bensin harus asli atau boleh diganti hanya dengan safety
dudukkannya bebas. tank FT3 1999, FT3.5, atau FT5.
Sprocket / Pulley Cam Shaft tidak harus asli dan boleh
dimodifikasi adjustable atau diganti dengan yang adjustable. 6.12 Sistem Computer Mesin/Engine Control Unit (ECU).
Cam Shaft (noken as) bebas, boleh tidak sesuai dengan 6.12.1 Tampak luar (ECU box) tidak harus sesuai dengan aslinya demikian
spesifikasi pabriknya. juga socket kabelnya.
6.7.2.6 Sistem penyetelan kerenggangan katup bebas. 6.12.2 Motherboard dan semua circuit board (jika ada) tidak harus sesuai
6.7.2.7 Retainer, per klep dan dudukannya, bahan dan bentuknya aslinya, demikian juga dengan jumlahnya.
bebas. 6.12.3 Software boleh diprogram ulang (remapping).
6.7.2.8 Sudut klep terhadap head bebas. 6.12.4 Pemakaian piggyback yang telah dihomologasi oleh IMI
6.7.2.9 Diperbolehkan melakukan porting dan polish pada sisi intake diperbolehkan selama piggyback dipasang diluar ECU box.
maupun exhaust yang bertujuan untuk menaikkan performa. 6.12.5 ECU Stand Alone diperbolehkan
6.7.2.10 Modifikasi harus dilakukan dengan menjunjung tinggi
asas keselamatan. 6.13 Ignition/Pengapian.
6.13.1 Merk dan type Busi bebas.
6.8 Cooling System/Sistim Pendingin Mesin. 6.13.2 Kabel busi bebas dan sistemnya bebas.
6.8.1 Switch Electric Fan boleh diubah, dimodifikasi dan dibuat menjadi 6.13.3 Koil boleh diganti, boleh merubah sistem dan menambah
manual. alat tambahan untuk memperbesar pengapian.
6.8.2 Menggunakan oil cooler diperbolehkan.
6.8.3 Elektrik fan dan radiator bebas dan posisi / letaknya boleh 6.14 Transmission/transmisi.
dipindahkan. 6.14.1 Clutch / Kopling.
6.8.4 Modifikasi harus dilakukan dengan menjunjung tinggi asas Disc Clutch dan Cover Clutch boleh diganti dan Jumlah tidak harus
keselamatan. sama dengan aslinya.
6.14.2 Flywheel / Roda Gila.
6.9 Mesin Umum 6.14.2.1 Flywheel standar boleh diringankan.
6.9.1 Baut-baut mesin bebas. 6.14.2.2 Penggantian Fly Wheel dengan yang berbahan lebih ringan
6.9.2 Perangkat AC dan power steering boleh dilepas seluruhnya atau diperbolehkan.
sebagian. 6.14.3 Limited Slyp Differential (LSD) boleh digunakan.
6.14.4 Final gear bebas dan ratio bebas.
6.10 Exhaust System/Sistem Gas Buang 6.14.5 As roda boleh dimodifikasi.
6.10.1 Manifold knalpot boleh diganti header. 6.14.6 Mounting gearbox bahannya bebas, jumlah dan Tempatnya tidak
6.10.2 Exhaust Pipes / Pipa Knalpot. harus sesuai dengan aslinya, tetapi jumlah tidak boleh kurang
6.10.2.1 Sistem / pipa knalpot yang berada sesudah manifold bebas. dari aslinya.
6.10.2.2 Sistem / pipa knalpot sesudah manifold boleh memakai/
memasang resonator/muffler/silincer.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 42 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 43 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
6.14.7 Modifikasi harus dilakukan dengan menjunjung tinggi asas 6.20.2 Untuk mobil yang menggunakan sistem double wishbone, lubang
keselamatan. arm wishbone boleh dikikir.
6.20.3 Untuk sistem suspensi beam axle, perubahan camber, caster dan
6.15 Umum toe hanya boleh dilakukan dengan menggunakan adaptor yang
6.15.1 Mekanisme Short Shifter boleh digunakan. dipasang dengan di baut atau di las penuh.
6.15.2 Gerbox Dogdrive diperbolehkan. 6.20.4 Modifikasi harus dilakukan dengan menjunjung tinggi asas
6.15.3 Sistem 4WD & 4WS diperbolehkan. keselamatan.

6.16 Suspension/Suspensi. 6.21 Braking System / Sistem rem


6.16.1 Spring / Pegas / Per bebas. 6.21.1 Kanvas rem.
6.16.1.1 Pegas Suspensi (per keong, per daun dan torsion bar) bebas Bahan kampas rem disk brake dan sepatu rem tromol bebas.
tetapi sistemnya tidak harus sesuai dengan aslinya. 6.21.2 Piringan Rem bebas.
6.16.1.2 Sistem pengatur ketinggian pegas suspensi boleh digunakan. 6.21.2.1 Piringan disc brake bebas tetapi diameter tidak boleh lebih
kecil dari aslinya dan boleh dilubangi.
6.17 Hock Absorber/Peredam Kejut 6.21.2.2 Penutup atau pengaman disc brake standar boleh diubah
6.17.1 Shock Absorber / Peredam Kejut bebas, titik pemasangannya boleh bentuknya atau di lepas.
berubah.
6.17.2 Shock Absorber boleh mempunyai tangki terpisah. 6.22 Pipa/selang bebas.
6.17.3 Penyetelan peredaman Shock Absorber bebas. Selang rem boleh diganti dengan selang braided.
6.17.4 Sistem Suspensi tidak harus sama dengan aslinya.
6.23 Kaliper dan Master bebas.
6.23.1 Kaliper dan Master Rem tidak harus sesuai aslinya.
6.18 Bushing dan Top Support
6.23.2 Modifikasi harus dilakukan dengan menjunjung tinggi asas
6.18.1 Top Support bebas.
keselamatan.
6.18.2 Bushing suspensi bebas.
6.24 ABS (Anti Lock Braking System)
6.19 Strut Bar / Brace 6.24.1 Sistem ABS boleh tidak difungsikan atau diganti seluruh
Strut Tower Bar / Brace (strut Bar Atas) boleh dipasang di depan dan
perangkatnya dengan yang non-ABS namun kaliper tidak harus
belakang.
sesuai aslinya dan diameter disk atau tromol boleh lebih besar dari
6.19.1 Antiroll Bar (batang stabilizer) bebas.
aslinya. Modifikasi harus dilakukan dengan menjunjung tinggi asas
6.19.2 Panjang link stabilizer boleh dimodifikasi, termasuk membuat
keselamatan.
mekanisme adjustable untuk memudahkan mengubah panjang
6.24.2 Brake Distribution Valve (BDV atau katup pengatur tekanan rem)
pendeknya link tersebut.
adalah bebas, tetapi tidak harus menggunakan suku cadang asli
6.19.3 Dudukan / pegangan / mounting point dari link batang stabilizer
yang dijual di ATPM Indonesia. Boleh menggunakan BDV merek
boleh dipindahkan ke bagian suspensi lain. Misalnya, jika aslinya
lain (after market).
pegangan berada pada shock absorber, maka pegangan tersebut
6.24.3 Type kendaraan non-ABS boleh memasang ABS unit dari type
boleh dipindahkan naik turun kiri kanan pada shock absorber boleh
kendaraan lain yang menggunakan ABS namun kaliper tidak harus
dipindahkan ke lengan ayun.
sesuai aslinya dan diameter disk atau teromol tidak boleh lebih
6.19.4 Modifikasi harus dilakukan dengan menjunjung tinggi asas
kecil dari aslinya.
keselamatan.
6.25 Hand brake atau rem tangan bebas.
6.20 Wheel Alignment. Diperbolehkan di modifikasi menjadi hydrolic hand brake atau
6.20.1 Modifikasi lubang baut pada body/chasis, dan/atau pada lubang
rem tangan dengan sistem minyak, modifikasi posisi tuas bebas.
baut knuckle, untuk mendapatkan sudut camber dan/atau caster
dan/atau toe yang diinginkan boleh dilakukan.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 44 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 45 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
