Anda di halaman 1dari 4

tarif iklan hu pikiran rakyat 2007 <../../../iklan/index.

html>

berita sms - pr mobile <../../../iklan/sms.htm>

*edisi cetak - kamis, 02 agustus 2007* halaman utama <index.html>


sekilas pikiran rakyat <../../sekilas_pr.htm> kontak redaksi
<mailto:redaksi@pikiran-rakyat.co.id>

> *rubrik*
utama <01-utama.htm>
bandung raya <02-bandung.htm>
jawa barat <03-jabar.htm>
dalam negeri <04-dalamnegeri.htm>
ekonomi & keuangan <06-ekonomi.htm>
pendidikan <07-pendidikan.htm>
olah raga <08-olahraga.htm>
opini <09-opini.htm>

> *sub rubrik*


tajuk rencana <99tajuk.htm>
kolom <99kolom.htm>
info kita <99infokita.htm>
berita keluarga <99beritakeluarga.htm>
forum guru <99forumguru.htm>
manajemen qalbu <99qalbu.htm>
apa & siapa <99apasiapa.htm>
surat pembaca <99suratpembaca.htm>
sekilas bandung <99sekilasbandung.htm>
sekilas daerah <99sekilasdaerah.htm>
sekilas dalam negeri <99sekilasdalamnegeri.htm>
sekilas ekonomi <99sekilasekonomi.htm>
sekilas pendidikan <99sekilaspendidikan.htm>
sekilas olah raga <99sekilasolahraga.htm>

> *webmail*
pikiran-rakyat.co.id <http://www.pikiran-rakyat.co.id/webmail>

> *arsip*
pikiran rakyat <../../2007-pr.htm>
teropong <../../2007-teropong.htm>
selisik <../../2007-selisik.htm>
belia <../../2007-belia.htm>
gelora <../../2007-gelora.htm>
kampus <../../2007-kampus.htm>
cakrawala <../../2007-cakrawala.htm>
otokir <../../2007-otokir.htm>
khazanah <../../2007-khazanah.htm>
geulis <../../2007-geulis.htm>
pe er kecil <../../2007-percil.htm>
pakuan <../../2007-pakuan.htm>
bekasi raya-purwasuka <../../2007-purwasuka.htm>

> *opini*
menyelamatkan pts indonesia
oleh ki supriyoko

keluhan paling signifikan di kalangan para pengelola perguruan tinggi


swasta (pts) di indonesia pada umumnya sekarang ini menyangkut relatif
sedikitnya mahasiswa baru, meskipun proses penerimaan mahasiswa baru
masih berlangsung di banyak pts. konon, berbagai upaya telah ditempuh
tetapi tetap saja kandidat mahasiswa yang masuk relatif sedikit,
setidaknya lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya.

beberapa program studi pada pts bahkan nyaris tidak ada kandidat
"penghuni" yang datang. bagaimana mungkin sebuah program studi hanya
diminati oleh sepuluh atau bahkan kurang, kandidat mahasiswa baru.

keluhan lanjutan pengelola pts menyangkut "keselamatan" lembaga; makin


sedikit jumlah mahasiswa makin sedikit pula dana pendidikan yang
dikumpulkan dari intelektual muda tersebut. kalau biaya /overhead/ yang
dikeluarkan adalah tetap, apalagi makin besar, khususnya yang menyangkut
biaya tetap (/fiks cost/) maka kebangkrutan finansial telah mengancam.
kebangkrutan finansial ini bisa menyebabkan ditutupnya program studi
pada pts, bahkan bukan tidak mungkin ditutupnya pts itu sendiri.

belajar dari australia

mengapa banyak pts kita yang terancam eksistensinya gara-gara tidak


mendapatkan mahasiswa dalam jumlah yang memadai? banyak faktor yang
menyebabkan, salah satunya karena pengelola tidak mau "jemput bola"
dalam mencari mahasiswa. dalam hal yang begini kiranya kita perlu
belajar dari perguruan tinggi, ptn, dan pts, di australia. mereka punya
gaya tersendiri dalam mencari mahasiswa, yaitu "jemput bola", tidak saja
di wilayah australia tetapi sampai ke mancanegara.

adalah royal melbourne institute of technology (rmit) university.


universitas besar yang kampus pusatnya berada di jantung kota melbourne
dengan jumlah mahasiswanya puluhan ribu ini secara konsisten menerapkan
strategi "jemput bola" dalam mencari mahasiswa.

saya pernah mengunjungi rmit university baik yang ada di pusat kota,
city campus, maupun di daerah pinggiran, bundoora campus dan brunswick
campus, ditemui deputi akademik, prof. david wilmoth, ph.d. bahkan ia
pernah mengunjungi saya di yogyakarta. yang membuat saya salut, meskipun
jumlah mahasiswa universitas ini puluhan ribu orang tetapi masih
menerapkan strategi "jemput bola" dalam mencari mahasiswa.

