Anda di halaman 1dari 62

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER- 31 /PJ/2009 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS TATACARAPEMOTONGAN, PENYETORAN PELAPORAN DAN PAJAKPENGHASILAN PASAL21 DAN/ATAU PAJAKPENGHASILAN PASAL26 SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA,DANKEGIATAN OHANG PRIBADI
DIREKTUR JENDERALPAJAK Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaanketentuan pasal 24 peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk pelaksanaanpemotongan pajak atas Penghasilan Sehubungan dengan pekerjaan,Jasa, dan KegiatanOrang Pribadi, dan ketentuan Pasal 4 peraturan Menterj Keuangan Nomor 2541PMK.O312008 tentang PenetapanBagian penghasilanSehubungandengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan pajak penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak penghasilan pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan pekerjaan,Jasa, dan Kegiatan OrangPribadi;

Mengingat: 1 . Undang-Undang Nomor6 Tahunlg83 tentang Ketentuan Umumdan Tata CaraPerpajakan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun1983Nomor 49, TambahanLembaranNegara RepubliklndonesiaNomor 3262) sebagaimana telahbeberapa diubah kali terakhir denganUndang-Undang Nomor16 Tahun2009(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009 Nomor Tambahan 62, Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 4999); Undang-Undang Nomor Tahun 7 1983 tentang Pajak (Lembaran Penghasilan NegaraRepublik Indonesia Tahun1983Nomor50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263)sebagaimana beberapa telah kali diubah terakhir dengan Undang-Undang (Lembaran Nomor Tahun2OOB 36 Negara Republik Indonesia Tahun2008Nomor138,Tambahan Lembaran Negara Bepublik Indonesia Nomor 4893); Peraturan MenteriKeuangan Nomor 1841PMK.O312007 tentangPenentuan TanggalJatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak,dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan PelaporanPajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak: PeraturanMenteriKeuanganNomor 250/Pl\,4K.03/2008 tentang Besarnya Biaya Jabatan yangDapat atauBiaya Pensiun Dikurangkan Penghasilan dari BrutoPegawai Tetap atauPensiunan; 5- PeraturanMenteri KeuanganNomor 2521PMK.03|2OOB tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemolongan Pajakatas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, danKegiatan Orang Pribadi; Peraturan MenteriKeuangan Nomor2'4|PMK.Oz|ZOOA tentangPenetapan BagianPenghasilan Sehubungan denganPekerjaan Pegawai dari Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnyayang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan;

[/EMUTUSKAN: MenetaDkan: PERATURAN DIREKTUR TEKNIS JENDERAL PAJAK TENTANGPEDOMAN TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORANPAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAUPAJAK PENGHASILAN PASAL 26 SEHUBUNGAN DENGANPEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN ORANG PRIBADI.

BABI KETENTUAN UMUI\iI Pasal1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak yangdimaksud ini, dengan: 1. Undang-Undang PajakPenghasilan adalahUndang-Undang Nomor7 Tahun 1983 tentang PajakPenghasilan sebagaimana telahbeberapa diubah kali ierakhir dengan Undang-Undang Nomor Tahun 36 2008. jasa, P4ak Penghasilan pekerjaan, dan kegiatan sehubungan yangdilakukan dengan olehWajibPajakorangpribadi yangselanjutnya Subjek Pajakdalamnegeri, disebut PPh Pasal 21, adalah pa.iakatas penghasilan berupagaji, upah, honorarium, tunjangan, pembayaran dengan dan lain namadandalam sehubungan bentuk apapun pekerjaan jabatan, jasa,dan kegiatan dengan atau yangdilakukan orangpribadi oleh Subjek Pajakdalamnegeri, sebagaimana dimaksud dalamPasal21 Undang-Undang Pajak Penghasilan. jasa, PajakPenghasilan pekerjaan, dan kegiatan yangdilakukan sehubungan dengan pribadi olehWajibPajak yangselanjutnya orang Subjek Pajak luarnegeri, disebut PPh pajak Pasal adalah 26, gaji,upah, ataspenghasilan berupa honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengannama dan dalam bentukapapunsehubungan dengan pekerjaan jabatan, jasa,dan kegiatan yangdilakukan atau Subjek olehorangpribadi Pajakluar negeri,sebagaimana Pajak dimaksud dalam Pasal26 Undang-Undang Penghasilan. Pemotong PPhPasal21 danlatau PPhPasal26 adalah WaiibPajakorangpribadi atau WajibPajakbadan, termasuk bentuk usaha kewajiban untuk tetap,yangmempunyai jasa, pemotongan pajakataspenghasilan melakukan pekerjaan, sehubungan dengan pribadi dan kegiatan orang sebagaimana dimaksud dalamPasal21 dan Pasal26 Undang-Undang Penghasilan. Pajak Badan adalah badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal1 angka Undang-Undang 3 Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telahbeberapa diubah kali Nomor16 terakhir dengan Undang-Undang Tahun 2009. Penyelenggara Kegiatan adalah WajibPajakorangpribadi atauWajib Pajakbadan pembayaran sebagai penyelenggara imbalan kegiatantertentuyang melakukan dengannamadan dalambentuk dengan apapunkepada orangpribadi sehubungan pelaksanaan kegiatan tersebut. yang Dipotong Penerima Penghasilan PPh Pasal21 adalahorangpribadidengan status sebagai Subjek Pajak dalam negeri yang menerimaatau memperoleh penghasilan dengannamadan dalambentuk sepanjang tidakdikecualikan apapun, dalamPeraturan Direktur Pajakini, dari Pemotong PPh Pasal21 dan/atau Jenderal yang jasa pekerjaan, ataukegialan PPhPasal sebagai 26 imbalan sehubungan dengan dilakukanbaik dalam hubungannya sebagaipegawaimaupun bukan pegawai, penerima pensiun. termasuk

2.

3.

4.

5.

6.

7.

yang Dipotong PPh Pasal26 adalahorangpribadidengan Penerima Penghasilan penghasilan yangmenerima memperoleh atau Pajak luarnegeri status sebagai Subjek dalam tidak dikecualikan dengan nama dan dalam bentuk apapun,sepanjang PPh PPh Pasal21 dan/atau Paiakini, dari Pemotong Peraturan Direktur Jenderal jasa yang Pasal26 sebagai imbalan sehubungan denganpekerjaan, atau kegiatan sebagaipegawaimaupun bukan pegawai, dilakukanbaik dalam hubungannya penerima pensiun. termasuk
o

pegawal padapemberi pribadi yangbekerja baiksebagai kerja, Pegawai adalah orang tetap atau pegawai tidak tetap/tenagakerja lepas berdasarkanperianjianatau suatu melaksanakan untuk kesepakatan baiksecara keria tertulis maupun tidaktertulis, yang pekerjaan imbalan dalamjabatan atau kegiatan tertentu denganmemperoleh penyelesaian pekerjaan, ketentuan lain periode atau dibayarkan berdasarkan tertentu, pekerjaan pemberi yang melakukan yang ditetapkan kerja,termasuk orangpribadi jabatan milik daerah. usaha negeri ataubadan usaha miliknegara ataubadan dalam

penghasilan dalam pegawai yang menerima 1 0 . Pegawai tetapadalah ataumemperoleh jumlah dewan dan dewan komisaris anggota tertentu secara teratur, termasuk anggota pengawas yang secarateraturterus menerusikut mengelola kegiatanperusahaan jangka yangbekerja kontrak untuksuatu langsung, sertapegawai berdasarkan secara pegawai yang bersangkutan bekerjapenuh(fu timel dalam waktutertentusepanjang pekerjaan tersebut11.

Pegawaitidak tetap/tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan yang bersangkutan bekerja, berdasarkan apabilapegawai iumlahhari jumlahunit hasilpekerjaan yang dihasilkan suatujenis atau penyelesaian bekerja, pekerjaan diminta yang olehpemberi kerja. pegawai pribadi tetapdan Penerima Penghasilan Bukan Pegawai adalah orang selain penghasilan pegawai dengannama tidaktetap/tenaga kerjalepasyangmemperoleh PPh Pasal26 PPh Pasal21 danlatau dan dalambentukapapundari Pemotong sebagai imbalan atas pekerjaan,jasa atau kegiatan tertentu yang dilakukan perintah penghasilan. berdasarkan ataupermintaan pemberi dari

yang terlibat tertenlu, dalamsuatukegiatan 1 3 . Peserta kegiatan adalahorangpribadi pendidikan, termasuk mengikutirapat, sidang, seminar,lokakarya(workshop'1, pertunjukan, imbalan atau olahraga, kegiatan atau lainnya menerima memperoleh dan sehubungan dengan keikutsertaannya kegiatan dalam tersebul. yang menerima atau pensiunadalahorang pribadiatau ahli warisnya 1 4 . Penerima orang yang dilakukan masalalu,termasuk di memperoleh imbalan untukpekerjaan pribadi yangmenerima hari hari atauahliwarisnya tunjangan tuaataujaminan tua.

bagi adalahpenghasilan pegawai Penghasilan Pegawai Tetapyang Bersifat Teratur dengannama dan tetap berupagaji atau upah,segalamacamtunjangan, imbalan yangditetapkan oleh yang diberikan apapun secaraperiodik berdasarkan ketentuan pemberi kerja, termasuk uanglembur.
to.

bagi Penghasilan Pegawai Teiap yang Bersifat Tidak Teraturadalahpenghasilan yangbersifat yangditerimasekalidalamsatu pegawai teratur, tetapselainpenghasilan jasa Hari Tunjangan Raya(THR), tahunatauperiode lainnya, antara berupa lain bonus, apapun. produksi, gratifikasi, imbalan nama sejenis lainnya dengan tantiem, atau

yang pegawai yang diterima ataudiperoleh 1 7 . Upah harianadalahupahatau imbalan harian. terutang ataudibayarkan secara yang pegawai yangditerima ataudiperoleh adalah upahatauimbalan 1 8 . Upahmingguan secara mingguan. terutang dibayarkan atau yang pegawai yang diterima ataudiperoleh 1 9 . Upahsatuan adalahupahatau imbalan yang jumlah hasilpekerjaan dihasilkan unit berdasarkan terutang ataudibayarkan

Upah boronganadalahupah atau imbalanyang diterimaatau diperoleh pegawaiyang terutang atau dibayarkanberdasarkanpenyelesaian suatu jenis pekerjaantertentu.

21. lmbalankepadabukan pegawaiadalahpenghasilan dengan nama dan dalam bentuk


apapun yang terutang atau diberikankepada bukan pegawai sehubungandengan jasa, atau kegiatanyang dilakukan, pekerjaan, antaralain berupahonorarium, komisi, fee, dan penghasilan sejenislainnya. lmbalan kepada bukan pegawai yang bersifat berkesinambungan adalah imbalan kepada bukan pegawaiyang dibayar atau terutang lebih dari satu kali dalam satu tahun kalender jasa,atau kegiatan. sehubungan denganpekerjaan,

23. lmbalankepadapesertakegiatanadalahpenghasilan dengannama dan dalam bentuk


apapun yang terutang atau diberikan kepada peserta kegiatan tertentu, antara lain oerupa uang sal(u, uang representasi,uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan, penghasilan dan sejenislainnya. 24. lvlasaPajak terakhir adalah masa Desemberatau masa pajaktertentu di mana pegawai tetap berhentibekeria.

BABII PEMOTONG PASAL DAN/ATAU PASAL PPh 21 PPh 26 Pasal2 (1) Pemotong Pasal danlatau pasal26,meliputi: PPh 21 PPh pemberi a. kerjayang terdiridari orangpribadi pusat dan badan,baik merupakan maupuncabang,perwakilan atau unit yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, pembayaran dengan dan laih namadan dalambentuk apapun, sebagai imbalan sehubungan pekerjaan jasayangdilakukan pegawai dengan atau oleh atau bukanpegawai; b. bendahara ataupemegang pemerintah, kas termasuk bendahara atau pemegang pemerintah kas pada Pemerintah Pusattermasuk institusi TNI/POLR|, Daerah, instansi pemerintah, ataulembaga lembaga-lembaga negara lainnya, Kedutaan dan Besar Republlk Indonesia luarnegeri, yangmembayarkan upah, di gaji, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan pekerjaan jabatan, jasa, dengan atau dankegiatan; c. danapensiun, penyelenggara jaminan badan sosial tenaga kerja, dan badan-badan lainyangmembayar uangpensiun tunjangan tuaataujaminan tua; dan hari hari d. orangpribadi yangmelakukan kegiatan usahaatau pekerjaan bebassertabadan yangmembayar: 1. honorarium jasa atau pembayaran sebagai lain imbaian sehubungan dengan dan/atau kegiatan yangdilakukan orang pribadi oleh dengan status Pajak Subjek jasatenaga yangmelakukan dalamnegeri, termasuk pekerjaan ahli bebas dan bertindak untuk dan atas namanvasendiri.bukan untuk dan atas nama persekutuannya; 2. honorarium pembayaran sebagai atau lain imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yangdilakukan oleh orangpribadi dengan statusSubjekPajakluar negeri; 3. honorarium pelatihan, atau imbalanlain kepadapesertapendidikan, dan magang;

e. penyelenggara kegiatan, yang bersifat termasukbadan pemerintah, organisasi perkumpulan, nasional internasional, dan yang orangpribadi sertalembaga lainnya menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium,hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada WajibPajak orangpribadi dalam negeri berkenaan dengan suatukegiatan. (2) Tidaktermasuk pemberi sebagai kerjayang mempunyai kewajiban untukmelakukan pemotongan pajak padaayat(1)huruf adalah: sebagaimana dimaksud a perwakilan a. kantor negara asing; b. organisasi-organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalamPasal3 ayat (1) huruf c Undang-Undang yang telah ditetapkan PajakPenghasilan, oleh Menteri Keuangan; c. pemberi yangtidakmelakukan kerjaorangpribadi kegiatan usahaatau pekerjaan yangsemata-mata bebas pekerjaan mempekerjakan pribadi untuk melakukan orang rumah tangga ataupekerjaan bukan dalam rangka kegiatan usaha atau melakukan pekerjaan bebas. (3) Dalamhal organisasi internasional memenuhi tidak ketentuan sebagaimana dimaksud padaayat(2)huruf organisasi b, pemberi yang internasional dimaksud merupakan kerja berkewajiban pemotongan pajak. melakukan

BABIII PENERIMA PENGHASILAN YANGDIPOTONG PASAL PPh 21 DAN/ATAU PASAL PPh 26 Pasal3 yangDipotong Penerima Penghasilan PPh Pasal21 danlatau PPh Pasal26 adalah orang pribadi yangmerupakan: a. pegawai; b. penerima pensiun uangpesangon, pensiun, atauuangmanfaat tunjangan tua,atau hari jaminan tua,termasuk warisnya; hari ahli yang menerima c. bukanpegawai penghasilan atau memperoleh sehubungan dengan pekerjaan, ataukegiatan, jasa, antara meliputi: lain 1. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas,yang terdiri dari pengacara, akuntan, penilai, aktuaris; arsitek, doKer, konsultan, notaris, dan pembawa 2. pemain penyanyi, musik, pelawak, acara, bintang film,bintang sinetron, bintangiklan,sutradara, film, {oto model,peragawan/peragawati, pemain kru penari, pemahat, pelukis, seniman drama, dan lainnya; 3. olahragawan; pengajar, 4. penasihat, pelatih, penceramah, penyuluh, moderator; dan peneliti, penerjemah; 5. pengarang, dan 6. pemberijasa dalam segala bidangtermasukteknik,komputerdan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomidan sosial serta jasa pemberi kepada suatu kepanitiaan; 7. ageniklan; proyek; 8. pengawas ataupengelola 9. pembawapesananatau yang menemukan atau yang meniadi langganan perantara; penjaia 10. petugas barang dagangan; 11. petugas dinasluarasuransi; 'f2. distributor perusahaan sejenis multilevel marketing ataudirectsellingdan kegiatan lainnya;

d. peserta yang menerima kegiatan atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya suatu dalam kegiatan, antara meliputi: lain perlombaan 1. peserta dalam segala bidang, antara perlombaan raga, lain olah seni, ketangkasan, pengetahuan, ilmu teknologi perlombaan dan lainnya; 2. pesetta rapat, pertemuan, kunjungan konferensi, sidang, atau kerja; 3. peserta atauanggota dalamsuatukepanitiaan penyelenggara sebagai kegiatan tertentu; pendidikan, 4. peserta pelatihan, magang; dan 5. peserta kegiatan lainnya. Pasal 4 pph pasal 21 Tidaktermasuk dalampengertian Penerima yang Dipotong Penghasilan pasal adalah: dan/atau Pasal sebagaimana PPh 26, dimaksud dalam 3 a. pejabat perwakilan diplomatik konsulat dan atau pejabat lain dari negara asing,dan yang diperbantukan orang-orang yang bekerja kepadamereka pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia di Indonesia dan tidakmenerima penghasilan di luarjabatan atau memperoleh lain atau pekerjaannya tersebut, yangbersangkutan sertanegara perlakuan memberikan timbal balik; pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalampasalO ayat (1) hurufc Undang-Undang PajakPenghasilan, yang telahditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan warga negara Indonesia tidakmenjalankan dan usaha ataukegiatan pekeriaan untuk atau penghasilan Indonesia. lain memperoleh dari

b.

BAB IV PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL21 DAN/ATAU PPh PASAL26 Pasal 5 (1) Penghasilan yang dipotong PPh Pasal21 daniataupph pasal26 adalah: a. b. c. pegawaitetap,baik berupapenghasilan penghasilan yang diterimaatau diperoleh yang bersifatteratur maupuntidak teratur; penerimapensiunsecarateraturberupa penghasilan yang diterima atau diperoleh uang pensiun atau penghasilan sejenisnya; penghasilan sehubungandengan pemutusanhubungankerja dan penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon,uang manfaatpensiun,tunjanganhari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran sejenis; lain penghasilan pegawaitidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan,upah boronganatau upah yang dibayarkan secara bulanan; imbalankepadabukan pegawai,antara lain berupahonorarium, komisi,fee, dan imbalan sejenisnyadengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan jasa, dan kegiatan sehubungan denganpekerjaan, yangdilakukan; imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uangrapat,honorarium, hadiahatau penghargaan dengannamadan dalambentukapapun,dan imbalansejenisdengannamaapapun.

d.

e.

f.

(2) Pnghasilanyang dipotong PPh Pasal 21 danlatau pph pasal 26 sebagaimana dimaksud pada ayat ('1) termasuk pula penerimaandalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnyadengannamadan dalambentukapapunyangdiberikan oleh: a. bukanWajib Pajak; b. Wajib Pajakyang dikenakan Pajakpenghasilan yang bersifat final;atau c. Wa.iibPajak yang dikenakanPajak Penghasilan berdasarkan norma penghltungan khusus (deem ed prof it]'. Pasal6 ( 1 ) Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 yang djterima atau diperoleh orang pribadiSubjek Pajak dalam negerimerupakanpenghasilan yang dipotongpph pasal 21. (2) Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 yang diterima atau diperoleh orang pribadiSubjekPajakluar negerimerupakan penghasitan yangdipotongpph pasal 26.

Pasal7 ( 1 ) PenghitunganPPh Pasal 21 danlalau pph pasal 26 atas penghasilanberupa penerimaan dalam bentuknaturadan/ataukenikmatan lainnyasebagalmana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) didasarkan pada harga pasar atas barang yang diberikan atau nilaiwajaratas pemberian yang diberikan. kenikmatan (2) D_alam penghasilan hal sebagaimana dimaksuddalam pasal 5 ayat (1) diterimaatau pph pasal zl aailatii pph pasal 26 diperoleh dalam mata uang asing,penghitungan pada nilaitukar (kurs)yang ditetapkan didasarkan oleh MenteriKeuangan yang berlaku pada saat pembayaran penghasilan tersebutatau padasaat dibebankan sebagaibiaya. PasalI ( 1 ) Tidaktermasuk pph pasal21 adalah: dalampengertian penghasilan yang dipotong a. pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan,asuransi kecelakaan,asuransi iiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa:

b. penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam yang bentuk apapun diberikan oleh Wajib Pajakatau pemerintah, kecualipenghasilan sebagaimani dimaksud dalam Pasal ayat(2); S c. iuran pensiunyang dibayarkan kepadadana pensiun yang pendiriannya telah disahkan olehMenteri Keuangan, jaminan iurantunjangan tua atauiuran hari hari tua kepadabadanpenyelenggara tunjangan tua atau badanpenyelenggara hari jaminan sosial tenaga yangdibayar kerja olehpemberi kerja; d. zakatyangditerima pribadi yangberhak badan olehorang dari ataulembaga amil zakatyangdibentuk ataudisahkan olehpemerintah, sumbangan atau keagamaan yangsifatnya wajibbagi pemeluk agamayangdiakuidi Indonesia yangditerima oleh orang pribadi yang berhakdari lembaga yang dibentuk keagamaan atau disahkanoleh Pemerintah sepanjang tidak ada hubungandengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, penguasaan di atau antara pjhak-pihak yang bersangkutan; e. beasiswa sebagaimana dimaksud dalamPasal ayat(3) hurufI Undang-Undang a Pajak Penghasilan. (2) Pajak Penghasilan ditanggung pemberi yang yangditanggung oleh kerja, termasuk oleh penerimaan Pemerintah, merupakan dalam bentuk kenikmatan sebagaimana dimaksud padaayat(1)huruf b.

BABV DASAR PENGENAAN PEMOTONGAN DAN PPhPASAL DAN/ATAU PASAL 21 PPh 26 Pasal I (1) Dasar pengenaan pemotongan Pasal adalah dan PPh 21 sebagai berikut: a. Penghasilan Pajak, yangberlaku Kena bagi:
,. yegawa' LeuP!

pensiunberkala; 2. penerima 3. pegawaitidak tetap yang penghasilannya dibayarsecara bulananatau jumlah kumulatif penghasilanyang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender telah melebihiRp1.320.000,00 (satujuta tiga ratusdua puluhribu rupiah); 4. bukan pegawaisebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 huruf c selain tenaga ahli,yang menerima yang bersifat imbalan berkesinambungan. yang melebihiRp150.000,00 b. Jumlah penghasilan (seratuslima puluh ribu) sehari, yang berlaku bagi pegawai tidak tetap yang menerima upah harian, upah mrngguan,upah satuan atau upah borongan,sepanjangpenghasilankumulatif yang diterima dalam 1 (satu)bulan kalenderbelummelebihiRp1.320.000,00 (satu juta tiga ratusdua puluhribu rupiah); c. 50% (lima puluh persen)dari jumlah penghasilan bruto,yang berlakubagi tenaga ahli yang melakukanpekerjaanbebas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 h u r u fc a n g k a1 ; d. Jumlah penghasilanbruto, yang berlaku bagj penerima penghasilanselain penerima penghasilan padahurufa, b, dan hurufc. sebagaimana dimaksud (21 Dasarpengenaan dan pemotongan PPh Pasal26 adalahjumlahpenghasilan bruto. Pasal10 (1) Jumlah penghasilan yang bruto yang diterimaatau diperolehPenerimaPenghasilan DipotongPPh Pasal 21 danlalau PPh pasal 26 adalahseluruhjumlah penghasilan sebagaimanadimaksuddalam Pasal 5 yang diterimaatau diperolehdalam suatu periodeatau padasaat dibayarkan.

(21 PenghasilanKena Pajak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 9 ayat (1) hurul a adalahsebagaiberikut: a. bagi pegawai tetap dan penerima pensiun berkala,sebesar penghasilan neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak(PTKP); b. bagi pegawai tidaktetap,sebesarpenghasilan brutodikurangi PTKP; c. bagi bukan pegawai,sebesar penghasilan bruto dikurangiPTKP yang dihitung secarabulanan. (3) Besarnyapenghasilan neto bagi pegawaitetap yang dipotongPPh Pasal 21 adalah jumlahseluruhpenghasilan brutodikurangi dengan: a. biayajabatan,sebesar5% (limapersen)dari penghasilan bruto,setinggi-tingginya (enamjuta (lima ratus ribu rupiah)sebulanatau Rp6.000.000,00 Rp500.000,00 rupiah)setahun; iuran yang terkaitdengan gaji yang dibayaroleh pegawaikepadadana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau badan penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang dipersamakan yang pendiriannya dengandana pensiun telahdisahkan oleh MenteriKeuangan.

b.

pph pasal Besarnya penghasilan bagipenerima pensiun neto yangdipotong berkala jumlah 21 adalah penghasilan seluruh brutodikurangi dengan biayapensiun, sebesar 5% (limapersen) penghasilan dari bruto, setinggi-tingginya (dua Rp2OO.O0O,OOratus riburupiah) sebulan atauRp2.a00.000,00 jutaempat (dua ratus riburupiah) setahun. (5) Dalam bukan pegawai hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal huruf selain 3 c tenaga jasa ahlimemberikan kepada Pemotong Pasal danlatau Pasal PPh 21 PPh 26: a. mempekerjakan orang lain sebagai pegawainyamaka besarnya jumlah penghasilan jumlah brutosebagaimana padaayat (1) adalahsebesar dimaksud pembayaran setelah dikurangi gaji atauupahdari pegawai denganbagian yang dipekerjakantersebut, kecuali apabila dalam kontrak/perjanjian tidak dapat dipisahkan bagiangaji atau upah dari pegawai yang dipekerjakan tersebutmaka penghasilan tersebut besarnya jumlah bruto yangdibayarkan; adalah sebesar b. melakukan penyerahan jumlahpenghasilan material atau barang makabesarnya brutosebagaimana dimaksud padaayat (1) hanyaataspemberian jasanya saja, kecuali apabila dalamkontrak/perjanjian dapatdipisahkan pemberian tidak antara jasa denganmaterial atau barangmaka besarnya penghasilan bruto tersebut pemberian danmaterial barang. jasa termasuk atau (6) Dalam jumlah penghasilan sebagaimana hal padaayat(1)dibayarkan bruto dimaksud kepada yangmelakukan dokter praktik rumah di sakitdan/atau klinikmakabesarnya jumlah penghasilan adalah jasa bruto yangdibayar sebesar dokter olehpasien melalui rumah sakitdan/atau klinik sebelum dipotong biaya-biaya bagihasilolehrumah atau sakitdan/atau klinik.
(4)

Pasal11
( 1 ) Besarnya PTKPpertahun adalah sebagai berikut:

a. Rp15.840.000,00 belas jutadelapan (lima puluhriburupiah) ratus empat untuk diri WajibPajak pribadi; orang b. Rp1.320.000,00 jutatigaratusdua puluh (saiu riburupiah) tambahan untuk Wajib yangkawin; Pajak c. Rp1.320.000,00 jutatigaratusdua puluh (satu riburupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalamgarisketurunan lurus sertaanakangkat, yangmenjadi paling tanggungan sepenuhnya, banyak (tiga) 3 orang untuk setiap keluarga. (21 PTKPperbulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat(2)huruf adalah 1O c PTKP pertahun sebagaimana padaayat(1)dibagi (duabelas), dimaksud 12 sebesar: a. Rp1.320.000,00 jutatigaratusdua puluhriburupiah) (satu untukdiriWajibpajak pribadi; orang b. Rp110.000,00 (seratus sepuluh ribu rupiah) tambahan untukWajib Pajakyang kawin; c. Rp110.000,00 (seratus sepuluhribu rupiah) tambahan untuk setiapanggota keluarga sedarah keluarga dan semenda dalamgariskelurunan lurussertaanak yangmenjadi angkat, tanggungan paling sepenuhnya, banyak (tiga) 3 oranguntuk setiap keluarga. (3) Besarnya PTKPbagikaryawati berlaku ketentuan sebagai berikut: a. bagi karyawati kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri; b. bagi karyawati tidakkawin, sebesar PTKP PTKPuntukdirinya sendiri ditambah yangmenjadi untuk keluarga tanggungan sepenuhnya.
(4)

Dalam hal karyawati kawindapat menunjukkan keterangan tertulisdari Pemerintah Daerah setempat yangmenyatakan serendah-rendahnya kecamatan bahwasuaminya tidakmenerima penghasilan, ataumemperoleh besarnya PTKPadalahPTKPuntuk yang dirinyasendiriditambah PTKPuntukstatuskawindan PTKPuntukkeluarga menjadi tanggungan sepenuhnya.

,1,

(5) (6)

Besarnya PTKPditentukan berdasarkan keadaanpadaawaltahunkalender. Dikecualikan dari ketentuansebagaimana dimaksudpada ayat (5), besarnyapTKp untuk pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesiadalam bagian tahun kalender ditentukan berdasarkan keadaanpadaawal bulandari baoiantahunkalender yang bersangkUtan. Pasal12

( 1 ) Atas penghasilanbagi pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang tidak dibayar secarabulananataujumlahkumulatifnya dalam i (satu)bulankalenderbelummelebihi Rp1.320.000,00 (satujuta tiga ratus dua puluh ribu rupiah), berlakuketentuan sebagai berikut: a. tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal21, dalam hal penghasilan sehariatau ratarata penghasilansehari belum melebihi Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah); b. dilakukanpemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari melebihi Rp150.000,00 (seratuslima puluh ribu rupiah), dan jumlah sebesar Rp150.000,00 (seratuslima puluh ribu rupiah)tersebutmerupakan jumlahyang dapatdikurangkan penghasilan dari bruto. (2) Rata-ratapenghasilan sehari sebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan. (3) Dalam hal pegawaitidak tetap telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam I (satu) bulan kalendermelebihiRp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) maka jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah sebesar pTKp yang sebenarnya. (4) PTKP yang sebenarnya sebagaimana dimaksudpada ayat (3) adalah sebesarpTKp untukiumlahharikerjayangsebenarnya. (5) PTKP seharisebagaidasar untukmenetapkan pTKp yang sebenarnya adalahsebesar PTKP per tahun sebagaimana dimaksud datamPasal11 ayat (1) dibagi360 (tigaratus enam puluh)hari.

(6) Dalam hal berdasarkan ketentuandi bidang ketenagakerjaan diatur kewajibanuntuk

pegawaitidak tetap atau tenagakerja lepasdalam programjaminan mengikutsertakan hari tua atau lunjanganhari tua, maka iuraniaminanhari tua atau iurantunjanganhari tua yang dibayarsendiri jaminan oleh pegawai tidaktetap kepadabadanpenyelenggara sosial tenaga kerja atau badan penyelenggara tunjanganhari tua, dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Pasal13

( 1 ) Penerimapenghasilan bukan pegawaisebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (l) huruf a angka 4 dapat memperolehpenguranganberupa PTKP sepanjang yang bersangkutan telah mempunyaiNomor Pokok Wajjb Pajak dan hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerjadenganPemotong PPh Pasal21 dan/atauPPh Pasal 26 sertatidak memperoleh penghasilan lainnya.

(2) Untuk dapat memperolehpengurangan berupa PTKP sebagaimana dimaksudpada


ayat (1), penerima penghasilanbukan pegawai harus menyerahkan fotokopi kartu Nomor PokokWajib Pajak,dan bagi wanita kawin harus menyerahkan fotokopikartu NomorPokokWajib Pajaksuamisertafotokopi suratnikahdan kartukeluarga.

BABVI TARIF PEMOTONGAN PAJAK DANPENERAPANNYA Pasal 14


( 1 ) Tarif berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan

diterapkan atasPenghasilan KenaPajakdari: a. pegawai tetap; pensiun b. penerima yangdibayarkan berkala secara bulanan; c. pegawai tidaktetapatautenagakerjalepasyangdibayarkan secarabulanan. (2) Untukperhitungan Pasal21 yangharusdipotong PPh setiapmasapaiak,kecualimasa pajakterakhir, tarif diterapkan penghasilan yangakandiperoleh atas perkiraan selama 1 (satu) tahun,dengan ketentuan sebagai berikut: a. perkiraan jumlahpenghasilan yangbersifat ataspenghasilan teratur adalah teratur dalam (satu) 1 bulan dikalikan (dua 12 belas); b. dalam hal terdapattambahanpenghasilan yang bersifattidak teratur maka perkiraan penghasilan yangakandiperoleh selama1 (satu)tahunadalah sebesar jumlahpenghasilan yang bersifat dengan tidak iumlahpada hurufa ditambah teratur. (3) JumlahPPh Pasal21 yang harusdipotong untuksetiapmasa pajaksebagaimana padaayal(2)adalah: dimaksud a. atas penghasilan yangbersifat teraturadalah sebesar PajakPenghasilan terutang penghasilan atasjumlah padaayat (2) hurufa dibagi12 sebagaimana dimaksud (duabelas); b. atas penghasilan yang bersifat tidak teraturadalahsebesarselisihantaraPajak yang Penghasilan terutang jumlah penghasilan pada atas sebagaimana dimaksud ayat(2)huruf dengan b yang penghasilan Pajak Penghasilan terutang jumlah atas sebagaimana padaayat (2)hurufa. dimaksud Dalamhal pegawaitetap mempunyai pajak subjektff kewajiban terhitungsejak awal tahun kelender dan mulai bekerjasetelahbulanJanuari, pegawai yang termasuk sebelumnya bekerjapada pemberikerja lain, banyaknya bulan yang menjadifaktor pengalisebagaimana pada ayat (2) atau laktor pembagi dimaksud sebagaimana padaayat (3) adalahjumlahbulantersisadalamtahunkalender dimaksud sejakyang bersangkutan bekerja. mulai Besarnya PPh Pasal21 yang harusdipotong untukmasapajakterakhir adalahselisih antaraPajakPenghasilan yangterutang penghasilan atasseluruh kenapajakselama1 (satu)tahunpajakatau bagiantahunpaiakdenganPPh Pasal21 yangtelahdipotong padamasa-masa pajak yangbersangkutan. sebelumnya dalam tahun Dalam hal pegawaitetap kewajiban pajak subjektifnya hanyameliputibagiantahun pajak makaperhitungan Pasal yangterutang PPh 21 untuk bagian tahunpajak tersebut dihitung penghasilan berdasarkan kenapajakyangdisetahunkan, dengan sebanding jumlah bulan dalam pajak yangbersangkutan. bagian tahun Dalamhal pegawai tetapberhenti bekerja sebelum bulanDesember jumlahPPh dan Pasal yangtelahdipotong 21 yangbersangkutan besar dalam tahunkalender lebih dari PPhPasal yangterutang 21 untuk1 (satu) tahunpaiakmakakelebihan Pasal PPh 21 yang telah dipotong tersebutdikembalikan kepadapegawai tetap yang bersangkutan bersamaan denganpemberian buKi pemotongan Pasal21, palinglambat PPh akhir bulan berikutnya setelah berhenti bekeria. JumlahPenghasilan Kena Pajaksebagai dasarpenerapan tarif Pasal17 ayat ( 1 ) huruf a Undang-Undang Pajak Pengfrasilan sebagaimana dimaksudpada ayat ( 1 ) dibulatkan bawah ke hingga penuh. ribuan

(4)

(5)

(6)

(71

(8)

Pasal 15
( 1 ) Atas penghasilan yang diterima pegawai atau diperoleh tidaktetap atau tenagakerja

lepasberupa upah harian, upahmingguan, upahsatuan, upah borongan, uang dan saku harian, sepanjangpenghasilan tidak dibayarkan secara bulanan,tarif lapisan pertama sebagaimana dimaksud dalamPasal17 ayat (1) hurufa Undang-Undang PajakPenghasilan diterapkan atas: a. jumlahpenghasilan brutosehariyang melebihi (seratus Rp150.000,00 lima puluh riburupiah); atau b. iumlah penghasilan bruto dlkurangi PTKP yang sebenarnya dalam hal jumlah penghasilan kumulatif dalam1 (satu) bulankalender ielahmelebihi Rp1.320.000,00 juta (satu tigaratus puluh dua riburupiah). juta rupiah), (enam Rp6.000.000,00 PPh Pasal21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal17 ayat(1)huruf Undang-Undang Penghasilan jumlah a Pajak atas Penghasilan yangdisetahunkan. KenaPajak Pasal 16

(2) Dalamhal jumlahpenghasilan kumulatif dalamsatu bulankalender telah metebihi

dilerapkan jumlah atas kumulatif dari: jumlah a. Penghasilan penghasilan KenaPajak sebesar yang brutodikurangi PTKP, diterima ataudiperoleh bukanpegawai sebagaimana dimaksud dalamPasal9 ayat (1)huruf angka yangmemenuhi a 4 ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat(1),yangdihitung setiap bulan; b. 50% (limapuluhpersen) jumlahpenghasilan dari brutoyangyangditerima atau diperoleh tenagaahli yang melakukan pekerjaan bebassebagaimana dimaksud dalam Pasal huruf angka 3 c 1; penghasilan untuk c. iumlah pembayaran bruto pegawai setiap imbalan kepada bukan yang bersifat berkesinambungan tidak memenuhi yang ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat(1); 13 d. jumlah penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalanyang bersifattidak teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisarisatau dewan pengawas yang tidak merangkap yang sebagaipegawai tetap pada perusahaan sama; jasa produksi, e. jumlahpenghasilan brutoberupa gratifikasi, tantiem, bonusatau imbalan lain yang bersifatiidak teratur yang diterimaatau diperolehmantan pegawai; atau f. jumlahpenghasilan penarikan program brutoberupa dana pensiun oleh peserta pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya disahkan Menteri telah oleh Keuangan. (2) Tarif berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan diteraokan atas: penghasilan untuk a. jumlah pembayaran pegawai bruto setiap imbalan kepada bukan yangtidakbersifat berkesinambungan; b. jumlahpenghasilan yangbersifat brutountuksetiapkalipembayaran utuhdantidak yangditerima peserta dipecah, oleh kegiatan. Pasal 17

( 1 ) Tarif berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan

Pengenaan Pasal bagipejabat pegawai PPh Nasional 21 negara, negeri sipil, Tentara anggota Indonesia, anggotaKepolisian atas NegaraRepublik serta para pensiunannya Indonesia, penghasilan yang menjadibebanAnggaran Pendapatan BelanjaNegaraatau Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah, diatur berdasarkan ketentuanyang ditetapkankhusus menoenai dimaksud. hal

,l-

Pasal18 Psngenaan PPh Pasal21 bagi pegawai atas uang pesangon, uangmanfaatpensiun, tunjangan haritua, atau jaminanharitua yang dibayarkan secarasekaligus, diaturberdasarkan ketentuan yangditetapkan khususmengenai dimaksud. hal

Pasal19 penghasilan brutoyangditerima jasa, ataudiperoleh sebagai imbalan ataspekerjaan, yangdilakukan orang dan kegiatan pribadi oleh dengan status Pa.jak negeri Subjek luar denganmemperhatikan ketentuan Persetujuan yang Penghindaran PajakBerganda berlaku antaraRepublik lndonesia dengannegara domisili Subjekpajak luar negeri tersebut. (21 PPhPasal sebagaimana 26 padaayat(1)tidakbersifat dalam orang dimaksud final hal pribadi sebagai WajibPajakluar negeri tersebut berubah statusmenjadi Wajibpajak dalam neoeri. BABVII TARIF PEMOTONGAN PASAL BAGIPENERIMA PPh 21 PENGHASILAN YANG TIDAK MEIVIPUNYAI NOMOR POKOK WAJIB PAJAK Pasal 20 (1) BagiPenerima yangDipotong Penghasilan PPh Pasal21 yangtidakmemitiki Nomor Pokok WajibPaiak, pemotongan Pasat dengan lebih dikenakan PPh 21 tarif tinggi 20% (duapuluhpersen) daripada yangditerapkan tarif terhadap Wajibpajakyangmemiliki Nomor Pokok WajibPajak. (2) JumlahPPh Pasal21 yang harusdipotong pada ayat (1) sebagaimana dimaksud adalahsebesar120%(seratus dua puluhpersen) dari jumlahpph pasat2t yang pokok seharusnya dipotong dalam yangbersangkutan hal memiliki Nomor Wajibpajak. (3) Pemotongan Pasal sebagaimana PPh padaayat(1)hanya 21 dimaksud berlaku untuk pemotongan Pasal yangbersifat PPh 21 tidak final. (4) Dalam pegawai hal tetapataupenerima pensiun penerima penghasilan berkala sebagai yangtelah dipotong Pasal dengan yanglebih PPh 21 tarif tinggi sebagaimana dimaksud padaayat (1), mendaftarkan untukmemperoleh diri NomorPokok WaiibPajakdalam pph yang bersangkutan tahunkalender palinglamasebelum pemotongan pasal21 untuk masapajak Desember, Pasal yangtelahdipotong selisih pengenaan PPh 21 atas tarifsebesar 20o/" (duapuluhpersen) lebihtinggi tersebut diperhitungkan dengan PPh Pasal21 yangterutang untukbulan-bulan selanjutnya setelah memiliki NomorPokok WajibPajak. BABVIII SAATTERUTANG PASAL DAN/ATAU PASAL PPh 2.I PPh 26 Pasal 21
( 1 ) PPh Pasal21 danlatau pada saat PPh Pasal26 terutangbagi Penerima Penghasilan ( 1 ) TarifPPh Pasal sebesar 26 20% (duapuluhpersen) bersifat dan finalditerapkan atas

pembayaran padasaatterutangnya dilakukan penghasilan yangbersangkutan, atau (2) PPh Pasal2'l danlalau PPh Pasal26 terutang bagi Pemotong PPh Pasal21 danlalau PPhPasal untuk 26 setiap masapaiak. (3) Saatterutanguntuksetiapmasapajaksebagaimana padaayai (2) adalah dimaksud akhirbulandilakukannya pembayaran padaakhirbulan penghasilan atau terutangnya yangbersangkutan.

BAB IX HAK DAN KEWAJIBANPEMOTONGPPh PASAL 21 DAN/ATAUPASAL 26 SERTAPENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG PAJAK Pasal 22 (1) Pemotong PPh Pasal 21 danlatau PPh Pasal 26 dan penerima penghasilanyang Dipotong PPh Pasal 21 wajib mendaftarkan diri ke Kantor pelayanan pajak sesuai dengan ketentuanyang berlaku. (2) Pegawai, penerima pensiunberkala, sertabukanpegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) hurul a angka 4 wajib membuatsurat pernyataan yang berisijumlah tanggungan keluargapada awal tahun kalenderatau pada saat mulai menjadiSubjek Pajakdalam negerisebagaidasar penentuan PTKPdan wajib menyerahkannya kepada PemotongPPh Pasal 21 danlalaupph pasal 26 pada saat mulai bekerjaatau mulai pensiun. (3) Dalam hal terjadi perubahantanggungankeluargabagi pegawai, penerima pensiun berkala dan bukan pegawaisebagaimana dimaksuddalam pasal 9 ayat (1) huruf a angka 4 wajib membuat surat pernyataan baru dan menyerahkannya kepadapemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 paling lama sebelum mulai tahun kalender berikutnya. (4) Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau pph pasal 26 wajib menghitung,memotong, menyetorkandan melaporkanPPh Pasal 21 danlalau pph pasal 26 yang terutang untuk setiapbulankalender, (5) Pemotong PPh Pasal 21 danlalau PPh Pasal 26 wajib membuat catatan atau kertas kerja perhitungan PPh Pasal21 danlalauPPh Pasal26 untukmasing-masing penerima penghasilan, yang menjadidasar pelaporan PPh Pasal21 danlalauPPh pasal 26 yang terutang untuk setiap masa pajak dan wajib menyimpan catatan atau kertas kerja perhitungan tersebut sesuaidenganketentuan yang berlaku. (6) Ketentuan pph pasal 21 dan/atau mengenaikewajiban pemotongan untuk melaporkan PPh Pasal 26 untuk setiap bulan kalendersebagaimana dimaksudpada ayat (4) tetap berlaku, dalamhal jumlahpajakyang dipotongpadabulanyang bersangkutan nihil. (7) Dalam hal dalam suatu bulan terjadi kelebihanpenyetoran pajak atas pph pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 yang terutang oleh pemotong pph pasal 21 danlalau pph pasal 26, kelebihan penyetoran tersebutdapat diperhitungkan denganPPh Pasal21 dan/atau PPh Pasal 26 yang terutangpada bulan berikutnya melaluiSurat Pemberitahuan lvlasa PPh Pasal21 dan/atau PPh pasal 26. Pasal23 (1) PemotongPPh Pasal2l dan/atauPPh Pasal26 harusmemberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap atau penerima pensiunberkala palinglama 1 (satu)bulansetelah tahunkalender berakhir. (2) Dalam hal pegawai tetap berhenti bekerjasebelumbulan Desember, buktipemotongan PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus diberikanpaling lama 1 (satu)bulansetelah yang bersangkutan berhenti bekerja. (3) PemotongPPh Pasal21 danlatauPPh Pasal 26 harus memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 atas pemotonganPPh Pasal 21 selain pegawaitetap dan penerima pensiunberkalasebagaimana dimaksudpada ayat (1), serta bukti pemotongan PPh Pasal 26 setiap kali melakukanpemotonganPPh Pasal 21 danlatauPPh Pasal 26. (4) Dalam hal dalam I (satu)bulankalender, penghasilan kepadasatu penerima dilakukan lebih dari 1 (satu) kali pembayaranpenghasilan, bukti pemolonganPPh Pasal 21 dan/atauPPh Pasal26 sebagaimana pada ayat (3) dapatdibuatsekaliuntuk dimaksud 1 (satu)bulankalender. (5) Bentukformulirpemotongan dengan PPh Pasal 21 dan/atauPPh Pasal26 ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Paiaktersendiri.

&

Pasal24 ( 1 ) PPh Pasal 21 dan/atauPPh Pasal 26 yang dipotongoleh pemotong pph pasal 2t dan/atau PPh Pasal 26 untuk setiap Masa Pajak wajib disetor ke Kantor pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri palinglama 10 (sepuluh) Keuangan, harisetelahMasa pajak berakhir. (2) Pemotong PPh Pasal 21 danlalau PPh Pasal 26 wajib melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 2'l danlatau PPh Pasal 26 untuk setiap Masa pajak yang pph pph dilakukan melaluipenyampaian SuratPemberitahuan l\,4asa pasal 21 dan/atau Pasal 26 ke Kantor PelayananPajak tempat pemotong pph pasal 21 dan/atau pph Pasal 26 terdaftar,paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa pajak berakhir. (3) Dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran pph pasat Zj danlatau pph pasal 26 sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan batas waktu pelaporanpph pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 sebagaimanadimaksud pada ayat (2) bertepatandengan hari pph pasal liburtermasukhari Sabtuatau hari liburnasional, penyetoran dan pelaporan 21 danlatau PPh Pasal26 dapatdilakukan padaharikerjaberikutnya.

Pasal 25 (1) Jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong merupakan kredit pajak bagi penerima penghasilanyang dikenakan pemotonganuntuk tahun pajak yang bersangkutan, kecualiPPh Pasal21 yang bersifat final.

pemotongan Pasal atasselisih Jumlah PPh penerapan sebesar 21 taril 20%(duapuluh persen)lebih tinggi bagi pegawai pensiunberkalasebelum tetap atau penerima memiliki NomorPokok WajibPajakyangtelahdiperhitungkan denganpph pasal21 terutang untukbulan-bulan padatahunkalender selanjutnya berikutnya sebagaimana dimaksud dalamPasal ayat(4, tidaktermasuk 20 pajaksebagaimana kredit dimaksud padaayat(1). (3) Dalam WajibPajak hal yangtelahdipotong pasal21 dengan yanglebih Pph tarif tinggi sebagaimana dimaksud dalamPasal ayat(1) mendaftarkan untukmemperoleh 20 diri NomorPokokWajibPajakmakaPPh Pasal21 yangtelahdipotong tersebut dapat dikreditkan dalam Surat Pemberitahuan TahunanPajak penghasilan Wajib pajak Orang Pribadi untuk pajak yangbersangkutan. tahun (4) Dalamhal WajibPajaksebagaimana padaayat (3) menyampaikan dimaksud Surat Pemberitahuan TahunanPajakPenghasilan jumlah lebih bayar yang menyatakan makapenyampaiannya dilakukan jangka harus dalam waktupaling lamag (tiga) tahun sejakberakhirnya pajakyangbersangkutan. tahun (5) Dalam SuratPemberitahuan hal jumlah yang Tahunan Pajak Penghasilan menyatakan lebihbayarsebagaimana padaayat (4) disampaikan dimaksud setelah (tiga) tahun 3 sesudah berakhirnya tahunpalakyang bersangkutan Wajibpajaktelahditegur dan secara tertulis,tidak dianggapsebagai Surat pemberitahuan Tahunan pajak Penghasilan. Pasal26 Petuniuk umumdan contohpenghitungan pemotongan Pasal21 danlatau PPh PPh Pasal26 adalahsebagaimana tercantum yang tidak terpisahkan dalam Lampiran dari Peraturan Direktur Jenderal Paiak ini.

(2)

BABX KETENTUAN PENUTUP Pasal27 Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajakini,Keputusan Direktur Pajak Jenderal penyetoran, Nomor KEP-5451PJ|2O0O tentangPetunjukPelaksanaan Pemotongan, dan Pelaporan PajakPenghasilan Pasal21 dan Pasal26 Sehubungan denganpekerjaan, Jasa, dan Kegiatan OrangPribadi sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Direktur Jenderal PajakNomor PER-15/PJ/2006, dicabut dinvatakan dan tidakberlaku. Pasal 28 Peraturan Direktur Jenderal Pajak mulaiberlaku padatanggal Januari ini i 2009. peraturan Direktur Agar setiap orang mengetahuinya, pengumuman memerintahkan Jenderal Pajakinidengan penempatannya dalamBerita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkandi Jakarta pada tanggal 25 Mai ro

LAMPIHANPERATURANDIRFKTURJENDEML PAJAK NOMORPER- 31 /PJ/2009TENTANG PEDOMAN TEKNISTATA CABA PEMOTONGAN, PENYETOMN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILANPASAL 21 DAN/ATAU PAJAK PENGHASILAN PASAL SEHUBUNGAN 26 DENGAN PEKERJMN, JASA, DAN KEGIATAN ORANG PRIBADI

PETUNJUK UMUM DANCONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PASAL21 DAN/ATAU PPh PPh PASAL26 BAGIANPEHTAMA: PETUNJUK UMUMPENGHITUNGAN PASAL21 DAN/ATAU PPh PPh PASAL26 I PETUNJUK UMUMPENGHITUNGAN PASAL21 UNTUKPEGAWAI PPh TETAPDAN PENERIMA PENSIUN BERKALA Penghitungan Pasal untukpegawai PPh 21 pensiun tetapdan penerima berkala dibedakan menjadi (dua), yaitu: 2 '1. Penghitungan pph masaataubulanan yangmenjadi dasarpemotongan pasal21 yang terutang untuk setiap yangdilaporkan masapajak, dalam SpT Masapph pasal21,selain masapajakDesember ataumasapajakdi manapegawai tetapberhenti bekerja; 2. Penghitungan kembali sebagaidasar pengisian Fotm 1721Aj atau '172'lA2 dan pemotongan PPh Pasal21 yangterutanguntukmasapajakDesember atau masapajak di manapegawai tetapberhenti bekerja. Penghitungan pada: kembali dilakukan ini pegawai a. bulan dimana tetapberhenti bekerja penstun; atau b. bulanDesember pegawai bagi tetapyangbekerja sampai akhirtahunkalender dan pensiun bagipenerima yangmenerima uangpensiun sampai akhir tahunkalender. l. l. Penghitungan MasaatauBulanan SelainMasapaiakDesember atauMasapaiakdi mana pegawaitetap berhenflbekeria: a. Penghitungan Pasal ataspenghasilan PPh 21 Teratur b. Penghitungan Pasal atasPenghasilan PPh 21 TtdakTeratur l.'1.a. Penghitungan Pasal ataspenghasilan PPh 21 Teratur 1.1.a.1. Penghitungan PPh Pasal2t atas Penghasilan Teraturbagi Pegawai Tetap: '1. a. Untuk menghitung pegawai PPh Pasal 21 atas penghasilan tetap,terlebih dahuludihitung seluruhpenghasilan brutoyang diterima yang meliputi atau diperoleh selamasebulan, seluruh gaji, segalajenis tunjangan dan pembayaran teraturlainnya, termasuk uanglembur (overtime) pembayaran dan sejenisnya. yang masuk programJamsostek, b. Untuk perusahaan premi (JK) JaminanKecelakaan Kerja(JKK),premiJaminanKematian dan premi (JPl9yangdibayar Jaminan Pemeliharaan Kesehatan oleh pemberi kerja merupakan penghasilan bagi pegawai. juga bagi premi asuransi yang sama diberlakukan Ketentuan jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan kerja,asuransi dwiguna, asuransi siswayangdibayarkan pemberi dan bea oleh perusahaan kerjauntukpegawai lainnya. Dalam kepada asuransi menghitung Pasal21, premitersebut PPh digabungkan dengan penghasilan kerjakepada brutoyang dibayarkan oleh pemberi Deqawai.

c. Selanjutnyadihitung jumlah penghasilanneto sebulan yang diperolehdengan cara mengurangipenghasilanbruto sebulan dengan biaya jabatan,serta iuran pensiun,iuran Jamlnan Hari Tua, dan/atau iuran TunjanganHari Tua yang dibayar sendiri oleh pegawai yang bersangkutanmelalui pemberi kerja kepada Dana yang pendiriannya Pensiun telahdisahkan oleh MenteriKeuangan atau kepada Badan Penyelenggara ProgramJamsostek. a. Selanjutnyadihitung penghasilanneto setahun, yaitu jumlah penghasilan netosebulandikalikan 12. b. Dalam hal seorang pegawai tetap dengan kewajiban pajak subjektifnya sebagaiWajib Pajak dalam negerisudah ada sejak awal tahun, tetapi mulai bekerja setelah bulan Januari, maka penghasilan neto setahun dihitung dengan mengalikan penghasilan neto sebulan dengan banyaknya bulan sejak pegawaiyang bersangkutan mulai bekerjasampaidenganbulan Desember. c. Selan.iutnya dihitung PenghasilanKena Pajak sebagai dasar penerapan Tarif Pasal 17 ayal (11hurufa UU PPh,yaitu sebesar Penghasilan neto setahunpada huruf a atau b di atas, dikurangl denganPTKP. d. SetelahdiperolehPPh terutangdengan menerapkan Tarif pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh terhadapPenghasilan Kena pajak sebagaimana dimaksudpada huruf c, selanjutnya dihitungPPh Pasal 21 sebulan,yang harus dipotongdan/ataudisetor ke kas yaitusebesar: negara, 1) jumlah PPh Pasal21 setahunatas penghasilan sebagaimana pada huru{a dibagidengan12; atau dimaksud 2) .iumlah PPh Pasal21 setahunatas penghasilan sebagaimana dimaksudpada hurufb dibagibanyaknya bulanyang menjadi faktorpengali sebagaimana pada hurufb. dimaksud 3 . a. Apabila pajak yang terutang oleh pemberi kerja tidak didasarkan atas masa gaji sebulan,maka untuk penghitungan PPh Pasal21, tersebutterlebih penghasilan dahuludijadikan iumlah penghasilan bulanan denganmempergunakan faktorperkalian sebagaiberikut: 1) Gaji untukmasaseminggu dikatikan dengan4; 2) Gaji untukmasaseharidikalikan dengan26. b. Selanjutnya dilakukan penghitunganPPh Pasal 21 sebulan dengan cara sepertidalam angka 2 di atas. c. PPh Pasal 21 atas penghasilan seminggudihitungberdasarkan PPh Pasal 21 sebulandalam huruf b dibagi 4, sedangkanPph Pasal21 atas penghasilan seharidihitungberdasarkan PPh Pasal 21 sebulandalamhurufb dibagi26. Jika kepada pegawaidi sampingdibayargaji bulananjuga dibayar kenaikan gaji yang berlaku surut (rapel),misalnya untuk 5 (tima) bulan,maka penghitungan PPh Pasal21 atas rapeltersebutadalah sebagaiberikut: a. rapel dibagi dengan banyaknyabulan perolehanrapel tersebut (dalamhal ini 5 bulan); b. hasil pembagianrapel tersebut ditambahkanpada gaji setiap bulan sebelum adanya kenaikan gaji, yang sudah dikenakan pemotongan PPh Pasal21; c. PPh Pasal21 atas gaji untuk bulan-bulan setelahada kenaikan, dihitung kembali atas dasargaji barusetelahada kenaikan; d. PPh Pasal 2l lerutang atas tambahan gali untuk bulan-bulan dimaksud adalah selisih antara jumlah pajak yang dihitung jumlah pajak yang telah dipotong berdasarkan huruf c dikurangi sebagaimana disebutpada hurufb.

5. Apabilakepadapegawaidi sampingdibayargali yang didasarkan masa gaii kurangdari satu bulanjuga dibayar gaji lain mengenai masayang lebihlamadari satu bulan(rapel) sepertitersebut dalam angka4, makacarapenghitungan pasal21-nya Pph adalah sesuai denganyangtelahditetapkan dalamangka4 denganmemperhatikan ketentuan dalam angka 3.

1.1,a,2, Penghitungan Pasal2t ataspenghasilan PPh Teraturbagi penerima Penslun Berkala 1. Penghitungan Pasal21 atasuangpensiun PPh yangditerima bulanan penerima ataudiperoleh pensiun padatahunpertama pensiun adalah sebagai berikut: a. terlebih penghasilan sebulan dahulu yangdiperoleh dihitung neto dengan cara mengurangi penghasilan bruto dengan biaya pensiun, kemudian dikalikan banyaknya bulan seiak pegawai yang bersangkutan pensiunsampaidenganbulan menerima Desember; b. penghasilan pensiun neto sebagaimana tersebut pada hurufa ditambah dengan penghasilanneto dalam tahun yang bersangkutan yang diterimaatau diperolehdari pemberikerja sebelumpegawai yang bersangkutan pensiunsesuaidengan yangtercantum dalambuktipemotongan PPh pasal 21 sebelum pensiun; c. untukmenghitung Penghasilan Kenapajak,jumjahpenghasilan pada huruf b tersebutdikurangi denganpTKp, dan selanjutnya dihitung PPhPasal21 atasPenghasilan Kenapajaktersebut; d. PPhPasal atasuangpensiun 21 dalam tahunyangbersangkutan dihitung dengan cara mengurangi Pasal21 dalamhurufc PPh dengan PPhPasal21 yangterutang pemberi dari kerjasebelum pegawaiyang bersangkutan pensiun sesuai dengan yang tercantumdalam bukti pemotonganPPh Pasal 21 sebelum pensiun; pph e. PPh Pasal21 atas uangpensiun bulanan adalah sebesar Pasal21 seperti tersebut dalamhurufd dibagidenganbanyaknya bulan sebagaimana dimaksud dalam huruf a. 2. Penghitungan Pasal atasuangpensiun PPh 21 bulanan untuk tahun keduadanselanjutnya adalah sebagai berikut: a. terlebih penghasilan sebulan dahulu yangdiperoleh dihitung neto dengan cara mengurangi penghasilan bruto dengan biaya pensiun; b. selanjutnya PPh Pasal21 dihitung dengancara penghitungan pegawai untuk tetappadabutir1.1.a.1. angka huruf c, dand. 2 a, 1.1.b. Penghitungan PPh Pasal21 atas Penghasilan Tidak Teraturbagi Pegawai Tetap 1. Apabilakepadapegawaitetap diberikan iasa produksi,tantiem,gratifikasi, bonus,premi, lunjangan raya,dan penghasilan semacam yang hari lain itu sifatnya tidaktetapdan biasanya dibayarkan sekalisetahun, makaPPh Pasal 21 dihitung dipotong dan dengan carasebagai berikut: a. dihitungPPh Pasal 21 atas penghasilan teraturyang disetahunkan penghasilan teratur jasaproduksi, ditambah dengan tidak berupa tantiem, dan sebagainya.

/"

yangdisetahunkan b. dihitung PPh Pasal ataspenghasilan 21 teratur tanpa jasa tantiem, produksi, sebagainya. dan penghitungan c. selisih antaraPPh Pasal21 menurut hurufa dan hurufb jasa adalahPPh Pasal21 atas penghasilan tidakteraturberupatantiem, produksi, sebagainya. dan 2. Dalamhal pegawai pajaksubjektifnya tetapyang kewajiban sudahada sejak awaltahun,namunbarumulaibekerja setelah bulanJanuari, makaPPhPasal 21 atas penghasilan yang tidak teratur tersebut dihitung dengan cara pada butir 1 denganmemperhatikan sebagaimana ketentuan mengenai Penghitungan Pasal21 Bulanan PPh atas Penghasilan Teraturpada butir 1.1.a.1. angka huruf c dand di atas. 2 b, Penghitungan PPh Pasal21 TerutangPada Bulan Desember atau Masa Paiak Tertentuuntuk Pegawai Tetapyang BerhentiBekeriaSebelumBulan Desember. 1. Penghitungan Pasal21 terutang PPh pada bulanDesember atau bulantertentu pegawai untuk tetapyangberhenti bekerja sebelum bulan Desember adalah sebagai berikut: a. HitungPPh Pasal21 terutang penghasilan yang diterima atas seluruh atau diperoleh pemotong pajakdalamtahunkalender dari yangbersangkutan, baik penghasilan teratur yang yangtidak maupun teratur. b- PPh Pasal terutang 21 yangharusdipotong untukbulanDesember ataubulan tertentuuntuk pegawaitetap yang berhenti bekerjasebelumbulan Desember adalah sebesar penghasilan selisih antaraPPh Pasal terutang 21 atasseluruh yangditerima pemotong teraturdantidakteratur pajakdalamtahunkalender dari yangbersangkutan, sebagaimana dimaksud dalamhurufa, dengan PPh Pasal 21 yangtelah yangbersangkutan dipotong dalam tahun kalender sampai dengan bulan sebelumnya. c. Dalamhal jumlahPPh Pasal21 yang telah dipotong sampaidenganbulan sebelumnya tersebut lebihbesardaripada PPh Pasal21 terutang atasseluruh penghasilan teraturdan tidakteraturyang diterima pajakdalam dari pemotong yangbersangkutan, tahun kalender misalnya dalam pegawai hal berhenti bekerja pada pertengahan pemolongan tahun, atas kelebihan PPh Pasal21 tersebut dikembalikan kepadapegawai tetap yang berhenti bekerjabersamaan dengan pemberian buktipemotongan Pasal21. Ataskelebihan pemotongan PPh PPh Pasal 21 untuk pegawaitetap yang bersangkutan, pemotongpajak dapat memperhitungkan pegawai dengan PPh Pasal 21 terutangatas penghasilan tetaplainnya yangsama, jumlah dalam masapajak sehingga PPhPasal yang 21 harus disetor oleh pemotong pajak untuk masa pajak tersebut telah jumlahkelebihan mempertimbangkan pemotongan PPh Pasal21 yang telah pajakkepada diberikan pegawai olehpemotong letapyangberhenti bekerja. 2. Perhitungan Pasal21 ierutang PPh penghasilan yangditerlma atas seluruh atau diperolehdari pemotongpajak dalam tahun kalenderyang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam angka huruf adaiah t a sebagai berikut: a. Untukpegawai pajaksubjektilnya tetap yang kewajiban sudahada sejakawal tahun, namun mulai bekerja setelah bulan Januari atauberhenti bekerja sebelum jumlahseluruh bulanDesember, PPh Pasal2l terutang dihitung berdasarkan penghasilan yang diterimaatau diperoleh, baik yang bersifatteraturmaupun padapemotong tidakteratur, selamapegawai tetapyangbersangkutan bekerja palaK. pajaksubjektifnya b. Sedangkan untukpegawai tetapyangkewajiban barudimulai setelah bulanJanuari atau berakhir PPh Pasal21 sebelum bulanDesember, jumlahseluruhpenghasilan terutangdihitungberdasarkan yang diterimaatau yangdisetahunkan. diperoleh, yangbersifat baik teratur tidakteratur, maupun

/"

II.

PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PASAL UNTUK PPh 21 PEGAWAI TIDAKTETAP ATAUTENAGAKERJALEPAS, 11.1. PegawaiTidak Tetap atau TenagaKeria Lepas,pemagangdan Calon pegawai yang Menerima Upah Harian, UpahMingguan, UpahSatuan, UpahBorongan, UangSakuHarian atauMingguan: jumlah upah/uang 1. Tentukan saku harian,atau rata-rata upah/uang saku yang diterima ataudiperoleh dalamsehari: a. upah/uang mingguan saku dibagi banyaknya bekerja hari dalam seminggu; jumlah b. upahsatuan dikalikan dengan yangdihasilkan rata-rata satuan dalam sehari; c. upah borongandibagi dengan jumlah hari yang digunakanuntuk pekerjaan menyelesaikan borongan. 2. Dalamhal upah/uang saku harianatau rata-rata upah/uang saku harianbelum melebihi Rp150.000,00, jumlah yangditerima diperoleh dan kumulatif atau dalam yangbersangkutan bulankalender belummelebihi Rp1.320.000,00, tidak maka adaPPhPasal yangharus 2l dipotong. 3. Dalamhal upah/uang saku harianatau rata-rata upah/uang saku hariantelah melebihi jumlahkumulatif Rp150.000,00, sepanjang dan yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00, maka PPh Pasal21 yang harusdipotong adalahsebesar upah/uang saku harianatau rata-rata upah/uang saku hariansetelahdikurangi Rp150.000,00, dikalikan 5%. 4. Dalamhal jumlahupah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalambulan yang bersangkutan kalender telah melebihi Rp1.920.000,00 kurangdari dan Rp6.000.000,00, maka PPh Pasal21 yang harusdipotong adalahsebesar upah/uang saku harianatau rata-rata upah/uang saku hariansetelahdikurangi PTKP sehari, dikalikan S%. 5. Dalam jumlah hal yangditerima upahkumulatif ataudiperoleh dalam satubulan kalender telahmelebihi Rp6.000.000,00, PPh pasal21 dihitung maka dengan menerapkan TarifPasal17 ayat (1) huruta UU pPh atasjumlahupahbruto pTKp,dan pph pasal21 dalam yangdisetahunkan satubulan setetah dikurangi yangharusdipotong adalah sebesar PPh Pasal21 hasilperhitungan tersebut dibagi 12. I.2. PegawalTidak Telap alau TenagaKerja Lepas,Pemagang dan Calon pegawai yangMenerima UpahyangOibayarkan Bulanan: Secara PPhPasal dihitung 21 dengan menerapkan Pasal ayat(1) huruf UU PPh Tarif 17 a atasjumlah yangdisetahunkan upahbruto setelah dikurangi PTKP, dan PPhPasal 21 yang harusdipotong adalah sebesar PPh Pasal21 hasilperhitungan tersebut dibaoi 12.

PETUNJUKUMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 BAGI ANGGOTADEWAN PENGAWAS ATAU DEWAN KOMISARISYANG TIDAK MERANGKAPSEBAGAI PEGAWAI TETAP, MANTAN PEGAWAI YANG MENERIMAJASA PFODUKSI, TANTIEM, GRATIFIKASI, BONUSATAU IMBALANLAIN YANG BERSIFAT TIDAK TERATUR, DANPESERTA PROGRAM PENSIUN YANGMASIH BERSTATUS SEBAGAI PEGAWAI YANGMENARIK DANAPENSIUN lll.1. Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Anggota Dewan pengawasatau Dewan KomisarisYangTidak Merangkap SebagaiPegawai Tetap PPh Pasal21 dihitung dengan menerapkan Pasali7 ayat(1) hurufa UU pph Tarif jumlah ataskumulatii penghasilan yangditerima bruto ataudiperoleh selamaI (satu) tahunkalender. yang Menerima penghasilan lll,2. Penghitungan PPh Pasal21 bagi Mantanpegawai Berupa Jasa Produksi,Tantlem,Gratifikasi, Bonus atau lmbalan Lain yang BersifatTidak Teratur PPh Pasal21 dihitung dengan caramenerapkan Pasal1Z ayat(1) hurufa UU Tarif jumlahpenghasilan PPhataskumulatif brutoyangditerima ataudiperoleh selama 1 (satu) tahun kalender. fff.3. PenghitunganPPh Pasal 21 bagi peserta program pensiun yang Masih Berstatus Sebagai yangMenarik Pegawai Danapensiun PPh Pasal21 dihitung dengan menerapkan pasal17 ayat(1) hurufa UU pph Tarif dari kumulatif penghasilan brutoyang dibayarkan selama1 (satu)tahun .iumlah kalender.

tv. PETUNJUKUMUMPENGHITUNGAN PASAL21 BAGIORANGPRIBADI PPh YANG


BERSTATUS SEBAGAIBUKANPEGAWAI pekeriaan 1V.1.Pemotongan Pasal BagiTenaga PPh 21 Ahli yangMelakukan Bebas PPhPasal ataspenghasilan dibayarkan 21 yang kepada tenaga yangmelakukan ahli pekerjaan bebas dihitung dengan caramenerapkan Pasal ayat(1)huruf UU tarif 1Z a PPh atasjumlahkumulatif 50% (limapuluhpersen) jumlahpenghasilan dari bruto yangdibayarkan terutang atau dalamI (salu)tahunkalender. Dalam tenaga tersebut hal ahli praktik rumah adalah doheryangmelakukan di sakit dan/atauklinikmakabesarnya penghasilan jasa dokter brutoadalahsebesar .iumlah yang dibayarkan pasienmelaluirumahsakitdan/atau kliniksebelum dipotong biayabiayaataubagihasilolehrumahsakitdan/atau klinik. 1V,2.Pemotongan PPh Pasal21 Bagi Orang pribadi DalamNegeriBukan pegawai, SelainTenagaAhli, atas lmbalanyang BersifatBerkesinambungan penghasitan 1V.2.1,BagiyangTelahMemiliki NPWP dan HanyaMenerima Dari PemotongPaiakyang Bersangkutan PPhPasal dihitung 21 dengan menerapkan Pasal ayat(1)huruf.a tarif 17 UU PPh atasjumlahkumulatif penghasilan penghasilan kenapajak.Besarnya kenapajak penghasilan dikurangi per adalah sebesar bruto PTKP bulan. lV,2,2. BagiyangTidakMemiliki NPWP Dari atauMenerima Penghasilan Selain PemotongPaiakyang Bersangkutan PPhPasal dihitung 21 dengan menerapkan Pasal ayat(1)huruf UU a tarif 17 PPh atas jumlahkumulatif penghasilan yang brutodalamtahun kalender bersangkutan.

,..l.

1V.3.Pemotongan PPh Pasal21 Bagi Orang pribadi DalamNegeriBukan pegawai, SelainTenagaAhli, atas lmbalanyang Tidak BersitatBerkesinambungan. PPh Pasal21 dihitung denganmenerapkan Pasal17 ayat (1) hurufa UU pph tarif atasiumlahpenghasilan bruto.

v.

PETUNJUKUMUMPENGHITUNGAN PASAL21 BAGIPESERTA PPh KEGIATAN PPh Pasal2l dihitung dengan menerapkan Pasal17 ayat (1) hurufa UU pph atas tarif jumlah penghasilan bruto untuk setiap kali pembayaran yang bersifatutuh dan tidak yangditerima dipecah, olehpeserta kegiatan. PETUNJUKUMUMPENGHITUNGAN PASAL26 BAGI ORANGPRIBADI PPh YANG BEBSTATUS SEBAGAI SUBJEK PAJAKLUARNEGERI. pengenaan Pasal adalah jumlah 1. Dasar PPh penghasilan 26 dari bruto. 2. Dikenakan tarif PPh Pasal26 sebesar20% denganmemperhatikan yang ketentuan diaturdalam Perjaniian Penghindaran (p3B),dalamhal orangpribadi PajakBerganda yang menerima penghasilan adalahsubiekpajakdalamnegeridari negarayangtelah mempunyai dengan P3B Indonesia.

.
k_[

BAGIANKEDUA: CONTOH PENGHITUNGAN PASAL21 DAN/ATAU PPh PPh PASAL26 I. PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 TERHADAP PENGHASILAN PEGAWAI TETAP I.1 DENGAN GAJIBULANAN padatahun2009bekerja 1.1.1 Ahmad Zakaria padaperusahaan Zamrud PT Abadi denganmemperoleh sebulanRp 2.500.000,00 membayar gaji dan iuran pensiun sebesar 100.000,00. Rp Ahmadmenikah tetapibelummempunyai anak.Penghitungan Pasal adalah PPh 21 sebagai berikut: Gajisebulan Pengurangan: 1. Biaya Jabatan: 5%X Rp 2.500.000,00 pensiun 2. luran Rp 2.500.000,00

Rp Rp

125.000,00 100.000,00 Rp 225.000,00

Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun neto adalah 12x Rp 2.275.000,00 PTKPsetahun - untuk sendiri WP - tambahan kawin WP Penghasilan KenaPajaksetahun PPhPasal terutang 21 57o Rp 10.140.000,00 x PPhPasal sebulan 21 Rp507.000,00: 12 = Rp 507.000,00 = Rp 42.250,00

Rp 2.275.000,00 Rp27.300.000,00 Rp 15.840.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 17.160.000,00 Rp 10. 140.000,00

Catatan: a. BiayaJabatan adalahbiayauntukmendapatkan, menagih memelihara dan penghasilan yang dapatdikurangkan penghasilan dari setiaporangyang jabatan bekerjasebagaipegawaitetap tanpa memandang mempunyai ataupun tidak. b. Contoh atasberlaku pegawai yangbersangkutan di apabila sudah memiliki NPWP.Dalamhal pegawai yang bersangkutan belummemiliki NPWP, jumlah maka PPhPasal yangharus 21 dipotong adalah sebesar: = 120/" x Rp 42.250,00 Rp 50.700,00. c. Untuk penerima penghasilan yang contoh-contoh selanjutnya diasumsikan dipotong PPh Pasal sudahmemiliki 21 lain NPWP, kecuali disebut dalam contoh tersebut.

t"

l.'l-2

pT Bambang pegawaipada perusahaan yasa Buana,menikah Yuliawan tanpa anak, memperoleh sebulanRp 2.000.000,00. Yasa Buana gaji PT program mengikuti premiJaminan Jamsostek, Kecelakaan Kerjadan premi Jaminan Kematian jumlah dibayar olehpemberi kerjadengan masing-masing 0,50% dan 0,30% darjgaji.PT YasaBuana menanggung Jaminan iuran Hari Tua setiap bulan sebesar3,700/"dati gaji sedangkanBambangyuliawan membayar iuranJaminan Hari Tua sebesar 2,00%dari gaii setiapbulan. Disamping PT Yasa Buana juga mengikuti itu programpensiununtuk pegawatnya_ yuliawan dana PT YasaBuanamembayar iuranpensiun untukBambang ke pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri keuangan, setiap yuliawanmembayar bulansebesalRp 100.000,00, sedangkan Bambang pensiun iuran sebesar 50.000,00. Rp Penghitungan Pasal PPh 21 Gajisebulan Rp 2.000.000,00 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 10.000,00 Premi Jaminan Kematian Rp 6.000,00 Penghasilan bruto Pengurangan jabatan 1. Biaya 5olo Rp 2.016.000,00 x 2. Iuran Pensiun 3. luran Jaminan Tua Hari Rp 2.016.000,00

Bp 100.800,00 Rp 50.000,00 Rp 4O.OO0,0O Rp 190.800,00

Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun neto 12x Rp 1.825.200,00 PTKP - untuk sendiri WP - tambahan kawin WP Bp 15.840.000,00 Rp 1.320.000,00

Rp 1.825.200,00 Rp 21.902.400,00

Rp 17.160.000,00

Penghasilan Pajak Kena setahun Pembulatan PPhPasal21 terutang 5%x Rp4.742.000,00 PPhPasal sebulan 2l Rp 237.100,00: 12 Rp237.100,00 Rp 19.758,00

Rp 4.742.400,00 Rp 4.742.OOO,Q0

1.1.3 Endang Vidyawati adalahseorang karyawati denganstatusmenikah tanpa anak, bekerjapada PT VenturaEntitidengangaji sebulansebesarRp 2.500.000,00. Endang Vidyawati membayar iuran pensiun danapensiun ke yang pendiriannya telah disahkanoleh MenteriKeuangan sebesarRp 50.000,00 sebulan. Berdasarkan keterangan Pemda surat dari tempat Endang Vidyawati yangdiserahkan berdomisili pemberi kepada kerja,diketahui bahwa suaminya penghasilan tidakmempunyai apapun.

Penghitungan Pasal PPh 21 Gajisebulan Pengurangan: 1. Biaya Jabatan = s% x Rp 2.500.000,00 pensiun 2. luran
Rp 2.500.000,00

Rp125.000,00 Rp 50.000,00 Rp 175.000,00

Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun neto = 12x Rp2.325.000,00 PTKP - untuk sendiri WP - tambahan karena menikah Rp 15.840.000,00 Rp 1 . 3 2 0 . 0 0 0 , 0 0

Rp 2.325.000,00 Rp 27.900.000,00

Rp 17.160.000,00 Penghasilan Pajak Kena setahun PPhPasal setahun 21 = 5% x Rp 10.740.000,00 PPhPasal sebulan 21 = Rp 537.000,00: 12 Rp 537.000,00 Rp 44.750,00 Rp 10.740.000,00

1.1.4 FirmaUtami karyawati dengan status menikah tetapibelum mempunyai anak bekerjapada PT Unggul Farmindo. Firma Utaml menerimagaji Rp 3.000.000,00 program pensiun sebulan. Unggul PT Farmindo mengikuti dan jamsostek. yang Perusahaan membayar iuranpensiunkepada danapensiun pendiriannya disahkan telah Rp oleh lvlenteri Keuangan, sebesar 40.000,00 sebulan. FirmaUtamijuga membayar iuranpensiun Rp sebulan, sebesar 30.000,00 disamping perusahaan ilu membayarkan iuranJaminan HariTua karyawannya setiap bulan sebesar 3,70% gaji,sedangkan dari membayar iuran Firma Utami Jaminan HariTua setiapbulansebesar 2,00"/" surat dati gaji.Berdasarkan keterangan PemdatempatFirmaUtamibertempat tinggaldiketahui bahwa suami FirmaUtamitidak mempunyai penghasilan apapun.PremiJaminan Kecelakaan Keriadan Jaminan kerjadengan Kematian dibayar olehpemberi jumlah masing-masing sebesar 1,00% 0,30% gaji dan dari Penghitungan Pasal : PPh 21 Gajisebulan Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Premi Jaminan Kematian Penghasilan sebulan bruto Rp3.000.000,00 Rp 30.000,00 9.000,00 Rp Rp3.039.000,00

10

,*

Pengurangan: jabatan 1. Biaya = 5%x Rp3.039.000,00 2. luranPensiun 3. luran Jaminan Tua Hari

Rp 151.950,00 RD 30.000.00 Rp 60.000,00 Rp 241.950,00

Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun nelo = 12x Rp 2.797.050,00 PTKP - untuk sendiri WP - tambahan karena menikah Rp 15.840.000,00 RD 1.320.000.00

Rp 2.797.0s0,00 Rp 33.564.600,00

Rp 17.160.000,00 Penghasilan Pajak Kena adalah Pembutatan PPhPasal setahun 21 = Rp 5%xRp 16.404.000,00 820.200,00 PPhPasal sebutan 21 Rp 820.200,00:12 = Rp 68.350,00 Catatan : Apabilasuami Firma Ulami bekerja,besarnyapTKp Firma Utami adalah PTKP untuk sendiri diri sebesar 15.840.000.00. Rp Rp 16.404.600,00 Ro 16.404.000.00

1.2 DENGAN GAJIMINGGUAN GAJIHARIAN DAN Contoh-contohperhitunganberikut ini hanyaberlakubagi pegawaitetap (bukan pegawal tidak tetap atau tenaga kerja lepas) yang gaiinya dibayar secara mingguan atauharian. 1.2.1 Gaguk Trimanto, menikah dengan satuanak,bekerja pegawai sebagaj tetap padaPerusahaan Teguh PT gaji Gemilang menerima yangdibayar mingguan sebesar 600.000,00 Rp Penghitungan Pasal : PPh 21 Gaiisebulan adalah 4 x Rp 600.000,00 Pengurangan: BiayaJabatan 5%x Rp 2.400.000,00 Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun neto 12x Rp 2.280.000,00
Rp 2.400.000,00

Rp

'1 20.000,00

Rp 2.280.000,00 Rp27.360.000,00

11

PTKP - untuk sendiri WP - tambahan karena menikah - tambahan untukI anak

Bp 15.840.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 18.480.000,00

Penghasilan Paiak Kena setahun PPhPasal 21 = 5%x Rp8.880.000,00Rp 444.000,00 PPhPasal sebulan 21 Rp 444.000,00: = Rp 97.000,00 12 PPhPasal atasgaji/upah 21 mingguan Rp 37.000,00:4 - Rp 9.250,00

Rp

8.880.000,00

1.2.2 Harun Santoso pegawaipada perusahaan PT Segara Hurip dengan gaji mingguansebesarRp 500.000,00. memperoleh Harun kawin dan mempunyai program premi seorang anak.PT Segara Hurip masuk Jamsostek, Jaminan Kecelakaan danpremi Kerja Jaminan Kematian dibayar olehpemberi jumlahmasing-masing kerjadengan setiap bulansebesar 1,00% dan 0,30% dari gaji. PT Segara Huripmembayar iuranJaminan HariTua setiapbulan sebesar pensiun 10.000,00 3,70% gajidanHarun dari membayar iuran Rp dan Jaminan Tuasebesar Hari 2,00% gaji. dari Penghasilan (4 sebulan x Rp 500.000,00) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Preml Jaminan Kematian Penghasilan bruto Pengurangan : jabatan 1. Biaya 5%x Rp 2.026.000,00 pensiun 2. Iuran 3. luran Jaminan Tua Hari Rp 2.000.000,00 Rp 20.000,00 Rp 6.000,00 Rp 2.026.000,00

Rp Rp Rp

101.300,00 10.000,00 40.000,00 Rp .300,00 151

Penghasilan sebulan neto adalah Penghasilan setahun neto 12x Rp 1.874.700,00 PTKP - untukwajibpajak - tambahan karena menikah - tambahan seorang anak

Rp 1.874.700,00 Rp 22.496.400,00

Rp 15.840.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 1.320.000,00


Rp 18.480.000,00

Penghasilan Pajak Kena setahun Pembulatan

Rp 4.016.400,00 Rp 4.016.000,00

12

:/-

PPhPasal setahun 2'l = 5%x Rp 4.016.000,00Rp 200.800,00 PPhPasal sebulan 21 Rp 200.800,00: 12

Rp

16.733,00 4.183,00

PPhPasal mingguan 21 Bp 16.733,00 :4 Rp

t.2.3 lmam Rahardipegawaitetap pada perusahaan Re.ioIndonusa PT dengan gaji memperoleh yangdibayar harian sebesar 80.000,00. Rp lmamkawin dan mempunyai seoranganak. PT Rejo Indonusa masuk programJamsostek, premiJaminanKecelakaan Kerjadan premiJaminanKematian dibayar oleh pemberi jumlah kerja dengan masing-masing bulan setiap sebesar 1,00% dan 0,30%darigaji.PT RejoIndonusa membayar iuranJaminan HariTua setiap bulan sebesar3,7Q%dati gaji dan lmam membayar iuran pensiunRp '15.000,00 Jaminan Tuasebesar dan Hari 2,00% gaji. dari = Penghasilan sebulan 26 x Rp 80.000,00= PremiJaminan Kecelakaan Kerja Premi Jaminan Kematian Penghasilan bruto Pengurangan: jabatan 1. Biaya 5%x Rp2.107.040,00 Rp pensiun 2. luran Rp 3. luran Jaminan Tua Hari Rp Rp 2.080.000,00 Rp 20.800,00 Rp 6.240,00 Rp 2.107.040,00

105.352,00 15.000,00 41.600,00


Rp 161.952,00

Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun neto 12xRp 1.945.088,00 PTKP: - untukwajibpajak Rp 15.840.000,00 - tambahan karena menikah Rp 1.320.000,00 - tambahan seorang anak Rp 1.320.000,00

Rp 1.945.088,00 Rp 23.341 .056,00

Rp 18.480.000,00 Penghasilan KenaPajaksetahun Pembulatan PPhPasal setahun 21 = Rp 5%xRp 4.861.000,00 243.050,00 PPhPasal sebulan 21 Rp 243.050,00:12= Rp 20.254,00 PPhPasal sehari 21 = Rp Rp 20.254,00 : 26 779,00 Rp 4 . 8 6 10 5 6 , 0 0 . Rp 4 . 8 6 1 . 0 0 0 , 0 0

'
IJ

"p

1.3 PENGHITUNGAN PASAL21 ATASPEMBAYAHAN PPh UANGRAPEL 1.3.1 Ahmad Zakaria sebagaimana tersebut dalam contoh nomor 1.1.1, ataspada di bulanJuni 2009menerima gaji,menjadi 3.500.000,00 kenaikan Rp sebulan dan berlaku surutsejak1 Januari 2009.Dengan gaji adanya kenaikan yang berlaku surut tersebut maka Ahmad menerima rapel seiumlah Rp 5.000.000,00 (kekurangan untukmasaJanuaris.d. Mei 2009).Untuk gaji menghitung Pasal21 atasuangrapeltersebut, PPh terlebih dahulu dihitung kembali PPh Pasal 21 untuk masa Januari s.d. Mei 2OO9atas dasai penghasilan pph setelah gaji.Dengan ada kenaikan penghitungan demikian Pasal21 terutangnya adalah sebagai berikut : Gaji Pengurangan : 1. Biaya iabatan: = 5%x Rp3.500.000,00 Rp 2. luranPensiun Rp Rp 3.500.000,00 17s.000,00 100.000,00 Rp Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun neto : 12x Bp 3.225.000,00 PTKP - untukwajibpajak Rp 15.840.000,00 - tambahan karena menikah Rp 1.320.000,00 Rp 17.160.000,00 Penghasilan Pajak Kena PPhPasal setahun 21 = 5%x Rp 21.540.000,00 Rp
PPh Pasal21 sebulan Rp 1.077.000,00 12 = : Rp

27s.000,00

Rp 3.225.000,00 Rp 38.700.000,00

Rp21.540.000,00

1.077.000,00
89.750,00

PPh Pasal21 Januaris.d Mei 2009seharusnva adalah: 5 x Rp 89.750.00

Rp

448.750,00 211.250,00 237.500,00

PPh Pasal21 yangsudahdipotong Januaris.d. Mei 2OO9 5 x Flp42.250,00 (dariperhitungan = contoh1.1.1) Rp PPh Pasal21 untukuang rapel

Rp

t4

PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 TERHADAP PENGHASTLAN BERUPA:JASA PRODUKSI, TANTIEM, GRATIFTKASI. TUNJANGAN HARI RAYA ATAU TAHUNBARU,BONUS, PREMI, DAN PENGHASILAN SEJENIS LAINNYA YANG SIFATNYATIDAK TETAP DAN PADA UMUMNYADIBERIKANSEKALI DALAMSETAHUN 1.4.1 JokoQurnain(tidak padaPT Qolbu kawin) bekerja Jayadengan memperoleh gajisebesar 2.000.000,00 Rp sebulan. Dalam tahunyangbersangkutan Joko menerima bonus sebesar 5.000.000,00. Rp Setiap bulannya Jokomembayar pensiun danaPensiun iuran ke yangpendiriannya disahkan Menteri telah oleh Keuangan sebesar Rp60.000,00 Caramenghitung Pasal atasbonus PPh 21 adalah: 1.4.1.a PPhPasal atasGaiidan Bonus(penghasilan 21 setahun): (1 Gajisetahun 2xRp2.000.000,00) Bonus Penghasilan setahun bruto Rp 24.000.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp 29.000.000,00

Pengurangan: '1 BiayaJabatan . = 5%x Rp 29.000.000,00Rp 1.450.000,00 2. luranpensiun setahun 12x Rp 60.000,00 = Rp 720.000,00 Rp Penghasilan setahun neto PTKP - untuk sendiri WP Penghasilan Pajak Kena PPhPasal21 terutang = 5%x Rp 10.990.000,00 Rp 549.500,00 1.4.1.b PPhPasal atasGaiisetahun 21 (12 Gajisetahun x Rp2.000.000,00)

2.170.000,00

Rp 26.830.000,00 Rp 15.840.000,00 Rp 10.990.000,00

Rp 24.000.000,00

Pengurangan : 1. Biaya Jabatan = 5%x Rp24.000.000,00Rp 1.200.000,00 2. luranpensiun setahun 12x Bp 60.000,00 - Rp 720.000,00 Bp Penghasilan setahun neto PTKP - untuk sendiri WP Penghasilan Pajak Kena PPhPasal terutang 21 = 5%x Rp 6.240.000,00 Rp 1.920.000,00

Rp 22.080.000,00 Rp Rp 312.000,00 15.840.000,00 6.240.000,00

15

1.4.1.c PPhPasal atasBonus 21 PPhPasal21 atasBonusadalah: - Rp Bp 549.500,00 312.000,00= 237.500,00 Rp 1.4.2 KaryawatiKen Prameswari (tidak kawin)bekerjapada PT Prabu Kedaton gaji dengan memperoleh sebesar 2.750.000,00 Rp sebulan. Perusahaan ikut dalam programjamsostek-Premi Jaminan KecelakaanKerja dan premi Jaminan Kematian iuranJaminan dan Har!Tua dibayar oleh pemberi kerja setiapbulan masing-masing sebesar1,00%,0,30%dan 3,70%dari gaji. Prameswari membayar iuranPensiun 50.000,00 iuranJaminan Rp dan Hari Tuasebesar 2,0O% gajiuntuk dati setiap bulan. Dalam tahun berjalan juga dia menerima bonus sebesar 4.000.000,00. Rp Caramenghitung Pasal atasbonus PPh 21 adalah sebagai berikut: 1,4.2.a PPhPasal atasGaiidan Bonus(penghasilan 21 setahun) (12 Gajisetahun x Flp2.750.000,00) Bonus PremiJaminan Kecelakaan Keria 12x Rp 27.500,00 PremiJaminan Kematian 12 x Rp 8.250,00 Penghasilan setahun bruto Rp 33.000.000,00 Rp 4.000.000,00 Rp Rp 330.000,00 99.000,00

Rp 37.429.000,00

Pengurangan: 1. Biaya Jabatan = Rp 5%x Rp37.429.000,00 1.871.450,00 pensiun 2. luran setahun 12x Rp50.000,00 = Rp 600.000,00 3. luran Jaminan Tua Hari 12x Rp55.000,00 = Rp 660.000,00 Rp Penghasilan setahun neto PTKP - untuk sendiri WP Penghasilan KenaPajak Dibulatkan PPhPasal terutang 21 = 5%x Rp 1A.457.000,00Rp 1.4.2,b PPhPasal atasGaiisetahun 21 = (12 Gajisetahun x Rp 2.750.000,00) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 12x Rp27.500,00 PremiJaminan Kematian 12x Rp8.250,00 Jumlah Rp 33.000.000,00 Rp Rp 330.000,00 99.000,00 3.131.450,00

Rp 34.297.550,00 Rp 15.840.000,00 Rp 18.457.550,00 Rp 18.457.000,00 922.850,00

Rp 33.429.000,00

76

'

Pengurangan: 1. BiayaJabatan = Rp 5%x Rp33.429.000,00 1.671.450,00 2. luranDensiun setahun 12x Rp 50.000,00 = Rp 600.000,00 3. luran Jaminan Tua Hari 12x Rp55.000,00 Rp 660.000,00 Jumlah = Penghasilan setahun neto
- untukwP sendiri Penghasilan Kena Pajak Pembulatan PPh Pasal 21 terutang = 5% x Rp 14.657.000,00 Rp 732.850,00 1.4.2.c PPh Pasal 21 atas Bonus Rp 2.931.450,00

Rp 30.497.550,00 Rp 15.840.000,00

PTKP

Rp 14.657.550,00 Rp 14.657.000,00

PPhPasal atasBonus 21 adalah: Rp922.850,00Rp732.850,00Rp 190.000,00 = I.5 PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN PEGAWAI YANGDIPINDAHTUGASKAN DALAMTAHUNBERJALAN Pada saat pegawaidipindahtugaskan, pegawaiyang bersangkutan tidak berhenti pegawai bekerja dari perusahaan tempatdia bekerja. yangbersangkutan masihtetap bekerjapada perusahaan yang sama dan hanyaberubih lokasinya saja. Dengan demikian penghitungan pasal21 tetapmenggunakan dalam Pph daiar penghitungan selama setahun. penghitungan: Contoh AgusSaparudin yangberstatus belummenikah pegawai padapT Nusantara adalah Mandiridi Jatarta. Sejak1 Juni2009dipindahtugaskan ke kantor cabang Bandung di dan pada1 Oktober 2009dipindahtugaskan ke kantor lagi cabang Garut. di GaiiAgui Saparudin sebesar 3.500.000,00 pembayaran Rp dan yang dibayar iuran pensiun sendirisebulan sejumlah 100.000,00. Rp Penghitungan Pasal21: PPh 1.5.1 KantorPusatdi Jakarta Gajisebulan Pengurangan 1. Biaya Jabatan : = 5%x Rp3-500.000,00 Rp 175.000,00 pensiun 2. luran = Rp 100.000,00 Rp Penghasilan sebulan neto adalah Rp .175.000,00 3.325.000,00 Rp 3.500.000,00

17

Penghasilan setahun: neto 12x Rp3.325.000,00 PTKP - untuk sendiri WP Penghasilan Pajak Kena PPhPasal21 ierutang setahun = 5% xRp 22.860.000,00 Rp 1.143.000,00 PPhPasal21 terutang sebulan - Rp 95.250,00 Rp 1.143.000,00: 12

Rp 38.700.000,00 Rp 15.840.000,00 Rp 22.860.000,00

PPhPasal terutang harus 21 dan dipotong untuk masaJanuari Mei2009 s.d. adalah: 5/12x Rp 1.143.000,00 = Rp476.250,00 PPhPasal yangsudah 21 dipotong masa Januari Mei2009adalah: s.d. = 5 x Rp 95.250,00
PPh Pasal21 kurang(lebih) dipotong

Rp 476.250,00
N I H I L

Pengisian Bukti PemotonganPPh Pasal 21 (Form 1721 A1l di Kantor Jakarta Gaji(Januari Mei2009) s.d. 5 x Rp3.500.000,00 Pengurangan 1. Biaya Jabatan 50/6 Rp 17.500.000,00= Rp 875.000,00 x pensiun 2. luran = Rp500.000,00 5 x Rp 100.000,00 Rp 1.375.000,00
Penghasilan neto5 bulanadalah Penghasilan neto disetahunkan: 1 2 l 5x R p 1 6 . 1 2 5 . 0 0 0 , 0 0 PTKP - untukWP sendiri Penghasilan Kena Pajakdisetahunkan PPh Pasal21 disetahunkan = 5% x Rp 22.860.000,00

Rp 17.500.000,00

Rp 16.125.000,00 Rp 38.700.000,00 Rp 15.840.000,00


Rp 22.860.000,00 Rp 1.143.000,00

PPhPasal21 terutang = 5/12xRp1.143.000,00

Rp

476.250,00

18

PPhPasal yang 21 telahdipotong dilunasi dan (Januari Mei2009) s.d. adalah: = 5 x Rp 95.250,00 PPhPasal kurang (lebih) 21 dipotong 1.5.2 KantorCabang Bandung a. Penghasilan di Bandung neto GajiJunis.d.September 2009: 4 x Rp3.500.000,00 = Pengurangan 1. Biaya Jabatan: = s% x Rp 14.000.000,00Rp 700.000,00 pensiun 2. luran a x Rp 100.000,00 = Rp 400.000,00

Rp

476.250,00 NIHIL

Rp 14.000.000,00

Rp Penghasilan di Bandung neto b. Penghasilan di Jakarta neto penghasilan I bulan Jumlah neto Penghasilan disetahunkan: neto = 12l9x Rp 29.025.000,00 PTKP - untuk sendiri wP
Penghasilan Kena Paiakdisetahunkan

1.100.000,00

Rp 12.900.000,00 Rp 16.125.000,00 Rp 29.02s.000,00 Rp 38.700.000,00 Rp 15.840.000,00


Rp 22.860.000,00

PPhPasal disetahunkan: 21 = 5% x Rp 22.860.000,00 PPhPasal terutang 2'1 sebulan Rp 1..143.000,00: 12

Rp Rp

1.143.000,00 95.250,00

PPhPasal terutang harus 21 dan dipotong untuk masa Januari September adalah: s.d. 2009 9/12 Rp 1.143.000,00 x Rp PPhPasal21 terutang Jakarta di sesuai dengan Form. 1721- Al Rp

857.250,00 476.250,00

PPhPasal yangsudah 21 dipotong Bandung di masa Junis.d.September adalah: 2009 4 x Rp95.250,00 Rp (lebih) PPhPasal kurang 21 dipotong

381.000,00
NIHIL

79

-Al) di Kantor Pengisian Bukti Pemotongan Pasal (Formulir PPh 21 1221 Bandung Penghasilan di Bandung neto GajiJunis.d.September 2009: 4 x Rp 3.500.000,00 Rp 14.000.000,00 Pengurangan: 1. Biaya Jabatan: 5%x Rp 14.000.000,00 Bp 700.000,00 pensiun 2. luran 4 x Rp 100.000,00 Rp 400.000,00 Rp Penghasilan di Bandung neto Penghasilan di Jakarta neto penghasilan g bulan Jumlah neto Penghasilan disetahunkan: neto 12/9x Rp 29.025.000,00 PTKP - untuk sendiri WP Penghasilan Pajak Kena disetahunkan PPhPasal disetahunkan 21 = 5% x Rp 22.860.000,00 PPhPasal21 terutang 9/12 Rp 1.'143.000,00 x PPhPasal telah 21 dipotong dilunasi: dan Di Jakarta sesuai denganForm.1721- A1 Di Bandung x Rp95.250,00) (4 PPhPasal kurang 21 (tebih) dipotong 1.5.3 KantorCabang Garut a. Penghasilan di Garut neto GajiOktober Desember s.d. 2009: 3 x Rp 3.500.000,00 Rp 10.500.000,00 1.100.000,00

Rp 12.900.000,00 Rp 16..125.000,00 Rp 29.025.000,00 Rp 38.700.000,00 Rp 1s.840.000,00 Rp 22.860.000,00 Rp Rp Rp Rp 1.143.000,00 857.250,00 476.250,00 381.000,00
NIHIL

Pengurangan 1. Biaya Jabatan = 5% x Rp 10.500.000,00 Rp 525.000,00 2. luranpensiun 3 x Rp 100.000,00 Rp 300.000,00 Rp


Penghasilan neto di Garut b . Penghasilanneto di Jakarta c. Penghasilan neto di Bandung Jumlahpenghasilan netosetahun

825.000,00
9.675.000,00

Rp

Rp 1 6 . 1 2 5 . 0 0 0 , 0 0 Rp 12.900.000,00 Rp 38.700.000,00

20

PTKP - untuk sendiri WP Penghasilan KenaPajak PPhPasal21 terutang setahun = 5% x Rp 22.860.000,00

Rp 15.840.000,00 Rp 22.860.000,00 Rp 1.143.000,00 857.250,00 285.750,00 95.250,00

PPhPasal21 terutang Jakarta di dan Bandung sesuai dengan Form. 1721 Al Rp PPhPasal21 terutang Garut di Rp

PPhPasal21 sebulan yangharusdipotong Garut di Rp 285.750,00:3 Rp

PenglsianBuktl Pemotongan PPh Pasal21 (Formufir1721- A1)di Kantor Garut Penghasilan di Garut neto GajiOktober Desember s.d. 2009: 3 x Rp3.500.000,00 Pengurangan 1. BiavaJabatan : 506 Rp 10.500.000,00 Rp 525.000,00 x 2. luranpensiun 3 x Rp 100.000,00 Rp 300.000,00 Rp Penghasilan di Garut neto Penghasilan di Jakarta neto Penghasilan di Bandung neto penghasilan setahun Jumlah neto PTKP - untuk sendiri WP Penghasilan KenaPajak PPhPasal terutang 21 5% x Rp 22.860.000,00 PPhPasal21 terutang Jakarta di dan Bandung sesuai denganFotm.1721- A1 PPhPasal21 terutang Garut di PPhPasal21 telahdipotong 3 x Rp 95.250,00) ( PPhPasal21 kurang (lebih) dipotong 825.000,00

Rp 10.500.000,00

Rp 9.675.000,00 Rp 16.125.000,00 Rp 12.900.000,00


Rp 38.700.000,00 Rp 15.840.000,00 Rp 22.860.000,00 Rp 1.143.000,00 Rp 857.250,00

Rp Rp

28s.750,00
285.750,00 NIHIL

2l

I.6

PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN PEGAWAI YANGBERHENTI BEKERJA ATAUMULAIBEKERJA DALAMTAHUN BERJALAN 1.6.1 Pegawai BaruMulalBekeria PadaTahunBerlalan 1.6.1.1 Penghltungan PPh Pasat 2t atas penghasilanpegawaiyang kewallbanpaiak subiektifnyasebagaiSubiek paiak dalam negeri sudah ada seiak awal tahun kalendertetapi baru bekeria pada pertengahan tahun. Budiyanta bekerjapada PT Xiang Malamsebagaipegawai tetap sejak 1 September 2009.Budiyanta menikah tetapibelumpunya anak. Gaji sebulanadalahsebesarRp 6.000.000,00 dan iuran pensiun yangdibayar bulan tiap sebesar 150.000,00. Rp Penghitungan Pasal tahun PPh 21 2009adalah sebagai berikut: Gaiisebulan Pengurangan: 1. Biaya Jabatan = 5%x Rp6.000.000,00 Rp 300.000,00 2. luranPensiun Rp 150.000.00 Rp Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun neto 4 x Rp 5.550.000,00 PTKP - untuk sendirj WP - tambahan kawin WP 450.000,00 Rp 6.000.000,00

Rp 5.5s0.000,00 Rp22.200.000,00 Rp 15.840.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 17.160.000,00 Rp 5.040.000,00

Penghasilan Pajak Kena setahun PPhPasal terutang 21 5ol" Rp 5.040.000,00 = Rp 252.000,00 x PPhPasal sebulan 21 = Rp63.000,00 Rp 252.000,00:4

1,6.1.2 Penghitungan PPh Pasal 2l atas penghasilan pegawaiyang kewajibanpajak subiektlfnyasebagaiSubiek Paiakdalam negeri dimulaiseielahpermulaan tahun paiak,dan mulai bekeriapada tahunberialan DavidRaisita (lV3)mulaibekerja September 1 2009.la bekerja di Indonesia Agustus gaji s.d. 2012.Selama Tahun2009menerima per bulan 20.000.000.00 Ro Penghitungan Pasal tahun PPh 21 2009adalah sebagai berikut:

.22

Gajisebulan

Rp 20.000.000,00

Pengurangan: BiayaJabatan = Rp 57"X Rp 20.000.000,00 1.000.000,00 Maksimum diperkenankan Rp 500.000,00 Penghasilan sebulan neto Penghasilan selama bulan neto 4 Penghasilan disetahunkan: neto 1214 Rp78.000.000,00 x Rp 19.500.000,00 Rp 78.000.000,00 Rp 234.000.000,00

