50
40
f(Xm)
30
f(Xm)
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
:: Analisis:
Pada metode interval halving, untuk setiap iterasi, L akan berkurang setengahnya. Pada grafik di atas, dapat
dilihat bahwa untuk setiap iterasi dari iterasi pertama hingga iterasi ke-9 (L telah mencapai nilai 0,01), nilai
f(Xm) yang merupakan nilai fungsi dari Xm (titik tengah) terkadang mengalami penurunan atau konstan
setiap kali dilakukan iterasi. Karena nilai f(Xm) yang terlalu kecil, sehingga ketika dibuat grafiknya, nilai
f(Xm) akan diasumsikan 0 (seperti yang terlihat pada iterasi ke-3 hingga iterasi ke-9). Terjadinya penurunan
atau konstannya nilai Xm ini bergantung pada daerah yang dieliminasi. Nilai Xm bergantung dari besarnya
nilai a dan b. Jika diperhatikan ada beberapa iterasi berurutan yang menghasilkan Xm yang sama, hal ini
terkait dengan daerah yang dieliminasi. Apabila yang dieliminasi adalah daerah (a,Xm) atau (Xm,b), maka
pada iterasi tersebut nilai Xm akan lebih kecil daripada Xm pada iterasi sebelumnya (Xm bergeser ke nilai
yang lebih kecil). Sedangkan apabila yang dieliminasi adalah daerah (a,X1) dan (X2,b), pada iterasi tersebut
nilai Xm akan sama dengan Xm pada iterasi sebelumnya (konstan).
Page 1
Maria Khristina R.H.
[METODE INTERVAL HALVING & GOLDEN SECTION] 2509100050
Dosen: Budi Santosa MATOP-C
300
250
f((x1+x2)/2)
200
150 f((x1+x2)/2)
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
:: Analisis:
Pada metode golden section, untuk setiap iterasi, L akan berkurang sebesar 1,618 kalinya. Pada grafik di
atas, dapat dilihat bahwa untuk setiap iterasi dari iterasi pertama hingga iterasi ke-13 (L telah mencapai
nilai 0,01), nilai f((x1+x2)/2) yang merupakan nilai fungsi dari (x1+x2)/2 (titik tengah) terkadang mengalami
penurunan atau konstan setiap kali dilakukan iterasi. Karena nilai f((x1+x2)/2) yang terlalu kecil, sehingga
ketika dibuat grafiknya, nilai f((x1+x2)/2) akan diasumsikan 0 (seperti yang terlihat pada iterasi ke-3 hingga
iterasi ke-13). Terjadinya penurunan atau konstannya nilai (x1+x2)/2 ini bergantung pada daerah yang
dieliminasi. Apabila pada iterasi tersebut, yang dieliminasi adalah daerah (a,x1) atau (x2,b), maka nilai
(x1+x2)/2 akan lebih kecil daripada nilai pada iterasi sebelumnya. Sedangkan jika pada iterasi tersebut yang
dieliminasi adalah daerah (a,x1) dan (x2,b), maka nilai (x1+x2)/2 akan sama (konstan) dengan nilai (x1+x2)/2
pada iterasi sebelumnya. Besarnya nilai (x1+x2)/2 tentu akan mempengaruhi besarnya f((x1+x2)/2) juga.
Page 2
Maria Khristina R.H.
[METODE INTERVAL HALVING & GOLDEN SECTION] 2509100050
Dosen: Budi Santosa MATOP-C
2
2.22 c. Minimize f (x )=2( x−3 )2 +e 0,5 x over the range (0,100)
# INTERVAL HALVING METHOD #
L=0,01
Iteration a b L Xm f(Xm) X1 f(X1) X2 f(X2)
1 0 100 100 50 #NUM! 25 5.2123E+135 75 #NUM!