untuk mencari mahasiswa, rmit university memperkuat institusi di dalam


dan baru "berburu" mahasiswa ke luar.

dalam memperkuat institusi mereka bergabung dengan asosiasi yang ada


seperti association of heads of australian university colleges and halls
inc. (ahauchi), council of australian university directors of
information technology (caudit), the australian vice-chancellor's
committee (avcc), australian universities quality agency (auqa),
australian educational international (aei), australia's academic and
research network (aarn), dsb. melalui asosiasi ini mereka berdiskusi
untuk memperkuat institusi dan meningkatkan peran.

dalam mencari mahasiswa, rmit university bekolaborasi dengan "agen


pendidikan" seperti edlink, australian agency for international
development (aus-aid), idp education australia, winik education and
servives, dsb. di indonesia agen ini membuka kiprahnya di kota-kota
besar seperti jakarta, bandung, yogyakarta, surabaya, denpasar, medan,
dsb. layanan yang diberikan kepada (calon) mahasiswa pun menawan seperti
informasi lengkap, pendaftaran di agen (tidak harus ke australia),
diskusi /online /internet, penjemputan di bandara (bagi yang mendaftar),
akomodasi sementara, nasihat oleh kakak kelas (senior mentoring), dan
sebagainya.

sekarang jumlah mahasiswa rmit university lebih dari 50.000 orang, dan
9.447 di antaranya merupakan mahasiswa asing (/international student/)
termasuk 900-an orang berasal dari indonesia. relatif banyaknya
mahasiswa asing di universitas tersebut tentu tidak dapat dilepaskan
dari penerapan strategi "jemput bola" dalam mencari mahasiswa.

cara tersebut ternyata juga dipraktikkan oleh universitas lain di


australia umumnya seperti university of south australia dengan 10.000
dari 30.000-an mahasiswa, swinburne university of technology dengan
3.500 dari 45.000-an mahasiswa, university of canberra dengan 1.300 dari
10.000-an mahasiswa, queensland university of technology dengan 5.000
dari 40.000-an mahasiswa, dan sebagainya.

menghilangkan ego

strategi "jemput bola" dalam mencari mahasiswa tersebut sudah diterapkan


perguruan tinggi di australia selama bertahun-tahun dan hasilnya memang
sangat memuaskan. seandainya pts kita dapat menjalankan hal yang sama,
meski untuk sementara waktu tidak harus sampai ke luar negeri, kiranya
kekhawatiran atas "sepinya" mahasiswa dapat dihilangkan dan eksistensi
pts dapat diselamatkan.

maukah pts kita menjalankan hal seperti itu? tentang hal ini rasanya
sulit dilakukan dengan berbagai alasan. pertama, selama ini tidak pernah
dilakukan kerja sama antar-pts dalam mencari mahasiswa karena
masing-masing memikirkan dirinya sendiri. kedua, para pengelola pts
bahkan ada yang merasa gengsinya turun kalau harus memberikan pelayanan
menawan kepada para calon mahasiswa baru. ketiga, mereka pada umumnya
tidak memiliki pengalaman "jemput bola" dalam mencari mahasiswa tetapi
malu kalau belajar dari orang lain.

strategi "jemput bola" dalam mencari mahasiswa sebagaimana yang


diterapkan berbagai perguruan tinggi di australia baru dapat diterapkan
di negara kita kalau para pengelola pts dapat menghilangkan egonya
masing-masing untuk mau melaksanakan kerja sama antar-pts, melayani
kandidat mahasiswa baru, dan mau belajar dari pengalaman australia.

apakah mereka mau menghilangkan egonya masing-masing. entahlah, tetapi


demi keselamatan pts indonesia itu sendiri seharusnya mereka mau
melakukannya! ***

/penulis/, /mantan rektor universitas tamansiswa yogyakarta, wakil


presiden pape yang bermarkas di tokyo, jepang, dan beberapa kali
berkunjung ke rmit university australia./

> *suplemen*

suplemen kampus <kampus/index.html>


suplemen cakrawala <cakrawala/index.html>

> *iklan mini baris*


hotel <iklan/01-hotel.htm>
komputer <iklan/02-komputer.htm>
lowongan kerja <iklan/03-lowker.htm>
mobil <iklan/04-mobil.htm>
rumah <iklan/05-rumah.htm>
sepeda motor <iklan/06-sepedamotor.htm>
telepon <iklan/07-telepon.htm>

(c) 2006 - pikiran rakyat bandung


dikelola oleh pusat data redaksi <mailto:pusdat@pikiran-rakyat.co.id>
(unit: cyber media-dokumentasi digital)

kembali ke atas <#atas>

Anda mungkin juga menyukai