PrKP (r(3) - untuk sendiri wP Rp 15.840.000,00 - tambahan kawin WP Rp 1.320.000,00 - tambahan orang 3 anak (3x Rp 1.320.000,00) Rp 3.960.000,00 Rp 21-120.000,00
Penghasilan Kena Pajakdisetahunkan PPh Pasal21 disetahunkan: - 5% x Rp 50.000.000,00 - 15%x Rp 162.880.000,00 Rp212.880.000,00

Rp 2.500.000,00 Rp 24.432.000,00 Ro 26.932.000.00

PPhPasal terutang 21 untuk tahun 2009 4112 xAp 26.932.000,00 = Rp 8.977.333,00 PPhPasal terutang 21 sebulan: - Rp 2.244.333,00 1/4x Rp 8.977.333,00 Pegawai Berhenti Bekeria Pada TahunBerialan palakSubiektif 1.6.2.1 Pegawai YangMasihMemitiki Kewaiiban Berhenti Bekeria Pada TahunBerialan Arip Marwanto yang berstatus belummenikah pada adalahpegawai PT Mahakam Utama di Yogyakarta Dty. Selak 1 Oktober2009, yangbersangkulan berhenti bekerja PT Mahakam di Utama. GajiArip Marwantosetiap bulan sebesar Rp 9.500.000,00 dan yang bersangkutan membayar iuranpensiun yang kepada Danapensiun pendiriannya telah mendapat persetujuanMenteri Keuangan sejumlah 100.000,00 Rp setiap bulan. Penghltungan Pasal yangdipotong PPh 21 setiapbulan: Gajisebulan Rp3.500.000,00 Pengurangan 1. BiayaJabatan : 5%x Rp3.500.000,00 Bp 175.000,00 pensiun 2. luran Rp 100.000,00 Rp 275.000,00 Penghasilan neto Rp 3.22s.000,00

Penghasilan selahun neto 12x Rp3.225.000,00 PTKP - untuk sendiri WP Penghasilan Pajak Kena PPhPasal21 terutang = 5%x Rp 22.860.000,00Rp 1.143.000,00 PPhPasal yangharus 21 dipotong sebulan: = Rp95.250,00 Rp 1.143.000,00 : 12

Rp38.700.000,00 Rp 15.840.000,00 Rp 22.860.000,00

PenghitunganPPh Pasal21 yang terutang selama bekeriapada PT MahakamUtama dalam tahun kalender2OO9 (s.d. bulan September 2009)dilakukanpadasaat berhentibekeria: Gaji(Januari September s.d. 2009) 9 x Rp3.500.000,00 Rp 31.500.000.00

Pengurangan '1 BiayaJabatan . : 5%x Rp31.500.000,00= Rp 1.575.000,00 2. luranoensiun = Rp 900.000,00 9 X Rp 100.000,00 Rp 2.475.000,00 Penghasilan 9 bulan neto adalah PTKP -untuk sendiri wP Penghasilan Pajak Kena PPhPasal terutang 21 = Rp 5%x Rp 13.185.000,00 659.250,00 PPhPasal21 terutang untukmasa Januari September adalah = s.d. 2009 PPhPasal yangsudah 21 dipotong sampai dengan Bulan Agustus 2009: = I x Rp 95.250,00 PPhPasal lebih 21 dipotong Rp Rp 659.250,00 762.000,00 Rp29.025.000,00 Rp 1s.840.000,00 Rp 13.185.000,00

Rp 102.750,00

Catatan : pemotongan Kelebihan PPh Pasal 21 sebesar Rp 102.750,00 dikembalikan oleh PT Mahakam Utama kepadayang bersangkutan padasaatpemberian pemotongan Pasal . bukti PPh 21

24

1.6.2.2 PegawaiBerhenli Bekeria Pada Tahun Berialan dan Sekaligus Kehllangan Kewaiiban PaiakSubiektif LewisOshea(l(3) mulaibekerja 2004dan berhenti Mei bekerja seiak 1 Juni 2009 dan meninggalkan Indonesia negara asalnya ke (kehilangan pajak kewajiban subjektif). Selama tahun2009menerima gaji perbulan sebesar 15.000.000,00 padabulanApril2009 Rp dan menerima bonus sebesar 20.0000.000,00 Rp A, Penghllungan Pasal atasgaii adalah: PPh 21 Gaiisebulan Rp 15-000.000,00 Pengurangan : BiayaJabatan = 5%x Rp 15.000.000 Rp 750.000,00 Maksimum diperkenankan Rp 500.000,00
Penghasilan Netoatas gajisebulan Penghasilan Netodisetahunkan: 12 x Rp 14.500.000,00 Rp 14.500.000,00 Rp 174.000.000,00

- tambahan kawin WP Rp 1.320.000,00 - tambahan oranganak 3 (3x Rp 1.320.000,00) Rp 3.960.000,00

PrKP(r(3) - unruk wajibPajak

Rp15.840.000,00

Rp 21.120.000,00 Penghasilan Pajak Kena Rp 152.880.000,00

PPhPasal atasgajisetahun: 21 5% x Rp 50.000.000,00 Rp 2.500.000,00 15% x Rp102.880.000,00 Rp 15.432.000,00 Rp 17.932.000,00 PPhPasal21 atasgajisebulan Rp 17.932.000,00 = : 12 Rp 1.494.333,00 B. Penghitungan Pasal atasgaii dan bonus: PPh 21 Gajidisetahunkan (12x Rp 15.000.000,00) Rp180.000.000,00 Bonus Bp 20.000.000,00 Rp200.000.000,00 Pengurangan : BiayaJabatan: = Rp 5%x Rp200.000.000,00 10.000.000,00 Maksimum diperkenankan 12x Rp.500.000,00 Rp 6.000.000,00 Penghasilan atasgajisetahun bonusRp194.000.000,00 Neto dan

25

PrKP(|(3) - untuk Waiib Pajak

- tambahan kawin R p 1 . 3 2 0 . 0 0 0 , 0 0 WP - tambahan orang 3 anak (3x Rp 1.320.000,00) Rp 3.960.000,00 Rp 21.120.000,00


Penghasilan Kena Pajak PPh Pasal21 alas gajisetahundan bonus: 5% x Rp 50.000.000.00 15% x Ro122.880.000.00 Rp172.880.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp 18.432.000,00

Rp 15.840.000,00

Rp 20.932.000,00 C. Penghitungan Pasal21 atasBonus: PPh - Rp Rp 20.932.000,00 17.932.000,00= 3.000.000,00 Rp D. Penghitungan kembali PPh Pasal 21 terutang pada saat pegawai yang bersangkutanberhenti dan meninggalkan Indonesiauntuk selama-lamanya, yang dicantumkan dalam Form |721A1: Gajiselama bulan 5 (5 x Rp 15.000.000,00) Bonus Bp 75.000.000,00 Rp 20.000.000,00

penghasilan Jumlah seluruh selama bulan Rp 9s.000.000,00 5 Pengurangan: BiayaJabatan: = Rp 5%x Rp95.000.000,00 4.750.000,00 Maksimum dioerkenankan 5 x Rp.500.000,00 = Rp 2.500.000,00 Penghasilan selama bulan Neto 5 Rp 92.500.000,00 penghasilan diselahunkan Jumlah seluruh neto 12i5x Rp 92.500.000,00 Rp222.000.000,00 PTKP(I(3) - untuk wajib Pajak Rp 15.840.000,00 - tambahan kawin Rp 1.320.000,00 WP - tambahan orang 3 anak (3x Rp 1.320.000,00) 3.960.000,00 Rp Rp 21.120.000,00 Penghasilan Pajak Kena
Rp 200.880.000,00

PPhPasal atasgajisetahun bonus: 21 dan 5% x Rp50.000.000,00 Rp 2.500.000,00 15% x Rp150.880.000,00 Rp 22.632.000,00


Rp 25.132.000,00 PPh Pasal21 terutang atas penghasilan bulan: 5 5/12x Rp 25.132.000,00 Rp 10.471.667,00

26

PPhPasal telah 21 dipotong sampai dengan bulan April 2009atasgajidanbonus: (4x Rp 1.494.333,00) 3.000.000,00=Rp 8.977.333,00 + Rp PPhPasal terutang harus 21 dan dipotong = Untuk bulan 2009 Mei Ro 1.494.333.00 Catatan : Cara penghitungan atas berlakujuga bagi pegawai yang di pada tahun berjalankarena kehilangan kewajibansubiektifnya meninggal dunia. 1.7 PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PASAL21 ATAS PENGHASILAN PPh YANG SEBAGIAN ATAUSELURUHNYA DTPEROLEH DALAM MATAUANG ASING NeillMc Learyadalah gaji seorang karyawan memperoleh padabulanJanuari 2009 dalammatauangasingsebesar US$2,000sebulan. Kursyangberlaku untukbulan Januari 2009 berdasarkan per Keputusan Menteri Keuangan adalahRp 11.250,00 US$1.00. Neill Leary Mc berstatus menikah dengan anak, 1 Penghitungan Pasal adalah'. PPh 21 Gajisebulan adalah : US$2,000 Rp 11.250,00 x Pengurangan: BiayaJabatan = Rp 5%x Rp 22.500.000,00 1.125.000,00 Maksimum diperkenankan Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun neto 12 x Rp 22.000.000,00 PTKP - untuk sendiri WP

Rp 22.500.000,00

Rp

500.000,00

Rp 22.000.000,00 Rp 264.000.000,00

- tambahankarenamenikah - tambahanuntuk1 oranganak

Bp 15.840.000,00
BD 1.320.000.00 Rp 1.320.000,00

Rp 18.480.000,00
Penghasilan Kena Pajak PPh Pasal21 terutang setahun 5% x Rp 50.000.000,00 15% x Rp 195.520.000,00 Rp 2.s00.000,00 Rp 29.328.000,00 Rp 31.828.000,00 PPh Pasal2l sebulan: R p 3 1 . 8 2 8 . 0 0 0 , 0 l0 := R p 2 . 6 5 2 . 3 3 3 , 0 0 2 Rp 245.520.000,00

PPh PASAL 21 SELURUH ATAU SEBAGIAN DITANGGUNG OLEH PEMBERI KERJA Dalamhal PPhPasal21 atasgaji pegawai ditanggung pemberi oleh kerja,pajakyang ditanggungpemberi kerja tersebut termasuk dalam pengertiankenikmatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal8 ayat (1) huruf b dan bukanmerupakan penghasilan pegawai yangbersangkutan. Arip Mulyanaadalah seorang pegawaidari PT Lautan Otomatadengan status menikah mempunyai oranganak.Diamenerima Rp 4.00O.OOO,OO dan 3 gaji sebulan dan PPh ditanggung pemberi oleh kerja. Tiap bulania membayar iuranpensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh MenteriKeuangan sebesar Rp 150.000.00 Gajisebulan Pengurangan: 1. BiayaJabatan 5% x Rp 4-000.000,00 2. luranpensiun Rp 4.000.000,00 Rp 200.000,00 Rp 150.000,00 Rp Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun neto 12x Rp 3.650.000,00 PTKP - untuk sendiri WP - tambahan karena menikah - tambahan untuk orang 3 anak Rp 15.840.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 3.960.000,00 Rp 21.120.000,00 Penghasilan Paiak Kena PPhPasal setahun 21 adalah 5% xRp 22.680.000,00
PPh Pasal2l sebulan: R p 1 . 1 3 4 . 0 0 0 , 01 2 0:

350.000,00

Rp 3.650.000,00 Rp 43.800.000,00

Rp 22.680.000,00 =Rp 1.104.000,00 = Bp 94.500,00

PPh Pasal21 sebesar 94.500,00 ditanggung dibayar Rp ini dan olehpemberi kerja. JumlahsebesarRp 94.500,00 tidak dapat dikurangkan dari penghasilan Bruto pemberi kerjadan bukan penghasilan dikenakan yang merupakan pajakkepada Arip Mulyana. Namun pemberi apabila kerja adalah bukan WajibPajak pemerintah Wajib selain atau Pajak yang pengenaan pajaknyaberdasarkan Pph final atau berdasarkan norma penghitungankhusus (deernedprofitl, maka kenikmatanberupa pajak yang pemberi ditanggung kerja ditambahkan dalampenghasilan pegawai ke yang dari bersangkutan, penghilungan dan pajaknya dilakukan sesuai contoh Nomor 1.9.

28

I.9

PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PASAL21 TEHHADAP PPh PEGAWAI TETAP YANGMENERIMA TUNJANGAN PAJAK pegawai Dalam kepada pajak, pajak hal diberikan tunjangan makatunjangan tersebut merupakan penghasilanpegawai yang bersangkutan dan ditambahkanpada penghasilan diterimanya. yang penghitungan: Contoh Peri lrawan(status padaPT KartikaKawashima kawindengan3 oranganak)bekerja Pionirindo gaji dengan memperoleh sebesar 2.500.000,00 Rp sebulan. Kepada Peri lrawan pajaksebesar 25.000,00. diberikan tunjangan yangdibayar Rp luranpensiun olehPerilrawanadalah sebesar 25.000.00 RD sebulan. Penghitungan Pasal adalah PPh 21 : Gajisebulan pajak Tunjangan Penghasilan sebulan bruto Pengurangan: 1. Biaya Jabatan 5%xRp 2.525.000,00 2. luranpensiun Rp 2.500.000,00 Bp 25.000,00 Rp 2.525.000,00

= Rp 126.250,00 = Rp 25.000,00
Rp 151.250,00

Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun neto 12x Rp 2.373.7s0,00 PTKP - untuk sendiri wP - tambahan karena menikah - tambahan untuk orang 3 anak

Rp 2.373.750,00 Rp 28.485.000,00

Rp 15.840.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 3.960.000,00


Rp 21.120.000,00

Penghasilan KenaPajak
PPh Pasal 21 setahun adalah 5o/"x Rp 7.365.000,00= PPh Pasal21 sebulanadalah Rp 368.250,00:12 -

Rp 7.365.000,00
Rp Rp 368.250,00 30.688,00

= pajakadalahRp 30.688,00 Rp 25.000.00 Selisihpajakterutangdengantunjangan pegawaitersebutyaitu dengandipotongkan Rp 5.688,00dapat ditanggung dari oleh penghasilan bulanyang bersangkutan atau ditanggung oleh pemberikerja/pemotong pajak. ApabilaselisihsebesarBp 5.688,00 tersebutditanggung oleh pemberikerja/pemotong pajak maka jumlahtersebutbukan merupakan dalam biayayang dapat dikurangkan pajak. menghitung Penghasilan Kena Pajakpemberi kerja/pemotong

29

I.1O PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 ATAS PENERIMAAN DALAM BENTUKNATURA DAN KENIKMATAN LATNNYA YANG DIBERIKAN OLEH WAJIB PAJAK YANG PENGENAAN PAJAK PENGHASILANNYA BERSIFAT FINAL ATAU BERDASARKAN NORMA PENGHITUNGANKHUSUS (DEEMED PROFIN Qalbun Junaidi adalah warga negara Rl yang bekerja pada suatu perwakilandagang asingyang pengenaan pajaknya menggunakan normapenghitungan khusus(deemed profit), mempercleh gaji sebesar Rp 1.500.000,00sebulan beserta beras 30 kg dan gula 10 kg. QalbunJunaidiberstatus menikahdengan1 orang anak. Nllai uang dari beras dan gula dihitungberdasarkanharga pasar yaitu :

Hargaberas : gula : Harga

per Rp 10.000,00 kg. per Rp 8.000,00 kg. Rp 1.500.000,00 Rp 300.000,00 Rp 80.000,00 Rp 1.880.000,00

Penghitungan Pasal PPh 21 Gajisebulan Beras 30 x Rp 10.000,00 : Gula : 10x Rp 8.000,00 Penghasilan sebulan bruto Pengurangan : BiayaJabatan 5%x Rp 1.880.000,00 Penghasilan sebulan neto Penghasilan setahun neto 12xRp I.786.000,00 PTKP - untuk sendiri WP - tambahan karena menikah - tambahan untuk1 oranganak

Rp

94.000,00

Rp 1.786.000,00 Rp 21.a32.000,00 Rp 15-840.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 18.480.000,00

Penghasilan KenaPajak PPhPasal setahun 21 adalah = 5%x Rp 2.952.000,00 PPhPasal sebulan 21 : Rp 147.600,00: 12 Rp 147.600,00 Rp 12.300,00

Rp 2.952.000,00

I.11 Perhitungan PPh Pasal21 Bagi Pegawai Tetapyang Baru MemilikiNpWp pada Tahun Berialan WahyuSantosa, statusbelummenikah dan tidak memiliki tanggungan keluarga, padaPT FaiarSejahtera bekerja gaji dengan memperoleh dan tunjangan setiapbulan sebesar Rp5.500.000,00, yang bersangkutan dan membayar iuranpensiun kepada perusahaan yangpendiriannya disahkan DanaPensiun telah olehMenteri Keuangan setiap bulan sebesar padabulan Rp200.000,00. Wahyu Santosa barumemiliki NPWP Juni 2009 dan menyerahkan fotokopikartu NPWPkepadaPT FajarSejahtera untuk pemotongan Pasal bulan digunakan sebagai dasar PPh 21 Juni.

30

Perhitungan Pasal yangharus PPh 21 dipotong setiap bulan untukbulan Januari-Mei 2009adalah sebagai berikut: Gajidantun.iangan sebulan Pengurangan: 1. BiayaJabatan = 5% x Rp 5.500.000,00Rp 275.000,00 2. luranpensiun: Rp 200.000,00
Rp 475.000,00

Rp 5.500.000,00

Penghasilan atasgajidantunjangan Neto sebulan Penghasilan setahun: Neto 12x Rp5.025.000,00 PrKP Ol(0) - untukWajibPajak Penghasilan Pajak Kena PPhPasal ataspenghasilan 21 setahun: 5ol"x Rp 44.460.000,00 Rp 2.229.000,00
PPh Pasal21 atas gajisebutan Rp 2.223.000.00 2 = :1 Rp 185.250,00

Rp 5.025.000,00 Rp 60.300.000,00 Rp 15.840.000,00 Rp 44.460.000,00

PPhPasal yangharus 21 yangbersangkutan dipotong karena belum memiliki NpWp:


120%x Rp 185.250,00 Rp 222.300,00 = JumlahPPh Pasal21 yang dipotong dariJanuari-Mei 2009 = S x Rp 222.900,00 JumlahPPh Pasal21 terutang apabila Yang bersangkutan memiliki NPWp= 5 x Rp 185.250.00 Selisih(20%x 5 x Rp 185.250,00)

= = -

R p1 . 1 1 1 . 5 0 0 , 0 0 Rp 926.250,00 Rp 185.250,00

Penghitungan PPh Pasal21 terutang dan yang harusdipotonguntukbulanJuni 2009, setelahyang bersangkutan memilikiNPWP dan menyerahkan fotokopikartu NpWp kepadapemberikerja,dengancatatangaji dan tunjangan untukbulanJuni 2OO9 tidak berubah, adalahsebagaiberikut:

Perhitungan sebelumnya) Diperhitungkan pemotongan tambahan dengan atas 20%sebelum memiliki (Januari-Mei NPWP 2009) 2oo/ox5x I85.250.00 RD PPhPasal yangharus 21 dipotong bulan Juni2OOg

PPh Pasal21 terutang sebulan(samadengan

Rp

185.250,00

(Rp 185.250,00)
Nihil

Apabila Wahyu Santosa baru memiliki NPWP pada akhir November 2009 dan pph pasal 21 untuk bulan menyerahkan fotokopikartu NPWP sebelumpemotongan Desember2009, denganasumsi penghasilan setiapbulan besarnyasama dan tidak ada penghasilan selainpenghasilan lain tetapdan teratursetiapbulantersebut, maka perhitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotongpada bulan Desember2OO9 adalah sebagaiberikut:

PPhPasal terutang (sama 21 sebulan dengan Perhitungan sebelumnya) pemotongan tambahan Diperhitungkan dengan atas 20%sebelum (Januari-November memiliki NPWP 2009) 20/. x 11x Rp 185.250,00 PPhPasal yangharus 21 dipotong bulan Desember 2009

Rp (Rp

185.250,00 407.550,00)

(Rp 222.300,00)

Karena jumlah yang diperhitungkan lebih besar daripada jumlah PPh Pasal 21 terutang untuk bulan Desember 2009, maka jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotonguntuk bulan iersebut adalah Nihil. Jumlah sebesar Rp 222.300,00 dapat diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 untuk bulan-bulan dalam tahun selanjutnya kalenderberikutnya. Karenajumlahtersebut sudahdiperhitungkan denganPPh Pasal jumlahtersebut 21 terutanguntukbulan-bulan berikutnya, tidaktermasuk dalamkredit pajak yang dapat diperhitungkan oleh pegawai tetap dalam Surat Pemberitahuan TahunanPajakPenghasilan yang bersangkutan. Wajib PajakOrangPribadi Perhitungan PPh Pasal21 terutanguntuktahun2009,dimanaWahyu Santosasudah memilikiNPWPpada akhirbulan November 2009sebelumpemotongan PPh Pasal21 bulanDesember 2009 adalahsebaoaiberikul:

Gajidantunjangan setahun: Bp 5.500.000,00 x 12 Pengurangan : BiayaJabatan = 5%x Rp66.000.000,00Rp 3.300.000,00 pensiun: luran Rp 200.000,0012 = Rp 2.400.000,00 x Penghasilan Netosetahun PrKP (Tlvo) - untuk WajibPajak Penghasilan Pajak Kena PPhPasal ataspenghasilan 21 setahun: 5% x Rp 44.460.000,00

Rp66.000.000,00

Rp 5.700.000,00 Rp 60.300.000,00 Rp 15.840.000,00 Rp 44.460.000,00 Rp 2.223.000,00

PPhPasal yang 21 telahdipotong: Bulan Januari November 2009 = Rp 2.445.300,00 1l xRp222.300 =Rp Bulan Desember 2009 0,00 Rp .2.445.300,00 PPhPasal lebih 21 dipotong untuk diperhitungkan padabulan (Rp selanjutnya dalam tahun kalender berikutnya 222.3OO,OOI

KarenajumlahsebesarRp 222.300,00 denganPPh Pasal21 sudahdiperhitungkan terutangbulan berikutnya oleh Pemotong PPh Pasal21, makajumlahyang dapai dikreditkan dalamSurat Pemberitahuan Wajib Pajak Tahunan PajakPenghasilan pegawai yangbersangkutan Orang Pribadi Rp sebesar 2.223.9Qo,o0

32

1.12 Penghitungan PPh Pasat2i yang Harus Dipotong Pada Masa Paiak Terakhir, yaitu: a. Bulan Desember untuk Pegawai Tetapyang Bekeriasampaidenganakhir tahun kalender; b, Bulan TerakhirMemperoleh Gali atau penghasilan Tetapdan TeraturKarena yang Bersangkutan BerhentiBekeria. 1.12.1 Penghitungan Pasal yangHarusDipotong PPh 21 padaBulanDesember. a. DalamHal Penghasilan Tetapdan TeraturSetiapBulan Sama/Tidak Berubah, makaiumlahPPhPasal21 yangharusdipotongpadabulan Desember besarnya sama denganyang dipotongpada bulan-bulan sebelumnya. b. Dalam Hal BesarnyaPenghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan Mengalami Perubahan, JakaLelana, status belum menikah tidakmemiliki dan tanggungan keluarga, bekerjapada PT Lazuardi Internusa gaji denganmemperoleh dan tunjangln setiapbulansebesar 5.500.000,00, yang bersangkutan Rp dan membayar iuran pensiun kepadaperusahaan Dana pensiunyang pendiriannya telah disahkan olehMenteri Keuangan setiap bulan sebesar 200.000,00. Rp Mulai bulanJuli 2009,JakaLelana memperoleh penghasilan setiap kenaikan tetap bulan menjadi sebesar 2.000.000,00. Rp Perhitungan PPh Pasal21 yang harusdipotong setiapbulanuntukbulan Januari-Juni adalah 2009 sebagai berikut: Gajidantunjangan sebulan Pengurangan : BiayaJabatan = 5%x Rp5.500.000,00Rp 275.000,00 luranpensiun: = Rp 200.000,00 Rp 5.500.000,00

Rp

47s.000,00

Penghasilan atasgajidantunjangan Neto sebulanRp 5.025.000,00 Penghasilan setahun: Neto '12 Rp x 5.025.000,00 PTKP(lvo) - untukwajib Pajak Penghasilan Pajak Kena PPhPasal atasgajisetahun: 21 5% x Rp 44.460.000,00 Rp 60.300.000,00 Rp 15.840.000,00
Rp 44.460.000,00

Rp 2.223.000,00

PPhPasal atasgajisebulan 21 Rp 2.223.000,00: = 12 Rp 185.250,00 Perhitungan Pasal yangharus PPh 21 dipotong setiap bulanuntukbulan JuliNovember 2009adalah sebagai berikut: Gajidantunjangan sebulan Rp 7.000.000,00 Pengurangan: BiayaJabatan = 5olo Rp 7.000.000,00Rp 350.000,00 x = Rp 200.000,00 luranpensiun: Rp 550.000,00 Penghasilan atasgaiidantunjangan Neto sebulanRp 6.450.000,00

33

Penghasilan setahun: Neto 12x Rp6.450.000,00 PTKP(TKO) - untuk WajibPajak Penghasilan KenaPajak PPhPasal ataspenghasilan 21 setahun: 5% x Rp 50.000.000,00 15%x Rp 11.s60.000,00

Rp 77.400.000,00 Rp 15.840.000,00 Rp 61.560.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp 1.734.000,00 Rp 4.234.000,00

PPhPasal yangharus 21 dipotong setiap bulan: Rp4.234.000,00: = Rp3s2.833,00 12 Perhitungan Pasal yangharus PPh 21 padabulan dipotong Desember 2OOg: Penghasilan selama setahun: (6 x Rp5.500.000,00) x Rp 7.0OO.OOO,O0) 75.000.000,00 = Rp + (6 Pengurangan: BiayaJabatan: 5%x Rp75.000.000,00 = Rp3.750.000,00 lurang Pensiun: 12x Bp 200.000,00 = Rp2.400.000,00 Rp 6.150.000,00
Penghasilan Neto PTKP (TKO) - untukwajib Pajak Penghasilan Kena Pajak PPh Pasal2'l terutang: 5% x Rp 50.000.000,00 Rp 2.500.000,00 1 5 %x R p 3 . 0 1 0 . 0 0 0 , 0 0 Rp 451.500,00

Rp68.850-000,00 Rp 15.840.000,00 Rp s3.010.000,00

PPhPasal yangtelah 21 dipotong s.d. November 2009: (6x Rp 185.250,00)(5x Rpss2.833,00) + PPhPasal yangharus 21 padabulan dipotong Desember 2009

Rp 2.951.500,00 Rp 2.875.365,00 Rp
76.135,00

1.12.2 Penghitungan PPh pasal 2i yang HarusDipotongpada BulanTerakhir PegawaiTetap MemperolehpenghasllanTetapdan ieratur Karenayang Bersangkutan Berhenti Bekeria sebelum BulanDesember pegawai padaTahun Contoh: Lihat Contoh 1.6.2. Berhenti Bekeria Berjalan
ll.

PENGHITUNGAN PASAL ATASUANGPENSIUN PPh 21 YANGDIBAYARKAN SECARA BERKALA(BULANAN) ll.1 Penghitungan PPh Pasal21 PadaTahunpertamaDibayarkannya Uangpensiun SecaraBulanan

34

pemberi pensiun. 11.1.1 Penghilungan Pasal di Tempat PPh 21 KeljaSebelum Apabilawaktupensiun sudahdapatdiketahui denganpastipadaawaltahun, misalnya berdasarkan yang berlakudi tempatpemberi ketentuan keriayang pph dikaitkan denganusia pegawaiyang bersangkutan, maka perhitungan Pasal terutang 21 penghasilan pajak sebulan dihitung yang berdasarkan kena akan diperoleh dalam periodedimanapegawai yang bersangkutan akan bekerja dalam tahun berjalan sebelum memasuki masapensiun. Namun,apabila waktu pensiun belumdapatdiketahui denganpasti pada waktumenghitung PPh Pasal21 yang terutang untuksetiapbulan,maka penghitungan Pasal21 didasarkan PPh pada perkiraan penghasilan neto padacontoh 1.6.2.1. setahun seperti Penghitungan Pemotongan Pasal PPh 21 atas Penghasilan yang MasihMemiliki Pegawai Kewajiban PajakSubjektif pada Berhenti Bekerja Tahun Berialan. Contoh: RadenSuryaman, berstatus kawindengan2 (dua)oranganak yang masih menjadi tanggungan, pegawai bekerja sebagai tetap padapT IndoRejoAbadi gajisebulan dengan sebesar 5.000.000,00. Rp Raden Suryaman setiap bulan membayar iuranpensiun sebesar 250.000,00 DanaPensiun Rp ke Swadhana Utama yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan yang berlaku PT IndoRejoAbaditerhitung ketentuan di mulai1 Juli2009, Raden Suryaman akanmemasuki masapensiun. Penghitungan Pasal21 sebulan: PPh Gajisebulan Rp Pengurangan jabatan: 1. Biaya = 5%X Rp 5.000.000,00 2. luranpensiun 5.000.000,00

Rp250.000,00 Rp 250.000,00 Rp 500.000,00 4.500.000,00

Penghasilan sebulan Neto

Rp

Penghasilan 6 bulan Neto (masa bekerja Januari Juni2009) s.d. Rp4.500.000.00 x6 Rp 27.000.000,00 PTKP - untuk sendiri WP - tambahan karena menikah - tambahan untuk orang 2 anak Ro 15.840.000.00 Rp 1.320.000,00 Rp 2.640.000,00
Rp 19.800.000,00

Penghasilan Pajak Kena PPhPasal terutang: x Rp 7.200.000,00 21 5% PPhPasal terutang 21 sebulan: 360.000,00 Bp :6

Rp 7.200.000,00 Rp 360.000,00 Rp 60.000,00

Pada saat Raden Suryaman berhentl bekerla dan memasukl masa pensiun, maka pemberi keria memberikanbukti pemotongan PPh Pasal 21 (Form 1721A1l dengandata sebagaiberlkut: Gajiselama bulan 6 x Rp 5.000.000,00 6 : Rp 30.000.000,00

35

,l

Pengurangan jabatan: 1. Biaya 5%X Rp 30.000.000,00 2. luranpensiun: 6 x Rp 250.000,00

Rp 1.s00.000,00 Rp 1-500.000,00 Rp 3.000.000,00

Penghasilan selama bulan Neto 6 PTKP: - untuk sendiri WP - tambahan karena menikah -tambahan untuk2 oranganak

Rp 27.000.000,00 Bp 15-840.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 2.640.000,00 Rp 19.800.000,00

Penghasilan Pajak Kena

Rp

7.200.000,00

PPhPasal terutang 2l (5%x Rp 7.200.000,00) PPhPasal telah 21 (6 dipotong x Rp 60.000,00) PPhPasal kurang 21 (lebih) dipotong

Rp Rp

360.000,00 360.000,00
NIHIL

pemotongan Pasal seiiap Apabila PPh padapenghasilan 21 bulan didasarkan yang disetahunkan, karenapada saat perhitungan belumdiketahui secara pastisaat pensiun pph atau berhenti bekerja, makapadasaat penghitungan Pasal21 terutanguntukmasaterakhir(saatpensiunatau berhenti bekerja), akanterjadikelebihan pemotongan pegawai PPh Pasal21 atas penghasilan yang bersangkutan, yang harus dikembalikan pajak kepada oleh pemotong pegawai yangbersangkutan. 11.1.2 Penghitungan Pasal oleh DanaPensiun PPh 21 yangMembayarkan Uang Pensiun Bulanan. Untuk kemudahan kesederhanaan pegawai dan yangpensiun bagi dalam hal yang bersangkutan mempunyai penghasilan tidak selaindari pekerjaan dari satupemberi kerja danuangpensiun, pemotongan DanaPensiun menghitung PPh Pasal21 aias uang pensiun padatahunpertama pegawai menerima uangpensiun padagunggungan dengan penghasilan dari berdasarkan neto pemberi pensiun perkiraan kerja yangakan sampai dengan dan uangpensiun diterima yangbersangkutan. DanaPensiun dalamtahunkalender Agar dapat pemotongan Pasal21 sepertiitu, makapenerima melakukan pensiun PPh harus segera menyerahkan pemotongan Pasal (Formulir.l721 PPh 21 A'111721 dari pemberi bukti A-2) kerjasebelumnya. Melanjutkan Contoh Sebelumnya: Selanjutnya, mulai bulan Juli 2009 Raden Suryaman memperoleh uang pensiundari Dana PensiunSwadhana Utama sebesarRp 3.000-000,00 sebulan. Penghitungan Pasal21 terutang PPh adalah atas uang pensiun sebagai berikut. Pensiun sebulan adalah
Flp 3.000.000,00

36

Pengurangan: pensiun x Rp3.000.000,00 Biaya = 5% Penghasilan sebulan neto Penghasilan Julis.d.Desember neto 2009 6 x Rp 2.850.000,00 Penghasilan dari PT IndoRejoAbadi neto sesuai dgn buktipemotongan Pasal21 adalah PPh penghasilan tahun Jumlah neio 2009 PTKP - untuk sendiri wP - tambahan karena menikah - tambahan untuk orang 2 anak

Rp

150.000,00

Rp 2.850.000,00 Rp 17.100.000,00

"l

27.000.000,00

Rp 44.100.000,00

Rp 15.840.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 2.640.000,00 Rp 19.800.000,00

Penghasilan KenaPajak PPhPasal21 terutang adalah: = 5% x RD24.300.000.00 PPhPasal terutang PT IndoRejo 21 di Abadi sesuai pemotongan Pasal dengan bukti PPh 21 (Form 1721 A1) padaDanaPensiun PPhPasal terutang 21 Swadhana Utama, selama bulan 6 adalah

Rp 24.300.000,00 Rp 1.215.000,00

Rp Rp

360.000,00 855.000,00

PPhPasal atasuangpensiun yangharus 21 dipotong bulan tiap adalah: = Rp855.000,00:6 Rp 142.500,00 Penghitungan kembali PPh Pasal 21 oleh Dana Pensiun Swadhana Utamauntuk dicantumkandalamForm 1721A1l Pensiun selama bulan: x Rp 3.000.000,00 6 6 Pengurangan: pensiun: Biaya = 5%x Rp 18.000.000,00 Penghasilan 6 bulan neto Penghasilan dariPT IndoRejo neto Abadi pemotongan Pasal sesuai dengan bukti PPh 21 adalah penghasilan tahun Jumlah neto 2009 PTKP - untuk sendiri WP - tambahan karena menikah - tambahan untuk2 oranganak Rp 18.000.000,00

Rp

900.000,00

Rp 17.100.000,00

*l

27.000.000,00

Rp 44.100.000,00

Rp 15.840.000,00 Rp 1.320.000,00 Rp 2.640.000,00 Rp 19.800.000,00

Penghasilan Pajak Kena PPhPasal terutang 21 adalah: = 5%x Rp24.300.000,00 PPhPasal21 terutang PT IndoRejoAbadi di sesuai dengan pemotongan PPhPasal bukti 21 (Form 1721 41) PPhPasal terutang padaDanaPensiun 21 Swadhana Utama, selama bulan 6 adalah PPhPasal telah 21 dipotong: x Rp 142.500,00 6 PPhPasal kurang 21 (lebih) dipotong

Rp 24.900.000,00 Rp j.215.000,00

Rp 360.000,00 Rp B55.OOO,O0 Rp 855.000,00


NIHIL

ll.2 Penghitungan PPh Pasal21 Atas pembayaran Uang pensiun SecaraBulanan PadaTahun Keduadan Setetusnya. pph Dengan menggunakan contoh penghitungan pasal21 atasuang sebelumnya, pensiun bulanan mulai Januari 2010(tahun yangbersangkutan pensiun) kedua adalah sebagai berikut. Pensiun sebulan adalah Pengurangan: Biayapensiun = 5%x Bp 3.000.000,00 Penghasilan sebulan neto Penghasilan disetahunkan neto 12 x Rp 2.850.000,00 PTKP: - untuk sendiri WP - tambahan karena menikah - tambahan untuk orang 2 anak Rp 15.840.000,00 Ro 1.320.000.00 Rp 2.640.000,00 Bp 19.800.000,00 Penghasilan Pajak Kena PPhPasal setahun: 21 = 5%xRp 14.400.000,00
PPh Pasal21 sebulan R p 7 2 0 . 0 0 0 , 0:01 2 =

Rp 3.000.000,00 Rp 150.000,00

Rp 2.850.000,00 Rp 34.200.000,00

Rp 14.400.000,00 Rp720.000,00 Rp 60.000,00

III. PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 TERHADAP PENGHASILAN PEGAWAI HARIAN, TENAGA HARIAN LEPAS. PENERIMAUPAH SATUAN. DAN PENERIMA UPAHBORONGAN III.1 DENGAN UPAHHARIAN lll.1.1 Sentotdenganstatusbelum menikahpada bulan Januari2009 bekerja sebagaiburuhharianpada PT Harapan Sentosa. bekerjaselama10 hari la danmenerima upahharian sebesar 150.000,00. RD

38

Penghitungan Pasal terutang: PPh 21 Upah sehari Dikurangi batas upahharian iidakdilakukan pemotongan PPh Penghasilan KenaPajakSehari PPhPasal dipotong Upah 21 atas sehari:

Rp 15O.OO0,OO Rp 150.000,00 Rp Rp 0,00 O,OO

jumlah Sampai dengan ke-8,karena hari kumulatif upahyangditerima belum melebihi 1.320.000,00, tidakadaPPhPasal yangdipotong. Rp maka 21 jumlah Padaharike-g kumulatif upahyangditerima melebihi 1.320.000,00, Rp maka PPh Pasal21 terutang dihitung berdasarkan upah setelah dikurangt yangsebenarnya. PTKP Upah harike-9 (Rp150.000,009) s.d x PTKPsebenarnya: 9 x (Rp15.840.000,00 / 360)
Penghasilan Kena Pajaks.d hari ke-g PPh Pasal 2l lerutang s.d hari ke-g 5% x Rp 954.000,00 PPh Pasal21 yangtelahdipotong harike-8 s.d

Rp 1.3S0.O0O,OO Rp
Rp Rp Rp

396.000,00
954.000,00 47.700,OO O,OO

-;;.til^tt

PPhPasal yangharus padaharike-g 21 dipotong

il

padaharike-g,upahbersih Sehingga yangditerima Sentot sebesar: = Rp Rp 150.000,00Rp47.7O0,0O 102.300,00 l\4isalkan Sentot bekerja selama10 hari,makapenghitungan Pasal21 PPh yang harusdipolong padaharike-10adalah sebagai berikut: jumlahPPhPasal yang Pada harikerja ke-10, 21 dipotong adalah: Upahsehari PTKPsehari - untuk sendiri 15.840.000,00 (Rp WP : 360) Penghasilan Pajak Kena PPhPasal terutang 21 5%x Rp 106-000,00 Rp 150.000,00 Rp 44.000,00

Rp 106.000,00 Rp 5.300,00

padaharike-10, Sehingga Sentot menerima upahbersih sebesar: = Rp 150.000,00Rp 5.300,00 Rp 144.700,00 lll.1.2 Teguh Gunanto(belummenikah) pada bulan Maret 2009 bekerjapada perusahaan Gerbang PT Transindo, menerima upahsebesar 200.000,00 Rp perhari. Penghitungan Pasal Upah PPh 21 sehariRp200.000,00 Upah sehari atasRp 150.000,00 di adalah: - Rp = Rp 200.000,00 150.000,00Rp 50.000,00 = (harian) PPhPasal =5%x Rp 50.000,00 Rp 2.500,00 21

39

Pada hari ke-7 dalam bulan kalenderyang bersangkutan, Teguh Gunanto telah menerima penghasilansebesar Rp 1.400.000,00,sehingga telah melebihiRp 1.320.000,00. DengandemikianPPh Pasal21 atas penghasilan TeguhGunantopada bulanMaret2009dihitung sebagaiberikut:

Upah7 harikerja PTKP: 7 x (Rp15.840.000,00/360) Penghasilan Pajak Kena PPhPasal =5%x Rp 1.092.000,00 21

Rp 1.400.000,00 Rp 308.000,00

Rp 1.092.000,00 Rp 54.600,00 15.000,00 39.600,00

PPhPasal yangtelah 21 dipotong harike-6: s.d. 6 x Rp 2.500,00 Rp PPhPasal yangharus 21 padaharike-7 Rp dipotong

Jumlah sebesar 39.600,00 dipotongkan upahharian Rp ini dari sebesar Rp 200.000,00 sehingga padaharikerja upahyangditerima Teguh Gunanto ke-7 adalah: Rp 200.000,00 Rp39.600,00 Rp 160.400,00 = Pada hari kerja ke-8 dan seterusnyadalam bulan kalenderyang jumlahPPhPasal perhariyangdipotong bersangkutan, 2l adalah : Upah sehari PTKP - untuk sendiri WP Rp 15.840.000,00 : 360 Penghasilan KenaPajak Rp 200.000,00

Rp

44.000,00

Rp 156.000,00

PPhPasal terutang 21 adalah5%x Rp 156.000,00= 7.800,00 Rp


III.2 DENGANUPAH SATUAN Urip Firmanto (belum menikah) adalah seorang karyawanyang bekerja sebagai perakit TV pada suatu perusahaanelektronika.Upah yang dibayar berdasarkanatas jumlahunivsatuan yang diselesaikan yaitu Rp 50.000,00 buahTV dan dibayarkan per tiap minggu.Dalamwaktu l.minggu (6 hari kerja)dihasitkan sebanyak 24 buah ry

dengan upah

Rp 1.200.000,00.

