Anda di halaman 1dari 7

1

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ABSTRAK Oleh: Untung Kurniawan, Uswatun Khasanah, Ihsan Ibrahim, Doni Sarosa, Rahmahtyasari Pembimbing : Zamtinah, M.Pd. Penelitian ini bertujuan menyusun desain model pendidikan karakter dan menguji dampak dari penerapan model tersebut di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penelitian ini termasuk jenis Research dan Development (R&D) dengan pengolahan data menggunakan teknik analisis deskriptif kulaitatif. Populasi pada penelitian ini adalah SMK Negeri dan Swasta di DIY. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan teknik purpose random sampling. Sampel penelitian yang diambil adalah 2 sekolah, yaitu 1 sekolah sebagai tempat untuk uji terbatas dari model pendidikan karakter, dan 1 sekolah lain untuk uji luas (Uji pemakaian) dari model pendidikan karakter. Desain model pendidikan karakter yang telah dibuat berupa diskusi teman sejawat. Model pendidikan karakter ini dibentuk berdasarkan studi literatur dan wawancara ke beberapa guru SMK. Model pendidikan karakter ini telah diteliti di SMK N 2 Wonosari dan dikembangkan di SMK Muda Patria Kalasan. Hasil dari pengujian model pendidikan karakter di SMK N 2 Wonosari, menunjukan bahwa karakter siswa SMK setelah pelaksanaan diskusi teman sejawat adalah Baik. Model yang telah direvisi setelah pengujian akan diterakan di SMK Muda Patria Kalasan. Hasil dari pengujian model pendidikan karakter di Muda Patria Kalasan, menunjukan bahwa karakter siswa SMK setelah pelaksanaan diskusi teman sejawat adalah Cukup baik Kata kunci : karakter siswa, model pendidikan karakter, diskusi teman sejawat.

I.

PENDAHULUAN Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan kesempatan dan pencapaian mutu pendidikan akan membuat warga Negara Indonesia memiliki keterampilan hidup (life skill) sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai nilai Pancasila. Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 menjabarkan tujuan Negara Republik Indonesia dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Bab II pasal 3 UU Sisdiknas no.20 tahun 2003 berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan mengacu pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tersebut di atas, Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun 2010 mengembangkan pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan, termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penanaman nilai dalam rangka pembentukan watak siswa telah dilakukan dalam mata pelajaran pendidikan agama, kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Namun penanaman nilai tersebut masih dirasa kurang berhasil. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya tindakan yang menunjukan adanya penurunan moral. Tawuran pelajar, bolos sekolah, tongkrangtongkrong, palak-malak, pacaran, dan masih banyak lagi kasus kenakalan, baik yang terekam maupun yang tidak terekam oleh media masa. Merespons sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak dan budi pekerti tersebut, mulai tahun 2010, kemendiknas telah mengupayakan inovasi pendidikan karakter yang terintegrasi. Inovasi tersebut adalah:
1. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam semua mata

pelajaran 2. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam pembinaan kesiswaan 3. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi melalui pengelolaan sekolah.

Melihat pada upaya inovasi pendidikan karakter yang telah dilakukan oleh Kemendiknas, penelitian ini bertujuan untuk mencari model pendidikan karakter seperti apa yang efektif untuk diterapkan. dengan ditemukannya model pendidikan ini, diharapkan proses transformasi nilai-nilai keluhuran dapat terlaksana secara efektif di sekolah. Diharapkan dengan adanya model pendidikan karakter, penanaman karakter kepada peserta didik akan lebih mudah dilakukan. Sehingga karakter baik pada peserta didik akan membudaya dimanapun mereka berada.

II. TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan, proses pembuatan desain model pendidikan karakter yang sesuai untuk diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan, dan dampak dari penerapan model pendidikan karakter di Sekolah Menengah Kejuruan.

III. METODE A. Jenis penelitian Penelitian ini termasuk jenis Research and Development (R&D). Metode Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifannya

B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun sampel penelitian SMK N 2 Wonosari, SMK 1 PIRI Yogyakarta, dan SMK Muda Patria Kalasan. Teknik purpose random sampling digunakan untuk menentukan sampel penelitian.

C. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data pada penelitian dan pengembangan ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMK Pendidikan karkater di SMK secara terintegrasi dilaksanakan melalui tiga cara. Ketiga cara tersebut adalah pendidikan karkater yang terintegrasi melalui pengelolaan sekolah (manajemen sekolah), kegiatan pembelajaran, dan pembinaan kesiswaan. Pendidikan karakter tidak secara sepenuhnya dilakukan di beberapa SMK. Beberapa SMK bahkan belum menerapkan pendidikan karakter. Dan beberapa SMK hanya menerapkan SMK melalui kegiatan pembelajaran di kelas. B. Model Pendidikan Karakter Salah satu upaya penanaman karakter mulia kepada peserta didik di SMK dilakukan melalui kegitan pembinaan kesiswaan. Melalui proses yang observasi dan wawancara, maka didapatkan salah satu model pendidikan karakter. Model pendidikan tersebut adalah diskusi teman sejawat. Salah satu kegiatan kesiswaan di SMK dalah pendampingan siswa. Pendampingan siswa merupakan kegiatan siswa yang dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling (BK). Diskusi teman sejawat merupakn inovasi dari pelaksanaan pendampingan siswa. 1. Draft awal model pendidikan karakter Draft awal model pendidikan karakter dihasilkan setelah melakukan berbagai studi literatur dan wawancara. Secara garis besar, draft awal dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Draft awal model pendidikan karakter dengan diskusi teman sejawat Draft ini yang dikonsultasikan ke ahli pendidikan sebelum dibuat model hipotetik. Setelah mendapat banyak masukan, maka draft tersebut diperbaiki. Secara garis besar, model tersebut tampak seperti gambar 2. Setelah diperbaiki, dan divalidasi, maka model pendidikan ini menjadi model hipotetik sebagai kegiatan uji terbatas di SMK N 2 Wonosari.

Gambar 2. Desain model hipotetik pendidikan karakter dengan diskusi teman sejawat

2. Uji model hipotetik (Uji terbatas) Pelaksaan uji model hipotetik dilaksanakan di SMKN 2 Wonosari. Hasil penelitian dari penerapan model hipotetik tersebut menyatakan bahwa karakter siswa SMK N 2 wonosari setelah pelaksanaan diskusi teman sehawat adalah Baik. Model tersebut juga telah mendapat banyak masukan dari guru BK di SMK N 2 Wonosari. Setelah direvisi, maka model pendidikan karakter secara garis besar terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Revisi desain model pendidikan karakter setelah uji terbatas 3. Uji pemakaian (Uji Luas) Pelaksaan uji model hipotetik dilaksanakan di SMK Muda Patria Kalasan. Hasil penelitian dari penerapan model hipotetik tersebut menyatakan bahwa karakter siswa SMK Muda Patria Kalasan setelah pelaksanaan diskusi teman sehawat adalah Cukup. Model tersebut juga telah mendapat banyak masukan dari guru BK di tersebut. Setelah direvisi, maka model pendidikan karakter secara garis besar terlihat pada gambar 4.

Gambar 4. Model Pendidikan Karakter dengan diskusi teman sejawat V. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Pelaksanaan pendidikan karakter di SMK dilakukan secara terintegrasi melalui pengelolaan sekolah, kegiatan pembelajaran, dan pembinaan kesiswaan. Namun belum semua sekolah melaksanakan pendidikan karakter secara terintegrasi. 2. Model pendidikan karakter dengan diskusi teman sejawat, secara garis besar terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap perencanaan, dicatat semua karakter yang akan ditanamkan kepada peserta didik. Karakter tersebut akan ditanamkan melalui pelaksanaan diskusi teman sejawat. Pelaksanaan diskusi teman sejawat, diawali dengan pemberian materi sebagai usaha untuk membangun konsep awal pada peserta didik. Selanjutnya, kegiatan diskusi dilakukan untuk membahas suatu topik tertentu. Selanjutnya dilakukan evaluasi untuk melihat ketercapaian dari pendidikan karakter. 3. Hasil penelitian dari penerapan model hipotetik tersebut menyatakan bahwa karakter siswa SMK N 2 wonosari setelah pelaksanaan diskusi teman sehawat adalah Baik. Sementara itu, hasil penelitian dari penerapan model hipotetik tersebut menyatakan bahwa karakter siswa SMK Muda Patria Kalasan setelah pelaksanaan diskusi teman sehawat adalah Cukup baik. VI. DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta: hal. 297-298. Dwi Siswoyo. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Hlm 20-50. Alicia Komputer. 2008. Teori Pembentukan Karakter. Diambil dari URL: http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter.html. Diakses pada tanggal: 26 Mei 2010

Yahya Khan. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri Mendongkrak Kualitas Pendidikan. Yogyakarta: Pelangi Publishing. Hal: 1-3. Depdiknas. 2005. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan nasional. Hlm: 20-50. Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP. Tidak diterbitkan. Monks, FJ & Knoers, AMP, Haditono, (1999). Psikolagi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, (Terjemahan Siti Rahayu Haditono). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai