MANUSIA-ILAHI Memuji dan memuliakannya adalah mengagungkan Tuhan: buah Ilahi tumbuh dari hakekat dasar baki ini. Apel tumbuh dari keranjang ini dengan berbagai kehalusan ragam: bukanlah keburukan jika engkau menyebutnya dengan nama pohon. Sebutlah keranjang ini Pohon-Apel, karena di antara keduanya ada perpaduan tersembunyi. Anggaplah keranjang ini Pohon keberuntungan dan duduklah dengan tenang di bawah naungannya. JALAN TASAWUF Sumbatlah telinga nafsumu, yang bagai kapas menutupi Kesadaranmu dan membuat tuli telinga batinmu. Jadilah dirimu tanpa telinga, tanpa rasa, tanpa pemikiran, Dan dengarkanlah seruan Tuhan, Kembalilah! Atas perjalanan lahir, kata dan tindakan kita, Di atas langitlah perjalanan batin kita Tubuh berjalan di atas jalannya yang berdebu Ruh berjalan, bagaikan Yesus, di atas lautan.
Betapa tak kan sedih aku, bagai malam, tanpa hari-Nya serta keindahan wajah hari terangNya? Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku: semoga hatiku menjadi korban bagi Kekasih yang membuat pilu hatiku! Aku sedih dan tersiksa karena Cinta demi kebahagiaan Rajaku yang tiada bandingnya. Titk air mata demi Dia adalah mutiara, meski orang menyangka sekedar air mata. Kukeluhkan jiwa dari jiwaku, namun sebenarnya aku tidak mengeluh: aku cuma berkisah. Hatiku bilang teriksa oleh-Nya, dan kutertawakan seluruh dalihnya. Perlakukanlah aku dengan benar, O Yang Maha Benar, O Engkaulah Mimbar Agung, dan akulah ambang pintu-Mu! Di manakah sebenarnya ambang pintu dan mimbar itu? Di manakah sang Kekasih, di manakah kita dan aku? O Engkau, Jiwa yang bebas dari kita dan aku, O Engkaulah hakekat ruh lelaki dan wanita. Ketika lelaki dan wanita menjadi satu, Engkau-lah Yang Satu itu; ketika bagianbagian musnah, Engkau-lah Kesatuan itu. Engkau ciptakan aku dan kita supaya memainkan puji-pujian bersama diri-Mu, Hingga seluruh aku dan engkau dapat menjadi satu jiwa serta akhirnya lebur dalam sang Kekasih.
TEMPAYAN SPIRITUAL Kebenaranmu tersmbunyi dalam dusta, laksana rasa mentega dalam dadihnya. Dustamu adalah tubuh yang fana ini; kebenaranmu adalah ruh Ilahiah. Bertahun-tahun dadihlah yang tinggal dalam pandangan, sementara menteganya hilang bagai tak pernah ada, Sampai Tuhan mengirim Utusan, seorang Hamba pilihan, untuk menggoncang dadih dalam tempayanMenggoncangkannya dengan metode dan ketrampilan, serta mengajariku bahwa diriku yang sebenarnya tersembunyi. Dadih telah basi: jagalah, jangan biarkan ia mengalir sampai kau sadap mentega daripadanya. Ubahlah ia secara terampil, sampai ia dapat mengungkapkan rahasianya. Kefanaan tubuh adalah bukti keabadian ruh: berkeliarannya pemabuk yang bersuka-ria membuktikan adanya pembawa cawan.
Sudilah pahami betapa para pencinta terluka, Dengar, dengarkanlah rintihan Seruling!
MUSIK KENANGAN
Dikisahkan, seruling dan kecapi yang menawan telinga kita Nadanya berasal dari perputaran angkasa; Namun Iman, yang melampaui lompatan spekulasi, Dapat mengerti merdunya setiap suara yang tak serasi. Kami, yang bagian dari Adam, bersamanya mendengarkan Nyanyian para Malaikat dan Muqarrabin. Meski tumpul dan menyedihakan, ingatan kami Masih menyimpan gema alunan nada surgawi. Oh, musik adalah hidangan bagi para pencinta, Musik kan melambungkan jiwa ke dunia Sana. Bara berpijar, api abadi pun kian berkobar: Sembari menikmati dengan suka-ria kami pun dengar.
dan akulah ambang pintu-Mu! Di manakah sebenarnya ambang pintu dan mimbar itu? Di manakah sang Kekasih, di manakah kita dan aku? O Engkau, Jiwa yang bebas dari kita dan aku, O Engkaulah hakekat ruh lelaki dan wanita. Ketika lelaki dan wanita menjadi satu, Engkau-lah Yang Satu itu; ketika bagianbagian musnah, Engkau-lah Kesatuan itu. Engkau ciptakan aku dan kita supaya memainkan puji-pujian bersama diri-Mu, Hingga seluruh aku dan engkau dapat menjadi satu jiwa serta akhirnya lebur dalam sang Kekasih.
DUKACITA KEMATIAN
Pangeran umat manusia (Muhammad) sungguh mengatakan bahwa tak seorang pun yang meninggalkan dunia ini Merasa sedih dan menyesal karena telah mati; sebaliknya, dia bahkan sangat menyesal karena telah kehilangan kesempatan, Seraya berkata pada dirinya, Mengapa tak kujadikan kematian sebagai tujuanku kematian sebagai gudang menyimpan segala keberuntungan dan kekayaan, Dan mengapa, karena tampak ganda, aku tambatkan hidupku pada bayang-bayang yang mudah lenyap dalam sekejap? Dukacita kematian tiada hubungannya dengan ajal, karena mereka asyik dengan wujud keberadaan yang menggejala Dan tak pernah memandang seluruh buih ini bergerak dan hidup karena Sang Lautan. Bila Sang Lautan telah menepiskan buih ke pantai, pergilah ke kuburan dan lihatlah mereka! Tanyakan kepada mereka, Di manakah arus gelombangmu kini? dan dengarlah jawaban bisu mereka, Tanyakan kepada Sang Lautan, bukan kepada kami. Bagaimana buih dapat melayang tanpa ombak? Bagaimana debu terbang ke puncak tanpa angin? Bila kaulihat debu, lihatlah pula Sang Angin; bila kau lihat buih, lihat pula Sang Samudra Tenaga Penciptan. Mari, perhatikanlah, karena pernglihatan batinlah satu-satunya yang paling berguna dalam dirimu: selebihnya adalah kepingkeping lemak dan daging, pakaian dan pembungkus (tulang dan nadi). Leburkanlah seluruh tubuhmu ke dalam Penglihatan Batin: lihat, lihat, lihatlah! Sekilas hanya sampai pada satu dua depa jalan; pandangan cermat akan alam duniawi dan spiritual menyampaikan kita pada Wajah Sang Raja.
PERKAWINAN
Betapa bahagia saat kita duduk di istana, kau dan aku, Dua sosok dan dua tubuh namun hanya satu jiwa, kau dan aku. Harum semak dan senandung burung kan menebarkan pesona Pada saat kita memasuki taman, kau dan aku. Bintang-bintang nan beredar sengaja menatap kita lama-lama: Bagi mereka kita kan jadi bulan, kau dan aku. Kau dan aku, yang tak terpisahkan lagi, kan menyatu dalam kenikmatan puncak, Bercanda ria serta bebas dari percakapan dungu, kau dan aku. Burung-burung yang terbang di langit kan menatap iri Karena kita tertawa riang gembira, kau dan aku. Sungguh ajaib, kau dan aku, duduk di sudut yang sama di sini, Pada saat yang sama berada di Irak da khurasan, kau dan aku.
TETAP INGKAR
Apabila ada yang mengatakan kepada janin di rahim, Di luar sana ada sebuah dunia yang teratur, Sebuah bumi yang menyenangkan, penuh kesenagan dan makanan, luas dan lebar; Gunung, lautan, dan daratan, kebun buahbuahan mewangi, sawah dan ladang terbetang, Langitanya sangat tinggi dan berbinar, sinar mentari dan cahaya bulan serta tak terkira banyaknya bintang; Keajaibannya tak terlukiskan: mengapa kau tetap tinggal, mereguk darah, di dalam penjara yang kotor lagi penuh penderitaan ini? Janin itu, sebagaimana layaknya, tentua akan berpaling tak percaya sama sekali; karena yang buta tak memiliki imajinasi. Maka, di dunia ini, ketika orang suci menceritakan ada sebuah dunia tanpa bau dan warna, Tak seorang pun di antara orang-orang kasar yang mau mendengarkannya: hawa nafsu adalah sebuah rintangan yang kuat dan perkasa Begitupun dengan hasrat janin akan darah yang memberinya makanan di tempat yang hina Merintanginya menyaksikan dunia luar, selama ia tak mengetahui makanan selain darah semata.
kemauan-bebas telah membuat punggungku terasa memar Dilantak berat keranjang-keranjang yang sebentar merosot ke sisi sini sebentar ke sisi sana. Biarkan beban yang tak seimbang ini lepas, supaya aku dapat memamah rerumputan di Padang Rahmat-Mu. Bagai sebutir debu di udara, ratusan ribu tahun aku melayang tak tentu arah tanpa mauku. Jika aku telah melupakan waktu dan keadaan itu, perpindahan dalam tidur kan mengingatkan aku lagi pada kenangan. Pada malam hari aku kan melarikan diri dari palang cabang empat ini menuju padang penggembalaan ruh. Dari tidur sang perawat, kuhisap susu hari-hari laluku, O Tuan. Seluruh makhluk melarikan diri dari kemauanbebas dan keberadaan-diri mereka menuju ke diri mereka yang tak sadar. Di atas diri sendiri mereka letakkan anggur kehinaan dan nyanyian supaya dapat bebas sesaat dari kesadaran diri mereka Semua tahu, keberadaan adalah sebuah perangkap, sedangkan keinginan dan pikiran serta kenangan itu neraka.
BELENGGU KEBERADAAN
Dari-Mu air surut ini berasal dan dariku mengalir; Selanjutnya, O Yang Maha Agung, lautanku tenang. Kini, dari sumber yang sama darimana kesengsaraan ini Engkau datangkan kepadaku, kirimkanlah pula kesenagan nan penuh kasihsayang! O Engkau yang penderitaannya membuat pria lemah bak wanita, tunjukkanlah kepadaku jalan yang satu itu, jangan biarkan aku tersesat mengikuti sepuluh jalan! Aku seperti seekor unta yang letih: pelana
laut: ia kembali ke tempat dari mana ia datangDari gunung arus air deras mengalir, dari tubuh kita jiwa pun bergerak karena ilham cinta
KEINDAHAN ILAHI
Para raja menjilat bumi tempat pekan raya terjadi, Karena Tuhan telah bercampur dalam bumi yang berdebu Seteguk Keindahan tercecap dari cawan pilihan-Nya. Inilah dia, cinta terkasih bukan bibir tanah liat ini Yang kauciumi dengan ratusan kenikmatan, Lalu bayangkan, apa yang mesti terjadi bila dirimu suci!
rerumputan. Di sana seorang Sufi Duduk, mata terpejam, kepalanya terkulai di atas lututnya, Tenggelam dalam tafakur yang dalam. Mengapa, tanya orang lain, anda tak memperhatikan Tanda-tanda Tuhan Yang Maha Pengasih ini dipertunjukkan Di sekelilingmu, yang Dia tawarkan untuk direnungkan? Tanda-tanda itu, sahutnya, kulihat di dalam; Di luar tak lain kecuali simbol dari Tandatanda. Apakah segala keindahan di dunia ini? Bayang-bayang, Laqksana pantulan dahan bergoyang di permukaan air mengalir, Dari taman abadi yang membentang Tak pernah layu di dalam hati Manusiamanusia Sempurna.
KEBENARAN DALAM
Ada sebuah taman indah, penuh pohon dan buah-buahan Serta anggur dan kerindangan hijau
luluh memuja dari dalam, Karena takkan pernah di dunia ini telinga jiwa mendengar seruan yang sama seperti yang didengarnya. Seruan yang sangat mempesona itu terdengar oleh jiwa yang menyendiri seruan Tuhan, Lihatlah, Aku dekat.
dan dengan harta itu pula bangunlah rumah yang lebih baik daripada yang sebelumnya; Bendunglah air dan bersihkanlah dasar sungai, kemudian biarkanlah air minum mengalir ke dalamnya; Torehlah kulit dan cabutlah duri, kemudian biarkan kulit segar tumbuh menutupi luka; Runtuhkanlah dan rebutlah benteng dari orang kafir, kemudian bangunlah di atasnya ratusan menara dan kubu pertahanan. Kadang kala tindakan Tuhan nampak seperti ini, kadang kala justru sebaliknya: agama (yang benar) tak lain hanyalah kebingungan. (Yang kumaksudkan) bukan orang yang bingung sehingga memalingkan punggung kepada-Nya; bukan itu, melainkan orang yang bingung dan tenggelam serta mabuk karena Sang Kekasih. Sementara wajah orang lain hanya menghadap dirinya sendiri, wajahnya menghadap Sang Kekasih. Tataplah wajah setiap orang dengan seksama, perhatikan baik-baik: mungkin dengan melayani (para Sufi) engkau akan mengetahui wajah (Orang Suci). Karena setan sering berwajah Adam, jangan ulurkan tanganmu ke sembarang tangan; Karena pemburu unggas yang bersiul memikat burung dia telah bertekad untuk menangkap, Siapa yang mendengar siulnya dan turun dari udara kan menemukan dirinya telah terjerat, Begitulah caranya orang keji mencuri bahasa para darwis untuk memikat dan menipu si lugu. Perbuatan orang-orang suci itu seperti cahaya dan panas; perbuatan orang-orang jahat itu tipu muslihat dan tak tahu malu.
dapat melihat intisarinya: Tentram dalam derita, girang dalam sengsara. Hantu-hantu pengawal, yang menjaga dengan pentungan Dan tirai perlindungan pintu gerbang isatan Keindahan, Akan memberinya jalan, dan tanpa takut ia melangkah, Sambil memperlihatkan panah San Raja, ia pun masuk ke dalam.
SUFI SEJATI
Apa yang membuat orang jadi Sufi? Kesucian hati; Bukan gamis kumal dan berahi liar Mereka yang terikat dunia yang jahat mencuri namanya. Di tengah tumpukan sampah dia (Sufi sejati)
kembali, karena dia tidak pernah kehilangan harapan pada-Ku. Sebagai seorang yang mempedulikan kesiasiaan, Aku akan membebaskannya dan menghapuskan seluruh pelanggarannya. Aku akan menyalakan api Rahmat yang setidak-tidaknya perciknya saja dapat menghabiskan seluruh dosa dan beban serta kemauan bebasnya. Aku akan meletakkan api di rumah Manusia dan membuat duri-durinya bagai kuntum bunga-bunga mawar.
Begitulah murit yang mementingkan diri Tak melihat apa-apa dalam diri Syaikh kecuali dirinya sendiri. Akal Universal memang fasih bicara Di belakang cermin pelajaran SyaikhRuh yang merupakan rahasia ManusiaTak dapat dilihatnya. Kata-kata ditiru, dihafal Itu saja. Jadi beolah dia yang tak punya sahabat akrab!
BURUNG-BURUNG SULAIMAN
Kefasihan burung-burung istana hanyalah gema: di manakah percakapan burung-burung Sulaiman? Bagaimana engkau akan mengenal pekik mereka, sementara engkau tak pernah melihat Sulaiman walau hanya selintas? Jauh di seberang Timur dan Barat, terbentang sayap-sayap burung yang lagunya menggetarkan hati para pendengarnya: Dari Arsy Tuhan ke bumi dan sebaiknya ia terbang dalam kemuliaan dan keagungan. Burung yang terbang tanpa Sulaiman ini hanyalah seekor kelelawar yang jatuh cinta kepada kegelapan. Dekatkan dirimu pada Sulaiman, O kelelawar hina, jangan biarkan dirimu selamanya dalam kegelapan. Terbanglah ke arah itu hanya satu elo, dan seperti elo yang engkau inginkan menjadi norma ukuran. Sekalipun dengan pincang dan tertatih-tatih berjalan ke arah itu engkau akan dibebaskan dari kepincangan dan ketertatihan.
TEMPAYAN SPIRITUAL
Kebenaranmu tersmbunyi dalam dusta, laksana rasa mentega dalam dadihnya. Dustamu adalah tubuh yang fana ini; kebenaranmu adalah ruh Ilahiah. Bertahun-tahun dadihlah yang tinggal dalam pandangan, sementara menteganya hilang bagai tak pernah ada, Sampai Tuhan mengirim Utusan, seorang Hamba pilihan, untuk menggoncang dadih dalam tempayanMenggoncangkannya dengan metode dan ketrampilan, serta mengajariku bahwa diriku yang sebenarnya tersembunyi. Dadih telah basi: jagalah, jangan biarkan ia mengalir sampai kau sadap mentega daripadanya. Ubahlah ia secara terampil, sampai ia dapat mengungkapkan rahasianya. Kefanaan tubuh adalah bukti keabadian ruh: berkeliarannya pemabuk yang bersuka-ria membuktikan adanya pembawa cawan.
PENGIKUT BUTA
Beo yang tengah memandang cermin melihat Dirinya, namun bukan gurunya yang sembunyi di belakang, Dan belajar percakapan Manusia, seraya mengira Burung sejenisnya tengah berbicara dengannya.
HAWA NAFSU
Hawa nafsumu adalah induk segala berhala: berhala jasmani adalah ular, namun berhala ruhani adalah naga. Adalah mudah menghancurkan sebuah berhala, sangat mudah; namun menganggap gampang menaklukkan nafsu adalah bodoh, bodoh sekali.
O anakku, jika kau ingin mengetahui bentukbentuk nafsu, bacalah uraian tentang Neraka dengan tujuh pintunya. Tiap saat hawa nafsu melahirkan tipu muslihat; dan dalam tiap tipu muslihat tenggelamlah ratusan Firaun dan bala tentaranya.
Bahagia. Jika pujian-pujian kepadaTuhan terucap dari mulutnya. Tuan Sang Fajar mengubahnya menjadi buah Surga.
PESONA KEMATIAN
Siapa yang menganggap kematian sangat mempesona adalah laksana Yusuf memberikan jiwanya demi tebusan; siapa yang menganggapnya bagai serigala akan berpaling dari penyelamatan. Setiap kematian seseorang itu sesuai dengan sifat dirinya, anakku: bagi musuh Tuhan ia adalah musuh, bagi sahabat Tuhan ia adalah sahabat Di mata orang Turkoman cermin itu terang; di mata orang Etiopia ia gelap bagai orang Etiopia. Ketakutanmu terhadap maut sesungguhnya adalah ketakutanmu terhadap dirimu sendiri: lihatlah apa yang sedang kau larikan dari dirimu! Itu adalah keburukan wajahmu sendiri, bukan wajah maut: rumu bagai pohon, dan maut laksana dedaunan. Ia tumbuh darimu, apakah ia menjadi baik atau buruk: semua pikiranmu yang tersembunyi, curang atau wajar, lahir dari dirimu sendiri. Jika engkau dilukai duri-duri engkaulah penanamnya; jika engkau berpakaian satin dan sutera, engkau sendirilah pemintalnya. Ketahuilah bahwa perbuatan itu tak sama dengan hasilnya; sebuah pelayanan tak selalu sama dengan upahnya. Gaji pekerja tidak sama dengan kerjanya: yang terakhir adalah aksiden, sedang yang pertama adalah substansi. Yang terakhir adalah usaha dan kerja-keras serta keringat, yang pertama adalah perak dan emas serta bahan makanan. Jika pemuja nampak bersujud atau berlutut di sini, di alam baka kan menjadi Taman Doa
lah dia. Ingatlah baik-baik: Kelemahannya adalah kelemahan-Ku, sakitnya adalah sakit-Ku. Siapa yang pernah duduk bersama Tuhan, biarkanlah dia duduk di hadapan Orang-orang Suci. Jika engkau terpisah dari Mereka, engkau dalam kebinasaan, karena engkau hanya bagian tanpa keseluruhannya. Siapapun yang di putuskan oleh Setan dari persahabatan mulia itu, takkan tertolong dan bakal binasa.
Dengan sangat marah kepada orang Muslim itu Yang rumahnya tidak lagi tahu di mana dia? Bukan, bukan marah, Jawab Izrail, Ketika aku memandangnya; Namun melihatnya pergi, aku terperangah heran. Karena Tuhan telah menyuruhku mencabut nyawanya pada hari itu, Di India. Di sana dengan penuh keheranan aku menanti. Aku kira, bahkan jika ia punya seratus sayap Tetaplah terlalu jauh baginya untuk terbang ke India. Pertimbangkanlah segala sesuatu di dunia dengan hukuman yang sama ini Dan bukalah matamu serta lihatlah! Dari siapakah Kita akan segera melarikan diri? Dari diri kita sendiri? Mustahil! Lantas, dari Tuhan? Oh, sungguh kejahatan yang sia-sia dan sangat menyedihkan!
kesetiaan yang murni. Apakah pencari Tuhan itu mencintai-Nya demi sesuatu selain-Nya atau tidak, agar selalu dapat bagian dari kebaikan-Nya, Atau mencintai Tuhan demi Diri-Nya, sia-sia berada di samping-Nya, agar tidak dipisahkan dari-Nya. Dalam kedua hal itu pencarian maupun hasrat itu berasal dari Sumber tadi: hati ini dijadikan tawanan oleh Sang Hati yang sangat mempesona.
keberanian? Dengarlah, jangan mengebiri dirimu, jangan jadi rahib: Kesucian tergantung pada adanya nafsu. Perintah Tuhan, Makanlah kamu adalah untuk memikat selera; lantas, Janganlah berlebih-lebihan: itu adalah kesederhanaan. Tanpa rasa pedih menolak keinginan diri bukanlah protasis; karenanya apodosis tidak akan mengikuti. Betapa mengagumkannya protasis itu alangkah menggembirakannya apodosis itusuatu imbalan jasa yang memikat hati serta meningkatkan kehidpan ruh!
JALAN TASAWUF
Sumbatlah telinga nafsumu, yang bagai kapas menutupi Kesadaranmu dan membuat tuli telinga batinmu. Jadilah dirimu tanpa telinga, tanpa rasa, tanpa pemikiran, Dan dengarkanlah seruan Tuhan, Kembalilah! Atas perjalanan lahir, kata dan tindakan kita, Di atas langitlah perjalanan batin kita Tubuh berjalan di atas jalannya yang berdebu Ruh berjalan, bagaikan Yesus, di atas lautan.
Tuhan (Mahdi) dan Petunjuk (Hadi): dia tersembunyi maupun duduk di depanmu. Dia laksana Cahaya Nabi, dan Akal Universal adalah Jibrilnya: wali yang lebih rendah menerima cahaya darinya, seperti sebuah pelita. Tingkat wali yang berada di bawah pelita ini laksana ceruk-pelita: Cahaya bertingkattingakat. Karena Cahaya Tuhan Memiliki tujuh ratus tabir: anggaplah tabir-tabir Cahaya itu sebagai tingkat yang banyak. Di belakang setiap tabir tinggallah segolongan wali tertentu: Tabir-tabir ini mendaki tingkat demi tingkat sampai ke Imam. Cahaya bagi kehidupan paling atas adalah menyakitkan dan tak tertahankan bagi yang di bawah; Namun tingkat demi tingkat kesilauannya berkurang; dan setelah melintasi tujuh ratus tabir dia menjadi Lautan. Api adalah baik bagi besi dan emas bagaimana ia akan baik bagi kuinci dan apel? Apel dan kuinci hanya sedikit keras: tidak seperti besi, mereka hanya membutuhkan panas suam; Tapi bagi api yang mudah menyerap kobaran api dari lidah naga, panas suam itu terlalu lunak Apakah besi? Rasa malu-diri Darwis: di bawah martil dan api dia merekah dan bahagia. Dia adalah bendaharawan api, yang selalu berhubungan langsung dengannya: dia berjalan lurus menuju hati api. Oleh karena itu dialah Hati dunia, karena hatilah tubuh melakukan fungsinya yang sebenarnya. Hati setiap orang laksana tubuh dalam hubungannya dengan Hati semesta Wali.
