Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. dimana atas segala nikmat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ctitical journal review untuk pemenuhan tugas
pada mata kuliah psikologi pendidikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak serta dosen pengampu yang telah
membimbing dan membantu dalam penyelesaian tugas ini.Penulis sadar bahwa dalam
makalah ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan penulis sendiri khususnya.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar belakang.....................................................................................
B. Tujuan CJR.........................................................................................
C. Metode ...............................................................................................
D. Hasil dan pembahasan..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
4.3 Realisasi dan Konstruksi
Pada fase ini, hasilnya telah dirancang dalam bentuk model pembelajaran
pendidikan melalui karakter e-comic di validasi oleh profesional. Yang dipilih
profesional adalah profesional sebagai pembelajaran dan profesional sebagai
media. Profesional pembelajaran akan mereview model pembelajaran yang
telah dikembangkan adalah pendidikan karakter model pembelajaran. Model
pembelajaran fase pendidikan melalui karakter e-comic adalah sebagai
berikut:
Fase 1: Undanglah siswa untuk belajar aktif berdasarkan moral yang baik
dalam setiap pemecahan masalah dibantu e-comic.
Fase 2: Kemampuan untuk menyesuaikan minat pribadi dan orang lain dalam
berurusan dengan matematika masalah dengan baik dan secara sadar dibantu
e-comic.
Fase 3: Dalam proses investigasi didasarkan pada rasa saling percaya antara
teman-teman di Indonesia mengumpulkan informasi tentang implementasi
bantuan eksperimental dan pemecahan masalah e-comic.
Fase 4: Kemampuan mengembangkan dan menyajikan karya matematika yang
disesuaikan dengan sosial sistem di lingkungan dan dapat berbagi dengan
tugasnya.
Fase 5: Kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah matematika disesuaikan dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat dibantu e-comic.
Fase 6: Mampu merefleksikan hasil investigasi dengan matematika dalam
pemecahan masalah berdasarkan pada prinsip moral yang logis, konsisten dan
universal e-comic.Profesional sebagai media memvalidasi e-comic telah
digabungkan dengan karakter pendidikan. Model pembelajaran ini sangat
menarik oleh anak-anak sekolah dasar karena media pendidikan karakter e-
comic telah terintegrasi, mereka dapat bermain dan belajar.
4.4 Tes, Evaluasi dan Revisi
Setelah validasi oleh revisi diadakan profesional diterapkan dalam
pembelajaran proses. Dalam proses pembelajaran observasi yang terintegrasi
dengan karakter, antara yang lain, karakter kerja sama, menghargai pendapat
orang lain, aktif dalam pembelajaran, dan disiplin diri. Setelah mempelajari
beberapa pertemuan dilakukan tes untuk melihat peningkatan siswa prestasi.
Model Pembelajaran Efektif Pendidikan Karakter Melalui E-Comic
Dari hasil implementasi dari kelas dan evaluasi tes sudah di tindakan, hasil
yang diperoleh di kelas eksperimen rata-rata adalah 8,9 dan 6,5 di kelas
kontrol. Ini menunjukkan bahwa model pembelajaran pendidikan melalui
karakter e-comic dapat merangsang motivasi siswa untuk belajar dan dapat
meningkatkan pendidikan karakter siswa dari usia dini sehingga akan berhasil
untuk pendidikan lanjutan. Sejalan dengan yang diberikan oleh pengembangan
keterampilan sosialisasi dan integrasi pendidikan karakter.Di sana terlihat
peningkatan nilai karakter sebelum dan sesudah model diimplementasikan.
Model pembelajaran ini berhasil dalam proses penanaman karakter formal
pendidikan. Leo (2011) menyatakan karakter pendidikan yang berfokus pada
identitas siswa pengembangan untuk menjadi cerdas dan memiliki karakter
siswa perlu dipaksakan melalui informal dan pendidikan formal.
BAB II
LAMPIRAN
-kata kunci -
10 Pendahuluan
-latar belakang dan Suatu bangsa tidak akan maju, sebelum ada guru-guru kelas
teori yang suka berkorban untuk suatu bangsa. Menurut formula ini,
kemajuan dua kata kunci adalah guru dan pengorbanan.
Dengan demikian kebangkitan awal bangsa harus dimulai
dengan penilaian guru yang suka membuat
pengorbanan. Para guru tidak hanya meanteachers di kelas
formal. Guru adalah pemimpin, orang tua, dan pendidik. Guru
adalah panutan. Guru adalah digugu (tidak terdengar) dan
direplikasi (disalin). Guru tidak hanya mengajarkan bagaimana
menjawab pertanyaan nasional yang trampil ujian, tetapi
dirinya dan hidupnya harus menjadi contoh bagi murid-
muridnya. Pendidikan itu masuk dalam bahasa Indonesia
sekarang periode yang sangat aneh. Ditemani dengan berbagai
dana program terobosan besar tampaknya mampu
memecahkan masalah mendasar di Indonesia pendidikan, yaitu
cara mempublikasikan keunggulan manusia Indonesia, iman,
kesalehan, profesionalisme
dan karakter. Para siswa melakukan tindakan menyimpang
membuat pendidikan menjadi karakter yang mendesak untuk
dilakukan diterapkan di berbagai tingkatan sekolah. Fondasi
karakter yang kuat, akan dibuat siswa juga mampu bersaing di
masa depan di arena internasional. Wajah orang Indonesia
melotot
pendidikan dengan berbagai miring berita. Mulai itu disebut
aksi perkelahian, penindasan, dan penyalahgunaan narkoba
alkoholisme, pergaulan bebas di antara siswa yang mengarah
ke aborsi dan yang lainnya. Pendidikan karakter berusaha
menanamkan berbagai kebiasaan-kebiasaan baik kepada siswa
agar bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa. Mengenai tindakan yang dianggap baik
ataupun buruk,terdapat delapan belas nilai karakter yang
dikembangkan dalam pendidikan karakter yang terdiri dari
religius, jujur,toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu,semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cintai
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
tanggung jawab.Masing-masing sekolah bebas
memprioritaskan nilai mana yang akan dikembangkan sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan lingkungan
sekitar, religius dan disiplin merupakan salah satu nilai
karakter yang ada dalam pendidikan karakter, religius
berkenaan dengan prilaku dan sikap yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianut setoleransi terhadap
pemeluk agama lain dan hidup rukun sedangkan disipin adalah
tindakan atau prilaku tertib dan patuh terhadap ketentuan dan
peraturan.Meskipun begitu,karakter yang mencerminkan
manusia yang beragama dan disipin tidak selalu terbangun
dalam diri setiap orang, hal itu terjadi karena kurangnya
kesadaran dalam beragama dan berperilaku disiplin. Seperti di
dunia pendidikan, khususnya di sekolah.Praktik-praktik
pembusukan karakter telah lama berlangsung.