Penghitungan Pasal : PPh 2l Upahsehari adalah Rp 1.200.000,00 :6 Upahdiatas 150.000,00 Rp sehari - Rp Rp 200.000,00 150.000,00 Upahseminggu pajak terutang 6 x Rp 50.000,00 PPhPasal2 1 = 5ol" Rp 300.000,00 Rp 15.000,00 x (Mingguan)

Rp 200.000,00 Rp 50.000,00 Rp 300.000,00

40

DENGAN UPAHBORONGAN Contoh Penghitungan: Viko mengerjakan dekorasi sebuahrumah denganupah borongan sebesarRp pekerjaan 350.000,00, diselesaikan dalam hari. 2 Upahborongan sehari Rp350.000,00 = : :2 Upahsehari diatas 150.000,00 Rp - Rp Rp 175.000,00 150.000,00 pa.iak: Upahborongan terutang 2 x Rp 25.000,00 PPh Pasal2't = 50/o Rp 50.000,00 x Rp50.000,00 Rp 2.500,00 Rp25.000,00 Rp 175.000,00

III.4 UPAH HARIAN/SATUAN/BORONGAN/HONORARIUM YANG DITERIMATENAGA HARIAN LEPAS TAPI DIBAYARKAN SECARA BULANAN Wardi bekerja pada perusahaaneleKronik dengan dasar upah harianyang dibayarkan bulanan.Dalam bulan Januari 2009 Wardi hanya bekerja 20 hari kerja dan upah sehariadalahRp 120.000,00. Wardimenikah tetapibelummemiliki anak.

Penghitungan Pasal PPh 21 Upah = Januari 2009= 20 x Rp 120.000,00 Rp 2.400.000,00 = = Penghasilan setahun 12 x Rp 2.400.000,00 neto Rp 28.800.000,00 PTKP(l(J adalah sebesar untuk sendiri WP Rp 15.840.000,00 tambahan karena menikah Rp 1.320.000,00 Rp 17.160.000,00 Penghasilan Pajak Kena PPhPasal setahun 21 adalah sebesar: = 5olo Rp 1 1.640.000,00 x PPhPasal sebulan 21 adalah sebesar: Rp 582.000,00 = : 12 Rp 11.640.000,00 Bp Rp 582.000,00 48.500,00

IV. PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PASAL21 ATASJASA PRODUKSI, PPh TANTIEM, GRATIFIKASI YANGDITERIMA MANTAN PEGAWAI, HONORARIUM KOMTSARIS YANG BUKAN SEBAGAI PEGA\IYAI TETAP DAN PENARIKANDANA PENSIUN OLEH PESERTA PROGRAM PENSIUN YANGMASIH BERSTATUS SEBAGAI PEGAWAI lV,1 Contohpenghitungan penghasilan PPh Pasal21 atas pembayaran kepadamantan pegawai. VictoriaEndah bekerjapada PT FajarWisesa.Padatanggal1 Januari2009 telah pada PT FajarWisesakarenapensiun. berhenti bekerja Pada bulan Maret2009 jasa produksi VictoriaEndah menerima Rp tahun2008dari PT FajarWisesasebesar 5s.000.000,00.

4l

PPhPasal yangterutang 21 adalah: 5%x Rp 50.000.000,00 Rp 2.500.000,00 15%x Rp 5.000.000,00 Rp 750.000,00 PPhPasal yangharus 21 dipotong Rp 3.2b0.000,00 Apabila dalamtahunkalender yang bersangkutan, penghasilan dibayarkan kepada mantan pegawailebih dari 1 (satu) kali, maka PPh Pasal 21 atas pembayaran penghasilan berikutnya yang dihitung dengan menerapkan Pasal ayat(1)huruf tarif 17 a UU PPh atas jumlah penghasilan bruto kumulatifyang diterimadengan penghasilan telah memperhitungkan yang diterima sebelumnya. lV.2 Contoh penghitungan Pasal atashonorarium PPh yangtidakmerangkap 21 komisaris pegawai sebagai tetap Pandayaadalahseorangkomisaris PT WahanaSeiahtera, yang bukansebagai di pegawai tetap. Dalam yaitubulanDesember tahun2009, 2009menerima honorarium sebesar 60.000.000.00. Ro PPh Pasal21 yangterutang adalah: 5%x Rp 50.000.000,00 15ol" Rp 10.000.000,00 x PPhPasal yangharus 21 dipotong Rp 2.500.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp4.000.000,00

Apabila dalamtahunkalender yang bersangkutan, penghasilan dibayarkan kepada yang bersangkutan lebih dari 1 (satu)kali, maka PPh Pasal 21 atas pembayaran penghasilan yang berikutnya dihitung denganmenerapkan Pasal17 ayat (l) tarif huruf a UU PPh atas jumlahpenghasilan yang diterima brutokumulatif dengan memperhitungkan penghasilan telah yang diterima sebelumnya. lV.3 Contohpenghitungan Pasal21 penarikan PPh program danapensiun oleh peserta pensiun yangmasihberstatus pegawai sebagai Zakarias pegawai Sampurna Sa{aat adalah gaji PT Sejati menerima Rp 2.000.000,00 sebulan. Sampurna PT program pensiun Sejatimengikuti untukpara pegawainya. PT Sampurna Sejatimembayar iurandanapensiun untukZakarias sebesar Rp Safaat 100.000,00 sebulan Dana Pensiun ke yang pendiriannya Manfaat Sejahtera, telah disahkan oleh Menteri Keuangan. Zakarias Safaat membayar iuranserupa dana ke pensiun yangsamasebesar 50.000,00 Rp sebulan. BulanApril2009Zakaias Safaatmemerlukan biayauntukperbaikan rumahnya maka ia mengambiliuran dana pensiun yang telah dibayar sendiri sebesar Rp 20.000.000,00. pada bulanJuni 2009 ia menarik Kemudian lagi dana sebesar Rp 15.000.000,00. Kemudian bulan Oktober 2009untuk keperluan lainnya menarik ia lagi danasebesar 25.000.000,00. Rp PPhPasal yang 21 terutang adalah: a. atas penarikan pada danasebesar 20.000.000,00 bulanApril2009terutang Rp PPhPasal sebesar x Rp 20.000.000,00Rp 1.000.000,00 = 21 5% b. atas penarikan danasebesar 15.000.000,00 bulanJuni 2009terutang pada Rp =Rp 750.000,00 PPhPasal sebesar5% Rp 15.000.000,00 21 x

42

atas penarikan danasebesar 25.000.000,00 bulanOktober pada Rp 2OOg terutang PPhPasal sebesar: 21 = s% x Rp 1s.000.000,00 Rp 750.000,00 = 15% Rp 10.000.000,00 x Rp 1.500.000,00 Rp2.250.000,00
V.

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN YANG DITERIMA OLEH BUKANPEGAWAI. V.1 PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PASAL21 ATAS PENGHASILAN PPh YANG DITERIMA OLEH TENAGA AHLIYANGMELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS V.1. 1 Contoh perhitungan yangpraktik rumah dokter di sakitdan/atau klinik dr. AbdulGoparmerupakan dokter yangmelakukan praktik spesialis .lantung di RumahSakitHarapan Jantung Sehatdenganperjaniian bahwaatas setiap jasa dokteryangdibayarkan pasien oleh akandipotong 2e7" olehpihakrumah sakit sebagaibagianpenghasilan rumahsakitdan sisanya sebesar80% dari jasa doKer tersebutakan dibayarkan kepadadr. Abdul Gopar pada setiap akhir bulan. Dalam semesterpertamatahun 2009, .iasa dokter yang pasien dibayarkan atastindakan Abdul dr. Gopar adalah sebagai berikut: Bulan
Januari JumlahJasa DokterVanqdibavarPasien(Rupiah)

Februari Maret April Mei Juni Jumlah

30.000.000.00 30.000.000,00 25.000.000,00 40.000.000.00 30.000.000.00 25.000.000.00


180.000.000.00

Penghitungan PPh Pasal2l untukbulanJanuari sampaidenganJuni 2OO9:


JasaDoKeryang Bulan Dasar Tarif Pemotongan Pasal17 Pemotongan dibayar Pasien PPh Pasal2l ayat(1) PPh Pasal21 Kumulatif hurufa (Rupiah) (Rupiah) (RuDiah) UU PPh (2) (3)=50%x(2) (5) \4) 30.000.000,00 15.000.000.00 15.000.000,00 5% 30.000.000.00 15.000.000.00 30.000.000,00 25.000.000.00 12.500.000,00 42.500.000,00 5% 15.000.000,00 7.500.000,00 50.000.000,00 5% 25.000.000.00 12.500.000.00 62.500.000.00 150/" 30.000.000,00 '15.000.000.00 77.500.000,00 157" 25.000.000,00 12.500.000.00 90.000.000,00 157" 180.000.000,00 90.000.000.00 Dasar
Ffn Hasal

21 terutang (Ruoiah)

(1) Januafl

(6)=(3) (s) x
750.000,00 750.000.00 625.000.00 375.000,00 1.875.000.00 2.250.000,00 1.875.000.00 8.500,000,00

Fsbruari et April NIsi


Juni Jumlah

Apabila AbdulGopar dr. belum memiliki NPWP, makaPPhPasal terutang 21 adalahsebesar120/" dari PPh Pasal21 terutanqsebaoaimana contohdi alas. V.1.2 Contohpenghitungan Pasal21 atas Penghasilan PPh yang Diterima Oleh Tenaga Ahli selaindokteryangpraktik rumah di sakit: lr. GardaSuganda,MArch adalahseorangarsitek,pada bulan Maret2009 menerima lee sebesarRp 100.000.000,00 PT SelarasPropertindo dari pemberjan sebagai yang dilakukannya. imbalan PadabulanJuli 2009 iasa pelunasan feesebesar 50.000.000,00. menerima sisa Rp

43

Penghitungan PPh Pasal21: Penghasilan Bulan Bruto (RuDiah)


(1)

Dasar Pemotongan PPhPasal 21 (RuDiah)


(3)=50%x (2)

Dasar Taril Pasal Pemotongan 17 ayat (1) PPh Pasal21 hurufa Kumulatit (Rupiah) UU PPh
(4)
(5)

PPh Pasal21 terutang (Rupiah)


(6)=(3)x (5)

(2)

Maret Juli Jumlah

100.000.000,000.000.000.00 50.000.000,00 5 50.000.000,0025.000.000.00 75.000.000.00 1s0.000.000,00 75.000.000,00

150,4

2.500.000,00 3.750.000.00

6.250,000,00

V.2 PENGHITUNGAN PASAL21 ATAS PENGHASILAN PPh YANGDITERIMA OLEH BUKANPEGAWAI LAINNYA YANGMENERIMA PENGHASILAN YANGBERSIFAT BERKESINAMBUNGAN. Uswatun Hasanah adalah seorang rumah yangmempunyai orang ibu tangga 2 anak bekerjasebagaidistributor pada pT GoldenChain.Suami multi level marketing UswatunHasanah telah terdaftar sebagaiWajib Pajakdan mempunyai NpWp, dan yang bersangkutan bekerjapada PT. Pelangi Antar Nusa. UswatunHasanah telah menyampaikan fotokopikartu NPWPsuami,fotokopisurat nikah dan fotokopikartu pemotong keluarga kepada pajak. penghasilan Uswatun Hasanah hanya memperoleh dari kegiatannya sebagai distributor multilevelmarketing, telahmenyampaikan dan surat pernyataan yang menerangkan tersebutkepadaPT GoldenChain.Dalam hal pertama semester yang diterima tahun2009,penghasilan oleh Uswatun Hasanah sebagai distributor MLMdari perusahaan tersebut adalah sebaqai berikut: Januari 2009 Rp 20.000.000,00 Februari 2009 Rp 17.000.000,00 Maret 2009 Rp 23.000.000,00 April2009 Rp 15.000.000,00 Mei2009 Rp 25.000.000,00 Juni2009 Rp 10.000.000,00 Jumlah Rp1 10.000.000,00

Penghitungan Pasal21 untuk bulanJanuari PPh s.d. Juni 2009 adalahsebagai berikut:
larit Pasal 17 ayat

Bulan

Penghasilan Bruto (Rupiah)

PTKP sebulan (Rupiah)

PKPsebulan (Rupiah)

PKPKumulatif 0 ) huruf {Rupiah)

aUU

PPhPasal 21 rurang (Rupiah) (A=(4)x(6) s34.000,00 784.000.00 782.000,00 906.000,00 2.052.000,00 3.552.000,00 1.302.000,00 10.312.000,00

Jan Feb

Maret April Mei


Jmlh

(3) (5) (6) t2) .000.000,00 1.320.000,00 0.000.00 18.680.000,00 5 % .000.000.00 1.320.000.00 34.360.000,00 5% 23.000.000,00 1.320.000,00 15.640.000,00 50.000.000,00 sca 6.040.000.00 56.040.000,00 ' 1 5 % 15.000.000.00 '1.320.000,00 13.680.000.00 69.720.000,00 15% 25.000.000,00 1.s20.000,00 23.680.000,00 93.400.000,00 1 5 % 10.000.00 1.320.000,00 8.680.000,00 102.0s0.000,00 5 % 1 7.920.000.00 102.080.000.00102.O80.000,00

ApabilaUswatun Hasanah tidak dapatmenunjukkan fotokopi kartu NPWPsuami, fotokopi suratnikahdan fotokopi kartukeluarga Uswatun dan Hasanah sendiri tidak memiliki NPWP, makaperhitungan Pasal21 dilakukan PPh contoh di sebagaimana atas namuntidak memperoleh pengurangan PTKPsetiapbulan,dan jumlahPPh yaitu Pasal21 yangterutang perhitungan adalahsebesar tersebut, 120ol" berdasarkan sebagai berikut:

44

Penghasilan TaritPasal Tidak PPh Pasal21 Bruto 17ayat(l ) Bulan Memiliki IeruIang Kumulatif hurufa UU (Rupiah) NPWP (Buoiah) PPh (6)=(2)x(4)x(5) (2\ (3) (4') (5) Januari 20.000.000,00 20.000.000.00 5% 1200/" 1.200.000.00 Februari 17.000.000.00 37.000.000.00 5v" 1200/" 1.020.000.00 't20% Maret 13.000.000,00 50.000.000,00 5"/" 780.000,00 10.000.000.00 60.000.000.00 15"4 120"/" 1.800.000.00 April 15.000.000.00 75.000.000.00 154 1200/o 2.700.000,00 Mei 25.000.000.00100.000.000,00 15% 120/" 4.500.000,00 Juni 10.000.000.00110.000.000.00 1504 120,6 1.800.000,00 Jumlah 110.000.000,00 110.000.000.00 13.800,000.00 Penghasilan Bruto (Rupiah)

Dalamhal suamiUswatun Hasanah atau Uswatun Hasanah sendiri telahmemiliki NPWP,namunUswatun penghasilan di luar kegiatannya Hasanah mempunyai lain sebagai distributor multilevelmarketing, makaperhitungan Pasal21 terutang PPh adalahsebagaimana l,rrt20o/"lebih tinggi contohdi atas, namuntidak dikenakan yangbersangkutan suaminya karena atau telah memiliki NPWP.

v.3 PENGHITUNGAN PASAL21 ATAS PENGHASILAN PPh YANGDITERIMA OLEH


BUKAN PEGAWAI LAINNYA YANG MENERIMA PENGHASILAN YANG TIDAK BERSIFAT BERKESINAM BUNGAN. Dwi Amiarsih, penceramah yangmemberikan pada M.B.A adalah seorang ceramah suatu lokakarya yang sehariyang diselenggarakan suatuyayasan,honorarium oleh dibayarkan adalah sebesar 2.500,000,00 Rp = Rp PPhPasal yangterutang x Rp 2.500.000,00 125.000,00 21 :5olo

v.4 PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PASAL21 ATAS PENGHASILAN PPh YANG

DITERIMA OLEH BUKAN PEGAWAI, SELAINTENAGAAHLI, SEHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN JASA YANG DALAM PEMBERIAN JASANYA MEMPEKERJAKAN ORANG LAIN SEBAGAI PEGAWAINYA DAN/ATAU MELAKUKAN PENYERAHAN MATERIAUBAHAN pekerjaan gedungdari PT WahanaJaya Sulistiya Nugraha menerima dekorasi denganimbalanRp 10.000.000,00. Sulistiya Nugraha mempergunakan tenaga5 orang pekerjadengan membayarkan sebesarRp upah harian masing-masing yangdibayarkan pekerjaan 180.000,00. harian Upah untuk orang 5 selama melakukan yang sebesar 4.500.000,00. Rp selain Sulistiya itu, Nugraha material/bahan membeli gedung dipakai untuk dekorasi sebesar 1.000.000,00. Rp Penghitungan Pasal terutang PPh 2l adalah sebagai berikut: l. lmbalanyang diterimaSulistiya Nugrahadari PT WahanaJaya merupakan imbalansehubungan denganjasa yang dilakukan oleh orang pribadibukan pemotongan Pasal PPh sebagaipegawai WahanaJaya,yangharusdilakukan PT 21 dengan imbalan bruto. menerapkan Pasal17 ayat(1)huruf atasjumlah tarif a perjanjian yang diberikan Dalamhal berdasarkan oleh Sulistiya sertadokumen yangmerupakan upahyangharus Nugraha, dapat diketahui bagian imbalan bruto pekerja yangdipekerjakan Sulistiya dan Nugraha dibayarkan kepada harian oleh dasar biayauntukmembeli maka brutosebagai material/bahan, jumlahimbalan perhitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotongoleh PT Wahana Jaya atas yangdiberikan bruto imbalah imbalan Nugraha adalah sebesar kepada Sulistiya yangdipekerjakan Nugraha Sulistiya dikurangi bagian upahtenagakerjaharian adalahsebesar: dan biayamaterial/bahan, sebagaimana dalamcontoh

45

- Rp - Rp Rp 10.000.000,00 a.500.000,00 1.000.000,00 a.500.000,00. = Rp P_Ph Pasal 21 yang harusdipotongpT WahanaJaya atas penghasilan yang diterima = Sulistiya Nugraha S% x Rp 4.500.000,00 Rp 225.000,00. = Datam ha-l P-T Wahana Jaya tidak memperoleh informasi perjanjian berdasarkan yang dilakukan atau dokumen yang diberikan oleh Sulistiya Nugraha mengenai upan yang harusdikeluarkan Sulistiya Nugraha atau pembelian material/bahan, maka dasarpemotongan Pasal adalah jumlah PPh 21 sebesar 10.000.000,00. Rp ll. Untukpembayaran upah hariankepadamasing-masing pekerjawajib dipotong PPhPasal olehSulistiya 21 Nugraha samaseperti dalam contoh di atas. lll.1 VI. PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN YANG DITERIMA PESERTA KEGIATAN. Contoh Penghitungan Pasal PPh 2l TaufikAprianto adalahseorang pemainbulutangkis professional yang bertempat tinggal di Indonesia. menjuarai la turnamen Indonesia Terbuka dan memoeroleh hadiah sebeiir Ro 200.000.000,00. PPhPasal yangterutang 21 atashadiah turnamen Indonesia Terbuka tersebut adaran : 5% x Rp 50.000.000.00 15%x Rp 150.000.000.00 Rp 2.500.000,00 Rp22.500.000,00 Rp 25.000.000.00 VII. PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 26 ATAS PENGHASILAN PEGAWAI DENGAN STATUS WAJIB PAJAK LUAR NEGERI YANG MEMPEROLEH GAJI SEBAGIAN ATAUSELURUHNYA DALAMMATAUANGASING a. Dalamhal pegawai denganstatuswajib pajak luar negerimemperoleh sebagian gaji atau seluruhnya dalammata uang asingsebelumPPh dihitung terlebih dahuluharus dikonversi dalammatauangrupiah_ b. PPh Pasal26 yangterutang jumlahpenghasilan dihitung berdasarkan bruto,dan tidak bolehdiperhitungkan pengurangan-pengurangan biaya jabatan seperti dan pTKp. Contoh: WilliamBentley adalahpegawai asingyangberada Indonesia di kurang dari 183 hari.Dia berstatus menikah dan mempunyai oranganak.la memperoleh pada bulanMaret 2 gaji 2009sebesarus$ 2,500sebulan. KursMenteri padasaat pemotongan Keuangan adalah Rp 11.500,00 untuk US$1.00 Penghitungan Pasal PPh 26: Penghasilan gaji brutoberupa sebulan adalah: = US$2,500 Rp .1 x 1.500,00 Rp 28.7s0.000.00 PPhPasal terutang 26 adalah : = Rp 20%x Rp 28.750.000,00 5.

N NASUTION

46

Anda mungkin juga menyukai