PETUNJUK SPIRITUAL
Nabi bersabda kepada Ali: "Wahai 'Ali, engkau adalah pahlawan yang gagah-berani, engkau adalah Singa Tuhan, Namun jangan sandarkan dirimu pada keberanian: masuklah ke dalam naungan pohon-Palem harapan. Masuklah ke dalam naungan (pelindung) Orang Bijak yang tak seorang pun dapat menghentikannya. Bayangannya di atas bumi ini bagai Pegunungan Qaf, ruhnya bagaikan Simurgh yang membumbung tinggi di angkasa. Meski kupanjatkan pujiannya sampai Hari Kebangkitan, janganlah mencari tujuan kepadanya. Matahari Ilahi menyelubungi diri-Nya dalam Manusia: fahamilah rahasia ini, dan Tuhan benar-benar mengetahui apa itu kebenaran. Wahai, Ali, di balik semua amal pengabdian di Jalan adalah bayangan Hamba Tuhan. Apabila orang lain mencari keselamatan dengan menunaikan kewajiban-kewajiban agama, Pergilah kau, carilah perlindungan dalam naungan Orang Bijak yang melawan musuh di dalam dirimu. Setelah diterima oleh Pir, persembahkanlah dirimu kepadanya: tunduklah, seperti Musa, kepada wewenang Khidir. Apapun yang mungkin Khidir perintahkan kepadamu, embanlah dengan sabar, agar ia jangan berkata: Pergilah, di sini kita berpisah. Meskipun dia menenggelamkan perahu, diamlah! Sekalipun dia membunuh seorang anak, jangan renggut rambutmu! Tuhan telah melukiskan tangannya sebagai tangan-Nya sendiri, karena Dia telah berfirman, Tangan Tuhan di atas tangan mereka. Tangan Tuhan ini membunuh muridnya, kemudian membawanya masuk menuju kehidupan kekal-abadi.
HIKMAH KESENGSARAAN
Lihatlah buncis dalam periuk, betapa ia meloncat-loncat elama menjadi sasaran api. Ketika direbus, ia selalu timbul ke permukaan, merintih terus-menerus tiada henti, Mengapa engkau letakkan api di bawahku? Engkau membeliku: Mengapa kini kau siksa aku seperti ini? Sang isteri memukulnya dnegan penyedok. Sekarang, katanya, Jadi benar-benar matanglah kau dan jangan meloncat lari dari yang menyalakan api. Aku merebusmu, namun bukan karena kau membangkitkan kebencian-ku; sebaliknya, inilah yang membuatmu menjadi lebih lezat Dan menjadi gizi serta bercampur dengan jiwa yang hidup: kesengsaraan bukanlah penghinaan. Ketika engkau masih hijau dan segar, engkau minum air di dalam kebun: air minum itu demi api ini. Kasih Tuhan itu lebih dahulu daripada permukaan-Nya, tujuannya bahwa dengan kasih-Nya engkau dapat menderita kesengsaraan. Kasih-Nya yang mendahului permukaan-Nya itu supaya sumber penghidupan, yang ada, dapat dihasilkan; Bahkan kemudian Tuhan Yang Maha Agung membenarkannya, berfirman, Sekarang engkau telah tercuci bersih dan keluarlah dari sungai. Teruslah, wahai buncis, teruslah dalam kesengsaraan sampai wujud ataupun diri tak tersisa padamu lagi. Jika engkau telah terputus dari taman bumi, engkau akan menjadi makanan dalam mulut dan masuklah ke kehidupan. Jadilah gizi, energi, dan pikiran! Engkau menjadi air bersusu: Kini jadilah singa hutan! Awalnya engkau tumbuh dari Sifat-sifat Tuhan: kembalilah kepada Sifat-Sifat-Nya! Engkau menjadi bagian dari awan, matahari dan bintang-bintang: Engkau kan menjadi jiwa, perbuatan, perkataan, dan pikiran.
Kehidupan binatang muncul dari kematian tetumbuhan: maka perintah, bunuhlah aku, wahai teman setia, adalah benar. Lantaran kemenangan menanti setelah mati, kata-kata, Lihatlah, karena dibunuh aku hidup, adalah benar.
pengaruh lewat jalur yang tersembunyi. Dampak keajaiban-kajaiban bagi benda-benda mati hanyalah asesori: tujuan sebenarnya tak dapat dilihat. Alangkah unggulnya roti yang terbuat tanpa adonan meja hidangan Isa al-Masih dari Langit, buah-buahan Maryam yang tak pernah dikenal di kebun buah-buahan!
PAHALA KEBAJIKAN
Pada Pertemuan Pengadilan orang-orang Mumin akan berkata, Wahai Malaikat, bukankah Neraka itu jalan umum Yang dilalui orang-orang mumin dan kafir? Namun kami tak melihat asap maupun api dalam perjalanan kami. Maka Malaikat menjawab: Kebun yang terlihat ketika kalian lalui Sebenarnya itulah Neraka, namun bagi kalian tampaknya bagai kebun hijau yang indah. Karena kalian berjuang melawan nafsu dan memadamkan kobaran berahi demi Tuhan, Maka ia menjadi hijau dengan kesucian dan menerangi jalan keselamatan; Karena kalian mengubah bara kemarahan menjadi kelembutan, dan kebodohan yang
kelam menjadi pengetahuan yang terang; Karena kalian membuat jiwa yang berapi-api (nafsu) menjadi kebun buah-buahan di mana burung Bulbul selalu memanjatkan doa dan pujian Maka bagi kalian api Neraka berubah menjadi tumbuh-tumbuhan hijau, bunga-bunga mawar, dan kekayaan tanpa akhir.
Dan apabila engkau melihat wajah buruk di cermin, itulah wajahmu; dan jika engkau melihat Isa dan Maryam, itulah dirimu. Dia bukan ini atau itu; dia suci dan bebas dari diri: dia menampilkan bayanganmu di hadapanmu.
Angin membebaskan air dan menghembuskannya jauh ke sumbernya, sedikit demi sedikit, sehingga engkau tak dapat melihatnya; Dan jiwa kita bagaikan nafas puji-pujian yang menyelinap, sedikit demi sedikit, pergi dari penjara dunia ini. Harumnya kata-kata baik kita terbang menuju kepada-Nya, ke mana pun terbangnya Dia Maha Mengetahui. Nafas kita membumbung tinggi bersama katakata pilihan, sebagai kado dari kita, menuju tempat yang kekal; Kemudian datanglah pahala atas puji-pujian kita, beripat ganda, dari Tuhan Yang Maha Penyayang. Lantas Dia menyuruh kita mencari kata-kata baik lebih banyak lagi, agar hamba-Nya mendapat Kasih-Sayang-Nya lebih banyak pula. Sesungguhnya sumber kebahagiaan dalam doa adalah Cinta Ilahi yang tanpa henti membawa jiwa ke rumahnya kembali.
dalam zikirmu adalah Aku di sini-Ku, dan sesungguhnya permohonan dan duka Dan semangatmu adalah utusan-Ku kepadamu. Ketakutan dan cintamu adalah jerat untuk menangkap Karunia-Ku: Di balik setiap O Tuhan-Mu selalu ada Aku di sini dari-Ku.
JIWA SHALAT
Jalaluddin ditanya, Adakah jalan yang lebih dekat menuju Tuhan daripada Shalat? Tidak, dia menjawab; namun shalat itu bukan hanya bentuknya saja. Shalat itu ada permulaan dan ujungnya, sepertinya semua yang berbentuk dan bertubuh dan yang melibatkan ucapan dan suara; tapi jiwa itu bebas dan tak terbatas. Para Nabi telah memperlihatkan hakekat shalat yang sesungguhnya. ...Shalat adalah ketenggelaman dan ketidaksadaran jiwa, sehingga seluruh bentuk-bentuknya tinggal di permukaan. Shalat itu, bahkan Jibril, yang merupakan ruh Suci tak dapat ruang. Orang dapat bekerja, siapa yang shalat seperti ini dikecualikan dari kewajiban agama, karena dia kehilangan kesadaran. Tenggelam dalam Kesatuan Ilahi itu adalah jiwa shalat.
AKU DI SINI
Suatu malam seorang berseru Allah! berulang-kali hingga bibirnya menjadi manis oleh puji-pujian bagi-Nya. Setan berkata, Hai kau yang banyak berkatakata, mana jawaban Aku di sini (labbayka) atas semua seruan Allah ini? Tak satu pun jawaban yang datang dari Arsy: berapa lama kau akan berkata Allah dengan wajah suram? Ia pun patah hati dan berbaring tidur: dalam mimpi dia melihat Nabi Khidir di antara dedaunan, Yang berkata, Dengar, engkau telah berhenti memuji Tuhan: mengapa engkau sesali zikirmu kepada-Nya? Dia menjawab, Karena tak datang jawaban Aku di sini: aku takut diriku dijauhi dari Pintu-Nya. Nabi Khidir menyahut, Justru sebaliknya; Tuhan berfirman: Sesungguhnya Allah
Siapa di situ? seru sang Kekasih. Dia menjawab, Engkau, wahai pesona seluruh hati! Kini, sapa sang kekasih, karena engkau adalah aku, masuklah; tiada ruang untuk dua aku dalam ruangan ini. Dua ujung benang bukanlah untuk selubang jarum: karena engkau adalah satu, masuklah ke lubang itu. Inilah benang yang memasuki lubang itu: unta takkan diterima masuk lubang jarum itu. Bagaimana unta dapat diperkecil kecuali dengan gunting zuhud? Tapi itu, wahai pembaca, memerlukan Tangan Tuhan, yang merupakan Pembuat dan Pencipta setiap kemustahilan. Yang bukan-wujud pun, meski lebih mati dibandingkan yang mati harus mendengarkan ketika Dia menitahkannya mewujud. Bacalah ayat, Setiap waktu Dia dalam kesibukan: janganlah menganggap-Nya menganggur dan lamban. Setidak-tidaknya, kegiatan-Nya tiap hari, mengirimkan tiga pasukan: Sepasukan sulbi para ayah menuju para ibu, supaya benih dapat berkembang di dalam kandungan; Sepasukan dari kandungan menuju Bumi, agaar dunia terisi dengan lelaki dan perempuan; Sepasukan dari Bumi menuju kawasan di balik kematian, sehingga setiap orang dapat melihat indahnya segala amal baiknya.
gumpalan yang tak berakal. Yang kemurkaan-Mu membutakan hati dan penglihatan batin, Pujianku bukan memuji-Mu, O Tuhan Yang Mahakuasa; Karena pujian itu wujud, dan mewujud itu dosa.
adalah tongkat; dalam pandangan Tuhan namanya naga. Di dunia ini nama Umar adalah pemuja berhala, namun di alam baka ia adalah mukmin yang sesungguhnya. Di hadapan Tuhan, pendek kata, segala yang merupakan tujuan kita adalah nama kita yang sebenarnya.
PENGETAHUAN LANGSUNG
Mari, ketahuilah bahwa indera dan imajinasi serta pengertianmu bagaikan batang bambu yang ditunggangi anak-anak. Pengetahuan spiritual manusia membumbungkannya ke atas; pengetahuan inderawi manusia adalah sebuah beban. Tuhsan telah berfirman, Seperti keledai yang membawa kitab-kitab: betapa berat pengetahuan yang tak diilhami oleh-Nya; Namun apabila engkau membawanya bukan untuk kepentingan diri sendiri, maka beban itu akan terangkat dan kau akan merasa bahagia. Bagaimana engkau bisa bebas tanpa anggurNya, wahai engkau yang puas dengan tandaNya? Apa yang lahir dari sifat dan nama? Khayalan; namun khayalan hanya menunjukkan jalan menuju kebenaran. Tahukah kau nama tanpa hakekat? Atau pernahkah kau memetik mawar dari M.A.W.A.R.? Engkau telah menyebutkan nama itu: pergi, carilah sesuatu yang diberi nama, Bulan itu di langit, bukan dalam air. Sudilah engkau pergi ke balik nama dan huruf, sucikanlah dirimu sepenuhnya, Dan saksikan dalam lubuk hatimu sendiri seluruh pengetahuan para Nabi, tanpa buku, tanpa belajar, tanpa pengajar.