6.26 Interior 6.28.1.1 lampu depan diijinkan dilepas,namum demikian lubang
6.26.1 Interior bebas, tetapi dashboard dan bagian lain yang dapat tempat lampu wajib tertutup rapat dan solid dengan
terjangkau oleh pengemudi tidak boleh ada yang tajam. Bagian- panel biasa atau corong udara
bagian ini boleh dipotong rata atau ditutup pelat aluminium. 6.28.1.2 wajib memasang lampu pengganti pada posisi tersebut,
6.26.2 Diperbolehkan dan disarankan memasang rollcage atau roll
kecuali kendaran tersebut dilengkapi lampu kabut yang
bar
6.26.3 Safety belt 3 Inchi ,4 point. Dan pemadam kebakaran 2,5 KG
dapat berfungsi sebagaimana mestinya
6.26.4 Jok kiri depan dan jok belakang boleh dilepas. 6.28.1.3 lampu depan dan atau lampu kabut WAJIB dinyalakan
6.26.5 Jok pengemudi boleh diganti tetapi harus sesuai dengan asas saat hujan atau berkabut.
keselamatan
6.26.6 Setir boleh diganti dan ditambahkan spacer 6.29 Lampu belakang
6.26.7 Semua regulator kaca boleh dilepas, tetapi jika dilepas, kaca pintu 6.29.1 Lampu rem harus dapat berfungsi sebagaimana mesetinya
tersebut harus dalam keadaan tertutup. sepanjang lomba.
6.26.8 Semua perangkat kenyamanan seperti panel AC dan Audio boleh 6.29.2 Lampu belakang atau lampu rem TIDAK diijinkan dilepas.
dilepas.
6.26.9 Karpet, plafon, sistem power window boleh dilepas atau diganti 6.30 Roda atau Ban
6.26.10 Peredam kendaraan baik yang di dalam kabin maupun diluar boleh
6.30.1 Wajib menggunakan Ban Produksi Lokal tetapi ukuran
dihilangkan.
dimensi dari Ban yang digunakan harus sama pada ke empat
6.26.11 Instrumen tambahan aftermarket boleh digunakan.
6.26.12 Fasilitas data logging diperbolehkan. roda yang digunakan, (misal 195/50/R-15)
6.26.13 Sistem telemetry diperbolehkan. 6.30.2 Ukuran Rim ban bebas, tetapi harus sama di empat roda
6.30.3 Ban tersebut boleh di modifikasi dalam bentuk
6.27 Exterior apapun (termasuk buffing)
6.27.1 Body kendaraan / Body Luar bebas. 6.30.4 Ban tidak boleh keluar dari spakbor/ harus dalam body.
6.27.1.1 Bumper depan dan belakang boleh diubah bentuk dan 6.30.5 Velg bebas.
bahannya. 6.30.6 Penambahan spacer roda tidak diperbolehkan.
6.27.1.2 Boleh menambah/memasang Spoiler dan atau Side 6.30.7 Ban akan ditandai (marking) oleh panitia.
skirt. 6.30.8 Akan dilakukan pengecekan setiap sebelum dan sesudah
6.27.2 Boleh melepas bentuk Spoiler dan atau Side skirt. lomba.
6.27.3 Boleh merubah bentuk Spoiler dan atau Side skirt. 6.30.9 Jumlah max ban 8 pcs
6.27.4 Bahan dari spoiler dan atau side skirt bebas
6.27.5 Bonnet pin dan mekanisme boleh dilepas 6.31 UMUM
6.27.6 Kaca spion luar (samping) kiri dan kanan harus ada dan 6.31.1 Side impact door beam jika ada tidak boleh dilepas, kecuali
sesuai fungsinya kendaraan dilengkapi oleh ROLLBAR
6.27.7 Sudut kemiringan kap mesin bebas, tetapi sisi yang 6.31.2 Chasis kendaraan boleh di-reinforce
menghadap ke depan kap tertutup harus rapat dengan gril 6.31.3 Wiper jendela belakang beserta motornya, jika ada boleh
seperti aslinya. dilepas