2 0 50 50 25 5.2123E+135 12.5 8.49682E+33 37.5 2.3084E+305
3 0 25 25 12.5 8.49682E+33 6.25 303608642.4 18.75 2.19193E+76
4 0 12.5 12.5 6.25 303608642.4 3.125 132.0326462 9.375 1.21677E+19
5 0 6.25 6.25 3.125 132.0326462 1.5625 7.522382687 4.6875 59066.81567
6 0 3.125 3.125 1.5625 7.522382687 0.78125 11.20256662 2.34375 16.45058525
7 0 2.34375 2.34375 1.171875 8.671120866 0.5859375 12.84267123 1.7578125 7.77380802
8 1.171875 2.34375 1.171875 1.7578125 7.77380802 1.46484375 7.637207862 2.05078125 9.991524459
9 1.171875 1.7578125 0.5859375 1.46484375 7.637207862 1.318359375 8.040440698 1.611328125 7.519477335
10 1.46484375 1.7578125 0.29296875 1.611328125 7.519477335 1.538085938 7.538061479 1.684570313 7.593235396
11 0 1.684570313 1.684570313 0.842285156 10.73725113 0.421142578 14.39374272 1.263427734 8.252738017
12 0 1.684570313 1.684570313 0.842285156 10.73725113 0.421142578 14.39374272 1.263427734 8.252738017
13 0.842285156 1.684570313 0.842285156 1.263427734 8.252738017 1.052856445 9.32337689 1.473999023 7.620755895
14 1.263427734 1.684570313 0.421142578 1.473999023 7.620755895 1.368713379 7.873709265 1.579284668 7.516995438
15 1.473999023 1.684570313 0.210571289 1.579284668 7.516995438 1.526641846 7.548509948 1.63192749 7.530318698
16 0 1.63192749 1.63192749 0.815963745 10.93503431 0.407981873 14.52390182 1.223945618 8.423667751
17 0 1.63192749 1.63192749 0.815963745 10.93503431 0.407981873 14.52390182 1.223945618 8.423667751
18 0.815963745 1.63192749 0.815963745 1.223945618 8.423667751 1.019954681 9.523445253 1.427936554 7.714579353
19 1.223945618 1.63192749 0.407981873 1.427936554 7.714579353 1.325941086 8.013580736 1.529932022 7.545307348
20 1.427936554 1.63192749 0.203990936 1.529932022 7.545307348 1.478934288 7.61235215 1.580929756 7.516710119
21 0 1.63192749 1.63192749 0.815963745 10.93503431 0.407981873 14.52390182 1.223945618 8.423667751
22 0 1.63192749 1.63192749 0.815963745 10.93503431 0.407981873 14.52390182 1.223945618 8.423667751
23 0.815963745 1.63192749 0.815963745 1.223945618 8.423667751 1.019954681 9.523445253 1.427936554 7.714579353
24 1.223945618 1.63192749 0.407981873 1.427936554 7.714579353 1.325941086 8.013580736 1.529932022 7.545307348
25 1.427936554 1.63192749 0.203990936 1.529932022 7.545307348 1.478934288 7.61235215 1.580929756 7.516710119
26 1.529932022 1.63192749 0.101995468 1.580929756 7.516710119 1.555430889 7.525980343 1.606428623 7.517982397
27 1.555430889 1.606428623 0.050997734 1.580929756 7.516710119 1.568180323 7.520058582 1.59367919 7.515996721
28 1.580929756 1.606428623 0.025498867 1.59367919 7.515996721 1.587304473 7.51602009 1.600053906 7.516648085
29 1.587304473 1.600053906 0.012749434 1.59367919 7.515996721 1.590491831 7.515924572 1.596866548 7.516237552
5E+135
4E+135
f(Xm)
3E+135
f(Xm)
2E+135
1E+135
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
:: Analisis:
Pada metode interval halving, untuk setiap iterasi, L akan berkurang setengahnya. Pada grafik di atas, dapat
dilihat bahwa pada iterasi pertama hingga iterasi ke-2, grafik mengalami peningkatan. Hal ini karena pada
iterasi pertama menghasilkan nilai f(Xm) yang tak terhingga (Excel menggunakan keterangan #NUM).
Karena Excel tidak dapat mengidentifikasikan #NUM, sehingga untuk mendapatkan nilai a dan b pada
iterasi ke-2, digunakan cara manual karena fungsi logika tidak dapat digunakan (menghasilkan #NUM juga).
Setelah itu pada iterasi ke-3 dan seterusnya, digunakan fungsi logika. Excel mengidentifikasi nilai tak hingga
Page 3
Maria Khristina R.H.