Pengetahuan spiritual manusia membumbungkannya ke atas; pengetahuan inderawi manusia adalah sebuah beban. Tuhsan telah berfirman, Seperti keledai yang membawa kitab-kitab: betapa berat pengetahuan yang tak diilhami oleh-Nya; Namun apabila engkau membawanya bukan untuk kepentingan diri sendiri, maka beban itu akan terangkat dan kau akan merasa bahagia. Bagaimana engkau bisa bebas tanpa anggurNya, wahai engkau yang puas dengan tandaNya? Apa yang lahir dari sifat dan nama? Khayalan; namun khayalan hanya menunjukkan jalan menuju kebenaran. Tahukah kau nama tanpa hakekat? Atau pernahkah kau memetik mawar dari M.A.W.A.R.? Engkau telah menyebutkan nama itu: pergi, carilah sesuatu yang diberi nama, Bulan itu di langit, bukan dalam air. Sudilah engkau pergi ke balik nama dan huruf, sucikanlah dirimu sepenuhnya, Dan saksikan dalam lubuk hatimu sendiri seluruh pengetahuan para Nabi, tanpa buku, tanpa belajar, tanpa pengajar.
PENGETAHUAN LANGSUNG
Mari, ketahuilah bahwa indera dan imajinasi serta pengertianmu bagaikan batang bambu yang ditunggangi anak-anak.
PENDAKIAN JIWA
Aku mati sebagai mineral dan menjadi tumbuhan, Aku mati sebagai tumbuhan dan muncul sebagai hewan, Aku mati sebagai hewan dan aku menjadi Insan. Mengapa aku mesti takut? Bilakah aku menjadi rendah karena kematian? Namun sekali lagi aku akan mati sebagai Insan, untuk membumbung Bersama para Malaikat yang direstui; bahkan dari tingkat malaikat pun Aku harus wafat: Segala akan binasa kecuali Tuhan. Ketika jiwa malaikatku telah kukorbankan, Aku akan menjadi sesuatu yang tak pernah terperikan oleh pikiran. Oh, biarkanlah aku tiada! Karena Ketiadaan Membisikkan nada dalam telinga. Sesungguhnya kepada-Nya-lah kita kembali.
JALAN PENYANGKALAN
Di hadapan orang Turki yang mabuk, penyanyi pengembara mulai menyanyikan Perjanjian di alam keabadian antara Tuhan dengan Jiwa. Aku tak tahu apakah Engkau bulan atau berhala, aku tak tahu apa yang Engkau kehendaki dariku, Aku tak tahu apa yang harus kulakukan untukMU, apakah aku akan terus diam atau menyatakan-Mu dalam kata-kata. Sungguh mengagumkan bahwa Engkau Dekat denganku; namun di mana aku dan di mana Engkau, aku tak tahu. Dengan cara inilah dia membuka bibirnya, hanya untuk menyanyikan Aku tak tahu, aku tak tahu. Akhirnya orang Turki itu meloncat marah dan mengancamnya dengan sebatang tongkat besi. Bodoh benar kau! ia berteriak, Katakan kepadaku sesuatu yang kau ketahui, dan jika kau tak tahu, jangan asal bicara.
Apa tujuan ocehanku ini? sahut penyanyi pengembara, maksudku gaib; Sampai engkau menyangkal semua yang lain, penegasan Tuhan lari darimu: aku menyangkal supaya engkau dapat menemukan jalan penegasan. Kumainkan nada sangkalan: jika engkau mati, kematian yang akan memperlihatkan rahasia Bukan kematian yang membawamu ke kegelapan liang kubur, tetapi dengan kematian engkau berubah dan masuk ke dalam Cahaya! O Amir, gunakanlah tongkat itu untuk memukul dirimu: hancurkanlah egoisme sampai lumat!
sia-sia: Seluruh percakapan yang tinggi memikat telinga yang terpukau, Segala pemandangan tersepuh emas, semua tindakan berani cemerlang Akan hilang musnah, meski tak seperti yang kita takutkan. Selama mata air kehidupan terus tercurah, Tiap aliran yang kecil meng-alir penuh ke induknya. Karena baik aliran maupun sumber dapat selamanya mengalir, Alangkah bodohnya ketakutanmu, betapa keluh kesahmu sia-sia! Apakah sumber ini, inginkan engkau mengetahui benar-benar? Jiwa yang menyebabkan segala sesuatu diciptakan. Pasti sungai-sungai takkan berhenti mengalir Sampai terbungkam sumber-sumber keabadian. Selamat berpisah, dan dengan pikiran tenang Minumlah lagi dan lagi: biarlah yang lainnya suka menganggap Mungkin dapat menemukan saluran yang kering, Atau mengukur aliran yang tak dapat diukur. Dunia yang hina ini diberikan kepadamu untuk sementara. Tersedia sebuah tangga yang dengannya engkau dapat bercita-cita; Dan langkah pertamamu, berjuang untuk terus mendaki, Dari mineral ke tumbuhan; lalu ke tingkat yang lebih tinggi Ke kehidupan hewan; lantas, Manusia Berpengetahuan, berakal, dan beriman. O sungguh tujuan yang sangat mengagumkan! Tubuh ini, dari remah-remah debulah ia mulai berasal Betapa indahnya terbentuk segala
SUMBER KEHIDUPAN
Salinan-salinan yang buram keluar dari Surga, Lukisan-lukisan duniawi yang pucat dicipta tuk binasa, Duka apa ini meski keindahanmu jadi hancur Namun yang memberi tetap selamanya bertahan? Oh, jangan sakiti hatimu dengan derita yang
kesempurnaan! Namun perjalananmu belum berhenti sampai di sini: engkau akan menjadi Malaikat yang bijak dan tempat tinggalmu di Surga. Teruslah berusaha, akhirnya terjunlah ke dalam Samudera yang luas, sehingga Tetesmu yang sedikit membuat lautan-lautan meluap tujuh kali tujuh lipat. Putera Tuhan! Tidak, tinggalkanlah kata yang tak dapat disebutkan itu; Katakanlah, Tuhan adalah Yang Maha Esa, Yang Maha Suci, Kebenaran yang satu. Apakah meski bingkai dirimu akan menjadi layu, tua, dan mati, Jika jiwa tetap segar muda dan abadi?
TAKDIR ILAHI
Adakah pelukis yang melukis sebuah lukisan indah demi lukisan itu sendiri? Tidak, tujuannya ialah untuk menyenangkan anak-anak atau mengingatkan kembali temanteman yang telah lama berpisah kepada kenangan terhadap mereka yang mencintainya. Adakah pembuat tembikar yang membuat kendi demi kendi itu sendiri dan bukan karena mengharapkan air? Adakah kaligrafer yang menulis demi tulisan semata dan bukan demi kepentingan pembacanya? Ini seperti langkah dalam catur, anakku: hasil dari setiap langkah dirasakan pada langkah selanjutnya. Dengan memahami sebab di balik sebab, satu setelah lainnya, engkau mencapai kemenangan dan mensekak-mati. Orang yang jiwanya bebal tidak tahu bagaimana maju: dia berbuat berdasarkan keyakinan serta melangkah secara buta. Keyakinan buta, jika engkau ikut bertempur, adalah sia-sia seperti keyakinan penjudi atas keberuntungannya. Apabila rintangan di muka dan di belakang terangkat, maka mata akan menembus dan membaca lembaran Yang Tak Terlihat. Orang yang waskita ini melihat ke belakang ke asal keberadaannya dia melihat para Malaikat mendebat Yang Maha Kuasa ketika hendak menjadikan Ayah kita (Adam) sebagai wakil-Nya, Dan, sambil mengarahkan matanya ke masa depan, dia melihat segala sesuatu yang akan terjadi hingga Hari Pengadilan. Setiap orang melihat sesuatu yang tak terlihat menurut kadar cahayanya. Semakin sering ia menggosok cermin hatinya, semakin jelaslah ia melihat segala. Kesucian ruhani terlimpah dari Karunia Ilahi; keberhasilan dalam menggosoknya juga merupakan Anugerah-Nya. Usaha dan doa tergantung pada cita-cita: Manusia tiada memperoleh selain apa yang
TUJUAN PENCIPTAAN
Hikmah Tuhan menciptakan dunia supaya segala sesuatu yang ada dalam pengetahuanNya menjadi tersingkap. Tuhan menimbulkan di atas dunia rasa sakit ketika melahirkan agar apa yang Dia ketahui menjadi terungkap. Engkau tak dapat sejenak pun berdiam diri, engkau tak dapat istirah sampai berbagai hal yang baik atau buruk keluar dari dirimu. Semua hasrat untuk berbuat ini ditakdirkan agar akhirnya kesadaran batinmu jelas tampak. Bagaimana yang nyata, yaitu tubuh, dapat diam jika benang, yakni pikiran, menariknya? Dunia ini dan dunia sana tak henti-hentinya melahirkan: setiap sebab adalah ibu, akibatnya adalah sang anak. Jika akibat lahir, ia pun menjadi sebab dan melahirkan berbagai akibat yang menakjubkan. Sebab-sebab ini adalah generasi-generasi, namun ia membutuhkan suatu penglihatan yang sangat tajam untuk melihat mata rantainya.
telah diusahakannya. Tuhan sendiri adalah Pemberi aspirasi: orang yang kasar takkan bercita-cita menjadi Raja; Namun takdir Tuhan tentang nasib tertentu bagi seseorang tidak merintanginya untuk berkemauan dan mengambil pilihan. Ketika kesulitan datang, orang yang bernasib sial akan berpaling dari Tuhan, sementara orang yang diberkahi akan mendekat kepadaNya
Segala sesuatu yang baik ataupun yang buruk itu datang dari Penyebab: sebab-akibat dan cara-cara, O tuan, adalah bukan apa-apa. Melainkan hantu yang tampak di atas jalan raya Sang Raja agar kekuasaan-ketidaktahuan dapat bertahan untuk sementara waktu.
PABRIK TUHAN
Pekerja itu tersembunyi di dalam ruang kerja: masuklah ke ruang kerja dan lihatlah Dia! Lantaran pekerjaan telah menenun cadar pada Pekerja, engkau tidak dapat melihat-Nya di luar pekerjaan-Nya. Pekerja tinggal di dalam ruang kerja: tak seorang pun yang tinggal di luar menyadariNya. Maka, masuklah ke ruang kerja Ketiadaan, agar engkau dapat merenungkan Pekerja dan sekaligus pekerjaan-Nya. Firaun mengabdi diri pada kehidupan material; maka dia buta terhadap ruang kerja Tuhan. Dan ingin mengubah serta menghindari apa yang telah ditentukan.
PENYEBAB
Tuhan telah menetapkan aturan, sebab-akibat, dan cara-cara demi semua yang mencari-Nya di bawah langit yang biru ini. Hampir segala hal berjalan menurut aturan itu, namun adakalanya Kekuatan-Nya menghancurkan aturan itu. Dia menetapkan berbagai aturan dan kebiasaan: Dia menciptakan keajaiban yang nyata (mujizat) yang menyimpang dari kebiasaan. Wahai engkau yang terjerat sebab-akibat, jangan bayangkan bahwa Penyebab itu telah mati! Penyebab mewujudkan apa pun yang Dia kehendaki, Kemahakuasaan-Nya dapat menghancurkan seluruh sebab-akibat; Namun umumnya, Dia melaksanakan Kehendak-Nya lewat jalan sebab-akibat, supaya para pencari dapat mencapai apa yang diinginkan. Apabila tiada sebab, bagaimana pencari bisa meneruskan perjalanan? Dia mesti meninggalkan jejak yang tampak di atas jalan yang dilalui. Sebab-akibat adalah film bagi mata, namun tidak setiap mata mampu merenungkan perbuatan-Nya. Dibutuhkan penglihatan yang tajam untuk mencapai yang ada di balik sebab dan melepaskan seluruh film, Sehingga dapat tampak Penyebab dalam dunia tanpa ruang dan terlihatlah seluruh usaha dan perbuatan kita hanyalah air-liur.
DUNIA WAKTU
Setiap saat engkau mati dan kembali. Dunia ini hanya sekejab, sabda Nabi. Pikiran kita adalah anak panah yang dibidikkan oleh-Nya: Bagaimana ia akan tetap tinggal di udara? Ia akan kembali lagi kepada Tuhan. Setiap saat dunia diperbaharui kembali, dan kita tidak menyadari perubahannya yang tak pernah berhenti. Hidup pun senantiasa mengalir baru, meski dalam tubuh tampak kemiripan bentuk yang berkesinambungan. Karena cepatnya ia tampak berkesinambungan, bagai kembang api yang engkau putar dengan tangan. Waktu dan masa adalah gejala yang dihasilkan oleh cepatnya Tindakan Tuhan,
Bagaikan puntung berapi yang cekatan diputar menimbulkan ilusi lingkaran api panjang.
pandangan kita, Gunung-gunung bertasbih bersama Nabi Dawud, besi jadi bagai lilin di tangannya; Angin menjadi kendaraan bagi Sulaiman, laut pun paham apa yang Tuhan titahkan pada Musa. Rembulan mematuhi isyarat yang diberikan Muhammad, api unggun (Namrud) menjadi taman mawar bagi Ibrahim. Mereka semua berseru, Kami mendengar dan melihat serta mematuhi, meskipun bagi kalian, orang yang belum mengetahui, kami adalah benda mati. Mendakilah dari dunia benda ke dunia ruh, dengarkan suara keras dari alam semesta; Maka engkau akan mengetahui bahwa Tuhan diagungkan oleh segala benda mati: kesangsian yang dibuat para penafsir palsu tidak akan memperdayakanmu.
TUHAN DI DUNIA
Dunia itu beku, namanya jamad (tidak berjiwa): jamid berarti beku, O tuan. Tunggulah sampai terbitnya matahari Kebangkitan, sehingga engkau dapat menyaksikan gerakan tubuh dunia. Karena Tuhan menciptakan Manusia dari debu, maka sebaiknya engkau kenali sifat sejati setiap partikel alam semesta, Yang dari satu sisi mereka tampak mati, dari sisi lainnya mereka hidup: di sini diam, di Sana berbicara. Jika Dia menurunkan mereka ke dunia kita, tongkat Nabi Musa menjadi seekor naga dalam
Masing-masing saling mencinta demi kesempurnaan pekerjaan mereka yang saling membutuhkan. Tanpa Malam, watak Manusia takkan menerima penghasilan, sehingga takkan ada Siang guna dibelanjakan. Jiwa berkata kepada tubuh, Pengasinganku lebih pahit daripadamu: aku adalah penghuni Surga. Tubuh menginginkan tumbuh-tumbuhan hijau dan siraman air, karena ia berasal daripadanya; Jiwa menginginkan Kehidupan dan Tuhan Yang Maha Hidup, karena ia berasal dari jiwa Yang Tak Terhingga. Hasrat jiwa adalah pendakian dan keagungan; hasrat tubuh adalah harta dan kepuasan; Dan Yang Maha Luhur itu menginginkan dan mencintai jiwa: perhatikan ayat Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya. Pokonya ialah bila seseorang mencari, jiwa yang dicarinya pun menginginkannya; Namun kalau gairah pencinta membuatnya kurus-kering, maka gairah dari yang dicinta akan membuatnya indah dan semakin mempesona. Cinta, yang membuat pipi sang kekasih semakin merekah, memakan jiwa sang pencinta. Ambar mencintai jerami kelihatanyya tak menghasratkan apa-apa, sementara jerami berjuang untuk dapat melangkah maju di jalan yang panjang.
MANUSIA MAKROKOSMOS
Dari jiwa-jiwa suci seterang bintang penyempurnaan selalu diberikan kepada bintang-bintang di langit. Dari luar tampaknya kita diatur oleh bintangbintang itu, padahal batin kitalah yang menjadi pengatur langit. Oleh karena itu, sementara dari wujud engkau adalah mikrokosmos, pada hakekatnya engkau makrokosmos. Tampaknya ranting itu sumber buah; padahal
ranting itu tumbuh demi buah. Jikalau bukan karena mengharap buah, mengapa tukang kebun menanam pohon? Maka pada dasarnya pohon itu lahir dari buah, meski tampaknya ia dihasilkan oleh pohon. Karena itu Muhammad bersabda, Adam dan seluruh Nabi berbaris di belakangku di bawah benderaku. Ketika Tuan dari setiap adat dan pengetahuan itu mengungkapkan pepatah, Kami adalah yang terakhir dan terkemuka: Yakni, meskipun tampaknya aku lahir dari Adam, namun sesungguhnya akulah leluhur dari setiap nenek-moyang. Karena para Malaikat sujud kepadanya demi aku, dan dia naik ke Langit Ketujuh karenaku, Maka Bapak Adam itu sesungguhnya lahir dariku: pohon itu lahir dari buah. Ide, adalah yang pertama, datang terakhir ke dunia kenyataan, pada hakekatnya ide itulah yang kekal-abadi.
Berilah bantuan untuk memperbaiki bahtera jasmaniahnya: jadilah pelayannya yang terkasih dan hambanya yang setia. Pada hakekatnya bantuanmu adalah suatu kebajikan bagimu, bukan baginya: Tuhan telah berfirman, Jika engkau menolong Allah, niscaya engkau akan ditolong.
SAKSI TUHAN
Tuhan tidaklah mencipta di bumi atau di langit yang tinggi sesuatu yang lebih gaib daripada ruh manusia. Dia telah menyingkapkan rahasia segala sesuatu, baik yang basah maupun yang kering, namun Dia menutup rahasia ruh: ia termasuk urusan Tuhan-ku. Karena penglihatan Saksi yang mulia melihat ruh itu, maka sia-sialah tetap bersembunyi daripadanya. Tuhan disebut Yang Maha Adil, dan Saksi itu milik-Nya: Saksi yang adil itu adalah mata Sang Kekasih. Sasaran Pandangan Tuhan di kedua dunia adalah kesucian hati: tatapan Sang Raja tertuju pada orang yang terkasih. Rahasia cinta-kasih-Nya yang beramain-main dengan kekasih-Nya adalah sumber dari seluruh tabir yang telah Dia ciptakan. Oleh karena itu Tuhan kita Yang Maha Pengasih berfirman kepada Nabi pada malam miraj: Kalau bukan karena engkau niscaya tidaklah Kuciptakan alam.
MANUSIA SEMPURNA
Sang Qutb adalah singa: berburu adalah urusannya; yang lainnya hanya memakan sisanya. Sejauh yang engkau mampu, usahakanlah untuk mengenyangkannya, sehingga dia dapat memperoleh kekuatan serta memburu binatang-binatang yang buas. Apabila dia sakit, orang-orang menderita kelaparan: semua makanan berasal dari tangan sang Akal. Seluruh pengalaman spiritual hanyalah sisasisanya. Ingatlah ini, apabila engkau menginginkan mangsa. Dia bagaikan sang Akal, sedangkan mereka laksana anggota-anggota tubuhnya; tata-kerja tubuh itu tergantung pada sang Akal. Kelemahannya terdapat pada tubuh, bukan pada jiwa; kelemahan terletak pada Bahtera, bukan pada Nuh. Sang Qutb berputar mengedari dirinya, sementara di sekelilingnya berputarlah seluruh Benda Angkasa.
MEDIATOR
Nabi bersabda, Tuhan tidaklah memandang ke tubuh-tubuhmu: oleh karena itu dalam upayamu carilah si empunya Hati. Adalah karena Anugerah-Nya Tuhan memandangmu, bukan karena sujudmu dalam shalat maupun karena zakat. Karena engkau menganggap semua hati seperti hatimu menjadi Hati, engkau meninggalkan pencarian akan mereka yang memilikinyaHati yang bila tujuh ratus Langit
memasukinya, akan hilanglah mereka dan tersembunyi dari penglihatan. Janganlah menyebut pecahan-pecahan hati sebagai Hati ini: janganlah mencari Abu Bakr dalam diri Sabzawar! Si empunya Hati adalah sebuah cermin bermuka enam; melaluinya Tuhan melihat segala sesuatu dari enam arah. Apabila Tuhan menolak seseorang, adalah demi dia; dan apabila Dia menerima seseorang, adalah atas namanya. Tuhan meletakkan Rahmat-Nya di atas telapak tangannya, dan telapak tangannya menyalurkannya ke seluruh tujuan Rahmat Tuhan. Keutuhan Rahmat Semesta di atas telapak tangannya adalah lengkap, mutlak, dan sempurna. Wahai orang yang kaya, apabila engkau mengajukan seratus karung emas kepada Tuhan, Dia akan berfirman, Bawalah Hati sebagai kado bagi gerbang pintu-Ku: Berilah Aku Hati yang menjadi Kutub dunia dan Jiwa dari jiwanya jiwa Adam!
Yang berjalan-jalan di atas bumi, seperti orang yang masih hidup; namun ruhnya bertempat tinggal di Surga, Karena dia telah dipindahkan sebelum mati dan tidak akan dipindahkan ketika dia matiSuatu rahasia di luar pemerian, hanya dimengerti oleh orang yang sedang sekaratApabila ada orang yang ingin melihat orang mati yang masih kelihatan berjalan di atas bumi, Biarkanlah dia melihat Abu Bakr, yang saleh, yang karena kebajikannya menjadi seorang saksi yang benar bagi Tuhan menjadi Pangeran kebangkitan. Muhammad lahir dua kali di dunia ini: dia mati terhadap semua yang terkadang tiada dan ada: dialah ratusan kebangktan kembali di sini dan kini Sering mereka bertanya kepadanya, Berapa jauhkah jalan menuju Kebangkitan? Dan dia akan menjawab dengan kefasihan bisu, Adakah seseorang yang bertanya bahwa akulah Kebangkitan itu? Jadilah Kebangkitan dan lihatlah juga: menjadi adalah syarat mutlak untuk melihat hakekat segala sesuatu. Apakah ia terang atau gelap, sebelum engkau menjadi ia engkau tak akan pernah mengetahuinya secara sempurna.
menuntun pengertiannya terhadap segala sesuatu? Jiwanya tersiksa, kalajengking deritanya berdiam di dalam hatinya yang benar-benar pedih. Lahirnya, penuh dengan tanda jasa dan hiasan; nemun batinnya mengerang, menjadi mangsa berbagai pikirannya yang pahit; Dan lihatlah, orang lain, yang berjubah tua lagi kumal, pikiran-pikirannya manis bagai tebu, kata-katanya bagai gula!
bayang-bayang bentuk benteng. Bongkarlah benteng gelap itu, sehingga seluruh perbedaan akan hilang dari tengahtengah bentuk yang banyak.
DUNIA KHAYALAN
O Engkaulah yang menjawab doa tak terucap, yang setiap saat melimpahkan kepada hati ratusan karunia. Engkaulah yang menggoreskan huruf-huruf tulisan: bebatuan di sini menjadi lembut bagai lilin demi cintanya. Engkaulah yang menulis nun-nya alis, shadnya mata, dan jim-nya telinga sebagai sebuah gangguan bagi pikiran-pikiran dan pengertian kita. Karena huruf-huruf-Nya itu akal diciptakan untuk menyusun tumpukan halusnya kebingungan: tulislah. O penulis indah yang teladan! Tak henti-hentinya Engkau ciptakan bentukbentuk khayalan yang indah di atas halaman Ketiadaan. Di atas lembaran khayalan Engkau goreskan huruf-huruf yang membingungkan-mata, raut muka, pipi, dan tahi lalat. Aku mabuk oleh gairah Ketiadaan, bukan oleh keberadaan, karena Sang Kekasih dari dunia Ketiadaan lebih setia. Tataplah betapa gemarnya orang gila pada garis-garis gelap yang digoreskan tanpa jarijemari. Setiap orang tergila-gila karena khayalan dan demi harta menggali yang terpendam di sudutsudut. Seseorang pergi ke gereja untuk menunaikan kewajiban agama; yang lain karena hasrat yang kuat untuk menabur benih; Seseorang kehilangan jiwanya dalam doa setan; sedangkan yang lainnya di atas bintangbintanglah meletakkan kaki. Bagi penglihatan mata tampaklah segala macam gerak di dunia luar timbul dari khayalan-khayalan di dalam pikiran. Karena sasaran dari pencarian jiwa itu
KESATUAN RUH
Jika mawar telah layu dan taman bunga pun telah musnah, kemanakah kita akan mencari harumnya mawar? Dalam air-mawar. Karena Tuhan tak dapat dilihat, maka Dia mengutus para Nabi sebagai khalifah-Nya. Janganlah menyalahkan aku! Adalah salah untuk beranggapan bahwa khalifah dan Dia yang mengutusnya adalah dua. Bagi pemuja bentuk mereka adalah dua; apabila engkau melepaskan diri dari kesadaran bentuk, mereka adalah Satu. Selama engkau perhatikan bentuk, kegandaaanlah yang engkau lihat: pandanglah, bukan pada mata, namun pada cahaya yang memancar dari keduanya. Engkau takkan dapat membedakan cahaya dari sepuluh lampu yang dinyalakan secara serentak, sejauh engkau hadapkan wajahmu pada cahaya semata. Dalam hal ruhani tiada pemilihan, tiada bilangan, tiada kesaling-sendirian. Betapa indahnya kesatuan Sahabat dengan para sahabat-Nya! Kejarlah ruh itu dan dekaplah dalam dadamu. Permalukanlah sikap yang suka memberontak sampai ia punah: temukanlah harta benda Yang Maha Esa! Singkatnya, dulu kita dan segala sesuatu adalah satu esensi: kita adalah gumpalan bersih seperti air. Ketika Cahaya yang mempesona mengambil bentuk, ia menjadi bermacam-macam, laksana
tersembunyi, maka setiap orang mencarinya pada arah yang berbeda, seperti para musafir yang mencari kiblat di tengah kegelapan. Pada saat fajar tiba, ketika Kabah terlihat, mereka menemukan siapa yang telah kehilangan jalan.
Sang pendeta tak mempunyai pengetahuan yang nyata tentang dosa dan pengampunan; namun cinta dan iman adalah pemikat yang sangat kuat pesonanya. Di saat ketidakhadiran Cinta terciptalah berbagai bentuk khayalan; di saat kehadiran Yang Maha Esa, Tanpa Bentuk Dia mengungkapkan diri-Nya, Berfirman, Aku-lah sumber asli ketenangan dan kemabukan: keindahan segala bentuk adalah pantulan dari-Ku. Kini, karena engkau telah sering menatap pantulan-Ku, engkau mampu menatap Esensi Suci-Ku. Begitu orang Kristen itu merasakan adanya renggutan dari Atas, akan adanya pendeta pun dia tak sadar. Di saat itu dia sangat mengharapkan pengampunan dosa-dosanya dari Tuhan Yang Maha Pengasih di balik tabir. Apabila air-mancur memancar dari sebuah batu, batu itu pun menghilang di dalam airmancur.
POHON-PIR ILUSI
Pohon-pir inilah sumber egoisme dan keberadaan-diri yang membuat mata berkedip dan kabur. Apabila engkau turun, Wahai pendaki, pikiranmu, kata-katamu, dan penglihatanmu tak lagi menjadi serba salah. Karena kerendahan hati yang engkau perlihatkan pada waktu turun, Tuhan memberkahimu dengan pandangan yang benar. Engkau akan melihat pohon-pir ini menjadi pohon keberuntungan, cabang-cabangnya mencapai Langit ketujuh. Kemudian naiklah lagi ke pohon yang telah diubah oleh Kasih-sayang Tuhan. Kini ia bercahaya laksana Semak-belukar terbakar : ia berseru, Lihatlah, Aku adalah Tuhan! Di bawah naungannya seluruh keinginanmu akan terpenuhi: demikianlah Alkimia Ilahi.
Kepribadian dan leberadaanmu kini milikmu yang sah, karena di situlah engkau melihat sifat-sifat Yang Maha Kuasa. Pohon yang bengkok akan menjadi lurus, wahyu Ilahi: akarnya dalam tanah, cabangcabangnya menjulang ke angkasa.
KESADARAN KOSMIK
Anggur yang meragi adalah pengemis yang meminta ragi kita; Langit yang berputar adalah pengemis yang memohon kesadaran kita. Anggur mabuk karena kita, bukan kita yang mabuk olehnya: tubuh menjadi ada karena kita, bukan kita ada karenanya. Kita laksana lebah, dan tubuh laksana sarang madunya: kita telah membentuk tubuh, sel demi sel, seperti lilin.
seorang Arab dan memperoleh kerajaan dunia. Tidak ada perpindahan, tiada yang dipindahkan. Pemenang hati-hati yang tercinta itu. Menjadi sembilan pedang di tangan Ali dan tampil sebagai Pembunuh sang waktu. Bukan, bukan! Dia jualah yang berseru dalam tubuh manusia, Ana al-Haqq. Orang yang memanjat tiang gantungan itu bukanlah Manshur, seperti yang dibayangkan orang bodoh. Rumi tidak pernah dan tidak akan mengucapkan kata-kata pengingkaran: jangan sangsikan dia!
RAHASIA KEBURUKAN
Baik Musa maupun Firaun adalah Pemuja Yang Maha Benar, sekalipun tampaknya yang pertama menemukan jalan dan yang lainnya kehilangan. Di siang hari Musa berseru kepada Tuhan: di tengah malam Firaun mulai merintih. Katanya, O Tuhan, belenggu apakah yang ada di leherku ini? Seandainya tak ada belenggu, siapa yang akan berkata aku adalah aku? Dengan takdir itu Engaku membuat Musa bercahaya dengan takdir yang sama Engkau membuat aku gelap. Kami berdua adalah sesama hamba yang mengabdi kepada-Mu; namun kapak-Mu membelah cabang-cabang lunak di dalam rimba-Mu. Cabang-cabang tak berdaya terhadap kapak; yang satu benar-benar tercangkok kuat, lainnya dibiarkan tak terawat. Aku memohon kepada-Mu, dengan kekuatan kapak-Mu, untuk melimpahkan rahmat dan meluruskan kebengkokanku. Sekali lagi Firaun berkata kepada dirinya sendiri dalam keheranan, Bukankah aku beribadah sepanjang malam? Dalam hatiku aku ini bagai orang yang rendah hati dan patuh: Bagaimana aku tampak begitu berubah ketika bertemu Musa? Apabila ketidakberwarnaan menjadi tawanan warna, Musa menjadi musuh bagi Musa. Apabila engkau mencapai ketidakberwarnaan dari mana engkau berasal, Muda dan Firaun menjadi damai di tempat yang sama. Jika engkau memintaku untuk menjelaskan rahasia ini, aku akan menjawab bahwa dunia yang berwarna tak dapat lepas dari adanya pertentangan. Adalah keajaiban bahwa yang berwarna keluar dari yang-tak-berwarna: Bagaimana yang berwarna muncul untuk berperang melawan yang-tak-berwarna? Ataukah itu bukan peperangan yang sesungguhnya? Apakah demi tujuan Ilahi
suatu kecerdikan seperti perselisihan pedagang keledai? Ataukah bukan ini dan bukan itu? Apakah hanya kebingungan semata? Harta karun harus dicari, dan kebingungan adalah reruntuhan yang didalamnya terkubur harta itu. Apa yang engkau bayangkan menjadi harta karun konsepsi seperti itu menyebabkan engkau kehilangan harta karun yang sebenarnya. Khayalan-khayalan dan opini-opini itu laksana masa perkembangan: harta karun tak ditemukan pada tempat-tempat perkembangan. Pada masa perkembangan terdapat keberadaan dan sifat-sifat yang berlawanan: Ketiadaan menolak setiap sesuatu yang ada.
Kepada-Nya, dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Kuasa.
HIKMAH KETIDAKSEMPURNAAN
Ketidaksempurnaan dan kerusakan, yang terlihat di mana pun, Semuanya adalah cerminan keindahan. Pengatur tulang, di manakah dia dapat mencoba keterampilannya Kalau bukan pada persendian yang patah? Penjahit di mana? Tentunya, bukan pada busana siap yang indah potongannya. Bila tiada tembaga kasar di tempat peleburan, Bagaimana ahli kimia dapat mempertunjukkan keahliannya?
milik-Ku, Aku menjadi miliknya: Aku adalah matanya, tangannya dan hatinya. Semua yang dibenci menjadi yang dicintai manakala ia membawamu pada Sang Kekasihmu.
NISBINYA KEBURUKAN
Di dunia ini tiada keburukan yang mutlak: keburukan itu nisbi. Sadarilah kenyataan ini. Di dunia Waktu sesuatu pastilah menjadi pijakan bagi seseorang dan belenggu bagi yang lainnya. Bagi seseorang merupakan pijakan, bagi lainnya merupakan belenggu; bagi seseorang merupakan racun, bagi lainnya merupakan manis dan bermanfaat laksana gula. Bisa ular merupakan kehidupan bagi ular, namun maut bagi manusia; lautan merupakan sumber kehidupan bagi binatang laut, namun bagi makhluk daratan merupakan luka yang mematikan. Zayd, meski orangnya sama, bisa jadi setan bagi seseorang dan menjadi Malaikat bagi lainnya: Bila engkau ingin ia baik padamu, maka pandanglah ia dengan pandangan seorang pencinta. Janganlah kau pandang Yang Maha Indah dengan matamu sendiri: melihat Yang Dicari itu dengan mata sang pencari. Sebaliknya, pinjamlah pandangan dari Dia: pandanglah wajah-Nya dengan mata-Nya. Tuhan berfirman, Barangsiapa telah menjadi
dirimu terasa terbebani? Bagaimana seseorang akan menggembirakan orang yang terbelenggu rantai? Apakah tingkah-laku seorang tawanan sama seperti seorang yang bebas? Apapun yang rasanya ingin kau perbuat, pastilah kau sangat tahu bahwa engkau dapat melakukannya. Namun dalam hal perbuatan-perbuatan yang tidak engkau kehendak, engkau telah menjadi seorang Jabbariyah, engkau berseru, Ini adalah Takdir Tuhan. Para Nabi adalah kaum Jabbariah sejauh yang berkenaan dengan amal keakheratannya, para kafir adalah Jabbariah berkenaan dengan ihwal keakheratan.
permohonan? Tidak, jika timbanganmu melebihi yang lainnya seberat atom pun, maka atom itu akan berpengaruh pada neraca Tuhan.
keinginan, maka kekuatan yang terlelap itu bangkit dan bergerak kepadannya, Sementara itu, di pihak lain, Malaikat meletakkan di hadapanmu obyek-obyek keinginan yang baik serta menanamkannya ke dalam hatimu, Supaya kekuatan untuk menentang kejahatan dan memilih kebaikan dapat dirangsang. Menurut pertimbangan akal yang sehat, ajaran paksaan (jabr) itu lebih buruk daripada ajaran kebebasan-kehendak (qadar), karena seorang Jabbariyah itu mengingkari kesadarannya sendiri. Sedangkan ajaran kebebasan kehendak tidak mengingkari hal itu, ia mengingkari perbuatan Yang Maha Kuasa: ia berkata, Ada asap, namun tiada api. Seorang Jabbariyah jelas melihat api: membakar pakaiannya, dan seperti orang yang skeptis dia menganggap api itu tidak ada. Apabila hanya Tuhan semata yang memiliki kekuatan untuk memilih, mengapa engkau marah kepada pencuri yang mencuri milikmu? Bahkan binatang pun mengenal perasaan batin ini: unta yang dipukul keras, akan menyerang pengendaranya; kemarahannya tidaklah ditujukan kepada pecutnya. Seluruh kandungan Al-Quran berisi perintah dan larangan serta ancaman hukuman, apakah ini semua ditujukan kepada bebatuan dan kerikil-kerikil? Engkau telah melepaskan kemungkinan ketidakmampuan Tuhan, namun engkau menyebut-Nya benar-benar tidak tahu dan dungu. Ajaran Kebebasan-kehendak tidaklah berarti ketidakmampuan Tuhan; dan jika memang demikian, kebodohan itu lebih buruk daripada ketidakmampuan. Kekuatan memilih Tuhan yang Universallah yang telah menimbulkan kekuatan diri kita mewujud: Kekuatan-Nya laksana penunggang kuda yang tersembunyi oleh debu yang diterbangkannya; Namun pengawasannya terhadap perbuatan dari kebebasan-kehendak tidaklah
menghilangkan kualitas bebasnya. Nyatalah bahwa Kehendak Tuhan itu dilaksanakan dalam suatu cara sempurna, sekalipun tanpa dihubungkan dengan paksaan (jabr) dan tanggung-jawab karena pengabaian perintah-perintah-Nya. Engkau katakan bahwa kekafiranmu itu dikehendaki oleh-Nya; namun ketahuilah bahwa hal itu juga dikehendaki oleh dirimu sendiri. Berusaha keraslah untuk memperoleh ilham dari cawan cinta Tuhan: sehingga engkau tak mementingkan diri sendiri dan tanpa kehendak. Sehingga seluruh kehendak akan menjadi milik Anggur itu, dan engkau akan menjadi pemaaf yang sesungguhnya.
