Anda di halaman 1dari 2

metro banjar � serambi ummah � spirit kalsel � diafragma � pasar

berita cetak
home
berita utama
nusantara
banjarmasin bungas
bisnis
sport vaganza
local sport
opini
hot line
kalimantan selatan
kalimantan timur
kalimantan tengah
hiburan-gaya hidup
internasional
berita kemarin
info data & media
banjarmasin post
susunan redaksi
pasang iklan
order cetak
berlangganan
supporting by
thursday, 02 august 2007 01:19
gunakan kekayaan untuk memakmurkan rakyat orang terkaya di indonesia kembali
diumumkan. kini orang nomor satu terkaya adalah budi hartono (66), pemilik
perusahaan rokok djarum dengan total kekayaan rp 37,8 triliun. di tempat kedua
rahman halim (60), pengusaha rokok gudang garam (rp 31,5 triliun), menyusul eka
tjipta wijaya (84) pemilik sinar mas group (rp 27,9 triliun). kemudian sudono
salim yang lebih dikenal liem sioe liong (92) dari salim group (rp 25,2 triliun),
putra sampurna (59) mantan pemilik pabrik rokok sampurna (rp 19,8 triliun).
masih ada lagi sederet nama orang terkaya seperti aburizal bakrie (menko kesra),
sultan hemengku buwono x (gubernur di yogyakarta), jusuf kalla (wakil presiden),
pengusaha minyak arifin panigoro dan lain-lain.

nama-nama di atas diumumkan executive chairman globe asia rizal ramli di jakarta.
menurut rizal, mereka hanyalah sebagian dari 150 orang terkaya di indonesia yang
saat ini menguasai kekayaan rp 419 triliun. setiap tahun mereka hanya saling
geser kedudukan tempat teratas. yang menarik, di antara mereka adalah pengusaha-
pengusaha
muda seperti sandiaga uno (38), benyamin jiaravanon (36), chaerul tanjung (45)
dan rahmat gobel (45).

kita tentu gembira dan bangga atas keberhasilan mereka. semangat


kewirausahaannya telah mengangkat namanya demikian tinggi dalam jajaran dunia
bisnis di indonesia yang sedang terpuruk ini. mereka orang-orang yang mau
memeras keringat dengan membuka lapangan kerja dan memberikan kontribusi pajak
yang tinggi kepada negara. seandainya para taipan di indonesia bersikap seperti
itu niscaya negeri ini tidak akan mengalami krisis berkepanjangan. sayang
sebagian dari konglomerat yang sudah dibesarkan oleh pemerintah justru menjadi
pecundang, ngemplang utang dan melarikan diri ke luar negeri termasuk singapura.
menurut catatan, dari 55.000 orang super kaya di singapura, 18.000 orang dari
indonesia dengan kekayaan sekitar rp 800 triliun.

harapan kita, orang-orang terkaya di indonesia bisa menggunakan kekayaannya


untuk membangun bangsa, memakmurkan rakyat dengan mengembangkan suku-suku usaha
di indonesia, tidak menanamkan modalnya di luar negeri. sebab pada saat
indonesia sedang mengalami krisis seperti ini rasanya tidak nasionalis jika
orang memilih membawa modalnya ke luar indonesia sementara negeri sendiri
memerlukan investasi untuk mengangkat pertumbuhan.

kita semua juga tahu bahwa konsumen utama dari produk mereka adalah rakyat.
rokok, misalnya, di manapun orang mengisap rokok. meski berbagai peringatan akan
bahaya rokok terus dikumandangkan, bahkan lewat iklan rokok sekalipun, produksi
rokok tidak berkurang. kalangan yang sadar kesehatan kini memang banyak yang
berhenti merokok, tapi jumlahnya tak sebanding dengan hadirnya perokok baru yang
terus betambah. iklan-iklan rokok yang begitu dekat dengan komunitas anak muda
terus bermunculan, mengajak anak-anak untuk merokok, bahkan melahirkan
kebanggaan tersendiri dengan merek-merek tertentu. dari segi ini mungkin
pengusaha rokok termasuk "berdosa", tapi pemerintah tidak bisa lain karena cukai
yang didapat dari tembakau cukup tinggi.

di luar rokok, konsumen minyak goreng, tepung terigu, barang-barang elektronik


dan lainnya juga rakyat. karena itu wajarlah kalau para konglomerat berkewajiban
ikut memakmurkan rakyat melalui investasi yang bisa menyerap tenaga kerja dan
meningkatkan pendapatan pajak. perilaku pengusaha nasional diharapkan memiliki
tanggung jawab yang lebih dibanding pengusaha asing yang sering berbenturan
dengan rakyat karena hanya ingin mendapat untung besar tanpa memikirkan nasib
rakyat. kasus newmont di manado, tambang emas tembagapura di papua atau sepatu
nike di jakarta adalah contoh-contoh kurang tanggung jawabnya pengusaha terhadap
nasib rakyat atau buruh.

tentu pengusaha nasional juga harus terus dirangsang agar tidak mengalirkan
dananya ke luar. kecuali perizinan yang mudah, pungutan liar ditekan dan adanya
kepastian hukum, masyarakat juga dituntut kesadarannya untuk ikut menciptakan
iklim yang tidak membuat takut para investor ***
copyright � 2003 banjarmasin post

opini & tajuk


"menantang" bpost

tajuk - gunakan kekayaan untuk memakmurkan rakyat

suara rekan - kartu merah bagi kepala daerah

mereka bicara

gedung hj djok mentaya, jl as musyaffa no16 banjarmasin 70111 phone: +62-511-


3354370
fax: +62-511-4366123

Anda mungkin juga menyukai