Anda di halaman 1dari 10

Orbit Planet-planet

Oleh : Dr. Chatief Kunjaya Planet-planet berevolusi mengelilingi Matahari pada orbit yang hampir sebidang dengan arah putaran yang sama, juga searah dengan rotasi Matahari dan juga arah rotasi planet-planet kecuali planet Venus dan Neptunus. Orbit planet-planet umumnya hampir lingkaran. Fakta -fakta ini memberikan indikasi kuat bahwa Matahari dan planet-planet lahir melalui suatu mekanisme bersama, tidak saling bebas. Pada Majalah Astronomi Vol 1 no 2, Maret 2009, Widya Sawitar sudah menjelaskan tentang bagaimana Tata Surya terbentuk dari pengerutan awan gas antar bintang. Awan yang mengerut itu akan berotasi sehingga terbentuk piringan. Bagian pusat akan menjadi Matahari, sedangkan pada piringan akan terbentuk pengerutan-pengerutan yang lebih kecil membentuk planet -planet. Karena orbit planet-planet berasal dari orbit piringan yang sama , maka dapat dipahami mengapa orbit planet-planet hampir sebidang dan masing-masing orbit itu berbentuk hampir lingkaran. Sifat-sifat orbit ke delapan planet dapat diterangkan dengan baik oleh teori kabut dan teori protoplanet, tetapi sifat-sifat Pluto tidak. Tidak seperti orbit planet-planet lain yang hampir lingkaran, orbit Pluto lonjong sehingga kadang -kadang lebih dekat ke Matahari daripada planet Neptunus. Bidang orbitnya juga menyimpang 17 dari bidang orbit Bumi. Ukurannya tidak besar seperti planet -planet Jovian dan tidak diselubungi kabut gas tebal. Fakta-fakta ini membuat para astronom menduga, Pluto tidak lahir dengan cara yang sama dengan plan et-planet lain. Maka sejak tahun 2006 Pluto tidak lagi dikategorikan planet melainkan planet kerdil. Planet-planet yang lebih dekat ke Matahari dari pada Bumi, yaitu Merkurius dan Venus, nampak dari Bumi hanya pada pagi hari sebelum Matahari terbit atau so re hari setelah Matahari terbenam. Kedua planet itu nampak selalu mengikuti Matahari dari jarak yang tidak terlalu jauh. Jarak sudut antara planet dengan Matahari dilihat dari Bumi disebut elongasi. Paling jauh Merkurius hanya berjarak sudut sekitar 28 dari Matahari sedangkan Venus sekitar 47. Karena orbit Bumi dan planet dalam berbentuk elips, sudut elongasi terbesar ini juga berbeda -beda dari satu periode ke periode berikutnya. Sudut -sudut itu, berturut-turut disebut elongasi terbesar Merkurius dan Venu s. Hal ini dapat dijelaskan secara geometris pada gambar di bawah ini : Karena dekatnya dengan Bumi, kalau sedang nampak, Venus seperti bintang yang sangat terang, ketiga paling terang di langit setelah Matahari dan Bulan. Maka Venus sering dinamai Bintang Pagi