6.28 Lampu-lampu
6.28.1 Lampu depan

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 46 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 47 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
PERATURAN TAMBAHAN UNTUK KENDARAAN 16. Penggantian karburator (misal dengan weber dsb) berikut intake
manifoldnya diijinkan, akan tetapi silinder head harus tetap standar
1. Semua kendaraan yang ikut berlomba harus memenuhi persyaratan sesuai dengan type mesin mobil tersebut, sistem pembakaran
lalu – lintas dan keamanannya, yang akan diperiksa pada saat karburator diperkenankan diganti menjadi sitem injeksi.
scrutineering ataupun setiap sebelum start heat. 17. Untuk kendaraan yang sudah menggunakan sistem injeksi,
2. Setiap kendaraan yang digunakan untuk berlomba harus dilengkapi diperbolehkan menggunakan piggy back (remaping ECU).
safety belt (minimal untuk mengemudi). 18. Untuk kendaraan berpenggerak roda depan yang berlomba pada
3. Setiap kendaraan wajib untuk memasang alat pemadam api (minimal kelas A1, A2, A3 dan A Salon, tidak diperkenankan menggunakan LSD
1 kg) yang masih berfungsi dengan baik dan harus terpasang dengan (Limited Slip Differensial) dan sejenisnya, kecuali untuk kelas C.
kuat di dalam kendaraan tersebut. 19. Untuk kendaraan berpenggerak roda belakang dan kelas C
4. Ukuran Velg dan ban yang dipergunakan bebas tetapi dilarang diperbolehkan menggunakan LSD (Limited Slip Differential) atau as
memakai Ban Slick. Untuk ban diwajibkan menggunakan produksi roda boleh dilas menjadi satu.
dalam negeri, Ban – ban tersebut harus terdapat di pasaran dan 20. Suspensi seperti per maupun shock absorber boleh diganti, hanya
dapat dibeli bebas oleh peserta yang menginginkannya, sanksi kedudukan tidak boleh dirubah.
pemecatan. 21. Handbrake boleh dimodifikasi, boleh merubah dengan system
5. Ukuran maupun lebar dan ban velg harus sama keempat – empatnya. handbrake hidraulik.
6. Ban yang terpasang tidak boleh melebihi dari lebarnya spartboard 22. Pemenang 1, 2 dan 3 akan dilakukan Re-scrutineering (Gear Box)
yang terpasang (terkecuali dipasang over vender). 23. Bilamana terdapat peraturan yang belum tercantum atau terdapat
7. Kendaraan harus yang diproduksi atau yang diimport oleh ATPM dan pada peraturan tambahan, maka permasalahan-permasalahan akan
dipasarkan secara massal didalam negeri, terkecuali untuk kelas F. dikembalikan dengan berpedoman kepada paraturan FIA yang
8. Bentuk dan bagian tidak boleh dirubah yang dapat mempengaruhi disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
performa (akselerasi dan tenaga) dan membahayakan peserta itu
sendiri ataupun penonton, serta tidak diijinkan untuk mengurangi
komponen.
9. Semua komponen kendaraan harus berjalan dengan normal.
10. Chasis harus sesuai dengan standar perakitan dari type kendaraan
tersebut, kecuali kelas F.
11. Body harus sesuai standar perakitan dari type dan jenis kendaraan
tersebut, termasuk semua tempat duduk dari kendaraan harus
terpasang terkecuali untuk kelas F.
12. Tampak luar gardan depan / belakang harus sesuai dengan asli
produksi kendaraan tersebut, terkecuali untuk kelas F.
13. Tampak luar dari type blok mesin serta cylinder head harus sesuai
dengan asli dari produksi kendaraan tersesbut (sesuai dengan tahun
pembuatannya) terkecuali kelas F.
14. Untuk kendaraan yang telah mengganti blok mesin, cylinder head
memakai turbo atau sejenisnya dikelompokkan dalam kelas F,
terkecuali untuk kendaraan yang diproduksi secara massal didalam
negeri dengan mesin yang menggunakan turbo.
15. Penambahan power steering diijinkan.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 48 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 49 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
6. TATA TERTIB MENGEMUDI DI LINTASAN SLALOM TATA TERTIB MENGEMUDI DI LINTASAN SLALOM