[METODE INTERVAL HALVING & GOLDEN SECTION] 2509100050
Dosen: Budi Santosa MATOP-C
dengan menggunakan #NUM, sehingga ketika dibuat grafik, nilai f(Xm) pada iterasi 1 diasumsikan 0.
Sedangkan dari iterasi ke-2 hingga iterasi ke-29 (L telah mencapai nilai 0,01), nilai f(Xm) yang merupakan
nilai fungsi dari Xm (titik tengah) terkadang mengalami penurunan atau konstan setiap kali dilakukan
iterasi. Karena nilai f(Xm) yang terlalu kecil, sehingga ketika dibuat grafiknya, nilai f(Xm) akan diasumsikan 0
(seperti yang terlihat pada iterasi ke-3 hingga iterasi ke-29). Terjadinya penurunan atau konstannya nilai Xm
ini bergantung pada daerah yang dieliminasi. Nilai Xm bergantung dari besarnya nilai a dan b. Jika
diperhatikan ada beberapa iterasi berurutan yang menghasilkan Xm yang sama, hal ini terkait dengan
daerah yang dieliminasi. Apabila yang dieliminasi adalah daerah (a,Xm) atau (Xm,b), maka pada iterasi
tersebut nilai Xm akan lebih kecil daripada Xm pada iterasi sebelumnya (Xm bergeser ke nilai yang lebih
kecil). Sedangkan apabila yang dieliminasi adalah daerah (a,X1) dan (X2,b), pada iterasi tersebut nilai Xm
akan sama dengan Xm pada iterasi sebelumnya (konstan).
2E+207
f((x1+x2)/2)
1.5E+207
f((x1+x2)/2)
1E+207
5E+206
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920
Page 4
Maria Khristina R.H.
[METODE INTERVAL HALVING & GOLDEN SECTION] 2509100050
Dosen: Budi Santosa MATOP-C
:: Analisis:
Pada metode golden section, untuk setiap iterasi, L akan berkurang sebesar 1,618 kalinya. Pada grafik di
atas, dapat dilihat bahwa pada iterasi pertama hingga iterasi ke-2, grafik mengalami peningkatan. Hal ini
karena pada iterasi pertama menghasilkan nilai f((x1+x2)/2) yang tak terhingga (Excel menggunakan
keterangan #NUM). Karena Excel tidak dapat mengidentifikasikan #NUM, sehingga untuk mendapatkan
nilai a dan b pada iterasi ke-2 dan ke-3, digunakan cara manual karena fungsi logika tidak dapat digunakan
(menghasilkan #NUM juga). Setelah itu pada iterasi ke-4 dan seterusnya, digunakan fungsi logika.. Excel
mengidentifikasi nilai tak hingga dengan menggunakan #NUM, sehingga ketika dibuat grafik, nilai
f((x1+x2)/2) pada iterasi 1 diasumsikan 0. Sedangkan pada iterasi ke-2 hingga iterasi ke-20 (L telah
mencapai nilai 0,01), nilai f((x1+x2)/2) yang merupakan nilai fungsi dari (x1+x2)/2 (titik tengah) terkadang
mengalami penurunan atau konstan setiap kali dilakukan iterasi. Karena nilai f((x1+x2)/2) yang terlalu kecil,
sehingga ketika dibuat grafiknya, nilai f((x1+x2)/2) akan diasumsikan 0 (seperti yang terlihat pada iterasi ke-
3 hingga iterasi ke-20). Terjadinya penurunan atau konstannya nilai (x1+x2)/2 ini bergantung pada daerah
yang dieliminasi. Apabila pada iterasi tersebut, yang dieliminasi adalah daerah (a,x1) atau (a,x2), maka nilai
(x1+x2)/2 akan lebih kecil daripada nilai pada iterasi sebelumnya. Sedangkan jika pada iterasi tersebut yang
dieliminasi adalah daerah (a,X1) dan (X2,b), maka nilai (x1+x2)/2 akan sama (konstan) dengan nilai
(x1+x2)/2 pada iterasi sebelumnya. Besarnya nilai (x1+x2)/2 tentu akan mempengaruhi besarnya
f((x1+x2)/2) juga.
Page 5