atau Bintang Timur kalau kebetulan nampak pada pagi hari dan disebut Bintang Sore ketika kelihatan sore hari. Dahulu Venus disebut bintang karena orang zaman dahulu tidak bisa membedakan bintang dengan planet. Ketika sudut elongasi planet 0 dikatakan planet dalam keadaan konjungsi. Konjungsi ada dua macam, jika planet berada diantara Bumi dan Matahari dikatakan planet dalam keadaan konjungsi inferior, sedangkan jika planet berada di belakang Matahari dikatakan konjungsi superior. Pada saat konjungsi inferior, kalau planet Merkurius atau Venus tepat berada di bidang ekliptika diantara Bumi dan Matahari kita bisa mengamati fenomena transit, yaitu peristiwa melintasnya planet di piringan matahari. Karena cahaya matahari sangat terang planet yang transit akan tampak sebagai lingkaran hitam. Peristiwa transit hanya bisa terjadi pada planet Merkurius dan Venus, saat itulah letak planet terdekat dari Bumi. Planet luar seperti Mars, Jupiter dan lain -lain tidak bisa mengalami transit karena tidak akan pernah bisa berada diantara Matahari dan Bumi. Saat planet luar terdekat dari Bumi adalah saat oposisi, yaitu ketika arah ke planet dan arah ke Matahari dari Bumi nampak berlawanan. Untuk pengamat di dekat khatulistiwa, ketika Mars oposisi, saat matahari terbena m Mars baru terbit, Mars akan nampak di atas horizon sepanjang malam dan nampak lebih terang dari pada saat-saat lain. Planet luar seperti Jupiter, Saturnus dan lain -lain tidak dapat dilihat pada saat konjungsi, karena berada di belakang Matahari. Meskipun planet luar menyimpang sedikit dari keadaan konjungsi, sehingga tidak terhalang oleh piringan Matahari, tetap sulit melihatnya karena jauh dari Bumi sehingga lebih redup, diperparah lagi oleh gangguan cahaya matahari yang menyilaukan. Apakah pada saat oposisi planet luar, Bumi dan Matahari satu garis lurus? Bisa! Tapi umumnya tidak persis satu garis lurus karena bidang orbit planet-planet dan bidang orbit Bumi tidak persis satu bidang, melainkan membentuk suatu sudut kecil. Saat oposisi adalah saat terbaik mengamati planet luar, karena jaraknya yang dekat sehingga tampak lebih terang, lagi pula saat oposisi adalah saat planet luar nampak paling lama pada malam hari. Oposisi yang sempat membuat heboh adalah oposisi planet Mars tahun 2003. Mengapa demikian menghebohkan ? padahal dalam waktu tidak sampai dua tahun bisa ada dua kali oposisi. Karena oposisi Mars 2003 adalah oposisi terdekat yang sangat jarang terjadi. Mars nampak sangat terang sehingga menjadi benda langit malam paling terang setelah Bulan. Mengapa ada oposisi dekat ada oposisi jauh? Karena orbit planet-planet tidak lingkaran sempurna, melainkan agak lonjong. Kelonjongan orbit planet dinyatakan dalam eksentrisitas e, yang didefinisikan sebagai berikut:

e = (1-(b2 / a2)) Dengan a = setengah sumbu panjang elips b = setengah sumbu pendek Jarak perihelion (terdekat dari Matahari) : a(1 - e) Jarak aphelion (terjauh dari Matahari): a(1 + e) Jika kebetulan pada saat oposisi Mars, Bumi dekat dengan aphelion (titik terjauh dari matahari) sedangkan Mars dekat dengan perihelion (titik terdekat dari Matahari), maka jarak Bumi Mars menjadi lebih dekat daripada saat oposisi biasanya, dan Mars menjadi sangat terang.

Garis-garis pada Spektrum Bintang


intang memancarkan cahaya sendiri karena ada peristiwa pembangkitan energi di pusatnya. Energi yang tercipta kemudian merambat kepermukaan dan akhirnya dipancarkan keluar dari bintang itu sebagai radiasi elektromagnetik dalam berbagai panjang gelombang. ifat-sifat radiasi yang dipancarkan oleh bintang antara lain dijelaskan oleh hukum lanck.

Gambar 1 Kurva distribusi energi Planck untuk benda hitam bersuhu 7000 K, puncaknya berada pada 4100 Menurut lanck, suatu benda yang memiliki sifat sebagai pemancar dan penyerap yang baik akan memancarkan radisi elektromagnetik dengan distribusi tertentu. Lebih tepatnya jika kita membuat grafik antara intensitas radiasi terhadap panjang gelombang kita akan mendapati bentuk seperti gunung (lihat gambar 1). osisi

puncak gunung itu ada pada panjang gelombang berapa, tergantung pada temperatur benda itu. emakin tinggi temperatur benda pemancar, letak puncak gunung itu akan semakin ke arah kiri (ke arah panj ang gelombang yang lebih pendek). Jadi sebagai indikator temperatur benda pemancar radiasi. Akan tetapi kalau kita perhatikan spektrum bintang -bintang, distribusi intensitas itu tidak semulus yang digambarkan oleh hukum lanck, melainkan kebanyakan menampakkan adanya celah-celah tajam. alau kita lihat foto spektrumnya akan nampak garis-garis gelap yang bersesuaian dengan posisi celah-celah tajam itu, yang merupakan garis serapan.

Gambar 2 atas distribusi energi yang dipancarkan bintang kelas A yang bertemperatur sekitar 7500 K, bawah, spektrum bintang kelas A. Grafik diatas dapat diperoleh dengan merunut spektrum bintang sehingga grafik atas sering disebut spektrum satu dimensi ementara itu, ada bintang-bintang lain yang justru menampakkan bentuk seperti duri menonjol keatas pada spektrumnya. Jika kita lihat foto spektrumnya,bintang bintang semacam ini menampakkan garis -garis terang, yang menunjukkan bahwa pada panjang gelombang itu intensitas radiasi yang dipancarkan bintang lebih tinggi daripada panjang gelombang sekitarnya. Ini yang disebut garis emisi.

Gambar 3 Contoh spektrum bintang yang mengandung garis emisi, sumber : www.astrosurf.com/~buil/us/peculiar2/wolf.htm agaimana garis-garis serapan dan emisi itu dapat terbentuk ? Hal ini dapat dijelaskan oleh hukum irchoff. Jika cahaya terpancar dari sebuah sumber yang panas dan bertekanan tinggi, distribusi intensitasnya akan mulus seperti yang dijelaskan oleh hukum lanck. Jika cahaya dari sumber itu melewati gas yang lebih dingin dan bertekanan rendah, maka akan terbentuk garis -garis serapan, dengan pola yang bergantung pada jenis gas yang dilewati. uatu gas bertekanan rendah yang dipijarkan atau mendapat cahaya dari arah lain akan memancarkan garis-garis emisi. enjelasannya dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Proses terjadinya garis absorpsi dan emisi. 1. Jarak Planet Merkurius pada titik perihelionnya adalah 0,341 SA dari Matahari dan setengah sumbu panjangnya adalah 0,3 87 SA. Luas daerah yang disapunya dalam satu periode adalah : a. b. c. d. e. 0,467 SA2 0,312 SA2 0,104 SA2 0,213 SA2 0,621 SA2

Jawab:

Pada Majalah Astronomi Vol 1 no 3 hal 25, telah dijelaskan tentang rumus jarak perihelion : a(1-e), dengan demikian dapat diperoleh eksentrisitas orbit Merkurius : 0,119. Dengan rumus b2=a2(1-e2) Dapat diperoleh b = 0,384 Luas elips : ab = 0,467 SA2 2. Callisto merupakan bulannya planet Jupiter, mengedari planet Jupiter pada jarak 1,88 juta km dan dengan periode 16,7 hari. Apabilamassa Callisto diabaikan karena jauh lebih kecil daripada massaJupiter, maka massa planet Jupiter adalah a. b. c. d. e. 10,35 10 -4 massa Matahari 9,35 10 -4 massa Matahari 8,35 10 -4 massa Matahari 7,35 10-4 massa Matahari 6,35 10 -4 massa Matahari

Jawab: Jika massa Jupiter dinyatakan dalam massa Matahari, jarak dalam SA, 1,88 juta km = 0.0125 SA waktu dalam tahun, 16,7 hari = 0.0457 tahun, hukum Kepler untuk satelit-satelit Jupiter dapat dinyatakan sebagai : a3/T2 = Mj/Mo, Mj adalah massa Jupiter dan Mo massa Matahari dan T adalah periode satelit Jupiter. Dengan demikian diperoleh M j = 9,35 10 -4 massa Matahari 3. Jika jarak terdekat komet Halley ke Matahari adalah 8,9 x 10 10meter, dan periodenya 76 tahun, maka eksentrisitasnya adalah : a. 0,567 b. 0,667 c. 0,767 d. 0,867 e. 0,967 Jawab: Dengan Hukum Kepler III dapat diperoleh setengah sumbu panjang orbit komet Halley: a3=762

Maka a = 17,94 SA Jarak perihelion : 8,9 x 10 10 meter = 0,593 SA = a(1-e) Maka e = 0.967 4. Sebuah pesawat ruang angkasa mengelilingi Bulan dengan orbit yang berupa lingkaran dengan radius orbit 1737 km dan dengan periode orbit sebesar 2 jam. Apabila gaya gravitasi yang disebabkan Bulan pada pesawat ruang angkasa ini sama dengan gayasentrifugalnya, maka massa Bulan yang ditentukan berdasarkan keduagaya ini adalah ..... (G = 6,67 x 10 -11 m3 kg-1 s-2) a. 5,98 x 10 26 kg b. 5,98 x 10 24 kg c. 5,98 x 10 22 kg d. 5,98 x 10 20 kg e. Masa bulan tidak bisa ditentukan dengan cara ini Jawab: Radius orbit : 1737 km = 1737000 m (mengorbit dekat dengan permukaan bulan) Periode orbit 2 jam = 7200 detik Gaya sentrifugal (=sentripetal) = gaya gravitasi bulan
2

r = GMbln/r2 , Mbln adalah massa bulan


2

Mbln = 4

r 3 /GT2 = 5,98 x 1022 kg

Soal ini bisa juga dijawab dengan hukum Kepler III agaimana proses ini dapat terjadi pada bintang sehingga spektrum suatu bintang menampakkan garis absorpsi, sementara bintang lain garis emisi? ebenarnya di atmosfir bintang proses emisi dan absorpsi selalu terjadi, dengan sumber cahaya kontinum yang berasal dari proses pembangkitan energi di pusat bintang, tinggal proses mana yang lebih dominan. ada bintang yang atmosfirnya tidak terlalu tebal dibandingkan dengan radius bintang, proses absorpsi akan lebih dominan, sedangkan pada bintang beratmosfir tebal proses emisi lebih dominan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Bintang beratmosfir tipis dan beratmosfir tebal. agi pengamat, daerah yang menghasilkan garis absorpsi adalah atmosfir bagian A, sedangkan yang menghasilkan emisi adalah daerah . ada gambar 5a tampak volume daerah A lebih besar daripada daerah + , sehingga proses absorpsi lebih dominan dan spektrum bintang menampakkan garis -garis absorpsi. ada gambar 5b daerah A lebih kecil daripada daerah + , sehingga proses emisi lebih dominan dan spektrum bintang menampakkan garis -garis emisi. ontoh So l:So l engol h n d t OS pektrum bintang Di bawah ini diperlihatkan empat buah spektrum bintang lengkap dengan g arisgaris absorpsi yang tampak pada setiap spektrum. Nama -nama unsur kimia yang ditulis di bagian atas spektrum nomor I berlaku untuk keempat spektrum, sedangkan nama unsur yang berada di bagian bawah setiap spektrum hanya berlaku untuk spektrum di atasnya saja. a. Urutkanlah keempat spektrum bintang di bawah berdasarkan temperaturnya mulai dari yang terpanas ke yang terdingin, dan jelaskan alasannya mengapa kamu mengurutkan seperti itu! b. ebutkan unsur atau elemen kimia pada garis spektrum yang diberi n omor 1, 2 dan 3 di bawah spektrum nomor I. 2005

c. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan penampakan garis -garis spektrum bintang seperti yang diperlihatkan di bawah.

Jawab: a. intang IV adalah bintang yang dingin, terbukti dari adanya garis molekul TiO yang hanya bisa terbentuk pada temperatur rendah. intang III adalah yang terpanas, demikian panasnya sehingga Helium pun bisa terionisasi, lagipula bagian biru dari spektrumnya adalah yang paling terang. Adanya garis -garis band dan G band pada bintang II menunjukkan temperatur yang tidak terlalu tinggi, lebih rendah dari bintang I,tapi lebih tinggi daripada bintang IV. Maka urutan bintang berdasarkan temperatur, dimulai dari yang terpanas adalah : III, I, II, IV b. Dilihat dari urutan keteraturannya : 1. H , 2. H ,3. Hc. c. erbedaan penampakan garis-garis spektrum bintang itu karena perbedaan temperatur. ada bintang bertemperatur tinggi, Hidrogen banyak yang tereksitasi ke tingkat energi tinggi, bahkan ionisasi,sehingga yang tersisa di tingkat energi n=2 yang menyebabkan garis-garis almer menjadi sedikit.Temperatur tinggi mampu mengionosasi Helium sehingga garis Helium terionisasi bisa nampak. ada bintang yang bertemperatur lebih rendah, lebih banyak Hidrogen di tingkat energi n=2, sehingga garis-garis almer lebih kuat, dan paling kuat pada bintang kelas A yang diwakili oleh bintang I. ada bintang yang bertemperatur lebih rendah dari kelas A, banyak elektron yang berada dalam keadaan dasar sehingga yang di n=2 lebih sedikit dan garis almer lebih lemah. ada bintang yang lebih dingin, lebih banyak elektron Hidrogen yang berada dalam keadaan dasar. ehingga garis -garis

Hidrogen almer lebih lemah lagi bahkan tidak kelihatan, tapi muncul garis molekul TiO.

Anda mungkin juga menyukai