1. Peserta yang mengikuti Perlombaan Slalom Dilarang keras


Mengkonsumsi Minuman Keras dan Dilarang Keras mengkonsumsi
Narkoba, Sanksi Hukuman atas pelanggaran peraturan ini
adalah pemecatan kepada peserta tersebut.
2. Peserta yang mengalami sakit ( masih dalam perawatan dokter
),Hamil, Wajib memberitahukan kepada Panitia dan membuat surat
pernyataan kepada panitia, Sanksi Hukuman atas pelanggaran
peraturan ini adalah pemecatan kepada peserta tersebut.
3. Dengan turut sertanya Peserta dalam acara ini maka secara sadar
tunduk pada semua ketentuan dan syarat yang tertera dalam
peraturan perlombaan ini serta peraturan tambahan maupun
ketentuan-ketentuan yang diberikan Panitia.
4. Semua peserta dianggap mengetahui dan mengerti tentang
peraturan perlombaan ini serta peraturan tambahannya
5. Peserta sebagai olahragawan harus bersifat sportif sebelum /
sesudah maupun selama perlombaan berlangsung dan panitia
berhak untuk memecat setiap peserta bagi peserta yang bertindak
kurang sportif
6. Peserta bertanggung jawab atas musibah yang dialaminya selama
berlomba termasuk akibat dan kerugian yang ditimbulkan selama
berlomba terhadap pihak ketiga diluar batasan asuransi yang
diberikan/disediakan dengan perlombaan ini

Peserta tidak akan melakukan tuntutan hukum dalam bentuk apapun


terhadap panitia mengenai akibat dari dan berhubungan dengan
perlombaan.

IKATAN MOTOR INDONESIA


Edisi : 2011

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 50 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 51 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom
DAFTAR UNGGULAN – A (SEEDED – A) TAHUN 2011

Daftar Unggulan-A (Seeded A) ditambah Seeded B / Pemula yang menduduki Peringkat


Nasional pada Kejuaraan Nasional dalam tahun 2010 / pernah Juara Umum I dalam seri
Nasional ataupun Asia.
Peringkat 1 – 2 seeded B tahun sebelumnya.

KETERANGAN :
Peserta yang termasuk dalam Daftar Unggulan-A (Seeded-A) dapat diturunkan ke
Kategori Daftar Unggulan-B (Seeded-B) dari Komisi Slalom PP IMI apabila 4 tahun
berturut-turut tidak mengikuti kejuaraan.
Pimpinan Lomba dengan persetujuan Dewan Pengawas Lomba pada lomba terkait, atau
atas usulan komisi Slalom PP IMI

DAFTAR UNGGULAN – B (SEEDED – B) TAHUN 2011

Daftar ini disusun atas dasar yang telah berprestasi tetapi tidak masuk dalam daftar
Unggulan – A (Seeded-A).
Akan tetapi telah berprestasi dan ditentukan dalam daftar seeded B dari PP IMI &
masuk dalam 3 besar pemula tahun sebelumnya.

KETERANGAN :
Peserta-peserta yang termasuk dalam Daftar Unggulan-B (Sedded-B) tidak dapat
diturunkan ke kategori Pemula.

Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 52 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom 53 Peraturan Kejuaraan Nasional Slalom

Anda mungkin juga menyukai