TEKA-TEKI TUHAN
Siapa saja yang kebingungan dan kesulitan, Tuhan telah membisikkan sebuah teka-teki ke dalam telinganya, Sehingga dia mungkin menjebaknya dalam dua kesangsian pikiran- Akan atau tidakkah kulaksanakan apa yang telah Dia ceritakan kepadaku? Dengan Takdir Tuhan salah satu dari kedua pilihan itu akan memiringkan pertimbangan, dan dia menyetujuinya. Kalau pikiranmu tak terganggu, jangan kau sumbat pendengaran ruhanimu dengan kapas mentah. Agar engkau dapat memahami teka-teki-Ny serta membaca tanda-tanda baik yang samar maupun yang jelas nyata. Lalu turunlah wahyu pada pendengaranmu. Apakah wahyu itu? Sebuah suara yang tak tertangkap oleh tanggapan pancaindera. Kata paksaan (jabr) membuat diriku tak sabar demi Sang Cinta: hanya orang yang mencintailah yang tak terbelenggu oleh paksaan. Inilah hubungan akrab dengan Tuhan, bukan paksaan: cahaya dari bulan, bukan sebongkah awan: Atau, apabila ia paksaan, bukanlah paksaan biasa: ia bukanlah paksaan yang didesak oleh keinginan-diri, yang mendorong kita ke dosa. Wahai anakku, hanya mereka yang matahatinya telah dibukakan oleh Tuhan-lah yang mengetahui arti paksaan yang sebenarnya
ANGGUR CINTA
Dia datang, bak Rembulan yang tak pernah terlihat di langit, baik dalam jaga maupun dalam mimpi, Bermahkota api abadi yang tak pernah mati. Lihatlah, Wahai Paduka, dari cawan anggur cinta-Mu, jiwaku berenang Meninggalkan kerangka raga lempungku. Kala pertama Pemberi buah anggur tiba, hatiku nan tengah kesepian menjadi mendapat mitra, Anggur membakar dadaku dan seluruh pembuluhku kian sarat dengan darah; Namun ketika citra-Nya memikat seluruh pandanganku, suara pun merendah: Sungguh indah, O Anggur nan perkasa dan Piala nan tiada tara! Tangan kuat cinta merenggut dari atas hingga ke dasar tempat yang diselubungi kegelapan Yang celah-celahnya enggan meraih sinar keemasan. Hatiku, jika lautan Cinta tiba-tiba memasuki pandangannya, Melompatlah segera ke dalam, serta Temukan aku sekarang juga! Sebab, bila matahari bergerak, awan pun
APOLOGI IBLIS
Pada mulanya aku adalah Malaikat, yang dengan sepenuh jiwa kutempuh Jalan kepatuhan untuk mengabdi kepada Tuhan. Bagaimana bisa panggilan pertama dilupakan? Bagaimana bisa cinta pertama hilang dari hati seorang hamba?
Bukankah kekuasaan Karunia-Nya yang melindungiku? Bukankah Dia yang menciptakan diriku dari ketiadaan? Siapakah yang memberiku susu di masa pertumbuhanku? Siapakah yang menggerakkan ayunanku? Adalah Dia. Sifat yang mengalir bersama susu itudapatkah ia selalu dibuang? Rahmat, Keagungan, dan Kemurahan hati adalah hakekat substansi dari mata-uang-Nya, Kemurkaan-Nya hanyalah setitik noda campurannya. Tak kupandang kemurkaan-Nya, yang merupakan sebab sementara: aku selalu memandang kelestarian Kasih-sayang-Nya yang harus dicontoh. Ketahuilah bahwa kecemburuan adalah sebab penolakanku untuk membungkukkan diri di hadapan Adam; namun kecemburuan itu juga lahir dari cinta kepada Tuhan, bukan dari ketidakpatuhan. Setiap rasa cemburu lahir dari cinta, karena takut kalau-kalau yang lainnya menjadi pacar sang kekasih. Mempertimbangkan rasa cemburu adalah akibat yang tak dapat dielakkan dari adanya rasa cinta, sebagaimana kata Hidup! yang mengikuti bersin. Karena tiada gerakan kecuali hanya papancatur-Nya dan Dia memintaku untuk bermain, adakah yang lain yang dapat kumainkan? Kumainkan satu peranan yang ada di sana dan membuatku terkutuk. Sekalipun dalam kesengsaraan kurasakan karunia-Nya: aku tersesat oleh-Nya, tersesat oleh-Nya, tersesat oleh-Nya!
disukai, Dalam menyanggah dan melawan Ilahi. Berkah mendahului pengetahuan: apakah perlu bukti? Dari logika Setan, bahkan dari cinta Adam.
adalah sia-sia di Jalan ini tiada keselamatan kecuali hanya melalui kasih-sayang. Dalam kitab lainnya dia berkata: Baik pengekangan nafsumu maupun kasihsayangmu menyatakan bahwa engkau menghubungkan kedua aktivitasmu ini dengan-Nya, Dia-lah Tujuan dari ibadahmu. Selain tawakal dan pasrah sepenuhnya kepada Tuhan dalam kesengsaraan maupun kegembiraan, semuanya adalah kebohongan dan perangkap belaka. Dalam kitab lainnya dia berkata: Engkau harus berbakti kepada Tuhan; gagasan tawakal kepada-Nya adalah mencurigakan. Dalam kitab lainnya dia berkata: Perintahperintah dan larangan-larangan Tuhan itu bukan untuk dilaksanakan, melainkan hanya untuk menunjukkan ketidakmampuan kita untuk memenuhinya, Sehingga kita dapat mengenal kelemahan kita dan mengakui kekuatan Yang Maha Kuasa. Dalam kitab lainnya dia berkata: Jangan pikirkan kelemahanmu: memikirkannya merupakan suatu perbuatan yang tidak berterima kasih. Hati-hatilah! Pandanglah kekuatanmu dan ketahuilah bahwa Dia Yang Maha Mutlak yang memberikannya kepadamu. Dalam kitab lainnya dia berkata: Lupakanlah keduanya: apapun yang mencakup pencerapan pancaindera adalah berhala. Dalam kitab lainnya dia berkata: jangan padamkan kemampuan pencerapan pancaindera: ia dapat menerangi jalan menuju perenungan yang paling dalam. Apabila engkau terlalu cepat membuang sensasi dan fantasi, kau akan memadamkan lampu penyatuan di tengah malam. Dalam kitab lainnya dia berkata: Padamkanlah ia jangan takut agar engkau dapat ribuan kali lipat penglihatan sebagai gantinya; Karena dengan memadamkannya, cahaya ruhmu bertambah tak terhingga: dengan mengorbankan kepentinganmu sendiri Layla (Kekasih)-mu menjadi Majnun (pencinta)-
mu. Dalam kitab lainnya dia berkata: Carilah seorang guru untuk mengajarimu: di antara berbagai sifat yang berasal dari leluhur engkau tidak akan menemukan pengetahuan melihat ke masa depan. Setiap golongan agama hanya meramalakan tujuan sebagaimana diri mereka memahaminya: akibatnya mereka jatuh menjadi tawanan ketakutan. Untuk meramalkan tujuan tidaklah semudah menyilangkan kedua belah tangan: bila tidak, bagaimana bisa terdapat banyak ajaran yang berbeda? Dalam kitab lainnya dia berkata: Jadilah manusia, jangan menjadi hamba manusia! Ambillah jalanmu sendiri, jangan sibuk mengembara mencari seorang guru! Dalam kitab lainnya dia berkata: Semua bentuk yang bermacam-macam itu hanya satu: siapapun yang melihatnya ganda adalah orangorang yang matanya rusak. Dalam kitab lainnya dia berkata: Bagaimana seratus bisa menjadi satu? Dia yang beranggapan begitu sesungguhnya gila. Orang yang tidak paham akan kesucian Isa: dia bukanlah yang dikaruniai lautan kimia dari tong Isa, Yang daripadanya pakaian dari seratus celupan akan muncul sederhana dan satu warna sebagaimana cahaya.
membersihkan kamar-Mu yang mungil di saat tidur. Mendengar kata-kata dungu ini, Musa berseru, Hai, kepada siapakah engkau berteriak? Ocehan apa ini! Fitnah dan ngawur! Sumbatlah mulutmu dengan kapas! Sesungguhnya persahabatan dari seorang yang bodoh itu permusuhan: Tuhan Yang Maha Luhur tidak menghendaki pelayanan seperti itu. Pengembala itu menyobek pakaiannya, menghela nafasnya, lalu melanjutkan perjalanan menuju ke hutan belantara. Kemudian turunlah wahyu kepada Musa: Engkau telah memisahkan hamba-ku dariku. Apakah engkau diutus sebagai seorang Nabi untuk menyatukan, atau untuk memisahkan? Aku telah memberikan kepada setiap orang gaya pemujaan yang khusus, Aku telah melimpahkan pada setiap manusia bentuk pengungkapan yang khas. Ungkapan Hindustan adalah yang terbaik bagi orang Hindustan; bahasa Sind adalah yang terbaik bagi masyarakat Sind. Aku tidak memandang pada lidah dan ucapan, Aku memandang pada ruh dan perasaan batin. Aku memandang ke hati untuk mengetahui apakah ia rendah, walau kata-kata yang terucap tidak rendah. Cukup dengan ucapan-ucapan dan kesombongan serta kiasan-kiasan! Aku ingin terbakar, terbakar dan terbiasa dengan keterbakaran! Nyalakanlah bara cinta di dalam jiwamu, biarkanlah seluruh pikiran dan ungkapan. Wahai Musa, mereka yang paham ketentuanketentuan adalah satu macam, mereka yang jiwanya terbakar adalah macam yang lain. Agama cinta lepas dari segala agama. Para pencinta Tuhan tidak mempunyai agama melainkan Tuhan itu sendiri.
PERTENTANGAN AGAMA
Ketujuh-puluh golongan ini akan bertahan sampai Hari Kebangkitan tiba: percakapan dan alasan dari orang bidah tidak akan gagal. Banyaknya kunci atas harta benda adalah bukti ketinggian nilainya. Panjangnya jalan yang berliku-liku, bertebing dan berjurang, serta banyak penyamun yang menghadangnya, adalah petunjuk akan besarnya tujuan perjalanan. Setiap ajaran yang palsu menyerupai sebuah jalan pegunungan, bertebing curam, dan berpenyamun. Beriman secara buta adalah berada dalam suatu dilema, karena para pemuka berdiri tegak pada salah satu sisinya: tiap-tiap kelompok bangga dengan caranya sendiri. Hanya Cinta yang dapat mengakhiri pertentangan, hanya Cinta menjadi penyelamat apabila engkau berteriak meminta tolong terhadap perbedaan pendapat mereka. Orang yang fasih bicara akan terperangah oleh Cinta: tak berani bertengkar. Pencinta takut untuk membantah, supaya mutiara mistik jangan sampai jatuh menetes dari mulutnya. Seolah-olah seekor burung yang sangat indah hinggap bertengger di atas kepalamu, lantas jiwamu gemetar takut ia akan terbang. Engkau tak berani bergerak ataupun bernafas, engkau menahan batuk, supaya burung itu
tidak terbang; Dan apabila ada yang bicara, engkau akan meletakkan jari di depan bibirmu, berarti, Hush! Cinta adalah seperti burung itu: membuatmu diam: meletakkan penutup di atas ketel yang sedang menggelegak.
termasuk dalam isi cerita. Lebih baik rahasia para pencinta diceritakan (secara alegoris) dalam pembicaraan orang lain. Ia berseru: Ceritakanlah dengan jelas dan terus terang tanpa kebohongan: jangan membuatku menunggu, O orang yang lalai! Angkatlah selubung dan bicaralah terus terang. Aku tak berpakaian ketika tidur bersama Yang Maha Terpuji. Aku berkata: Apabila Dia harus telanjang dalam pandanganmu, takkan tahan dada dan pinggangmu. Mintalah, tapi mintalah secara wajar: sehelai jerami takkan dapat menyangga sebuah gunung. Jika Matahari, yang menyebabkan dunia ini bersinar, lebih dekat sedikit saja, semua yang ada akan terbakar. Janganlah mencari kesulitan dan kerusuhan serta pertumpahan darah: janganlah bicara lagi tentang Matahari dari Tabriz!
TAK TAHU
Lihatlah, karena aku tak tahu tentang diriku, dengan nama Tuhan apa yang harus kuperbuat kini? Aku tidak menyembah Salib ataupun Sabit; aku bukan seorang Gabar maupun seorang Yahudi. Rumahku bukan di Timur ataupun di Barat, bukan di daratan maupun di lautan; aku tak bersanak-keluarga dengan Malaikat ataupun jembalang. Aku bukan ditempa dari api ataupun busa, aku dibentuk bukan dari debu maupun embun. Aku lahir bukan di Cina yang jauh, bukan di Bulgaria bukan di Saqsin. Bukan di India, yang bersungai lima, bukan di Irak ataupun di Khurasan aku tumbuh dewasa. Bukan di dunia ini atau di dunia sana Aku tinggal, bukan di Surga atau di Neraka; Bukan dari Firdaus ataupun Ridwan aku jatuh, bukan pula dari Adam aku bernenek-moyang. Di suatu tempat yang ada di balik tempat, di
suatu bidang tanpa jejak dan hayang, Jiwa dan tubuh yang meninggi aku tinggal di dalam jiwa Kekasihku Yang Maha Esa!
Ruh yang terhalang dari kehidupan abadi berada dalam kesengsaraan; ruh yang senantiasa bersatu dengan Tuhan terbebas dari berbagai rintangan.
SAAT BERSATU
Aku tak sama dengan Sang Raja bahkan jauh berbeda meskipun kuperoleh cahaya dari sinar-Nya. Keserbasamaan bukanlah dalam hal bentuk dan esensi: air menjadi serba-sama dengan tanah dalam tetumbuhan. Karena jenisku bukan jenis Rajaku, egoku musnah (fana') demi Ego-Nya. Egoku musnah, Dia sajalah yang tinggal: aku mengepul seperti debu di bawah kaki kudaNya. Kepribadian-diri menjadi debu: hanya bekasnya tampak pada cap kaki-Nya di atas debu. Jadilah debu di bawah kaki-Nya demi cap-kaki itu dan jadilah laksana mahkota di atas kepala Sang Kaisar!
ABADINYA KEHIDUPAN
Seluruh kemampuan manusia tidaklah permanen: seluruhnya akan musnah pada hari Kebangkitan. Namun cahaya kesadaran dan seluruh ruh nenek moyang kita bukanlah sirna semuanya, laksana rerumputan. Mereka yang telah meninggal dunia bukanlah tidak-ada: mereka terendam dalam Sifat-sifat Ilahi. Seluruh sifatnya terhisap ke dalam Sifat-sifat Ilahi, sama seperti hilangnya bintang-bintang oleh hadirnya matahari. Jika engkau menanyakan sumber dari AlQur'an, bacalah ayat, Setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi ke Hadapan Kami (muhdarun). Orang yang disebut dengan kata muhdarun bukanlah tidak-ada. Renungkanlah, sehingga engkau dapat memperoleh pengetahuan yang pasti tentang abadinya kehidupan ruh.
Dia adalah pelaku hanya menurut ungkapan tata bahasa; sebaliknya dialah orang yang dikenai pekerjaan, dan maut adalah pembunuhnya. Kemampuan apakah yang masih tersisa pada orang yang telah ditaklukkan sampai segala sifat seorang pelaku hilang dari dirinya?
PENDEWAAN DIRI
Apabila seekor lebah tercelup dalam madu, seluruh anggota tubuh-nya terserap oleh keadaan yang sama, dan ia tidak dapat bergerak. Demikian pula istilah istighraq (terserap dalam Tuhan) digunakan untuk seseorang yang tidak mempunyai kesadaran atau inisiatif ataupun sendiri. Setiap tindakannya bukan miliknya. Apabila ia masih meronta dalam air, atau apabila ia berseru, Oh, aku tenggelam, ia tidak bisa di-katakan berada dalam keadaan terserap. Inilah yang diisyaratkan oleh kata-kata Ana al-Haqq (Aku adalah Tuhan). Orang menganggap itu adalah pernyataan yang sombong, padahal adalah benar-benar sombong pernyataan yang menyatakan Ana al-abd (Aku adalah hamba Tuhan); dan Ana al-Haqq (Aku adalah Tuhan) adalah sebuah ungkapan kerendahan hati yang sangat dalam. Orang yan menyatakan Ana al-abd (Aku adalah hamba Tuhan) menegaskan adanya dua wujud, wujudnya sendiri dan wujud Tuhan, sedangkan dia yang menyatakan Ana al-Haqq (Aku adalah Tuhan) membuat dirinya bukanwujud dan menyerahkan dirinya seraya berseru Aku adalah Tuhan, yakni Aku tiada, Dia-lah segalanya: tiada wujud kecuali wujud Tuhan. Inilah ke-rendahan hati dan penghinaan diri yang berlebihan.
JIWA DUNIA
Aku telah berkeliling sebentar bersama sembilan Ayah di setiap Langit. Aku telah beredar bertahun-tahun dnegan bintang-bintang dalam tanda-tanda mereka. Aku tak terlihat sebentar, aku telah tinggal bersama-Nya. Aku telah berada di dalam Kerajaan dari atau lebih dekat lagi, aku melihat apa yang pernah kulihat. Aku menerima makanan dari Tuhan, seperti seorang bayi di dalam kandungan: Aku telah lahir berulang-kali, manusia lahir hanya sekali. Berbusana dalam sebuah mantel jasmani, aku menyibukkan diri dengan urusan-urusan duniawi, Dan sering sudah kurobek mantel dengan tanganku sendiri. Kulewatkan malam bersama para asketis di dalam biara, Aku telah tidur bersama orang-orang kafir di depan berhalaberhala dalam biara, Akulah kepedihan dari si pencemburu, akulah nyeri dari si sakit. Akulah awan dan hujan: aku telah terkena hujan di tengah padang rumput. O darwis! Pada garmisku tak pernah menempel debu kematian, Telah kuhimpun kekayaan mawar di taman keabadian. Aku bukanlah dari air maupun api, aku bukanlah dari angin liar. Aku bukanlah dari lempung yang dibentuk: kutertawakan mereka semua. O anak, aku bukan Syams-i Tabriz, aku adalah Cahaya murni. Jika engkau melihatku, hatihatilah! Jangan ceritakan kepada siapapun apa yang telah engkau lihat!
MANUSIA-ILAHI
Memuji dan memuliakannya adalah mengagungkan Tuhan: buah Ilahi tumbuh dari hakekat dasar baki ini. Apel tumbuh dari keranjang ini dengan berbagai kehalusan ragam: bukanlah keburukan jika engkau menyebutnya dengan nama pohon. Sebutlah keranjang ini Pohon-Apel, karena di antara keduanya ada perpaduan tersembunyi. Anggaplah keranjang ini Pohon
PENDAKIAN RUHANI
Apabila engkau ikut serta dalam barisan mereka yang mengadakan Pendakian, ketiadaan akan membawamu ke atas bagaikan Buraq. Itu bukanlah seperti naiknya makhluk hidup ke bulan; bukan, melainkan seperti naiknya pohon tebu ke gula. Itu bukanlah seperti naiknya asap ke langit; bukan itu, melainkan seperti naiknya embrio ke rasionalitas.
PERKEMBANGAN MANUSIA
Mula-mula dia muncul dalam alam bendamati; Kemudian masuk ke dunia tumbuh-tumbuhan dan hidup Bertahun-tahun sebagai tetumbuhan, tak ingat lagi akan Apa yang telah dia alami, lalu melangkah maju Ke kehidupan hewan, dan sekali lagi Tak ingat akan kehidupan tetumbuhan itu. Kecuali ketika dirinya tergerak senang, Pada tetumbuhan di musim bunga-binga berkembang indah. Seperti bayi-bayi yang mencari puting susu dan tak tahu mengapa. Sekali lagi Sang Pencipta Yang Maha Bijaksana sebagaimana engkau ketahui Memindahkannya dari alam hewani Ke tingkat Manusia; demikianlah dari satu alam ke alam lainnya dia Bergerak, ia mendai pandai, Cerdik dan bijak, sebagaimana dia kini. Tak terkenang lagi akan keadaan sebelumnya, Dan dari jiwanya yang sekarang pun dia akan diubah pula. Sekalipun dia tertidur, Tuhan tidak akan membiarkannya, Dalam kelalaiannya ini. Ketika terjaga, dia
Akan tertawa mengingat mimpi-mimpi yang menyusahkannya, Serta terheran-heran betapa bahagi kehidupannya. Dia dapat melupakan dan tak merasakan bahwa seluruh Kesusahan dan kesengsaraan itu akibat dari tidur Dan tipu-muslihat serta ilusi yang sia-sia. Maka dunia ini Akan tampak abadi, meskipun itu hanyalah mimpi orang yang tertidur; Yang, ketika Hari yang telah ditetapkan tiba, akan melarikan diri Dari bayang-bayang gelap yang menghantuinya, Dan berpaling sambil mentertawakan momok kesedihannya Ketika dia melihat tempat tinggalnya yang abadi-lestari.
MASAKLAH SEMUANYA
Karena engkau tak mampu mengemban Cahaya yang terbuka, minumlah kata-kata Hikmah, karena cahayanya terselubung. Hingga akhirnya engkau mampu menerima Cahaya, dan melihat apa yang kini tersembunyi tanpa kerudung. Serta melintasi langit laksana sebuah bintang; bukan, perjalanan mutlak, tanpa angkasa. Demikianlah engkau menjadi ada dari ketiadaan. Bagaimana engkau datang? Engkau datang secara tak sadar. Jalan kedatanganmu tak engkau ingat, namun aku ingin memberimu sebuah tanda. Biarkanlah pikiranmu pergi, kemudian waspadalah! Tutuplah telingamu, kemudian dengar! Tidak, sebaiknya aku tak bercerita, karena engkau masih mentah; engkau masih dalam musim semimu, engkau tak dapat melihat musim panas. Dunia ini laksana pohon: kita adalah laksana buah yang setengah matang melekat padanya. Buah-buah yang masih mentah melekat erat
pada cabang pohon, karena untuk Istana mereka belumlah pantas; Namun ketika mereka ranum dan menjadi manis serta lezat maka, mereka akan kehilangan cabang. Sama seperti kerajaan duniawi yang akan kehilangan kelezatannya bagi mereka yang mulutnnya telah menjadi manis oleh kebahagiaan yang tiada terkira. Ada yang tetap tak terkisah, namun Ruh Qudus akan menceritakan kepadamu tanpa aku sebagai perantara. Bukan, engkau akan menceritakannya kepada telingamu sendiri bukan aku ataupun orang lain, Wahai engkau yang bersatu denganku Seperti, ketika engkau tertidur, engkau pergi dari hadapan dirimu ke hadapan dirimu Dan mendengar dari dirimu bahwa apa yang engkau pikirkan diceritakan secara rahasia kepadamu oleh seseorang dalam mimpi. Wahai teman yang baik, engkau bukanlah engkau semata: engkau adalah langit dan lautan yang dalam. Kekuasaan Engkau-mu yang maha luas adalah lautan yang di dalamnya ribuan engkau tenggelam. Janganlah berbicara, hingga engkau dapat mendengar dari Sang Pembicara apa yang tak dapat diucapkan atau dibayangkan. Janganlah berbicara, sehingga Ruh mau bercakap padamu: dalam bahtera Nabi Nuh berhentilah berenang! sumber : http://syairsyiar.blogspot.com/p/puisijalaluddin-rumi.html http://id-id.facebook.com/note.php?note