I. PENDAHULUAN
A. Installasi FreeBSD
Gambar 3: Setting VM VBox lebih lanjut Layar tampilan mulanya adalah seperti
Gambar 4 dimana booting dipilih secara default
Hal dilakukan setting demikian agar saja, tidak dalam safe mode, ACPI disabled, atau
harddisk dapat diinstal dengan bootable CD jenis lainnya. Kemudian installasi masuk ke
yang berisi instalasi FreeBSD (dalam file .iso). pemilihan negara seperti pada Gambar 5.
Dan Bridge Adapter dipilih agar sistem operasi
yang dijalankan (FreeBSD) dapat terkoneksi
langsung dengan physical network yang ada. Hal
ini berbeda dengan settingan awal yaitu NAT
yang men-share IP address dari host-nya yaitu
IP address dari windows.
Kemudian pemilihan jenis installasi seperi Gambar 8: Tanpa Boot Manager FreeBSD
Standard, Express, Custom, dll. Namun, untuk
pemula dipilih Standard saja, agar opsi-opsi Selanjutnya akan masuk ke DiskLabel
installasi yang ditanyakan sederhana. Editor dimana dalam partisi yang telah ada akan
di-assign folder-folder yang merupakan
keperluan dari FreeBSD ini seperti User Folder,
Temporary Folder, dll. Untuk mempermudah
settingan dapat dipilih : A – Auto Defaults,
kemdian Q – Finish. Dengan demikian FreeBSD
secara default memilih kapasitas folder-folder
mount tersebut.
Kemudian dipilih opsi standar (tidak Gambar 10: Setting Konfigurasi User
menggunakan boot manager). Hal ini karena
pada harddisk virtual yang tersedia praktikan
tidak menggunakan operating system selain
Selanjutnya, jenis installasi dilakukan oleh Setelah FreeBSD terinstall dan dapat
Bootable CD (bukan dengan FTP, HTTP, dijalankan dari boot awal seperti semula.
Floppy, USB, dsb) seperti pada Gambar 11. Program akan minta user dan passwordnya.
Dapat dimasukkan User : root dan password :
<sesuai yang dimasukkan>. FreeBSD telah
berjalan seperti yang diharapkan, dapat dilihat
pada Gambar 13, dimana sistem operasi
FreeBSD siap menunggu command, setelah
karakter ‘#’ (di bagian gambar paling bawah).
Pengecekan parameter TCP/IP yang kedua Pengecekan parameter TCP/IP yang ketiga
adalah ping. Ping adalah ICMP tool untuk adalah netstat. Netstat digunakan untuk melihat
mengecek apakah suatu network interface daftar routing table dengan menambahkan
sedang on/of dengan mengirimkan beberapa argument -nr. Sehingga dapat dipanggil dengan
packet dan ditampilkan reply dari IP address command
tujuan serta response timenya. Hal ini sesuai
dengan Gambar 15.
#netstat –nr. cDaftar konfigurasi default router Banyaknya adalah 26-2 = 62. Hal ini karena dua
kita adalah seperti pada Gambar 15. buah IP address dijadikan broadcast dan host
address. Kemudian IP terakhir pada routing
table tersebut adalah IP address komputer kita
yaitu 127.205.67.82.
Apabila telah dilakukan perubahan setting Gambar 19: Konfigurasi DNS Server
dapat diekseskusi dengan command #sh /etc/rc
Konfigurasi dapat ditambahkan dengan
agar konfigurasi dijalankan. Karena sysinstall ini
format : nameserver <dns_server>. Sebagai
sama dengan melakukan pengeditan terhadap
contoh : nameserver 167.205.22.123. File
file rc.conf dan resolv.conf yang akan dilakukan
resolv.conf merupakan acuan komputer kita
tahap percobaan berikutnya.
mengenai DNS sehingga setelah komputer
Teknik On the Fly adalah melakukan dimatikan konfigurasi tidak berubah karena OS
konfigurasi hanya untuk keperluan pada saat itu nantinya akan membaca file tersebut.
saja. Namun apabila komputer kita matikan
Teknik On the Fly yang terakhir adalah
maka konfigurasi network akan hilang dan perlu
pengeditan File rc.conf. File ini adalah file yang
dilakukan setting konfigurasi ulang.
berisi hal-hal yang akan dijalankan pada saat
Teknik On the Fly yang pertama adalah startup. Contoh konfigurasi file yang perlu
konfigurasi IP address dengan command ditambahkan adalah defaultrouter =
#ifconfig <interface> inet <ip_address> netmask ”167.205.104.129” ifconfig_sk0 = “inet
<subnet_mask> up. Seperti pada Gambar 18. 167.205.104.131 netmask 255.255.255.192”.
Konfigurasi tersebut akan menentukan IP
address dan default router.
III. KESIMPULAN